Anda di halaman 1dari 30

HUKUM

PERTAMBANGAN &
MIGAS
KULIAH I

POPI TUHULELE
PENGANTAR
MATERI

• A. PENGERTIAN PERTAMBANGAN DAN HUKUM PERTAMBANGAN


• B. PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA (MINERBA)
• C. PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI (MIGAS)
• D. RUANG LINGKUP HUKUM PERTAMBANGAN DAN MIGAS
• E. KEDUDUKAN HUKUM PERTAMBANGAN DAN MIGAS DALAM ILMU HUKUM
PENGERTIAN PERTAMBANGAN

• UU NO. 3 THN 2020 (UUPMB), PASAL 1 ANGKA (1)


• Pertambangan yaitu sebagian atau seluruh tahapan kegiatan
dalam rangka penelitian, pengolahan dan pengusahaan
mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan,
serta kegiatan pasca tambang.
HUKUM
• HUKUM ADALAH SUATU BANGUNAN NORMATIF.
• Dalam pendekatan doctrinal hukum dikonsepkan sebagai instrumen untuk
menegakkan keadilan yang wujudnya berupa pedoman perilaku dengan fungsi
utamanya mengatur perilaku manusia.
• SUDIKNO MERTOKUSUMO
• Mengartikan hukum sebagai keseluruhan peraturan atau kaedah dalam
kehidupan bersama; keseluruhan tentang tingkah laku yang berlaku dalam suatu
kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu
sanksi
HUKUM PERTAMBANGAN
• Istilah hukum pertambangan berasal dari terjemahan mining law (inggris), mijnrecht
(belanda), bergrecht (jerman)
• Joan Kuyek :
• Hukum pertambangan (mining laws is) : merupakan seperangkat aturan yang bertujuan untuk
melindungi kepentingan yang berkaitan dengan industry pertambangan dan untuk
meminimalkan konflik antara perusahaan tambang dan memberikan penjelasan yang bersifat
umum kepada siapa saja yang mempunyai hak-hak untuk melakukan kegiatan
pertambangan.
• Joseph f. Castrilli :
• Hukum pertambangan sebagai dasar dalam pelaksanaan perlindungan lingkungan dalam
kaitannya dengan kegiatan pertambangan, yang meliputi kegiatan eksplorasi, konstruksi,
reklamasi, dan rehabilitasi)
HUKUM PERTAMBANGAN
• DWI HARYADI :
• Mendefinisikan hukum pertambangan sebagai seperangkat hukum negara dan norma
yang hidup dimasyarakat yang mengatur aktivitas pertambangan secara keseluruhan
dengan berbasis pada keadilan sosial sumber daya alam
• SALIM HS :
• Keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang mengatur kewenangan negara dalam
pengelolaan bahan galian (tambang) dan mengatur hubungan hukum antara negara
dengan orang dan atau badan hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan bahan
galian (tambang)
• JADI : “SEKUMPULAN KAEDAH-KAEDAH HUKUM YANG MENGATUR TENTANG KEBIJAKAN,
LARANGAN, PERIJINAN, KEBOLEHAN, PERJANJIAN KERJASAMA DAN PENGAWASAN
TERHADAP PENGUSAHAAN BAHAN GALIAN DI INDONESIA”
USAHA PERTAMBANGAN

• SUKANDARRUMIDI :
• Usaha pertambangan adalah semua usaha yang dilakukan oleh seseorang atau
badan hukum atau badan usaha untuk mengambil bahan galian dengan tujuan
untuk dimanfaatkan lebih lanjut bagi kepentingan manusia. Sedangkan kegiatan
penambangan adalah serangkayan kegiatan dari mencari dan mempelajari
kelayakan sampai dengan pemanfaatan mineral, baik untuk kepentingan
perusahaan, masyarakat sekitar, maupun pemerintah (daerah dan pusat
MINERAL DAN BATUBARA (MINERBA)

