Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Regulasi ESDM

Nouval Muamar Asrial


270110150038

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JATINANGOR
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam.


Kekayaan sumber daya alam merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa,
yang sudah sepatutnya dijaga dan dilestarikan. Sumber daya alam merupakan salah
satu modal dasar dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena itu harus
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dan memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup sekitar.

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,


penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian.
Bahan galian seperti mineral, batubara, panas bumi, migas. Ilmu pertambangan
adalah ilmu yang mempelajari secara teori dan praktik hal-hal yang berkaitan
dengan industri pertambangan berdasarkan prinsip praktik pertambangan yang
baik dan benar. Industri pertambangan di Tanah Air diperkirakan akan tumbuh
pesat dalam lima tahun ke depan dan menjadi sektor yang makin strategis bagi
Indonesia. Hal ini akan mendorong meningkatnya investasi asing di sektor tersebut.

Negara mempunyai peran yang penting dalam bidang pertambangan. Secara


ketatanegaraan, bentuk keterlibatan negara dalam pengelolaan sumber daya mineral
ada tiga, yakni pengaturan (regulasi), pengusahaan (mengurus) dan pengawasan
(Sutedi, 2011:25).

1.2.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini memuat 4 poin utama, yaitu:

1. Apa pengertian dari Kontak Karya?


2. Apa pengertian dari Izin Usaha Pertambangan Khusus?
3. Bagaimana regulasi perundang-undangan khususnya Peraturan
Pemerintah terkait Mineral dan Batubara?
4. Bagaimana potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia?
1.3.Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini yaitu

1. Mengetahui pengertian dari Kontrak Karya dan penerapannya dalam


perundangan indonesia.
2. Mengetahui pengertian dari Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)
dan penerapannya dalam perundangan Indonesia.
3. Mengetahui regulasi perundang-undangan yang berlaku dalam dunia
pertambangan Indonesia
4. Memberikan gambaran terkait potensi Logam Tanah Jarang (LTJ) di
Indonesia.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1.Kontrak Karya
Istilah kontrak karya merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ,
yaitu kata contract of work. Dalam Pasal 10 UU No 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan Umum, istilah ini lazim
digunakan adalah perjanjian karya. Dalam hukum Australia yang digunakan
adalah kontrak karya, istilah yang digunakan adalah indenture, friendchise
agreement, state agreement or goverment agreement.
Dalam definisi ini kontrak karya dikonstruksikan sebagai sebuah
perjanjian. Subjek perjanjian itu adalah Pemerintah Indonesia dengan
perusahaan swasta asing atau joint venture antara perusahaan asing dan
perusahaan nasional. Objeknya adalah pengusahaan mineral. Pedoman yang
digunakan dalam implementasi kontrak karya adalah Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing serta Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan Umum. Definisi lain dari kontrak karya, dapat di baca dalam
Pasal 1 angka 1 Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Tahun 2004Nomor 1614 tentang Pedoman Pemrosesan Permohonan
Kontrak Karya dan Perjanjian Pengusahaan Pertambangan Batu Bara dalam
Rangka Penanaman Modal Asing. Dalam ketentuan itu, disebutkan
pengertian kontrak karya. Kontrak karya atau KK adalah perjanjian antara
Pemerintah Indonesia dengan pengusahaan berbadan hukum Indonesia
dalam rangka penanaman modal asing untuk melaksanakan usaha
pertambangan bahan galian, tidak termasuk minyak bumi, gas alam, panas
bumi, radio aktif, dan batubara.
Dengan demikian, definisi kontrak karya di atas perlu dilengkapi
dan disempurnakan yaitu dengan kontrak karya adalah: “suatu perjanjian
yang dibuat antara Pemerintah Indonesia dengan kontrakror asing semata-
mata dan/atau merupakan patungan antara badan hukum domestik untuk
melakukan kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi dalam bidang
pertambangan umum, sesuai dengan jangka waktu yang disepakati oleh
kedua belah pihak”.
Definisi ini merupakan definisi yang lengkap karena di dalam
kontrak karya tidak hanya mengatur hubungan hukum antara para pihak,
namun juga mengatur tentang objek kontrak karya. Dengan demikian, dapat
dikemukakan unsur-unsur yang melekat dalam kontrak karya, yaitu:
 adanya kontraktual, yaitu perjanjian yang dibuat oleh para
pihak,
 adanya subjek hukum, yaitu Pemerintah
Indonesia/pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota)
dengan kontraktor asing semata-mata dan/atau golongan
antara pihak asing dengan pihak Indonesia,
 adanya objek, yaitu eksplorasi dan eksploitasi,
 dalam bidang pertambangan umum, dan
 adanya jangka waktu di dalam kontrak

