2/Apr-Jun/2020
SANKSI ADMINISTRASI ATAS PELANGGARAN oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
UNDANG - UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 besar kemakmuran rakyat. Mengingat mineral
TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN dan batubara sebagai kekayaan alam yang
BATUBARA1 terkandung di dalam bumi merupakan sumber
Oleh: Tesalonika Roring2 daya alam yang tak terbarukan, pengelolaannya
perlu dilakukan seoptimal mungkin, efisien,
ABSTRAK transparan, berkelanjutan dan berwawasan
Penelitian ini dilakukannya dengan tujuan lingkungan, serta berkeadilan agar memperoleh
adalah untuk mengetahui bagaimana terjadinya manfaat sebesar-besar bagi kemakmuran
pelanggaran administrasi di bidang rakyat secara berkelanjutan.3
pertambangan mineral dan batubara dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
bagaimana pemberlakuan sanksi administratif Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara.
atas pelanggaran Undang-Undang Nomor 4 Pasal 2. Pertambangan mineral dan/atau
Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral batubara dikelola berasaskan:
dan Batubara. Dengan menggunakan metode a. manfaat, keadilan, dan keseimbangan;
penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. b. keberpihakan kepada kepentingan bangsa;
Pelanggaran administrasi di bidang c. partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas;
pertambangan mineral dan batubara terjadi d. berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
apabila pemegang IUP (Izin Usaha Pasal 3. Dalam rangka mendukung
Pertambangan) Izin Pertambangan Rakyat, (IPR) pembangunan nasional yang
dan IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) berkesinambungan, tujuan pengelolaan mineral
yang melakukan pelanggaran hukum atas dan batubara adalah:
ketentuan-ketentuan di bidang pertambangan a. menjamin efektivitas pelaksanaan dan
mineral dan batubara sebagaimana dimaksud pengendalian kegiatan usaha pertambangan
pada Pasal 151 ayat (1) Undang-Undang Nomor secara berdaya guna, berhasil guna, dan
4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral berdaya saing;
dan Batubara. 2. Pemberlakuan sanksi b. menjamin manfaat pertambangan mineral
administratif atas pelanggaran Undang-Undang dan batubara secara berkelanjutan dan
Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan berwawasan lingkungan hidup;
Mineral Dan Batubara berhak dilakukan oleh c. menjamin tersedianya mineral dan batubara
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai sebagai bahan baku dan/atau sebagai
dengan kewenangannya kepada pemegang IUP, sumber energi untuk kebutuhan dalam
IPR atau IUPK atas pelanggaran ketentuan- negeri;
ketentuan hukum di bidang pertambangan d. mendukung dan menumbuhkembangkan
mineral dan batubara. Sanksi administratif kemampuan nasional agar lebih mampu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: bersaing di tingkat nasional, regional, dan
peringatan tertulis; penghentian sementara internasional;
sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi atau e. meningkatkan pendapatan masyarakat lokal,
operasi produksi; dan/atau pencabutan IUP, daerah, dan negara, serta menciptakan
IPR, atau IUPK. lapangan kerja untuk sebesarbesar
Kata kunci: Sanksi Administrasi, Pelanggaran, kesejahteraan rakyat; dan
Pertambangan Mineral Dan Batubara f. menjamin kepastian hukum dalam
penyelenggaraan kegiatan usaha
PENDAHULUAN pertambangan mineral dan batubara.
A. Latar Belakang Apabila terjadinya pelanggaran administrasi
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat di bidang pertambangan mineral dan batubara,
(3) menegaskan bahwa bumi, air, dan kekayaan maka pemberlakuan sanksi administratif atas
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai pelanggaran Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Tonny Rompis, SH.,
Batubara dapat dikenakan terhadap pihak-
MH; Dr. Rodrigo F. Elias, SH., MH
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
16071101071 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara.
