Anda di halaman 1dari 15

AKIBAT HUKUM PENERAPAN UNDANG-UNDANG negara besar seperti China, India, Jepang, dan Korea

NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG PERUBAHAN Selatan.


ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 Penguasaan negara atas sumber daya alam
TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN sekaligus memberikan pemahaman bahwa dalam
BATUBARA TERHADAP PENINGKATAN NILAI hak penguasaan itu, negara hanya melakukan
TAMBAH PERTAMBANGAN1 pengurusan (bestuursdaad) dan pengolahan
Oleh: Risenly Faturahman Tapada 2 (beheersdaad), tidak untuk melakukan (eigensdaad)
J. Ronald Mawuntu 3 artinya, negara lebih bertindak sebagai pengurus
Maarthen Y. Tampanguma 4 daripada (sebagai) pemilik..5
Jika dilihat dari segi historis perkembangan
ABSTRAK pengaturan terhadap kegiatan pertambangan
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mineral dan batubara sudah ada dari saat zaman
mengetahui bagaimana pengaturan tentang Belanda sampai era reformasi saat ini. Di era
peningkatan nilai tambah pertambangan mineral Belanda kebijakan pertambangan di Indonesia
dan batubara menurut UU No.3 Tahun 2020 dan menerapkan Indische Mijnwet 1899, dan diubah
bagaimana akibat hukum penerapan aturan dengan Indische 1910 dan 1918 serta Mijnordonatie
peningkatan nilai tambah pertambangan mineral 1906, yang menegaskan bahwa pengurusan
dan batubara terhadap kegiatan usaha perizinan untuk perminyakan dan pertambangan
pertambangan, yang dengan metode penelitian bahan galian logam, batubara, batu permata, dan
hukum normatif disimpulkan: 1. Ketika undang- beberapa bahan galian lainnya dikeluarkan oleh
undang minerba Nomor 3 Tahun 2020 telah Pemerintah pusat.6
disahkan maka sesuai dengan amanat pada pasal Pasca kemerdekaan, diterbitkan Peraturan
104B UU No. 3 Tahun 2020 berbunyi Ketentuan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 37
lebih lanjut mengenai peningkatan nilai tambah tahun 1960 tentang pertambangan dan Peraturan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal l02, Pengolahan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 44
dan/atau Pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Tahun 1960 tentang Minyak dan Gas. Saat
Pasal 103 dan Pasal l04, dan tata cara pemberian memasuki era orde baru, dikeluarkanlah Undang-
penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal undang Nomor 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-
104A, diatur dengan atau berdasarkan Peraturan ketentuan Pokok Pertambangan. Meskipun Undang-
Pemerintah. 2. Dalam kasus ini terjadi kekosongan Undang ini diharapkan membuka peluang investasi
hukum yang berdampak terhadap kegiatan usaha asing masuk ke Indonesia melalui kontrak karya
pertambangan dalam hal melakukan peningkatan tetapi disisi lain dinilai hal tersebut membatasi
nilai tambah atau pengolahan dan pemurnian akses rakyat terhadap bahan galian. Hal tersebut
komoditas tambang dimana belum adanya aturan terlihat dari pengaturannya, bahwa kegiatan usaha
pelaksana UU Minerba membuat kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh rakyat, dengan
pertambangan di daerah maju mundur. memakai peralatan yang sederhana guna untuk
Kata Kunci: Pertambangan; Peningkatan Nilai memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kemudian
Tambah. perizinan untuk bahan galian B tetap dikeluarkan
oleh menteri. 7 Substansi peraturan tersebut
PENDAHULUAN mempunyai karakteristik sebagai berikut: 8
A. Latar Belakang Masalah 1. Berciri sentralistik atau ortodoks;
Indonesia merupakan negara yang kaya atas 2. Bertentangan dengan konstitusi, yaitu
sumber daya alam, salah satunya yaitu Mineral dan ketentuan-ketentuan tentang tambang rakyat
Batubara. Dimana kandungan mineral terdapat hanya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari;
unsur-unsur kimia yang sangat berharga contohnya
emas, tembaga, nikel dan senyawa lain yang 5
memiliki nilai guna yang tinggi, dan Batubara yang Mawuntu, J. Ronald. "Konsep penguasaan negara
berdasarkan pasal 33 UUD 1945 dan putusan mahkamah
menjadi salah satu komoditas yang paling banyak di konstitusi." Jurnal Hukum Unsrat 20.3 (2012). Hlm 16
ekspor keluar negeri karena Batubara merupakan 6
Otong Rosadi, Pertambangan dan kehutan dalam perspektif
bahan bakar utama pembangkit listrik di negara- cita hukum Pancasila, Yogyakarta, Thafa Media, 2012, Hlm
28-29
7
Dwi Haryadi, Pengantar Hukum Pertambangan, Bangka
1
Artikel Skripsi Belitung, UBB Press, 2018, Hlm 17
2 8
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM 18071101433 Nanyang Sudrajat, Teori dan Praktik Pertambangan di
3
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Indonesia Menurut Hukum, Yogyakarta, Pustaka Yustisia,
4
Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum 2010, Hlm 38
1
3. Merendahkan hak dan martabat rakyat. direalisasikan karena infrastruktur pengelolaan dan
Pasca Reformasi, melihat begitu banyak pemurnian hasil tambang di Indonesia belum dapat
masalah, ada tuntutan untuk dilakukan Perubahan menyerap semua hasil tambang dimana kapasitas
terhadap Undang-Undang Nomor 11 tahun 1967. smelter di Indonesia yang terbatas. Dan pada tahun
Maka dari itu dikeluarkanlah Undang-Undang 2020 UU Minerba terbaru yaitu Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 dimana karakteristik dari Nomor 3 Tahun 2020 mengatur kembali tentang
undang-undang tersebut adalah desentralistik atau Peningkatan Nilai tambah, mulai dari melakukan
kewenangan pemberian izin dilakukan oleh pengolahan dan pemurnian di dalam negeri
Pemerintahan daerah, membuka kembali akses maupun larangan ekspor mineral mentah yang akan
pertambangan rakyat, dan juga mengatur terhadap ditutup pada tahun 2023 nanti. Akan tetapi pada
peningkatan nilai tambah atau pengolahan dan tahun 2020 total realisasi smelter di indonesia
pemurnian hasil tambang di dalam negeri. tercatat hanya sebanyak 19 smelter, dimana untuk
pengaturan mengenai pertambangan mineral dan dapat meneyerap seluruh hasil tambang dari
batubara yang saat ini diatur dalam Undang-Undang seluruh Indonesia membutuhkan 59 smelter hal
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan tersebut dapat menyebabkan permasalahan yang
Mineral dan Batubara masih belum dapat terjadi pada UU No. 4 Tahun 2009 tentang
menjawab perkembangan, permasalahan, dan Pertambangan Mineral dan Batubara akan terjadi
kebutuhan hukum dalam penyelenggaraan kembali dalam UU Minerba terbaru.
pertambangan mineral dan batubara, sehingga Peningkatan nilai tambah dalam sektor
perlu dilakukan Perubahan agar dapat menjadi pertambangan merupakan salah satu kebijakan
dasar hukum yang efektif, efisien, dan komprehensif Pemerintah untuk dapat mengoptimalkan kekayaan
dalam penyelenggaraan pertambangan mineral dan alam yang dimiliki agar dapat sepenuhnya dinikmati
batubara. Maka dari itu diterbitkannya UU Minerba oleh rakyat Indonesia. Kebijakan tersebut
terbaru yaitu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020. merupakan bentuk transformasi ekonomi menuju
Dimana ada poin-poin penting yang dapat sebuah industrialisasi, hilirisasi. Dari sebelumnya
dilihat dari UU Minerba terbaru yaitu: hanya mengekspor bahan mentah seperti nikel,
1. Kewenangan Pengelolaan Minerba batubara dan komiditas lainya dan sekarang
diselenggarakan oleh Pemerintah pusat menjadi pengekspor bahan setengah jadi atau
(Sentralistik). bahan jadi. Dimana hal tersebut meningkatkan nilai
2. Pengaturan terkait konsep Wilayah tambah serta dapat membantu memenuhi
Hukum Pertambangan. kebutuhan dalam negeri sehingga berpotensi
3. Jaminan perpanjangan izin operasi meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia.
kepada pemegang IUP dan IUPK. Kegiatan pengolahan dan pemurnian
4. Peningkatan Nilai Tambah dilakukan dengan menggunakan unit pengolahan
5. Penguatan BUMN dan pemurnian yang disebut Smelter. Hingga tahun
6. Divestasi saham 2020 total realisasi pembangunan smelter tercatat
7. Pertambangan Rakyat baru 19 unit. Jumlah ini terdiri dari 13 smelter nikel,
8. Reklamasi dan Pasca tambang.9 2 smelter bauksit, 1 smelter besi, 2 smelter
Dapat kita lihat bahwa salah satu poin tembaga, dan 1 smelter mangan.10 Dimana target
penting dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun Pemerintah pada tahun 2023 telah dibangun 53
2020 atau UU Minerba terbaru yaitu peningkatan smelter yang terdiri dari 30 Smelter Nikel, 11
nilai tambah atau pengolahan dan pemurnian Smelter bauksit, 4 smelter besi, 4 smelter tembaga,
komoditas tambang untuk meningkatkan dan 2 smelter mangan. Maka dari itu kurang dari 3
pemanfaatannya. Pengaturan terhadap peningkatan tahun Pemerintah harus dapat membangun 34
nilai tambah diatur dalam pasal 102, 103,104 dan smelter.
