Anda di halaman 1dari 8

 Pengertian Hukum Pertambangan

 Pengertian Hukum Pertambangan dari bahasa Inggris, yaitu mining law. Menurut Ensoklopedia Indonesia,
Hukum pertambangan adalah :
 “hukum yang mengatur tentang penggalian atau pertambangan bijih – bijih dan mineral – mineral dalam tanah”
 Salim HS mengatakan bahwa hukum pertambangan adalah keseluruhan kaidah yang mengatur kewenangan
Negara dalam pengelolaan bahan galian (tambang) dan mengatur hubungan hukum antara dengan Negara
dengan orang dan atau badan hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan bahan galian (tambang)”.

 Kewenangan negara merupakan kekuasaan yang diberikan oleh hukum kepada negara untuk mengurus,
mengatur dan mengawasi pengelolaan bahan galian sehingga di dalam pengusahaan dan pemanfaatannya
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kewenangan negara ini dilakukan pemerintah. Penguasaan
bahan galian tidak hanya menjadi monopoli pemerintah semata, tetapi juga diberikan hak kepada orang
dan/atau badan hukum untuk mengusahakan bahan galian sehingga hubungan hukum antara negara dengan
orang atau badan hukum harus diatur sedemikian rupa agar mereka dapat mengusahakan bahan galian secara
optimal. Agar orang atau badan hukum dapat mengusahakan bahan galian secara optimal,
pemerintah/pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota) memberikan izin kuasa pertambangan, kontrak
karya, perjanjian karya pengusahaan batu bara kepada orang atau badan hukum tersebut.

 Dari uraian di atas, ada tiga unsur yang tercantum dalam definisi tersebut, yaitu adanya kaidah hukum, adanya
kewenangan negara dalam pengelolaan bahan galian, dan adanya hubungan hukum antara negara dengan
orang dan/atau badan hukum dalam pengusahaan bahan galian.
 a. menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangan secara
berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing;
 b. menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan hidup;
 c. menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau sebagai sumber
energi untuk kebutuhan dalam negeri
 D.mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih mampu bersaing
di tingkat nasional, regional, dan internasional;
 e. meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, da negara, serta menciptakan
lapangan kerja untuk sebesarbesarkesejahteraan rakyat; dan
 f. menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha pertambangan mineral
dan batubara
UU NO 11 TAHUN 1967
(PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN)
 Penggolongan bahan galian menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1967
 Penggolongan bahan galian menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pertambangan, dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
 Bahan galian golongan A, yaitu bahan galian golongan strategis. Yang dimaksud strategis adalah
strategis bagi pertahanan/keamanan negara atau bagi perekonomian negara;
 Bahan galian golongan B, yaitu bahan galian vital, adalah bahan galian yang dapat menjamin hajat
hidup orang banyak;
 Bahan galian C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk golongan A dan B.
 Bahan galian apa saja yang termasuk ke dalam masing-masing golongan tersebut diatur
berdasarkan ketentuan pengelompokan lebih rinci, dalam Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun
1980, yaitu:
 Bahan galian golongan A atau bahan galian strategis, terdiri dari:Minyak bumi, bitumen cair, lilin
bumi, dan gas alam;Bitumen padat, aspal;Antrasit, batu bara, batu bara muda;Uranium, radium,
thorium, dan bahan-bahan radio aktif lainnya;Nikel, kobalt,Timah.
 Bahan galian golongan B atau bahan galian vital, terdiri dari:Besi, mangan, molibdenum, khrom,
walfran, vanadium, titanium;Bauksit, tembaga, timbal, seng;Emas, platina, perak, air raksa,
intan;Arsen, antimon, bismut;Yttrium, rhutenium, crium, dan logam-logam langka
lainnya;Berrillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;Kriolit, flouspar, barit;Yodium, brom, khlor,
belerang.
 Bahan galian golongan C atau bahan galian industri, terdiri dari:Nitrat, phosphate, garam
batu;Asbes, talk, mike, grafit, magnesit;Yarosit, leusit, tawas (alam), oker;Batu permata, batu
setengah permata;Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonite;Batu apung, teras, obsidian, perlit,
tanah diatome;Marmer, batu tulis;Batu kapor, dolomit, kalsit;Granit, andesit, basal, trakkit, tanah
liat, dan pasir.

Anda mungkin juga menyukai