• UU NO. 3 THN 2020 (UUPMB), PASAL 1 ANGKA 2 & 3


• 2. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam,
yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal
teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam
bentuk lepas atau padu.
• 3. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang
terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuhtumbuhan.
PENGATURAN HUKUM
PERTAMBANGAN & BATU BARA
• Undang-Undang No. 37 Prp tahun 1960 Tentang Pertambangan
• Prp Penganti UU Nomor 44 Tahun 1960 Ttg Minyak dan Gas
• Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan
• Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Ttg Pertambangan Mineral & Batu Bara
• Undang-Undang No 3 Tahun 2020 Tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
• Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 Wilayah Pertambangan
• Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014 Perubahan Ke Tiga Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan
Batubara
• Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara
• Peraturan Pemerintah Nomor 09 Tahun 2012 Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral
• Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 Reklamasi Dan Pasca Tambang
• Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara
• Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Pelaksanaan Kegiatan Usahapertambangan
Mineral Dan Batubara
PERUBAHAN PARADIGMA KETENTUAN HUKUM
PERTAMBANGAN
• UNDANG-UNDANG NO. 37 PRP TAHUN 1960 : Dalam peraturan ini pihak
pemerintah lebih dominan dalam pengelolaan pertambangan, sedangkan
masyarakat menghendaki agar pihak swasta juga turut andil dan diberi
kesempatan untuk melakukan penambangan.
• UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 1967 : Dalam undang-undang ini dijelaskan
bahwa kekuasaan pertambangan diberikan kepada badan/perorangan untuk
melaksankan usaha pertambangan diwilayah hukum pertambangan di indonesia
• UNDANG-UNDANG NO. 4 TAHUN 2009 : Undang-undang ini memberikan
landasan hukum bagi langkah-langkah pembaruan dan penataan kembali
kegiatan pengelolaan dan pengusaan pertambangan mineral dan batubara.
JENIS-JENIS MINERAL DAN BATUBARA
• Pasal 2 peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2010 tentang pelaksanaan
kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara
• Telah ditentukan lima golongan komoditas tambang dan masing-masing
komoditas itu dibagi dalam beberapa golongan. Kelima golongan itu, meliputi :
• a. Mineral radioaktif;
• B. Mineral logam;
• C. Mineral bukan logam;
• D. Batuan; dan
• E. Batubara
ARTI PENTING PENGELOLAAN SDA BERUPA BAHAN
TAMBANG MINERAL BATU BARA & GAS

• Terlihat dari diktum menimbang UU Nomor 4 tahun 2009,


yang mengandung beberapa hal, yaitu:
• Berperan penting untuk memenuhi hajat hidup orang banyak;
• Dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat;
• Mendorong perekonomian nasional dan daerah secara
berkelanjutan;
• Pengelolaannya mandiri, andal, transparan, berdaya saing,
efisien, dan berwawasan lingkungan
PRINSIP PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SDA
MINERAL BATU BARA DAN GAS
• Sumber daya alam untuk rakyat
• UUD1945, Pasal 33 ayat (3) mengatur bahwa “bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Norma konstitusi ini telah
memberikan arah pembangunan sumber daya alam nasional, yaitu dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat.
• Prinsip pembangunan berkelanjutan
• Menurut Pasal 1 angka (3) Undang- Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) Nomor
32 Tahun 2009, Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek
lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan
hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan
• Prinsip berwawasan lingkungan
• Menurut Meinhard Schroder, Pembangunan berkelanjutan tidak sekedar kepentingan perlindungan lingkungan,
tetapi juga bagaimana Menyusun kebijakan lingkungan sebaik mungkin sebagai bagian integral dalam proses
pembangunan nasional
KONFLIK SDA PERTAMBANGAN MINERAL
BATU BARA DAN GAS