104A UU Minerba terbaru. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3
Pengaturan terhadap peningkatan nilai Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara
tambah pertambangan mineral dan batubara telah (Minerba), pemberlakuan ekspor produk mineral
diatur sebelumnya dalam Undang-Undang Nomor 4 logam tertentu yang belum dimurnikan diberi batas
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan waktu paling lama tiga tahun sejak UU No.3 tahun
Batubara akan tetapi hal tersebut tidak dapat

9 10
https://sampulu.co.id/2020/07/24/poin-penting-uu-no-3- https://industri.kontan.co.id/news/Pemerintah-targetkan-
tahun-2020-uu-minerba-terbaru/ diakses pada tgl 4 Agustus ada-53-smelter-hingga-2024-begini-realisasinya diakses pada
2021, pukul 10:16 WITA tgl 6 Agustus 2021, pukul 00:00 WITA
2
2020 diundangkan.11 Artinya bahwa selama 3 tahun Berdasarkan situs Minerba One Data
setelah UU Minerba terbaru disahkan para Indonesia, rencana penerimaan negara bukan pajak
pemegang IUP atau IUPK harus membuat Smelter (PNBP) pada sektor pertambangan minerba
atau melakukan kerja sama dengan pihak lain yang mencapai Rp39,10 triliun. Penerimaan sektor
memiliki smelter untuk dapat melakukan pemurnian minerba paling banyak terekam pada Agustus 2021.
mineral atau pemanfaatan batubara sesuai dengan royalti yang diperoleh negara dari sektor minerba
amanat pasal 103 UU No. 3 Tahun 2020 agar hasil sebanyak Rp4,2 triliun, dan penjualan hasil tambang
penambangan dapat di ekspor berupa bahan sebanyak Rp2,98 triliun. Kementerian ESDM juga
setengah jadi atau barang jadi. mencatat realisasi penerimaan negara di sektor
Mengingat apabila tidak melakukan pertambangan minerba mencapai Rp34,65 triliun
pembangunan smelter atau bekerjasama dengan pada 2020, atau 110,29 persen dari proyeksi
pihak yang memiliki fasilitas pengolahan dan sebanyak Rp31,41 triliun. 12
pemurnian maka perusahaan pertambangan Penerimaan negara disektor pertambangan
tersebut tidak lagi dapat menjual bahan hasil didorong juga karena harga batubara yang melesat
tambang ke luar negeri dimana batas ekspor bahan 166,5%, harga batubara di pasar ICE Newcastle
mentah mineral hanya sampai tahun 2023, maka (Australia) tercatat mencapai U$ 212 per ton atau
dari itu perlunya akselerasi yang lebih cepat mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah.
dibutuhkan untuk dapat membuat suatu tempat Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan,
pengolahan atau pemurnian (Smelter) agar dapat naiknya harga batubara masih akan berdampak baik
menyerap semua hasil tambang tetapi dengan bagi kinerja ekspor Indonesia hingga akhir tahun
adanya pandemi Covid-19 ini merupakan suatu 2021.13
penyebab terhambatnya pembangunan smelter di Efek samping yang positif dari adanya
Indonesia. industri pertambangan adalah Produk negara
Indonesia dapat diekspor ke banyak negara benua
B. Rumusan Masalah Asia sampai ke benua Eropa semenjak era Orde
1. Bagaimana Pengaturan tentang Peningkatan baru hingga era demokrasi ini. Pertambangan di
Nilai Tambah Pertambangan Mineral dan Indonesia selalu masuk di lima besar sebagai
Batubara Menurut UU No.3 Tahun 2020? penyumbang PDB tertinggi hingga sekarang. Saat ini
2. Bagaimana Akibat Hukum penerapan aturan Pemerintah terus melakukan upaya untuk
Peningkatan Nilai Tambah Pertambangan meningkatkan peran Pertambangan sebagai salah
Mineral dan Batubara terhadap kegiatan usaha satu ujung tombak hasil ekspor Indonesia ke negara
pertambangan? lain.14
Menurut Alhudhori Pendapatan Domestik
C. Metode Penelitian Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah barang atau
Metode Penelitian yang digunakan dalam jasa secara keseluruhan yang dihasilkan oleh suatu
karya ilmiah skripsi ini adalah penelitian normatif wilayah terhitung suatu periode dimana produk
atau jasa tersebut bisa diukur dengan uang sesuai
PEMBAHASAN dengan harga pasar yang sedang berjalan.
A. Pengaturan Peningkatan Nilai Tambah Perhitungan pendapatan regional dapat dihitung
Pertambangan Mineral dan Batubara berdasarkan harga tahun dasar yang berguna naik
Indonesia merupakan salah satu negara turunnya secara riil dari naik turunnya
yang memiliki komoditas tambang terbanyak perekonomian suatu daerah.15
sehingga pendapatan negara terbesar juga dari
eksport bahan tambang seperti nikel, litium dan
12
atau mineral logam lainya, Kementerian Energi dan Di Akses :
Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi https://ekonomi.bisnis.com/read/20210906/44/1438633/har
ga-batu-bara-meningkat-penerimaan-negara-dari
penerimaan negara dari sektor pertambangan
pertambangan-sudah-lewati-target Pada tgl 16 November
mineral dan batubara atau minerba per 6 2021
13
September 2021 tembus Rp42,36 triliun, atau Di Akses :https://newssetup.kontan.co.id/news/ekonom-
108,33 persen dari target tahun ini. kenaikan-harga-batubara-bisa-berdampak-baik-bagi-kinerja-
ekspor-indonesia tgl 18 November 2021
14
Sativa, Estina, and Eva Noorliana. "Analisis Pertumbuhan PDB
Indonesia Melalui Pengembangan Sektor Pertambangan."
11
https://industri.kontan.co.id/news/Pemerintah-kembali- Jurnal Indonesia Sosial Sains 2.5 (2021): Hlm 758
15
tegaskan-ekspor-mineral-mentah-akan-ditutup-tahun-2023 Alhudhori, M. "Pengaruh IPM, PDRB dan jumlah
diakses pada tgl 6 agustus 2021, pukul 00:11 WITA pengangguran terhadap penduduk miskin di Provinsi Jambi."
3
Berdasarkan penelitian Estefania, dkk menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor
“Analisis Pertumbuhan PDB Indonesia Melalui barang setengah jadi atau barang jadi sehingga
Pengembangan Sektor Pertambangan” industrialisasi hilirisasi dapat tercapai untuk
menyimpulkan bahwa sektor pertambangan mengoptimalkan seluruh kekayaan sumber daya
mempunyai angka persen yang rendah sehingga alam di Indonesia terutama mineral dan batubara.
tidak mempengaruhi PDB secara Nasional di Pengaturan peningkatan nilai tambah
Indonesia. Faktor-faktor yaitu rendahnya sektor pertambangan mineral dan batubara telah di
permintaan pasar dan sulitnya pengelolaan hasil kenal mulai dari UU No.11 Tahun 1967 Tentang
tambang. Dari segi investasi, para investor tetap Pokok-Pokok Pertambangan pada pasal 2 huruf f
memilih sektor pertambangan berdasarkan data Undang-Undang 11 Tahun 1967 menyatakan bahwa
JASICA baik investasi secara langsung maupun tidak pengolahan dan pemurnian adalah merupakan
langsung. Sehingga pendapatan secara Nasional pengerjaan untuk mempertinggi mutu bahan galian
tidak hanya dari satu sektor tetapi kumpulan dari serta untuk memanfaatkan dan memperoleh unsur-
berbagai sektor yang saling mendukung dan unsur yang terdapat pada bahan galian itu.
membentuk pendapatan bagi suatu negara.16 Sedangkan dalam penjelasan Pasal 15 Undang-
Rendahnya permintaan pasar dan sulitnya Undang Nomor 11 Tahun 1967 dalam hal ini juga
pengelolaan hasil tambang merupakan suatu menyatakan bahwa pengolahan dan pemurnian
masalah yang sistemik mengingat bahwa Indonesia sejauh mungkin harus diusahakan untuk dilakukan
saat ini telah memberikan solusi yaitu industri di dalam negeri.18
hilirisasi atau peningkatan nilai tambah dalam Terjadi Perubahan dengan hadirnya
sektor pertambangan yang menjadikan Indonesia undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang
sendiri sebagai negara pengekspor bahan galian Pertambangan Mineral dan Batubara dimana
tambang mentah atau (Raw Material) akan dapat ketentuan yang tertuang dalam konsideran UU
menjadi negara pengekspor bahan jadi atau Minerba yang menyatakan bahwa dengan
setengah jadi. mempertimbangkan perkembangan Nasional dan
Kebijakan penerapan Peningkatan Nilai interNasional, Undang-Undang Nomor 11 Tahun
Tambah mineral dilatarbelakangi oleh kegelisahan 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok-Pokok
bangsa ini melihat berbagai produk impor olahan Pertambangan sudah tidak sesuai lagi sehingga
hasil tambang membanjiri pasar domestik yang dibutuhkan Perubahan peraturan perundang-
kemungkinan besar bahan bakunya berasal dari undangan di bidang pertambangan mineral dan
Indonesia. Bayangkan, kita mengekspor material batubara secara mandiri, andal, transparan,
kasar (bahan mentah) berharga murah, diolah di berdaya saing, efisien, dan berwawasan lingkungan,
negara pengimpor, untuk kemudian dijual kembali guna menjamin pembangunan Nasional secara
ke Indonesia dalam bentuk hasil olahan yang berkelanjutan.
berharga mahal. Padahal teknologi pengolahan dan Ketentuan tentang Peningkatan Nilai
pemurnian tidak rumit dan dapat dilakukan oleh Tambah dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun
putra-putra bangsa sendiri, padahal jika proses 2009 pada Pasal 102 dan 103 yang berbunyi
pengolahan dan pemurnian dilakukan di dalam Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai
negeri dapat memberikan efek positif terhadap tambah sumber daya mineral dan atau batubara
berbagai hal (tenaga kerja, penerimaan negara, dan dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan dan
multiplier effect), padahal begitu besar nilai tambah pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan
atas produk hasil olahan tersebut yang dinikmati batubara. Pemegang IUP wajib melakukan
oleh negara lain, padahal ketergantungan terhadap pengolahan dan pemurnian di Indonesia dapat
produk impor dapat membahayakan ketahanan mengolah dan memurnikan hasil pertambangan
industri Nasional.17 dari pemegang IUP atau IUPK lainya.
Maka dari itu perlunya pengaturan Ketentuan tersebut memberikan
terhadap peningkatan nilai tambah dalam sektor penjelasanan bahwa kebijakan peningkatan nilai
pertambangan mineral dan batubara yang dapat tambah sumber daya mineral diberlakukan untuk
seluruh perusahaan-perusahaan pertambangan
dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan (IUP) atau
Ekonomis: Journal of Economics and Business 1.1 (2017):.Hlm
118
Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) tanpa
16
Loc.cit Hlm 762-763
17
Diakses :https://litbang.esdm.go.id/news-center/arsip-
18
berita/peningkatan-nilai-tambah-mineral-sebuah-tantangan Penjelasan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967
18 November 2021 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan
4
adanya perbedaan status penanaman modal Semenjak diterbitkannya UU Minerba
perusahaan-perusahaan pemegang Izin Usaha menjadi sebuah kewajiban yang baru bagi
Pertambangan (IUP) atau Izin Usaha Pertambangan pengusaha komoditas tambang untuk pelaksanaan
Khusus (IUPK). Sedangkan mengenai Kontrak Karya pengolahan dan pemurnian di dalam negeri
diatur pada ketentuan Pasal 170 UU Minerba yang sebelum melaksanakan penjualan di luar negeri
menyatakan bahwa pemegang Kontrak Karya (ekspor). Khususnya bagi pemegang Izin Usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang sudah Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan
berproduksi wajib melakukan pemurnian Khusus (IUPK).
sebagaimana dimaksud pada Pasal 103 ayat (1) Kegiatan pengolahan dan pemurnian
selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang- tersebut sebagai salah satu upaya yang dilakukan
Undang ini diundangkan. oleh Pemerintah agar hasil tambang yang diperoleh
Ketentuan-ketentuan tersebut memberikan dari pembangunan di dalam negeri mendapatkan
penjelasanan bahwa semua penambang yang nilai tambah. Untuk mendapatkan nilai tambah dari
menambang hasil tambang di Indonesia baik yang hasil tambang dengan pengolahan dan pemurnian
berbentuk Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin di dalam negeri dilakukan dengan menggunakan
Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) serta Kontrak unit pengolahan dan pemurnian yang dikenal
Karya dalam hal ini wajib melakukan peningkatan dengan smelter. Unit pengolahan dan pemurnian
nilai tambah mineral di dalam negeri. Tetapi, yang dinamakan smelter merupakan sebagai
terdapat perbedaan jangka waktu yang diberikan fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi
dalam melakukan peningkatan nilai tambah mineral untuk meningkatkan kandungan logam, hingga
tersebut, dimana ketentuan Pasal 170 UU Minerba logam tersebut mencapai tingkat yang diinginkan
seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa atau yang memenuhi standar sebagai bahan baku
memberikan pengertian mengenai setiap pemegang akhir.
Kontrak Karya khususnya yang telah berproduksi Berdasarkan hal tersebut, konsekuensi logis
untuk segera membangun dan merencanakan terhadap ketentuan Pasal 102 dan Pasal 103 UU
fasilitas pengolahan dan pemurnian dalam negeri.19 Minerba memberikan penjelasanan bahwa
Berkaitan dengan waktu pengolahan dan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin
pemurnian mineral logam maka hal tersebut Usaha Pertambangan khusus (IUPK) Operasi
meniscayakan adanya pembangunan smelter yang Produksi wajib melakukan peningkatan nilai tambah
tentunya tidak seketika dan membutuhkan mineral terhadap produksi pertambangannya serta
dukungan dari berbagai faktor seperti investasi, peningkatan nilai tambah tersebut wajib dilakukan
ketersediaan infrastruktur, sumber daya energi di dalam negeri, maka konsekuensi yang terjadi
yang mencukupi. Ketentuan UU Minerba dalam hal adalah di mana ekspor terhadap mineral harus
ini memberikan jangka waktu selama 5 (lima) tahun dilarang sesuai dengan ketentuan tersebut dan jika
sejak berlakunya ketentuan undang-undang itu tidak dilaksanakan maka ketentuan-ketentuan
tersebut, dengan penjelasanan yang sama bahwa yang mengatur bahwa pengolahan dan pemurnian
fasilitas pemurnian tersebut sudah harus beroperasi wajib dilakukan di dalam negeri menjadi tidak
paling lambat sampai dengan awal tahun 2014. berarti.21
Tetapi dalam hal ini jangka waktu yang diberlakukan Mengenai ketentuan peningkatan nilai
tersebut tidak berlaku bagi pemegang Izin Usaha tambah mineral logam, dalam hal ini Pemerintah
Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan mengeluarkan berbagai perangkat peraturan untuk
Khusus (IUPK) Operasi Produksi karena kewajiban mendukung kebijakan dalam hal peningkatan nilai
peningkatan nilai tambah mineral bagi pemegang tambah mineral logam tersebut. Ketetuan tersebut
Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
berlaku seketika sejak diberlakukannnya UU Mineral dan Batubara (selanjutnya disingkat PP
Minerba tersebut. 20 23/2010). Berkaitan dengan kewajiban peningkatan
nilai tambah dinyatakan di dalam Pasal 93 dan Pasal
19
Heryanto, 2018, TINJAUAN HUKUM PENINGKATAN NILAI 94 PP 23/2010 yang menyatakan bahwa:
TAMBAH MINERAL LOGAM MELALUI PENGOLAHAN DAN - Pasal 93 : memberikan penjelasanan bahwa
PEMURNIAN,(Tesis), hlm 61 diakses pada
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCo
para pengusaha pertambangan yang telah memiliki
llection/ZjI3OGZjNzFjZmIyYzQ1OTA0NDdlNmZjNGU5NzRiYzFk
MzJiYTMyNQ==.pdf
20 21
Pasal 170 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Risalah Sidang Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 10/PUU-
Pertambangan Mineral dan Batubara XII/2014, Hlm. 7.
5
Izin usaha pertambangan Operasi Produksi dan Izin yang menyatakan bahwa: (1) Pemegang Kontrak
usaha Produksi Khusus memiliki kewajiban untuk Karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170
melakukan pengolahan dan pemurnian untuk Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
meningkatkan nilai tambah mineral yang diproduksi, pertambangan mineral dan batubara wajib
serta dapat bekerjasama dengan perusahaan untuk melakukan pemurnian hasil penambangan di dalam
melakukan pengolahan dan pemurnian di Indonesia negeri.
dan proses mendapatkan izin usaha produksi Mengenai ketentuan yang mengatur tata
khusus diberikan oleh Menteri, Gubernur, ata cara peningkatan nilai tambah mineral di dalam PP
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenanganya.22 23/2010 tersebut dinyatakan di dalam Pasal 96 yang
- Pasal 94 : memberikan penjelasanan bahwa menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut
para pengusaha Peratambangan Batubara memiliki mengenai tata cara peningkatan nilai tambah
Kewajiban untuk dapat melakukan pengolahan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud dalam
untuk meningkatakan nilai tambah batubara yang Pasal 95 diatur dengan Peraturan Menteri.
diproduksi, baik secara lansung maupun kerjasama Mengenai peningkatan nilai tambah mineral seperti
dengan perusahaan, Pemegang IUP,IUPK lainya. Dan yang dinyatakan di dalam UU Minerba dinyatakan di
Izin usaha pertambangan Khusus diberikan sesuai dalam Penjelasan Umum PP 23/2010 bahwa
kewenanganya oleh Meteri, Gubernr, peningkatan nilai tambah dengan melakukan
Bupati/Walikota.23 pengolahan dan pemurnian mineral dan batubara di
Sedangkan mengenai ketentuan dalam negeri. Ketentuan mengenai kewajiban
peningkatan nilai tambah mineral dinyatakan di peningkatan nilai tambah mineral logam di dalam
dalam Pasal 95 Peraturan Pemerintah Nomor 23 negeri yang selanjutnya dinyatakan di dalam Pasal
Tahun 2010 yang menyatakan bahwa: 112 C Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014
(1) Komoditas tambang yang dapat ditingkatkan tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
nilai tambahnya terdiri atas pertambangan: a. Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Mineral logam; b. Mineral bukan logam; c. Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
Batuan; atau d. Batubara. dan Batubara (selanjutnya disingkat PP 1/2014)
(2) Peningkatan nilai tambah mineral logam yang menyatakan bahwa:
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a (1) Pemegang Kontrak Karya sebagaimana
dilaksanakan melalui kegiatan: a. Pengolahan dimaksud dalam Pasal 170 Undang-Undang
logam; atau b. Pemurnian logam. Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan
Mengenai ketentuan yang mengatur tata mineral dan batubara wajib melakukan
cara peningkatan nilai tambah mineral di dalam PP pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.
