Anda di halaman 1dari 4

1.

pengertian hkm pertambangan mnrut uu :


Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan
dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang.
2. makna pasal 33 uud 45 :
Mengingat mineral dan batubara sebagai kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi merupakan
sumber daya alam yang tak terbarukan, pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin, efisien,
transparan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, serta berkeadilan agar memperoleh manfaat
sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat secara berkelanjutan.
3. makna kekuasaan negara di dalam kegiatan pertambangan indonesia ttg perizinan, psl 33 uud, uu no
4 thn 2009, pembuatan hukum :
pemerintah selanjutnya memberikan kesempatan kepada badan usaha yang berbadan hukum
Indonesia, koperasi, perseorangan, maupun masyarakat setempat untuk melakukan pengusahaan
mineral dan batubara berdasarkan izin, yang sejalan dengan otonomi daerah, diberikan oleh Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
Usaha pertambangan sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan dalam bentuk:
a. Izin Usaha Pertambangan (“IUP”), adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan;
b. Izin Pertambangan Rakyat (“IPR”), adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam
wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas; dan
c. Izin Usaha Pertambangan Khusus (“IUPK”), adalah izin untuk melaksanakan usaha
pertambangan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.
4. asas2 :
a. Manfaat Asas manfaat merupakan asas di mana di dalam pengelolaan sumber daya mineral dan
batubaradapat memberikan kegunaan bagi kesejahteraan masyarakat banyak. Aksi-aksi pemerintah
harus selalu diarahkanuntuk meningkatkan kebahagiaan sebanyak mungkin orang
b. Keadilan Asas keadilan merupakan asas dalam pengelolaan dan manfaat mineral dan batubara di
mana didalam pemanfaatan itu harus memberikan hak yang sama rasa dan rata bagi masyarakatbanyak.
Masyarakat dapat diberikan hak untuk mengelola dan memanfaatkan mineral danbatubara, dan juga
dibebani kewajiban untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
c. Keseimbangan Asas keseimbangan adalah suatu asas yang menghendaki bahwa dalam
pelaksanaanpertambangan mineral dan batubara harus mempunyai kedudukan hak dan kewajiban
yangsetara dan seimbang antara pemberi izin dengan pemegang izin. Pemberi izin dapat menuntuthak-
haknya kepada pemegang izin. Bagitu juga pemegangizin dapat menuntut haknya kepada pemberi izin
supaya pemberi izin dapat melaksanakankewajibannya, seperti memberi pembinaan dan pengawasan
terhadap pemegang izin. Ini berartikeseimbangan dalam hak dan kewajiban.4.
d. Keberpihakan kepada kepentingan bangsa Asas keberpihakan kepada kepentingan bangsa adalah
asas bahwa dalam pelaksaaanpertambangan mineral dan batubara, bahwa pemerintah, harus memihak
atau pro kepada kepentingan bangsa yang lebih besar. Iniberarti bahwa kepentingan bangsa yang harus
diutamakan dibandingkan dengan kepentingandari para investor.
e. Partisipatif Asas partisipatif merupakan asas bahwa dalam pelaksanaan pertambangan mineral
danbatubara, masyarakat yang berada di lingkaran tambang harus ikut berperan sertadalam
pelaksanaan kegiatan tambang. Ujud peran serta masyarakat, yaitu masyarakat dapatikut bekerja pada
perusahaan tambang,
f. TransparansiAsas transparansi, yaitu asa bahwa dalam pelaksanaan pertambangan mineral dan
batubaraharus dilaksanakan secara terbuka.
g. AkuntabilitasAsas akuntabilitas, yaitu setiap pertambangan mineral dan batubara
harus dapatdipertanggungjawabkan kepada rakyat degan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
h. Asas berkelanjutan dan berwawasan lingkungan adalah asas yang secara terencana mengintegrasikan
dimensi ekonomi, lingkungan, dan social budaya untuk mewujudkan kesejahteraan masa kini dan
masayang akan datang.
5. unsur2 bahan galian :
Golongan A (Bahan Galian Strategis)
Merupakan bahan galian strategis untuk pertahanan dan keamanan Negara dan menjamin kestabilan
ekonomi Negara. Pengelolaannya diatur Negara dan pihak swasta yang diberi kewenangan. Bahan galian
ini juga masuk komoditas ekspor, contohnya adalah:
- minyak bumi, dan gas alam , batubara, nikel, timah, alumunium
Golongan B (Bahan Galian Vital)
Merupakan bahan galian yang mampu menghidupi hajat hidup orang banyak dan dikelola oleh swasta
yang diizinkan Negara, contohnya adalah:
- emas, perak, platina, air raksa, intan
- besi, belerang

Golongan C (Bahan Galian Industri)


Merupakan bahan galian yang digunakan untuk industry dan tidak ada di bahan galian A dan B,
contohnya:
- kapur, pasir, marmer, batuapung, asbes, grafit, gypsum
Pasal 34 UU Nomor 4 Tahun 2009 juga menjelaskan bahan galian. Pertambangan mineral sebagaimana
dimaksud terbagi menjadi beberapa golongan yaitu sebagai berikut.
1. Mineral radioaktif, seperti tellurium, vanadium, zirconium, samarium, rubidium, thorium,
uranium, radium, monasit.
2. Mineral logam, seperti tembaga, timbal, seng, alumnia, kalium, bauksit, galena.
3. Mineral bukan logam, seperti intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit,
yodiumdolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, batu kuarsa, clay.
4. Pertambangan batuan, seperti pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome,
slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt.
6. kewenangan pemerintah pusat dan daerah terkait tambang :
(UU No. 4 Tahun 2009), pihak pemerintah yang berwenang dalam melakukan 'campur tangan'
pengelolaan pertambangan mineral dan batubara tidak terbatas pada pemerintah (pusat), tetapi juga
pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota. Dalam hal ini
pemerintah pusat memonopoli untuk pengelolaan berupa penetapan kebijakan nasional; penetapan
standar nasional serta pedoman dan kriteria; penetapan wilayah pertambangan; pemberian izin usaha
pertambangan dalam wilayah pertambangan yang dicadangkan (WPN); penetapan kebijakan produksi,
pemasaran, pemanfaatan dan konservasi; penetapan kebijakan kerjasama, kemitraan, dan
pemberdayaan masyarakat; serta perumusan dan penetapan penerimaan negara bukan pajak dari hasil
usaha pertambangan mineral dan batubara.
Di luar itu, seperti pengelolaan informasi geologi dan pemberian izin usaha pertambangan, juga menjadi
kewenangan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota). Perbedaan hanya terletak pada
yuridiksi pemerintahan saja.
7. hubungan hukum pertambangan dgn hkm agraria pajak , ling
a. agraria : Salah satu hubungan antara hukum pertambangan dengan hukum agraria yaitu terkait
dengan pemanfaatan tanah sebagai lahan pertambangan, dan terdapat hak-hak yang
terkandung di dalam nya seperti:
-Hak Guna Bangunan, Hak Usaha, Hak Pakai, dan Hak Milik
b. pertambangan wajib untuk tetap memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup. Sehngga wajib memiliki amdal dan melakukan pengelolaan limbah hasil usaha Hal
yang demikian disebut dengan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
c. Hukum pertambangan mempunyai hubungan yang sangat erat dgn hukum pajak karena kegiatan
usaha pertambangan selalu diikuti dengan kewajiban pembayaran pajak.
Secara garis besar sebuah pert
8. syarat administratif
A. Persyaratan administratif
Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam huruf a untuk badan usaha meliputi:
 Untuk IUP Eksplorasi mineral logam dan batubara:
1. surat permohonan;
2. susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan
3. surat keterangan domisili.
B. Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam huruf b untuk IUP Eksplorasi, meliputi:

1. Daftar riwayat hidup dan surat pernyataan tenaga pertambangan dan/atau geologi yang
berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun;
2. Peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan
ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional.
C. Persyaratan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam huruf c untuk IUP Eksplorasi meliputi
pernyataan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
D. Persyaratan finansial sebagaimana dimaksud dalam huruf d untuk IUP Eksplorasi, meliputi:
1. bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi; dan
2. bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang WIUP mineral logam atau
batubara sesuai dengan nilai penawaran lelang atau bukti pembayaran biaya pencadangan
wilayah dan pembayaran pencetakan peta WIUP mineral bukan logam atau batuan atas
permohonan wilayah.

Anda mungkin juga menyukai