Kontrak karya merupakan perjanjian innomirat yaitu perjanjian yang


pengaturannya tidak diatur dalam KUHPeR. Karena kontrak karya adalah
perjanjian khusus yang ketentuaanya merujuk pada pasal 1338 KUHPeR,
yang terkenal dengan asas kebebasan berkontrak. Dimana dalam pasal 1338
para pihak yang sepakat untuk mengikatkan dirinya dalam perjanjian, maka
perjanjian tersebut menjadi hukum dan mengikat bagi para pihak yang
menandatanganiny, Tetapi dibatasi oleh pasal 1320 KUHPeR. Kontrak
karya adalah perjanjian yang bersifat dinamis dimana terdapat butir-butir
yang dapat direnegosiasi antara lain: luas wilayah, tenaga kerja, royalti,
masa kontrak, pajak, pengembangan wilayah usaha setempat, domestic
market obligation, dan kepemilikan saham
2.2.Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)
Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) merupakan kewenangan
Pemerintah dalam pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, untuk
memberikan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Adapun pembahasan mengenai IUPK ini dimuat dalam Undang-
Undang, yaitu:
1. Dalam Pasal 76 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara (“UU Minerba”) menyatakan bahwa IUPK terdiri atas dua
tahap:
a. IUPK Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum,
eksplorasi, dan studi kelayakan;
b. IUPK Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan
dan penjualan.
2. Pasal 77 UU Minerba mengatur bahwa setiap pemegang IUPK
Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUPK Operasi Produksi sebagai
kelanjutan kegiatan usaha pertambangannya. IUPK Operasi Produksi
ini akan diberikan pada badan usaha berbadan hukum Indonesia yang
telah memiliki data hasil kajian studi kelayakan.
3. Pasal 49 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (“PP 23/2010”)
mengatur bahwa IUP diberikan oleh Menteri, gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya. IUP diberikan kepada:
a. Badan usaha, yang dapat berupa badan usaha swasta, Badan
Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah;
b. Koperasi; dan
c. Perseorangan, yang dapat berupa orang perseorangan,
perusahaan firma, atau perusahaan komanditer.
4. Pasal 83 UU Minerba mengatur persyaratan luas wilayah dan jangka
waktu IUPK sesuai dengan kelompok usaha pertambangan yang berlaku
bagi pemegang IUPK meliputi:
a. Luas 1 (satu) WIUPK untuk tahap kegiatan eksplorasi
pertambangan mineral logam diberikan dengan luas paling
banyak 100.000 (seratus ribu) hektare.
b. Luas 1 (satu) WIUPK untuk tahap kegiatan operasi produksi
pertambangan mineral logam diberikan dengan luas paling
banyak 25.000 (dua puluh lima ribu) hektare.
c. Luas 1 (satu) WIUPK untuk tahap kegiatan eksplorasi
pertambangan batubara diberikan dengan luas paling banyak
50.000 (lima puluh ribu) hektare.
d. Luas 1 (satu) WIUPK untuk tahap kegiatan operasi produksi
pertambangan batubara diberikan dengan luas paling banyak
15.000 (lima belas ribu) hektare.
e. Jangka waktu IUPK Eksplorasi pertambangan mineral logam
dapat diberikan paling lama 8 (delapan) tahun.
f. Jangka waktu IUPK Eksplorasi pertambangan batubara dapat
diberikan paling lama 7 (tujuh) tahun.
g. Jangka waktu IUPK Operasi Produksi mineral logam atau
batubara dapat diberikan paling lama 20 (dua puluh ) tahun dan
dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh)
tahun.

Dalam pelaksanaannya, IUPK tidak dapat digunakan untuk kegiatan


pertambangan selain yang tertera dalam pemberian IUPK. Dalam hal proses
Eksplorasi, jika pemegang IUP ingin menjual mineral logam atau batubara,
maka pemegang IUP Eksplorasi wajib mengajukan izin sementara untuk
melakukan pengangkutan dan penjualan yang diberikan oleh Menteri.