23/2010 tersebut dinyatakan di dalam Pasal 96 yang (2) Pemegang IUP Operasi Produksi sebagaimana
menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut dimaksud dalam Pasal 112 angka 4 huruf a
mengenai tata cara peningkatan nilai tambah Peraturan Pemerintah ini wajib melakukan
mineral dan batubara sebagaimana dimaksud dalam pengolahan dan pemurnian hasil penambangan
Pasal 95 diatur dengan Peraturan Menteri. di dalam negeri.
Mengenai peningkatan nilai tambah mineral seperti (3) Pemegang Kontrak Karya sebagaimana
yang dinyatakan di dalam UU Minerba dinyatakan di dimaksud pada angka 1 yang melakukan
dalam Penjelasan Umum PP 23/2010 bahwa kegiatan penambangan mineral logam dan
peningkatan nilai tambah dengan melakukan telah melakukan kegiatan pemurnian dapat
pengolahan dan pemurnian mineral dan batubara di melakukan penjualan ke luar negeri dalam
dalam negeri. Ketentuan mengenai kewajiban jumlah tertentu.
peningkatan nilai tambah mineral logam di dalam (4) Pemegang IUP Operasi Produksi sebagaimana
negeri yang selanjutnya dinyatakan di dalam Pasal dimaksud pada angka 2 yang melakukan
112 C Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 kegiatan penambangan mineral logam dan
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan telah melakukan kegiatan pengolahan, dapat
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang melakukan penjualan ke luar negeri dalam
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral jumlah tertentu.
dan Batubara (selanjutnya disingkat PP 1/2014) (5) Ketetuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
pengolahan dan pemurnian serta batasan
22
Pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 minimum pengolahan dan pemurnian diatur
tentang Pelaksanaan Kegaitan Usaha Pertambangan dengan Peraturan Menteri.
23
Pasal 94 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Kegaitan Usaha Pertambangan
6
Ketentuan peraturan tersebut menegaskan b. Untuk mendorong kapasitas produksi logam di
bahwa untuk dapat melaksanakan penjualan dalam negeri;
mineral logam ke luar negeri harus memenuhi c. Teknologi pengolahan dan/atau pemurnian
syarat tertentu. Bagi pemegang kontrak karya harus sudah pada tahap teruji;
melakukan pemurnian terlebih dahulu sampai d. Produksi akhir pengolahan dan/atau pemurnian
dengan batasan minimum pemurnian, sedangkan sebagai bahan baku industri untuk kebutuhan
bagi pemegang IUP Operasi Produksi harus dalam negeri;
melakukan kegiatan pengolahan sampai batas e. Produk Samping sisa hasil pengolahan dan/atau
minimum tertentu. pemurnian untuk bahan baku industri kimia dan
Mengenai ketentuan pelaksana terhadap pupuk dalam negeri;
ketentuan Peraturan PP 23/2010 serta ketentuan f. Sebagai bahan baku industri strategis dalam
Perubahan PP 1/2014 yang berkaitan dengan negeri yang berbasis mineral;
pengaturan nilai tambah mineral logam diatur di g. Memberikan efek ganda bagi negara baik secara
dalam ketentuan Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 ekonomi dan sosial dan budaya; dan/atau
tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah h. Untuk meningkatkan penerimaan negara.
Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pertimbangan untuk melakukan pengolahan
Pemurnian Mineral di Dalam Negeri (selanjutnya dan/atau pemurnian untuk setiap jenis komoditas
disingkat Permen ESDM 1/2014). Mengenai tata tambang mineral tertentu sebagai dasar untuk
cara peningkatan nilai tambah mineral dinyatakan menetapkan batasan minimum pengolahan
di dalam Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4 Permen ESDM dan/atau pemurnian komoditas tambang mineral
1/2014 yang menyatakan bahwa: tertentu. Jenis komoditas tambang mineral logam
- Pasal 2 :Pengolahan mineral merupakan tertentu yaitu yang memiliki sumber daya dan
upaya untuk meningkatkan mutu mineral atau cadangan bijih dalam jumlah besar wajib dilakukan
batuan yang menghasilkan produk dengan sifat fisik pengolahan dan pemurnian di dalam negeri sesuai
dan kimia yang tidak berubah dari mineral atau dengan batasan minimum pengolahan dan
batuan asal, antara lain berupa konsentrat mineral pemurnian.26
logam dan batuan yang dipoles dan pemurnian Sedangkan mengenai pelaksanaan
mineral merupakan upaya untuk meningkatkan peningkatan nilai tambah dinyatakan di dalam Pasal
mutu mineral logam melalui proses ekstraksi serta 5 dan Pasal 6 Permen ESDM 1/2014 yang
proses peningkatan kemurnian lebih lanjut untuk menyatakan bahwa:
menghasilkan produk dengan sifat fisik dan kimia - Pasal 5 :Pemegang IUP Operasi Produksi
yang berbeda dari mineral asal, antara lain berupa Mineral Logam dan IUPK Operasi Produksi Mineral
logam dan logam paduan.24 Logam wajib melakukan pengolahan dan pemurnian
- Pasal 3 : menegaskan bahwa kegiatan hasil penambangan di dalam negeri sesuai dengan
Peningkatan Nilai tambah Mienral dapat berupa batasan minimum pengolahan pemurnian mineral
Pengolahan dan pemurnian untuk jenis komoditas logam tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
tambang mineral logam tertentu, termasuk mineral 3 ayat (4). Dan Pengolahan dan/atau pemurnian
ikutannya, Pengolahan untuk jenis komoditas hasil penambangan yang diproduksi oleh Pemegang
tambang mineral bukan logam tertentu atau IUP Operasi dan IUPK Operasi Produksi
Pengolahan untuk jenis komoditas tambang batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
tertentu.25 dapat dilaksanakan secara langsung atau melalui
Pengolahan dan/atau pemurnian untuk kerjasama dengan Pemegang IUP Operasi lainnya,
setiap jenis komoditas tambang mineral tertentu IUPK Operasi Produksi lainnya, dan/atau Pemegang
dilakukan berdasarkan pertimbangan: IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
a. Memiliki sumber daya dan cadangan bijih dalam dan/atau pemurnian.
jumlah besar; - Pasal 6 :Kerjasama pengolahan dan/atau
pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (3) dapat berupa: a. Jual beli bijih (raw material
24
Pasal 2 Peratuan Menteri Energi Dan Sumber Daya Alam atau ore) atau Konsentrat; atau b. Kegiatan untuk
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah melakukan proses pengolahan dan/atau pemurnian.
Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral
di Dalam Negeri
Ketentuan diatas menegaskan bahwa kerjasama
25
Pasal 3 Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Alam dalam hal melakukan peningkatan nilai tambah
Alam Nomor 1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah
Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral
26
di Dalam Negeri Heryanto, Loc.cit hlm 69
7
sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (3) dapat Indonesia khususnya pada aspek mineral sehingga
berupa jual beli bijih, atau konsentrat dan kegiatan dapat dipergunakan untuk sebesar-besar
untuk melakukan proses pengolahan dan atau kemakmuran rakyat. Beberapa tahun setelah
pemurnian.27 pemberlakuan ketentuan pelaksana terhadap UU
sedangkan mengenai pelaksanaan Minerba, Pemerintah dalam hal ini memperbaharui
penjualan ke luar negeri yang berkaitan dengan ketentuan pelaksana terhadap UU Minerba.
ketentuan pengaturan peningkatan nilai tambah Ketentuan pelaksana tersebut diatur dalam
dinyatakan di dalam Pasal 12 angka 1 Permen ESDM ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun
1/2014 yang menyatakan bahwa pemegang Kontrak 2017 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Karya Mineral Logam sebagaimana dimaksud dalam Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 74 tentang
Pasal 112 C angka 3 PP 1/2014 dapat melakukan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu hasil Batubara (selanjutnya disingkat PP 1/2017).29
pengolahan termasuk hasil pemurnian setelah Mengenai ketentuan PP 1/2017 tersebut,
memenuhi batasan minimum pengolahan dan dimana Pemerintah dalam hal ini merubah secara
pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Lampiran mendasar ketentuan mengenai peraturan
I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peningkatan nilai tambah mineral logam yang
Peraturan Menteri ini, sedangkan mengenai jangka berkaitan dengan kewajiban pemurnian mineral
waktu penjualan ke luar negeri dinyatakan di dalam logam dalam negeri. Berdasarkan ketentuan Pasal
Pasal 12 angka 6 Permen ESDM 1/2014 yang 112C PP 1/2017 menyatakan bahwa:
menyatakan bahwa penjualan ke luar negeri dalam 1. Pemegang kontrak karya sebagaimana
jumlah tertentu hasil pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 Undang-Undang
dimaksud pada angka 1 dan angka 3 termasuk Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
lumpur anoda dan tembaga telurid sebagaimana Mineral dan Batubara wajib melakukan
dimaksud pada angka 2, dapat dilakukan dalam pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.