• KONFLIK PARADIGMA PENGUSAHAAN SDA


• TRAGEDI OF COMMON DALAM KONSESI PEMBAGAIAN HAK
PENGUSAHAAN SDA
• KOSEPSI PEMBAGIAN HAK PENGUSAHAAN SDA (INDONESIA)*
PARADIGMA TERHADAP SUMBER DAYA ALAM
• Paradigma yang merujuk pada ancaman habisnya SDA : SDA terbagi yang
dapat diperbaharui dan tidak dapat di perbaharui tentu memeliki ancaman akan habis
cadangannya
• Paradigma yang merujuk pada SDA sebagai komuditas yang memiliki nilai
ekonomi: SDA sebagai produk perdagangan barang tentu dinamika hargannya
menjadi factor yang berpengaruh dalam ekosistemnnya
• Paradigma yang merujuk pada ketersediaan SDA dalam jangka panjang :
dilakukan oleh negara yang berprinsip konservasi SDA maka sttategi jangka Panjang
adalah konservasi
• Paradigma yang merujuk pada kenyataan adanya ketidak adilan social
khususnya tantangan distribusi SDA
TRAGEDI OF COMMON
• Adalah keadaan setiap manusia berusaha mengambil SDA yang menjadi m ilik
bersanauntuk kepentingan pribadinya sehingga merugikan makhluk hidup lain. Treagedi
kepemilikan bersama adalah situasi mengenai keinginan manusia untuk meraih
keuntungan yang berlebihan untuk kepentingan pribadi dan tidak membaginya kepada
yang lain dan masing2 mendapat jatah yang sedikit dan ini berdampak pada
berkurang atau habisdnya sda
• GARRET HARDIN TRAGEDY OF THE COMMON:
KETIKA SDA TERBATAS JUMLAHNYA DIMANFAATKAN SEMUA ORANG MAKA SETIAP
INDIVIDU MEMPUNYAI RASIONALITAS UNTUK MEMANFAATKAN SECARA INTENSIF YANG
BERAKIBAT PADA KETERSEDIAAN SDA AKAN MENURUN DAN SEMUA PIHAK AKAN
MERUGI
PERTAMBANGAN
MINERAL DAN GAS BUMI
(MIGAS)
KULIAH 8 & 9
MINYAK BUMI & GAS BUMI (MIGAS)

• UU NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS : PASAL 1


• 1. Minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat,
termasuk aspai, liun mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh
dari proses penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan
hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan
yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha minyak dan gas bumi;
• 2. Gas bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh
dari proses penambangan minyak dan gas bumi;
DASAR HUKUM KEGIATAN USAHA MIGAS

• 1.UU Nomor 22 Tahun 2001Tentang Minyak Dan Gas Bumi.


• 2. PP 35 Tahun 2004 (Jo PP 34/2005, Jo PP 55/2009) Tentang Kegiatan
Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi
• 3. PP 79 Tahun 2010 Tentang Biaya Operasi Yang Dapat Dikembalikan
Dan Perlakuan Pajak Penghasilan Di Bidang Usaha Hulu Minyak Dan Gas
Bumi.
• 4. PP 67 Tahun 2002 Tentang Badan Pengatur Penyediaan Dan
Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Dan Kegiatan Usaha Pengangkutan
Gas Bumi Melalui Pipa
SENGKETA PERTAMBANGAN
BATUBARA DAN MIGAS
KULIAH 13-15
LATAR BELAKANG SENGKETA PERTAMBANGAN
• Sengketa adalah perbedaan kepentingan antar individu atau lembaga pada objek
yang sama yang dimanifestasikan dalam hubungan-hubungan di antara mereka.
• Dalam konteks internasional dikenal dua macam sengketa, yaitu sengketa hukum
(legal or judicial disputes) dan sengketa politik (political or nonjusticiable disputes).
• Sengketa hukum adalah sengketa di mana suatu negara atau subyek hukum lainnya
mendasarkan sengketa atau tuntutannya atas ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam suatu perjanjian atau yang telah diakui oleh hukum internasional dan;
• Sengketa politik adalah sengketa yang tuntutannya didasarkan atas pertimbangan
non yuridis, misalnya atas dasar politik atau kepentingan nasional lainnya
LANJUTAN
• Sengketa muncul karena ada tarik-menarik kepentingan dalam keuntungan pengelolaan
SDA.
• Sengketa dapat terjadi antara negara tuan rumah dengan perusahaan pertambangan,
antara perusahaan pertambangan dengan masyarakat sekitar wilayah penambangan,
dan konflik antara sesame perusahaan pertambangan, bahkan konflik antara sesama
instansi negara dalam hal urusan penyelenggaraan pertambangan.
• Latar belakang sengketa pertambangan:
• Pelanggaran kontrak
• Tumpang tindih wilayah tambang
• Pengrusakan lingkungan
• Benturan keberadaan masyrakat adat
SKEMA ANALISIS KEBIJAKAN PERTAMBANGAN

Global Nasional

Analisis
Kebijakan

Kapitalisme, Sosial/ welfare


Liberalisme state
atau neo-inst
JENIS & BENTUK SENGKETA PERTAMBANGAN

• Jenis Sengekta :
• Bentuk sengketa :
• Sengeketa pemerintahan (host country)
dengan badan usaha (perusahan asing) • Sengketa pidana
• Sengketa antarlembaga negara • Sengketa administrasi negara
(sengeketa kewenangan)
• Sengketa pemerintah dan penmerintah • Sengekata tata negara
daerah • Sengeketa perdata
• Sengelkata antara badan usaha dengan
masyarakat sekitar tambang
SUMBER HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA
• HUKUM NASIONAL :
• UU NO. 7/2014 : PENANGANAN KONFLIK SOCIAL
• UU NO. 4/2009; PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
• UU NO. 25/2007; PENEMANAN MODAL ASING
• UU NO. 30/1999; ARBITRASE & ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
• HERZIENE INDONESISCH REGLEMENT (HIR) SEBAGAI DASAR PENGARURAN ARBITRASE PENYELESAIAN
SENGEKTA DI LUAR PENGADILAN
• UU NO. 5/1968 : PENYELESAIAN PERSELISIHAN ANTARA NEGARA DENGAN WNA MENGENAI PENANAMAN
MODAL ASING
• KEPRES NO. 34/1981 TTG PENGESAHAN CONVENTION ON THE RECOGNITION AND ENFORCEMENT OF
FOREIGN ARBITRAL AWARDS
• PERTAURAN MA NO. 1/1990 ; TATA CARA PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE ASING
• KONTRAK KARYA(KK) & PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA (PKP2B)
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
• Konvensi New York 1958 ; Konvensi Tentang Pengakuan Dan Pelaksanaan Keputusan Arbitrase
Asing (Convention On The Recognition And Enforcement Of Foreign Arbitral Awards).
• Konvensi Eropa 1961 (European Convention on International Commercial Arbitration 1961 diawali
dengan dibentuknya komisi khusus oleh Economic Commision for Europe of the United Nations untuk
meningkatkan hukum arbitrase guna mempermudah hubungan-hubungan ekonomi antara negara-
negara yang menganut sistem ekonomi sosialis dan nonsosialis
• Konvensi International Centre for the Settlement of Investment Disputes (ICSID) 1965
TUGAS MANDIRI
• SILAHKAN BUAT RINGKASAN DAN ANALIS HUKUM TERKAIT DILEMA PENYELESAIAN
SENGKETA PERTAMBANGAN DALAM PERTAMBANGAN RAKYAT (SKALA KECIL) DAN
PENAMBANGAN TANPA IJIN TERUTAMA DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUMNYA.
• LEBIH BAIK ADA CONTOH KASUS YANG DAPAT DI ANALISIS DENGAN DIDASARKAN PADA
SUMBER HUKUM YANG RELEVAN. KASUS BISA YANG TERJADI DI INDONESIA ATAU DI
NEGARA LAIN
• BUAT DENGAN DITULIS TANGAN PADA KERTAS DOBEL FOLIO DENGAN MENULIS NAMA,
NIM, KELAS, NAMA MATA KULIAH DAN TANDA TANGAN
• TUGAS DI KUMPUL SAAT JADWAL UAS HUKUM PERTAMBANGAN DAN MIGAS
KELALAIAN SAUDAR ATAS INFORMASKI INI MENJADI TANGGUNG JAWAB SAUDARA
SENDIRI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai