Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok:

• Ramadhoni Mudrik (03021382126107)


• M Farhan Fadhlurrahman (03021382126117)
• Mikko Thomas Adrianto (03021382126089)
• Akbar Yuvi Dwi Putra (03021382126083)
• Alvito Zhafary Prayoga (03021382126093)

1. Tinajuan Kebijakan Pertambangan Negara-negara di Dunia


Jawaban
Kebijakan Pertambangan Batu Bara Negara Amerika Serikat
Dengan terbukanya gagasan dari terhadap pengelolaan kebijakan dan penyelenggaraan
pertambangan batubara maka Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang
menjadi studi komparasi mengingat negara ini menjadi produsen dan bahkan konsumen
batubara terbesar di dunia tetapi dalam hal pengelolaan kebijakan pertambangan
terutama keselamatan dan keamanan (Security and safety) dalam pengelolaan tambang
batu bara jauh lebih maju dari Negara Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir,
produksi batubara tahunan di Amerika Serikat tetap 1,0 miliar ton atau lebih dengan
kematian tahunan dalam 30 di bawah kendali. Sehingga negara Amerika Serikat lebih
memprioritaskan pengelolaan kebijakan terkait pertambangan batubara pada
keselamatan dan keamanan. Hal yang menyebabkan pentingnya keselamatan dan
keamanan dalam penambangan batubara adalah sering terjadinya kecelakaan kerja.
Sehingga insiden kecelakaan dalam pengelolaan pertambangan di Amerika Serikat bagi
Pemerintah Amerika Serikat sesungguhnya dipengaruhi dan memperhatikan lima
faktor antara lain:
1. Dari segi rekayasa nilai keselamatan dalam kategori sosiologi keselamatan.
2. Investasi keselamatan tambang batubara mengacu pada biaya total dalam semua
aktivitas manusia.
3. Materialistis.
4. Finansial untuk menjamin proses normal produksi keselamatan.
5. Aktivitas operasi lainnya di tambang batubara
Kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah federal Amerika Serikat memberi
wewenang kepada Administrasi Penegakan dan Keselamatan Kerja (MESA) untuk
menganggarkan dalam pembiayaan dan penyelengaraan secara terpadu pada penegakan
hukum dan dukungan standar hukum oleh Administrasi Keselamatan dan Kesehatan
Penambangan (MSHA) dalam rangka menjaga keselamatan dan kesehatan para
penambang. Bagi negara Amerika Serikat untuk menekan biaya terhadap insiden
kecelakaan dan kerugian dalam pengelolaan pertambangan lebih penting untuk
menekan pembiayaan yang lebih besar dari pendapatan dengan cara mengadakan
penyelengaraan pendidikan keselamatan sangat penting untuk mengutamakan
keselamatan. Hal ini merupakan langkah yang tepat menuju penerapan strategi sumber
daya manusia, inovasi teknologi, dan pelatihan personel keselamatan. Amerika Serikat
sangat mementingkan pekerjaan pelatihan keselamatan pemerintah terkait, personel
tambang batu bara, dan penambang.
2. Perbedaan UU No.4 Tahun 2009 dengan UU No.3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan
Minerba
Jawaban
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(UU Minerba) ditetapkan pada tanggal 12 Januari 2009 dan diundangkan pada tanggal
12 Januari 2009 dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959.
UU Minerba dibentuk dengan pertimbangan berdasarkan unsur filosofis, unsur
sosiologis, dan unsur yuridis, bahwa:

a. mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah hukum pertambangan


Indonesia merupakan kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan
Yang Maha Esa yang mempunyai peranan penting dalam dalam memenuhi
hajat hidup orang banyak, karena itu pengelolaannya harus dikuasai oleh
Negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional
dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara
berkeadilan;

b. kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara yang merupakan kegiatan


usaha pertambangan di luar panas bumi, minyak dan gas bumi serta air tanah
mempunyai peranan penting dalam memberikan nilai tambah secara nyata
kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara
berkelanjutan; dan

c. dengan mempertimbangkan perkembangan nasional maupun internasional,


Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan sudah tidak sesuai lagi sehingga dibutuhkan perubahan peraturan
perundang-undangan di bidang pertambangan mineral dan batubara yang dapat
mengelola dan mengusahakan potensi mineral dan batubara secara mandiri,
andal, transparan, berdaya saing, efisien, dan berwawasan lingkungan, guna
menjamin pembangunan nasional secara berkelanjutan.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 (UU 3/2020) dibentuk dengan menimbang


unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis, bahwa:

a. mineral dan batubara yang berada di dalam wilayah Negara Kesatuan


Republik Indonesia merupakan sumber daya dan kekayaan alam yang tidak
dapat terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki
peran penting dan memenuhi hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara
untuk menunjang pembangunan nasional yang berkelanjutan guna
mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara berkeadilan;

b. kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara mempunyai peranan


penting dalam memberikan nilai tambah secara nyata bagi pertumbuhan
ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara berkelanjutan, yang
penyelenggaraannya masih terkendala kewenangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah, perizinan, perlindungan terhadap masyarakat
terdampak, data dan informasi pertambangan, pengawasan dan sanksi,
sehingga penyelenggaraan pertambangan mineral dan batubara kurang
berjalan efektif dan belum dapat memberi nilai tambah yang optimal;

c. pengaturan mengenai pertambangan mineral dan batubara yang saat ini


diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara masih belum dapat menjawab perkembangan,
permasalahan, dan kebutuhan hukum dalam penyelenggaraan
pertambangan mineral dan batubara, sehingga perlu dilakukan perubahan
agar dapat menjadi dasar hukum yang efektif, efisien, dan komprehensif
dalam penyelenggaraan pertambangan mineral dan batubara.

Anda mungkin juga menyukai