jangka waktu paling lambat 3 (tiga) tahun sejak 2. Pemegang IUP Operasi Produksi sebagaimana
diundangkannya Peraturan Menteri ini.28 dimaksud dalam Pasal 112 angka 4 huruf a
Berdasarkan ketentuan di atas, maka Peraturan Pemerintah ini wajib melakukan
ketentuan pelaksanaan ketentuan UU Minerba pengolahan dan pemurnian hasil penambangan
sudah tepat dan konsisten. Peraturan ini di dalam negeri.
menitikberatkan pada pelaksanaan peningkatan 3. Dihapus.
nilai tambah mineral logam sebagaimana diatur 4. Pemegang IUP Operasi Produksi sebagaimana
dalam Pasal 102 dan 103 UU Minerba yang dimaksud pada angka 2 yang melakukan
mengatur pelaksanaan berupa kewajiban kegiatan kegiatan penambangan mineral logam dan telah
pengolahan. pengelolaan, khususnya sumber daya melakukan kegiatan pengolahan, dapat
mineral di Indonesia. Saat ini sebagian besar ekspor melakukan penjualan ke luar negeri dalam
Indonesia masih dalam bentuk bahan mentah, jumlah tertentu.
belum diolah, memiliki pra-konversi dan/atau Berdasarkan ketentuan tersebut yang di
pemurnian. dalam Pasal 112C angka 4 PP 1/2017 memberikan
Di sisi lain, beberapa insdustri pengolahan penjelasanan bahwa pelaksanaan kegiatan
yang menggunakan sumber daya mineral sebagai penambangan oleh pemegang IUP Operasi Produksi
bahan baku utama ataupun penunjang, masih dapat melakukan 75 penjualan ke luar negeri tanpa
merupakan produk impor. Kondisi tersebut melalui kegiatan pemurnian di dalam negeri. Hal
mengakibatkan sumber daya mineral tidak tersebut menimbulkan adanya ketidak
menghasilkan nilai tambah (value-added) secara sinkronisasian terhadap ketentuan UU Minerba
langsung sebagaimana yang diharapkan. Dengan yang memberlakukan kebijakan peningkatan nilai
adanya ketentuan yang mengatur kewajiban tambah mineral melalui pemurnian dalam negeri
peningkatan nilai tambah mineral bagi pemegang yang didasari oleh Pasal 102 dan Pasal 103 UU
IUP Operasi Produksi diharapkan dapat Minerba.30
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam di

27 29
Pasal 6 Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Alam Ibid hlm 73
30
Alam Nomor 1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Pasal 112c angka (3) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun
Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral 2017 tentang Peruahan Keempat Peratuaran Pemerintah
di Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 201- tentang Pelaksanaan Kegaitan
28
Ibid hlm 72 Peratambangan Mineral dan Batubara.
8
Berkaitan dengan ketentuan UU Minerba - Pasal 102 : memberikan penjelasan bahwa
tersebut memberikan penjelasanan bahwa semua pemegang IUP atau IUPK tahap kegiatan operasi
pemegang IUP dan IUPK wajib melakukan produksi wajib melakukan kegiatan pengolahan dan
pengelolaan dan pemurnian hasil penambangan di pemurnian untuk mewujudkan peningkatan nilai
dalam negeri. Memang pada ketentuan mengenai tambah dalam kegiatan pertambangan khususnya
pemegang Kontrak Karya seperti yang dinyatakan di komoditas Mineral logam, tambang batuan maupun
dalam Pasal 170 UU Minerba memberikan jangka batubara atau dalam hal batubara disebut
waktu selama 5 (lima) tahun sejak berlakunya pemanfaatan batubara serta mempertimbangan
ketentuan undang-undang tersebut dimana beberapa aspek seperti peningkatan nilai ekonomi
pemegang kontrak karya yang sudah beroperasi dan atau kebutuhan pasar agar proses hilirisasi
wajib melakukan pemurnian, dengan penjelasanan dapat berjalan dengan baik.31
yang sama bahwa fasilitas pemurnian tersebut - Pasal 103 : memberikan penjelasan bahwa
sudah harus beroperasi paling lambat sampai sesuai dengan pasal 102 proses pengolahan dan
dengan awal tahun 2014. Namun dalam hal ini, pemurnian komoditas tambang wajib dilakukan
jangka waktu permohonan tidak berlaku bagi oleh para pemegang IUP/IUPK dan pada pasal 103
pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin proses tersebut harus dilakukan di dalam negeri
Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk guna untuk dapat mengoptimalkan nilai dari
menambang karena adanya kewajiban untuk komoditas tambang yang akan dijual keluar negeri
meningkatkan nilai tambah mineral bagi pemegang dan Pemerintah menjamin keberlangsungan
Izin Usaha Pertambangan (IUP). dan Izin Usaha pemanfaatan hasil dari pengolahan dan
32
Pertambangan Khusus (IUPK). Pertambangan pemurnian.
produk mulai berlaku segera setelah berlakunya - Pasal 104 : memberikan penjelasan bahwa
undang-undang Minerba. para perusahaan pertambangan mineral maupun
Dengan demikian bahwa penjelasanan batubara yang memiliki IUP atau IUPK pada tahapan
terhadap ketentuan pelaksanaan dari UU Minerba kegiatan operasi produksi dapat melakukan
yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah pengolahan dan pemurnian untuk mineral dan
mineral logam dengan kewajiban pemurnian di pemanfaatan batubara untuk Batuabra, secara
dalam negeri tidak memiliki sinkronisasi atau tidak sendiri maupun terintegritas atau dapat melakukan
sejalan terhadap aturan pelaksananya yaitu PP kerja sama dengan perusahaan pengolahan
1/2017 Yang pada dasarnya memperbolehkan IUP pemurnian untuk melaksanaan peningkatan nilai
Operasi Produksi melakukan penjualan ke luar tambah.33
negeri tanpa melakukan pemurnian di dalam negeri. - Pasal 104B :Ketentuan lebih lanjut
Maka dari itu hadirnya UU Minerba terbaru yaitu mengenai peningkatan nilai tambah sebagaimana
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang dimaksud dalam Pasal l02, Pengolahan dan/atau
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun Pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, dan Pasal l04, dan tata cara pemberian penugasan
dimana tujuan hadirnya UU No 3 Tahun 2020 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104A, diatur
selanjutnya disingkat UU Minerba terbaru didalam dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
konsideran menyatakan bahwa pengaturan yang di Ketentuan dari pasal 102 tentang
atur oleh UU No.4 Tahun 2009 Tentang pengolahan dan pemurnian serta pasal 103 dan 104
Pertambangan Mineral dan batubara masih belum tentang tata cara pemberian penegasan terhadap
dapat menjawab perkembangan, permasalahan dan riset tentang peningkatan nilai tambah diatur oleh
kebutuhan hukum dalam penyelenggaraan peraturan Pemerintah sebagai aturan pelaksana
pertambangan mineral dan batubara, sehingga akan tetapi hingga saat ini Pemerintah belum
perlu dilakukan Perubahan agar dapat menjadi mengeluarkan Peraturan Pemerintah untuk dapat
dasar hukum yang efektif, efisien, dan komprehensif mengakomodasi UU No.3 Tahun 2020 tentang
dalam penyelenggaraan pertambangan mineral dan
batubara. 31
Pasal 102 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Adapun ketentuan-ketentuan yang dibuat Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
secara langsung oleh UU Minerba terbaru yaitu tentang pertambangan Mineral dam Batubara
32
Pasal 103 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 Tentang
tentang Peningkatan Nilai Tambah Pertambangan Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Mineral dan Batuabra dimana ketentuan tersebut Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
33
berbunyi sebagai berikut: Pasal 104 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
9
pertambangan mineral dan batubara sehingga di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$
proses peningkatan nilai tambah atau yang sering 435/ton. Naik 6,87% dari hari sebelumnya dan
disebut hilirisasi dapat dilaksanakan oleh para menyentuh rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.Ini
pemegang IUP atau IUPK, adapun batas waktu membuat harga batubara naik selama dua hari
pemegang KK, IUP Operasi Produksi, atau IUPK beruntun. Dalam dua hari tersebut, harga melonjak
Operasi produksi logam yang telah melaksanakan 21,35%. 36 Pendapatan Indonesia dari pajak
pemurnian dapat melakukan penjualan produk komoditas tambang bukan hanya naik dari tahun
mineral logam tertentu yang belum dimurnikan 2022, Di 2021 saja, Sri Mulyani menjabarkan
dalam jumlah tertent ke luar negeri paling lama 3 penerimaan negara yang berasal dari komoditas
(tiga) tahun sejak undang-undang ini mulai minerba mencapai Rp 124,4 triliun. Uang sebesar itu
berlaku.34 Yang artinya bahwa saat ini batas waktu didapatkan dari pajak, bea keluar, hingga PNBP di
pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi sektor minerba. Angka ini menurutnya tertinggi
produksi yang telah melaksanakan pemurnian atau selama 5 tahun.37
pemanfaatan batubara hanya memiliki waktu Secara umum proses bisnis batubara
kurang dari 1 (satu) tahun lagi untuk dapat berawal dari proses pengambilan tanah yang
mengekspor komoditas mentah ke luar negeri, menutupi lapisan batubara yang ada di lokasi
sehingga apabila para pengusaha pertambangan tambang. Batubara yang didapatkan akan diangkut
yang belum dapat membuat tempat pengolahan (hauling) menuju ke tempat penimbunan atau
dan pemurian atau bekerja dengan pemegang IUP penumpukan batubara (stockpile). Pada saat
yang memiliki smelter maka proses penjualan datang, batubara akan ditimbang terlebih dahulu
penjualan ke luar negeri tidak dapat lagi dilakukan. sebelum ditimbun pada stockpile. Selanjutnya
Maka dari itu perlunya Peraturan batubara diproses sesuai dengan permintaan dari
Pemerintah untuk dapat menjadi peraturan pembeli. Proses tersebut dapat dilakukan
pelaksana atau pedoman para pemegang KK, IUP, pemecahan (crushing) untuk mendapatkan
dan IUPK dalam membuat standarisasi terhadap spesifikasi tertentu, maupun juga pencampuran
proses peningkatan nilai tambah mineral, dan (blending) untuk mendapatkan batubara dengan
mekanisme-mekanisme dalam pemanfaatan kadar kalori sesuai permintaan pasar. Setelah
batubara, proses kerja sama untuk pembangunan mendapatkan barang yang sesuai, batubara
tempat pengolahan dan pemurnian serta penjualan dilakukan penjualan dengan mengirimkan kepada
komoditas tambang yang telah dilakukan pembeli.38
pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Sejak dari proses pengerukan hingga
perdagangan, batubara sarat dengan pungutan
B. Akibat Hukum Penerapan Peningkatan Nilai untuk negara. Terdapat penerimaan negara bukan
Tambah Pertambangan Terhadap Kegiatan pajak (PNBP) dan penerimaan negara yang menjadi
Usaha Pertambangan objek pajak pada proses bisnis batubara.
Industri pertambangan merupakan salah Penerimaan negara bukan pajak berasal dari royalti,
satu sektor yang memberikan kontribusi iuran tetap dan penjualan hasil tambang. Sesuai
pertumbuhan yang pesat pada kapitalisasi pasar di dengan PP No 9 Tahun 2012, besarnya tarif royalti
Indonesia. Total kontribusi terhadap Growth untuk komoditas batubara berbeda-beda tiap
Domestic Product (GDP) dari industri pertambangan perusahaan pemegang IUP (Izin Usaha
mencapai 7,2%. Nilai GDP yang dihasilkan dari Pertambangan). Untuk perusahaan PKP2B
pertambangan industri di Indonesia mencapai $13,8 (Perjanjian Karya Pertambangan Batubara)
juta merupakan yang tertinggi di Asia-Tenggara.35 dikenakan tarif 13,5% dari harga jual/ton.
Persoalan geopolitik yang mengakibatkan Sedangkan untuk pemegang IUP dengan batubara
perang antara Rusia dan Ukraina memberikan
dampak yang sangat signifikan terhadap harga 36
https://www.cnbcindonesia.com/market/20220308062651-
batubara dimana per 8 Maret 2022 harga batubara 17-320777/harga-batu-bara-naik-lagi-rekor-lagi-gara-gara-
indonesia di akses pada tgl 9 maret 2022
37
https://finance.detik.com/energi/d-5973467/rezeki-emang-
34
Pasal 170A Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang nggak-ke-mana-ri-ketiban-durian-runtuh-dari-harga-batu-
Perubahan atas undang-undangan nomor 4 tahun 2009 bara. Diakses pada tgl 9 maret 2022
38
tentang pertambangan mineral dan batubara Nurcahyo, M. A. (2020). Peran Tim Joint Analysis DJBC-DJP
35
Nurim, Yavida, et al. "Gross Domestic Product on dalam mengoptimalkan penerimaan negara dari sector
Sustainability Report Disclosure: A Comparative of Mining in batubara. Indonesian Treasury Review: Jurnal
Indonesia and Malaysia." Review of Integrative Business and Perbendaharaan, Keuangan Negara dan Kebijakan
Economics Research 9 (2020): 263-277. Hlm 263 Publik, 5(1), Hlm 37
10
dengan kalori kurang dari 5100 Kkal/kg sebesar 3%, akan terbentuk komunitas baru dan pengembangan
untuk kalori batubara antara 5100 hingga 6100 wilayah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru
sebesar 5% dan untuk kalori batubara lebih dari di wilayah kegiatan pengusahaan pertambangan.
6100 sebesar 7%. Mayoritas pertambangan Pengembangan wilayah yang demikian akan
batubara di Indonesia merupakan pertambangan membawa pengaruh terhadap perekonomian
open pit mining atau tambang terbuka.39 daerah, sebab masyarakat pencari kerja dan pelaku
Kegiatan pertambangan bukan hanya ekonomi akan tertarik ke wilayah pertumbuhan
berdampak terhadap pendapatan negara saja akan yang baru.42
tetapi secara umum berdampak terhadap Dengan demikian lambat laun jasa-jasa
pembangunan Nasional maupun daerah. lainya akan tumbuh, baik jasa yang terkait langsung
- Pembangunan Nasional maupun tidak langsung dengan kegiatan
Kontribusi sektor pertambangan terhadap pengusahaan pertambangan. Akhirnya interaksi dari
pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat sektor jasa-jasa tersebut, akan semakin
sangat besar dan terus menerus mengalami berkembang serta tidak terlalu terikat dengan
peningkatan. Pada Pembangunan Jangka Panjang 25 kegiatan pengusahaan pertambangan (mandiri).
Tahun Tahap Pertama (PJPT I), bahan galian utama Dengan demikian, selain pengembangan wilayah
masih bertumpu pada subsektor pertambangan juga pengembangan kegiatan ekonomi yang relatif
minyak dan gas bumi (migas) disamping beberapa belum berkembang. Perkembangan sektor ekonomi
bahan galian non-migas seperti batubara, tembaga, dimaksudkan untuk menopang atau mendukung
nikel, bauksit aluminium, pasir besi, emas dan kebutuhan dasar para karyawan perusahaan
perak. Subsektor migas merupakan tulang pertambangan.
punggung perekonomian Indonesia sebab hampir Secara umum kontribusi pengusahaan
70% devisa negara dihasilkan dari subsektor migas. pertambangan adalah penciptaan lapangan
Kontribusi migas tersebut masih akan dapat pekerjaan yang dapat menampung angkatan kerja
dipertahankan dalam beberapa Rencana dalam jumlah besar dan peningkatan taraf hidup
Pembangunan Lima Tahun (Rapelita), walaupun rakyat, baik langsung melalui hasil produksinya
dimasa mendatang cadangannya terus menipis, maupun tidak langsung yaitu melalui penerimaan
bahkan telah ada upaya untuk mengganti migas negara berupa royalti serta berbagai pajak dan iuran
dengan energi lainya yang terbarukan.40 yang selanjutnya diserahkan sebagian kepada
Perolehan Nasional dari sektor Pemerintah daerah tempat pengusahaan
pertambangan dapat dikatakan multidimensional, pertambangan beroperasi. Sebab apabila kontribusi
yaitu antara lain mampu menopang program pertambangan hanya pada pendapatan negara saja
industrialisasi melalui penyediaan bahan baku bagi tanpa selaras dengan perkembangan pembangunan
industri dalam negeri, mampu menyediakan sumber didaerah maka konsekuensi logisnya amanat
energi primer yang penting seperti minyak dan gas konstitusi pada pasal 33 tidak terimplementasi
bumi, batubara. Selain itu, sektor ini juga mampu dengan baik sehingga kontribusi pertambangan
meningkatkan penerimaan negara dan devisa, yang selama ini dikatakan meningkat dan pesat
meningkatkan dan memeratakan pembangunan ke menurut Penulis hanya sebagai data belaka saja
seluruh wilayah, membuka seluas-luasnya tanpa ada pembangunan secara rill yang dirasakan
kesempatan berusaha dan bekerja serta masyarakat di daerah.
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup Kegiatan pengusahaan pertambangan untuk
masyarakat.41 bahan galian strategis dan vital memanglah tidak
- Pembangunan Daerah semua daerah dapat memilikinya, atau dengan kata
Pengusaha pertambangan, memiliki peran lain potensi bahan galian yang demikian tidak
yang strategis dan kontribusi yang besar terhadap merata untuk semua daerah dalam wilayah
pembangunan didaerah. Sebab dengan Indonesia. Berbeda halnya dengan usaha
pengusahaan pertambangan didaerah, otomatis pertambangan bahan galian golongan C, selain
potensinya tersedia dalam jumlah yang besar dan
merata di seluruh pelosok tanah air, juga apabila
39
Ibid Hlm 38 diusahakan secara benar akan mampu menampung
40
Bambang Dwiyanto, Prospek dan Kendala Sumber Daya
Kelautan Dalam PJPT II (Forum Pendapat), Majalah
42
Pertambangan Dan Energi, Edisi Desember 1997, Jakarta Hlm Adjat Sudrajat, Peranan Pertambangan umum Dalam
42 Peningkatan Produktivitas dan Pengembangan Wilayah
41
Abrar, S. (2004). Hukum Pertambangan. Universitas Islam (Wawancara Khusus) Majalah Pertambangan dan energi
Indonesia Press, Yogjakarta, Hlm 199 Jakarta Edisi 1997. Hlm 33
11
tenaga kerja atau peran serta rakyat yang lebih 2. Tekanan dari komunitas dan
besar. Hal ini sangat membantu karena merupakan masyarakat lokal pada bidang
salah satu alternatif pemecahan masalah lingkungan.
pengentasan kemiskinan, termasuk peningkatan 3. Merupakan salah satu syarat dari
pendapatan daerah dan pemerataan “lisensi sosial untuk beroperasi” oleh
pembangunan.43 organisasi kemasyarakatan berdasarkan
Dalam mensejahterakan masyarakat sekitar kurangnya interaksi sosial dengan
wilayah usaha pertambangan atau pembangunan masyarakat, dampak penggunaan lahan,
suatu daerah ada program yang sebelum diganti polusi, menurunnya kesehatan
bernama local community development, dan pada masyarakat, dan perpindahan pekerja
saat ini dikenal sebagai Corporate Social dari daerah lain,
Responsibility adalah pengusaha pertambangan 4. Perusahaan pertambangan biasanya
mempunyai kewajiban moral untuk membantu beroperasi pada daerah terpencil
kesejahteraan sosial, ekonomi, masyarakat sekitar dengan perekonomian yang mash
di samping mencari keuntungan.44 Konsekuensi dari belum berkembang dan layanan sosial
Corporate Social Responsibility adalah pihak yang mash kurang.48
pengusaha pertambangan harus menyediakan Kegiatan usaha pertambangan sejak
investasi sosial yang lebih besar atau mengeluarkan lahirnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020
biaya yang bertujuan untuk kepentingan dan tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 4
kesejahteraan umum (general welfare).45 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan
CSR Memiliki tujuan utama untuk batubara mengalami beberapa kemajuan seperti
membantu menjaga kestabilan perekonomian kepastian hukum bagi perpanjangan KK, PK2B, dan
masyarakat sekitar wilayah usaha pertambangan, IUPK Produksi, juga mengatur beberapa hal penting
sekalipun kegiatan pertambangan telah selesai dan seperti kewenangan pengelolaan minerba yang
perusahaan tambang tadi tidak lagi berbasis di area sebelumnya didelegasikan oleh Pemerintah ke
yang bersangkutan.46 Selain itu, CSR dapat dilakukan Pemerintah daerah, di dalam UU Minerba baru
sebagai sarana perusahaan untuk memenuhi kewenangan berada ditangan Pemerintah pusat. UU
sasaran usaha (terutama untuk kondusivitas usaha No. 3/2020 menetapkan sumber daya mineral dan
dan investasi sosial jangka panjang sosial) yang juga batubara adalah kekayaan Nasional oleh karena itu
merupakan upaya untuk mendapatkan Local Licanse pengelolaannya dibawah kendali Pemerintah pusat.
atau izin lokal beropreasinya usaha. 47 Dengan Namun daerah tetap akan mendapatkan manfaat,
diterapkanya akses CSR diharapkan dapat bahkan diharapkan lebih besar, dari pengelolaan
mengubah cara pandang masyarakat awam minerba pasca penerbitan UU No. 3/2020. Peran
terhadap tambang yang masih dianggap sebagai Pemerintah daerah akan diatur lebih lanjut dalam
industri yang paling merusak dan paling berbahaya. peraturan Pemerintah (PP) yang segera akan
Yakovleva menjelaskan bahwa CSR harus disusun. Selain itu, UU juga memperkenalkan izin
diperhitungkan bahkan ketika merencanakan baru yaitu Surat Izin Pertambangan Batuan (SIPB)
industri pertambangan karena: yang kewenangannya didelegasikan ke Pemerintah
1. Banyaknya opini negatif publik terhadap provinsi.49
pertambangan, khususnya isu UU Minerba terbaru juga mengatur tentang
lingkungan dan sosial ketentuan kewajiban pemegang izin usaha
pertambangan (IUP) yang berada pada tahap
43
Op.cit Hlm 203 produksi untuk melakukan peningkatan nilai
44
Loekman Soetrisno et. al, Mencari Model Pemecahan tambah dimana upaya peningkatan nilai tambah
Masalah Hubungan Industri Pertambangan Dengan bertujuan untuk mengutamakan barang dan jasa
Masayarakat Seikitar, P3PK- UGM, Yogyakarta, 1997. H lm xiii dalam negeri, perusahaan lokal dan Nasional,
45
Conant, Michael, The Constitution and the Economy
Objective Theory and Critical Commentary, University of tenaga kerja setempat, dan juga perusahaan jasa
Oklahoma Press, London, Hlm 176 pertambangan lokal atau Nasional dalam konsultasi
46
Di akses https://www.agincourtresources.com/read- dan perencanaannya. Peningkatan nilai tambah
agincourt/kegiatan-pemberdayaan-masyarakat-yang-sering- harus dapat menumbuhkembangkan, terobosan,
dilakukan-perusahaan-tambang/ pada tgl 9 Maret 2022
47
Rudito, B., & Budimanta, A. (2003). Metode dan Teknik
48
Pengelolaan Community Development. Jakarta, ICSD Ibid
49
(Indonesian Center for Sustainable Development). Dikutip Diakses http://www.apbi-icma.org/news/3152/undang-
kembali Irwandy, Good Mining Practice Di Indonesia, undang-no-3-tahun-2020-tentang-Perubahan-uu-no-4-tahun-
Gramedia Pustaka Utama, 2021 Hlm 282 2009 pada tgl 9 maret 2022
12
penguasaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan
dan teknologi Nasional, untuk meningkatkan dan akan selesai pada akhir tahun lalu.50
kapasitas dan kompetensi Nasional yang berdaya Sehingga para pemegang IUP/IUPK Produksi
saing tinggi serta meningkatkan pertumbuhan yang belum dapat melakukan pengolahan dan
perekonomian Nasional. Bangsa Indonesia harus pemurnian hanya dapat menjual komoditas
terus berusaha agar dapat terus mengolah bahan- tambang didalam negeri sehingga harga jual tidak
bahan mentah dalam negeri agar dapat dijadikan lagi dapat bersaing dengan perusahaan tambang
barang jadi atau barang setengah jadi yang dapat yang menjual komoditas tambang ke luar negeri
dimanfaatkan secara optimal, khususnya oleh sehingga berdampak terhadap keuntungan yang
bangsa Indonesia sendiri ataupun diekspor ke didapat dari perusahaan yang semakin menurun
negara-negara lain untuk mendapatkan keuntungan dan ketidakpercayaan investor untuk berinvestasi di
yang paling maksimum. Terciptanya industri hilir Indonesia.
yang merupakan ujung dari peningkatan nilai Prospek pembangunan pertambangan di
tambah adalah salah satu bentuk pembangunan masa akan datang semakin cerah dan diarahkan
ekonomi yang merupakan salah satu pilar untuk menciptakan pertumbuhan dan peningkatan
berkelanjutan. ekonomi Nasional. Karena itu diperlukan suatu
Adanya kebijakan Pemerintah untuk sistem yang mandiri, profesional dan tangguh untuk
mewajibkan para pengusaha pertambangan dalam menghadapi pengaruh lingkungan regional dan
hal ini pemegang IUP/IUPK di tahap produksi global yang menuntut kesigapan dalam menghadapi
membuat sentimen yang sangat positif untuk dapat persaingan yang ketat pada pasar bebas, sedangkan
merealisasikan amanat konstitusi dimana kondisi Nasional sendiri menuntut antara lain:
pengoptimalan kekayaan sumber daya alam yang 1) penataan ulang peraturan perundang-
berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat undangan dan penegakannya secara
merupakan hal yang baik, tetapi dari keseluruhan konsisten;
kewajiban dalam pasal 102-104A UU Minerba 2) Kepedulian Terhadap Lingkungan;
terbaru yang berbunyi ketentuan pelaksana diatur 3) Pengembangan pola pengusahaan
oleh peraturan Pemerintah sehingga konsekuensi pertambangan;
logisnya apabila peraturan Pemerintah belum 4) Peningkatan sumber daya manusia;
dikeluarkan maka akan terjadi kekosongan hukum 5) Keterkaitan industri dengan
sehingga kegiatan usaha pertambangan akan pertambangan yang saling menunjang
mengalami ketidakpastian hukum dimana pada serta;
pasal 170A mengatur tentang batas waktu para 6) Upaya-upaya pengentasan kemiskinan
pengusaha pertambangan yang telah melaksanakan dan kesenjangan sosial.51
pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dapat Tantangan pembangunan pertambangan di
melakukan ekspor bahan mentah ke luar negeri masa mendatang tidaklah kecil, misalnya saja
batas 3 tahun setelah undang-undang No.3/2020 bagaimana meningkatkan sumber daya manusia
diberlakukan artinya bahwa 2023 merupakan batas yang profesional baik secara kuantitas maupun
waktu untuk tidak lagi mengekspor Raw material. kualitas. Tingkat penguasaan teknologi tenaga-
Aturan pelaksana Undang-Undang Nomor 3 tenaga pertambangan diakui belum dapat
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang- memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat.
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Kegiatan eksplorasi dan pengusahaan
Pertambangan Mineral dan Batubara hingga saat ini pertambangan pada masa mendatang cenderung
tak kunjung disahkan. Padahal sebelumnya semakin mengarah ke daerah yang lebih sulit,
pemerintah melalui Ridwan Djamaluddin, Direktur terpencil dan marginal. Hal ini menuntut perlunya
Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi upaya mempercepat penguasaan ilmu pengetahuan
dan Sumber Daya Mineral sering mengumbar janji dan teknologi yang lebih maju serta ditopang oleh
pemerintah tengah menyusun tiga Rancangan perangkat hukum yang memadai dan adanya
Peraturan Pemerintah (RPP) baru, antara lain RPP
tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan
mineral dan batubara, RPP tentang wilayah 50
Diakses https://pushep.or.id/aturan-pelaksana-uu-minerba-
pertambangan dan RPP tentang pembinaan dan tidak-kunjung-terbit-
pengawasan serta reklamasi pascatambang dalam kegiatanpertambanganjalanditempat/#:~:text=Sementara%2
0dalam%20Pasal%2035%20UU,menerbitkan%20perizinan%2
0di%20sektor%20pertambangan. Pada tgl 20 maret 2022
51
Saleng Abrar, Op.cit Hlm 207
13
kemampuan untuk menegakkannya (law Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan
enforcement). nilai tambah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Prospek pengaturan pengusahaan l02, Pengolahan dan/atau Pemurnian
pertambangan di masa akan datang atau dalam era sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 dan
globalisasi dengan keterlibatan pihak investor asing Pasal l04, dan tata cara pemberian penugasan
selaku kontraktor semakin kompleks. Jadi tidak ada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104A, diatur
pilihan lain kecuali Pemerintah mempersiapkan zdiri dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
dengan perangkat hukum yang mampu Dan hingga pada tahun 2022 peraturan
mengakomodasi semua kepentingan terkait tapa pedoman pelaksanaan belum juga diterbitkan
harus mengorbankan kepentingan rakyat. Hal ini sehingga menyebabkan kekosongan hukum
menuntut, segenap aparatur Pemerintah terutama dalam proses pelaksanaan.
yang mengabdi di bawah Departemen 2. Prospek pengaturan pengusahaan
Pertambangan dan Energi, pengusaha di sektor pertambangan di masa akan datang atau dalam
pertambangan dan pihak terkait lainnya untuk era globalisasi dengan keterlibatan pihak
benar-benar memahami dan menguasai semua investor asing selaku kontraktor semakin
peraturan perundang-undangan (wettelijke regels) kompleks. Jadi tidak ada pilihan lain kecuali
dan peraturan kebijaksanaan (beleidsregels) tentang Pemerintah mempersiapkan diri dengan
pertambangan, investasi dan perdagangan. Baik perangkat hukum yang mampu mengakomodasi
yang berlaku di dalam negeri maupun dimanca semua kepentingan terkait tanpa harus
negara dan berlingkup atau bertaraf interNasional. mengorbankan kepentingan rakyat dalam kasus
ini terjadi kekosongan hukum yang berdampak
PENUTUP terhadap kegiatan usaha pertambangan dalam
A. Kesimpulan hal melakukan peningkatan nilai tambah atau
1. Kegiatan peningkatan nilai tambah pengolahan dan pemurnian komoditas tambang
pertambangan mineral dan batuabra merupakan dimana belum adanya aturan pelaksana UU
kebijakan pemerintah untuk dapat Minerba membuat kegiatan usaha
mengoptimalkan kekayaan alam yang Indonesia pertambangan di daerah maju mundur. Keadaan
menuju industri hilirisasi dimana indonesia ini tentu membuat geliat ekonomi sektor
merupakan negara pengekspor bahan mentah pertambangan di daerah mengalami kelesuhan
sekarang dapat menjadi negara pengekspor sehingga hal tersebut dapat membuat
bahan stengah jadi maupun barang jadi sehingga pesimisme investor untuk berinvestasi terutama
yang dikatakan sebagai industri hilirisasi dapat di sektor pertambangan mengingat bahwa
terwujud. Peningkatan Nilai Tambah pembuatan tempat pengolahan dan pemurnian
pertambangan mineral dan batubara telah diatur membutuhkan investasi yang tidak sedikit maka
dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 dari itu eksistensi adanya investasi dari luar
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Foreign Investment) merupakan peranan
kemudian di revisi menjadi Undang-Undang penting dalam peningkatan perekonomian di
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas indonesia melalui investasi di sektor
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan.
pertambangan mineral danbatubara. Sebelum
adanya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020, B. Saran
aturan pedoman kegiatan peningkatan nilai 1. Mendorong Pemerintah dalam hal ini
tambah diatur dalam Peraturan pemerintah Kementrian ESDM untuk dapat menerbitkan
Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Khususnya dalam hal
Kegiatan Pertambangan, Peraturan Pemeritan peningkatan nilai tambah mengingat batas
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua waktu ekspor bahan mentah hanya sampai 2023
atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun sesuai dengan pasal 170A UU No.3/2020, akan
2010 tentang pertambangan mineral dan tetapi sampai saat ini Pemerintah belum
batuabara, Peraturan Menteri Energi Sumber mengeluarkan Peraturan Pemerintah satupun
Daya Alam Nomor 1 Tahun 2014, Peraturan terkait peningkatan nilai tambah komoditas
Pemerintah No.1 Tahun 2017. Dan ketika tambang maupun pemanfaatan batubara.
undang-undang minerba Nomor 3 Tahun 2020 2. Sudah seharusnya Pemerintah berkordinasi
telah disahkan maka sesuai dengan amanat pada dengan para pemangku kepentingan dalam hal
pasal 104B UU No. 3 Tahun 2020 berbunyi ini pengusaha pertambangan atau Pemegang

14
IUP/IUPK Operasi produksi untuk dapat Malaysia.” Review of Integrative Business and
memberikan standarisasi mengenai batasan Economics Research 9 (2020)
minimum dan proses produksi dalam melakukan Sativa, Estina, and Eva Noorliana. “Analisis
peningkatan nilai tambah komoditas mineral dan Pertumbuhan PDB Indonesia Melalui
pemanfaatan batubara mengingat terjadi Pengembangan Sektor Pertambangan.”
kekosongan hukum dalam hal belum Jurnal Indonesia Sosial Sains 2.5 (2021)
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah agar Heryanto,Tinjauan Hukum Peningkatan Nilai
supaya pada saat diterbitkan PP kegiatan usaha Tambah Mineral Logam Melalui Pengolahan
pertambangan tetap berjalan sesuai dengan Dan Pemurnian,Tesis, (2018)
aturan yang berlaku. Internet:
https://sampulu.co.id/2020/07/24/poin-penting-
DAFTAR PUSTAKA uu-no-3-tahun-2020-uu-minerba-terbaru/
Buku https://industri.kontan.co.id/news/Pemerintah-
Seleng, Abrar. “Hukum Pertambangan.” Universitas targetkan-ada-53-smelter-hingga-2024-
Islam Indonesia Press, Yogjakarta (2004). begini-realisasinya
Dwi Haryadi, Pengantar Hukum Pertambangan, https://industri.kontan.co.id/news/Pemerintah-
Bangka Belitung, UBB Press, 2018, kembali-tegaskan-ekspor-mineral-mentah-
Nanyang Sudrajat, Teori dan Praktik Pertambangan akan-ditutup-tahun-2023
di Indonesia Menurut Hukum, Yogyakarta, https://ekonomi.bisnis.com/read/20210906/44/143
Pustaka Yustisia, 2010, 8633/harga-batu-bara-meningkat-
Otong Rosadi, Pertambangan dan kehutan dalam penerimaan-negara-dari-pertambangan-
perspektif cita hukum Pancasila, Yogyakarta, sudah-lewati-target
Thafa Media, 2012, https://newssetup.kontan.co.id/news/ekonom-
Jurnal kenaikan-harga-batubara-bisa-berdampak-
Alhudhori, M. “Pengaruh IPM, PDRB dan jumlah baik-bagi-kinerja-ekspor-indonesia
pengangguran terhadap penduduk miskin di https://litbang.esdm.go.id/news-center/arsip-
Provinsi Jambi.” Ekonomis: Journal of berita/peningkatan-nilai-tambah-mineral-
Economics and Business 1.1 (2017) sebuah-tantangan 18 November 2021
Adjat Sudrajat, Peranan Pertambangan umum https://www.cnbcindonesia.com/market/20220308
Dalam Peningkatan Produktivitas dan 062651-17-320777/harga-batu-bara-naik-lagi-
Pengembangan Wilayah (Wawancara Khusus) rekor-lagi-gara-gara-indonesia
Majalah Pertambangan dan energi Jakarta https://finance.detik.com/energi/d-5973467/rezeki-
Edisi 1997 emang-nggak-ke-mana-ri-ketiban-durian-
Bambang Dwiyanto, Prospek dan Kendala Sumber runtuh-dari-harga-batu-bara
Daya Kelautan Dalam PJPT II (Forum https://www.agincourtresources.com/read-
Pendapat), Majalah Pertambangan Dan agincourt/kegiatan-pemberdayaan-
Energi, Edisi Desember 1997. masyarakat-yang-sering-dilakukan-
Loekman Soetrisno et. al, Mencari Model perusahaan-tambang/
Pemecahan Masalah Hubungan Industri http://www.apbi-icma.org/news/3152/undang-
Pertambangan Dengan Masayarakat Seikitar, undang-no-3-tahun-2020-tentang-
P3PK- UGM, Yogyakarta, 1997. Perubahan-uu-no-4-tahun-2009
Mawuntu, J. Ronald. “Konsep penguasaan negara Peraturan perundang-undangan:
berdasarkan pasal 33 UUD 1945 dan putusan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
mahkamah konstitusi.” Jurnal Hukum tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Unsrat 20.3 (2012): 11-21. Pertambangan Mineral dan Batubara
Nurcahyo, M. A. (2020). Peran Tim Joint Analysis Risalah Sidang Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor
DJBC-DJP dalam mengoptimalkan 10/PUU-XII/2014
penerimaan negara dari sector Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang
batubara. Indonesian Treasury Review: Jurnal Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4
Perbendaharaan, Keuangan Negara dan Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
Kebijakan Publik, 5(1) dan Batubara
Nurim, Yavida, et al. “Gross Domestic Product on Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Sustainability Report Disclosure: A Pertambangan Mineral dan Batubara
Comparative of Mining in Indonesia and

15

Anda mungkin juga menyukai