Anda di halaman 1dari 8

Selamat Pagi

SEJARAH
UU NO 5 1947
tentang
Pokok-Pokok
Pemerintaha Daerah
UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah

UU ini dtetapkan berdasarkan UU 1945 dan merupakan tindak lanjut dari


adanya penggantian Presiden

Dengan UU ini dibentuk Daerah (daerah otonom, dalam rangka desentralisasi


dan wilayah (daerah administrasi, dalam rangka dekonsentrasi)

Daerah tersusun dalam 2 tingkat, yaitu Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat
II, sedangkan wilayah tersusun ke dalam 5 tingkatan, yaitu Provinsi,
Kabupaten/Kodya, Kotip (bagi yang ada), Kecamatan dan Kelurahan

Prinsip Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab


a.Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah perangkat Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta pembantu-pembantunya;
b. Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari Pemerintah atau Daerah tingkat atasnya
kepada daerah menjadi urusan rumah tangganya;
c. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban dan kewajiban Daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Tugas Pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintah yang
ditugaskan kepada Pemerintah Daerah oleh Pemerintah atau pemerintah Daerah tingkat atasnya dengan
kewajiban mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya;ukota Negara. Sedangkan, nama dan
batas Daerah Tingkat II adalah sama dengan nama dan batas Wilayah Kabupaten atau Kotamadya.
Kita ketahui tahun 1947 pada masa kepresidenana Bapak Soeharto

UU NO 5 tahun 1974 ini disahkan pada tanggal 23 Juli 1974 yang dimana UU NO 5 yahun 1974 mempunyai 94 Pasal yang
dimana pokok-pokok pemerintahan di daerah memisahkan anatara UU Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa

Prinsip otda UU NO 5 tahun 1947 Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab

Karakteristik dari UU NO 5 tahun 1947

• Kosentrasi Kekuasaan ada di Lembaga Esekutif yaitu Kepala Daerah

• Ditutupnya akses parpol dalam Pemerintahan daerah

• Tidak berlakunya hak angket pada legislative di daerah

• Kepala daerah tidak bertanggung jawab kepada dprd secara hirarkinya kepada Presiden

• Kepala daerah hanya memberikan keterangan dan pembangunan kepada dprd

Kemajuan signifikat karna UU NO 5 tahun 1947

• Sejajar dengan negara berkembang yanglainnya ( macan asia )

• Pondasi Strategis

• Stabilitas Keamanan

• Terbangunnya Infastruktur Dasar

Dasar pertimbangan dan tujuan diselenggarakannya asas dekonsentrasi


yaitu :

a.terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia


b.terwujudnya pelaksanaan kebijakan nasional dalam mengurangi


kesenjangan antar daerah;

c.terwujudnya keserasian hubungan antar susunan pemerintahan dan


antarpemerintahan di daerah;

d.terindentifikasinya potensi dan terpeliharanya keanekaragaman


sosial budaya daerah;

e.tercapainya efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan,


serta pengelolaan pembangunan dan pelayanan terhadap kepentingan
umum masyarakat; dan

f.terciptanya komunikasi sosial kemasyarakatan dan sosial budaya


dalam sistem administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hierarki pemerintahan dibagi ke dalam beberapa tingkatan yang mempunyai kedudukan berbeda, yaitu
Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II, sedangkan wilayah tersusun ke dalam 5 tingkatan, yaitu Provinsi,
Kabupaten/Kodya, Kotip (bagi yang ada), Kecamatan dan Kelurahan. Sedangkan Desa tidak diatur
sebagai wilayah administratif maupun wilayah otonom, tetapi berada langsung dibawah kecamatan.
Bahkan dengan berlakunya UU No. 5/1974 tentang Desa, ada beberapa desa yang dihapuskan atau
digabungkan.
Setiap Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala Wilayah.

Titik berat Otonomi Daerah diletakkan pada Daerah Tingkat II yang pelaksanaannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Dengan Peraturan Daerah, Pemerintah Daerah Tingkat I dapat

menugaskan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II untuk

melaksanakan urusan tugas pembantuan.


Dalam

praktiknya wewenang DT II sangat terbatas.

Nama dan batas Daerah Tingkat I adalah sama dengan nama dan batas Wilayah Propinsi atau Ibukota
Negara. Sedangkan, nama dan batas Daerah Tingkat II adalah sama dengan nama dan batas Wilayah
Kabupaten atau Kotamadya.
Dari uraian-uraian di atas jelaslah kiranya bahwa penyelenggaraan pemerintah di daerah menurut
Undang-undang ini dilaksanakan berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
(1) pelaksanaan pemberian otonomi kepada Daerah harus menunjang aspirasi perjoangan Rakyat,
yakni memperkokoh Negara Kesatuan dan mempertinggi tingkat kesejahteraan Rakyat Indonesia
seluruhnya;
(2) pemberian otonomi kepada Daerah harus merupakan otonomi yang nyata dan
bertanggungjawab;
(3) azas desentralisasi dilaksanakan bersama-sama dengan azas dekonsentrasi, dengan
memberikan kemungkinan pula bagi pelaksanaan azas tugas pembantuan;
(4) pemberian otonomi kepada Daerah mengutamakan aspek keserasian dengan tujuan di samping
aspek pendemokrasian;
(5) tujuan pemberian otonomi kepada Daerah adalah untuk meningkatkan dayaguna dan
hasilguna penyelenggaraan pemerintahan di daerah, terutama dalam pelaksanaan pembangunan
dan pelayanan terhadap masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan
kesatuan bangsa.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai