PENDAHULUAN
1. Batuan beku, yaitu batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma
tersusun dari mineral-mineral primer (silikat) dan terdiri atas batuan beku
intrusif dan batuan beku ekstrusif.
2. Batuan sedimen, yaitu batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan baik
yang berasal dari hasil sedimentasi mekanis, sedimentasi kimiawi, maupun
sedimentasi organik.
3. Batuan metamorf, yaitu batuan yang terbentuk akibat proses perubahan
tekanan (P) dan temperatur (T) atau keduanya dimana batuan memasuki
kesetimbangan baru tanpa adanya perubahan komposis kimia dan tanpa
melalui fase cair dengan temperatur berkisar antara 200-800oC.
batuan metamorf yang berumur pratersier sampai kwarter sebagai akibat proses
jumlah bahan galian industri yang cukup banyak, namun secara setempat mempunyai
jumlah yang mungkin sangat terbatas. Salah satu contohnya batu peridotit.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu batuan peridotit.
2. Untuk mengertahui proses terbentuknya.
3. Untuk mengetahui mineralogi dari batuan periodtit.
4. Untuk mengetahui potensi dan cadangan batuan peridotit di Indonesia.
5. Untuk mengetahui sistem penambangan dan pengolahan batuan peridotit.
6. Untuk mengetahui kegunaan dari batuian peridotit.
Sumber : geology.com
Gambar 1. Batuan Peridotit
Sumber : earthof-fire.com
Gambar 2. Lherzolit
Harzburgit, adalah peridotit olivin dan ortopiroksin sebagai mineral utama dan
spinel, garnet sebagai mineral yang dalam jumlah sedikit.
Sumber : homestead.com
Gambar 3. Harzburgit
Dunit, adalah peridotit dimana olivin sebagai mineral utama dan sebagian
mengandung kromit, piroksin, dan spinel.
Sumber : snipview.com
Gambar 5. Wehrlit
Sumber :umanitoba.ac
Gambar 6. Kimberlit
Peridotit terbentuk dari mineral yang pada umunya terbentuk pada suhu yang
sangat tinggi dan tidak stabil di permukaan bumi. Di mana pada suhu 1300 oC mineral
yang terbentuk adalah olivin, sedikit piroksin, calsiumrich dan sedikit plagioklas
feldspar dengan kadar silika (sio2) <50%. Seperti terlihat pada bagan Bowen’s
Gambar 8. feeding
b. Peremukan (crushing)
Tujuan dari peremukan ini adalah untuk memperkecil ukuran butir sesuai
dengan yang kita inginkan. Adapun untuk menentukan berapa kali proses
peremukan dapat dilihat dari ukuran umpan terbesar yang masuk dengan
c. Pengayakan (screening)
Tujuan dari proses pengayakan adalah untuk mengelompokkan produk dari
proses peremukan sesuai dengan ukuran butir yang ditentukan berdasarkan
permintaan pasar/konsumen. Dari hasil ayakan terakhir akan ditimbun disuatu
tempat disebut stock file.