2.3.Regulasi Perundang-undangan Pertambangan di Indonesia


Beberapa perundang-undangan tentang pertambangan di Indonesia
termuat di Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Instruksi
Presiden (Inpres) dan Peraturan Menteri ESDM (Permen ESDM).
a. Undang-Undang
 UU 4/2009 Minerba
 UU 23/2014 Pemerintah Daerah
b. Peraturan Pemerintah (PP)
 PP 22/2010 Wilayah Pertambangan
 PP 55/2010 Pembinaan & Pengawasan Minerba
 PP 78/2010 Reklamasi Tambang
 PP 9/2012 Jenis & Tarif PNBP Minerba
 PP 23/2010 Tentang Kegiatan Usaha Minerba
 PP 24/2012 Tentang Kegiatan Usaha Minerba
 PP 1/2014 Tentang Kegiatan Usaha Minerba
 PP 77/2014 Tentang Kegiatan Usaha Minerba
 PP 1/2017 Tentang Kegiatan Usaha Minerba
c. Instruksi Presiden (Inpres)
 Inpres 3/2013 Percepatan Peningkatan Nilai Tambah
Mineral
 Inpres 1/2012 Pengawasan Usaha Batubara
d. Peraturan Menteri ESDM (Permen ESDM)
 Permen ESDM 48/2017 Pengawasan Pengusahaan di
Sektor Energi dan Sumber Daya Alam
 Permen ESDM 25/2015 Pendelegasian Perizinan PTSP
 Permen ESDM 32/2015 Izin Khusus Minerba
 Permen ESDM 33/2015 Tanda Batas WIUP /K
 Permen ESDM 42/2016 Standarisasi Kompetensi
Minerba
 Permen ESDM 43/2015 Evaluasi Penerbitan IUP
 Permen ESDM 9/2016
 Permen ESDM 24/2016 Harga Batubara PL Mulut
Tambang
 Permen ESDM 5/2017 Peningkatan Nilai Tambah
Mineral Dalam Negeri
 Permen ESDM 6/2017 Tata Cara Rekomendasi Ekspor
 Permen ESDM 9/2017 Tata Cara Divestasi Saham
Minerba
 Permen ESDM 15/2017 Penyediaan & Harga Batubara
untuk Pembangkit Mulut Tambang

2.4.Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia

Unsur tanah jarang, nama yang diberikan kepada kelompok lantanida,


yang merupakan logam transisi dari Grup 111B pada Tabel Periodik. Kelompok
lantanida terdiri atas 15 unsur, yaitu mulai dari lantanum (nomor atom 57)
hingga lutetium, serta termasuk tiga unsur tambahannya yaitu yttrium, torium
dan scandium. Pemasukan yttrium, torium, dan skandium ke dalam golongan
unsur tanah jarang dengan pertimbangan kesamaan sifat. Unsur tanah jarang
mempunyai sifat reaktif tinggi terhadap air dan oksigen, bentuk senyawa stabil
dalam kondisi oksida, titik leleh relatif tinggi, serta sebagai bahan penghantar
panas yang tinggi.

Secara geologi, unsur tanah jarang dapat dijumpai bersamaan dengan


terbentuknya endapan timah. Penambangan dan pengolahan timah umumnya
menghasilkan produk sampingan berupa mineral yang mengandung unsur tanah
jarang. Mineralisasi timah di Asia Tenggara berada pada sabuk granit yang
memanjang ke selatan dari China, menerus ke Myanmar, Thailand,
Semenanjung Malaysia, sampai ke Jalur Timah Indonesia yang terletak
memanjang dari Kepulauan Riau, menerus ke arah selatan sampai di Bangka-
Belitung. Selain itu, sumber daya timah di Indonesia dijumpai juga di Riau
daratan dan di Kalimantan. Indonesia merupakan negara pengekspor timah
terbesar dunia, karena mempunyai potensi yang tinggi akan sumber daya unsur
tanah jarang.