187
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020
188
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020
189
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020
e. pengelolaan sisa tambang dari suatu dimaksud pada ayat (1) dapat mengolah
kegiatan usaha pertambangan dalam dan memurnikan hasil penambangan dari
bentuk padat, cair, atau gas sampai pemegang IUP dan IUPK lainnya. Ayat (3)
memenuhi standar baku mutu Ketentuan lebih lanjut mengenai
lingkungan sebelum dilepas ke media peningkatan nilai tambah sebagaimana
lingkungan. dimaksud dalam Pasal 102 serta
13. Pasal 97. Pemegang IUP dan IUPK wajib pengolahan dan pemurnian sebagaimana
menjamin penerapan standar dan baku dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
mutu lingkungan sesuai dengan peraturan pemerintah.
karakteristik suatu daerah. 19. Pasal 105 ayat (3) Mineral atau batubara
14. Pasal 98. Pemegang IUP dan IUPK wajib yang tergali dan akan dijual sebagaimana
menjaga kelestarian fungsi dan daya dimaksud pada ayat (1) dikenai iuran
dukung sumber daya air yang bersangkutan produksi. Ayat (4) Badan usaha
sesuai dengan ketentuan peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
perundang-undangan. ayat (2) wajib menyampaikan laporan hasil
15. Pasal 99 ayat (1) Setiap pemegang IUP dan penjualan mineral dan/atau batubara yang
IUPK wajib menyerahkan rencana reklamasi tergali kepada Menteri, gubernur, atau
dan rencana pascatambang pada saat bupati/walikota sesuai dengan
mengajukan permohonan IUP Operasi kewenangannya.
Produksi atau IUPK Operasi Produksi. Ayat 20. Pasal 107. Dalam melakukan kegiatan
(2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan operasi produksi, badan usaha pemegang
pascatambang dilakukan sesuai dengan IUP dan IUPK wajib mengikutsertakan
peruntukan lahan pascatambang. Ayat (3) pengusaha lokal yang ada di daerah
Peruntukan lahan pascatambang tersebut sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) peraturan perundang-undangan.
dicantumkan dalam perjanjian penggunaan 21. Pasal 108 ayat (1) Pemegang IUP dan IUPK
tanah antara pemegang IUP atau IUPK dan wajib menyusun program pengembangan
pemegang hak atas tanah. dan pemberdayaan masyarakat.
16. Pasal 100 ayat (1) Pemegang IUP dan IUPK 22. Pasal 110. Pemegang IUP dan IUPK wajib
wajib menyediakan dana jaminan reklamasi menyerahkan seluruh data yang diperoleh
dan dana jaminan pascatambang. Ayat (2) dari hasil eksplorasi dan operasi produksi
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota kepada Menteri, gubernur, atau
sesuai dengan kewenangannya dapat bupati/walikota sesuai dengan
menetapkan pihak ketiga untuk melakukan kewenangannya.
reklamasi dan pascatambang dengan dana 23. Pasal 111 ayat (1) Pemegang IUP dan IUPK
jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat wajib memberikan laporan tertulis secara
(1). Ayat (3) Ketentuan sebagaimana berkala atas rencana kerja dan pelaksanaan
dimaksud pada ayat (2) diberlakukan kegiatan usaha pertambangan mineral dan
apabila pemegang IUP atau IUPK tidak batubara kepada Menteri, gubernur, atau
melaksanakan reklamasi dan pascatambang bupati/walikota sesuai dengan
sesuai dengan rencana yang telah disetujui. kewenangannya.
17. Pasal 102. Pemegang IUP dan IUPK wajib 24. Pasal 112 ayat (1) Setelah 5 (lima) tahun
meningkatkan nilai tambah sumber daya berproduksi, badan usaha pemegang IUP
mineral dan/atau batubara dalam dan IUPK yang sahamnya dimiliki oleh asing
pelaksanaan penambangan, pengolahan wajib melakukan divestasi saham pada
dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral Pemerintah, pemerintah daerah, badan