Unsur atau logam tanah jarang tidak ditemukan di alam sebagai unsur
tunggal, melainkan dalam bentuk senyawa kompleks karbonat ataupun fosfat.
Sesuai namanya, unsur-unsur ini ditemukan dalam jumlah atau kadar yang
sangat kecil. Misalnya skandium, unsur yang tersebar luas sebagaimana Arsen
dan dua kali kelimpahan Boron, akan tetapi sangat langka dijumpai dalam
konsentrasi tinggi berupa deposit bijih. Selain itu, proses pengolahan atau
pemisahan unsur tanah jarang tidak mudah.

Selain cina indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi


logam tanah jarang yang sangat besar. berbeda dengan cina dimana logam tanah
jarang hadir dalam deposit primer dan sekunder dalam bentuk sedimen aluvial
dan bijih laterite. logam tanah di indonesia umum ditemukan bersama dengan
logam timah dan emas. Hampir diseluruh pulau besar indonesia terdapat deposit
aluvial emas, sementara deposit timah terdapat di Pulau Bangka, Pulau
Belitung, Karimun sampai dengan Singkep indonesia. Di Kalimantan logam
tanah jarang seringkali ditemukan berasosiasi dengan uranium. Di pulau
bangka indonesia, logam tanah jarang ditemukan pada mineral Monazit
((Ce,La,Y,Th)PO3) dan xenotime Xenotime (YPO4). diperkirakan indonesia
memiliki cadangan monasite sekitar 185.000 ton. jumlah tersebut diperkirakan
dapat meningkat sejalan dengan meningkatnya eksplorasi timah

Salah kesulitan ekstraksi pengolahan logam tanah jarang adalah


umumnya logam tanah jarang ditemukan dalam konsentrasi yang sangat kecil
dan merupakan produk samping dari pengolahan emas atau timah, sehingga
butuh perhitungan tekno ekonomi yang matang untuk proses penambangan dan
pengolahanya.
BAB 3
SIMPULAN

Kontrak karya dikonstruksikan sebagai sebuah perjanjian. Subjek perjanjian


itu adalah Pemerintah Indonesia dengan perusahaan swasta asing atau joint venture
antara perusahaan asing dan perusahaan nasionaL dengan bjeknya adalah
pengusahaan mineral. Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) merupakan
kewenangan Pemerintah dalam pengelolaan pertambangan mineral dan batubara,
untuk memberikan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Beberapa
perundang-undangan tentang pertambangan di Indonesia termuat di Undang-
undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Instruksi Presiden (Inpres) dan Peraturan
Menteri ESDM (Permen ESDM).
indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi logam tanah jarang
yang sangat besar. Hampir diseluruh pulau besar indonesia terdapat deposit aluvial
emas, sementara deposit timah terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Karimun
sampai dengan Singkep indonesia. Di Kalimantan logam tanah jarang seringkali
ditemukan berasosiasi dengan uranium. Di pulau bangka indonesia, logam tanah
jarang ditemukan pada mineral Monazit ((Ce,La,Y,Th)PO3) dan Xenotime
(YPO4). Salah kesulitan ekstraksi pengolahan logam tanah jarang adalah umumnya
logam tanah jarang ditemukan dalam konsentrasi yang sangat kecil dan merupakan
produk samping dari pengolahan emas atau timah
DAFTAR PUSTAKA

Humphries, Marc. 2012. Rare earth element : The Global Supply Chain.
Congressional research service.
https://www.suduthukum.com/2017/02/istilah-dan-pengertian-kontrak-karya.html
(diakses pada 25 September 2018, pukul 12.50)
https://www.notarisdanppat.com/istilah-kontrak-karya-dan-dasar-hukumnya/
(diakses pada 25 September 2018, pukul 01.00)
http://www.hukumpertambangan.com/izin-usaha-tambang/izin-usaha-
pertambangan-khusus-iupk/ (diakses pada 25 September 2018, pukul 01.05)
http://eiti.ekon.go.id/peraturan-dan-kebijakan-perundangan-di-sektor-minerba/
(diakses pada 25 September 2018, pukul 01.05)
http://www.metalurgi.lipi.go.id/melihat-potensi-logam-tanah-indonesia/ (diakses
pada 25 September 2018, pukul 01.30)
http://geomagz.geologi.esdm.go.id/memasuki-era-tanah-jarang/ (diakses pada 25
September 2018, pukul 01.30)

Anda mungkin juga menyukai