dan batubara. usaha milik negara, badan usaha milik
18. Pasal 103 ayat (1) Pemegang IUP dan IUPK daerah, atau badan usaha swasta nasional.
Operasi Produksi wajib melakukan 25. Pasal 114 ayat (2) Apabila dalam kurun
pengolahan dan pemurnian hasil waktu sebelum habis masa penghentian
penambangan di dalam negeri. Ayat (2) sementara berakhir pemegang IUP dan
Pemegang IUP dan IUPK sebagaimana IUPK sudah siap melakukan kegiatan
190
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020
191
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020
192
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020
huruf c diselesaikan sesuai dengan ketentuan pengendali dalam memfungsikan izin itu
peraturan perundang-undangan. sendiri.19
Pasal 156. Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara pelaksanaan sanksi administratif PENUTUP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 dan A. Kesimpulan
Pasal 152 diatur dengan peraturan pemerintah. 1. Pelanggaran administrasi di bidang
Pasal 157 Pemerintah daerah yang tidak pertambangan mineral dan batubara
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud terjadi apabila pemegang IUP (Izin Usaha
dalam Pasal 5 ayat (4) dikenai sanksi Pertambangan) Izin Pertambangan
administratif berupa penarikan sementara Rakyat, (IPR) dan IUPK (Izin Usaha
kewenangan atas hak pengelolaan usaha Pertambangan Khusus) yang melakukan
pertambangan mineral dan batubara. pelanggaran hukum atas ketentuan-
Izin (Vergunning) adalah suatu persetujuan ketentuan di bidang pertambangan
dari penguasa berdasarkan undang-undang mineral dan batubara sebagaimana
atau peraturan pemerintah untuk dalam dimaksud pada Pasal 151 ayat (1)
keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan- Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
ketentuan larangan peraturan perundang- tentang Pertambangan Mineral dan
undangan. Izin dapat juga diartikan sebagai Batubara.
dispensasi atau pelepasan/pembebasan dari 2. Pemberlakuan sanksi administratif atas
suatu larangan.17 pelanggaran Undang-Undang Nomor 4
Perizinan adalah salah satu bentuk Tahun 2009 Tentang Pertambangan
pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat Mineral Dan Batubara berhak dilakukan
pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah oleh Menteri, gubernur, atau
terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bupati/walikota sesuai dengan
masyarakat. Dengan memberikan izin, kewenangannya kepada pemegang IUP,
penguasa memperkenankan orang yang IPR atau IUPK atas pelanggaran
memohonnya untuk melakukan tindakan- ketentuan-ketentuan hukum di bidang
tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang pertambangan mineral dan batubara.
demi memperhatikan kepentingan umum yang Sanksi administratif sebagaimana
mengharuskan adanya pengawasan. Hal pokok dimaksud pada ayat (1) berupa:
pada izin, bahwa sesuatu tindakan dilarang peringatan tertulis; penghentian
kecuali diperkenankan dengan tujuan agar sementara sebagian atau seluruh
dalam ketentuan-ketentuan yang bersangkutan kegiatan eksplorasi atau operasi
dilakukan dengan cara-cara tertentu.18 produksi; dan/atau pencabutan IUP, IPR,
Dalam Hukum Administrasi, izin merupakan atau IUPK.
instrumen yuridis yang digunakan oleh
pemerintah untuk mempengaruhi para warga B. Saran
agar mau mengikuti cara yang dianjurkan guna 1. Pelanggaran administrasi di bidang
mencapai suatu tujuan konkrit. Sebagai suatu pertambangan mineral dan batubara
instrumen hukum, izin berfungsi sebagai ujung dapat dicegah apabila pemerintah
tombak atau alat yang bertujuan untuk melalui menteri yang memiliki
mengarahkan, mengendalikan, merekayasa, kewenangan di bidang pertambangan
dan merancang masyarakat adil makmur. mineral dan batubara melakukan
Melalui izin dapat diketahui bagaimana pembinaan dan pengawasan terhadap
gambaran masyarakat adil makmur itu penyelenggaraan pengelolaan usaha
terwujud, yang berarti persyaratan-persyaratan pertambangan yang dilaksanakan oleh
yang terkandung dalam izin merupakan pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya. Menteri dapat
melimpahkan kepada gubernur untuk
17
Adrian Sutedi. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan
19
Publik, Sinar Grafika. Jakarta. 2011, hlm. 167-168. Ridwan. HR. Hukum Administrasi Negara. UII Press.
18
Ibid, hlm. 168. Yogyakarta. 2003. hlm. 160.
193
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020
194
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020
195