Anda di halaman 1dari 338

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK
OPERASIONAL PENGGUNAAN
DAK SUBBIDANG KB
TAHUN ANGGARAN 2020

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL


TAHUN 2020

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB a
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
b PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
- Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Operasional
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik
Subbidang Keluarga Berencana dan Subbidang
Penurunan Stunting Keluarga Berencana iii

Lampiran I 3
- BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Maksud dan Tujuan 6
C. Sasaran Strategis 7

- BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI 11


A. Kebijakan 11
B. Strategi 12

- BAB III PROGRAM, KEGIATAN DAN KRITERIA


SASARAN DAK SUB BIDANG KB 15
A. Meningkatnya dukungan sarana prasarana
pelayanan KB, dengan kegiatan: 15
B. Meningkatnya dukungan sarana prasarana
penyuluhan KB, dengan kegiatan: 24
C. Penugasan Penurunan Stunting (Keluarga
Berencana) 51

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB i
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

- BAB IV MEKANISME PERENCANAAN DAK


SUB BIDANG KB 55

- BAB V KRITERIA TEKNIS PELAKSANAAN


KEGIATAN 59
I. DANA ALOKASI KHUSUS FISIK REGULER 59
A. SARANA PRASARANA KLINIK PELAYANAN KB 59
B.
PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN/ALIH FUNGSI
BALAI PENYULUHAN/GUDANG 66
C. PENGADAAN SARANA TRANSPORTASI PELAYANAN
DAN PENYULUHAN KB 70
D. PENGADAAN SARANA PENDATAAN 94
E. PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN/ALIH FUNGSI
BALAI PENYULUHAN/GEDUNG 95
F. SARANA KIE KIT DAN MEDIA LINI LAPANGAN 100
II. DANA ALOKASI KHUSUS FISIK PENUGASAN
SUBBIDANG PENURUNAN STUNTING (KB) 164

- BAB VI PELAPORAN 217


A. Mekanisme pelaporan lingkup pemerintah daerah 217
B. Mekanisme pelaporan lingkup BKKBN 218

- BAB VII PEMANTAUAN DAN EVALUASI 221


A. Pemantauan 221
B. Evaluasi 222

- BAB VII PENUTUP 224

PETUNJUK OPERASIONAL
ii PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PERATURAN
BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS
FISIK SUBBIDANG KELUARGA
BERENCANA DAN SUBBIDANG
PENURUNAN STUNTING KELUARGA
BERENCANA

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB iii
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
iv PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
-1-

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN


DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS
FISIK SUBBIDANG KELUARGA BERENCANA DAN SUBBIDANG PENURUNAN
STUNTING KELUARGA BERENCANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (3)


Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2019 tentang Petunjuk
Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2020,
perlu menetapkan Peraturan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional tentang Petunjuk Operasional
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Subbidang Keluarga
Berencana dan Subbidang Penurunan Stunting Keluarga
Berencana;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang


Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5080);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB v
-2-
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-


Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun
Anggaran 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 257);
4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 322);
5. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Nomor 273/PER/B4/2014
tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;
6. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Provinsi;

PETUNJUK OPERASIONAL
vi PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
-3-
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL TENTANG PETUNJUK
OPERASIONAL PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
SUBBIDANG KELUARGA BERENCANA DAN SUBBIDANG
PENURUNAN STUNTING KELUARGA BERENCANA.

Pasal 1
(1) Dana Alokasi Khusus Fisik Subbidang Keluarga
Berencana dan Subbidang Penurunan Stunting Keluarga
Berencana yang selanjutnya disebut DAK Fisik
Subbidang KB dan Subbidang Penurunan Stunting KB
adalah dana yang dialokasikan dalam anggaran
pendapatan dan belanja negara kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus fisik.
(2) DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang Penurunan
Stunting KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota
untuk membantu mendanai kegiatan fisik dalam
penyelenggaraan urusan pengendalian penduduk dan
keluarga berencana sesuai dengan prioritas
pembangunan nasional.
Pasal 2
(1) Peraturan Badan ini merupakan pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Subbidang KB dan
Subbidang Penurunan Stunting KB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1.
(2) Peraturan Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk:
a. meningkatkan dukungan sarana prasarana
pelayanan keluarga berencana;
b. meningkatkan dukungan sarana prasarana
penyuluhan keluarga berencana;
c. menjamin tertib pemanfaatan, pelaksanaan,
pengelolaan, dan pelaporan;

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB vii
-4-
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

d. meningkatkan efektivitas dan efisiensi; dan


e. menurunkan prevalensi stunting.
Pasal 3
(1) Pengelolaan DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang
Penurunan Stunting KB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 diarahkan untuk menu kegiatan, meliputi:
a. dana alokasi khusus fisik reguler; dan
b. dana alokasi khusus fisik penugasan.
(2) Kegiatan dana alokasi khusus fisik reguler sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. pengadaan sarana prasarana klinik pelayanan
keluarga berencana;
b. pembangunan, alih fungsi, atau pengembangan
gudang alat dan obat kontrasepsi;
c. pengadaan sarana transportasi pelayanan keluarga
berencana;
d. pengadaan mobil unit penerangan keluarga
berencana;
e. pengadaan sarana komunikasi informasi dan
edukasi kit, dan media lini lapangan;
f. pengadaan media atau alat pengolah data;
g. pembangunan, alih fungsi, atau pengembangan
balai penyuluhan keluarga berencana;
h. pengadaan sarana petugas lapangan keluarga
berencana; dan
i. pengadaan sarana dan prasarana rumah data
kependudukan di kampung keluarga berencana
percontohan.
(3) Dana alokasi khusus fisik reguler sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan berdasarkan usulan dari
pemerintah daerah kabupaten/kota.
(4) Dana alokasi khusus fisik penugasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b melalui penyediaan bina
keluarga balita kit stunting.
(5) Dana alokasi khusus fisik penugasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) berdasarkan usulan dari
pemerintah daerah kabupaten/kota dengan wilayah atau

PETUNJUK OPERASIONAL
viii PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
-5-
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

lokus stunting yang telah ditetapkan pemerintah


dan/atau pemerintah daerah.
Pasal 4
DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang Penurunan Stunting
KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk operasional sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Badan ini.

Pasal 5
Petunjuk Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
digunakan sebagai acuan bagi pemerintah daerah
kabupaten/kota dalam pengelolaan DAK Fisik Subbidang KB
dan Subbidang Penurunan Stunting KB.

Pasal 6
(1) Pemerintah daerah dapat menggunakan paling banyak
5% (lima persen) dari alokasi DAK Fisik Subbidang KB
dan Subbidang Penurunan Stunting KB untuk mendanai
kegiatan penunjang yang berhubungan langsung dengan
kegiatan DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang
Penurunan Stunting KB.
(2) Kegiatan penunjang sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1), meliputi:
a. desain perencanaan untuk kegiatan kontraktual;
b. biaya tender;
c. honorarium fasilitator kegiatan DAK Fisik Subbidang
KB dan Subbidang Penurunan Stunting KB yang
dilakukan secara swakelola;
d. jasa konsultan pengawas kegiatan kontraktual;
e. penyelenggaraan rapat koordinasi di pemerintah
daerah;
f. perjalanan dinas ke atau dari lokasi kegiatan dalam
rangka perencanaan, pengendalian, dan pengawasan;
dan
g. pelaksanaan reviu oleh inspektorat provinsi atau
kabupaten/kota, tidak termasuk honorarium reviu.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB ix
-6-
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

(3) Kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


digunakan oleh pemerintah daerah untuk percepatan
pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Subbidang KB dan
Subbidang Penurunan Stunting KB di kabupaten/kota
sesuai dengan target atau sasaran yang telah ditetapkan.
(4) Kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja
daerah.
(5) Pelaksanaan kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 7
(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib menyampaikan
laporan DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang
Penurunan Stunting KB yang terdiri atas laporan
pelaksanaan kegiatan dan penyerapan dana serta
capaian keluaran kegiatan secara berkala.
(2) Laporan sebagaimana disebut ayat (1) disampaikan oleh
Kepala Daerah kepada Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional, menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan, menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
nasional, dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang dalam negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8
(1) Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional melalui tim pengendali DAK Fisik Subbidang KB
dan Subbidang Penurunan Stunting KB melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan, pengelolaan, dan
penggunaan DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang
Penurunan Stunting KB terhadap target atau sasaran
keluaran yang telah ditetapkan dan dampak serta
manfaat pelaksanaan kegiatan.

PETUNJUK OPERASIONAL
x PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
-7-
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

(2) Tim pengendali DAK Fisik Subbidang KB dan Subbidang


Penurunan Stunting KB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat melakukan pemantauan dan evaluasi
secara bersama-sama menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang keuangan, menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perencanaan pembangunan nasional, dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
dalam negeri.
(3) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengalokasian DAK Fisik Subbidang
KB dan Subbidang Penurunan Stunting KB pada tahun
berikutnya.

Pasal 9
Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku:
a. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nomor 21 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Subbidang Keluarga Berencana; dan
b. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 2 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Fisik Penugasan Penurunan Prevalensi Stunting Melalui
Penyediaan Bina Keluarga Balita Kit Tahun Anggaran
2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1038),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB xi
485 Kab. Pandeglang 3.914.610.000 89.424.000 3.145.520.000 224.680.000 3.370.200.000 2.034.000.000 176.750.000 104.640.000 281.390.000 9.689.624.000

486 Kab. Serang 2.348.766.000 114.264.000 2.606.288.000 224.680.000 2.830.968.000 1.956.000.000 146.450.000 104.640.000 251.090.000 7.501.088.000

487 Kab. Tangerang 1.565.844.000 231.012.000 2.606.288.000 224.680.000 2.830.968.000 1.644.000.000 146.450.000 104.640.000 251.090.000 6.522.914.000

488 Kota Cilegon 223.692.000 62.100.000 898.720.000 - 898.720.000 258.000.000 40.400.000 104.640.000 145.040.000 1.587.552.000

489 Kota Serang 671.076.000 84.456.000 674.040.000 - 674.040.000 396.000.000 30.300.000 104.640.000 134.940.000 1.960.512.000
490

491
Kota Tangerang

Kota Tangerang Selatan


-

-
-

355.212.000 786.380.000
- -

-
-8- 786.380.000
-

324.000.000
- -

35.350.000
-

104.640.000 139.990.000
-

1.605.582.000
-

492 Provinsi Bangka Belitung -

493
Kab. Bangka BADAN KEPENDUDUKAN
849.120.000
DAN40.324.000
KELUARGA 671.040.000
BERENCANA NASIONAL880.740.000
209.700.000 486.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.399.544.000
Kab. Bangka Barat
494 636.840.000 21.348.000 503.280.000 209.700.000 712.980.000 384.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 1.888.428.000

495
Kab. Bangka Selatan

Kab. Bangka Tengah


849.120.000 26.092.000 671.040.000 209.700.000 880.740.000 Pasal 10
318.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.217.312.000

496 636.840.000 23.720.000 629.100.000 - 629.100.000 378.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 1.800.920.000
Kab. Belitung
497

498
Kab. Belitung Timur
742.980.000
-
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
33.208.000

23.720.000
524.250.000

733.950.000
-

-
524.250.000

733.950.000
294.000.000

234.000.000
25.250.000

35.350.000
102.960.000

102.960.000
128.210.000

138.310.000
979.668.000

1.872.960.000
Kota Pangkal Pinang
499 424.560.000 42.696.000 733.950.000 - 733.950.000 252.000.000 35.350.000 102.960.000 138.310.000 1.591.516.000

500 Provinsi Gorontalo -

501 Kab. Boalemo 754.292.000 40.868.000 599.144.000 213.980.000 813.124.000 492.000.000 35.350.000 103.440.000 138.790.000 2.239.074.000

502

503
Kab. Bone Bolango

Kab. Gorontalo
1.939.608.000

2.047.364.000
Agar
93.756.000

69.716.000
setiap
1.540.656.000

1.626.248.000
orang
213.980.000

213.980.000
1.754.636.000

1.840.228.000
mengetahuinya,
990.000.000

1.230.000.000
90.900.000

95.950.000
memerintahkan
103.440.000

103.440.000
194.340.000

199.390.000
4.972.340.000

5.386.698.000

504 Kab. Gorontalo Utara 1.185.316.000 52.888.000 1.176.890.000 - 1.176.890.000 738.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 3.312.084.000

505 Kab. Pohuwato 1.400.828.000 pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya
40.868.000 1.112.696.000 213.980.000 1.326.676.000 624.000.000 65.650.000 103.440.000 169.090.000 3.561.462.000

506 Kota Gorontalo 969.804.000 55.292.000 962.910.000 - 962.910.000 300.000.000 45.450.000 103.440.000 148.890.000 2.436.896.000

507

508
Provinsi Kepulauan Riau

Kab. Bintan 326.457.000


dalam Berita Negara Republik Indonesia.
38.080.000 1.053.850.000 - 1.053.850.000 306.000.000
-

50.500.000 103.080.000 153.580.000 1.877.967.000

509 Kab. Karimun 217.638.000 35.700.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 426.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 2.065.484.000

510 Kab. Kepulauan Anambas 761.733.000 23.800.000 737.695.000 - 737.695.000 324.000.000 35.350.000 103.080.000 138.430.000 1.985.658.000

511 Kab. Lingga - 30.940.000 843.080.000 210.770.000 1.053.850.000 492.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 1.730.370.000

512 Kab. Natuna 652.914.000 42.840.000 1.264.620.000 Ditetapkan di Jakarta


210.770.000 1.475.390.000 456.000.000 75.750.000 103.080.000 178.830.000 2.805.974.000

513 Kota Batam 1.305.828.000 199.920.000 1.264.620.000 - 1.264.620.000 384.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.318.048.000

514

515
Kota Tanjung Pinang

Provinsi Papua Barat


108.819.000 23.800.000 421.540.000
pada tanggal 27 Desember 2019
- 421.540.000 108.000.000

-
20.200.000 103.080.000 123.280.000 785.439.000

516 Kab. Fak Fak 1.335.280.000 38.220.000 1.586.032.000 233.240.000 1.819.272.000 894.000.000 85.850.000 108.000.000 193.850.000 4.280.622.000

517 Kab. Kaimana 267.056.000 17.836.000 653.072.000 233.240.000 886.312.000 516.000.000 35.350.000 108.000.000 143.350.000 1.830.554.000

518 Kab. Manokwari 1.068.224.000 127.400.000 839.664.000 233.240.000 1.072.904.000 1.038.000.000 45.450.000 108.000.000 153.450.000 3.459.978.000

519

520
Kab. Manokwari Selatan

Kab. Maybrat
133.528.000

267.056.000
20.384.000

20.384.000
559.776.000

2.239.104.000
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
233.240.000

233.240.000
793.016.000

2.472.344.000
342.000.000

1.560.000.000
30.300.000

121.200.000
108.000.000

108.000.000
138.300.000

229.200.000
1.427.228.000

4.548.984.000

521 Kab. Pegunungan Arfak - 17.836.000 932.960.000 233.240.000 1.166.200.000 996.000.000 50.500.000 108.000.000 158.500.000 2.338.536.000

522 Kab. Raja Ampat 1.602.336.000 71.344.000 2.239.104.000 DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
233.240.000 2.472.344.000 726.000.000 121.200.000 108.000.000 229.200.000 5.101.224.000

523 Kab. Sorong 1.468.808.000 89.180.000 2.798.880.000 233.240.000 3.032.120.000 1.512.000.000 151.500.000 108.000.000 259.500.000 6.361.608.000

524

525
Kab. Sorong Selatan

Kab. Tambrauw
1.068.224.000

1.735.864.000
48.412.000

28.028.000
1.399.440.000

2.705.584.000
REPUBLIK INDONESIA,
233.240.000

233.240.000
1.632.680.000

2.938.824.000
738.000.000

1.296.000.000
75.750.000

146.450.000
108.000.000

108.000.000
183.750.000

254.450.000
3.671.066.000

6.253.166.000

526 Kab. Teluk Bintuni 801.168.000 20.384.000 2.239.104.000 233.240.000 2.472.344.000 702.000.000 121.200.000 108.000.000 229.200.000 4.225.096.000

527 Kab. Teluk Wondama 1.468.808.000 2.548.000 1.212.848.000 233.240.000 1.446.088.000 456.000.000 65.650.000 108.000.000 173.650.000 3.547.094.000

528

529
Kota Sorong

Provinsi Sulawesi Barat


1.068.224.000 94.276.000 932.960.000
TTD
233.240.000 1.166.200.000 246.000.000

-
50.500.000 108.000.000 158.500.000 2.733.200.000

530 Kab. Majene 934.344.000 31.564.000 695.008.000 217.190.000 912.198.000 492.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.514.306.000

531 Kab. Mamasa 1.751.895.000 46.132.000 1.476.892.000 217.190.000 1.694.082.000 1.086.000.000 85.850.000 103.800.000 189.650.000 4.767.759.000

532

533
Kab. Mamuju

Kab. Mamuju Tengah


1.167.930.000

583.965.000
82.552.000

29.136.000
955.636.000

434.380.000
HASTO WARDOYO
217.190.000

217.190.000
1.172.826.000

651.570.000
606.000.000

324.000.000
55.550.000

25.250.000
103.800.000

103.800.000
159.350.000

129.050.000
3.188.658.000

1.717.721.000

534 Kab. Pasangkayu 1.401.516.000 60.700.000 1.303.140.000 - 1.303.140.000 378.000.000 60.600.000 103.800.000 164.400.000 3.307.756.000

535 Kab. Polewali Mandar 1.751.895.000 67.984.000 1.390.016.000 217.190.000 1.607.206.000 1.002.000.000 80.800.000 103.800.000 184.600.000 4.613.685.000

536 Provinsi Kalimantan Utara -

537

538
Kab. Bulungan

Kab. Malinau
Diundangkan di Jakarta
110.477.000
- 31.148.000

28.752.000
851.640.000

1.277.460.000
212.910.000

212.910.000
1.064.550.000

1.490.370.000
486.000.000

654.000.000
50.500.000

75.750.000
103.320.000

103.320.000
153.820.000

179.070.000
1.735.518.000

2.462.669.000

pada tanggal 31 Desember 2019


539 Kab. Nunukan 552.385.000 40.732.000 1.618.116.000 212.910.000 1.831.026.000 1.440.000.000 95.950.000 103.320.000 199.270.000 4.063.413.000

540 Kota Tarakan - 33.544.000 425.820.000 - 425.820.000 120.000.000 20.200.000 103.320.000 123.520.000 702.884.000

541 Kab. Tana Tidung 110.477.000 14.376.000 532.275.000 - 532.275.000 192.000.000 25.250.000 103.320.000 128.570.000 977.698.000
TOTAL NASIONAL 603.820.540.000 43.404.876.000 676.710.851.000 56.104.570.000 732.815.421.000 498.390.000.000 36.208.778.000 52.727.640.000 88.936.418.000 1.967.367.255.000

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
REPUBLIK INDONESIA,
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
TTD REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA TTD


HASTO WARDOYO
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 1766

Salinan
Salinan sesuai
sesuai dengan
dengan aslinya
aslinya
Badan
Badan Kependudukan
Kependudukan dandan Keluarga
Keluarga Berencana
Berencana Nasional
Nasional,
Kepala
Kepala Biro Hukum,
Biro Hukum, Organisasi,
Organisasi dan Humas,
dan Humas

Komari,
Komari SH, MH
NIP.NIP. 19600920
19600920 198203
198203 1 005
1 005

PETUNJUK OPERASIONAL
xii PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB I
PE
N
DA
H UL
UA
N

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 1
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
2 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

LAMPIRAN
PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DANA
ALOKASI KHUSUS FISIK SUBBIDANG KELUARGA
BERENCANA DAN SUBBIDANG PENURUNAN
STUNTING KELUARGA BERENCANA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan
berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk
menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan
kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang
tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi
mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Dua hal
pokok yang perlu diperhatikan dalam membahas integrasi
penduduk dan pembangunan, yaitu: 1) penduduk tidak hanya
diperlakukan sebagai obyek tetapi juga subyek pembangunan.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 3
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Paradigma penduduk sebagai obyek telah mengeliminir


partisipasi penduduk dalam pembangunan, 2) ketika penduduk
memiliki peran sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan
upaya pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan
meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal
ini menyangkut “pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas”.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang


Pemerintahan Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana merupakan urusan Pemerintahan Wajib yang tidak
berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang kewenangannya
secara konkuren menjadi kewenangan pusat, provinsi dan
kabupaten/kota. Dalam Undang-undang ini secara tegas
dijelaskan 4 (empat) Sub urusan yang menjadi kewenangan
bersama, yaitu; 1) Pengendalian Penduduk, 2) Keluarga
Berencana (KB), 3) Keluarga Sejahtera, sedangkan urusan
pengelolaan penyuluh KB/PLKB, Standarisasi Pelayanan KB
dan Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB (PKB/PLKB) ditetapkan
menjadi urusan pusat.

Berdasarkan ketentuan Pasal 298 ayat (7) Undang-


Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah bahwa belanja DAK diprioritaskan
untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk
kegiatan nonfisik. Kesemuanya ini untuk mewujudkan tujuan
nasional sebagaimana arah pembangunan Pemerintahan

PETUNJUK OPERASIONAL
4 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

periode 2020-2024. Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat


strategis bagi BKKBN sebagai tahun pertama penyelenggaraan
RPJMN 2020-2024 dan Renstra BKKBN 2020-2024, untuk
itu diperlukan berbagai strategi operasional yang dapat
memberikan daya ungkit terhadap upaya pencapaian target
dan sasaran Program KKBPK. Berbagai kegiatan prioritas telah
disusun melalui alokasi APBN yang dapat dilaksanakan sampai
dengan level Perwakilan BKKBN Provinsi.untuk meningkatkan
peran keluarga dalam mewujudkan revolusi mental.

Kebijakan, strategi, dan upaya yang optimal melalui Program


Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK), terutama melalui upaya pencapaian target/
sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024 untuk menurunkan angka kelahiran
total (TFR), meningkatkan pemakaian kontrasepsi (mCPR),
menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet
need), menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19
tahun (ASFR 15–19 tahun).

Menurut Tim Nasional Percepatan Penaggulangan Kemiskinan


(TNP2K) Sekretariat Wakil Presiden, terdapat beberapa kendala
yang dihadapi dalam rangka penanganan stunting, salah satu-
nya yaitu masih minimnya kampanye dan diseminasi terkait
stunting dan berbagai upaya pencegahannya. Oleh karena itu,
Wakil Presiden Republik Indonesia telah memberikan arahan
bahwa pendekatan multi-sektor melalui konvergensi program

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 5
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

di semua tingkatan perlu dilakukan dalam upaya pencegahan


stunting. Oleh karena itu, BKKBN selain mendapatkan alokasi
DAK Fisik Reguler Subbidang Keluarga Berencana guna
mendukung pelaksanaan program KKBPK, juga mendapatkan
DAK Fisik Penugasan Subbidang Penurunan Stunting untuk
mendukung upaya pencegahan stunting.

Agar penggunaan DAK Fisik Reguler Subbidang KB dan DAK


Fisik Penugasan Penurunan Stunting sesuai kebijakan dan
tujuan yang telah ditetapkan secara optimal dan akuntabel,
maka Petunjuk Operasional Penggunaan DAK Fisik Reguler
Subbidang KB dan DAK Fisik Penugasan Penurunan Stunting
disusun sebagai acuan bagi Pemerintah Kabupaten dan Kota
dalam melaksanakan Program dan Kegiatan yang tertuang
dalam Petunjuk Operasional.

B. Maksud Dan Tujuan


1. Maksud
Secara umum maksud pemberian DAK Fisik
Subbidang KB untuk mendukung tercapainya sasaran
prioritas pembangunan Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
dalam mendukung tercapainya TFR sebesar 2,1 pada
tahun 2024 dan mendukung tercapainya intervensi
program penurunan stunting berdasarkan lokus
yang telah ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.

PETUNJUK OPERASIONAL
6 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

2. Tujuan
A. Meningkatkan akses dan pelayanan KB yang
merata dan berkualitas;
B. Meningkatkan pemahaman remaja mengenai
kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan
berkeluarga;
C. Menguatkan advokasi dan KIE tentang KB dan
Kesehatan Reproduksi di seluruh wilayah;
D. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam
pengasuhan anak dan perawatan lanjut usia;
E. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data
dan informasi kependudukan yang memadai,
akurat dan tepat waktu;
F. menyediakan media/sarana penyuluhan promosi
dan KIE Pengasuhan 1000 HPK


C. Sasaran Strategis
DAK Fisik Sub Bidang KB pada hakekatnya untuk
mendukung upaya pencapaian sasaran pembangunan
prioritas dalam rangka pencapaian sasaran Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) IV
tahun 2020-2024, dengan strategi :
1. Pengarusutamaan kependudukan;
2. Peningkatan akses dan kualitas Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi;

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 7
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3. Pemberdayaan keluarga dan anggota keluarga;


4. Peningkatan kepedulian dan peran serta mitra kerja,
keluarga dan masyarakat;
5. Penyediaan data dan informasi kependudukan dan
keluarga yang berkualitas;
6. Peningkatan kapabilitas Sumber Daya Manusia.

PETUNJUK OPERASIONAL
8 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB II

KE DA TEG
BIJ N I
AK
ST

AN
RA

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 9
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
10 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
1. Bupati dan Walikota wajib memprioritaskan
pembangunan Balai penyuluhan KB Tingkat
Kecamatan sebagai pusat pengendali operasional lini
lapangan dan pengadaan Smartphone bagi petugas
lapangan sebagai sarana updating data, serta wajib
memprioritaskan pengadaan BKB Kit Stunting untuk
lokus stunting yang telah ditetapkan, baik oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah;
2. Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota yang
mendapatkan alokasi DAK Fisik Subbidang KB, agar
tidak mengurangi dukungan anggaran alokasi APBD
pada OPD-KB tersebut;
3. Pemerintah Daerah cq. OPD-KB Kabupaten dan
Kota mengelola aset/barang sesuai Peraturan
Perundangan yang berlaku;
4. Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota menetapkan
presentasi alokasi pengaturan penggunaan menu
DAK secara proporsional, ideal mengacu kebutuhan
prioritas daerah;
5. Bupati dan walikota dapat mengajukan perubahan/
penyesuaian distribusi menu DAK Fisik Subbidang KB
dengan mengacu pada Peraturan Presiden tentang
Petunjuk Teknis DAK Fisik tahun berjalan dan rencana
kegiatan mendapatkan persetujuan dari BKKBN.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 11
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

B. Strategi
1. Harmonisasi APBD Kabupaten dan Kota dengan
dana transfer DAK Subbidang KB dalam pembiayaan
program KKBPK;
2. OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyusun
Rencana Kerja DAK Fisik Subbidang KB berkoordinasi
dengan Perwakilan BKKBN Provinsi masing-masing;
3. Penyusunan Rencana Kerja DAK Fisik Subbidang KB
melibatkan petugas lapangan (PKB/PLKB, PPKBD,
SubPPKBD), Pengelola Balai Penyuluh;
4. Peningkatan sinergitas pelaksanaan tugas Tim
Pengendali DAK Tingkat Pusat dan Tingkat Provinsi
dalam perencanaan, pengendalian, monitoring-
evaluasi dan pelaporan DAK Subbidang KB;
5. OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyampaikan
laporan realisasi penyerapan anggaran dan laporan
realisasi penggunaan DAK Subbidang KB kepada
BKKBN melalui Sistem Pelaporan Perencanaan
Monitoring dan Evaluasi DAK Subbidang KB
(MORENA).

PETUNJUK OPERASIONAL
12 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB III

PR TA AS G K
KE RIA ID
KR K SU

OG N D AR B
GIA S AN
ITE BB

RA AN AN
DA

M,

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 13
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
14 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB III
PROGRAM, KEGIATAN
DAN KRITERIA SASARAN
DAK SUBBIDANG KB
Program prioritas DAK Fisik Sub Bidang KB dirancang untuk dapat
mendukung pencapaian sasaran prioritas pembangunan KB
jangka pendek yang ditetapkan dalam RKP dan jangka menengah
dalam RPJMN IV 2020-2024, ruang lingkup kegiatan dan sasaran
DAK Fisik Sub Bidang KB mencakup:

A. Meningkatnya dukungan sarana prasarana


pelayanan KB, dengan kegiatan:
1. Pengadaan Sarana Prasarana Klinik Pelayanan
Keluarga Berencana Meliputi;
a. Obgyn Bed (Kursi Ginekologi)
1) Pengertian
Obgyn Bed (Kursi Ginekologi) merupakan salah
satu sarana penunjang pelayanan kontrasepsi di
fasilitas kesehatan yang dibutuhkan oleh tenaga
kesehatan (Dokter/Bidan) untuk memposisikan
calon atau akseptor IUD pada saat akan
melaksanakan pemasangan atau pencabutan alat
kontrasepsi IUD dan atau keperluan medis lainnya
2) Kriteria Sasaran
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki nomor
kode Fasilitas Kesehatan KB (K/0/KB) serta jejaring
atau jaringan Fasilitas Kesehatan KB
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a) Setiap Fasilitas Kesehatan KB serta jejaring

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 15
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

atau jaringan Fasilitas Kesehatan KB minimal


mendapatkan masing masing 1 (satu) set Obgyn
Bed (Kursi Ginekologi).
b) Fasilitas Kesehatan KB serta jejaring atau
jaringan Fasilitas Kesehatan KB yang sudah
memiliki tetapi dalam kondisi rusak atau tidak
layak pakai yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pimpinan jaringan Fasilitas
Kesehatan KB.

b. IUD Kit
1) Pengertian
IUD Kit merupakan salah satu sarana penunjang
pelayanan kontrasepsi di fasilitas kesehatan yang
dibutuhkan oleh tenaga kesehatan (Dokter/Bidan)
untuk memasang dan mencabut alat kontrasepsi
IUD/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
2) Kriteria Sasaran
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki nomor
kode Fasilitas Kesehatan KB (K/0/KB) serta jejaring
atau jaringan Fasilitas Kesehatan KB
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a) IUD Kit di Fasilitas Kesehatan KB diperuntukkan
bagi:
 Fasilitas Kesehatan KB Lengkap
 Fasilitas Kesehatan KB Sempurna atau
Paripurna
 Jejaring atau jaringan Fasilitas Kesehatan KB
b) Fasilitas Kesehatan KB serta jejaring atau
jaringan Fasilitas Kesehatan KB yang belum

PETUNJUK OPERASIONAL
16 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

menerima IUD Kit atau sudah memiliki tetapi


dalam kondisi rusak atau tidak layak pakai
yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
pimpinan jaringan Fasilitas Kesehatan KB

c. Implant Removal Kit


1) Pengertian
Implant removal Kit merupakan salah satu sarana
penunjang pelayanan kontrasepsi di fasilitas
kesehatan yang dibutuhkan oleh tenaga kesehatan
(Dokter/Bidan) untuk mencabut/melepas obat
kontrasepsi implan/susuk KB/Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit (AKBK)
2) Kriteria Sasaran
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki nomor
kode Fasilitas Kesehatan KB (K/0/KB) serta jejaring
atau jaringan Fasilitas Kesehatan KB
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a) Implant Removal Kit di Fasilitas Kesehatan KB
diperuntukkan bagi:
 Fasilitas Kesehatan KB Lengkap
 Fasilitas Kesehatan KB Sempurna atau
Paripurna
 Jejaring atau jaringan Fasilitas Kesehatan KB
b) Fasilitas Kesehatan KB serta jejaring atau
jaringan Fasilitas Kesehatan KB yang sudah
memiliki tetapi dalam kondisi rusak atau tidak
layak pakai yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pimpinan jaringan Fasilitas
Kesehatan KB

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 17
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

d.
Lemari Obat atau tempat penyimpanan alat dan obat
kontrasepsi serta IUD Kit dan Implant Removal Kit
1) Pengertian
Lemari penyimpanan kit/alat dan obat kontrasepsi
(alokon) adalah tempat penyimpanan alokon dan
sarana penunjang pelayanan kontrasepsi atau
instrument set/kit/alat medis.
2) Kriteria Sasaran
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki nomor
kode Fasilitas Kesehatan KB (K/0/KB) serta jejaring
atau jaringan Fasilitas Kesehatan KB.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a) Setiap Fasilitas Kesehatan KB minimal
mendapatkan masing masing 1 (satu) buah
lemari penyimpanan alat dan obat kontrasepsi
dan/atau sarana penunjang pelayanan
kontrasepsi atau instrument set/kit/alat medis
b) Fasilitas Kesehatan KB serta jejaring atau jaringan
Fasilitas Kesehatan KB yang sudah memiliki
tetapi dalam kondisi rusak atau tidak layak pakai
yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
pimpinan jaringan Fasilitas Kesehatan KB

2. Pembangunan/Alih Fungsi/Pengembangan tempat


penyimpanan gudang Alat Dan Obat Kontrasepsi
(Alokon)
Pengadaan pembangunan/alih fungsi/pengembangan
gudang alat dan obat kontrasepsi diperuntukan bagi
OPD-KB dalam rangka penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, dan pemeliharaan barang persediaan
berupa alat dan obat kontrasepsi dan pendukung lainnya.

PETUNJUK OPERASIONAL
18 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

a. Pengertian
Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi adalah bangunan
yang digunakan untuk menyimpan alat dan obat
kontrasepsi dan sarana penunjang pelayanan
kontrasepsi.
b. Kriteria Sasaran
1) Pemerintahan Kabupaten dan Kota menyediakan
tanah menyesuaikan ukuran bangunan gudang
alokon
2) Status tanah jelas/ Sertifikat Hak Pakai atau Hak
Guna Bangunan atau hibah sesuai ketentuan
masing-masing daerah, tidak dalam sengketa atau
tidak dalam proses peradilan
3) Lokasi gudang alokon berada di dalam satu pagar
kantor OPD KB kabupaten/kota. Jika lokasi gudang
alokon berada di luar kantor OPD KB yang tidak
dilengkapi dengan pagar maka gudang alokon
harus dilengkapi dengan pagar
4) OPD KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan
biaya operasional dan pemeliharaan rutin. Biaya
operasional yang dimaksud mencakup antara
lain penambah daya tahan tubuh penjaga
gudang, operasional pencatatan dan pelaporan,
penggantian isi alat pemadam kebakaran
yang sudah kadaluarsa, obat anti hama sesuai
kebutuhan. Biaya pemeliharaan rutin yang
dimaksud antara lain perbaikan atap, langganan
daya dan jasa sesuai kebutuhan

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 19
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan


1) Setiap OPD KB Kabupaten dan Kota hanya
membangun 1 (satu) unit gudang Alokon
2) Gudang Alokon dikelola oleh Bendahara Barang/
petugas yang ditunjuk, disarankan telah dilatih
manajemen logistik dan diawasi oleh apoteker
atau tenaga teknis kefarmasian
3) Untuk pembangunan gudang alokon, spesifikasi
teknis sebagaimana terlampir
4) Alih fungsi gudang alokon tidak disarankan
untuk memanfaatkan bangunan di lantai 2 dan
seterusnya
5) Apabila diperlukan untuk pengamanan, pendanaan
DAK dapat digunakan untuk penambahan pagar,
teralis pintu dan/atau jendela
d. Spesifikasi Teknis
Standar minimal spesifikasi teknis Gudang Alokon
tingkat Kabupaten dan Kota sebagaimana terlampir.
OPD-KB dapat mengembangkan spesifikasi teknis
sesuai dengan kondisi daerah masing-masing yang
mendapat persetujuan/rekomendasi dari Dinas PU
setempat.
3. Pengadaan Sarana Transportasi Pelayanan KB:
a. Kendaraan Distribusi Alat dan Obat Kontrasepsi
1) Pengertian
Kendaraan Distribusi Alat dan obat Kontrasepsi
adalah kendaraan untuk mendistribusikan alokon
dan sarana penunjang pelayanan kontrasepsi dari
tempat penyimpanan (gudang) alokon OPD-KB ke
fasilitas kesehatan KB.
2) Kriteria Sasaran
OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan

PETUNJUK OPERASIONAL
20 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

biaya operasional dan biaya pemeliharaan. Biaya


pemeliharaan yang dimaksud mencakup antara
lain servis rutin dan perbaikan kendaraan serta
pajak kendaraan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap OPD-KB memiliki 1 (satu) unit Kendaraan
Distribusi Alat dan obat Kontrasepsi.
4) Spesifikasi Umum
Kendaraan distribusi alat dan obat kontrasepsi
memiliki kapasitas mesin minimal 1.400 cc dengan
box serta dilengkapi dengan alat pendingin (AC).
b. Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB
1) Pengertian
MUYAN KB adalah Fasilitas pelayanan KB bergerak
yang digunakan oleh tim pelayanan kesehatan/
KB terlatih, mencakup satu unit mobil guna
mendekatkan akses pelayanan kepada masyarakat
khususnya masyarakat di wilayah yang belum
tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat
dan tidak tersedia tenaga medis yang kompeten
ataupun daerah yang memerlukan bantuan
pelayanan KB bergerak seperti pelayanan dalam
rangka bakti sosial dan sejenisnya.
2) Kriteria Sasaran
Wilayah kerja OPD-KB penerima DAK Sub Bidang
KB dengan kendala akses masyarakat ke faskes
dan jangkauan wilayah yang luas. Bagi OPD-KB
Kabupaten dan Kota yang memiliki MUYAN KB
wajib menyediakan biaya operasional dan biaya
pemeliharaan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 21
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

a) Setiap OPD-KB Kabupaten dan Kota apabila


telah terpenuhi menu kegiatan sesuai urutan
prioritas menu, dapat memiliki maksimal 2 (unit)
MUYAN KB dengan mempertimbangkan akses
masyarakat ke faskes KB dan jangkauan wilayah
yang luas;
b) Pengadaan dan/atau penggantian Sarana
Pelayanan KB yang terdapat di dalam MUYAN
KB yang rusak/hilang sebagian atau seluruhnya
dapat dipenuhi melalui DAK tahun berjalan
yang dibuktikan dengan surat keterangan
dari pimpinan OPD-KB dan pelaksanaannya
mengacu pada petunjuk Operasional DAK yang
berlaku
c) Setiap OPD-KB Kabupaten dan Kota
yang pernah mendapatkan MUYAN KB tetapi
kondisinya sudah tidak layak pakai (rusak berat)
dapat mengajukan kembali sesuai ketentuan
peraturan yang berlaku dengan melampirkan
bukti surat dari Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL) setempat yang
menyatakan penghapusan MUYAN KB;
d) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib
menyediakan bahan medis habis pakai/
perbekalan kesehatan rumah tangga/obat,
pengisian ulang oksigen serta kebutuhan lain
yang diperlukan untuk pelayanan di MUYAN KB.
4) Spesifikasi Umum
MUYAN KB didukung oleh tim medis minimal terdiri
dari dokter yang sudah dilatih untuk pelayanan
pasang cabut Implan dan IUD dan/atau Medis

PETUNJUK OPERASIONAL
22 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Operasi Pria (MOP); bidan yang sudah dilatih untuk


pelayanan pasang cabut Implan dan IUD.
c. Pengadaan Kendaraan jemput antar calon akseptor
Pengadaan Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB
diperuntukkan bagi para Calon Peserta KB dan
Peserta KB dalam rangka meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan KB, khususnya bagi keluarga Pra
Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (keluarga miskin)
dan masyarakat di daerah terpencil dan jauh dari
fasilitas pelayanan KB statis (Fasilitas Kesehatan KB)
1) Pengertian
Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB adalah
Kendaraan Bermotor roda 4 atau lebih atau
kendaraan air (speedboat) yang difungsikan sebagai
alat transportasi untuk mengangkut para Calon
Peserta dan Peserta KB (Peserta Baru dan Peserta
Aktif) menuju lokasi tempat pelayanan KB.
2) Kriteria Sasaran
a) OPD-KB yang belum memiliki Kendaraan
Jemput-Antar Peserta KB;dan
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan
dana operasional dan pemeliharaan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap OPD-KB Kabupaten dan Kota hanya
mendapatkan 1 (satu) Unit Kendaraan Jemput-
Antar Peserta KB dari DAK Subbidang KB
4) Spesifikasi Umum
a) Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB berupa
Kendaraan Bermotor roda 4 atau lebih
terdiri dari satu cabin dengan tempat duduk
pengemudi dan penumpang;

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 23
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

b) Jenis Kendaraan Bermotor roda 4 atau lebih


yang boleh dipilih terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu
Micro Bus dengan sistem penerus daya single
gardan untuk jalan darat beraspal dan rata,
serta Micro Bus dengan sistem penerus daya
double gardan untuk kendaraan jalan darat
dengan medan yang berat.

B. Meningkatnya dukungan sarana prasarana


penyuluhan KB, dengan kegiatan:
1. Pengadaan Mobil Unit Penerangan Keluarga Berencana
(MUPEN KB)
a. Pengertian
MUPEN KB adalah kendaraan roda 4 (empat) yang
berisi peralatan elektronik (audio visual) dan berfungsi
sebagai kendaraan operasional penyuluhan dan KIE
dalam menunjang Program KKBPK.
b. Kriteria Sasaran
1) OPD-KB belum mendapatkan MUPEN KB dari DAK
Subbidang KB;
2) Memiliki MUPEN KB tetapi kondisinya sudah tidak
layak pakai (rusak berat) dapat mengajukan kembali
sesuai ketentuan peraturan yang berlaku dengan
melampirkan bukti surat penghapusan dari Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
setempat;
3) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan
biaya operasional dan biaya pemeliharaan serta
tidak mengalihfungsikan menjadi kendaraan
operasional lainnya.

PETUNJUK OPERASIONAL
24 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

c. Standar Pemenuhan Kebutuhan


1) Setiap OPD-KB Kabupaten dan Kota boleh
memiliki lebih dari 1 (satu) unit MUPEN KB, dengan
memperhatikan luas wilayah, jangkauan dan
sebaran serta jumlah sasaran KIE;
2) Pengadaan dan/atau penggantian peralatan
MUPEN KB yang rusak/hilang sebagian atau
seluruhnya dapat dipenuhi melalui DAK tahun
berjalan yang dibuktikan dengan surat keterangan
dari pimpinan OPD-KB dan mengacu pada
petunjuk operasional DAK yang berlaku serta
memperhatikan Peraturan tentang Pengelolaan
Barang Milik Daerah setempat.

2. Pengadaan Sarana KIE Kit dan Media Lini Lapangan


a. KIE Kit
1) Pengertian
Sarana KIE Kit adalah sarana/media penyuluhan
dalam rangka mendukung pelaksanaan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi Program
KKBPK, yang terdiri dari (urutan prioritas):
a) Alat peraga anatomi alat reproduksi (phantom)
b) Alat Bantu Konseling ber-KB;
c) Contoh alat dan obat kontrasepsi (IUD Copper
T, pil KB kombinasi, implan dua batang, kondom,
suntik KB);
d) USB flashdisk on the go (otg) animasi proses
pembuahan (khusus untuk tenaga medis dan
PLKB);
e) USB flashdisk on the go (otg) sosialisasi

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 25
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

kontrasepsi (khusus untuk tenaga medis dan


PLKB);
f) Lembar balik (5 JUDUL+ JUDUL WAJIB PRO PN
2020);
g) Buku Seri Pengelolaan Keuangan Keluarga;
h) Tas KIE Kit;
2) Kriteria Sasaran
KIE Kit diperuntukkan bagi PKB/PLKB, PPKBD,
Sub PPKBD, Kader Poktan, Dokter/Bidan Praktik
mandiri dan mitra lainnya.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap PKB/PLKB, PPKBD, Sub PPKBD, Kader
Poktan, Dokter/Bidan Praktik mandiri dan mitra
lainnya mendapat 1 (satu) set KIE Kit
b. BKB Kit
Pengadaan Bina Keluarga Balita (BKB) Kit
diperuntukkan bagi kelompok BKB yang berada di
tingkat di desa/ kelurahan guna meningkatkan upaya
pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
usia 0-5 tahun dalam upaya mendorong terwujudnya
kelompok BKB holistik-integratif
1) Pengertian
BKB Kit merupakan sarana penyuluhan/alat
bantu penyuluhan yang berupa seperangkat alat
permainan edukatif dan seperangkat media yang
berisi materi yang dipergunakan kader dalam
memberikan penyuluhan kepada keluarga/
orangtua balita dalam upaya meningkatkan
pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang
anak.
Berdasarkan Perpres Nomor 60 Tahun 2013

PETUNJUK OPERASIONAL
26 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik


Integratif, bahwa kegiatan pelayanan holistik
integratif dilakukan mencakup semua kebutuhan
esensial anak yang beragam dan saling terkait,
yaitu : aspek perawatan, kesehatan dan gizi
melalui Posyandu; aspek pendidikan melalui
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan aspek
pengasuhan melalui Bina Keluarga Balita (BKB).
BKB Holistik Integratif dikembangkan melalui
upaya penggerakan kelompok BKB melalui Rintisan
kelompok BKB Dasar, Penguatan Kelompok BKB
Paripurna, dan Pengembangan Kelompok BKB
Holistik Integratif.
2) Kriteria Sasaran
Kriteria sasaran adalah sebagai berikut:
a) Kelompok kegiatan BKB/BKB Holistik Integratif
yang aktif melakukan penyuluhan bulanan;
b) Kelompok BKB/BKB Holistik Integratif yang
belum memiliki BKB Kit atau yang sudah memiliki
tetapi dalam kondisi tidak lengkap, rusak dan
tidak layak pakai.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap Kelompok BKB/ BKB Holistik Integratif (BKB
HI) wajib mendapatkan minimal 1 (satu) set BKB Kit
4) Spesifikasi Umum
a) BKB Kit terdiri dari media penyuluhan BKB yang
berupa:
1. Alat Permainan Edukatif (APE) yang dibagi
menjadi kelompok umur sebagai berikut:
a). 0-1 tahun
Giring-giring/Bola Kerincing, Boneka Kain.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 27
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

b). 1-2 tahun


Balok bantal: bangun dan cocokkan,
Tabung Bentuk dan Warna.
c). 2-3 tahun
Menara Bentuk 10 Pasak, Lotto Warna.
d). 3-4 tahun
Balok Ukur, Sarung Tangan Lempar
Tangkap.
e). 4-5 tahun
Jaga Keseimbangan, Kotak Pola.
f). 5-6 tahun
Pasangkan Angka, Papan Pasak .
2. Kantong Wasiat BKB (untuk semua umur)
3. Media lembar balik untuk penyuluhan umur
0-6 tahun (6 macam)
4. Modul BKB HI 3 seri:
a). Seri 1 (Pertemuan 1 – 5)
b). Seri 2 (Pertemuan 6 – 9)
c). Seri 3 (Pertemuan 10 – 13)
5. USB “film animasi BKB HI”.
6. Tas Tote Bag.
7. Tas BKB Kit.
8. Tas APE.
9. Packaging/Kotak (Hardcase).
10.Kardus BKB Kit.
11.Papan Nama Kelompok BKB.
b) BKB Kit terdiri dari materi yang berupa:
1. Buku Menjadi Orang Tua Hebat dalam
Mengasuh Anak
2. Buku Pegangan Kader BKB dan Orangtua
Tentang Penananaman dan Penerapan Nilai

PETUNJUK OPERASIONAL
28 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Karakter Melalui 8 Fungsi Keluarga


3. Buku Peran Ayah Dalam Pengasuhan
4. Pengasuhan Anak Umur 0 – 6 Tahun bagi
Orangtua yang Bekerja
5. Kartu Kembang Anak (KKA)
6. Buku Pedoman Kartu Kembang Anak (KKA)
7. Buku Panduan Penggunaan Alat Permainan
Edukatif (APE)
8. Flashdisk Video Kelengkapan BKB.
c BKL Kit
1) Pengertian
Merupakan sarana/alat bantu penyuluhan berupa
materi buku penyuluhan dan media partisipatif 7
(tujuh) dimensi lansia tangguh yang dipergunakan
kader dalam memberikan penyuluhan kepada
kelompok kegiatan (poktan) BKL untuk
meningkatkan pemahaman tentang pembinaan
ketahanan keluarga Lansia.
2) Kriteria sasaran
a) Kelompok kegiatan BKL yang aktif melakukan
penyuluhan secara berkala;
b) Kelompok BKL yang belum memiliki BKL Kit atau
yang sudah memiliki tetapi dalam kondisi tidak
lengkap, rusak dan tidak layak pakai.
3) Standar pemenuhan
Setiap Kelompok BKL yang aktif wajib memiliki minimal
1 (satu) BKL Kit.
4) Spesifikasi umum
Media yang terdiri dari media partisipatif 7 (tujuh)
dimensi dan materi lansia tangguh

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 29
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

d. GenRe Kit
Pengadaan GenRe Kit diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku remaja putra dan
putri agar mereka dapat berperilaku sehat, dapat
mendewasakan usia perkawinan, terhindar dari
risiko Triad KRR (Pernikahan Dini, Seks Pra Nikah,
Napza), selanjutnya dapat menjadi contoh, teladan
dan sumber informasi bagi teman sebayanya serta
mempunyai perencanaan yang matang dalam
penyiapan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera melalui kegiatan
kelompok Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja
jalur pendidikan dan jalur masyarakat.
1) Pengertian
GenRe Kit adalah merupakan sarana/media atau
alat bantu sosialisasi Program Generasi Berencana
yang dipergunakan oleh Pendidik Sebaya,
Konselor Sebaya atau pengelola program/kegiatan
Kelompok PIK Remaja jalur pendidikan dan jalur
masyarakat, baik yang ada di Sekolah Umum,
Sekolah negeri/swasta pada tingkat SLTP atau
yang sederajat, SLTA atau yang sederajat, maupun
yang ada pada basis organisasi keagamaan dan
masyarakat yang terdiri dari dua bagian sarana/
media, yaitu:
GenRe Kit, yang terdiri dari:
a). Ular Tangga GenRe;
b). Materi Monopoli GenRe;
c). Materi Celemek GenRe;
d). Materi Celemek GenRe Organ Reproduksi Laki-
Laki;

PETUNJUK OPERASIONAL
30 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

e). Materi Celemek GenRe Organ Reproduksi


Perempuan;
f). Lembar Balik GenRe;
g). Buku Panduan Penggunaan Materi GenRe Kit;
h). Tas GenRe Kit
i). Flash Disk
j). Laptop
k). Proyektor
2) Kriteria sasaran
a) Kelompok PIK Remaja Jalur Pendidikan, untuk
pemenuhan GenRe Kit jalur pendidikan SLTA
atau yang sederajat perlu berkoordinasi
dengan dinas pendidikan provinsi berupa
pemberitahuan penyaluran GenRe Kit dan SLTP
jalur keagamaan berkoordinasi dengan Kantor
Wilayah Agama Kabupaten dan Kota
b) Kelompok PIK Remaja Jalur Masyarakat
3) Standar Pemenuhan kebutuhan
Setiap Kelompok PIK Remaja jalur pendidikan
di tingkat Sekolah Umum/Agama (SMA/SMK/
Madrasyah Aliyah dan SMP/SLTP/Madrasyah
Tsanawiyah) dan jalur masyarakat (Organisasi
kepemudaan, keagamaan, komunitas)
mendapatkan hanya 1 (satu) GenRe Kit.

3. Pengadaan Media/Alat Pengolah Data


Pengadaan Sarana Pendataan merupakan sarana
yang diperuntukkan dalam pengolahan data rutin dan
pelaporan pada Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan,
Tempat penyimpanan (gudang) alat dan kontrasepsi
di kabupaten/kota, Rumah Data Kependudukan di

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 31
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

tingkat kab/kota (lokasi pada Percontohan Kampung


KB Tingkat Kabupaten/Kota), dan Bidang Pengolahan
Data Program KKBPK pada OPD KB untuk meningkatkan
ketepatan, kecepatan dan cakupan data dari kabupaten/
kota ke pusat termasuk data online pelaporan Tempat
penyimpanan (gudang) Alat dan Kontrasepsi. Pengadaan
Sarana Pendataan meliputi :
a. Pengadaan Personal Computer (PC) dan Printer
1) Pengertian
a). Personal Computer (PC), adalah seperangkat
komputer yang digunakan oleh satu orang saja
yang terdiri atas Monitor, Central Processing
Unit (CPU), dan Keyboard yang disebut dengan
desktop atau all in one lengkap dan atau 1
(satu) unit mesin pencetak data / printer serta
perangkat akses internet berupa modem atau
access point.
b). Pencetak/Printer adalah perangkat yang
menampilkan data dalam bentuk cetakan, baik
berupa teks maupun gambar/grafik, di atas
kertas. Tinta atau tinta bubuk (toner) adalah
alat pencetak sesungguhnya, karena ada
sesuatu yang disebut tinta atau tinta bubuk
yang digunakan untuk menulis/mencetak pada
kertas.
c). Perangkat Akses Internet berupa modem
(modulator-demodulator) adalah sebuah alat
yang digunakan untuk menghubungkan
komputer dengan internet melalui telepon, line
kabel, nirkabel dari penyedia jasa telekomunikasi

PETUNJUK OPERASIONAL
32 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

lainnya. perangkat akses internet atau Access


Point.
2) Kriteria Sasaran
a) Bidang Pengolahan Data KB pada Kantor OPD-
KB;
b) Gudang alat dan obat kontrasepsi OPD-KB;
c) Balai Penyuluhan KB.
d) Rumah Data Kependudukan
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Bidang pengolahan data KB pada Kantor OPD-
KB maksimal mendapatkan 2 (dua) set Personal
Computer sedangkan Balai Penyuluhan KB,
gudang Alat/ Obat Kontrasepsi dan Rumah Data
Kependudukan memiliki maksimal 1 (satu) set
Personal Computer.
4) Spesifikasi Umum
a). Personal Computer (PC) :
Pada bagian sisi kanan CPU (Desktop PC) atau
pada pada bagian belakang layar monitor (all in
one computer) diberi label berlogo BKKBN, Nama
Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan DAK
Tahun 20... (sesuai tahun pengadaan) dengan
spesifikasi umum sebagai berikut:
- Platform : Desktop PC atau all in one
computer
- Monitor : 15 inch – 20 inch
- Operating System : Lisensi Resmi Windows
- Tipe Prosesor : Minimal Intel Core i5
- Memory : Minimal 4 GB
- Hard Drive (HDD) : Minimal 500 GB
- Ports : USB 3.0/USB 2.0, VGA

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 33
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

In/Out, RJ45 Network


Connector
- Camera : Built in camera
- Network : Support Card Wireless /
WIFI
- Garansi : Garansi distributor resmi
minimal 1 (satu) tahun
Printer
b).
Pada bagian sisi kanan printer diberi label
berlogo BKKBN, nama Kabupaten/Kota dan
tulisan pengadaan DAK Tahun 20... (sesuai tahun
pengadaan), dengan spesifikasi umum sebagai
berikut:
- Platform : Tipe Printer Laser Jet atau
Ink Jet
- Garansi : Garansi distributor resmi
minimal 1 (satu) tahun
Modem
c).
Pada salah satu bagian sisi modem diberi label
berlogo BKKBN, Nama Kabupaten/Kota dan
tulisan pengadaan DAK Tahun 20.... (sesuai tahun
pengadaan) dengan spesifikasi umum sebagai
berikut:
- Network (Jaringan) : GPRS/EDGE/3G/4G–850/
900/1800/1900 MHz
- Interface : USB atau wireless

b. Pengadaan Laptop
1) Pengertian
Laptop atau komputer jinjing adalah komputer
yang berukuran relatif kecil dan ringan, beratnya

PETUNJUK OPERASIONAL
34 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

berkisar dari 1–6 kg, tergantung pada ukuran,


bahan, dan spesifikasi laptop tersebut dan dapat
dibawa oleh pengguna/users
2) Kriteria Sasaran
Balai Penyuluhan KB Tingkat Kecamatan dan
Bidang Pengolahan Data KB pada OPD-KB
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Balai Penyuluhan KB Tingkat Kecamatan dan
Bidang pengolahan data KB pada OPD-KB
maksimal mendapatkan 1 (satu) laptop
4) Spesifikasi Teknis
Pada bagian bawah laptop diberi label berlogo
BKKBN, Nama Kabupaten/Kota dan tulisan
pengadaan DAK Tahun 20... (sesuai tahun
pengadaan) dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Tipe : Minimal Core i5
- Memory : Minimal 4 GB
- Harddisk : Minimal 500 GB
- Layar Monitor : 10 inch – 15 inch
- Garansi : Resmi Distributor
Minimal 1 Tahun
c. Pengadaan Proyektor Liquid Crystal Display (LCD)
dan Layar Proyektor
Pengadaan sarana Proyektor LCD dan layar untuk
Balai Penyuluhan KB adalah sarana yang digunakan
sebagai media penyuluhan bagi petugas lapangan.
1) Pengertian
Proyektor LCD merupakan salah satu jenis
proyektor yang digunakan untuk menampilkan
video, gambar, atau data dari komputer pada
sebuah layar atau sesuatu dengan permukaan

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 35
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

datar seperti tembok, dsb. Proyektor jenis


ini merupakan jenis yang lebih modern dan
merupakan teknologi yang dikembangkan dari jenis
sebelumnya dengan fungsi sama yaitu Overhead
Projector (OHP) karena pada OHP datanya masih
berupa tulisan pada kertas bening.
2) Kriteria Sasaran
Balai Penyuluhan KB dengan kelengkapan instalasi
listrik atau genset
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap Balai Penyuluhan KB mendapatkan1 (satu)
set proyektor LCD
4) Spesifikasi Teknis
Platform : Proyektor
- Brightness : Minimal 3000 Lumens
ANSI
- Interface : Mendukung VGA/HDMI,
USB, Stereo mini jack in/
out.
- Garansi Resmi : Garansi Distributor
Resmi Minimal 1 Tahun
- Resolusi : Minimal 1024 x 768 pixel
- Interface : Mendukung Port VGA,
HDMI, USB
- Layar Proyektor : Manual Wall Screen/
Tripod Screen
4.
Pembangunan/alih Fungsi/Pengembangan Balai
Penyuluhan KB Tingkat Kecamatan
Balai Penyuluhan KB dibangun sebagai pusat
pengendali operasional lini lapangan dan sarana

PETUNJUK OPERASIONAL
36 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

pendukung tugas dan fungsi Ka. UPT KB/Koordinator


KB Kecamatan, PKB/PLKB dalam Program
Pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga di Tingkat Kecamatan.
a Pengertian
Balai Penyuluhan adalah bangunan yang terletak
di wilayah kecamatan berfungsi sebagai tempat
beraktivitas dalam merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi, mengendalikan dan pembinaan
kepada petugas dan pengelola (PKB/PLKB, PPKBD
dan Sub PPKBD dan mitra kerja) dalam operasional
Program KKBPK Tingkat kecamatan.
b Kriteria Sasaran
1) Kecamatan yang telah memiliki Ka. UPT/
Koordinator KB Kecamatan;
2) Kecamatan yang belum memiliki kantor Ka. UPT/
Koordinator KB Kecamatan;
3) Kecamatan yang siap menyediakan sebidang
tanah untuk pembangunan Balai Penyuluhan
KB dengan status tanah jelas/Sertifikat Hak Pakai
atau Hak Guna Bangunan sesuai ketentuan
masing-masing daerah dan tidak dalam
sengketa atau tidak dalam proses peradilan;
4) Pemilihan lokasi disarankan dibangun di dekat
area kantor kecamatan.
c Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap Kecamatan 1 (satu) Balai Penyuluhan KB
dengan luas bangunan minimal 1 Lantai = 50 m2.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 37
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL


5. Pengadaan Sarana Kerja Petugas Lapangan KB
a. Pengadaan Sarana Kerja bagi PKB/PLKB (termasuk
smartphone)
1) Pengertian
Sarana Kerja bagi Pengendali Petugas Lapangan
KB/PKB/PLKB adalah sarana penunjang kerja
bagi Penyuluh Keluarga Berencana dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya di bidang
Penyuluhan, Penggerakan dan Pelayanan
Keluarga Berencana di setiap tingkatan dengan
tujuan meningkatnya kualitas dan kuantitas
kegiatan operasional Program KKBPK di lini
lapangan.
2) Kriteria Sasaran
Sasaran penerima atau pengguna Sarana Kerja
bagi Pengendali Petugas Lapangan KB/PKB/
PLKB dibagi menjadi 2 (dua), yaitu sasaran
utama dan sasaran penunjang.
a). Sasaran utama :
(1) Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)
adalah Pegawai Negeri Sipil dalam
Jabatan Fungsional Tertentu yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan, penggerakan, pelayanan,
evaluasi dan pengembangan Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga.
(2) Petugas Lapangan Keluarga Berencana
(PLKB) Non PNS adalah seseorang

PETUNJUK OPERASIONAL
38 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

yang diberi tugas, tanggung jawab,


wewenang untuk melaksanakan kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelak-
sanaan penyuluhan, penggerakan,
pencatatan dan pelaporan serta
monitoring evaluasi Program Kepen-
dudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga di lini lapangan.
Di beberapa wilayah penyebutan PLKB
Non PNS dengan istilah PLKB Kontrak,
Tenaga Penggerak Desa, PLKB Honorer,
Tenaga Lapangan KB dan lainnya.
b). Sasaran penunjang :
Kepala UPT. KB tingkat Kecamatan/
Pengendali Petugas Lapangan Keluarga
Berencana adalah Pegawai Negeri Sipil
dengan jabatan struktural yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
tugas mengendalikan, mengkoordinasikan,
mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
Program KKBPK di tingkat Kecamatan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a). Prioritas diberikan kepada Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) dan/atau Petugas Lapangan
Keluarga Berencana (PLKB) Non PNS berupa
1 (satu) set Sarana Kerja;
b). Apabila Sarana Kerja sudah terpenuhi kepada
seluruh Penyuluh Keluarga Berencana
(PKB) dan/atau Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB) Non PNS, maka Sarana
Kerja dapat diberikan kepada Kepala UPT.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 39
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

KB tingkat Kecamatan/Pengendali Petugas


Lapangan Keluarga Berencana sejumlah 1
(satu) set.
c). Pemenuhan kebutuhan Sarana Kerja dapat
disesuaikan dengan kondisi lapangan
dimasing-masing daerah.

b. Smartphone (telepon pintar)


1) Pengertian
Smartphone (telepon pintar) yang memiliki
kemampuan seperti komputer yang berfungsi
sebagai media player portable, memiliki kamera,
Global Positioning System (GPS), koneksi internet
melalui jaringan seluler dan atau nirkabel (WiFi),
transfer data melalui Bluetooth dan atau infrared.
Jenis smartphone dalam pengadaan ini yaitu
Tablet yaitu telepon yang mempunyai layar
lebar seperti buku dapat menampilkan tulisan,
gambar maupun video terlihat lebih jelas.
Perangkat ini dilengkapi dengan mini keyboard
dan digunakan untuk aplikasi perkantoran dan
dapat digunakan juga untuk telepon.
2) Sasaran
Sasaran penerima atau pengguna telepon pintar
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu sasaran utama dan
sasaran penunjang.
a). Sasaran utama:
(1) Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)
adalah Pegawai Negeri Sipil dalam
Jabatan Fungsional Tertentu yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang dan

PETUNJUK OPERASIONAL
40 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

hak secara penuh oleh pejabat yang


berwenang untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan, penggerakan, pelayanan,
evaluasi dan pengembangan Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga.
(2) Petugas Lapangan Keluarga Berencana
(PLKB) Non PNS adalah seseorang
yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang untuk melaksanakan kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelak-
sanaan penyuluhan, penggerakan,
pencatatan dan pelaporan serta
monitoring evaluasi Program Kepen-
dudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga di lini lapangan.
Di beberapa wilayah penyebutan PLKB
Non PNS dengan istilah PLKB Kontrak,
Tenaga Penggerak Desa, PLKB Honorer,
Tenaga Lapangan KB dan lainnya.
b). Sasaran penunjang:
Kepala UPT. KB tingkat Kecamatan/
Pengendali Petugas Lapangan Keluarga
Berencana adalah Pegawai Negeri Sipil
dengan jabatan struktural yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
tugas mengendalikan, mengkoordinasikan,
mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
Program KKBPK di tingkat Kecamatan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a). Prioritas diberikan kepada Penyuluh

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 41
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Keluarga Berencana (PKB) dan/atau Petugas


Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Non
PNS berupa 1 (satu) unit telepon pintar
b). Apabila telepon pintar sudah terpenuhi
kepada seluruh Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) dan/atau Petugas
Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Non
PNS, maka telepon pintar dapat diberikan
kepada Koordinator KB tingkat Kecamatan/
Pengendali Petugas Lapangan Keluarga
Berencana sejumlah 1 (satu) unit
c). Pemenuhan kebutuhan telepon pintar
merupakan menu wajib untuk dipenuhi
kepada sasaran prioritas;
d). Telepon pintar yang bersumber dari DAK
Subbidang KB wajib diserahkan kembali
kepada OPD-KB jika PKB/PLKB dan
Koordinator KB dialihtugaskan ke instansi
lain dan/atau memasuki masa purnabakti.
4) Spesifikasi Umum :
- Prosessor : Minimal Quad Core
- Operating System : Android Minimal versi
7.0 (Nougat)
- Ukuran Layar : Minimal 8.0 inch
- RAM : Minimal 4 GB
- Internal Memory : 32 GB
- Network : Support SIM Card dan
WIFI
- Garansi : Resmi Distributor
minimal 1 Tahun

PETUNJUK OPERASIONAL
42 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

c. Pengadaan Sarana Kerja PPKBD dan Sub PPKBD


1) Pengertian
Sarana kerja PPKBD dan Sub PPKBD adalah
sarana penunjang kerja bagi PPKBD dan Sub
PPKBD yang berperan aktif melaksanakan dan
mengelola Program KKBPK di tingkat Desa/
Kelurahan dan tingkat Dusun/RW dengan tujuan
meningkatnya kualitas dan kuantitas kegiatan
operasional Program KKBPK di lini lapangan.
2) Kriteria Sasaran
Sasaran sarana kerja PPKBD dan Sub PPKBD
adalah :
a) PPKBD adalah seorang atau beberapa orang
kader dalam wadah organisasi yang secara
sukarela berperan aktif melaksanakan dan
mengelola Program Kependudukan, KB
dan Pembangunan Keluarga tingkat desa/
kelurahan yang ditetapkan/diangkat oleh
kepala desa/lurah melalui surat keputusan.
b) Sub PPKBD adalah seorang atau beberapa
orang kader dalam wadah organisasi yang
secara sukarela berperan aktif melaksanakan
dan mengelola program kependudukan, KB
dan Pembangunan Keluarga tingkat Dusun/
RW yang ditetapkan/diangkat oleh kepala
desa/lurah melalui surat keputusan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a) Setiap PPKBD dan Sub PPKBD mendapatkan
1 (satu) set sarana PPKBD dan Sub PPKBD,
1 buah Plang Papan Nama PPKBD dan

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 43
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Sub PPKBD dan 1 buah Lembar Balik Alat


Konseling KB.
b) Pengadaan sarana kerja PPKBD dan Sub
PPKBD dapat disesuaikan dengan prioritas
dan kondisi lapangan setiap daerah.

d. Pengadaan kendaraan penyuluhan bagi petugas


lapangan (sepeda motor/perahu motor)
1) Pengertian
Pengadaan sepeda motor bagi Petugas KKBPK
di lini lapangan adalah unit sepeda motor
roda 2 yang digunakan dengan tujuan untuk
meningkatkan mobilitas dan daya jangkau
dalam melaksanakan tugas sebagai Petugas
KKBPK di lini lapangan.
2) Kriteria Sasaran
Sasaran yang mendapatkan sepeda motor/
perahu motor adalah Petugas KKBPK di lini
lapangan, yaitu :
a. Penyuluh KB;
Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)
adalah Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan
Fungsional Tertentu yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan,
penggerakan, pelayanan, evaluasi dan
pengembangan Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga.
b. Petugas Lapangan KB Non PNS;

PETUNJUK OPERASIONAL
44 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Petugas Lapangan Keluarga Berencana


(PLKB) Non PNS adalah Seseorang yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang
untuk melaksanakan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan penyuluhan,
penggerakan, pencatatan dan pelaporan
serta monitoring evaluasi Program
Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga di lini lapangan.
Dibeberapa wilayah penyebutan PLKB Non
PNS dengan istilah PLKB Kontrak, Tenaga
Penggerak Desa, PLKB Honorer, Tenaga
Lapangan KB dan lainnya.
c. Kepala UPT. KB Tingkat Kecamatan/
Pengendali Petugas KB;
Kepala UPT. KB tingkat Kecamatan/
Pengendali Petugas Lapangan Keluarga
Berencana adalah Pegawai Negeri Sipil
dengan jabatan struktural yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
tugas mengendalikan, mengkoordinasikan,
mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
Program KKBPK di tingkat Kecamatan.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
a. Prioritas diberikan kepada Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) dan/atau Petugas Lapangan
Keluarga Berencana (PLKB) Non PNS berupa
1 (satu) unit Kendaraan bermotor roda dua.
b. Apabila Kendaraan bermotor roda dua
sudah terpenuhi kepada seluruh Penyuluh
Keluarga Berencana (PKB) dan/atau Petugas

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 45
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Non


PNS, maka Kendaraan bermotor roda dua
dapat diberikan kepada koordinator KB
tingkat Kecamatan/Pengendali Petugas
Lapangan Keluarga Berencana sejumlah 1
(satu) unit.
c. Petugas Program KKBPK Lini Lapangan
yang pernah mendapatkan kendaraan
bermotor roda dua tetapi kondisinya sudah
tidak layak jalan (rusak berat) dan tidak bisa
diperbaiki dapat diberikan berupa 1 (satu)
unit kendaraan bermotor roda dua.
d. Kendaraan bermotor roda dua yang
bersumber dari DAK Bidang KB harus
diserahkan kembali kepada OPD-KB, apabila
PKB/PLKB dan Koordinator dialihtugaskan
ke instansi lain dan/atau memasuki masa
pensiun/wafat.
e. OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib
menyediakan dana operasional dan
pemeliharaannya.

6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Data


Kependudukan di Kampung KB percontohan
Rumah Dataku dibentuk sebagai pusat informasi
kependudukan tingkat mikro mulai dari
mengidentifikasi, mengumpulkan, memverifikasi,
menganalisis data yang bersumber dari, oleh dan
untuk masyarakat sebagai basis untuk intervensi
pembangunan di Kampung KB dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

PETUNJUK OPERASIONAL
46 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

a. Papan Nama Rumah Data Kependudukan


1) Pengertian
Papan Nama Rumah Data Kependudukan
adalah berupa plang yang pemasangannya
berada didepan Rumah Data Kependudukan
dengan dua kaki atau ditempel di dinding depan
dibuat sebagai identitas tempat kegiatan Rumah
Dataku
2) Kriteria Sasaran
a) Rumah Data Kependudukan di Kampung KB
percontohan yang telah ditetapkan oleh OPD
KB
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib
menyediakan dana operasional dan
pemeliharaan untuk rumah data
kependudukan
c) Diserahterimakan kepada Ketua Pengurus
Rumah Data Kependudukan untuk
digunakan dan dipelihara agar bisa berfungsi
sebagaimana mestinya, sebagai barang
inventaris Rumah Dataku.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap Rumah Data Kependudukan memiliki 1
(satu) Papan Nama
b. Komputer/Personal Computer (PC) dan Printer
1) Pengertian
a) Personal Computer (PC), adalah seperangkat
komputer yang digunakan oleh satu orang
saja yang terdiri atas monitor, Central
Processing Unit (CPU), dan keyboard yang
disebut dengan desktop atau all in one lengkap

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 47
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

dengan 1 (satu) unit mesin pencetak data


/ printer serta alat koneksi internet berupa
modem. Modem (modulator-demodulator)
adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menghubungkan komputer dengan internet
melalui telepon, line kabel dan layanan dari
penyedia jasa telekomunikasi lainnya.
b) Printer adalah perangkat keras (hardware)
dimana perangkat itu akan bekerja apabila
pengguna menghubungkannya dengan
perangkat komputer, yang bisa digunakan
untuk keperluan mencetak tulisan, gambar,
dan grafik ke dalam bentuk kertas atau
sejenisnya.
- Platform : tipe printer laser jet atau ink
jet
- Garansi : Garansi distributor resmi
minimal 1 tahun
2) Kriteria Sasaran
a) Rumah Data Kependudukan di Kampung KB
percontohan yang telah ditetapkan oleh OPD
KB
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib
menyediakan dana operasional dan
pemeliharaan untuk rumah data
kependudukan
c) Diserahterimakan kepada Ketua Pengurus
Rumah Data Kependudukan untuk
digunakan dan dipelihara agar bisa berfungsi
sebagaimana mestinya, sebagai barang
inventaris Rumah Data Kependudukan.

PETUNJUK OPERASIONAL
48 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3) Standar Pemenuhan Kebutuhan


Setiap Rumah Data Kependudukan men-
dapatkan 1 (satu) set Personal Computer dan
Printer.
c. Rak Buku
1) Pengertian
Rak buku adalah tempat untuk penyimpanan
buku dan pendokumentasian materi-materi
data dan informasi tentang Kependudukan atau
Program KKBPK, baik berupa buku, leaflet, arsip,
dan lain-lain.
2) Kriteria Sasaran
a) Rumah Data Kependudukan di Kampung KB
percontohan yang telah ditetapkan oleh OPD
KB
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib
menyediakan dana operasional dan
pemeliharaan untuk rumah data
kependudukan
c) Diserahterimakan kepada Ketua Pengurus
Rumah Data Kependudukan untuk
digunakan dan dipelihara agar bisa berfungsi
sebagaimana mestinya, sebagai barang
inventaris Rumah Dataku.
3) Standar Pemenuhan Kebutuhan
Setiap Rumah Dataku mendapatkan minimal 1
(satu) Rak buku
d. Display data
1) Pengertian
Display Data adalah sarana untuk menyajikan
data kependudukan di Rumah Data Kepen-

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 49
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

dudukan, dimana terdapat halaman depan


untuk pemasangan Display Data, atau dinding
bagian luar yang bisa ditempel Display Data
sehingga data dan informasi kependudukan
bisa dengan mudah diakses oleh masyarakat
2) Kriteria Sasaran
a) Rumah Data Kependudukan di Kampung KB
percontohan yang telah ditetapkan oleh OPD
KB
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib
menyediakan dana operasional dan
pemeliharaan untuk rumah data
kependudukan.
c) Diserahterimakan kepada Ketua Pengurus
Rumah Data Kependudukan untuk diguna-
kan dan dipelihara agar bisa berfungsi
sebagaimana mestinya, sebagai barang
inventaris Rumah Dataku.
3) Standar Pemenuhan
Setiap rumah dataku memiliki minimal 3 (tiga)
papan display, terdiri dari
a) Data Potensi Dampak Kependudukan
b) Data Masalah Dampak Kependudukan
c) Data Intervensi dan Kemitraan Dampak
Kependudukan
Leaflet Rumah Data Kependudukan
e.
1) Pengertian
Leaflet adalah informasi pengelolaan yang berisi
tentang tata cara pengelolaan Rumah Data
Kependudukan di Kampung KB.
2) Kriteria Sasaran

PETUNJUK OPERASIONAL
50 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

a) Rumah Data Kependudukan di Kampung KB


percontohan yang telah ditetapkan oleh OPD
KB.
b) OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib
menyediakan dana operasional dan
pemeliharaan untuk rumah data
kependudukan.
c) Diserahterimakan kepada Ketua Pengurus
Rumah Data Kependudukan untuk diguna-
kan dan dipelihara agar bisa berfungsi
sebagaimana mestinya, sebagai barang
inventaris Rumah Dataku.
3) Standar Pemenuhan
Setiap rumah dataku memiliki minimal 100
lembar

C. Penugasan Penurunan Stunting


(Keluarga Berencana)
Pengadaan Bina Keluarga Balita (BKB) Kit Stunting
diperuntukkan bagi kelompok BKB yang berada di tingkat di
desa/kelurahan yang merupakan bagian dari 260 kabupaten/
kota wilayah stunting guna meningkatkan upaya pengasuhan
di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk menurunkan
prevalensi stunting.
1. Pengertian
BKB Kit Stunting merupakan sarana penyuluhan/
alat bantu penyuluhan yang berupa seperangkat alat
permainan edukatif dan seperangkat media yang berisi
materi yang dipergunakan kader untuk memberikan
penyuluhan kepada keluarga yang mempunyai baduta
agar meningkatkan penerapan pengasuhan 1000 Hari

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 51
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Pertama Kehidupan (HPK) untuk menurunkan prevalensi


stunting.
2. Kriteria Sasaran
Penyediaan BKB Kit Stunting diberikan di lokus stunting
tahun 2020, yaitu di kelompok BKB yang terdapat di 260
kabupaten/kota yang menjadi wilayah sasaran stunting.
3. Standar Pemenuhan Kebutuhan
Wilayah sasaran stunting yaitu desa/kelurahan yang
merupakan bagian dari 260 Kabupaten/Kota wilayah
sasaran stunting. Desa/kelurahan mendapatkan
pendistribusian 1 (satu) paket BKB Kit Stunting yang
diserahkan kepada Kelompok BKB. Desa/kelurahan yang
memiliki Kelompok BKB lebih dari 1 (satu), penggunaan
BKB Kit dilakukan secara bergantian sesuai jadwal. Jadwal
disusun dan dikoordinasikan oleh Penyuluh KB, petugas
lapangan KB, dan/atau Kader BKB. Penyusunan jadwal
memprioritaskan Kelompok BKB yang memiliki jumlah
keluarga dengan anak di bawah 2 (dua) tahun.
4. Spesifikasi Umum
a. BKB Kit terdiri dari media yang berupa:
1) Alat Permainan Edukatif untuk kelompok anak usia
0 – 2 tahun;
2) Kalender Pengasuhan 1000 HPK;
3) Ular Tangga Pengasuhan 1000 HPK;
4) Modul BKB EMAS (Eliminasi Masalah Anak Stunting);
5) Flashdisk Tutorial BKB EMAS;
6) Tas BKB Kit Stunting;
7) Kardus BKB Kit Stunting.
b. BKB Kit terdiri dari materi yang berupa Buku Saku
"Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan".

PETUNJUK OPERASIONAL
52 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PE SUB BAB IV

ME CAN ANG
RE BI
KA AA K
N
NIS N B
ME DAK
D

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 53
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
54 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB IV
MEKANISME PERENCANAAN
DAK SUBBIDANG KB
Untuk menjamin penyusunan perencanaan alokasi DAK
Subbidang KB dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:
1. Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana
Kabupaten/Kota menyusun dan menyampaikan rancangan
usulan kepada Perwakilan BKKBN Provinsi cq. Tim
Pengendali DAK selambat-lambatnya pada bulan Februari
dengan tembusan kepada Sekretaris Utama BKKBN cq. Biro
Perencanaan;
2. Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan verifikasi terhadap
rancangan usulan sebagaimana dimaksud pada huruf (a)
dan selanjutnya melaksanakan rapat koordinasi teknis
selambat-lambatnya pada bulan Maret;
3. Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana
Kabupaten/Kota menyampaikan usulan yang telah
dibahas dalam rapat koordinasi teknis bersama dengan
Perwakilan BKKBN Provinsi kepada Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah setempat sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan;
4. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah menerima
dan menyampaikan usulan sebagaimana dimaksud pada
huruf (c) kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 55
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Nasional/Bappenas sebagai koordinator melalui aplikasi


KRISNA DAK;
5. BKKBN cq. Tim Pengendali DAK melakukan verifikasi
terhadap usulan dan melakukan pembobotan nilai kepada
kabupaten/kota yang akan menerima DAK Fisik Subbidang
KB berdasarkan kriteria yang ditetapkan, yaitu capaian
Total Fertility Rate (TFR), Modern Contraceptive Prevalence
Rate (mCPR), dan unmet need serta indikator teknis berada
di kawasan timur Indonesia, dan berdasarkan lokus stunting
yang telah ditetapkan;
6. Hasil Penilaian disampaikan kepada Kementerian Keuangan
untuk perhitungan pagu Kabupten dan Kota penerima DAK.

PETUNJUK OPERASIONAL
56 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB V
KR LA GIA
ITE KS TA
PE
RIA AN N
TE AAN
K E

KN
IS

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 57
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
58 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB V
KRITERIA TEKNIS
PELAKSANAAN KEGIATAN
I. DANA ALOKASI KHUSUS FISIK REGULER
Dana Alokasi Khusus Fisik Reguler yang dialokasikan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kepada daerah
tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus fisik dalam mendukung pelaksanaan
urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
menetapkan petunjuk operasional penggunaan Dana Alokasi
Khusus Fisik Reguler secara lebih rinci berdasarkan data dan
spesifikasi teknis yang menjadi landasan dalam pelaksanaan
kegiatan.
A. SARANA PRASARANA KLINIK PELAYANAN
KELUARGA BERENCANA
1.
Obgyn Bed (Kursi Ginekologi)
Deskripsi:
SPESIFIKASI :
a. Spesifikasi Umum
• Dimensi luar : ± Panjang 170-180 cm x Lebar
60-70 cm x Tinggi 80-81 cm
• Dimensi dalam : ± Panjang 170-180 cm x Lebar
54-60 cm x Tinggi 80-81 cm
• Bahan pipa : Stainless Steel (SS) 304
• Kontruksi : Knock Down
• Mattras : Terbuat dari kayu multiplex :
tebal 8-10 mm dilapisi busa:
60-70 mm dengan cover leather
imitation warna biru muda.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 59
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

• Pengatur Kemiringan : Sistem gas spring atau manual,



dengan elevasi 0-80 derajat.
b. Spesifikasi Khusus
1) Bagian Kaki Utama :
• Bahan : Stainless Steel (SS) 304 (kotak) 20 mm
x 40 mm, tebal ±1,5 mm.
• Pipa penghubung: Stainless Steel (SS) 304 (kotak) 20 mm
x 40 mm, tebal ±1,5 mm.
Terdapat : - Tempat dudukan tiang infus dan
dudukan penyangga betis yang
dilengkapi baut pengunci.
- Pegangan tangan dari pipa SS
304, tebal ±1,5 mm.
- I.V stand terbuat dari pipa stainless
steel.
- Pada rangka kaki utama sebelah
kanan, bagian atas dari dudukan
terdapat stamping marking/label
yang langsung dicetak pada holo
stainless steel dengan tulisan:
obgyn bed tidak diperjualbelikan
2) Bagian Sandaran Badan:
• Bahan : Pipa Stainless Steel 304, tebal ±
1,5 mm.
- Panjang 700 – 750 mm.
- Lebar 500 - 550 mm.
• Alas matras : Multiplek tebal 8 – 10 mm dilapisi
busa tebal = 60 – 70 mm dengan
cover leather imitation warna biru
muda.
• Pengatur sandaran : Sistem gas spring atau manual
dilengkapi tuas engkol untuk
turun naik.

PETUNJUK OPERASIONAL
60 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3) Bagian Dudukan:
• Bahan : Pipa Stainless Steel /(SS) 304
(kotak), 20 x 20 mm (minimum),
tebal 1,5 mm, Panjang 400-480
mm, Lebar 500-550 mm.
• Alas matras : Terdapat 1/2 lingkaran pada
pinggiran matras pada bagian
lebar bagian atas dengan
diameter 205 – 215 mm yang bila
disambungkan dengan sandaran
kaki akan membentuk lubang
satu lingkaran
Bahan multiplek tebal 8 – 10 mm
dilapisi busa 60 – 70 mm dengan
cover leather imitation warna biru
muda.
• Di lengkapi : Baskom Stainless Steel dibawah
dudukan untuk penadah,
diameter 200 – 230 mm.
4) Bagaian sandaran kaki
• Pengaturan Sandaran kaki
(leg support) : Dapat disesuaikan hingga posisi
horizontal
• Bahan : Pipa Stainles Steel 304, tebal ±
1,5 mm, panjang 400 – 500 mm,
lebar 500-550 mm.
• Alas matras : Multipleks tebal 8 – 10 mm dilapisi
busa tebal 60 – 70 mm dengan
cover leather imitation (penutup
kulit imitasi) warna biru muda
• Pengunci tunjangan : Pengunci tunjangan sandaran
kaki dari plat Stainless steel 304
bergigi minimal satu buah.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 61
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

5) Bagian Tangga injakan kaki


• Bahan : Terbuat dari SPCC-SD tebal ± 1
mm Stainless Steel.
• Bagian pinggir : terbuat dari Stainless Steel dilapisi
karpet palstik hitam.

• lantai injakan kaki : - lantai injakan kakinya dapat


disimpan dengan cara dilipat
atau didorong ke belakang.
- kaki injakan terbuat dari pipa
Stainless Steel 304, tebal ± 1,5
mm.
6) Aksesoris
• Penyangga betis
(knee support) : Terbuat dari plastik nilon/ABS,
dilapisi busa tebal ±8 - 10 mm dan
kulit imitasi dengan penyangga
dari As Stainless Steel diameter
16 mm, dapat diatur posisinya
dengan memutar baut pengunci.
• Terdapat : Kunci pas 17 inchi 2 buah.

c. Pengepakan
Pengepakan penandaan dan penyertaan dokumen dalam dan
diluar paket barang yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1) Obgyn bed (meja/kursi Ginekologi) di-packing (dibungkus)
menggunakan plastik, dimasukkan ke dalam kardus
kemudian bagian luarnya dibungkus plastik kembali.
2) Setiap satu set obgyn bed harus dimasukkan ke dalam
karton type Tripple Wall dengan ukuran K275/M150 x
5/K275, selanjutnya kursi/meja ginekologi yang sudah
dikemas dalam karton tersebut dimasukkan ke dalam peti
kayu.

PETUNJUK OPERASIONAL
62 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3) Setiap kemasan terdapat tulisan “Obgyn Bed” dan tulisan


untuk “Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga” Tahun Anggaran *....... dengan
tulisan biru.
4) Dalam setiap kemasan terdapat kunci pas 17” sebanyak
2 pcs
*Tahun berkenaan/berjalan.

2. IUD Kit
Kebutuhan IUD Kit terdiri dari:
a. Alat Kesehatan (Memiliki NIE):
Kebutuhan alat kesehatan IUD Kit yang memiliki Nomor Ijin
Edar (NIE) dari Kementerian Kesehatan RI dan harus disediakan
dengan rincian sebagai berikut:

JML MINIMAL
No JENIS PERALATAN
PERALATAN
Bak instrumen tertutup yang dapat menyimpan
a seluruh alat pemasangan dan pencabutan IUD 1 (satu) buah
(disesuaikan dengan besar alat)
b Speculum Vaginal Graves ukuran medium 1 (satu) buah

c Forcep Sponge Foster Straight (Klem Pemegang


1 (satu) buah
Kasa) panjang 250-270 mm/9-11”
d Forcep Tenacullum Schroeder panjang 25–27 1 (satu) buah
cm/10”
Sonde Uterine Sims panjang 320-330 mm/ 12.5–
e 1 (satu) buah
13”
f Scissor Operating Mayor curved panjang 17 cm/
1 (satu) buah
6-7”
g IUD Removal Hook panjang 320 mm/12.5” 1 (satu) buah

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 63
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

b. Non Alat Kesehatan (Tidak dipersyaratkan NIE)


Kebutuhan non alat kesehatan yang harus disediakan:
JML MINIMAL
No JENIS PERALATAN
PERALATAN
1 Mangkok antiseptik : diameter atas 6-8 cm 1 (satu) buah
atau iodine cup ukuran 0.06-0.07 L

c. Pengepakan:
Pelabelan/penandaan kemasan IUD Kit mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku dari Kementerian
Kesehatan RI dan informasi tambahan dari BKKBN sebagai
berikut:
1) Setiap jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit dibungkus
dengan plastik transparan.
2) Seluruh jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit dimasukkan
ke dalam karton (box) dengan ketebalan minimal 6 mm
dibungkus plastik transparan sehingga kedap air.
3) Pada setiap box harus terdapat tulisan “IUD Kit”, “Untuk
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga, Tahun Anggaran ..........*” dengan
warna biru/hitam dan “Tidak diperjualbelikan” dengan
warna merah.
4) Pada setiap box harus tercantum nomor registrasi dan
tahun produksi dari IUD Kit/masing-masing alat kesehatan
IUD Kit dengan warna biru/hitam.
*Tahun berjalan/berkenaan

3. Implan Removal Kit


Kebutuhan Implan Removal Kit terdiri dari:
a. Alat Kesehatan (Memiliki NIE)
Kebutuhan Implan Removal Kit yang memiliki Nomor Ijin
Edar (NIE) dari Kementerian Kesehatan RI dengan rincian
sebagai berikut:

PETUNJUK OPERASIONAL
64 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

JML MINIMAL
No JENIS PERALATAN PERALATAN
a Bak instrumen tertutup yang dapat 1 (satu) buah
menyimpan seluruh alat Implan Removal
b Pinset anatomis ukuran 13-18 cm/ 5-7” 1 (satu) buah
Gagang pisau (Scalpel Handle) ukuran 120- 1 (satu) buah
c
130 mm/ 5-6”
d Forceps artery/hemostatic halsted, Mosquito 1 (satu) buah
curved ukuran 12.5 cm/5”
e Forceps artery/hemostatic halsted, Mosquito 1 (satu) buah
straight ukuran 12.5 cm/5”

b. Non Alat Kesehatan (Tidak dipersyaratkan NIE):


JML MINIMAL
No JENIS PERALATAN PERALATAN

1 Mangkok Antiseptik: diameter atas 6 - 8


1 (satu) buah
cm atau iodine cup ukuran 0.06 – 0.07 L

c. Pengepakan:
Pelabelan/penandaan kemasan Implan Removal Kit
mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku
dari Kementerian Kesehatan RI dan informasi tambahan dari
BKKBN sebagai berikut:
1) Setiap jenis alat dan non alat kesehatan Implan Removal Kit
dibungkus dengan plastik transparan;
2) Seluruh jenis alat dan non alat kesehatan Implan Removal
Kit dimasukkan ke dalam karton (box) dengan ketebalan
minimal 6 mm dibungkus plastik transparan sehingga
kedap air;
3) Pada setiap box harus terdapat tulisan “IMPLAN REMOVAL
KIT”, “Untuk Program Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga, DAK SUB BIDANG KB TAHUN
.....*” dengan warna biru/hitam dan “Tidak diperjualbelikan”
dengan warna merah serta tercetak logo Institusi BKKBN.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 65
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

4) Pada setiap box harus tercantum nomor registrasi dan


tahun produksi dari Implan Removal Kit/masing-masing
alat kesehatan Implan Removal Kit dengan warna biru/
hitam.
* tahun berjalan/berkenaan

4. Tempat Penyimpanan Alat Dan Obat Kontrasepsi


Spesifikasi :
a. Dimensi : 90-105 (p) x 40-52 (l) x 150-190 (t) cm.
b. Konstruksi bodi : Plat stainless steel dengan tebal minimal
1 mm
c. Konstruksi Pintu : Bingkai Stainless dan akrilik transparan
minimal 5 mm dengan karet list H warna
hitam
d. Finishing : Polishing
e. Aksesoris : 2 - 4 rak kaca (tinggi disesuaikan) dengan
ketebalan kaca minimal 5 mm
f. Engsel Pintu : Terdapat minimal 3 buah engsel pintu dari
besi
g. Terdapat termometer pintu atas sebelah kanan
h. Terdapat pintu yang dapat dikunci
i. Pada bagian atas pintu ditulis “ Tempat Penyimpanan Alat
dan Obat Kontrasepsi ”, Sumber “DAK Sub Bidang KB Tahun
Anggaran…... ”
Dimasukan kedalam kardus dengan ukuran disesuaikan dan
bertuliskan “Tempat Penyimpanan Alat dan Obat Kontrasepsi”.

B. PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN/ALIH FUNGSI
GUDANG ALAT DAN OBAT KONTRASEPSI (ALOKON)
1. Spesifikasi Bangunan Gudang
a. Luas bangunan : minimal 6 m x 7 m = 42 m2
b. Luas tanah menyesuaikan luas bangunan.
c. Jenis bahan bangunan tidak mengikat disesuaikan dengan
ketersediaan material di daerah setempat.

PETUNJUK OPERASIONAL
66 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

d. Standar Ruangan harus tersedia minimal:


1) Ruang petugas administrasi Gudang
2) Ruangan ber-AC untuk tempat penyimpanan kontrasepsi
khusus Implan dan Suntikan (suhu 15º s.d 25ºC) :
a) Ukuran ruangan ber-AC harus mencukupi volume
atau jumlah alokon yang dikelola oleh Kabupaten/Kota
berdasarkan pola konsumsinya, dengan penambahan
persentase (misalnya sejumlah 20% penambahan
kapasitas) untuk cadangan peningkatan pertumbuhan
konsumsi
b) Selain untuk menyimpan barang, ukuran ruangan ber-
AC juga harus mencakup penambahan area untuk
handling (dengan kira-kira perbandingan penggunaan
area 50% untuk barang dan 50% handling)
3) Ruangan untuk penyimpanan alokon serta sarana
penunjang pelayanan kontrasepsi
a) Ukuran ruangan harus mencukupi volume atau jumlah
alokon yang dikelola oleh Kabupaten/Kota berdasarkan
pola konsumsinya, dengan penambahan persentase
(misalnya sejumlah 20% penambahan kapasitas) untuk
cadangan peningkatan pertumbuhan konsumsi.
b) Selain untuk menyimpan barang, ukuran ruangan ini
juga harus mencakup penambahan area untuk handling
(dengan kira-kira perbandingan penggunaan area 50%
untuk barang dan 50% handling).
e. Termohygrometer (alat pengukur suhu/kelembaban) terutama
di gudang implan dan suntik: suhu berkisar antara 15º s.d
25ºC dengan kelembaban relatif ruangan maksimal 60%
f. Harus disediakan biaya pemeliharaan dalam rangka
pencegahan kerusakan alat (pallet, rak, lemari) dan obat
kontrasepsi menggunakan:
1) Obat anti rayap/ hama tikus;
2) Kapur barus/kamper;

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 67
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

g. Papan nama berbahan seng/kayu bertuliskan:


1) Logo BKKBN dan Logo Kabupaten/Kota
2) Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi (Alokon)
3) Nama SKPD-KB Kabupaten dan Kota
4) Alamat
5) Slogan 2 ANAK CUKUP
6) DAK Bidang KB Tahun ....
h. Konstruksi pagar bisa menggunakan besi hollow/batako/bata/
beton bertulang. Tinggi pagar minimum 120 cm, tebal pagar
minimum 15 cm (untuk batako, bata dan beton), dibangun
mengelilingi bangunan. Pintu gerbang lebar minimum 1,5 m
berbahan besi.
i. Apabila luas tanah memadai dan diperlukan penjagaan demi
keamanan dapat dibuat pos jaga;
j. Persyaratan lingkungan :
a) Gudang Alokon sebaiknya berlokasi di area bebas dari
banjir serta akses ke gudang juga harus dapat dilalui
kendaraan bermotor roda 4 (empat).
b) Gudang Alokon sebaiknya dibangun di area yang terdapat
fasilitas air, listrik, telepon dan internet.

2. Spesifikasi Teknis Furniture dan Peralatan Lainnya


a. Kursi dan meja kerja disediakan sesuai dengan kebutuhan;
b. Lemari : minimal 1 buah.
c. Exhaust fan : (minimal 4 buah:) dipasang
kanan, kiri dan belakang dan
plafon bangunan (disesuaikan
dengan kebutuhan.
d. Kipas angin : minimal 1 buah.
e. Rak Besi : disesuaikan dengan kebutuhan
ruang penyimpanan.
f. Air Conditioner (AC) : minimal 1 PK, 1 buah dipasang di

PETUNJUK OPERASIONAL
68 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

ruang penyimpanan Implan dan


Suntik.
g. Thermohygrometer : minimal 1 buah; dengan
kemampuan pengukuran
antara 10°C hingga 50°C dan
pengukuran maximum 70%
kelembaban.
h. Vacum cleaner (Optional) : minimal 1 buah.
i. Tempat sampah besar : minimal 1 buah.
j. Alat pemadam kebakaran
(Fire Extinguisher) : minimal 1 buah kapasitas 6 Kg,
berisi Dry Chemical Powder.
k. Troli pengangkut barang : minimal 1 buah.
l. Tangga alumunium : minimal 1 buah ukuran tinggi
lebih dari 2m.
m. Pallet : disesuaikan dengan kebutuhan
ruang penyimpanan.

CONTOH PAPAN NAMA GUDANG ALAT DAN


OBAT KONTRASEPSI (ALOKON)
120 cm

60 cm

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 69
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

C. PENGADAAN SARANA TRANSPORTASI PELAYANAN DAN


PENYULUHAN KB
1. Mobil Box Distribusi Alokon
Spesifikasi:
a. Kapasitas Mesin : Minimal 1.400 cc
b. Tempat duduk : 2 seat
Box
c. : - Konstruksi Lantai : Baja
- Dilengkapi dengan AC (proteksi
suhu <25ºC)
- Pada sisi kanan-kiri box terdapat
tulisan KENDARAAN DISTRIBUSI
ALOKON;
- Pada sisi belakang box terdapat
tulisan DAK Bidang KB Tahun 20..
(tahun pengadaan);
- Dilengkapi dengan alat perekam
suhu.
2. Kendaraan Fungsional Jemput-Antar Peserta KB
Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB:
a. Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB (Mobil Micro Bus)
1) Jumlah seat : 10 - 15 seat
2) Kapasitas mesin : minimum 2.500 cc
3) Jumlah ban : 4 atau 6 buah
4) Pilihan single gardan atau double gardan disesuaikan
dengan kondisi daerah.
5) Dilengkapi AC
6) Desain striping tidak mengikat, warna dasar perpaduan
biru tua dan putih, bahan cat metalik.
7) Pada sisi kanan-kiri mobil terdapat tulisan KENDARAAN
JEMPUT-ANTAR PESERTA KB, NAMA SKPD-KB KABUPATEN/
KOTA, (Warna tulisan putih dengan ukuran proporsional),

PETUNJUK OPERASIONAL
70 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

menggunakan cat air brush metalik (sesuai warna asli)


dengan ukuran proporsional.
8) Pada kaca belakang mobil sebelah atas terdapat stiker
“ AYO IKUT KB” DUA ANAK CUKUP” (sesuai warna asli)
dengan ukuran proporsional dan tertulis DAK Sub Bidang
KB Tahun Anggaran... (tahun pengadaan). Logo BKKBN,
Logo Kabupaten dan Kota pada sisi belakang dengan cat
metalik air brush.
9) Pada sisi depan mobil terdapat slogan “AYO IKUT KB” DUA
ANAK CUKUP” (sesuai warna asli) menggunakan cat metalik
air brush dengan ukuran proporsional. Pada bagian kaca
atas tertulis KENDARAAN JEMPUT-ANTAR PESERTA KB
berbahan stiker.
10) Pada bagian mobil di dekat pintu depan sisi kanan-kiri
terdapat logo BKKBN (sesuai warna asli), slogan “AYO IKUT
KB” DUA ANAK CUKUP” serta logo program KKB (warna
biru) dengan ukuran proporsional dengan cat metalik air
brush.
b. Kendaraan Jemput-Antar Peserta KB (Speed Boat/kapal motor/
perahu motor)
1) Dimensi: disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi
yang tersedia di lapangan.
2) Kapasitas penumpang : maksimal 20 penumpang (Speed
Boat), maksimal 5-10 penumpang (kapal motor/perahu
motor).
3) Bahan: disarankan menggunakan fiberglass yang tahan
bocor.
4) Kekuatan Mesin: minimum 280 Hp (Speed Boat), minimum
100 Hp (kapal motor), minimum 25 Hp (perahu motor).
5) Aksesoris:
- peralatan labuh dan tambat: jangkar, tali jangkar, tali

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 71
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

tambat, bolder steel.


- Peralatan keselamatan: life jacket (jumlah disesuaikan
dengan penumpang dan awak kapal), perlengkapan
pertolongan pertama, alat pemadam api ringan dan
peralatan keselematan lainnya yang sesuai dengan
ketentuan keselamatan transportasi air.
- Peralatan navigasi: radio komunikasi VHF/FM marine,
lampu navigasi (jalan), magnetic/marine compass.
- Perlengkapan deck: dilengkapi dengan standard tool kit.
- Cat dan Desain Logo Samping: warna biru dipadukan
dengan warna putih (desain striping tidak mengikat,
memuat logo BKKBN, logo Kabupaten dan Kota, tulisan
KENDARAAN JEMPUT-ANTAR PESERTA KB, NAMA
SKPDP-KB, KABUPATEN DAN KOTA, slogan “AYO IKUT
KB” 2 ANAK CUKUP”).

3. Mobil Unit Pelayanan Keluarga Berencana (Muyan KB)


Spesifikasi Teknis dan Gambar
a. Spesifikasi Kendaraan :
1) Jenis Kendaraan : Bus
2) Mesin :
a) Type : Diesel 4 Stroke, Direct injection
b) Isi Silinder : 4.000 - 5.000 cc
c) Setir : Power steering
d) Suspensi : Depan - belakang
e) Rem : Rem tangan, rem kaki.
f) Kapasitas
Tangki Solar : 70-100 liter
3) Dimensi :
a) Tahun Chasis : Tahun Berjalan
b) Panjang : 5,5 s.d 7,0 m

PETUNJUK OPERASIONAL
72 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

c) Lebar Chasis
dalam (rangka) : 0,75 s.d 0,80 m
Lebar Chasis Luar: 2,0 s.d 2,5 m
d)
e) Tinggi : 1,5 s.d 1,6 m (diukur dari permukaan
aspal atau tanah sampai dashboard)

(Catatan : Tinggi kendaraan disesuaikan
dengan lebar kendaraan, kecepatan
yang dibutuhkan pada saat mengemudi
agar memperhatikan Jumlah Berat yang
Dibutuhkan (JBB) sesuai dengan keperluan
untuk menghindari kecelakaan di jalan
raya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Peraturan
Pemerintah No. 55 Tahun 2012 tentang
Kendaraan).
4) Roda :
a) Berjumlah 6 buah;
b) Dilengkapi 1 ban cadangan.
5) Accu : 24 V (2 buah @12 V 60 AH pada rata-rata
20 jam)
6) Transmisi Type: 5 Kecepatan gigi maju dan 1 gigi mundur
Catatan : Lantai mobil posisi di atas rangka
landasan (chasis) harus rata dan tidak
terpotong oleh ban roda bagian atas
(bahan: lapis vinyl border alumunium)
b. Karoseri Khusus Untuk Mobil Unit Pelayanan KB (Muyan KB)
1) Dimensi Karoseri
a) Panjang : 6,0 s.d 7,5 m
b) Lebar : 2,5 s.d 2,8 m
c) Tinggi : 2,2 s.d 3,0 m

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 73
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

2) Terdiri atas 3 kabin


a) Kabin Ruang Kemudi:
• Ukuran yang diperlukan (panjang: 175 cm, lebar: 190
cm).
• Lantai sesuai dengan standar pabrikan/fabrikasi.
• Tempat duduk dengan reclining seat dan safety belt 2
buah untuk pengemudi dan petugas pelayanan.
• Dashboard menggunakan bahan sesuai dengan
standar pabrikan/fabrikasi yang dilengkapi dengan
laci tempat menyimpan peralatan.
• Pada dashboard terdapat radio komunikasi 1 set
berupa rig mobile yang terpasang pada dashboard
dilengkapi handy talky minimal 1 unit atau sesuai
kebutuhan.
• Lemari penggantung dengan hanger untuk
menyimpan pakaian petugas medis (tinggi : 150 s.d
160 cm, lebar : 80 s.d 85 cm, tebal : 30 s.d 40 cm)
berada di belakang kursi petugas medis.
• Lemari file (tinggi : 150 s.d 160 cm, lebar : 30 s.d
40 cm, tebal : 30 s.d 40 cm) diletakkan di belakang
pengemudi. Bagian tengah lemari file bisa dibuat
loker yang bisa digunakan untuk menyimpan
makanan dan minuman.
• Lampu kabin LED standar dengan sumber daya dari
mobil.
• Pada dashboard terdapat stop kontak / panel listrik 1
fase.
• Pada dashboard terdapat panel Sirine.
• Pada dashboard terdapat tombol-tombol ON/OFF
untuk lampu kabin ruang pendukung dan ruang
tindakan.

PETUNJUK OPERASIONAL
74 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

• Lampu downlight dilengkapi armature dan bola


lampu LED spiral putar minimal 1 buah, ukuran daya
minimal 5 watt dengan sumber daya dari genset.
• Penutup kaca depan menggunakan pelindung
kaca tabir surya (silver sun shield) model roll untuk
memantulkan sinar ke luar kaca.
• Pintu kanan dan kiri model swing dilengkapi kaca.
• Kaca film depan 20%, samping kiri kanan 60%.
• (Catatan: antara kabin ruang kemudi dan ruang
pendukung dibatasi oleh penyekat berbahan
polimer termoplastik (bahan dasar dashboard)
dan disediakan lubang akses selebar minimum
60 cm dengan ketinggian 180 cm dilengkapi pintu
lipat berbahan PVC dan rangka harus kuat untuk
menahan lemari serta beban AC Split).
b) Kabin Ruang Pendukung:
• Ukuran yang diperlukan (panjang: 180 cm, lebar: 190
cm).
• Lantai berbahan multiplek 18 mm dilapisi vinyl
dengan border aluminium.
• Alat Pemadam Kebakaran (APAR) ukuran 6 kg di
lantai dan palu pemecah kaca ditempatkan di
dinding kabin untuk keadaan darurat yang terpasang
pada penyekat antara ruang kemudi dan ruang
pendukung diikat secara kuat dengan bracket.
• Mic public address terpasang di dinding dan dilengkapi
kabel spiral panjang 50 cm.
• Sterilisator pemanas dipasang dengan bracket di
samping dinding penyekat ruang kemudi dengan
ruang pendukung pada dinding sebelah kanan
mobil dengan sumber listrik dari genset. Sterilisator

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 75
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

pemanas dilindungi oleh penyekat berbahan


multiplex yang dilapis anti air pada bagian kanan
yang berbatasan dengan watersink dan juga bagian
atas sterilisator berbahan multiplex dilapis anti air
sekaligus berfungsi sebagai meja.
• Tempat cuci (watersink) ukuran kecil modifikasi yang
terpasang kuat pada dinding mobil sebelah kanan di
antara sterilisator pemanas dan ruang ganti.
• Ukuran watersink panjang : 45 cm, lebar : 45 cm,
dan ketinggian pemasangan 100 cm, berbahan
stainless steel lengkap dengan kran air dengan 1
lubang cuci (ukuran 30 x 30 cm) dan pada bagian
bawah dilengkapi dengan lemari penyimpan (cabinet)
dengan 1 buah pintu. Lemari ini berisi 1 unit pompa
air berdaya 125 watt dengan sumber kelistrikan dari
genset.
• Kaca cermin dipasang di atas watersink.
• Lampu downlight dilengkapi armature dan bola
lampu LED spiral putar minimal 1 buah, ukuran daya
minimal 5 watt dengan sumber daya dari genset.
• Lampu kabin LED standar dengan sumber daya dari
mobil dengan tombol ON/OFF dari ruang kemudi.
• Ruang ganti pakaian pasien dilengkapi dengan rolling
curtain (korden) berbentuk ¼ lingkaran dengan jari-
jari 75 cm.
• AC Split ½ PK dipasang kuat di bagian atas penyekat
antara kabin ruang kemudi dengan ruangan
pendukung.
• Kaca film samping kiri 80% dan sebelah kanan tidak
berkaca.
• (Catatan : antara kabin ruang pendukung dan ruang

PETUNJUK OPERASIONAL
76 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

tindakan dibatasi oleh penyekat berbahan PVC jenis


lipat (folding) dilengkapi dengan rel dengan lebar 190
cm (selebar kendaraan) dengan tinggi sekitar 190 cm
(setinggi ruangan). Penyekat ini bisa dibuka sesuai
kebutuhan atau dibuka penuh saat kondisi darurat
atau saat memindahkan peralatan).

c) Kabin Ruang Tindakan dan Penyimpanan Alat :


• Ukuran yang diperlukan (panjang: 250 s.d 350 cm,
lebar : 190 cm, tinggi minimal 190 cm).
• Lantai berbahan multiplek 18 mm dilapisi vinyl
dengan border aluminium.
• Perlengkapan :
- 3 Kursi plastik tanpa sandaran untuk konseling
pra tindakan.
- Lampu LED dengan sumber daya dari genset (220
V AC) berupa lampu downlight dilengkapi armature
dan bola lampu LED spiral putar minimal 4 buah,
ukuran daya minimal 10 watt.
- Lampu kabin LED standar dengan sumber daya
dari mobil dengan tombol ON/OFF dari ruang
kemudi.
- Kaca samping kiri dan kanan di pasang one
way (kaca film 100 %) dilengkapi tirai horisontal
(horisontal blind) sehingga tidak terlihat dari luar.
- Meja tindakan ukuran dimensi luar P : 170 – 180
cm, L : 60 – 70 cm, T : 80 – 81 cm yang dapat
diatur naik turun, dapat dilipat dibagian kaki dan
dilengkapi dengan penyangga kaki (leg support)
dan penyangga lengan. Posisi kepala pasien
berada di dekat sekat kabin ruang pendukung

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 77
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

dan ruang tindakan. Jarak meja tindakan dengan


dinding kabin sebelah kanan adalah 60 cm.
Mayo table standard dapat digerakkan ke segala
-
arah secara horizontal berbahan stainless steel
dan memiliki pengait di dinding kendaraan ketika
sedang tidak digunakan.
- Lampu sorot (terpasang pada dinding kabin
sebelah kendaraan dilengkapi tangkai flexible
panjang minimal 100 cm dilengkapi dengan
engsel yang dapat bergerak bebas). Sumber
daya dari genset. Memiliki pengait/pengunci
untuk memegang lampu saat lampu sedang tidak
digunakan atau saat mobil berjalan.
- Lampu operasi (terpasang pada atap kendaraan
dilengkapi tangkai flexible panjang minimal 80 cm
dilengkapi dengan engsel yang dapat bergerak
bebas). Sumber daya dari genset. Dilengkapi
pengait/pengunci untuk memegang lampu saat
sedang tidak digunakan atau saat mobil berjalan.
- Meja lipat dengan bahan almunium dengan engsel
bawah (bukaan yang dilengkapi kait penahan)
yang dapat berfungsi sebagai meja kerja.
Lemari instrument, perlengkapan dan file dipasang
-
di dinding dalam bagian belakang di atas bagasi
bagian dalam. Lemari instrument ini terkunci kuat
untuk mencegah goncangan. Tebal lemari file dan
perlengkapan menyesuaikan ketebalan lemari
instrument.
- AC Split 1 PK dipasang kuat di dinding belakang di
atas lemari file dan lemari instrument.
- Dua buah tempat sampah dengan kapasitas

PETUNJUK OPERASIONAL
78 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

@20 sd 30 liter untuk limbah medis dan non


medis berbahan plastik dan terdapat handle
di bawah untuk diinjak saat membuka tutup.
Masing-masing diberikan pengikat agar tidak
terguling.

3) Sarana Pelayanan KB dalam ruang tindakan


3 Set IUD Kit, tiap set terdiri dari :
a) IUD Kit
IUD Kit diperuntukan bagi tenaga kesehatan untuk
memasang dan mencabut alat kontrasepsi IUD/Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Alat Kesehatan dan
Non Alat Kesehatan.
Kebutuhan alat kesehatan IUD Kit yang memiliki Nomor
Izin Edar (NIE) dari Kementerian Kesehatan RI dan harus
disediakan dengan rincian sebagai berikut:
JML MINIMAL
No JENIS PERALATAN
PERALATAN
Bak instrumen tertutup yang dapat menyimpan
1 seluruh alat pemasangan dan pencabutan IUD 1 (satu) buah
(disesuaikan dengan besar alat)
2 Speculum Vaginal Graves ukuran medium 1 (satu) buah

3 Forcep Sponge Foster Straight (Klem Pemegang


1 (satu) buah
Kasa) panjang 250-270 mm/9-11”
4 Forcep Tenacullum Schroeder panjang 25–27 1 (satu) buah
cm/10”
Sonde Uterine Sims panjang 320-330 mm/ 12.5–
5 1 (satu) buah
13”
6 Scissor Operating Mayor curved panjang 17 cm/
1 (satu) buah
6-7”
7 IUD Removal Hook panjang 320 mm/12.5” 1 (satu) buah

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 79
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Kebutuhan non alat (tidak dipersyaratkan NIE) yang harus


disediakan :

JML MINIMAL
No JENIS PERALATAN
PERALATAN
1 Mangkok antiseptik : diameter atas 6-8 cm 1 (satu) buah
atau iodine cup ukuran 0.06-0.07 L

Pengepakan:
Pelabelan/penandaan kemasan IUD Kit mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku dari Kementerian
Kesehatan RI dan informasi tambahan dari BKKBN sebagai
berikut:
1. Setiap jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit dibungkus
dengan plastik transparan;
2. Seluruh jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit dimasukkan
ke dalam karton (box) dengan ketebalan minimal 6 mm
dibungkus plastik transparant sehingga kedap air;
3. Pada setiap box harus terdapat tulisan “IUD KIT”, “DAK
SUB BIDANG KB TAHUN .....*” dengan warna biru/hitam
dan “Tidak diperjualbelikan” dengan warna merah serta
tercetak logo Institusi BKKBN.
4. Pada setiap box harus tercantum nomor registrasi dan
tahun produksi dari IUD Kit/masing-masing alat kesehatan
IUD Kit dengan warna biru/hitam.
b IMPLANT REMOVAL KIT
Implan removal Kit diperuntukan bagi tenaga kesehatan untuk
mencabut/melepas obat kontrasepsi implan/susuk KB/Alat
Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)

Alat Kesehatan dan Non Alat Kesehatan


Kebutuhan alat kesehatan Implan Removal Kit yang memiliki
Nomor Izin Edar (NIE) dari Kementerian Kesehatan RI dan
harus disediakan dengan rincian sebagai berikut:

PETUNJUK OPERASIONAL
80 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

JML MINIMAL
No JENIS PERALATAN PERALATAN
1 Bak instrumen tertutup yang dapat 1 (satu) buah
menyimpan seluruh alat Implan Removal
2 Pinset anatomis ukuran 13-18 cm/ 5-7” 1 (satu) buah
Gagang pisau (Scalpel Handle) ukuran 120- 1 (satu) buah
3
130 mm/ 5-6”
4 Forceps artery/hemostatic halsted, Mosquito 1 (satu) buah
curved ukuran 12.5 cm/5”
5 Forceps artery/hemostatic halsted, Mosquito 1 (satu) buah
straight ukuran 12.5 cm/5”

Kebutuhan non alat (tidak dipersyaratkan NIE) yang harus


disediakan :
JML MINIMAL
No JENIS PERALATAN PERALATAN

1 Mangkok Antiseptik: diameter atas 6 - 8


1 (satu) buah
cm atau iodine cup ukuran 0.06 – 0.07 L
Pengepakan:
Pelabelan/penandaan kemasan IUD Kit mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku dari Kementerian
Kesehatan RI dan informasi tambahan dari BKKBN sebagai
berikut:
1. Setiap jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit dibungkus
dengan plastik transparan;
2. Seluruh jenis alat dan non alat kesehatan IUD Kit dimasukkan
ke dalam karton (box) dengan ketebalan minimal 6 mm
dibungkus plastik transparan sehingga kedap air;
3. Pada setiap box harus terdapat tulisan “IUD KIT”, “DAK
SUB BIDANG KB TAHUN .....*” dengan warna biru/hitam
dan “Tidak diperjualbelikan” dengan warna merah serta
tercetak logo Institusi BKKBN.
4. Pada setiap box harus tercantum nomor registrasi dan
tahun produksi dari IUD Kit/masing-masing alat kesehatan
IUD Kit dengan warna biru/hitam.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 81
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

c) Set Vasektomi Tanpa Pisau (VTP), tiap set terdiri dari dari:

JENIS PERALATAN JML MINIMAL


No PERALATAN

1 Vas deferen Ring Forcep/Klem Fiksasi dengan


diameter internal 4-5 mm dengan gold 1 (satu) buah
handle
Klem sharp disecting forcep, panjang 12-13
2 1 (satu) buah
cm dengan gold handle
3 Klem lurus sedang, panjang 13-14 cm 1 (satu) buah
4 Gunting Jaringan bengkok ujung tajam, 1 (satu) buah
panjang 11-13 cm
5 Gunting Benang lurus ujung satu tumpul
1 (satu) buah
dan ujung lainnya tajam, panjang 13-15 cm
Bak Instrumen tertutup yang dapat
6 1 (satu) buah
menyimpan seluruh alat set VTP

Kebutuhan alat (tidak dipersyaratkan NIE) yang harus


disediakan :

JENIS PERALATAN JML MINIMAL


No PERALATAN

1 Mangkok Antiseptik: diameter atas 6 - 8


1 (satu) buah
cm atau iodine cup ukuran 0.06 – 0.07 L

Pengepakan
Pelabelan/penandaan kemasan set VTP mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku dari Kementerian
Kesehatan RI dan informasi tambahan dari BKKBN sebagai
berikut:
1. Setiap jenis alat dan non alat kesehatan set VTP dibungkus
dengan plastik transparan.
2. Seluruh jenis alat dan non alat set VTP dimasukkan kedalam
karton (box) dengan ketebalan karton minimal 6 mm.
3. Pada setiap box harus terdapat tulisan “Set Vasektomi
Tanpa Pisau”, Untuk Program Kependudukan, Keluarga

PETUNJUK OPERASIONAL
82 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Berencana dan Pembangunan Keluarga, BKKBN Tahun


anggaran.....*” dengan warna biru/hitam dan “Tidak
diperjualbelikan” dengan warna merah serta tercetak logo
Institusi BKKBN.
4. Pada setiap box harus tercantum nomor regitrasi dan
tahun produksi dari set VTP/masing-masing alat kesehatan
set VTP dengan warna biru/hitam.
d) Tensimeter, stetoskop, 2 unit oksigen tabung portable 1,5 m3
lengkap dengan regulator oksigen, 1 unit Ambubag
(1) Bagian atas kendaraan:
• Plafon mobil dilengkapi dengan bahan peredam panas.
• Pada atap mobil dilengkapi dengan lampu rotary kuning
bentuk oval panjang dan horn speaker dilengkapi dengan
bracket.
• Tersedia tenda elektrik built in model rol rangka
besi ukuran 4 x 3 m (yang dapat digulung otomatis
terpasang di dalam atap kendaraan samping kiri atas di
atas pintu) dilengkapi pengait manual untuk antisipasi
jika kerusakan motor listrik.

(2) Bagian bawah kendaraan:


• Cagrak standard (manual sistem putar) kapasitas 3 ton
sebanyak 4 buah di setiap pojok chassis.
(Catatan: diutamakan menggunakan sistem hidrolik
untuk memudahkan operasional di lapangan)
• Tangki air (water tank) kapasitas ±200 liter sebanyak
2 buah masing-masing terletak dibawah landasan
kendaraan sebelah kiri untuk air kotor dari watersink dan
sebelah kanan untuk air bersih ke pompa air menuju
watersink. Keduanya terpasang kuat menggunakan
bracket. Tangki air kotor dilengkapi lubang penguras

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 83
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

dan tangki air bersih dilengkapi lubang pengisi dan


lubang penguras yang mudah dijangkau.
• Pada bagian depan dan belakang kendaraan disiapkan
lubang yang terhubung langsung ke chassis untuk
memasukkan kabel slink baja saat kondisi darurat.

(3) Bagasi belakang, berisi antara lain:


• Genset 5 KvA merk lokal terkenal type silent dilengkapi
dengan Automatic Voltage Regulator disimpan dalam
bagasi tengah kendaraan dan dapat dikeluarkan
menggunakan rel (sliding style) dilengkapi dengan alat
bantu berupa penahan siku dan peredam getaran/karet
mounting. Posisi genset masih tetap terlindung pintu
bagasi ketika dalam posisi dikeluarkan.
• Outdoor AC 2 buah yang masing-masing diletakkan
di samping kanan dan kiri bagasi dengan arah udara
keluar menghadap ke dinding samping bagasi. Dinding
bagasi samping dibuat pintu yang bisa dibuka saat AC
dioperasikan untuk memudahkan udara panas keluar
dari bagasi.
• Tangga lipat telescopic tambahan (bahan alumunium
dengan daya jangkau minimal 2 m).
• Selang air panjang minimal 20 m dan jerigen/container
kapasitas minimum 20 liter sebanyak 3 buah.
• Kabel listrik gulung (3 x 2.5 mm panjang minimum 50
m) yang sudah dilengkapi dengan jack di masing-masing
ujungnya. Kabel ini berfungsi untuk menyalurkan daya
listrik dari kantor terdekat ke muyan yang disambungkan
ke MCB terminal di bagian bagasi.
• MCB panel yang berfungsi untuk terminal listrik
dari genset atau dari listrik PLN yang bisa dipilih

PETUNJUK OPERASIONAL
84 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

menggunakan handle. MCB panel ini juga berfungsi


untuk panel distribusi ke peralatan di dalam muyan (1
MCB untuk AC 1 PK, 1 MCB untuk AC ½ PK dan 1 MCB
untuk penerangan dan pompa air).
• Lampu kabin LED pada plafon bagasi.
• Pompa ban elektrik
• Kabel slink baja untuk penarik mobil saat darurat.

(4)
Warna kendaraan
• Warna kendaraan dan tulisan/logo pada mobil, biru
muda dengan desain khusus dilapisi cat metalik
• Pada sisi kanan dan kiri mobil bertuliskan MOBIL UNIT
PELAYANAN KB KELILING warna tulisan putih serta
penempelan sticker AYO IKUT KB DUA ANAK CUKUP
dan logo serta nama Kantor/Dinas KB setempat sesuai
dengan warna asli dan ukuran yang proporsional
• Pada kaca belakang mobil terdapat sticker AYO IKUT KB
DUA ANAK CUKUP sesuai dengan warna asli dan ukuran
yang proporsional serta DAK BIDANG KB TAHUN ......
• Pada bagian depan mobil terdapat logo AYO IKUT KB
DUA ANAK CUKUP sesuai dengan warna asli dan ukuran
yang proporsional
• Pada bagian pintu kiri dan kanan depan terdapat logo
BKKBN (sesuai dengan warna asli) dengan ukuran
proporsional
• Semua desain dan sticker/logo harus disetujui terlebih
dahulu oleh Kantor/Dinas KB setempat.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 85
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Ilustrasi Gambar hanya untuk memperjelas dan tidak mengikat


spesifikasi terhadap warna, bentuk maupun ukuran.

Mobil Unit Pelayanan KB (MUYAN)

Keterangan Tampak Depan Muyan :


Exterior :
No Keterangan
1. Wiper sesuai dengan standar karoseri
2. Lampu :
- Lampu depan Revolt
- Lampu kabut standar karoseri
- Lampu Sign R/L sesuai standar karoseri
- Lampu Belakang New Quattro

PETUNJUK OPERASIONAL
86 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Keterangan tampak samping kiri MUYAN:


Exterior :
No Keterangan
3. Spion standar karoseri
4. Lampu Rotary kuning berbentuk oval panjang dan dilengkapi dengan
bracket
5. Horn speaker untuk pengeras suara (public address) dilengkapi dengan
bracket
6. Pintu samping kiri model swing dilengkapi kaca geser :
- Ruang Kabin R/L
- Ruang Periksa LH
7. Kaca :
- Kaca depan menggunakan kaca film 20%, dan dilengkapi dengan Sun Shield
- Kaca samping depan kiri kanan menggunakan kaca film 60%
- Kaca samping ruang pendukung kiri kanan 80%
- Kaca samping ruang tindakan kiri kanan menggunakan kaca film 100%
- Kaca belakang menggunakan kaca film 100%
8. Rumah roll tenda menggunakan elektrik dan atau manual
9. Standang legs manual/jackstand (4 buah)
10. Bagasi accu unit
39. Tangki air kotor dari watersink kapasitas ± 200 liter

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 87
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Keterangan tampak belakang MUYAN:


Exterior :

No Keterangan
11. Tenda pelayanan: Dimensi (mm) : P = 4000 x L = 3000
12. Lampu belakang standar karoseri
13. Kisi-kisi ruang genset
14. Dudukan plat nomor

PETUNJUK OPERASIONAL
88 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Keterangan tampak samping kanan MUYAN:


Exterior :
No Keterangan
15. Pintu outdoor AC Split
16. Compartment BBM (tempat tangki BBM)
39. Tangki air bersih kapasitas ±200 liter ke pompa air menuju watersink.

Keterangan tampak samping kanan MUYAN:

No Keterangan
17. Kursi pengemudi
18. Rak file dan loker tempat makanan dan minuman
19. Kaca cermin
20. Watersink

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 89
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

No Keterangan
21. Penyekat berbahan multiplex berbentuk kotak dengan lapisan anti
air dengan bagian bawah untuk tempat sterilisator.
22. Ruang ganti pakaian pasien, dilengkapi dengan rolling curtain
berbentuk 1/4 lingkaran dengan jari-jari 75 cm
23. Lampu sorot flexible
24. Meja mayo
25. Meja tindakan, ukuran dimensi luar P : 170 – 180 cm, L : 60 – 70 cm,
T : 80 – 81 cm
26. Lemari instrument dari alumunium dan rak file serta perlengkapan
27. Outdoor AC split
28. AC split 1 PK untuk ruang tindakan dan AC split 1/2 PK untuk ruang
pendukung
29. Genset 5 KvA, dilengkapi MCB panel (1 MCB untuk AC 1 PK, 1 MCB
untuk AC ½ PK dan 1 MCB untuk penerangan dan pompa air) serta
handle untuk memindah sumber listrik genset atau dari PLN.
30. Sterilisator panas dan kering
31. Lampu tindakan untuk operasi
32. Lampu downlight dilengkapi dengan armateur dan bola lampu LED
spiral 4 buah (@ 5 watt untuk ruang kemudi dan ruang pendukung
sedangkan ruang tindakan 10 watt) dan ditempatkan di tengah
plafon. Terdapat lampu kabin LED berada di plafon.
33. APAR 6 kg dan palu darurat untuk pemecah kaca
34. Loker dan lemari pakaian pelayan kesehatan
35. Kursi petugas pelayanan
36. Partisi lipat (folding) berbahan PVC yang bisa dibuka sesuai
kebutuhan
37. Mic public address dengan tombol on/off dilengkapi dengan kabel
spiral
38. Meja lipat alumunium untuk menulis dokter/pelayan kesehatan
39. Tangki air, tangki kanan untuk air bersih dan tangki kiri untuk air
kotor
40. Tempat sampah medis dan non medis kapasitas 20 sd 30 liter.

PETUNJUK OPERASIONAL
90 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

4. Mobil Unit Penerangan Keluarga Berencana (Mupen KB) dan


Instrumen/Peralatan di dalamnya
a. Spesifikasi Mupen KKBPK (Design khusus)
Mobil Unit Penerangan (Mupen KKBPK) memiliki desain khusus
dan dilengkapi dengan :
1) DOHC 16 Valve
2) Common rail
3) Diesel Injection
4) Double Cabin
5) 4 WD
6) Air Bags
7) Seat Belts
8) Special design
9) Complete with audio
10) Speaker
11) Power window
12) Power door lock
13) Electric mirror
14) Cargo dex/cargo bed with Fiber Glass Canopy
15) Roof rack for screen
16) Logo BKKBN di bagian kap depan dan belakang mobil
17) Tulisan OPD-KB Kabupaten dan Kota
18) Logo Kabupaten dan Kota di bagian kanan dan kiri mobil
19) Warna mobil kombinasi warna biru BKKBN.

EC Equipment (Perlengkapan Multi Media) Peralatan yang


b.
harus ada dalam MUPEN KKBPK :
1) Satu unit laptop, minimal core i5 atau setara, layar minimal
14 inci
2) Satu Unit Internet Connection
3) Satu unit LCD Portable Projector minimal 3000 lumens
4) Satu Unit DVD Player+DVD Karaoke
5) Satu unit Kamera DSLR (digital single lens reflex) with wifi 6D

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 91
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

kamera foto standard lens 18-105 inci, memory 32 GB, soft


case dan body kit (optional) dan memory 32 GB tambahan
(optional)
6) Kamera video
7) Satu unit LED TV, minimal 22 inci
8) Satu unit Audio Mixer
9) Satu set speaker dan stand (kanan kiri)
10) Satu unit fast fold screen minimal 150 inci (tipe: Fast Fold
Truss Deluxe)
11) Satu unit Light bar (warna Kuning) with speaker
12) Satu unit Generator set minimal 2 KVA
13) Satu unit Automatic Voltage Regulator 2 KVA
14) Satu unit Public Address Sistem (PPA)
15) Satu unit Rechargeable Emergency LED Light Bulb
16) Power Cable For Genset, ±100 m
17) Alumunium Folding Lader (tangga aluminium)
18) Installation and orientation (Instalasi dan pengenalan alat)

c. Tenda Mupen KB
a. Judul/Desain pesan : “Kalau Terencana, Semua Lebih
Mudah”
b. Ukuran : 3 x 3 meter
c. Jenis Rangka :
- Rangka Tiang Utama : Pipa Besi hitam 1,25 inch
- Rangka Diagonal : 0,75 inch
- Tiang samping : Single Side 0,75 inch
d. Jenis bahan media visual : UNO terpaulin 410 gr
e. Printing : HI Resolution Inkjet Printing Full
Colour
f. Kemasan : Tas Packing (terdapat tulisan
“Pengadaan DAK Tahun 2020”
di bagian salah satu sisi tenda)
Catatan : Berat tenda diperkirakan 40 kg

PETUNJUK OPERASIONAL
92 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 93
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

D. PENGADAAN SARANA PENDATAAN


1. Desktop Personal Computer (PC)/All In One
Spesifikasi:
a. Personal Computer/Desktop
Pada bagian sisi kanan CPU (Desktop PC) atau pada pada
bagian belakang layar monitor (all in one computer) diberi label
berlogo BKKBN, Nama Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan
DAK Tahun 20... (sesuai tahun pengadaan) dengan spesifikasi
umum sebagai berikut:
• Platform : Desktop PC atau all in one computer
• Monitor : 15 Inch – 20 inch
• Operating System : Lisensi Resmi Windows
• Tipe Prosesor : Minimal Intel Core i5
• Memory : Minimal 4 GB
• Hard Drive (HDD) : Minimal 500 GB
• Ports : USB 3.0/USB 2.0, VGA In/Out, RJ45
Network
• Camera : Built in camera
• Network : Support Card Wireless / WIFI
• Garansi : Garansi distributor resmi
• Printer
Pada bagian sisi kanan printer diberi label berlogo
BKKBN, nama Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan DAK
Tahun 20... (sesuai tahun pengadaan), dengan spesifikasi
umum sebagai berikut:
- Platform : Tipe Printer Laser Jet atau Ink Jet.
- Garansi : Garansi distributor resmi minimal 1
tahun
• Modem
Pada salah satu bagian sisi modem diberi label berlogo
BKKBN, Nama Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan DAK
Tahun 20.... (sesuai tahun pengadaan) dengan spesifikasi

PETUNJUK OPERASIONAL
94 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

umum sebagai berikut:


Network (Jaringan) : GPRS/EDGE/3G/4G
Interface : USB atau wireless

2. Laptop
Pada bagian bawah laptop diberi label berlogo BKKBN, Nama
Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan DAK Tahun 20... (sesuai
tahun pengadaan) dengan spesifikasi sebagai berikut:
1) Tipe : Minimal Core i5
2) Memory : Minimal 4 GB
3) Harddisk : Minimal 500 GB
4) Layar Monitor : 10 inch – 15 inch
5) Garansi : Resmi Distributor Minimal 1 Tahun

3. Pengadaan LCD Proyektor dan Layar Untuk Balai Penyuluhan KB


Spesifikasi:
• Platform : Proyektor
• Brightness : Minimal 3000 Lumens ANSI
• Interface : mendukung VGA/HDMI, USB, Stereo
mini jack in/out.
• Garansi Resmi : Garansi Distributor Resmi Minimal 1
Tahun
• Resolusi : Minimal 1024 x 768 pixel
• Interface : Mendukung Port VGA, HDMI, USB
• Layar Proyektor : Manual Wall Screen/Tripod Screen

E. PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN/ALIH FUNGSI BALAI
PENYULUHAN
1. Spesifikasi Bangunan Gedung
a. Luas bangunan : minimal 5 m x 10 m (50 m2).
b. Standar ruangan, harus tersedia:
1) Ruang Pertemuan
2) Ruang Kerja

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 95
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3) Toilet
4) Ruang perpustakaan (optional)
5) Ruang saji dan wastafel (optional)
c. Bahan bangunan berkualitas tinggi.
d. Identitas Balai Penyuluhan:
• Papan nama : Panjang : 120 cm; lebar: 60 cm
• Bahan dasar : alumunium / seng / kayu atau (disesuaikan
dengan ketersediaan material), finishing
cat duco semprot, warna dasar putih
atau bisa ditempel di bagian depan balai
penyuluhan (bagian yang mudah terlihat
oleh masyarakat)
• Warna huruf : 1) Balai Penyuluhan KB: Biru Tua;
2) Kecamatan: Biru Tua;
3) Jalan: Biru Tua
4) Kabupaten/Kota: Biru Tua
5) Provinsi: Biru Tua
6) No. Telp: Biru Tua (optional)
7) Logo BKKBN: sesuai logo asli
8) Logo Kabupaten/Kota: sesuai logo asli
9) Slogan Ayo Ikut KB, 2 Anak Cukup :
sesuai logo asli
10) DAK Bidang KB Tahun ..... : Biru Tua

PETUNJUK OPERASIONAL
96 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

CONTOH PAPAN NAMA BALAI PENYULUHAN KB


120 cm

60 cm

e. Pada atap bagian depan dan belakang terpasang slogan 2


Anak Cukup (sesuai dengan warna asli berbahan cat genting)

CONTOH
SLOGAN PADA ATAP BAGIAN DEPAN DAN BELAKANG

f. Tersedia fasilitas jalan masuk bagi pengguna kursi roda


(optional): paving block, tanah, plesteran semen, beton
(disesuaikan dengan ketersediaan daerah) dicat warna putih
(terang) tanpa anak tangga dengan logo kursi roda dengan
cara dicat warna hitam (ukuran logo disesuaikan dengan lebar
jalan) lebar minimum 1,5 m;

CONTOH
LOGO KURSI RODA PADA JALAN MASUK

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 97
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

g. Balai Penyuluhan KB yang dibangun di area dalam kantor


camat tidak dilengkapi dengan pagar, apabila dibangun di
area luar kantor camat dilengkapi pagar. Konstruksi pagar bisa
menggunakan besi hollow, batako, bata atau beton bertulang.
Tinggi pagar minimum 120 cm, tebal pagar minimum 15
cm (untuk batako, bata dan beton), dibangun mengelilingi
bangunan. Pintu gerbang lebar minimum 1,5 m dengan
menggunakan pintu sliding (sliding door) berbahan besi.

2. Spesifikasi Umum
a. Luas bangunan yang direncanakan dapat menyesuaikan luas
tanah yang tersedia;
b. Apabila terdapat kendala ketersediaan luas tanah yang
memadai untuk luas bangunan 1 Lantai = 50 m2 maka
diperbolehkan untuk mengambil langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Dapat dibangun 2 lantai dengan tetap memperhatikan
fungsi dan ukuran ruangan sesuai yang disyaratkan
dalam spesifikasi pada lampiran serta telah mendapatkan
rekomendasi dari pihak yang berkompeten setempat
untuk mendirikan bangunan 2 lantai;
2) Dapat melakukan renovasi pada bangunan yang sudah
mendapat persetujuan dari pemerintah daerah dengan
cara alih fungsi sebagai Balai Penyuluhan KB sesuai dengan
perundangan yang berlaku dan mendapatkan rekomendasi
dari pihak yang berkompeten untuk menambah lantai
diatas bangunan yang sudah ada;
c. Balai penyuluhan KB dilengkapi dengan instalasi air bersih dan
air kotor, serta instalasi listrik;
d. Balai Penyuluhan dibangun melalui DAK yang belum tersedia
toilet maka pendanaan DAK tahun berjalan dapat dialokasikan
untuk menambah toilet;
e. Alokasi pendanaan untuk penambahan pagar juga dapat

PETUNJUK OPERASIONAL
98 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

digunakan untuk melengkapi Balai Penyuluhan KB yang


sudah dibangun di luar kantor camat dan perlu pengamanan
(dibangun tanpa pemasangan pagar pada pengadaan DAK KB
tahun sebelumnya);
f. Bagi Balai Penyuluhan KB yang belum ada teralis jendela, dapat
dilengkapi dengan teralis jendela.
g. OPD-KB Kabupaten dan Kota wajib menyediakan sarana dan
prasarana yang diperlukan dan biaya pemeliharaan selain
yang dibiayai melalui DAK Nonfisik.

3. Spesifikasi Teknis Furniture dan Kelengkapan Balai Penyuluhan KB:


a. Kursi dan Meja Rapat disediakan sesuai kebutuhan;
b. Kursi dan Meja Kerja disediakan sesuai kebutuhan;
c. Almari : minimal 1 buah
d. Exhaust fan : minimal 4 buah, dipasang kanan, kiri
dan belakang dan plafon bangunan.
e. Kipas angin/AC : minimal 2 buah dipasang di ruang
rapat dan ruang kerja, ketersediaan
disesuaikan dengan kondisi daerah.
f. Rak : minimal 1 buah
g. White board : minimal 1 buah
h. Meja rapat : minimal 2 buah
i. Tempat sampah : minimal 2 buah
j. Generator set : 5 – 10 KVA, model tipe silent, electric
starter.
k. Pengadaan dan pemasangan mesin pompa air listrik dengan
spesifikasi yaitu daya 100 – 300 watt, voltage 220 – 240 volt.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 99
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

F. SARANA KIE KIT DAN MEDIA LINI LAPANGAN


Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
program KKBPK sesuai kearifan budaya lokal.

1. Phantom
Spesifikasi
a. Tempat Peraga Alat Dan Obat Kontrasepsi
1) Sampul luar depan
Ukuran : A4 (P 29,5 x L 21)
Bahan : Plastik PVC (sheet/spon)
Warna : Berwarna
Cetak : Pad/Silk Screen/Airbrush/ Transfer
Hot/Offset
Kancing : Magnet/Nok

2) Sampul luar depan terdapat tulisan :


Bagian atas tertulis : Peraga Alat dan Obat Kontrasepsi
Terdapat logo institusi : Logo BKKBN dan Logo Kabupaten &
Kota
Terdapat tulisan : Nama SKPD-KB Kabupaten & Kota
Sampul luar belakang : Bagian bawah terdapat logo KKB dan
tulisan www.bkkbn.go.id
Dalam keadaan terbuka, terdapat
display

3) Bagian dalam kiri dan kanan


- Ukuran : P. 28,5 cm x L. 20 cm x T. 2 cm
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact
- Cetak : Pad/Silk Screen/ Airbrush/ Transfer
Hot/Offset
- Warna : Berwarna
- Sampul kiri terdiri dari: IUD (CU.T 380 A)
Susuk KB (1 dan 2 batang)

PETUNJUK OPERASIONAL
100 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

- Sisi kanan, terdiri dari : - Obat suntik KB 2 (dua) botol


untuk 1 & 3 bulan
- 2 (dua) jenis Pil KB :
- Pil kombinasi adalah pil yang
berisi dua macam hormon yaitu
astrogen dan progesteron,
digunakan untuk ibu yang tidak
hamil.
Kondom, dua jenis kondom, yaitu
biasa dan beraroma
Catatan : Diberi keterangan nama pada bagian
atas masing-masing item

ISI CONTOH/DUMMY ALAT DAN OBAT KONTRASEPSI


ADA 5 JENIS
1) IUD Copper T :
- Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran aslinya
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact atau
aslinya
- Warna : Sama dengan aslinya

2) KONDOM :
Didisplay 3 (tiga) buah kondom, 1(satu) kondom tidak dengan
kemasan, 2 (dua) kondom masih dalam kemasan.
- Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran aslinya

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 101
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact atau aslinya


- Warna : Sama dengan aslinya

3) BOTOL SUNTIK KB :
Untuk 3 (tiga) bulan 1 botol/ampul dengan labeling sesuai dengan
aslinya
- Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran aslinya
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact atau aslinya
- Warna : Sama dengan aslinya

4) PIL KB :
Untuk Ibu tidak menyusui didisplay 1 (satu) strip
- Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran aslinya
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact atau aslinya
- Warna : Sama dengan aslinya

5) SUSUK KB :
2 (dua) batang
- Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran aslinya
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact atau aslinya
- Warna : Sama dengan aslinya
Finishing:
- Isi dalam terdapat alat kontrasepsi yang ditempatkan pada
cekungan sehingga tidak mudah lepas tetapi dapat dicopot.
Dalam cekungan terdapat gambar yang dicetak berwarna
sesuai jenis alat kontrasepsi.
- Penampilan harus menarik dan rapi, kuat, kokoh serta ringan.
- Tempat peraga bagian dalam sisi kiri – kanan dan sampul luar
depan – belakang harus dipress (tidak boleh dilem).

PETUNJUK OPERASIONAL
102 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

b. Tempat Model Alat Peraga Reproduksi Pria


1) Sampul luar depan
- Ukuran : A4 (P 29,5 x L 21)
- Bahan : Plastik PVC (sheet/spon)
- Warna : Berwarna
- Cetak : Pad/Silk Screen/Airbrush/Transfer Hot/
Offset
- Kancing : Magnet/Nok
- Bagian atas tertulis : PERAGA ALAT REPRODUKSI PRIA
- Terdapat logo institusi: Logo BKKBN& Logo Kabupaten dan
Kota
- Terdapat tulisan : Nama SKPD-KB Kabupaten/Kota
2) Sampul luar belakang : Bagian bawah terdapat logo KKB dan
tulisan www.bkkbn.go.id
3) Bagian dalam kiri dan kanan
- Ukuran : P. 28,5 cm x L. 20 cm x T. 5 cm (t.1,5
cm sisi kiri, 3,5 cm sisi kanan)
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact
- Cetak : Pad/Silk Screen/Airbrush/Transfer Hot/
Offset (untuk keterangan fungsi-fungsi
organ)
- Warna : Berwarna
4) Penis Peraga Untuk Pemasangan Kondom
- Ukuran Batang : T. 16 cm x Diameter 3,5 cm
- Ukuran Testis : Proporsional dg ukuran penis
- Bahan : Synthetic/Natural Rubber/Sillicon
- Warna : Berwarna
Finishing:
- Sisi kiri dalam: isi model Alat Reproduksi Pria berbentuk
potongan samping (lateral) berupa 3 dimensi, berbentuk dan
berwarna seperti asli. Relief diberi keterangan/penjelasan
nama masing-masing organ reproduksi pria.
- Sisi kanan dalam : berisi model Alat Reproduksi Pria berbentuk

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 103
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

potongan depan (frontal), terdapat cekungan ke dalam untuk


tempat penis peraga.
- Bentuk penis peraga harus dalam keadaan tegang
sehingga dapat dipergunakan untuk memeragakan sebagai
pemasangan kondom.
- Alat Peraga Reproduksi Pria dan Penis Peraga harus menjadi
satu kesatuan dalam satu tempat.
- Penampilan harus menarik dan rapi, kuat, kokoh serta ringan.
- Tempat peraga bagian dalam sisi kiri – kanan dan sampul luar
depan – belakang harus dipress (tidak boleh dilem).

c.
Tempat Model Alat Peraga Reproduksi Wanita
1) Sampul luar depan
- Ukuran : A4 (P 29,5 x L 21)
- Bahan : Plastik PVC (sheet/spon)
- Warna : Berwarna
- Cetak : Pad/Silk Screen/Airbrush/Transfer
Hot/Offset
- Kancing : Magnet/Nok
- Bagian atas tertulis : PERAGA ALAT REPRODUKSI PRIA
- Terdapat logo institusi : Logo BKKBN& Logo Kabupaten dan
Kota
- Terdapat tulisan : Nama SKPD-KB Kabupaten/Kota

PETUNJUK OPERASIONAL
104 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

2) Sampul luar belakang : Bagian bawah terdapat logo KKB dan


tulisan www.bkkbn.go.id
3) Bagian dalam kiri dan kanan
- Ukuran : P. 28,5 cm x L. 20 cm x T. 4 cm
(t. 1,5 cm sisi kiri, 2,5 cm sisi kanan)
- Bahan : Plastik PP/PE/PS/PVC/Hi Impact
- Cetak : Pad/Silk Screen/Airbrush/Transfer Hot/
Offset (untuk keterangan fungsi-fungsi
organ)
- Warna : Berwarna

Finishing:
- Sisi kiri dalam: isi model Alat Reproduksi Wanita berbentuk
potongan samping (lateral) berupa relief 3 dimensi, berbentuk
dan berwarna seperti asli. Relief diberi keterangan/penjelasan
nama masing-masing organ reproduksi Wanita.
- Sisi kanan dalam: berisi model Alat Reproduksi Wanita
berbentuk potongan depan (frontal), berupa relief 3 dimensi,
berbentuk dan berwarna seperti asli. Relief diberi keterangan
nama masing-masing bagian organ reproduksi wanita dan
disediakan lubang untuk memeragakan pemasangan IUD.
- Penampilan harus menarik dan rapi, kuat, kokoh serta ringan,
dan warna harus full colour (berwarna).
- Tempat peraga bagian dalam sisi kiri – kanan dan sampul luar
depan – belakang harus dipress (tidak boleh dilem).

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 105
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

2. Pembuatan Video Animasi “3D”


- Cover Judul DVD : ORGAN REPRODUKSI MANUSIA
- Sub judul : - Alat Reproduksi Pria
- Alat Reproduksi Wanita
- Proses Pembuahan, Pertumbuhan
Janin dan Kelahiran
- Durasi : 10 Menit

Finishing:
- Dalam video animasi 3D harus diikuti /diisi narasi yang
menjelaskan proses terjadinya pembuahan, pertumbuhan
janin dan kelahiran serta penjelasan tentang alat reproduksi
Pria dan Wanita, dengan menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti oleh masyarakat.
- Agar dibuat panduan penggunaan/ pemutaran DVD.
- Dalam peng-copy-an untuk setiap 1 (satu) DVD sebanyak 5 kali
@ 10 menit. Jadi masing - masing DVD berdurasi 50 menit.
- Tempat DVD
harus dibuat cover
berwarna dan
diberi judul.

PETUNJUK OPERASIONAL
106 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3. FLIPCHART/LEMBAR BALIK
a. Flipchart 1
- Berjudul : SIKLUS HIDUP MANUSIA DAN
PERMASALAHAN KESEHATAN
REPRODUKSI
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar
- Cover judul & sub judul : 4 lembar (bahan Art Karton 230
gram)

Finishing :
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen
Hitam
- Jilid : Spiral Kawat
- Cover Depan : Bagian atas terdapat logo KKB
Bagian bawah terdapat logo KKB dan
Logo Kabupaten & kota serta tulisan
nama SKPD-KB kabupaten & kota
Terdapat tulisan DAK sub bidang KB
tahun pengadaan

b. Flipchart 2
- Berjudul : PENCEGAHAN STUNTING MELALUI
PENGASUHAN 1001 HPK (Hari
Pertama Kehidupan)
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar
- Cover judul & sub judul : 4 lembar (bahan Art Karton 230
gram)

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 107
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

FINISHING:
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen
Hitam
- Jilid : Spiral Kawat

c. Flipchart 3
- Berjudul : PENYIAPAN PERENCANAAN
KEHIDUPAN BERKELUARGA BAGI
REMAJA
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar
- Cover judul & sub judul : 4 lembar (bahan Art Karton 230
gram)
FINISHING:
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen
Hitam
- Jilid : Spiral Kawat
- Cover Depan : Bagian atas terdapat logo KKB
Bagian bawah terdapat logo KKB dan
Logo Kabupaten & kota serta tulisan
nama SKPD-KB kabupaten & kota
Terdapat tulisan DAK sub bidang KB
tahun pengadaan

d. Flipchart 4
- Berjudul : PENGELOLAAN KEUANGAN
KELUARGA
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar

PETUNJUK OPERASIONAL
108 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

- Cover judul & sub judul : 4 lembar (bahan Art Karton 230
gram)
Finishing :
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen
Hitam
- Jilid : Spiral Kawat
- Cover Depan : Bagian atas terdapat logo KKB
Bagian bawah terdapat logo KKB
dan Logo Kabupaten & kota serta
tulisan nama SKPD-KB kabupaten &
kota
Terdapat tulisan DAK sub bidang KB
tahun pengadaan
a. Flipchart 5
- Berjudul : 8 LANGKAH TINGKATKAN
PENGHASILAN KELUARGA MENUJU
EKONOMI KUAT DAN MANDIRI
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar
- Cover judul & sub judul : 4 lembar (bahan Art Karton 230
Finishing :
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen
Hitam
- Jilid : Spiral Kawat
- Cover Depan : Bagian atas terdapat logo KKB
Bagian bawah terdapat logo KKB
dan Logo Kabupaten & kota serta
tulisan nama SKPD-KB kabupaten &
kota
Terdapat tulisan DAK sub bidang KB
tahun pengadaan

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 109
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

a. Flipchart 6 :
- Berjudul :
LANSIA TANGGUH Dengan 7
Dimensi
- Ukuran : A3 (42 x 29,7)
- Bahan/Isi : Transparant 170 mikron 4/0 (tidak
mudah sobek/rusak)
- Jumlah : 16 lembar
- Cover judul & sub judul : 4 lembar (bahan Art Karton 230
gram)
Finishing :
- Kaki : Strawboard 30 laminating Linen
Hitam
- Jilid : Spiral Kawat
- Cover Depan : Bagian atas terdapat logo KKB
Bagian bawah terdapat logo KKB
dan Logo Kabupaten & kota serta
tulisan nama SKPD-KB kabupaten &
kota
Terdapat tulisan DAK sub bidang KB
tahun pengadaan

4. ALAT PERAGA KIE


- Ukuran minimal : Dimensi 33 cm x 50 cm (bervariasi)
- Bahan : Pollyester 600 D dan 150 D
- Warna : Hitam
- Penampilan : - Harus kuat, tidak mudah sobek dan
anti/ tahan air (water resistant)
- Ada pembatas antara tempat
flipchart (lembar balik) dengan
phantom, alat peraga kontrasepsi
dan DVD
- Bagian dalam tas dilapisi bahan yang
tidak mudah sobek/rusak.

PETUNJUK OPERASIONAL
110 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Finishing
: - Tarikan/handle rirtzleting dari metal
di emboss, gigi riztsleting dari nylon
dan variasi tali bahan yang kuat dan
tidak mudah putus.
- Terdapat tulisan KIE Kit Tahun
Anggaran... (tahun pengadaan)
(Bordir /berwarna Biru), Logo BKKBN
dan logo kabupaten dan kota serta
nama SKPD-KB (Bordir/Berwarna
Biru)
- Handle/pegangan tas terbuat dari
bahan rubber.

5. ALAT BANTU KONSELING BER-KB


Spesifikasi teknis :
• Ukuran : 34 x 24.5 cm
• Jumlah halaman : 38 Halaman
• Bahan : Art Karton 260 gram
• Cetak : 4/4 Colour
• Tatakan : Penopang Board No.30 (sebelum
dilipat), Lapis Kain Linen
• Finishing : Laminating Glossy 2 muka, Spiral
warna putih + plastic pembungkus

Cover Depan : Cover Belakang :

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 111
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

6. BUKU 5 SERI PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA


a. Nama buku : 5 Rahasia Menjadi Anggota UPPKS
Sukses
Ukuran buku : ± 14,5cm x 20,5cm
Jumlah halaman : ± iii-xii, 1- 28 halaman
Bahan isi : Artpaper 150 gram
Cetak isi : 4/4 full colour
Bahan cover : Artkarton 260 gram
Cetak cover : 4/4 full colour +
Laminating glossy
Finishing : Jahit kawat punggung/ Stapless

b. Nama buku : Kiat-Kiat Kemandirian
Ekonomi Untuk Remaja
Ukuran buku : ± 14,5cm x 20,5cm
Jumlah halaman : ± iii-xii, 1- 38 halaman
Bahan isi : Artpaper 150 gram
Cetak isi : 4/4 full colour
Bahan cover : Artkarton 260 gram
Cetak cover : 4/4 full colour +
Laminating glossy
Finishing : Jahit kawat punggung/ Stapless

c. Nama buku : Rahasia Menjaga Ketahanan Ekonomi
Keluarga
Ukuran buku : ± 14,5cm x 20,5cm
Jumlah halaman : ± iii-xii, 1- 28 halaman
Bahan isi : Artpaper 150 gram
Cetak isi : 4/4 full colour
Bahan cover : Artkarton 260 gram
Cetak cover : 4/4 full colour +
Laminating glossy
Finishing : Jahit kawat punggung/
Stapless

PETUNJUK OPERASIONAL
112 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

d. Nama buku : Rahasia Menjadi Lansia Produktif


Ukuran buku : ± 14,5cm x 20,5cm
Jumlah halaman : ± 1- 41 halaman
Bahan isi : Artpaper 150 gram
Cetak isi : 4/4 full colour
Bahan cover : Artkarton 260 gram
Cetak cover : 4/4 full colour + Laminating
glossy
Finishing : Jahit kawat punggung/
Stapless

e. Nama buku : Mengenal Nilai Uang dan Belajar
Menabung
Ukuran buku : ± 14,5cm x 20,5cm
Jumlah halaman : ± iii-x, 1- 28 halaman
Bahan isi : Artpaper 150 gram
Cetak isi : 4/4 full colour
Bahan cover : Artkarton 260 gram

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 113
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

7. MATERI PENYULUHAN BINA KELUARGA BALITA (BKB)


a. Buku Menjadi Orang Tua Hebat Dalam Mengasuh Anak
- Spesifikasi Buku Menjadi Orang Tua Hebat Dalam Mengasuh
Anak 3 (tiga) jilid
1) Ukuran buku : 21 cm x 15 cm
2) Jumlah halaman : - Buku 1 : 113 halaman
- Buku 2 : 293 halaman
- Buku 3 : 95 halaman
3) Bahan halaman : Art paper 150 gr
4) Cetak isi : 4/4 (full color)
5) Bahan cover : Art Carton 260 gram
6) Cetak cover : 4/0 full color, di sebelah bawah kiri
logo BKKBN, tengah nama OPDKB, di
sebelah kanan logo OPDKB
Tengah ada tulisan DAK Tahun 2020
7) Laminating : Dof
8) Penjilidan : Spiral kawat
- Spesifikasi Box
­ 1) Ukuran : ± 21 cm x 16 cm x 4,5 cm
­ 2) Bahan : Carton Ivory 350 gram (bisa diganti
plastic mika)
­ 3) Cetak : 4/0 full color + Bungkus Plastik
- Spesifikasi USB
1) Isi USB : Terdiri dari 3 Buku Menjadi Orangtua
Hebat
2) Cetak Label USB : Printing Full color logo Orangtua Hebat
3) Kapasitas USB : 4 GB
4) Box USB : 9 cm x 6 cm x 2 cm

PETUNJUK OPERASIONAL
114 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

b. Buku Pegangan Kader BKB dan Orangtua Tentang


Penananaman dan Penerapan Nilai Karakter Melalui 8
Fungsi Keluarga.
Spesifikasi Buku Pegangan Kader BKB dan Orangtua
Tentang Penananaman dan Penerapan Nilai Karakter
Melalui 8 Fungsi Keluarga
1) Ukuran buku : 14,8 cm x 21 cm
2) Jumlah halaman : 109 halaman
3) Bahan halaman : Mat paper 120 gr
4) Cetak isi : 4/4 (full color)
5) Bahan cover : Art Carton 260 gram
6) Cetak cover : 4/0 full color, di sebelah bawah
kiri logo BKKBN, tengah nama
OPDKB, di
sebelah kanan
logo OPDKB,
tengah ada
tulisan DAK
Tahun 2020
7) Laminating : Glossy
8) Penjilidan : Spiral kawat

c. Buku Peran Ayah Dalam Pengasuhan


Spesifikasi Buku Peran Ayah Dalam Pengasuhan
1) Ukuran buku : 14,8 cm x 21 cm
2) Jumlah halaman : ± 84 halaman
3) Bahan halaman : Mat paper 120 gram
4) Cetak isi : 4/4 (full color)
5) Bahan cover : Art Carton 260
gram
6) Cetak cover : 4/0 full color, di
sebelah bawah
kiri logo BKKBN,
tengah nama

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 115
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

OPDKB, di sebelah kanan logo


OPDKB, tengah dibawah nama
OPDKB ada tulisan DAK Tahun
2020
7) Laminating : Glossy
8) Penjilidan : Spiral kawat

d. Pengasuhan Anak Umur 0 – 6 Tahun bagi Orangtua yang


Bekerja
Spesifikasi Pengasuhan Anak Umur 0 – 6 Tahun bagi
Orangtua yang Bekerja
1) Ukuran buku : 14,8 cm x 21 cm
2) Jumlah halaman : ± 73 halaman
3) Bahan halaman : Mat paper 120 gr
4) Cetak isi : 4/4 (full color)
5) Bahan cover : Art Carton 260 gram
6) Cetak cover : 4/0 full color, di sebelah bawah kiri
logo BKKBN, tengah nama OPDKB,
di sebelah kanan logo OPDKB,
tengah dibawah
nama OPDKB ada
tulisan DAK Tahun
2020
7) Laminating : Glossy
8) Penjilidan : Spiral kawat

e. Kartu Kembang Anak (KKA)


Spesifikasi Kartu Kembang Anak
1) Bahan halaman : Art Carton
2) Gramatur : 260 gram
3) Ukuran : 44 cm x 25,5 cm
4) Cetak : 4/4 (full color)
5) Laminating : dof 2 muka + lipat 3. Sudut atas

PETUNJUK OPERASIONAL
116 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

berlogo BKKBN bawah logo


OPDKB sejajar dengan logo
Orangtua Hebat.
Perhatian : Jumlah KKA dalam setiap 1 set
BKB Kit Berjumlah 100 lembar

f.
Buku Pedoman Kartu Kembang Anak (KKA)
Spesifikasi Buku Pedoman Kartu Kembang Anak (KKA)
1) Ukuran buku : 21 cm x 14,5cm
2) Jumlah halaman : 56 halaman
3) Bahan halaman : mid paper
4) Gramatur : 100 gram
5) Cetak isi : 4/4 (full color)
6) Cetak cover : 4/0 full color, di sebelah bawah kiri
logo BKKBN, tengah nama OPDKB,
di sebelah kanan logo OPDKB,
tengah dibawah nama OPDKB ada
tulisan DAK Tahun 2020
7) Bahan cover : art cartoon
8) Gramatur : 230 gram
9) Laminating : Dof
10)Penjilidan : Spiral kawat

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 117
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

g. Buku Panduan Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE)


Spesifikasi Buku Panduan Penggunaan Alat Permainan
Edukatif (APE)
1) Ukuran buku : 14,5 cm x 21 cm
2) Jumlah halaman : 164 halaman
3) Bahan halaman : mid paper
4) Gramatur : 100 gr
5) Cetak isi : 4/4 (full color)
6) Cetak cover : art cartoon
7) Bahan cover : 230 gram
8) Gramatur : 4/0 full color, di sebelah bawah kiri
logo BKKBN, tengah nama OPDKB,
di sebelah kanan logo OPDKB,
tengah dibawah nama OPDKB ada
tulisan DAK Tahun 2020
9) Laminating : Dof
10)Penjilidan : Spiral kawat

h. Flashdisk Video Kelengkapan BKB


Spesifikasi Buku Panduan Penggunaan Alat Permainan
Edukatif (APE)
1) Tipe : USB OTG 3.0
2) Kapasitas : 16 GB (locked)
3) Cover : Logo BKKBN di sisi depan dan Logo
OPDKB serta tulisan DAK Tahun
2020 Sisi Belakang logo Menjadi
Orangtua Hebat
4) Isi materi : - Mars BKB (Video)
- Tutorial Penggunaan APE

PETUNJUK OPERASIONAL
118 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Spesifikasi Box
1) Ukuran : 9 cm x 6 cm x 2 cm
2) Bahan : Kotak berbahan kaleng dalam busa

i. Media penyuluhan BKB


Spesifikasi media penyuluhan BKB:
1) ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
a) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 0 – 1 Tahun
• Giring-giring/bola kerincing
- Bahan : Plastik
- Warna : Warna-warni
- Ukuran : Panjang pegangan ± 5 cm
- Packaging : pouch mika
Keterangan giring-giring:
Bagian atas berbahan plastik dan transparan, ada isi biji-
bijian di dalamnya.
Bagian pegangan berbahan seperti karet bertekstur sedikit
kasar tapi lembut, warna jelas dan cerah.
Ujung giring-giring yang berbentuk bola bisa dilepas

Keterangan bola kerincing:


Bola berwarna dasar, dengan gambar hewan

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 119
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

• Boneka Kain
- Bahan : Kain flanel, kain bulu 100%
polyester
- Warna : Warna-warni
- Ukuran : Tinggi ± 30 cm
- Packaging : pouch mika
Keterangan :
Dibuat dari bahan yang tidak mudah luntur untuk mata,
mulut, tidak menggunakan bahan yang kecil-kecil, mudah
lepas, dapat tertelan oleh anak, sebaiknya untuk mata,
mulut, telinga, menggunakan aplikasi/sulaman.

Perhatian:
Boneka harus memiliki anggota badan yang lengkap
(mata, hidung, tangan, telinga, mulut dll) tidak meniru
atau mengambil contoh figur-figur boneka yang memiliki
nilai hak cipta. (gambar yang dicantumkan hanya sebagai
contoh dan tidak mengikat)

Catatan: gambar di atas Catatan: gambar kedua ini di


sebagai contoh boneka tengahnya ada lubang sehingga
kain manusia karena mudah digenggam bayi, ukuran
hampir memenuhi syarat ±15 cm
di samping (wajah & postur
tubuh bisa disesuaikan
dengan karakter anak)

PETUNJUK OPERASIONAL
120 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

b) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 1 – 2 Tahun


• Balok Bantal: bangun dan cocokkan
- Bahan : Kain katun
- Warna : Warna-warna dasar yang cerah,
tidak berbahaya, tidak berbau,
tidak menempel
- Ukuran : 16 cm x 10 cm x 4 cm
- Packaging : pouch mika

• Tabung Bentuk dan Warna


- Bahan : Kayu non-toxic
- Warna : warna dasar, tidak berbahaya, tidak
berbau, tidak menempel
- Ukuran : T = 15 cm d = 15 cm
- Packaging : pouch mika

c) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 2 – 3 Tahun


• Menara bentuk 10 pasak
- Bahan : Kayu non-toxic
- Warna : Warna dasar
- Ukuran : - Segitiga
- Lingkaran
- Persegi
- Persegi panjang
- Packaging : Kantong Kain

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 121
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

• Lotto Warna
- Bahan : Alas kotak terbuat dari kayu lapis
setebal 3 mm, sisi kotak terbuat dari
kayu
- Warna : Warna dasar
- 3 buah warna Merah
- 3 buah warna kuning
- 3 buah warna putih
- 3 buah warna hitam
- 3 buah warna biru
- 3 buah warna coklat
- 3 buah warna ungu
- 3 buah warna Hijau
- 3 buah warna Jingga
- Ukuran : Alas => 21,5 cm x 21,5 cm
Sisi kotak => 20 cm x 1,5 cm x 1 cm
27 Keping lotto warna berbentuk
bujur sangkar => @6 x 6 cm
Keterangan:
Untuk setiap kepingnya hanya sisi atas saja yang diberi
warna. Sedangkan sisi bawahnya berwarna kayu (natural)
setiap sisi dipinggul dan diamplas halus, tidak timbul
serat kayu tajam pada setiap permukaannya dan cat tidak
menempel.

sisi yang berwarna

warna kayu natural

PETUNJUK OPERASIONAL
122 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

d) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 3 – 4 Tahun


• Balok Ukur
- Bahan : Dasar kotak terbuat dari kayu lapis/
MDF* tebal 3 mm
- Warna : Tempat dan potongan balok
berwarna kayu (natural)
- Ukuran : - Dasar kotak => 28 cm x 28 cm
setiap sisi dipinggul dan diamplas
halus, tidak timbul serat kayu
tajam pada setiap permukaannya
- Sisi kotak => terbuat dari kayu
berukuran 26,5 cm x 2 cm x 1,5
cm
Dimensi Balok Ukur

• Sarung tangan lempar tangkap


- Bahan : Kain
- Warna : Warna dasar yang cerah
- Ukuran : - Sarung tangan 20 cm
- Bola diameter 4 cm
- Packaging : pouch mika

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 123
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

e) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 4 – 5 Tahun


• Jaga Keseimbangan
- Bahan : Kayu non-toxic
- Ukuran & warna : P=30 cm, L = 6.5 cm, t= 13 cm
- Balok 1 t = 3 cm warna kuning
- Balok 2 t = 5 cm warna oranye
- Balok 3 t = 7 cm warna merah
- Balok 4 t = 9 cm warna biru
- Balok 5 t = 11 cm warna hijau
- Packaging : pouch mika

• Kotak Pola
- Bahan : Terbuat dari Kayu lapis/MDF
- Ukuran & warna : 13,5 cm x 48cm x 4,5 cm dibuat
bentuk kotak ada tutup kotak.
Karton bergambar (binatang, tanda,
angka) dilaminating glossy setiap sisi
dipinggul dan diamplas halus, tidak
timbul serat kayu tajam pada setiap
permukaannya
- Packaging : pouch mika

PETUNJUK OPERASIONAL
124 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

f) Jenis-jenis APE Untuk Kelompok Umur 5 – 6 Tahun


• Pasangkan Angka
- Bahan : Karton tebal
- Ukuran & warna : Warna-warna dasar
- Ukuran : 5,75 cm x 13,75 cm x 3 cm
- Packaging : Plastik

• Papan Pasak
- Bahan : Potongan Kayu lapis/MDF sebagai
alas, pasang pasak ditengahnya.
Bentuk alas segi empat, dilubangi
Kira-kira 25 lubang
- Warna : cat oven Warna-warni, tidak
berbahaya, tidak berbau, mudah
dibersihkan tidak menempel
- Ukuran : 21 cm x 21 cm x 3 cm
Potongan kayu bentuk bulat
panjang/pasak dengan diameter
sesuai lubang panjang 4 cm
sebanyak kira-kira 25 buah setiap
sisi dipinggul dan diamplas halus,
tidak timbul serat kayu tajam pada
setiap permukaannya
- Packaging : Pouch mika

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 125
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

2) KANTONG WASIAT BKB (untuk semua umur)


• Spesifikasi Kantong Wasiat BKB
- Bahan : Kain kanvas laminasi
- Ukuran : 78,5 cm x 55 cm
- Berat : 400 gr
- Cetak : Full color 4/0
- Warna dasar : Biru muda
- Tempat kartu : Tempat kartu

• Spesifikasi kantong kartu (7 buah, 7 warna)


- Bahan : Kain kanvas laminating
- Jumlah : 7 buah
- Ukuran : 18 cm x 12 cm
- Warna : - I. Pembukaan : merah
- II. Pengenalan topik: oranye
- III. Kegiatan inti: kuning
- IV. Kesimpulan: hijau
- V. Pengisian KKA: biru laut
- VI. Penyampaian Tugas Rumah;
Pink magenta
- VII. Penutup: Ungu
• Spesifikasi kotak kartu wasiat (15 kotak)
- Bahan : Carton Ivory
- Ukuran : ± 11,5 cm x ± 16,5 cm
- Berat : 350 gr
- Warna : Warna berbeda setiap pertemuan
- Tebal : Sesuai dengan jumlah kartu

PETUNJUK OPERASIONAL
126 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

a) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 1 Pembukaan: 92 lembar


- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Warna kartu : Merah
- Cetak : Laminating Doff

b) Spesifikasi Kartu Wasiat bagian 2 Pengenalan Topik:


32 lembar
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Warna kartu : Oranye
- Cetak : Laminating Doff

c) Spesifikasi Kartu Wasiat Bagian 3 Kegiatan Inti Pertemuan


I – III: 52 lembar
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Doff
- Warna kotak pertemuan I : Hijau Muda
- Warna kotak pertemuan II : Hijau Tua
- Warna kotak pertemuan III : Kuning Tua
- Warna kartu : Dominan putih dengan
pinggiran kartu
disesuaikan dengan
warna kantong kartu

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 127
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

d) Spesifikasi Kartu Wasiat Bagian 3 Kegiatan Inti pertemuan IV –


VII: 72 lembar
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Doff
- Warna kotak pertemuan IV : Pink magenta
- Warna kotak pertemuan V : Biru muda
- Warna kotak pertemuan VI : Biru tua
- Warna kotak pertemuan VII : Cream
- Warna kartu : Dominan putih dengan pinggiran kartu
disesuaikan dengan warna kantong
kartu

e) Spesifikasi Kartu Wasiat Bagian 3 Kegiatan Inti pertemuan VIII:


53 lembar
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Doff
- Warna kotak
pertemuan VIII : Ungu muda
- Warna kartu : Dominan putih dengan
pinggiran kartu
disesuaikan dengan
warna kantong kartu

PETUNJUK OPERASIONAL
128 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

f) Spesifikasi Kartu Wasiat Bagian 3 Kegiatan Inti pertemuan IX:


46 lembar
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Doff
- Warna kotak
pertemuan IX : Biru benhur
- Warna kartu : Dominan putih dengan
pinggiran kartu
disesuaikan dengan
warna kantong kartu

g) Spesifikasi Kartu Wasiat Bagian 3 Kegiatan Inti pertemuan
X – XII : 65 lembar
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Doff
- Warna kotak pertemuan X : Hijau toska
- Warna kotak pertemuan XI : Merah muda
- Warna kotak pertemuan XII : Ungu
- Warna kotak pertemuan XIII : Merah tua
- Warna kartu : Dominan putih dengan pinggiran kartu
disesuaikan dengan warna kantong
kartu

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 129
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

h) Spesifikasi Kartu Wasiat Bagian 4 Kesimpulan: 20 lembar,


terdapat didalam setiap sesi pertemuan
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Warna : Hijau
- Cetak : Laminating Doff

i) Spesifikasi Kartu Wasiat Bagian 5 Pengisian KKA: 27 lembar,
terdapat didalam setiap sesi pertemuan
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Warna : Biru laut
- Cetak : Laminating Doff

j) Spesifikasi Kartu Wasiat Bagian 6 Penyampaian Tugas Rumah:


18 lembar,
- terdapat didalam setiap sesi pertemuan
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Warna : Pink magenta
- Cetak : Laminating Doff

k) Spesifikasi Kartu Wasiat Bagian 7 Penutup : 27 lembar,


terdapat didalam setiap sesi pertemuan
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Warna : Ungu
- Cetak : Laminating Doff

l) Spesifikasi Kartu Wasiat Diskusi Kelompok Fungsi Keluarga:


8 lembar, terdapat didalam sesi pertemuan I
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Doff

PETUNJUK OPERASIONAL
130 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

m) Spesifikasi Kartu Wasiat Diskusi Kelompok Tahapan


Perencanaan Hidup Berkeluarga: 6 lembar, terdapat didalam
pertemuan I
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Doff

n) Spesifikasi Kartu Wasiat Pertemuan Awal: 24 lembar,


terdapat didalam pertemuan I
- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Doff

o) Spesifikasi Kartu Wasiat Ilustrasi KKA


- Bahan : Art Carton 230 gr
- Ukuran : ± 9,5 cm x 15,5 cm
- Cetak : Laminating Doff
- Jumlah : ± 46 lembar

3) MEDIA LEMBAR BALIK UNTUK PENYULUHAN UMUR 0-6 TAHUN


(6 macam)
Spesifikasi Lembar Balik untuk Penyuluhan Umur 0-6 Tahun (6
macam)
- Bahan : Art Carton 260 gram
- Cetak gambar : 4/4 full color vernis 2 muka, laminating
glossy
- Ukuran : 21 cm x 29,7 cm
- Finishing : Spiral kawat, penopang hard cover, Bot 30
lapis kain linen warna hitam, Laminating
Doft warna sesuai asli dicetak bagian
depan dan belakang
Spesifikasi isi materi:
- Ukuran : 21 cm x 29,7 cm.
- Lembar simulasi : Art carton 260 gram.
- Cetak gambar : 4/4 full color, laminating muka, laminating

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 131
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

glossy, sebelah kiri bawah logo BKKBN, kanan


logo OPDKB, tengah dibawah nama OPDKB
ada tulisan DAK Tahun 2020.
- Finishing : Spiral kawat, penopang hard cover Bot 30
lapis kain linen warna hitam.
- Jumlah : 1. Lembar Balik Film 1 BKB HI Cerita 1
“Menjadi Orangtua Hebat = 24 halaman.
2. Lembar Balik Film 2 BKB HI Cerita 2
bagian 1 “Menjadi Contoh Bagi Anak” =
20 halaman (10 lembar).
3. Lembar Balik Film 2 BKB HI Cerita 2
bagian 2 "Menjadi Contoh Bagi Anak" =
16 halaman (8 lembar).
4. Lembar Balik Film 3 Pentingnya 1000
HPK = 32 halaman (16 lembar).
5. Lembar Balik Memahami Konsep Diri = 8
halaman (4 lembar).
6. Lembar Balik Peran Orangtua = 18
halaman (9 lembar).
7. Lembar Balik Peran Ayah = 14 halaman
(7 lembar).
8. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 0-1 tahun = 22 halaman
(11 lembar).
9. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 1-2 tahun = 20 halaman
(10 lembar).
10. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 2-3 tahun = 20 halaman
(10 lembar).
11. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 3-4 tahun = 22 halaman
(11 lembar).
12. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 4-5 tahun = 34 halaman

PETUNJUK OPERASIONAL
132 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

(17 lembar).
13. Lembar Balik Stimulasi Tumbuh
Kembang Anak 5-6 tahun = 36 halaman
(18 lembar).
14. Lembar Balik Kesehatan Reproduksi = 16
halaman (8 lembar).
15. Lembar Balik Pengaruh Media = 16
halaman (8 lembar).
16. Lembar Balik Perlindungan Anak = 12
halaman (6 lembar).

4) MODUL BKB HI (3 seri)


Spesifikasi Modul BKB HI (3 seri)
- Ukuran buku : Masing-masing buku berukuran 30 cm x
22,5 cm
- Jumlah halaman : - Buku 1 : ± 120 halaman
- Buku 2 : ± 130 halaman
- Buku 3 : ± 130 halaman
- Bahan halaman: Art paper 150 gr
- Cetak isi : 4/4 (full color)
- Bahan cover : Art Carton 260 gram
- Cetak cover : 4/0 full color, Laminating dof, di sebelah
bawah kiri logo BKKBN di tengah nama
OPDKB di sebelah bawah kanan Logo
OPDKB
- Bahan pembatas: Art Carton 260 gram (pembatas untuk
setiap pertemuan di dalam setiap buku)
- Penjilidan : Spiral kawat

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 133
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

5) USB “FILM ANIMASI BKB HI”


Spesifikasi:
- Isi USB : Film Animasi BKB HI
- Cetak Label USB : Cerita 1 "Menjadi
Orangtua Hebat

6) TAS TOTE BAG


Spesifikasi:
- Bahan : Kain polyester D.1600
- Ukuran : Disesuaikan agar semua
material dapat dimasukkan
ke dalam termasuk kantung
wasiat
- Model : Tote bag

7) TAS BKB KIT


Spesifikasi
- Bahan : Kain Polyseter D.1600 (atau setara) , jahit
benang, Resliting
- Cetak : Tulisan bordir BKB KIT 2020 berwarna,
logo BKKBN di tengah atas dan Kanan logo
OPDKB, tengah bawah nama OPDKB
- Ukuran : 45 cm x 35 cm x 13 cm
- Kapasitas : 45 – 60 L

PETUNJUK OPERASIONAL
134 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

8) TAS APE
Spesifikasi:
- Bahan : Kain polyester D 1600 (atau setara),
benang, resliting
- Cetak : Tulisan Bordir APE BKB KIT 2020 berwarna
Sebelah tengah atas logo BKKBN, dibawah
tulisan APE BKB KIT,
tulisan nama SKPD
Kab/Kota penerima
- Ukuran : 52 cm x 30 cm x 32
cm
9) PACKING/KOTAK (HARDCASE)
Spesifikasi :
- Bahan : Polyproylin (atau setara) tebal 5 mm
- Sistem : Inject (Press)
- Ukuran : lebar 35 cm – 40 cm, panjang 60 cm - 67
cm, tinggi 38cm - 42 cm
- Cetak : dua sisi : logo BKKBN sisi lain "Dua Anak
Cukup" Embosed Terdapat roda empat
buah + pegangan samping

10) KARDUS BKB KIT


Spesifikasi :
- Bahan: Kardus
- Cetak : 2 (dua) sisi Tulisan BKB KIT + Logo BKKBN
+ Nama OPDKB,
Tahun 2020
- Ukuran : lebar 37 - 42 cm,
panjang 65 - 70 cm,
tinggi 42 - 46 cm

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 135
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

11) PAPAN NAMA KELOMPOK BKB


Spesifikasi :
- Ukuran : ± 40 cm x 30 cm
- Bahan : Akrilik Bening 2 mm
- Cat Dasar : Putih
- Warna Tulisan : Hitam terdapat logo BKKBN dan
Logo Orang Tua Hebat

8. PENGADAAN UNTUK BINA KELUARGA LANSIA (BKL) KIT


Spesifikasi
a) Tas Ransel
- Nama Barang : Tas Ransel BKL Kit
- Model : Ransel dengan kombinasi 2 warna dengan
gagang dan Roda
- Warna : Hitam dan Hijau
- Ukuran : tinggi 50 cm, lebar 40 cm dan ketebalan 20cm
- Bahan : Pollyester D1800
- Penampilan : - Harus kuat, tidak mudah sobek dan
anti/tahan air (water resistant).
- Bagian dalam tas dilapisi bahan yang tidak
mudah sobek/rusak.
- Tarikan/handle risleting dari metal
emboss, gigi risleting dari nylon dan
variasi tali tambahan yang kuat dan
tidak mudah putus.

PETUNJUK OPERASIONAL
136 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

- Finishing : Terdapat tulisan BKL Kit (bordir warna


hitam), Logo dan tulisan institusi BKKBN
dan OPD KB, Pengadaan DAK Sub Bidang
KB Tahun ...... (bordir warna hitam).

b. Isi Tas Ransel


1. MEDIA PARTISIPATIF 7 DIMENSI :
a) Media Potongan Ganda LANSIA BERTAQWA DAN BERSYUKUR
(1) Nama Barang : Media Potongan Ganda Lansia
Bertaqwa Dan Bersyukur.
- Bentuk : Puzzle Burung Merak
- Bahan : Kayu Triplek ditempel Stiker
Vinil Tebal 8 mm dilipat seperti
papan catur panjang 32 cm x 2,
lebar 54 cm
- Ukuran Bulu Merak 1-13 : Tebal 1,2 cm Lebar 4,4 cm x
tinggi 8,2 cm
- Ukuran Bulu Merak A-L : Tebal 1,2 cm Lebar 5,5 cm x
tinngi 9 cm
- Finishing : Cat Semprot Melamik Super-
glossy Ditempel stiker kromo
*Keterangan : Bulu Merak 1 – 13 & A – L bisa
dicopot da dipasang kembali.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 137
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

(2) Nama Barang : Buku Petunjuk Penggunaan


Media Potong Ganda Lansia
Bertaqwa Dan Bersyukur
- Ukuran Buku : ± 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Halaman Buku : ± 11 halaman
- Bahan Isi Buku : Art Paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing Buku : Staples Setengah

(3) Nama Barang : Kantong Tempat Media


- Ukuran Kantong : ± 46,5 cm x 36 cm
- Bahan Kantong : Kain Pour 100 gram
- Warna : Hijau
- Cetak Kantong : Sablon Warna Putih
bertuliskan Media
Potongan Ganda LANSIA
BERTAQWA DAN BERSYUKUR
- Finishing Kantong : Dijahit dengan penutup Risleting
- Bahan Pegangan : Kain Pour 100 gram Warna Hijau

b) Media Poster Lipat LANSIA TANGGAP DAN CERDAS


(1) Nama Barang : Media Poster Lipat
- Ukuran : ± 84 cm x 60 cm
- Bahan Poster Lipat : Art Carton 310 gram
- Cetak : Full Colour

Terdiri dari 3 bagian : Kiri, Tengah dan Kanan. Masing-


masing 6 gambar dan bagian Tengah Kartu terbuat dari
Duplex 350 gram yang atasnya ditempel Stiker Chromo
yang dilaminating, belakang diber perekat velcro kualitas
nomor 1, panjang velcro 7,3 x 2,7 cm, dengan ukuran
kartu :
- Kartu dengan pinggir warna Hijau Muda

PETUNJUK OPERASIONAL
138 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Ukuran : ± 24 cm x 4,5 cm
- Kartu dengan pinggir warna Biru Muda
Ukuran : ± 24 cm x 6,5 cm
- Kartu dengan pinggir warna Biru Tua
Ukuran : ± 24 cm x 5,8 cm
- Kartu dengan pinggir warna Orange
Ukuran : ± 24 cm x 4,5 cm
- Kartu dengan pinggir warna Merah
Ukuran : ± 24 cm x 4,2 cm
- Kartu dengan pinggir warna Hijau Tua
Ukuran : ± 24 cm x 5,8 cm
Kelengkapan : Balon warna 15 buah (besar dan tebal)

(2) Nama Barang : Petunjuk Penggunaan Media


Poster Lipat Lansia Tanggap dan
Cerdas
- Ukuran Buku : ± 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Halaman Buku : ± 8 halaman
- Bahan Isi Buku : Art paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing Buku : Staples Setengah

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 139
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

(3) Nama Barang : Kantong Tempat Media Poster


Lipat Lansia Tanggap Dan Cerdas
- Ukuran Kantong : ± 23 cm x 29,5 cm
- Bahan : Kain Pour 100 gram
- Warna : Hijau
- Cetak Kantong : Sablon Warna Putih bertuliskan
Media Poster Lipat LANSIA
TANGGAP DAN CERDAS
- Finishing Kantong : Dijahit, dengan penutup
Risleting
- Bahan Pegangan : Kain Pour 100 gram
warna Hijau

c) Media Beberan TANGGA LANSIA SEHAT DAN PRODUKTIF


(1) Nama Barang : Media Beberan Tangga Lansia
Sehat Dan Produktif
- Ukuran Beberan : ± 124 cm x 95 cm
- Bahan Beberan : Flexy Jerman
- Cetak Beberan : Full Colur

(2) Nama Barang : Boneka Kecil


- Bahan : Kayu
- Ukuran : Tinggi 11,5 cm, diameter 2,7 cm
Alas segi empat 4,5 cm x 4,5 cm
- Warna : Kombinasi
- Jumlah barang/media : 4 buah

(3) Nama Barang : Dadu


- Bahan Dadu : Kayu
- Ukuran Dadu : ± 3 cm x 3 cm
- Warna Dadu : Putih, Titik Dadu
Biru
- Jumlah barang/media : 1 buah

PETUNJUK OPERASIONAL
140 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

(4) Nama Barang : Buku Petunjuk Penggunaan Media


Beberan Tangga Lansia Sehat Dan
Produktif
- Ukuran Buku : ± 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Halaman Buku : ± 17 halaman
- Bahan Isi Buku : Art Paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing Buku : Staples Setengah

(5) Nama Barang : Kantong Tempat Media Beberan


Tangga Lansia Sehat dan
Produktif
- Ukuran : ± 22,5 cm x 29,5 cm
- Bahan : Kain Poor 100 gram warna
- Cetak : hijau Sablon Warna Putih
bertuliskan Media Beberan
TANGGA LANSIA SEHAT DAN
PRODUKTIF
- Finishing : Dijahit dengan
Penutup Risleting
- Bahan Pegangan : Kain Poor 100 gram
warna hijau

d) Media Poster Seri Terbuka Lansia Mantap Dan Berdaya


(1) Nama Barang : Media Poster
- Ukuran Poster : ± 29,7 cm x 21 cm
- Ukuran Laminating
Map : ± 31 cm x 22 cm
- Bahan Poster : Art Carton 210 gr
- Finishing Poster : Full Colour,
Laminating Sertifikat
- Jumlah Poster : 30 Lembar

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 141
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

(2) Nama Barang : Map Poster Seri Terbuka Lansia


Mantap Dan Berdaya
- Ukuran Map : ± 37,5 cm x 25 cm
- Bahan Map : Vinnyl dan Karton
- Warna Map : Biru
- Warna Judul Huruf
di Map : Sablon Emas
- Jenis Barang : Dokumen Folder
- Isi Folder : 40 Folder Plastik
- Ukuran Folder : 33,5 cm x 23,2 cm
- Bahan Folder : Plastik Transparan
- Finishing : Dijahit dengan Penutup Risleting

(3) Nama Barang Poster : Buku Petunjuk Penggunaan


Media Poster Seri Terbuka
Lansia Mantap dan Berdaya
- Ukuran Buku : ± 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Halaman Buku : ± 10 halaman
- Bahan Isi Buku : Art Paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing Buku : Steples Setengah

(4) Nama Barang : Kantong Tempat Media Poster


- Ukuran Kantong : ± 37,5 cm x 30 cm
- Bahan Kantong : Kain Poor 100 gram warna Hijau
- Cetak Kantong : Sablon Warna Putih bertuliskan
Media Poster Seri Terbuka
LANSIA MANTAP
- Finishing Kantong DAN BERDAYA
: Dijahit dengan
- Bahan Pegangan Penutup Risleting
: Kain Poor 100 gram
warna Hijau

PETUNJUK OPERASIONAL
142 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

e) Apron LANSIA PEDULI DAN AKTIF


(1) Nama Barang : Apron LANSIA PEDULI & AKTIF
- Bahan Apron : Kain Okson
- Cetak Apron : Sablon Ruber anjang
- Ukuran Apron : ± 66 cm x Lebar 50,5 cm
- Lis Pinggir Apron : Pita 0,5 cm
- Warna Lis : Hitam
Ukuran Tali Apron
- Pita Kiri dan Kanan : Panjang 68 cm x Lebar 2,5 cm
(pinggang) Kiri dan Kanan Pita
Hitam Panjang 42 cm x:Lebar
2,5 cm (leher)
- Ukuran kantong : Panjang 19cm x Lebar 9,8 cm
apron induk
- Warna tali : Hitam
Ukuran Kantong Apron
(anak kantong)
- Ukuran Kantong : Panjang 17,5 cm x 10 cm,
Apron
- Ukuran Kartu Apron : ± 15 cm x 8,5 cm
- Jumlah Kartu : 36 Kartu
- Bahan Kartu : Art Carton 310 gram
- Cetak Kartu : Full Colour

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 143
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

(2) Nama Barang : Buku Petunjuk Penggunaan


Media
- Ukuran Buku : ± 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Halaman Buku : ± 12 halaman
- Bahan Isi Buku : Art Paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing Buku : Steples Setengah

(3) Nama Barang : Kantong Tempat Media Apron


Lansia Peduli dan Aktif
- Ukuran Kantong : ± 29,5 cm x 24,5 cm
- Bahan Kantong : Kain Poor 100 gram
- Cetak Kantong : Warna Hijau Sablon Warna
Putih bertuliskan Apron LANSIA
PEDULI DAN AKTIF
- Finishing Kantong : Dijahit dengan penutup
Risleting
- Bahan Pegangan : Kain Pour 100 gram
warna Hijau

f) Media Kartu Ajaib Lansia Handal dan Trampil


(1) Nama Barang : Papan Alas
- Ukuran Papan : ± 30 cm x 42,2 cm (dilipat), 60 cm x
42,2 (terbuka)
- Bahan Papan : Vinnyl dan Stiker
- Cetak Bagian Depan : 4/4 Full Colour (Laminanting Glossy)
- Bagian Belakang : Cetak Gambar Kartun
- Bagian Dalam Atas : Cetak Gambar Logo BkkbN
- Bagian Dalam Bawah : Cetak Pertanyaan/Pernyataan
Cetak Jawaban
- Bahan Sambungan

PETUNJUK OPERASIONAL
144 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Papan : Kain
Finishing : Lipat 2 Simetris

(2) Nama Barang : Media Kartu Ajaib Lansia Handal


dan Trampil
- Ukuran : ± 8 cm x 7,7 cm
- Bahan Kartu : Art Karton 310 gram
- Cetak Kartu : Cetak Gambar dan Tulisan
- Bagian Belakang : Cetak Gambar Kartun
- Bagian Atas : Cetak Jawaban
- Finishing : Full Colour, Laminating, Double
Lakban
- Jumlah kartu : 15 Kartu

(3) Nama Barang : Buku Petunjuk Penggunaan Media


Kartu Ajaib Lansia Handal dan Trampil
- Ukuran Buku : ± 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Halaman Buku : ± 11 halaman
- Bahan Isi Buku : Art Paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing Buku : Steples Setengah

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 145
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

(4) Nama Barang : Kantong Tempat Media Kartu Ajaib


Lansia Handal dan Trampil
- Ukuran Kantong : ± 32 cm x 41 cm
- Bahan Kantong : Kain Poor 100 gram Warna Hijau
- Cetak Kantong : Sablon Warna Putih bertuliskan
Media Kartu Ajaib LANSIA
HANDAL DAN TERAMPIL
- Finishing Kantong : Dijahit dengan
Penutup Risleting
- Bahan Pegangan : Kain Poor 100 gr
Warna Hijau

g) Media Beberan Lansia Ramah dan Nyaman


(1) Nama Barang : Media Beberan Lansia Ramah
Dan Nyaman
- Ukuran : ± 119 cm x 90 cm + Lis 5 cm
- Bahan : Fleksi jerman 510 gram
- Cetak : Full Colour

(2) Nama Barang : Dadu


- Bahan : Kayu Jati Belanda (Pinus)
- Ukuran : ± 3 cm x 3 cm
- Warna : Hijau Muda
Ditempel stiker/sablon putih
berisi Titik Dadu Merah 1 buah
- Jumlah Barang : 1 buah

PETUNJUK OPERASIONAL
146 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

(3) Nama Barang : Boneka Kecil


- Ukuran : Tinggi 11,5 cm, diameter 2,5 cm
Alas segi empat 4,5 cm x 4,5 cm
- Bahan : Kayu
- Warna : Biru, Merah, Kuning, Hijau Muda
- Jumlah Barang/Media : 4 buah

(4) Nama Barang : Kantong Tempat Media Beberan


Lansia Ramah Dan Nyaman
- Ukuran Kantong : ± 30 cm x 35 cm
- Bahan Kantong : Kain Poor 100 gram Warna Hijau
- Cetak Kantong : Sablon Warna Putih bertuliskan
Media Beberan LANSIA
RAMAH DAN NYAMAN
- Finishing Kantong : Dijahit dengan Penutup
Risleting
- Bahan Pegangan : Kain Poor 100 gr
Warna Hijau

(5) Nama Barang : Buku Petunjuk Penggunaan


Beberan
- Ukuran Buku : ± 21 cm x 14,8 cm (A5)
- Jumlah Halaman Buku : ± 9 halaman
- Bahan Isi Buku : Art Paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing Buku : Steples Setengah

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 147
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

2. MATERI LANSIA TANGGUH

a) Nama Barang : Buku Pegangan Kader “Lansia


Tangguh Dengan 7 Dimensi”
- Ukuran Buku : ± 21 cm x 15 cm
- Jumlah Halaman : ± 246 halaman
- Bahan Isi Buku : Art Paper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Karton 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
(Laminating Doff)
- Finishing Buku : Spiral Kawat
b) Nama Barang :
Buku Pembangunan Keluarga
Lansia Tangguh bagi Fasilitator
yang berisi 13 judul
- Ukuran Buku : ± 14,5 cm x 21 cm
- Pembatas halaman : Art carton 260 gram (13 lembar)
- Ukuran pembatas : ± 15,5 cm x 21 cm
- Warna Pembatas : Berwarna
- Jumlah Halaman : 420 halaman
- Bahan Isi Buku : Midpaper 150 gram
- Cetak Isi Buku : Full Colour
- Bahan Cover Buku : Art Karton 260 gram, Kulit Imitasi
- Cetak Cover Buku : Huruf Warna Emas
- Finishing Buku : Hardcover cetak hotprint, bahan
kulit imitasi, terdapat ring

PETUNJUK OPERASIONAL
148 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

c) Nama Barang : Buku Pra Lansia


- Ukuran Buku : 16 x 22 cm
- Jumlah Halaman : 77 halaman
- Bahan Isi Buku : Art Paper 100 gram
- Cetak Isi Buku : Full colour
- Bahan Cover Buku : Art Paper 260 gram
- Cetak Cover Buku : Full Colour
- Finishing : Jilid lem/spiral

d) Nama Barang : Buku Pedoman Perawatan Jangka


Panjang/ PJP/ Long Term Care/LTC
- Ukuran Buku : 18 x 25 cm
- Jumlah halaman : 112 halaman
- Bahan Isi Buku : Art paper 100 gram
- Bahan cover buku : Art paper 150 gram
- Finishing buku : Jilid lem/spiral

e) Nama Barang : Flashdisk


1. Dual drive USB 3.0 dan micro USB
2. Tulisan pada sisi 1 : DAK Tahun … , Logo BKKBN, Logo
Kab Kota dan Nama OPD KB
3. Tulisan pada sisi 2 : Logo lansia tangguh
4. Kapasitas : minimal 32 GB
5. Materi :
- Video tutorial alat peraga BKL Kit
- Video tutorial pendampingan perawatan jangka
panjang
- Video pembangunan keluarga lansia tangguh dengan 7
dimensi

LANSIA
TANGGUH

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 149
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

9. GENERASI BERENCANA KIT (GENRE KIT)


Materi-Materi/Permainan Media GenRe Kit :
1) Ular Tangga GenRe
Judul Buku : Buku Kumpulan Bedah Kasus Remaja
Spesifikasi :
- Bahan Matras : Flexi antara 280 gram - 340 gram
- Ukuran Matras : ± 180 cm x 220 cm
- Cetak Matras : 4/0 Full Color
- Dadu : Panjang sisi 10-12 cm, 6 sisi, Bahan
Kain Bludru, Angka di Sablon, Diisi
Dacron
- Pion : 4 Buah, Bahan Plastik/Polypropilene
Tinggi 20 cm + Logo Salam GenRe
dan Logo BKKBN + Tulisan DAK tahun
pengadaan ......
- Buku Pertanyaan : Bahan Art Karton 230 gram, 18
lembar, Uk. 10 cm x 15 cm Cetak 4/4
Laminating Glossy + Tas Kantong

2) Monopoli GenRe
- Bahan Matras : Flexi antara 280 gram - 340 gram
- Ukuran Matras : 200 cm x 200 cm
- Cetak Matras : 4/0 Full Color
- Dadu : Panjang sisi 10-12 cm, 6 sisi, Bahan
Kain Bludru, Angka di Sablon, Diisi
Dacron
- Pion : 4 buah, Bahan Plastik, Tinggi 20 cm
+ Tempel Stiker logo Salam GenRe +
Tulisan DAK tahun pengadaan ....

PETUNJUK OPERASIONAL
150 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

- Buku Pertanyaan : Bahan Art Karton 230 gram, 26


lembar,Uk. 10 cm x 15 cm
Cetak 4/4 Laminating Glossy
- Kartu Permainan : Bahan Art Karton 310 gram, terdiri dari
2 Warna 10 lembar Hijau dan 10 lembar
Orange, Uk.10 cm x 28 cm
Cetak 4/4 Laminating Glossy + Tas
Kantong

3) Celemek GenRe
Spesifikasi :
- Bahan Celemek :
Kain kanvas 600 gram
- Ukuran Celemek :
50 cm x 70 cm
- Cetak Celemek 4/0 Full Color
:
- Tali :
Tali Rami Uk. 150 cm + Tali Leher Uk. 80
cm
- Kantong : 9 Buah Cetak 4/4 Full Color, Jahit
- Kartu Pertanyaan : Bahan Art Karton 230 gram, 27 Lembar,
Uk. 8 x 8 cm
Terdiri dari:
- Kartu PUP 9 Lembar;
- Kartu Komunikasi 9 Lembar; dan
- Kartu 8 Fungsi 9 Lembar.
Cetak 4/4 Full Color Laminating Glossy
Kartu Pertanyaan

Logo Pemda
SKPDKB

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 151
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

4) Celemek Organ Reproduksi Laki-Laki


Spesifikasi :
- Bahan Celemek : Kain Kanvas 600 gram
- Ukuran Celemek : 50 cm x 70 cm
- Cetak Celemek : 4/0 Full Color
- Tali Celemek : Tali Rami Uk. 150 cm + Tali Leher Uk. 80 cm
- Kartu Potongan : 7 lembar Kartu Penjelasan Potongan
Organ Organ Reproduksi Laki-laki Bahan Art
Karton 230 gram, Uk. 9 x 13 cm Cetak
4/4 Full Color Laminating Glossy

Kartu Potongan Organ Laki-Laki (7 buah)

Logo Pemda
SKPDKB

5) Celemek Organ Reproduksi Perempuan


- Spesifikasi :
- Bahan Celemek : Kain Kanvas 600 gram
- Ukuran Celemek : ± 50 cm x 70 cm
- Cetak Celemek : 4/0 Full Color
- Tali Celemek : Tali Rami Uk. 150 cm + Tali Leher Uk. 80 cm
- Kartu Potongan : 7 lembar Kartu Penjelasan Potongan
Organ Organ Reproduksi Perempuan Bahan
Art Karton 230 gram, Uk. 9 x 13 cm.
Cetak 4/4 Full Color Laminating Glossy

Kartu Potongan Organ Perempuan (7 buah)

Logo Pemda
SKPDKB

PETUNJUK OPERASIONAL
152 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

6) Lembar Balik GenRe


Spesifikasi :
- Bahan : Art Carton 230 gram
- Jumlah Hal : ± 28 halaman
- Ukuran : ± 32 x 21 cm
- Cetak : 4/4
- Tatakan : Bod No. 30 dilapis kain linen
- Finishing : Spiral Kawat

(gambar logo GenRe terbaru


dengan isi pesan Katakan tidak
pada nikah dini, Seks pranikah
dan Napza)
Logo Pemda
SKPDKB

7) Buku Panduan Penggunaan KIE GenRe Kit


Spesifikasi :
- Bahan : Matt Paper 120 gram
- Ukuran : ± 21 x 15 cm
- Jumlah Halaman : ± 20 halaman
- Cetak : 4/4 Full color
- Cover : Art Carton 230 gram
- Cetak : 4/0 Full Color
- Finishing : Laminating Doff
Logo Pemda
SKPDKB

8) Tas GenRe Kit


Spesifikasi :
- Bahan : Pollyester Ballistic
- Model : Tas ransel
- Ukuran : ± 50 cm x 35 cm x 18 cm
- Tulisan : Logo BKKBN, Logo Salam Genre, Media
KIE GenRe KIT Logo kabupaten/kota,
Nama SKPD-KB di Bordir + tulisan DAK
Sub Bidang KB tahun pengadaan ......

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 153
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

9) Flash Disk
Spesifikasi :
- Dual drive USB 3.0 dan Micro USB
- Tulisan pada sisi 1 : DAK Tahun pengadaan... , Logo BKKBN,
Logo Kab/Kota dan Nama SKPD KB
- Tulisan pada sisi 2 : Generasi Berencana dan Logo Salam
GenRe
- Kapasitas : minimal 32 GB
- Materi : 1. Audio visual instruksional GenRe Kit
Audio Visual GenRe tema Remaja
2.
dengan judul:
- Begini Cara Pedekate Ke Ortu
- Terbuka Pasti Lebih Lega
- Nikah Jangan Cuma Modal Cinta
- Tips Menjauhi Seks Bebas
- Tak Cukup Tekad dan Nekad,
Kembangkanlah Bakat
- Film Pendek Puppy Love Cinta
Anita

10) Laptop
Spesifikasi
Platform :
- Laptop dilengkapi CD Room
- Tipe Prosesor : Minimal Intel Core i5
Memory
- : Minimal 4 GB
Hardisk
- : Minimal 500 GB
- Monitor : 9 inch - 16 inch
- Garansi Resmi : Garansi Distributor Resmi Minimal 1
Tahun
- Tulisan : DAK Tahun pengadaan... , Logo BKKBN,
- Logo SKPD Kb/Kota dan nama SKPD K

PETUNJUK OPERASIONAL
154 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

11) Proyektor
Spesifikasi
Platform
- : Proyektor
Brightness
- : Minimal 3000 Lumens ANSI
Interface
- : mendukung VGA/HDMI, USB, Stereo
mini jack in/out.
- Garansi Resmi : Garansi Distributor Resmi Minimal 1
Tahun
- Resolusi : Minimal 1024 x 768 pixel
Interface
- : Mendukung Port VGA, HDMI, USB
- Layar : Menyesuaikan

10. SARANA KERJA PETUGAS LAPANGAN KB


a. Sarana Kerja PKB/PLKB dan Koordinator Lapangan.
1) Tas ransel
(ukuran ± L.25 cm x T.49 cm x P.31 cm)
Terbuat dari Polyester 600D – Nylon 1882 atau setara,
berkualitas baik dan bertuliskan “Dua Anak Cukup” berlogo
BKKBN, logo Kab/Kota dan nama SKPD-KB Kab/Kota
(bordir). Tahan air.

2) Rompi
Terbuat dari bahan drill atau sejenisnya, berkualitas baik
dan bertuliskan “Dua Anak Cukup” di bagian depan dada
sebelah kiri, logo Kab/Kota dan nama SKPD-KB Kab/Kota
(bordir) di bagian depan dada sebelah kanan, menggunakan
resleting depan. Ukuran disesuaikan data PPLKB dan PKB/
PLKB.

3) Topi
Warna biru tua, bertuliskan “Dua Anak Cukup” (bordir) serta
nama SKPD-KB Kab/Kota di bagian samping kiri dan kanan
topi dan di bagian depan topi berlogo BKKBN (bordir).

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 155
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

4) Buku Kerja PLKB


Ukuran ± 25 cm x 15 cm, tebal ± 125 lembar, dengan
menggunakan kertas HVS 80 gr cetak logo BKKBN + Dua
Anak Cukup pada bagian atas dan cover berwarna biru tua
dari bahan lux serta berlogo BKKBN dan nama SKPD-KB
Kab/Kota cetak hot print emas. Beberapa halaman memuat
tentang informasi program KKBPK.
5) Jas hujan
Terbuat dari bahan yang berkualitas baik, tahan air bertopi
dan bertuliskan “Dua Anak Cukup” di bagian dada kiri depan
sebelah atas dan berlogo BKKBN serta nama SKPD-KB Kab/
Kota (sablon).

6) Payung
Terbuat dari bahan parasut yang berkualitas baik, warna
putih dan biru tua, bertuliskan “Dua Anak Cukup” dan
berlogo BKKBN (sablon).

7) Sepatu kerja PKB/PLKB


Warna hitam, terbuat dari bahan kulit yang berkualitas baik,
dan jenis sepatu disesuaikan dengan kondisi wilayah

8) Pakaian Seragam
Warna dan model disesuaikan dengan PDH (Pakaian Dinas
Harian) seragam daerah, memakai logo (bordir) BKKBN di
dada sebelah kiri atas dan bahan berkualitas baik.

9) Buku Visum
Ukuran ± 25 cm x 15 cm, tebal ± 125 lembar, dengan
menggunakan kertas HVS 80 gr cetak logo BKKBN + Dua
Anak Cukup pada bagian atas dan cover berwarna biru tua
dari bahan lux serta berlogo BKKBN dan nama SKPD-KB
Kab/Kota cetak hot print emas. Beberapa halaman memuat
tentang informasi program KKBPK.

PETUNJUK OPERASIONAL
156 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

10) Smartphone
- Prosessor : Minimal Quad Core
Operating System : Android Minimal versi 7.0 (Nougat)
-
- Ukuran Layar : Minimal 8.0 inch
- RAM : Minimal 4 GB
Internal Memory
- : 32 GB
Network :
- Support SIM Card dan WIFI
- Garansi : Resmi Distributor minimal 1

b. Sarana Kerja PPKBD/Sub PPKBD


1) Tas Kerja
Bahan Polyester 600D - Nylon 1682 atau setara, Tahan air;
Bertuliskan 1) “Dua Anak Cukup” berlogo BKKBN 2) “ PPKBD
dan Sub PPKBD Kader Pelopor KB ”. Ukuran disesuaikan
serta (DAK Sub Bidang KB tahun...)
2) Rompi
Terbuat dari bahan drill atau sejenisnya, berkualitas baik
dan bertuliskan “Dua Anak Cukup” di bagian depan dada
sebelah kiri, logo Kabupaten/Kota dan nama SKPD-KB Kab/
Kota (bordir). Di bagian belakang/punggung bertuliskan
PPKBD dan Sub PPKBD Kader pelopor KB “ ukuran
disesuaikan data PPKBD dan Sub PPKBD. (DAK Sub Bidang
KB tahun...)
3) Topi
Terbuat dari bahan drill, warna biru tua, logo+tulisan “Dua
Anak Cukup”, logo BKKBN dan tulisan (DAK Sub Bidang KB
tahun...). Logo dan tulisan dibordir.
4) Buku Agenda PPKBD
Ukuran ± 25cm x 19cm, tebal ± 125 lembar, menggunakan
kertas HVS 80gr cetak logo BKKBN + Dua Anak Cukup pada
bagian atas dan; cover berwarna biru tua dari bahan lux
serta berlogo BKKBN (DAK Sub Bidang KB tahun...) cetak hot
print emas, Beberapa halaman memuat tentang informasi
program KKBPK.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 157
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

5) Payung
Terbuat dari bahan parasut berkualitas baik, warna putih
dan biru tua, bertuliskan “Dua Anak Cukup” dan berlogo
BKKBN (sablon) serta (DAK Sub Bidang KB tahun...)
6) Sepatu Kerja
Warna hitam, terbuat dari bahan kulit berkualitas baik.
Jenis sepatu dapat disesuaikan dengan kondisi wilayah.
7) Seragam Kerja
Bahan Celana panjang/rok :Terbuat dari bahan kain drill
berkualitas baik, warna menyesuaikan;
Bahan Baju : Terbuat dari bahan katun berkualitas baik,
motif batik daerah berlogo KKB dibordir
8) Lembar Balik Alat Konseling KB
Ukuran: 34 x 24,5 cm; Bahan: Art Carton 260gr; Tatakan:
Penopang Board No.30 (sebelum dilipat), lapis Kain Linen;
Finishing: Laminating Glossy 2 muka, Spiral warna putih +
plastik pembungkus.
9) Plang Papan Nama PPKBD/Sub PPKBD
Ukuran 30 cm x 40 cm; Bahan Akrilik Bening 2 mm atau
bahan yang kokoh dan mudah didapat di daerah; warna
dasar putih; Bertuliskan nama PPKBD/Sub PPKBD; warna
tulisan hitam dengan logo BKKBN dan logo Kab/Kota serta
alamat lengkap; Dipasang di dinding rumah PPKBD/Sub
PPKBD bagian depan/luar.
10) Kalkulator
Ukuran 175 x 110 x 31 mm, 12 digit

c. Kendaraan penyuluhan bagi petugas lapangan (Sepeda Motor)


Spesifikasi
- Jenis /Tipe : Sepeda Motor Bebek atau jenis/tipe lain
yang dianggap lebih tepat dengan kondisi
daerah
- Isi Silinder : 110 - 250 cc
- Tipe Mesin : 4 Langkah
- Warna : Biru

PETUNJUK OPERASIONAL
158 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

- Assesoris : a. Air brush tulisan berbunyi: “Ayo Ikut KB


Dua Anak Cukup“ dan air brush logo KB
pada sisi kiri dan kanan serta box.
Box menjadi satu kesatuan dengan
b.
sepeda motor dan berfungsi sebagai
tempat perlengkapan tugas.

d. Kendaraan penyuluhan bagi petugas lapangan (Perahu Motor)


1) Dimensi: disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi
yang tersedia di lapangan.
2) Kapasitas penumpang: maksimal 6 penumpang
3) Bahan: disarankan menggunakan fiberglass yang tahan
bocor.
4) Kekuatan Mesin: minimum 25 Hp (perahu motor).
5) Aksesoris:
- peralatan labuh dan tambat: jangkar, tali jangkar, tali
tambat, bolder steel.
- Peralatan keselamatan: life jacket (jumlah disesuaikan
dengan penumpang dan awak kapal), perlengkapan
pertolongan pertama, alat pemadam api ringan dan
peralatan keselematan lainnya yang sesuai dengan
ketentuan keselamatan transportasi air.
- Peralatan navigasi: radio komunikasi VHF/FM marine,
lampu navigasi (jalan), magnetic/marine compass.
- Perlengkapan deck: dilengkapi dengan standard tool kit.
- Cat dan Desain Logo Samping: warna biru dipadukan
dengan warna putih (desain striping tidak mengikat,
memuat logo BKKBN, logo Kabupaten dan Kota, tulisan
KENDARAAN JEMPUT-ANTAR PESERTA KB, NAMA
SKPDP-KB, KABUPATEN DAN KOTA, slogan “AYO IKUT
KB” 2 ANAK CUKUP”).

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 159
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Spesifikasi Menu Rumah Data Kependudukan


1. PAPAN NAMA RUMAH DATA KEPENDUDUKAN
Ukuran papan : Panjang : ±90 cm; lebar: ±60 cm
Bahan papan : Alumunium/seng/kayu,
Ukuran Kaki : Tinggi : ±2 m, diameter ±2 inchi
Bahan Kaki : Pipa Besi ±2 inchi
Finishing : Cat Duco semprot,
Warna : Dasar Putih, Huruf Hitam, Logo Hitam,
Logo BKKBN : Sesuai logo asli
Logo Kab/Kota : Sesuai logo asli
DAK Bidang KB Tahun 20... : Biru tua
Pemasangan : Dipasang dihalaman depan dengan
menggunakan dua kaki atau ditempel
didinding depan

CONTOH
PAPAN NAMA RUMAH DATA KEPENDUDUKAN

PETUNJUK OPERASIONAL
160 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

2. DESKTOP PERSONAL COMPUTER (PC) / ALL I N ONE


Spesifikasi:
- Personal Computer/Desktop
Pada bagian sisi kanan CPU (Desktop PC) atau pada pada bagian
belakang layar monitor (all in one computer) diberi label berlogo
BKKBN.
Nama Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan DAK Tahun 20...
(sesuai tahun pengadaan) dengan spesifikasi sebagai berikut:
Platform : Desktop PC atau all in one computer
Monitor : 15 Inch – 20 inch
Operating System : Lisensi Resmi Windows
Tipe Prosesor : Minimal Intel Core i52
Memory : Minimal 4 GB
Hard Drive (HDD) : Minimal 500 GB
Ports : USB 3.0/USB 2.0, VGA In/Out, RJ45
Network Connector
Camera : Built in camera
Network : Card Wireless
Garansi : Garansi distributor resmi minimal 1
tahun
- Printer
Pada Bagian sisi kanan printer diberi label berlogo BKKBN, nama
Kabupaten/Kota dan tulisan pengadaan DAK Tahun 20.... (sesuai
tahun pengadaan), dengan spesifikasi sebagai berikut :
Platform : Tipe printer laser jet atau ink jet
Garansi : Distributor resmi minimal 1 tahun

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 161
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3. PAPAN DISPLAY
Papan nama : Panjang ±80 cm, Lebar ±60 cm
Bahan dasar : Triplek ±8 mm dilapis melamin putih
white board
Warna huruf : Rumah Data Kependudukan : Biru Tua
DAK Bidang Pengendalian Penduduk
Tahun 20..... : Warna Biru Tua
Bingkai : Alumunium U, Lebar ±10 mm
Pemasangan : Ditempel pada dinding dibagian dalam
Rumah Data Kependudukan (pada
bagian yang mudah terlihat oleh
Masyarakat)

4. RAK BUKU
Ukuran : Panjang ±90 cm, tinggi ±160 cm,
lebar ±60 cm
Bahan Dasar : Besi
Warna Dasar : Abu – Abu

PETUNJUK OPERASIONAL
162 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

5. LEAFLET RUMAH DATA KEPENDUDUKAN


Bahan : Art paper 150 gram
Ukuran : 33 cm x 21,5 cm
kertas folio bolak balik
Kemasan : Lipat 3 (tiga) dengan masing-masing
lipatan 11 cm
Finishing : Glossy, bolak balik 2 (dua) muka
Judul Leaflet : Tentang tata cara pengelolaan Rumah
Dataku
Warna dasar : Full colour

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 163
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

II.
DANA ALOKASI KHUSUS FISIK PENUGASAN
SUBBIDANG PENURUNAN STUNTING (KB)
Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan subbidang Penurunan Stunting
(KB) yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara kepada daerah lokasi khusus sasaran wilayah stunting yang
telah ditetapkan dengan tujuan untuk mendukung percepatan
penurunan prevalensi stunting di wilayah sasaran stunting.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


menetapkan petunjuk operasional penggunaan Dana Alokasi Khusus
Fisik Penugasan secara lebih rinci berdasarkan data dan spesifikasi
teknis yang menjadi landasan dalam pelaksanaan kegiatan.

PENYEDIAAN BKB KIT STUNTING


1. Buku Saku "Pengasuhan 1000 Hari Pertama
Kehidupan";
Spesifikasi:
1. Ukuran buku : ±10,5 x ± 14,7 cm
2. Isi buku : 35 halaman
3. Bahan halaman : Art paper 150 gr
4. Cetak isi : 4/4 (full color)
5. Bahan cover : Art Carton 260 gram
6. Cetak cover : 4/0 full color, di bawah kiri logo BKKBN,
tengah nama OPD dan kanan Logo OPD di
bawah nama OPD tulisan Pengadaan DAK
Tahun 2020
7. Laminating : Glossy
8. Penjilidan : Jahit kawat

2. Kalender Pengasuhan 1000 HPK;


Kalender Pengasuhan 1000 HPK terdiri dari 3 macam kalender,
yaitu Kalender Masa Kehamilan, Kalender usia 0 – 12 Bulan, dan
Kalender usia 13 – 24 bulan.

PETUNJUK OPERASIONAL
164 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Spesifikasi:
Setiap kalender memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Ukuran Kalender : A3 (29,7 cm x 42 cm)
2. Material Kalender: Art Carton 190 gr
3. Finishing : Spiral + hanger spiral
4. Warna : Gradasi merah ke putih
5. Konten kalender
terdiri dari : halaman cover dan halaman isi (halaman
konten informasi umum dan halaman
tabel bulanan)
6. Jumlah halaman isi Kalender Kehamilan : 11 lembar
7. Jumlah halaman isi Kalender 0 -12 bulan : 14 lembar

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 165
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

8. Jumlah halaman isi Kalender 13 -24 bulan : 14 lembar


9. Peletakkan logo : Dibawah kiri logo BKKBN, tengah nama
OPD dan kanan Logo OPD di bawah nama
OPD tulisan Pengadaan DAK Tahun 2020
Perhatian : Jumlah kalender dalam 1 set BKB Kit
Stunting berjumlah 15 kalender

3.
Boneka Jari
Boneka jari dipergunakan sebagai alat peraga bercerita orangtua
kepada anak, sekaligus menstimulus kemampuan komunikasi
dan kecerdasan.
Spesifikasi : Setiap boneka jari mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
1. Bahan : kain velboa grade A
2. Warna : warna warni
3. Ukuran : lebih kurang ± 2 cm setiap boneka (ukuran jari)
4. Kemasan : plastik

4. Mainan Susun Kayu


Kegunaan : orangtua dapat mendampingi anak bermain untuk
memperkenalkan bentuk dan warna, melatih imajinasi anak dan
motorik halus ketika menyusun bentuk serta melatih motorik
kasar ketika menarik mainan
Spesifikasi : Setiap mainan susun kayu mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
1. Bahan : kayu non toxic
2. Warna : warna warni (warna dasar)
3. Ukuran : 30 cm x 40 cm, tebal 10 cm
4. Kemasan : kain pembungkus

5. Ular Tangga “Pengasuhan 1000 HPK”


Ular tangga besar yang terdiri dari
a. Pertemuan ular tangga;
b. Dadu;
c. Kartu informasi;
Dalam pertemuan ular tangga di setiap pertemuan, ada 6
Pertemuan yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

PETUNJUK OPERASIONAL
166 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Spesifikasi banner (alas permainan):


1) Ukuran banner (alas permainan) : 250 cm x 250 cm
2) Material banner (alas permainan) : Flexy Standard 280 gr
3) Warna (tiap pertemuan): 4/0 full color
- Pertemuan 1 : Kuning - Hijau
- Pertemuan 2 : Hijau - Hijau
- Pertemuan 3 : Kuning - Cokelat
- Pertemuan 4 : Pink – Ungu
- Pertemuan 5 : Biru - Biru
- Pertemuan 6 : Biru - Ungu
4) Konten yang terdapat di alas permainan adalah sebagai
berikut:
- Jumlah Kotak : 25 kotak
- Ukuran kotak kecil: 40 cm per kotak
5) Letak Logo
- kiri atas : Logo BKKBN
- Kiri bawah : Logo Orangtua Hebat
- Tengah bawah : Nama OPD
- Kanan bawah : Logo OPD
- Tengah paling bawah Pengadaan DAK Tahun 2020

Keterangan Gambar
Pertemuan 1:

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 167
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Pertemuan 2:

PETUNJUK OPERASIONAL
168 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Pertemuan 4:

Pertemuan 5:

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 169
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Pertemuan 6:

Dadu ular tangga digunakan sebagai acuan berjalannya pion


pada ular tangga. Dadu ini berupa kubus dengan masing-masing
sisi memiliki keterangan jumlah dots yang berbeda, mulai dari 1
sampai 6 dots. Spesifikasi Dadu sebagai berikut:
1) Ukuran : 15 cm x 15 cm x 15 cm
2) Material : Velboa / bludru
3) Warna : Kuning
4) Konten yang terdapat di dadu adalah sebagai berikut:
Dots yang menunjukkan jumlah angka pada bagian luar dadu
dan terdapat kerincingan (di dalam dadu)

Kartu Informasi merupakan media pelengkap ular tangga yang berisi


sejumlah instruksi berbeda untuk setiap pertemuan. Disebut sebagai
kartu informasi karena instruksi-instruksi yang ada didalamnya berisi
informasi yang dapat memperdalam pengetahuan dan pemahaman
peserta terhadap materi yang sudah diperoleh pada saat penyuluhan
berlangsung.

PETUNJUK OPERASIONAL
170 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Spesifikasi Kartu Informasi sebagai berikut:


a. Spesifikasi Kotak Kartu Informasi:
1) Bahan : Carton Ivory 350 gr
2) Ukuran : ± 10,2 cm x ± 0,7 cm x ±15 cm (potrait)
3) Warna kotak kartu (tiap pertemuan):
- Pertemuan 1 : Hijau Lumut
- Pertemuan 2 : Hijau Pakis
- Pertemuan 3 : Hijau Olive
- Pertemuan 4 : Pink Magenta
- Pertemuan 5 : Steel Blue
- Pertemuan 6 : Royal Blue
4. Tebal : Sesuai dengan jumlah kartu

b. Spesifikasi Kartu Informasi Pertemuan 1: Perencanaan Hidup


Berkeluarga
1. Bahan : Art Carton 210 gr
2. Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3. Jumlah Lembar : 17 lembar terdiri dari :
- Lembar bertuliskan “Ular Tangga
BKB EMAS” sejumlah 1
- Lembar bertuliskan “Pertemuan 1
Perencanaan Hidup Berkeluarga”
sejumlah 1
- Lembar Instruksi sejumlah 15

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 171
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

4. Warna Kartu :
- Ular Tangga BKB EMAS: full Hijau
Lumut
- Pertemuan 1 Perencanaan Hidup
Berkeluarga : full Hijau Lumut
- Instruksi (1 kartu dibagi menjadi 3
bagian) yaitu
• Pertanyaan : Hijau Lumut
• Jawaban : Pale Golden rod
• Konsekuensi : putih
Keterangan Gambar

PETUNJUK OPERASIONAL
172 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 173
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
174 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 175
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
176 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

a. Kartu Informasi Pertemuan 2: Menjaga Kesehatan Fisik dan


Mental Ibu Hamil
1) Bahan : Art Carton 210 gr
2) Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3) Jumlah Lembar : 22 lembar terdiri dari
- Lembar bertuliskan “Ular Tangga
BKB EMAS” sejumlah 1
- Lembar bertuliskan “Pertemuan 2
Menjaga Kesehatan Fisik danMental
Ibu Hamil” sejumlah 1
- Lembar Instruksi sejumlah 20

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 177
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

4) Warna Kartu :
- Ular Tangga BKB EMAS: full Hijau
Pakis
- Pertemuan 2 Menjaga Kesehatan
Fisik danMental Ibu Hamil: full Hijau
Pakis
- Instruksi (1 kartu dibagi menjadi 3
bagian) yaitu
• Pertanyaan : Hijau Pakis
• Jawaban : Pale Golden rod
• Konsekuensi : putih
Keterangan Gambar

PETUNJUK OPERASIONAL
178 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 179
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
180 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 181
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
182 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 183
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
184 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

d. Kartu Informasi Pertemuan 3: Pembiasaan PHBS


1. Bahan : Art Carton 210 gr
2. Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3. Jumlah Lembar : 18 lembar terdiri dari
- Lembar bertuliskan “Ular Tangga
BKB EMAS” sejumlah 1
- Lembar bertuliskan “Pertemuan 3
Pembiasaan PHBS” sejumlah 1
- Lembar Instruksi sejumlah 16
4. Warna Kartu : - Ular Tangga BKB EMAS: full Hijau Olive
- Pertemuan 3 Pembiasaan PHBS: full
Hijau Olive
- Instruksi (1 kartu dibagi menjadi 3
bagian) yaitu
• Pertanyaan : Hijau Olive
• Jawaban : Pale Golden rod
• Konsekuensi : putih
Keterangan Gambar

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 185
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
186 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 187
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
188 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 189
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
190 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

e. Kartu Informasi Pertemuan 4: Praktek Stimulasi pada Periode


1000 HPK (Komunikasi, Sosial Emosional Fisik, Kecerdasan)
1) Bahan : Art Carton 210 gr
2) Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3) Jumlah Lembar : 20 lembar terdiri dari
- Lembar bertuliskan “Ular Tangga
BKB EMAS” sejumlah 1
- Lembar bertuliskan “Pertemuan 4
Praktek Simulasi pada Periode1000
HPK (Komunikasi, Sosial Emosional
Fisik, Kecerdasan)” sejumlah 1
- Lembar Instruksi sejumlah 18
4) Warna Kartu : - Ular Tangga BKB EMAS: full Pink
Magenta
- Pertemuan 4 Praktek Simulasi pada
Periode 1000 HPK (Komunikasi,
Sosial Emosional Fisik, Kecerdasan):
full Pink Magenta

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 191
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

- Instruksi (1 kartu dibagi menjadi 3


bagian) yaitu
• Pertanyaan : full Pink Magenta
• Jawaban : Pale Golden rod
• Konsekuensi : putih

Keterangan Gambar

PETUNJUK OPERASIONAL
192 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 193
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
194 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 195
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
196 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 197
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

f. Kartu Informasi Pertemuan 5: Meningkatan Peran Ayah dan


Anggota Keluarga Lainnya
1) Bahan : Art Carton 210 gr
2) Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3) Jumlah Lembar : 16 lembar terdiri dari
- Lembar bertuliskan “Ular Tangga
BKB EMAS” sejumlah 1
- Lembar bertuliskan “Pertemuan 5
Meningkatan Peran Ayah dan Anggota
Keluarga Lainnya” sejumlah 1

PETUNJUK OPERASIONAL
198 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

- Lembar Instruksi sejumlah 14


4) Warna Kartu : - Ular Tangga BKB EMAS: full Steel
Blue
- Pertemuan 5 Meningkatan Peran
Ayah dan Anggota Keluarga Lainnya:
full Steel Blue
- Instruksi (1 kartu dibagi menjadi 3
bagian) yaitu
• Pertanyaan : Steel Blue
• Jawaban : Pale Golden rod
• Konsekuensi : putih

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 199
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
200 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 201
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
202 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 203
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

g. Kartu Informasi Pertemuan 6: Pengasuhan Tanggap (Responsive)


1) Bahan : Art Carton 210 gr
2) Ukuran : 15 cm x 10 cm (landscape)
3) Jumlah Lembar : 22 lembar terdiri dari
- Lembar bertuliskan “Ular Tangga
BKB EMAS” sejumlah 1
- Lembar bertuliskan “Pertemuan 6
Pengasuhan Tanggap (Responsive)”
sejumlah 1
- Lembar Instruksi sejumlah 20
4) Warna Kartu : - Ular Tangga BKB EMAS: full Royal
Blue
- Pertemuan 6 Pengasuhan Tanggap
(Responsive): full Royal Blue
- Instruksi (1 kartu dibagi menjadi 3
bagian) yaitu
• Pertanyaan : Royal Blue
• Jawaban : Pale Golden rod
• Konsekuensi : putih

PETUNJUK OPERASIONAL
204 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Keterangan Gambar

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 205
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
206 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 207
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
208 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 209
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
210 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 211
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Spesifikasi :
Pada Cover bagian atas logo BKKBN bagian bawah logo OPD
dibawah tulisan DAK tahun 2020 dan di Laminating Glossy
- Bahan : Art Cartoon 260 gram
- cetak gambar : 4/2 full color vernis 2 muka
- Ukuran : 29,5 cm x 21 cm
- Finishing : Spiral kawat, penopang Hard cover
Bot 30 lapis kain linen warna hitam

6. Modul BKB EMAS (Eliminasi Masalah Anak Stunting)


Modul BKB EMAS merupakan acuan bagi kader BKB dalam
melaksanakan pertemuan kelompok dengan materi BKB
EMAS. Modul ini berisi tahapan-tahapan kegiatan yang akan
memudahkan kader dalam menyampaikan pengetahuan dan
keterampilan kepada orangtua dalam rangka mengoptimalkan
tumbuh kembang anak di periode 1000 HPK. Spesifikasi Modul
BKB EMAS sebagai berikut:
a. Cover :
­ Bahan : Art Carton 260 gram
­ Cetak : 4/0 full color
­ Laminasi : glossy
­ Ukuran : A4
­ Finishing : Spiral
b. Konten :
­ Bahan : Art Paper 120 gram
­ Cetak isi : 4/4 full color
­ Halaman : 80 halaman
­ Ukuran : A4
c. Pembatas :
­ Bahan : Art Carton 260 gram
­ Jumlah pembatas : 6 lembar

PETUNJUK OPERASIONAL
212 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

7. Flashdisk Tutorial BKB EMAS


Flashdisk Tutorial BKB EMAS berisi tutorial penyampaian Modul
BKB EMAS 6 pertemuan dan film animasi pentingnya 1000 HPK
untuk digunakan sebagai panduan PKB/PLKB dan kader BKB
dalam penyuluhan Eliminasi Masalah Anak Stunting.
Spesifikasi Flashdisk Tutorial BKB EMAS sebagai berikut:
a. Isi Flashdisk : berisi tutorial penyampaian Modul
BKB EMAS 6 pertemuan dan film
animasi cerita “Pentingnya 1000 Hari
Pertama Kehidupan”
b. Kapasitas : 64 GB
c. Cetak Label Flashdisk : “Tutorial BKB EMAS”
d. Kemasan : Kotak berbahan
seperti kaleng

8. TAS BKB KIT STUNTING


Tas untuk menyimpan dan membawa BKB Kit
Spesifikasi : Setiap tas BKB Kit Stunting mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
a. Bahan : kain polyester D.1680
b. Cetak : Logo BKKBN diatas, tulisan BKB kit
stunting nama OPDKB di bawah
c. Ukuran : Tinggi ± 57 cm, lebar ± 45 cm,
ketebalan ± 30 cm
d. Kapasitas : ± 70 liter

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 213
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

9. KARDUS BKB KIT STUNTING


Kardus untuk menyimpan tas dan BKB Kit apabila tidak
dipergunakan
Spesifikasi : Setiap Kardus BKB Kit Stunting mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
a. Bahan : Kardus single wall (3 lapis)
b. Cetak : 2 (dua) sisi Tulisan BKB KIT Stunting,
Logo BKKBN Nama OPDKB DAK Fisik
Penugasan Penurunan Stunting (KB)
c. Ukuran : Tinggi ± 65 – 70 cm
Lebar ± 50 – 55 cm
Ketebalan ± 35 – 40 cm

PETUNJUK OPERASIONAL
214 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB VI
PE
LA
PO
RA
N

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 215
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
216 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB VI
PELAPORAN
Dalam rangka memfasilitasi OPD-KB untuk melaksanakan DAK
Fisik Sub Bidang KB diperlukan pelaporan. Pelaporan DAK Fisik
dilakukan secara berjenjang dan berkala dari tahap pelaksanaan
sampai dengan penyaluran kepada sasaran dari masing-masing
menu yang telah ditentukan. Pelaporan DAK Fisik Sub Bidang
KB dan Sub Bidang Penurunan Stunting KB dibagi ke dalam dua
mekanisme:
A. Mekanisme pelaporan lingkup pemerintah
daerah
a. OPD-KB Kabupaten dan Kota menyampaikan laporan
pelaksanaan kegiatan dan laporan penyerapan dana
dan capaian output kegiatan DAK Fisik kepada Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
menggunakan formulir pelaporan sesuai dengan format
pada Peraturan Presiden tentang Petunjuk Teknis DAK
Fisik ditahun berjalan paling lambat 10 (sepuluh) hari
setelah triwulan pelaporan berakhir.
b. Hasil rekonsiliasi laporan pelaksanaan kegiatan dan
laporan penyerapan dana dan capaian output kegiatan
DAK Fisik bersama BPKAD sebagaimana dimaksud pada
huruf a di atas berupa dokumen yang ditandatangani
oleh BPKAD dan OPD-KB.
c. Kepala daerah menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan dan laporan penyerapan dana dan capaian
output kegiatan DAK Fisik kepada Menteri Keuangan cq
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kepala BKKBN,

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 217
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Menteri Perencanan Pembangunan Nasional/Kepala


Bappenas dan Menteri Dalam Negeri sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

B. Mekanisme pelaporan lingkup BKKBN


a. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf
1. b, OPD-KB menginput laporan pada Sistem Pelaporan
Perencanaan Monitoring dan Evaluasi DAK Sub Bidang
KB berbasis Sistem Pelaporan Perencanaan Monitoring
dan Evaluasi DAK sub bidang KB (MORENA).
b. Perwakilan BKKBN Provinsi cq. Tim Pengendali DAK
Perwakilan BKKBN Provinsi melakukan verifikasi laporan
yang telah dibuat oleh OPD-KB sebagaimana pada huruf
2.a dalam Sistem Pelaporan Perencanaan Monitoring
dan Evaluasi DAK sub bidang KB (MORENA) paling lambat
15 (lima belas) hari setelah triwulan pelaporan berakhir.
c. Jika pada batas waktu yang telah ditetapkan sebagaimana
dimaksud pada butir 2.b Perwakilan BKKBN Provinsi cq.
Tim Pengendali DAK Perwakilan BKKBN Provinsi belum
melakukan verifikasi terhadap laporan OPD Kabupaten/
Kota, maka Tim Pengendali DAK cq. Biro Keuangan dan
Pengelolaan BMN mengingatkan kepada Perwakilan
BKKBN Provinsi cq. Tim Pengendali DAK Perwakilan
BKKBN Provinsi untuk segera memberikan verifikasi
sebagaimana mestinya.
d. Tim pengendali DAK tingkat Pusat cq Biro Keuangan dan
Pengelolaan BMN melakukan analisa atas laporan yang
diterima untuk dilaporkan kepada Kepala BKKBN.

PETUNJUK OPERASIONAL
218 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB VII
PE E
MA VA
NT LUA
AU SI
AN
DA
N

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 219
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK OPERASIONAL
220 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB VII
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
Dalam rangka memfasilitasi OPD-KB untuk melaksanakan DAK
Fisik Subbidang KB dan Sub Bidang Penurunan Stunting KB
diperlukan pemantauan dan evaluasi dengan rincian penjelasan
sebagai berikut:
A. Pemantauan
Agar pengelolaan Dana Alokasi Khusus Subbidang KB di
OPD-KB Kabupaten dan Kota dilaksanakan sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan perlu dilakukan
pemantauan. Pemantauan dilakukan secara berjenjang dari
BKKBN ke Perwakilan BKKBN Provinsi dan OPD-KB Kabupaten
dan Kota serta dari Perwakilan BKKBN Provinsi ke OPD-KB
Kabupaten dan Kota.

Agar pemantauan dapat terselenggara dengan baik,


dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sekretaris Utama BKKBN (Tim Pengendali DAK Subbidang
KB Pusat) secara berkala melakukan pemantauan
pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang KB ke Provinsi
dan Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya
kepada Kepala BKKBN;
2. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi cq. Tim Pengendali
DAK Subbidang KB Provinsi secara berkala melakukan
pemantauan pelaksanaan DAK Subbidang KB ke
Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya kepada
Sekretaris Utama BKKBN (Tim Pengendali DAK Subbidang
KB Pusat);

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 221
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3. Kepala OPD-KB cq. Tim Pengendali DAK Subbidang


KB Kabupaten dan Kota secara berkala melakukan
pemantauan pelaksanaan DAK Subbidang KB ke
Kecamatan dan desa serta melaporkan hasilnya kepada
Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.

Pelaksanaan pemantauan butir (1) dan (2) mengacu pada


instrumen yang disusun oleh BKKBN.

B. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk menilai atau mengukur sejauh
mana pelaksanaan pengelolaan DAK Subbidang KB telah
dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Apabila ternyata dalam pelaksanaan DAK
Subbidang KB masih ditemui kekeliruan maka dapat segera
dilakukan perbaikan dengan disertai dukungan data yang
akurat.

Agar pelaksaaan evaluasi dapat terselenggara dengan baik,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sekretaris Utama BKKBN (Tim Pengendali DAK Subbidang
KB Pusat) setiap 3 (tiga) bulan dan sewaktu-waktu apabila
dibutuhkan melakukan evaluasi pelaksanaan DAK
Subbidang KB dan melaporkan hasilnya kepada Kepala
BKKBN;
2. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi cq. Tim Pengendali DAK
Subbidang KB Provinsi setiap 3 (tiga) bulan melakukan
evaluasi pelaksanaan DAK Subbidang KB dan melaporkan
hasilnya kepada Sekretaris Utama BKKBN (Tim Pelaporan,
Pemantauan dan Evaluasi DAK Subbidang KB Pusat);

PETUNJUK OPERASIONAL
222 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3. Kepala OPD-KB cq. Tim Pengendali DAK Subbidang KB


Kabupaten dan Kota setiap 3 (tiga) bulan melakukan
evaluasi pelaksanaan DAK Subbidang KB dan melaporkan
hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kota.
4. BKKBN cq. Tim Pengendali DAK Pusat melakukan evaluasi
dan kajian atas laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan
penyerapan dana dan capaian output kegiatan DAK Fisik
yang telah terverifikasi oleh Perwakilan BKKBN Provinsi
cq. Tim Pengendali DAK Perwakilan BKKBN Provinsi.

PETUNJUK OPERASIONAL
PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB 223
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB VIII
PENUTUP
Dana Alokasi Khusus Subbidang KB diarahkan untuk mendukung
tercapainya sasaran prioritas pembangunan Kependudukan, KB
dan Pembangunan Keluarga dalam upaya pencapaian target/
sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Strategis
(Renstra) BKKBN 2020-2024. Oleh karena itu, pedoman ini dibuat
untuk dijadikan panduan oleh Pemerintahan Kabupaten dan
Kota agar dalam menggunakan Dana Alokasi Khusus Subbidang
KB sesuai pada tujuan dan sasaran srategis BKKBN yang diikuti
dengan perumusan indikator-indikator dalam pencapaian sasaran
strategis, tentunya harus bermuara pada upaya pencapaian
target/sasaran Program KKBPK yang telah ditetapkan di dalam
RPJMN dan Renstra BKKBN TA 2020-2024.

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN


DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,

TTD

HASTO WARDOYO

Salinan sesuai dengan aslinya


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Humas,

Komari, SH, MH
NIP. 19600920 198203 1 005

PETUNJUK OPERASIONAL
224 PENGGUNAAN DAK SUBBIDANG KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana
BOKB
Bantuan Operasional Keluarga Berencana
TAHUN ANGGARAN 2020

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL


TAHUN 2020

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) i


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

ii PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI iii
- Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana
Tahun Anggaran 2020 v

- BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Tujuan 7
C. Ruang Lingkup 8
D. Batasan Pengertian 9

- BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI BOKB 21


A. Kebijakan 21
B. Strategi 23

- BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BOKB 29
A. Penguatan Koordinasi Pelaksanaan 29
B. Mekanisme penganggaran, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban BOKB dalam APBD 30

- BAB IV PENGGUNAAN BOKB 33


A. Biaya operasional bagi Balai Penyuluhan KB 33
B. Biaya operasional distribusi alat dan obat
kontrasepsi 37

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) iiiiii


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

C. Biaya operasional integrasi program KKBPK 39


D. Operasional pembinaan Program KKBPK 44
E. Biaya Dukungan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) dan Manajemen 46

- BAB V PELAPORAN 51
1. Mekanisme Penyampaian Laporan 51
2. Formulir Penyusunan Laporan 52

- BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI 61
A. Pemantauan dan evaluasi penggunaan dana
BOKB 61
B. Tata cara dan waktu pemantauan dan evaluasi
penggunaan dana BOKB 61
C. Mekanisme Pemantauan BOKB 62
D. Evaluasi Pelaksanaan BOKB 63

- BAB VII PENUTUP 65

iviv PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN


DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA
BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2020

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) vv


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

vi PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
SALINAN

PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN


DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Badan Kependudukan dan


Keluarga Berencana Nasional Nomor 1 Tahun 2019
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Keluarga Berencana masih belum dapat
menampung perkembangan Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
sehingga perlu diganti;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 5 ayat (15) Peraturan Presiden Nomor 78
Tahun 2019 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2020, perlu menetapkan
Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana Tahun
Anggaran 2020;

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) vii


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang


Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5080);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 322);
4. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2019 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 220);
5. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Nomor 273/PER/B4/2014

viii PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan


Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;
6. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Provinsi;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA
BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2020.

Pasal 1
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional
Keluarga Berencana Tahun Anggaran 2020 dimaksudkan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan bantuan operasional
keluarga berencana pemerintah daerah kabupaten/kota.

Pasal 2
Dana bantuan operasional keluarga berencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1, terdiri atas:
a. biaya operasional bagi balai penyuluhan keluarga
berencana;
b. biaya operasional distribusi alat dan obat kontrasepsi
dari gudang organisasi perangkat daerah kabupaten/kota
yang menangani urusan pemerintahan bidang
pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
c. biaya operasional integrasi program kependudukan,
keluarga berencana, dan pembangunan keluarga serta
program pembangunan lainnya di kampung keluarga
berencana;

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) ix


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

d. operasional pembinaan program kependudukan, keluarga


berencana, dan pembangunan keluarga bagi masyarakat
oleh kader pembantu pembina keluarga berencana
desa/kelurahan dan sub pembantu pembina keluarga
berencana desa/kelurahan; dan
e. biaya dukungan komunikasi, informasi, dan edukasi
serta manajemen.

Pasal 3
Ketentuan teknis penggunaan dana bantuan operasional
keluarga berencana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan
ini.

Pasal 4
Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Peraturan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Nomor 1 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 871) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

x PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
486 Kab. Serang 2.348.766.000 114.264.000 2.606.288.000 224.680.000 2.830.968.000 1.956.000.000 146.450.000 104.640.000 251.090.000 7.501.088.000

487 Kab. Tangerang 1.565.844.000 231.012.000 2.606.288.000 224.680.000 2.830.968.000 1.644.000.000 146.450.000 104.640.000 251.090.000 6.522.914.000

488 Kota Cilegon 223.692.000 62.100.000 898.720.000 - 898.720.000 258.000.000 40.400.000 104.640.000 145.040.000 1.587.552.000

489 Kota Serang 671.076.000 84.456.000 674.040.000 - 674.040.000 396.000.000 30.300.000 104.640.000 134.940.000 1.960.512.000
490 Kota Tangerang - - - - - - - - - -

491 Kota Tangerang Selatan - 355.212.000 786.380.000 - 786.380.000 324.000.000 35.350.000 104.640.000 139.990.000 1.605.582.000

492 Provinsi Bangka Belitung


Kab. Bangka BADAN KEPENDUDUKAN- DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
493 849.120.000 40.324.000 671.040.000 209.700.000 880.740.000 486.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.399.544.000
Kab. Bangka Barat
494 636.840.000 21.348.000 503.280.000 209.700.000 712.980.000 384.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 1.888.428.000
Kab. Bangka Selatan
495 849.120.000 26.092.000 671.040.000 209.700.000 880.740.000 318.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.217.312.000

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


Kab. Bangka Tengah
496 636.840.000 23.720.000 629.100.000 - 629.100.000 378.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 1.800.920.000
Kab. Belitung
497 - 33.208.000 524.250.000 - 524.250.000 294.000.000 25.250.000 102.960.000 128.210.000 979.668.000
Kab. Belitung Timur

pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya


498 742.980.000 23.720.000 733.950.000 - 733.950.000 234.000.000 35.350.000 102.960.000 138.310.000 1.872.960.000
Kota Pangkal Pinang
499 424.560.000 42.696.000 733.950.000 - 733.950.000 252.000.000 35.350.000 102.960.000 138.310.000 1.591.516.000

500 Provinsi Gorontalo -

501 Kab. Boalemo 754.292.000 dalam Berita Negara Republik Indonesia.


40.868.000 599.144.000 213.980.000 813.124.000 492.000.000 35.350.000 103.440.000 138.790.000 2.239.074.000

502 Kab. Bone Bolango 1.939.608.000 93.756.000 1.540.656.000 213.980.000 1.754.636.000 990.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 4.972.340.000

503 Kab. Gorontalo 2.047.364.000 69.716.000 1.626.248.000 213.980.000 1.840.228.000 1.230.000.000 95.950.000 103.440.000 199.390.000 5.386.698.000

504 Kab. Gorontalo Utara 1.185.316.000 52.888.000 1.176.890.000 - 1.176.890.000 738.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 3.312.084.000

505 Kab. Pohuwato 1.400.828.000 40.868.000 1.112.696.000 213.980.000 1.326.676.000 624.000.000 65.650.000 103.440.000 169.090.000 3.561.462.000

506 Kota Gorontalo 969.804.000 55.292.000 962.910.000 - 962.910.000 300.000.000 45.450.000 103.440.000 148.890.000 2.436.896.000

507 Provinsi Kepulauan Riau -

508

509
Kab. Bintan

Kab. Karimun
326.457.000

217.638.000
38.080.000

35.700.000
1.053.850.000

1.011.696.000
Ditetapkan di Jakarta
-

210.770.000
1.053.850.000

1.222.466.000
306.000.000

426.000.000
50.500.000

60.600.000
103.080.000

103.080.000
153.580.000

163.680.000
1.877.967.000

2.065.484.000

510 Kab. Kepulauan Anambas 761.733.000 23.800.000 737.695.000 - 737.695.000 324.000.000 35.350.000 103.080.000 138.430.000 1.985.658.000

511 Kab. Lingga - 30.940.000 843.080.000 pada tanggal 27 Desember 2019


210.770.000 1.053.850.000 492.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 1.730.370.000

512 Kab. Natuna 652.914.000 42.840.000 1.264.620.000 210.770.000 1.475.390.000 456.000.000 75.750.000 103.080.000 178.830.000 2.805.974.000

513 Kota Batam 1.305.828.000 199.920.000 1.264.620.000 - 1.264.620.000 384.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.318.048.000

514 Kota Tanjung Pinang 108.819.000 23.800.000 421.540.000 - 421.540.000 108.000.000 20.200.000 103.080.000 123.280.000 785.439.000

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN


515 Provinsi Papua Barat -

516 Kab. Fak Fak 1.335.280.000 38.220.000 1.586.032.000 233.240.000 1.819.272.000 894.000.000 85.850.000 108.000.000 193.850.000 4.280.622.000

517 Kab. Kaimana 267.056.000 17.836.000 653.072.000 233.240.000 886.312.000 516.000.000 35.350.000 108.000.000 143.350.000 1.830.554.000

518 Kab. Manokwari 1.068.224.000 127.400.000 839.664.000 DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
233.240.000 1.072.904.000 1.038.000.000 45.450.000 108.000.000 153.450.000 3.459.978.000

519 Kab. Manokwari Selatan 133.528.000 20.384.000 559.776.000 233.240.000 793.016.000 342.000.000 30.300.000 108.000.000 138.300.000 1.427.228.000

520

521
Kab. Maybrat

Kab. Pegunungan Arfak


267.056.000

-
20.384.000

17.836.000
2.239.104.000

932.960.000
REPUBLIK INDONESIA,
233.240.000

233.240.000
2.472.344.000

1.166.200.000
1.560.000.000

996.000.000
121.200.000

50.500.000
108.000.000

108.000.000
229.200.000

158.500.000
4.548.984.000

2.338.536.000

522 Kab. Raja Ampat 1.602.336.000 71.344.000 2.239.104.000 233.240.000 2.472.344.000 726.000.000 121.200.000 108.000.000 229.200.000 5.101.224.000

523 Kab. Sorong 1.468.808.000 89.180.000 2.798.880.000 233.240.000 3.032.120.000 1.512.000.000 151.500.000 108.000.000 259.500.000 6.361.608.000

TTD
524 Kab. Sorong Selatan 1.068.224.000 48.412.000 1.399.440.000 233.240.000 1.632.680.000 738.000.000 75.750.000 108.000.000 183.750.000 3.671.066.000

525 Kab. Tambrauw 1.735.864.000 28.028.000 2.705.584.000 233.240.000 2.938.824.000 1.296.000.000 146.450.000 108.000.000 254.450.000 6.253.166.000

526 Kab. Teluk Bintuni 801.168.000 20.384.000 2.239.104.000 233.240.000 2.472.344.000 702.000.000 121.200.000 108.000.000 229.200.000 4.225.096.000

527 Kab. Teluk Wondama 1.468.808.000 2.548.000 1.212.848.000 233.240.000 1.446.088.000 456.000.000 65.650.000 108.000.000 173.650.000 3.547.094.000

HASTO WARDOYO
528 Kota Sorong 1.068.224.000 94.276.000 932.960.000 233.240.000 1.166.200.000 246.000.000 50.500.000 108.000.000 158.500.000 2.733.200.000

529 Provinsi Sulawesi Barat -

530 Kab. Majene 934.344.000 31.564.000 695.008.000 217.190.000 912.198.000 492.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.514.306.000

531 Kab. Mamasa 1.751.895.000 46.132.000 1.476.892.000 217.190.000 1.694.082.000 1.086.000.000 85.850.000 103.800.000 189.650.000 4.767.759.000

532 Kab. Mamuju 1.167.930.000 82.552.000 955.636.000 217.190.000 1.172.826.000 606.000.000 55.550.000 103.800.000 159.350.000 3.188.658.000

533

534
Kab. Mamuju Tengah

Kab. Pasangkayu
Diundangkan di Jakarta
583.965.000

1.401.516.000
29.136.000

60.700.000
434.380.000

1.303.140.000
217.190.000

-
651.570.000

1.303.140.000
324.000.000

378.000.000
25.250.000

60.600.000
103.800.000

103.800.000
129.050.000

164.400.000
1.717.721.000

3.307.756.000

535 Kab. Polewali Mandar 1.751.895.000 67.984.000 1.390.016.000 217.190.000 1.607.206.000 1.002.000.000 80.800.000 103.800.000 184.600.000 4.613.685.000

536 pada tanggal 31 Desember 2019


Provinsi Kalimantan Utara -

537 Kab. Bulungan - 31.148.000 851.640.000 212.910.000 1.064.550.000 486.000.000 50.500.000 103.320.000 153.820.000 1.735.518.000

538 Kab. Malinau 110.477.000 28.752.000 1.277.460.000 212.910.000 1.490.370.000 654.000.000 75.750.000 103.320.000 179.070.000 2.462.669.000

539 Kab. Nunukan 552.385.000 40.732.000 1.618.116.000 212.910.000 1.831.026.000 1.440.000.000 95.950.000 103.320.000 199.270.000 4.063.413.000

540 Kota Tarakan - 33.544.000 425.820.000 - 425.820.000 120.000.000 20.200.000 103.320.000 123.520.000 702.884.000

541 Kab. Tana Tidung DIREKTUR JENDERAL


110.477.000 14.376.000 532.275.000 - 532.275.000 192.000.000 25.250.000 103.320.000 128.570.000 977.698.000
TOTAL NASIONAL 603.820.540.000 43.404.876.000 676.710.851.000 56.104.570.000 732.815.421.000 498.390.000.000 36.208.778.000 52.727.640.000 88.936.418.000 1.967.367.255.000

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
TTD DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

WIDODO EKATJAHJANA REPUBLIK INDONESIA,


TTD
HASTO INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK WARDOYOTAHUN 2019 NOMOR 1732

Salinan
Salinan sesuai
sesuai dengan aslinya
dengan aslinya
Badan
BadanKependudukan
Kependudukan dan Keluarga Berencana
dan Keluarga BerencanaNasional
Nasional,
Kepala
KepalaBiro
BiroHukum,
Hukum,Organisasi
Organisasi,dan
danHumas
Humas,

Komari
Komari, SH,
NIP. 19600920 MH 1 005
198203
NIP. 19600920 198203 1 005

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) xi


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

xii PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PENDAHULUAN

BAB I

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 1


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

2 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

LAMPIRAN I
PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA NASIONAL
NOMOR 11 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA
BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA
BERENCANA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dasar hukum Dana Alokasi Khusus (DAK) yang utama adalah
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
dimana dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa
Dana Alokasi Khusus (DAK) dialokasikan kepada daerah
tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah. Kemudian, berdasarkan Undang-Undang
Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga, penduduk merupakan titik
sentral dalam pembangunan berkelanjutan, sehingga harus
dilaksanakan secara terencana di segala bidang untuk
menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan
kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang
tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi
mendatang. Dana Alokasi Khusus merupakan salah satu solusi

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 3


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

untuk mengisi gap (celah) dalam sinkronisasi penyelenggaraan


pembangunan berkelanjutan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah, terutama dalam meningkatkan dukungan, baik
dukungan sarana dan prasarana (melalui DAK Fisik) maupun
dukungan operasional (DAK Non Fisik) yang terkait program/
kegiatan prioritas pembangunan nasional yang merupakan
urusan Pemerintah Daerah.

Dasar hukum lain yang juga perlu diperhatikan adalah Undang-


Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
yang menyatakan bahwa urusan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana (KB) merupakan urusan pemerintahan
wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dan
kewenangannya secara konkuren terbagi menjadi kewenangan
pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana (KB) yang dioperasionalkan
dalam Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) bertujuan untuk mewujudkan
Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk yang
Seimbang. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu didukung
berbagai kegiatan prioritas, antara lain kegiatan-kegiatan
dalam upaya mengendalikan angka kelahiran dan menurunkan
angka kematian Ibu dan Anak, meningkatkan Angka Prevalensi
Pemakaian Kontrasepsi Modern (mCPR), menurunkan tingkat
kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need), serta
upaya perwujudan Penduduk Tumbuh seimbang (PTS) dan
menghasilkan Bonus Demografi dan upaya pengendalian
penduduk untuk berkontribusi pada pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.

4 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Untuk memastikan berbagai kegiatan prioritas Program


KKBPK dapat berjalan dengan baik di seluruh tingkatan
wilayah, dibutuhkan komitmen Pemerintah Daerah
(Kabupaten dan Kota) terhadap urusan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana. Salah satu bentuk
komitmen yang diharapkan adalah tingkat kontribusi APBD
yang dialokasikan untuk berbagai kegiatan operasional yang
mengacu pada kegiatan prioritas pembangunan nasional
(sesuai kewenangannya), serta alokasi dukungan sarana
prasarana untuk penyelenggaraan Program KKBPK. Apabila
komitmen tersebut tidak optimal maka akan berdampak
pada sulitnya pencapaian target/sasaran Program KKBPK
yang sudah ditetapkan, baik di dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Strategis,
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahunan maupun dalam
RPJMD dan RKPD Kabupaten dan Kota.

Untuk mengurangi ketimpangan alokasi anggaran program/


kegiatan prioritas pembangunan nasional, Pemerintah melalui
anggaran Transfer Ke daerah dan Dana Desa (TKDD) telah
mengalokasikan DAK Fisik dan Nonfisik bagi Kabupaten dan
Kota. Hal ini diamanatkan dalam pasal 298 ayat (7) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah, bahwa belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai
kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan nonfisik.
Dalam hal ini, BKKBN telah berkordinasi dengan Kementerian
Keuangan RI dan Kementerian PPN/Bappenas untuk dapat
membantu Pemerintah Daerah (Kabupaten dan Kota) dalam

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 5


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

menyelenggarakan urusan konkuren Pemerintah Daerah


terkait Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (KB)
melalui Alokasi DAK Fisik dan Non Fisik.

Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat strategis bagi


BKKBN sebagai tahun pertama penyelenggaraan RPJMN 2020-
2024 dan Renstra BKKBN 2020-2024, untuk itu diperlukan
berbagai strategi operasional yang dapat memberikan
daya ungkit terhadap upaya pencapaian target dan sasaran
Program KKBPK. Berbagai kegiatan prioritas telah disusun
melalui alokasi APBN yang dapat dilaksanakan sampai
dengan level Perwakilan BKKBN Provinsi. Tetapi hal tersebut
harus didukung dengan mekanisme penganggaran lain yang
dapat digunakan pada tataran operasional kegiatan prioritas
di tingkat lini lapangan (Kabupaten dan Kota, Kecamatan,
serta Desa/Kelurahan). BKKBN dengan persetujuan dari
Kementerian Keuangan RI dan Kementerian PPN/Bappenas
mengalokasikan DAK Nonfisik dalam bentuk Bantuan
Operasional Keluarga Berencana (BOKB) yang bersifat
bantuan untuk dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten dan Kota secara optimal dalam pelaksanaan
kegiatan operasional Program KKBPK, serta dapat disinergikan
dengan berbagai kegiatan operasional lain yang dialokasikan
dari APBD dan dana transfer lainnya untuk mendukung
pencapaian target/sasaran Program KKBPK.

6 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Secara umum Bantuan Operasional Keluarga
Berencana (BOKB) bertujuan untuk membantu
Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota dalam
melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan
guna memberikan dukungan terhadap upaya
pencapaian target/sasaran prioritas pembangunan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK).
2. Tujuan Khusus:
Secara khusus, BOKB bertujuan untuk memberikan
dukungan dana operasional kepada Kabupaten
dan Kota dalam lingkup menu utama yang telah
ditetapkan, yaitu:
a. dukungan dana operasional kegiatan bagi Balai
Penyuluhan KB dalam upaya pencapaian tujuan
Program Kependudukan, KB dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) secara Nasional;
b. dukungan dana operasional pendistribusian
alat dan obat kontrasepsi dari Gudang OPD-KB
Kabupaten dan Kota ke setiap fasilitas kesehatan
yang teregistrasi dalam sistem informasi
manajemen BKKBN dan/atau bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan;
c. menyediakan dana operasional untuk
mendukung integrasi Program KKBPK dan
program pembangunan lainnya di Kampung
Keluarga Berencana;

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 7


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

d. dukungan operasional pembinaan Program


KKBPK bagi masyarakat oleh Kader Pembantu
Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD dan
sub PPKBD); dan
e. menyediakan dukungan dana operasional media
KIE dan manajemen BOKB.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Bantuan Operasional Keluarga Berencana
(BOKB) adalah:
1. Seluruh Balai Penyuluhan KB yang telah selesai
dibangun sampai dengan tahun berjalan dan telah
dioperasionalkan (didukung dengan surat keterangan
Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota sesuai dengan
ketentuan yang berlaku), serta telah melaporkan
secara online dalam K/O/Balai Penyuluhan ke
Direktorat Bina Lini Lapangan BKKBN Pusat.
2. Pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari gudang
OPD-KB Kabupaten dan Kota ke seluruh fasilitas
kesehatan keluarga berencana yang teregistrasi
dalam sistem informasi manajemen BKKBN dan/atau
telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
3. Kampung KB yang telah dicanangkan dan telah
mendapatkan pengukuhan dari pemerintah daerah
(didukung dengan SK struktur organisasi Kampung
KB).
4. Operasional pembinaan program Kependudukan,

8 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga


(KKBPK) oleh kader (PPKBD dan Sub PPKBD) yang
disesuaikan dengan detail rincian.
5. Dukungan media KIE dan manajemen BOKB,
mencakup penyediaan media cetak, elektronik dan
luar ruang, terkait promosi Program KKBPK, serta
pembiayaan honorarium pengelola keuangan,
dukungan kegiatan koordinasi, pembinaan,
monitoring dan evaluasi.

D. Batasan Pengertian
1. Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana
Kabupaten dan Kota yang selanjutnya disebut
OPD-KB Kabupaten dan Kota adalah Dinas/Badan
Kabupaten dan Kota yang menyelenggarakan urusan
Pemerintah bidang Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana.
2. Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana
yang selanjutnya disebut BOKB adalah DAK Nonfisik
yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk
melaksanakan kegiatan yang disesuaikan dengan
kewenangan daerah dalam mendukung upaya
pencapaian sasaran prioritas pembangunan
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK). Jenis belanja BOKB
adalah belanja langsung berupa belanja barang dan
jasa untuk kegiatan operasional.

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 9


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3. Balai Penyuluhan Keluarga Berencana yang


selanjutnya disebut Balai Penyuluhan KB adalah
bangunan yang dibangun dari anggaran DAK Fisik
dan/atau bangunan yang dibangun dari Dana APBD
dan/atau bangunan yang dialih fungsikan menjadi
balai penyuluhan KB yang diserahkan kepada OPD-
KB dengan surat ketetapan Kepala Daerah dan
berfungsi sebagai tempat untuk merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi program KKBPK,
serta untuk mengendalikan dan membina petugas
lapangan KB/pengelola (Penyuluh KB dan Petugas
Lapangan KB, Institusi Masyarakat Perdesaan/
Perkotaan yang meliputi PPKBD dan Sub PPKBD, dan
mitra kerja) dalam melaksanakan Program KKBPK di
tingkat kecamatan.
4. Operasional Penyuluhan Keluarga Berencana adalah
kegiatan-kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE) tentang program KKBPK oleh petugas lapangan
(PKB/PLKB) dan/atau kader (PPKBD/Sub PPKBD)
dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap,
dan perilaku, keluarga dan/atau masyarakat.
5. Operasional Pengolahan Data tingkat kecamatan
adalah proses pengolahan data rutin dan non-rutin
setiap bulan atau berkala dengan kegiatan utama
berupa rekapitulasi data pengendalian lapangan
(Dalap), data pelayanan kontrasepsi (Pelkon), serta
pemutakhiran data basis data keluarga Indonesia
(Pendataan Keluarga) dan data dasar program KKBPK

10 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

yang dilakukan pada sub menu penyiapan program


KKBPK berbasis data oleh kader (PPKBD/Sub PPKBD).
6. Akses internet adalah media yang digunakan
pengguna untuk koneksi ke internet. Terdapat
dua metode akses internet yaitu akses internet
menggunakan kabel (wired) dan tanpa kabel (wireless).
7. Akses Internet Tanpa Kabel (Wireless) berupa Access
Point atau Modem (modulator-demodulator).
8.
Modem adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menghubungkan komputer dengan internet melalui
telepon, line kabel, nirkabel dari penyedia jasa
telekomunikasi lainnya.
9.
Access point adalah perangkat keras jaringan
komputer yang berfungsi untuk memancarkan sinyal
nirkabel Internet dari perusahaan penyedia layanan
internet yang berfungsi sama dengan modem.
10.
Staff meeting adalah pertemuan perencanaan dan
evaluasi internal petugas KB se-Kecamatan dan/atau
Kepala UPTD/koordinator atau yang setara dengan
penyuluh KB yang dipimpin oleh Kepala UPTD atau
Koordinator dan merupakan wahana pembinaan
koordinasi dan pembahasan teknis pelaksanaan
Program KKBPK di tingkat Kecamatan dan dilakukan
secara periodik di Balai Penyuluhan KB.
11. Rapat Teknis adalah pertemuan teknis evaluasi
dan pelaksanaan Program KKBPK yang dihadiri
oleh kader (PPKBD/Sub PPKBD) yang dilaksanakan
secara periodik di Balai Penyuluhan KB dipimpin oleh

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 11


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

penyuluh KB (Petugas Lapangan KB) dan/atau Kepala


UPTD/Koordinator perwakilan atau setara.
12. Distribusi alat dan obat kontrasepsi adalah proses
penyaluran alat dan obat kontrasepsi dari gudang
OPD-KB Kabupaten dan Kota ke seluruh fasilitas
kesehatan KB. Dalam hal OPD-KB Kabupaten dan
Kota tidak memiliki gudang alokon atau jika ada
Peraturan Daerah tentang penyaluran alokon
melalui satu pintu yaitu gudang instalasi farmasi/
dinas kesehatan kabupaten dan kota, maka dapat
dilakukan dari gudang instalasi farmasi ke seluruh
fasilitas kesehatan KB.
13.
Fasilitas Kesehatan Keluarga Berencana yang
selanjutnya disebut Faskes KB adalah fasilitas
kesehatan yang memberikan pelayanan kontrasepsi,
berlokasi dan terintegrasi di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) dan di Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), dikelola oleh
pemerintah termasuk TNI, Polri maupun swasta dan
lembaga swadaya masyarakat serta telah teregistrasi
dalam sistem informasi manajemen BKKBN dan/atau
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kepala OPD-KB Kabupaten
dan Kota.
14.
Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat
desa/kelurahan yang setara dengan kriteria
tertentu dimana terdapat keterpaduan program
pembangunan antara Program Kependudukan, KB

12 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

dan Pembangunan Keluarga dan pembangunan


sektor terkait dalam upaya peningkatan kualitas
hidup keluarga dan masyarakat yang ditetapkan
dengan surat penetapan oleh pejabat yang
berwenang.
15. Pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB
adalah pertemuan di Kampung KB untuk membahas
usulan, rencana, pelaksanaan, monitoring-evaluasi,
dan permasalahan yang timbul pada kegiatan
program KKBPK dan program pembangunan lainnya
di Kampung KB, yang dihadiri oleh Kepala OPD-
KB Kabupaten dan Kota dan Organisasi Perangkat
Daerah lintas sektor, Camat, Kepala Desa/Lurah,
PKB/PLKB, Ketua PKK tingkat desa/kecamatan dan
PPKBD/ Sub PPKBD dan anggota kelompok kerja.
16.
Pertemuan Forum Musyawarah Tingkat Desa
Kampung KB adalah pertemuan di Kampung KB
yang membahas rencana teknis untuk membangun
kesepahaman dan penguatan dukungan kegiatan
di Kampung KB, yang dihadiri oleh Kepala OPD-KB
Kabupaten dan Kota, Badan Permusyawaratan Desa
(BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD), tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
adat, petugas lapangan instansi terkait dan kader
kelompok kegiatan yang dipimpin oleh ketua pokja
kampung KB.
17. Mini Lokakarya Kampung KB adalah pertemuan
di Kampung KB untuk membahas perencanaan

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 13


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

atau kesepakatan terkait program KKBPK melalui


pertemuan antara petugas KB tingkat kecamatan
dengan perangkat desa/dinas kesehatan atau mitra
setempat dalam menggalang kerjasama tim untuk
penggerakan dan pelaksanaan program KKBPK di
kampung KB sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun.
18. Pertemuan edukasi pengasuhan 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) adalah penyuluhan pada Kelompok
BKB yang menyampaikan tentang pencegahan
dan penurunan masalah anak stunting yang
menggunakan alat bantu BKB Kit Emas (Eliminasi
Masalah Anak Stunting). Alat bantu (BKB Kit Emas)
tersebut spesifikasinya terdapat dalam menu DAK
Fisik Penugasan Sub Bidang Penurunan Stunting
yang meliputi: 1) Buku Saku pengasuhan 1000 HPK;
2) Modul BKB Emas yang materinya terdiri dari 6
(enam) pertemuan; dan 3) Alat Permainan Edukatif
(APE), dengan sasaran pertemuan adalah ibu hamil
dam orang tua yang memiliki anak 0-24 bulan.
19. Pertemuan refreshing materi pengasuhan 1000 HPK
adalah pertemuan untuk mengevaluasi pemahaman
tentang materi pengasuhan 1000 HPK melalui
simulasi ular tangga dalam modul BKB Emas dan
kalender pengasuhan, dengan sasaran peserta
pertemuan diantaranya ibu hamil, orang tua yang
memiliki anak usia 0-24 bulan di Kampung KB.
Pertemuan ini dipimpin oleh Penyuluh KB dan atau

14 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Petugas Lapangan KB atau petugas lainnya yang


berkompeten.
20. Kelompok Kegiatan yang selanjutnya disingkat Poktan
adalah kelompok masyarakat yang melaksanakan
dan mengelola kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB),
Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia
(BKL), pembinaan Usaha Ekonomi Keluarga melalui
kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) dan Pusat Informasi Konseling
Remaja (PIK-R) dalam upaya mewujudkan ketahanan
keluarga.
21. Kampung KB Percontohan adalah kampung KB
yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas OPD-KB
Kabupaten dan Kota sebagai percontohan bagi
kampung KB lainnya dalam hal pengelolaan dan
pengoptimalan segala potensi kampung KB.
22. Penyiapan program KKBPK berbasis data oleh
kader adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pencatatan dan pengumpulan data dasar program
KKBPK yang dilaksanakan di tingkat desa/kelurahan
secara berkala oleh PPKBD dan Sub PPKBD sebagai-
mana formulir yang telah dibakukan; Selanjutnya,
data tersebut akan diserahkan kepada PKB atau PLKB
setempat (jika ada) atau kepada petugas dari OPD-KB
setempat (jika tidak memiliki PKB atau PLKB) untuk
dikompilasi di tingkat kabupaten dan kota.
23.
Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa/
Kelurahan (PPKBD) adalah seorang atau beberapa

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 15


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

orang kader dalam wadah organisasi yang secara


sukarela berperan aktif melaksanakan dan mengelola
Program Kependudukan, KB dan Pembangunan
Keluarga tingkat desa/kelurahan yang ditetapkan/
diangkat oleh Kepala Desa/Lurah.
24. Sub Pembantu Pembina KB Desa/Kelurahan (Sub
PPKBD) adalah seorang atau beberapa orang kader
dalam wadah organisasi yang secara sukarela
berperan aktif melaksanakan dan mengelola program
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga
tingkat Dusun/RW yang ditetapkan/diangkat oleh
Kepala Desa/Lurah.
25. Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KKBPK
adalah sarana/media/saluran untuk menyampaikan
pesan dan gagasan, baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada khalayak dalam rangka
mendukung pelaksanaan program KKBPK sesuai
dengan kearifan lokal.
26. Dukungan manajemen adalah dukungan operasional
untuk pembiayaan pengelola keuangan BOKB, ATK,
termasuk rapat-rapat atau pertemuan dalam rangka
pembinaan, monitoring dan evaluasi dalam lingkup
pengelolaan dana BOKB.
27. Honorarium Narasumber adalah honorarium yang
diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur
Sipil Negara/Anggota Polri/TNI dan nonpegawai
Aparatur Sipil Negara yang memberikan informasi/
pengetahuan dalam kegiatan rapat/pertemuan/

16 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

koordinasi/sosialisasi/bimbingan teknis/ kegiatan


sejenis yang dilaksanakan oleh OPD-KB.
28. Honorarium Fasilitator adalah honorarium yang
diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur
Sipil Negara/Anggota Polri/TNI dan nonpegawai
Aparatur Sipil Negara yang memimpin kegiatan
penyuluhan KB/staff meeting/rapat teknis/orientasi/
forum musyawarah/lokakarya mini/kegiatan berbasis
kelompok kegiatan/kegiatan penanganan stunting/
orientasi kader/kegiatan sejenis yang dilaksanakan
dalam lingkup pendanaan BOKB.
29. Honorarium Satuan Pengamanan dan Pramusaji
adalah honorarium yang diberikan hanya kepada
nonpegawai Aparatur Sipil Negara yang ditunjuk
untuk melakukan kegiatan sesuai dengan tugas
dan fungsinya sebagai satpam, dan pramusaji
berdasarkan surat keputusan pejabat yang
berwenang/kontrak kerja.
30.
Satuan Biaya Pemeliharaan Sarana Kantor
adalah Satuan biaya pemeliharaan sarana kantor
merupakan indeks satuan biaya yang digunakan
untuk perencanaan kebutuhan dalam rangka
mempertahankan barang inventaris kantor/dan atau
Balai Penyuluhan KB dan atau Gudang alokon (yang
digunakan langsung oleh pegawai, khususnya meja
dan kursi), personal computer/notebook, printer, AC
split, dan genset serta pemeliharaan Balai Penyuluhan
KB agar berada dalam kondisi normal (beroperasi

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 17


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

dengan baik). Untuk biaya pemeliharaan genset tidak


termasuk kebutuhan bahan bakar minyak.
31. Satuan Biaya Transpor Kegiatan Dalam Kabupaten/
Kota Pergi Pulang (PP) adalah satuan biaya transpor
kegiatan dalam kabupaten/kota merupakan satuan
biaya untuk kebutuhan biaya transportasi Pejabat
Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/Anggota
Polri/TNl/ nonpegawai Aparatur Sipil Negara/pihak
lain dalam melakukan kegiatan dalam batas wilayah
suatu kabupaten/kota PP yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan yang didanai BOKB. Untuk
kegiatan dalam kabupaten/kota yang memerlukan
biaya melebihi satuan biaya yang ditetapkan
(termasuk moda transportasi udara dan/ atau air)
dapat diberikan secara at cost.

18 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

KEBIJAKAN DAN
STRATEGI BOKB

BAB II

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 19


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

20 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB II
KEBIJAKAN DAN
STRATEGI BOKB
A. Kebijakan
1. Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota sesuai
kewenangannya wajib mengalokasikan anggaran
untuk urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana melalui alokasi APBD serta dapat didukung
oleh TKDD yang di dalamnya terdapat DAK Fisik dan
BOKB.

2. Pengalokasian dana BOKB untuk operasional Balai


Penyuluhan KB, operasional distribusi alat dan obat
kontrasepsi (alokon), operasional penggerakan
program KKBPK di Kampung KB, operasional
pembinaan program KB bagi masyarakat oleh kader,
serta dukungan media KIE dan manajemen BOKB
disusun berdasarkan harga satuan yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/
PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan
(SBM) Tahun Anggaran 2020, sedangkan untuk
harga satuan yang tidak ada dalam SBM maka telah
dilakukan perhitungan perkiraan harga oleh BKKBN
berdasarkan harga rata-rata nasional. Apabila
terdapat perbedaan antara SBM Tahun Anggaran
2020 dengan standar biaya yang berlaku dalam

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 21


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

ketentuan daerah di Kabupaten dan Kota maka OPD-


KB dapat melakukan penyesuaian pada volume atau
frekuensi kegiatan sesuai dengan harga satuan yang
berlaku di dalam ketentuan daerah, tetapi tidak dapat
melakukan realokasi anggaran antar menu.

3. OPD-KB Kabupaten dan Kota dalam melaksanakan


dana BOKB agar menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan
BOKB yang berpedoman pada Peraturan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
tentang Petunjuk Teknis BOKB Tahun 2020 dan
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan terkait lainnya.

4. OPD-KB Kabupaten dan Kota penerima BOKB


membuat Surat Ketetapan Kepala Daerah tentang
Pelaksanaan BOKB berdasarkan petunjuk teknis
BOKB.

5. OPD-KB Kabupaten dan Kota agar melakukan


optimalisasi fungsi Balai Penyuluhan KB sebagai
pusat pengendali operasional program KKBPK di lini
lapangan serta dapat meningkatkan pendayagunaan
PKB/PLKB untuk melaksanakan kegiatan prioritas
yang mendukung pencapaian target/sasaran Program
KKBPK, baik melalui alokasi BOKB atau APBD.

6. Alokasi anggaran dan kegiatan BOKB dilaksanakan


dengan mengacu pada petunjuk teknis penggunaan
BOKB serta memperhatikan berbagai ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

22 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

B. Strategi
Atas dasar kebijakan tersebut, maka telah dirumuskan
strategi sebagai berikut:

1. Peningkatan sinergitas sumber pembiayaan Program


KKBPK antara alokasi APBD Kabupaten dan Kota
dengan dana transfer BOKB.

2. Peningkatan kualitas penyusunan Rencana Kerja


BOKB oleh OPD-KB Kabupaten dan Kota dengan
melibatkan petugas lapangan (PKB/PLKB, PPKBD,
SubPPKBD), Pengelola Balai Penyuluh, dan Pokja
Kampung KB, serta berkoordinasi dengan Perwakilan
BKKBN Provinsi masing-masing.

3. Proses Pelaksanaan kegiatan BOKB oleh OPD-KB


Kabupaten dan Kota mengacu pada Peraturan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
tentang Petunjuk Teknis BOKB Tahun 2020 dan
peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.

4. Penguatan sinergitas pelaksanaan tugas Tim


Pengendali DAK Tingkat Pusat dan Tingkat Provinsi
serta Tingkat Kabupaten dan Kota sejak perencanaan
(termasuk data basis), pelaksanaan, pengendalian,
monitoring, evaluasi dan pelaporan BOKB serta
penyampaian laporan realisasi penyerapan anggaran
dan laporan realisasi penggunaan BOKB secara
berkala kepada BKKBN melalui aplikasi MORENA.

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 23


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

5. Peningkatan pemahaman para pengelola dan


Tim pengendali DAK tingkat Kabupaten dan Kota
atas petunjuk teknis penggunaan BOKB yang
telah ditetapkan, serta pemahaman atas berbagai
ketentuan dan peraturan perundang-undangan
lain yang terkait dengan pengelolaan DAK Nonfisik
(BOKB).

6. Penguatan peran dan fungsi Balai Penyuluhan KB


sebagai pusat pengendali operasional program
KKBPK di lini lapangan.

7. Peningkatan koordinasi OPD-KB dengan Badan/


Dinas Keuangan Daerah dan Badan Pengawas
Daerah/Inspektur Wilayah Daerah di Kabupaten dan
Kota, meliputi alokasi, penyaluran, pelaksanaan, dan
pelaporan.

8. Peran tim pengendali DAK tingkat provinsi untuk


pelaksanaan BOKB antara lain.

a. inventarisasi dan melakukan pembahasan teknis


indikasi kebutuhan/usulan Menu/Sub Menu
Kegiatan dengan OPD-KB untuk perencanaan
BOKB (melibatkan OPD-KB Tk Provinsi serta
OPD yang menangani urusan Perencanaan
Pembangunan Daerah Tk. Provinsi dan Kab/
Kota);

b. memberikan masukan/usulan Menu/Sub Menu


Kegiatan (termasuk definisi operasional/target/

24 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

sasaran/output yang diharapkan) yang sesuai


dengan kondisi wilayah;

c. pendampingan kepada OPD-KB Kabupaten/Kota


dalam pemutahiran Data Basis Perencanaan
BOKB;

d. melakukan verifikasi Data Basis Perencanaan


DAK dari OPD-KB Provinsi sebelum dikirimkan
kepada Pengampu (UKE-2) Menu Kegiatan;

e.
koordinasi/fasilitasi konsultasi OPD-KB
Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan BOKB dan
memberikan alternative pemecahan masalah
dalam proses pengelolaan DAK;

f. koordinasi dan fasilitasi pelaporan/realisasi


BOKB; dan

g. melakukan evaluasi dan monitoring berkala


pelaksanaan BOKB tahun sebelumnya dan
inventarisasi permasalahan yang terjadi pada
pelaksanaan tahun berjalan.

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 25


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

26 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PROSEDUR
PELAKSANAN
BOKB

BAB III

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 27


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

28 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB III
PROSEDUR
PELAKSANAN BOKB
A. Penguatan Koordinasi Pelaksanaan
1. Bupati dan Walikota menetapkan pedoman
pengendalian dan pendistribusian kebutuhan alat
dan obat kontrasepsi di daerah Kabupaten dan Kota
mengacu pada Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah Lampiran 1 huruf N.
2. Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota menetapkan
pengelola keuangan BOKB dengan Surat Keputusan
Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota.
3. Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota menetapkan
Faskes KB penerima alokon dengan Surat Keputusan
Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota.
4. Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota menetapkan
Balai Penyuluhan KB (didukung dengan Surat
Keputusan Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota).
5. Kepala daerah kabupaten dan kota menetapkan
suatu wilayah setingkat desa/kelurahan sebagai
kampung KB (didukung dengan Surat Keputusan
Kepala Daerah).
6. Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota menetapkan
Petugas Pengolah Data di Balai Penyuluhan KB,
yaitu PKB atau PLKB, atau jika belum ada Balai

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 29


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Penyuluhannya maka dapat ditunjuk staf OPD-KB


untuk bertanggung jawab di tingkat kecamatan.
7. OPD-KB Kabupaten dan Kota melakukan stock
opname di Faskes KB secara berkala paling sedikit dua
kali dalam setahun, serta secara rutin (triwulanan)
melaksanakan evaluasi dan pemantauan terhadap
permintaan dan persediaan Alokon di Faskes KB.
8. Setiap Faskes KB mengajukan usulan kebutuhan
alokon ke OPD-KB Kabupaten dan Kota.
9. OPD-KB Kabupaten dan Kota menganalisis kelayakan
usulan kebutuhan alokon dan melakukan monitoring
ketersediaan alat dan obat kontrasepsi di setiap
Faskes KB.
10.
Dokumen bukti sebagaimana diatas, wajib
disampaikan dan mendapatkan verifikasi dari BKKBN
sebagai pertimbangan pengalokasian anggaran
BOKB tahun berikutnya.

B. Mekanisme Pengelolaan dan Pertanggung-


jawaban (Keuangan) BOKB dalam APBD
Mekanisme pelaksanaan pengelolaan dan pertanggung-
jawaban anggaran transfer ke daerah dalam
BOKB oleh Pemerintah Daerah berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang mengatur
pengelolaan keuangan daerah dan Pelaksanaan serta
pertanggungjawaban Dana Transfer ke Daerah dan Dana
Desa.

30 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PENGGUNAAN
BOKB

BAB IV

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 31


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

32 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB IV
PENGGUNAAN BOKB
BOKB adalah belanja langsung berupa belanja barang dan
jasa untuk kegiatan operasional yang sifatnya mendukung
pelayanan publik, terdiri dari:
A. Biaya Operasional Bagi Balai Penyuluhan KB
Biaya Operasional Bagi Balai Penyuluhan KB dengan
rincian menu dan urutan prioritas kegiatan sebagai
berikut:
1. Biaya operasional penyuluhan KB:
- Definisi:
Biaya operasional penyuluhan KB adalah biaya
yang digunakan untuk mendukung kegiatan
penyuluhan KB dalam rangka menghasilkan
peserta KB baru dan atau peserta ganti cara ke
Metode kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) melalui
pertemuan penyuluhan secara berkelompok
minimal 5 (lima) kali maupun secara individu.
Sedangkan selebihnya digunakan untuk sosialisasi
Program KKBPK secara umum.
- Lingkup pembiayaan:
Biaya operasional penyuluhan KB terdiri dari
biaya transportasi dan belanja makanan-
minuman (konsumsi) untuk petugas penyuluhan
KB dan/atau masyarakat (calon akseptor), serta
honor fasilitator untuk petugas yang melakukan
penyuluhan KB.

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 33


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

- Sasaran:
Calon akseptor yang akan menjadi peserta KB
Baru yang dibuktikan dengan kartu peserta KB
baru yaitu kartu status peserta KB (K/IV/KB/15)
dan atau calon peserta ganti cara ke MKJP.

2. Biaya operasional pengolahan data:


- Definisi:
Biaya operasional pengolahan data adalah biaya
untuk mendukung kegiatan pencatatan dan
pelaporan data rutin pengendalian lapangan
(dallap) dan pelayanan kontrasepsi (pelkon),
kegiatan pemutakhiran data basis keluarga
Indonesia (PBDKI) dan data dasar Program
KKBPK di wilayah kerja Balai Penyuluhan KB dan
rekapitulasi data yang diterima dari kader (PPKBD
dan Sub PPKBD) oleh Petugas yang ditunjuk
sebagai Pengolah Data di Balai Penyuluhan.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional pengolahan data terdiri dari
belanja makanan-minuman (konsumsi) untuk
petugas pengolah data dan belanja langganan
jasa internet di Balai Penyuluhan KB.
- Sasaran:
Data rutin pengendalian lapangan (dallap), data
pelayanan kontrasepsi (pelkon), pemutakhiran
data basis keluarga Indonesia (PBDKI), dan data
dasar Program KKPBK tingkat desa dan kecamatan
di wilayah kerja Balai Penyuluhan KB.

34 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3. Biaya operasional staff meeting dan rapat teknis:


- Definisi:
Biaya operasional Staff meeting dan rapat teknis
adalah biaya pertemuan untuk mendukung
penyusunan rencana kerja dan evaluasi capaian
program KKBPK pada periode tertentu, khususnya
capaian dari kegiatan penyuluhan KB berupa
peningkatan kesertaan ber-KB, pembinaan
peserta KB, serta hasil dari sosialisasi program
KKBPK secara umum.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional staff meeting dan rapat teknis
terdiri dari belanja makanan-minuman (konsumsi)
untuk petugas dan biaya transportasi dan
honor fasilitator untuk petugas yang memimpin
pertemuan.
- Sasaran:
Pertemuan menghasilkan Rencana Kerja dan
evaluasi capaian program KKBPK pada periode
tertentu.

4. Biaya Orientasi Tenaga Lini Lapangan


- Definisi:
Biaya operasional orientasi Tenaga Lini Lapangan
adalah biaya pertemuan yang dilakukan dalam
rangka menyampaikan pilihan materi sebagai
berikut : 1) KIE dan Advokasi program KKBPK; 2)
pengelolaan data rutin; 3) pengelolaan keuangan
dan manajemen BOKB; 4) pembinaan peserta KB

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 35


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

paska pelayanan kontrasepsi; 5) pengelolaan data


di Rumah Dataku di Kampung KB.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional Orientasi Tenaga Lini Lapangan
terdiri dari biaya transportasi dan belanja
makanan-minuman (konsumsi) untuk peserta
serta honor fasilitator untuk petugas yang
memberikan materi.
- Sasaran:
Tenaga Lini Lapangan, termasuk kader, terhadap
materi yang menjadi prioritas di Balai Penyuluhan KB.

5. Biaya Alat Tulis Kantor (ATK):


Adalah biaya yang dipergunakan sebagai dukungan
kegiatan di Balai Penyuluhan KB diantaranya
digunakan untuk pembelian ATK, penggandaan
materi/formulir, penjilidan dan/atau fotokopi.

6. Biaya langganan daya dan jasa:


Biaya langganan daya dan jasa adalah biaya untuk
membayar listrik dan/atau telepon, air, serta internet
yang dipergunakan di Balai Penyuluhan KB.

7. Biaya Pemeliharaan, Pramusaji dan Pengamanan


Balai Penyuluhan KB:
a. biaya pemeliharaan Balai Penyuluhan KB adalah
biaya untuk mendukung kondisi Balai Penyuluhan
KB agar tetap layak digunakan, diantaranya yaitu
pemeliharaan gedung balai penyuluhan KB
dan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana
perkantoran; dan

36 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

b.
biaya Pramusaji dan Pengamanan Balai
Penyuluhan
Biaya Pramusaji dan Pengamanan Balai
Penyuluhan adalah biaya untuk membayar honor
Jasa Pramusaji dan Satuan Pengamanan (Satpam)
dalam menjaga kebersihan, kenyamanan dan
keamanan Balai Penyuluhan dari gangguan
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.

B. Biaya Operasional Distribusi Alat dan Obat


Kontrasepsi
Biaya Operasional Distribusi Alat dan Obat Kontrasepsi
dapat digunakan untuk:

1. Biaya Bahan Bakar Minyak


Biaya Bahan Bakar Minyak adalah biaya yang
digunakan untuk pembelian bahan bakar kendaraan
untuk distribusi alat dan obat kontrasepsi dari gudang
alokon Kabupaten dan Kota ke fasilitas kesehatan di
wilayahnya serta dilampirkan bukti pembelian bahan
bakar yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Biaya Uang transpor


Biaya uang transportasi adalah biaya yang
digunakan untuk operasional petugas dalam rangka
pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari gudang
alokon Kabupaten dan Kota ke fasilitas kesehatan di
wilayahnya serta dilampirkan bukti pembayaran yang
dapat dipertanggungjawabkan;

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 37


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3. Biaya makan dan minum (konsumsi).


Biaya konsumsi adalah biaya untuk pembelian makan
dan minum petugas dalam rangka mendukung
pendistribusian alat dan obat kontrasepsi dari gudang
alokon Kabupaten dan Kota ke fasilitas kesehatan
di wilayahnya serta dilampirkan bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan.

4. Biaya Pengepakan:
Biaya pengepakan adalah biaya untuk petugas
pengepakan dalam rangka mendukung pendistri-
busian alat dan obat kontrasepsi dari gudang
alokon Kabupaten dan Kota ke fasilitas kesehatan
di wilayahnya serta dilampirkan bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan.

5. Biaya jasa pengiriman/ekspedisi:


Biaya jasa pengiriman/ekspedisi adalah biaya untuk
pengiriman alat dan obat kontrasepsi dari gudang
alokon Kabupaten dan Kota ke fasilitas kesehatan
di wilayahnya dengan menggunakan jasa ekspedisi
atau jasa lainnya serta dilampirkan bukti biaya
pengiriman yang dapat dipertanggungjawabkan.

38 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

C. Biaya Operasional Integrasi Program KKBPK


Biaya Operasional Integrasi Program KKBPK dan Program
Pembangunan Lainnya di Kampung KB dapat digunakan
untuk:
1. Pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB:
- Definisi:
Pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB
adalah pertemuan Pokja kampung KB dengan
tema prioritas yang mendukung capaian program
KKBPK pada periode tertentu, khususnya untuk
mendiskusikan masalah capaian dari kegiatan
penyuluhan KB sampai dengan terlayaninya
pasangan usia subur (PUS) menjadi peserta
KB, capaian dalam program pembangunan
keluarga, seperti pembentukan kelompok-
kelompok kegiatan, serta upaya penurunan angka
perkawinan usia anak.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional pertemuan Kelompok Kerja
(Pokja) Kampung KB terdiri dari biaya transportasi
dan belanja makanan-minuman (konsumsi) untuk
petugas dan peserta serta honor fasilitator untuk
petugas yang memimpin pertemuan tim Pokja.
- Sasaran:
Peningkatan capaian indikator kinerja program
KKBPK di Kampung KB.

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 39


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

2. Pertemuan forum musyawarah tingkat desa


Kampung KB:
- Definisi:
Pertemuan Forum Musyawarah Tingkat Desa
Kampung KB adalah pertemuan antara tokoh
masyarakat, Petugas Lapangan, Kepala Desa dan
Pokja Kampung KB yang membicarakan hal-hal
terkait upaya pencapaian program KKBPK pada
periode tertentu.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional pertemuan Forum Musyawarah
Tingkat Desa Kampung KB terdiri dari biaya
transportasi dan belanja makanan-minuman
(konsumsi) untuk petugas dan peserta serta
honor fasilitator untuk petugas yang memimpin
pertemuan forum musyawarah tingkat desa.
- Sasaran:
Peningkatan partisipasi masyarakat di Kampung
KB untuk membantu mencapai indikator kinerja
program KKBPK.

3. Lokakarya mini Program KKBPK tingkat desa dan


kecamatan di Kampung KB:
- Definisi:
Lokakarya mini Program KKBPK tingkat kecamatan/
desa di kampung KB adalah kegiatan pertemuan
yang mengangkat tema prioritas Pemberdayaan
Masyarakat, dengan pilihan materi prioritas

40 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

nasional yang disesuaikan dengan kondisi/


kebutuhan wilayah, antara lain: 1) Pemberdayaan
masyarakat dalam hal pemberdayaan ekonomi
keluarga, 2) Pemberdayaan masyarakat dalam
mendukung pencegahan stunting melalui
pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),
3) Pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan
kualitas SDM remaja dan pembangunan karakter
(penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga
bagi remaja), 4) Pemberdayaan masyarakat dalam
melaksanakan 7 (tujuh) Dimensi Lansia Tangguh.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya operasional lokakarya mini Program KKBPK
tingkat kecamatan/desa Kampung KB terdiri
dari biaya transportasi dan belanja makanan-
minuman (konsumsi) untuk petugas dan peserta
serta honor fasilitator untuk petugas yang
memimpin kegiatan lokakarya mini.
- Sasaran:
Masyarakat desa di Kampung KB dan masyarakat
di lingkup kecamatan.

4. Operasional ketahanan keluarga berbasis kelompok


kegiatan di Kampung KB (fokus pro PN 2020)
- Definisi:
Operasional ketahanan keluarga berbasis
Kelompok Kegiatan (poktan) di Kampung KB
adalah kegiatan di Kelompok-kelompok Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 41


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

dalam rangka capaian program pro PN 2020


di kampung KB, yaitu 1) pencegahan stunting
melalui pengasuhan 1000 HPK, 2) peningkatan
kualitas SDM remaja dan pembangunan karakter
(penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga
bagi remaja), dan 3) Pelaksanaan 7 (tujuh) Dimensi
Lansia Tangguh.
- Lingkup pembiayaan:
Biaya operasional ketahanan keluarga berbasis
Kelompok Kegiatan (poktan) di Kampung KB terdiri
dari biaya transportasi dan belanja makanan-
minuman (konsumsi) untuk petugas dan peserta
serta honor fasilitator untuk yang memimpin
pertemuan poktan.
- Sasaran:
Keluarga yang memiliki anak usia 0-24 bulan; 2)
Remaja usia 10-24 tahun yang belum menikah; 3)
Keluarga yang memiliki remaja usia 10-24 tahun
yang belum menikah; 4) Keluarga yang memiliki
lansia dan lansia.

5. Operasional Pencegahan Stunting:


- Definisi:
Operasional Pencegahan Stunting di Kampung
KB adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pencegahan stunting di kampung KB melalui
kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB).
- Lingkup pembiayaan:

42 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Biaya operasional Pencegahan Stunting terdiri


dari biaya transportasi dan belanja makanan-
minuman (konsumsi) untuk petugas dan peserta
serta honor fasilitator untuk petugas yang
memimpin pertemuan.
- Sasaran:
Meningkatnya peserta KB dari keluarga yang
memiliki anak usia di bawah 2 tahun dan
menurunnya prevalensi stunting di Kampung KB.

6. Operasional orientasi kader di Kampung KB


Percontohan
- Definisi:
Operasional orientasi kader di Kampung KB
Percontohan adalah kegiatan orientasi yang
dilakukan dalam rangka menyampaikan pilihan
materi sebagai berikut:
1) KIE dan Advokasi program KKBPK bagi kader.
2) Pengelolaan data keluarga di desa.
3) Pengelolaan keuangan dan manajemen
BOKB.
4) Pembinaan peserta KB paska pelayanan
kontrasepsi.
5) Pengelolaan data di rumah dataku di Kampung
KB.
- Lingkup pembiayaan:
Biaya operasional orientasi kader di Kampung KB
Percontohan terdiri dari biaya transportasi dan

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 43


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

belanja makanan-minuman (konsumsi) untuk


peserta serta honor fasilitator untuk petugas
Penyuluh KB atau Petugas Lapangan KB yang
memberikan materi.
- Sasaran:
Kader (seperti: PPKBD dan atau Sub PPKBD) di
Kampung KB.

D. Operasional Pembinaan Program KKBPK Bagi


Masyarakat Oleh Kader (PPKBD dan Sub PPKBD):
1. Biaya persiapan Program KKBPK berbasis data oleh
kader
- Definisi:
Persiapan Program KKBPK berbasis data oleh
kader adalah kegiatan kompilasi/penghimpunan
data oleh kader (PPKBD dan Sub PPKBD) secara
berkala 3 bulanan berupa pemetaan data dasar
program KKBPK di tingkat desa/kelurahan
yang akan dipergunakan oleh kader dalam
memudahkan penentuan sasaran kerja di desa.
Data tersebut juga sebagai laporan hasil kegiatan
kader kepada PKB/PLKB, yang selanjutnya
diteruskan ke bidang yang menangani data di
OPD-KB Kabupaten dan Kota untuk dipadukan
dengan Sistem Informasi Keluarga (SIGA) dan
pembuatan Geospasial Information System (GIS)
Desa. Kompilasi/penghimpunan data oleh kader

44 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

mengacu pada formulir yang telah ditetapkan


sebagaimana terlampir dalam Juknis BOKB ini.
- Lingkup pembiayaan:
Biaya persiapan Program KKBPK berbasis data
oleh kader terdiri dari honor yang diberikan kepada
Kader PPKBD dan Sub PPKBD, dapat dilakukan
secara berkala 3 bulanan dan disesuaikan dengan
jumlah kader (PPKBD atau Sub PPKBD) di masing-
masing desa/kelurahan.
- Sasaran:
Tersedianya data dasar program KKBPK di tingkat
desa/kelurahan yang dimiliki dan dapat digunakan
oleh kader (PPKBD dan Sub PPKBD).

2. Biaya pelaksanaan KIE oleh Kader


- Definisi:
Pelaksanaan KIE oleh Kader adalah kegiatan
penyuluhan Program KKBPK di desa/kelurahan
bagi masyarakat setempat oleh kader (PPKBD dan
Sub PPKBD).
- Lingkup pembiayaan:
Biaya pelaksanaan KIE oleh Kader berupa honor
yang sifatnya dukungan dan diberikan kepada
Kader (PPKBD dan Sub PPKBD) dan disesuaikan
dengan jumlah kader (PPKBD atau Sub PPKBD) di
masing-masing desa/kelurahan.
- Sasaran:
Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 45


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

masyarakat di desa/kelurahan tentang Program


KKBPK di wilayah binaan kader (PPKBD dan Sub
PPKBD).

E. Biaya Dukungan Komunikasi, Informasi dan


Edukasi (KIE) dan Manajemen:
1. Dukungan Media KIE:
- Definisi:
Dukungan media KIE adalah pengembangan
berbagai media cetak (poster, factsheet, umbul-
umbul, leaflet, stiker, spanduk, standing banner)
dan media elektronik untuk membantu kegiatan
KIE atau penyuluhan dengan pesan inti program
KKBPK yang disesuaikan dengan kearifan budaya
lokal. Spesifikasi media cetak terlampir.
- Lingkup Pembiayaan:
Biaya Dukungan Media KIE berupa biaya untuk
penyediaan dan/atau pengadaan dan/atau
perbanyakan media cetak dan media elektronik
untuk membantu pelaksanaan KIE atau
penyuluhan program KKBPK.
- Sasaran:
Tersedianya media cetak dan media elektronik
untuk pelaksanaan KIE atau penyuluhan program
KKBPK.

46 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

2. Dukungan Manajemen:
Dukungan manajemen adalah dukungan terhadap
pengelolaan dana BOKB yang didalamnya mencakup:
a. honorarium pengelola keuangan BOKB di OPD-KB
Kabupaten dan Kota;
b. dukungan administrasi, seperti ATK, penggandaan
materi, dan/atau penjilidan;
c. rapat-rapat/pertemuan koordinasi, sosialisasi
dan perencanaan bagi Pengelola Program KKBPK
di Kabupaten dan Kota, serta monitoring dan
evaluasi dari Kecamatan ke Kabupaten dan Kota
dan/atau sebaliknya; dan
d. pembinaan administrasi pengelolaan program
dan anggaran oleh OPD-KB Kabupaten dan Kota
di Balai Penyuluhan KB dan Kampung KB serta
Kader kelompok kegiatan.
- Definisi:
Biaya pembinaan administrasi pengelolaan
program dan anggaran oleh OPD-KB Kabupaten
dan Kota adalah biaya untuk pertemuan dalam
rangka pembinaan di Balai Penyuluhan KB,
Kampung KB, dan Poktan.
- Lingkup pembiayaan:
Biaya pembinaan administrasi pengelolaan
program dan anggaran oleh OPD-KB Kabupaten
dan Kota berupa perjalanan dinas dalam
kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh pejabat/
staf dari OPD-KB.

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 47


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

- Sasaran:
Meningkatnya kualitas pengelolaan program dan
anggaran BOKB di Kecamatan dan Desa oleh OPD-
KB Kabupaten dan Kota.

48 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PELAPORAN

BAB V

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 49


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

50 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB V
PELAPORAN
Pemerintah Daerah menyampaikan laporan realisasi dana
BOKB kepada Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan (DJPK) dan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Laporan terdiri atas:
a. laporan realisasi penyerapan dana; dan
b. laporan realisasi penggunaan dana.

1. Mekanisme Penyampaian Laporan


Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud disertai
dengan rekapitulasi SP2D penyaluran Dana BOKB,
disampaikan dalam bentuk dokumen fisik (hardcopy)
dan/ atau dokumen elektronik (softcopy) melalui aplikasi
disampaikan kepada Kementerian Keuangan sebagai
syarat penyaluran.
OPDKB menyampaikan Laporan ke Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional melalui Sistem
Pelaporan Perencanaan Monitoring dan Evaluasi DAK sub
bidang KB (MORENA) secara triwulan, dengan mekanisme
sebagai berikut:
a. Kepala daerah menyampaikan laporan realisasi
penyerapan dan realisasi penggunaan dana BOKB
serta rekapitulasi SP2D kepada Menteri Keuangan
cq Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dan
Kepala BKKBN sesuai mekanisme pelaporan dalam
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 48/
PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Alokasi
Khusus Nonfisik;

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 51


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

b. OPD-KB Kabupaten dan Kota menyampaikan laporan


realisasi penyerapan dan realisasi penggunaan
BOKB kepada BKKBN melalui Sistem Pelaporan
Perencanaan Monitoring dan Evaluasi DAK sub
bidang KB (MORENA) berdasarkan hasil rekonsiliasi
dengan Kepala Biro/Badan/Dinas Pengelola
Keuangan Daerah paling lambat 10 (sepuluh) hari
setelah triwulan pelaporan berakhir;
c. Tim pengendali DAK perwakilan BKKBN Provinsi
melakukan validasi dan verifikasi atas laporan
realisasi pada butir 2 (dua) paling lambat 5 (lima) hari
setelah laporan diterima;
d. Tim pengendali DAK tingkat Pusat c.q Biro Keuangan
dan Pengelolaan BMN melakukan analisa atas
laporan yang diterima untuk dilaporkan kepada
Kepala BKKBN.

2. Formulir Penyusunan Laporan


Formulir penyampaian laporan, disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 48/
PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Alokasi Khusus
Nonfisik serta formulir pelaporan BOKB pada Sistem
Pelaporan Perencanaan Monitoring dan Evaluasi DAK
sub bidang KB (MORENA).

Formulir laporan realisasi penyerapan dana diisi


dan ditandatangani oleh Kepala Biro/Badan/Dinas
pengelola keuangan Daerah, sedangkan laporan realisasi
penggunaan dana diisi dan ditandatangani oleh Kepala
OPDKB.

52 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 53


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Petunjuk Pengisian

1 Diisi nama kabupaten/kota.


2 Diisi tahun anggaran.
3 Diisi tahap berkenaan.
4 Diisi oleh Kepala Biro/Badan/Dinas Pengelola
Keuangan.
5 Diisi sesuai dengan jumlah sisa dana BOKB
di RKUD yang belum digunakan pada tahun
anggaran sebelumnya.
6 Diisi sesuai dengan jumlah transfer Dana BOKB
dari Rekening Kas Negara ke Rekening Kas Umum
Daerah pada tahap I.
7 Diisi sesuai dengan jumlah transfer Dana BOKB
dari Rekening Kas Negara ke Rekening Kas Umum
Daerah pada tahap II.
8 Diisi sesuai dengan jumlah keseluruhan Dana
BOKB yang disalurkan dari Rekening Kas Negara
ke RKUD sampai dengan tahap akhir laporan.
9 Diisi sesuai dengan jumlah keseluruhan Dana
BOKB yang terdapat Rekening Kas Umum Daerah.
10 Diisi jumlah penyaluran BOKB tahap I.
Jumlah ini harus sama dengan jumlah yang
tercantum pada Daftar SP2D yang diterbitkan
untuk penyaluran BOKB Tahun Anggaran
berkenaan pada tahap I.
11 Diisi jumlah penyaluran BOKB tahap II.
Jumlah ini harus sama dengan jumlah yang
tercantum pada Daftar SP2D yang diterbitkan
untuk penyaluran BOKB Tahun Anggaran
berkenaan pada tahap II.

54 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

12 Diisi jumlah kumulatif penyaluran BOKB melalui


SP2D Kabupaten/Kota s.d. tahap akhir laporan.
13 Diisi dengan jumlah dana BOKB yang tidak
terpakai dan dikembalikan ke RKUD.
14 Diisi jumlah kumulatif penyaluran BOKB s.d.
tahap berkenaan dikurangi dengan jumlah dana
BOKB yang tidak terpakai dan yang dikembalikan
ke RKUD.
15 Diisi jumlah kumulatif realisasi penyaluran BOKB
setelah dikurangi Pengembalian ke RKUD dibagi
denganjumlah penerimaan dari RKUN s.d. tahap
I atau II di tam bah dengan Sisa BOKB di RKUD
Tahun sebelumnya.
16 Diisi jumlah sisa Dana BOKB tahap I dan/ atau
tahap II.
17 Diisi tempat dibuatnya laporan.
18 Diisi tanggal dibuatnya laporan.
19 Diisi nama jabatan.
20 Diisi tanda tangan asli dan stempel basah.
21 Diisi nama lengkap dan NIP penandatangan
laporan

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 55


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

56 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

No. URAIAN
1 Diisi nama kabupaten/kota
2 Diisi tahun anggaran
3 Diisi tahap berkenaan
4 Diisi oleh Kepala Biro/Badan/Dinas Pengelola Keuangan
5 Diisi sesuai dengan jumlah sisa dana BOKB di RKUD yang belum
digunakan pada tahun anggaran sebelumnya
6 Diisi sesuai dengan jumlah transfer Dana BOKB dari Rekening Kas
Negara ke Rekening Kas Umum Daerah pada tahap I
7 Diisi sesuai dengan jumlah transfer Dana BOKB dari Rekening Kas
Negara ke Rekening Kas Umum Daerah pada tahap II
8 Diisi sesuai dengan jumlah keseluruhan Dana BOKB yang disalurkan
dari Rekening Kas Negara ke RKUD sampai dengan tahap akhir laporan
9 Diisi sesuai dengan jumlah keseluruhan Dana BOKB yang terdapat
Rekening Kas Umum Daerah
10. Diisi jumlah penyaluran BOKB tahap I.
Jumlah ini harus sama dengan jumlah yang tercantum pada Daftar
SP2D yang diterbitkan untuk penyaluran BOKB Tahun Anggaran
berkenaan pada tahap I.
11 Diisi jumlah penyaluran BOKB Tahap II.
Jumlah ini harus sama dengan jumlah yang tercantum pada Daftar
SP2D yang diterbitkan untuk penyaluran BOKB Tahun Anggaran
berkenaan pada t ahap II.
12 Diisi jumlah kumulatif penyaluran BOKB melalui SP2D
Kabupaten/Kota s.d tahap akhir laporan
13 Diisi dengan jumlah Dana BOKB yang tidak terpakai dan dikembalikan
ke RKUD
14 Disi jumlah kumulatif penyaluran BOKB s.d tahap berkenaan dikurangi
dengan jumlah Dana BOKB yang tidak terpakai dan dikembalikan
ke RKUD
15 Diisi jumlah kumulatif realisasi penyaluran BOKB setelah dikurangi
Pengembalian ke RKUD dibagi jumlah penerimaan dari RKUN s.d tahap
I atau tahap II di tambah dengan sisa BOKB di RKUD Tahun sebelumnya
16 Diisi jumlah sisa Dana BOKB tahap I dan/atau tahap II
17 Diisi tempat dibuatnya laporan
18 Diisi tanggal dibuatnya laporan
19 Diisi nama jabatan
20 Diisi tanda tangan asli dan stempel basah
21 Diisi nama lengkap dan NIP penandatangan laporan

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 57


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

HARGA SATUAN
HARGA SATUAN DANA ALOKASI
DANA ALOKASI KHUSUS
KHUSUS (DAK) (DAK) NON FISIK
NON FISIK
BADAN KEPENDUDUKAN
BADAN DAN
KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
KELUARGA BERENCANA
BERENCANA NASIONALNASIONAL
BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB)
(BOKB)
TAHUN ANGGARAN 2020
TAHUN ANGGARAN 2020

TOTAL OPERASIONAL
OPERASIONAL OPERASIONAL OPERASIONAL OPERASIONAL
OPERASIONAL PEMBINAAN DUKUNGAN DUKUNGAN
NO NAMA PROVINSI BALAI DISTRIBUSI PENGGERAKAN DI PENANGANAN
PENGGERAKAN PROGRAM OLEH MEDIA KIE MANAJEMEN
PENYULUHAN KB ALOKON KAMPUNG KB STUNTING
DI KAMPUNG KB KADER

1 ACEH 110,909,000 2,460,000 88,588,000 22,147,000 110,735,000 6,000,000 5,050,000 104,280,000

2 SUMATERA UTARA 110,543,000 2,428,000 86,876,000 21,719,000 108,595,000 6,000,000 5,050,000 103,800,000

3 RIAU 107,440,000 2,372,000 83,880,000 20,970,000 104,850,000 6,000,000 5,050,000 102,960,000


4 KEPULAUAN RIAU 108,819,000 2,380,000 84,308,000 21,077,000 105,385,000 6,000,000 5,050,000 103,080,000

5 JAMBI 107,648,000 2,388,000 84,736,000 21,184,000 105,920,000 6,000,000 5,050,000 103,200,000

6 SUMATERA BARAT 107,056,000 2,404,000 85,592,000 21,398,000 106,990,000 6,000,000 5,050,000 103,440,000

7 SUMATERA SELATAN 108,964,000 2,420,000 86,448,000 21,612,000 108,060,000 6,000,000 5,050,000 103,680,000

8 LAMPUNG 106,090,000 2,372,000 83,880,000 20,970,000 104,850,000 6,000,000 5,050,000 102,960,000

9 BENGKULU 107,256,000 2,404,000 85,592,000 21,398,000 106,990,000 6,000,000 5,050,000 103,440,000

10 BANGKA BELITUNG 106,140,000 2,372,000 83,880,000 20,970,000 104,850,000 6,000,000 5,050,000 102,960,000

11 BANTEN 111,846,000 2,484,000 89,872,000 22,468,000 112,340,000 6,000,000 5,050,000 104,640,000

12 JAWA BARAT 106,335,000 2,412,000 86,020,000 21,505,000 107,525,000 6,000,000 5,050,000 103,560,000

13 JAWA TENGAH 103,432,000 2,356,000 83,024,000 20,756,000 103,780,000 6,000,000 5,050,000 102,720,000

14 DI YOGYAKARTA 102,674,000 2,340,000 82,168,000 20,542,000 102,710,000 6,000,000 5,050,000 102,480,000

15 JAWA TIMUR 109,356,000 2,404,000 85,592,000 21,398,000 106,990,000 6,000,000 5,050,000 103,440,000

16 BALI 109,772,000 2,436,000 87,304,000 21,826,000 109,130,000 6,000,000 5,050,000 103,920,000


17 NUSA TENGGARA BARAT 108,969,000 2,380,000 84,308,000 21,077,000 105,385,000 6,000,000 5,050,000 103,080,000

18 NUSA TENGGARA TIMUR 106,169,000 2,380,000 84,308,000 21,077,000 105,385,000 6,000,000 5,050,000 103,080,000

19 KALIMANTAN BARAT 107,656,000 2,404,000 85,592,000 21,398,000 106,990,000 6,000,000 5,050,000 103,440,000

20 KALIMANTAN TENGAH 107,090,000 2,372,000 83,880,000 20,970,000 104,850,000 6,000,000 5,050,000 102,960,000

21 KALIMANTAN SELATAN 108,635,000 2,412,000 86,020,000 21,505,000 107,525,000 6,000,000 5,050,000 103,560,000

22 KALIMANTAN TIMUR 110,477,000 2,396,000 85,164,000 21,291,000 106,455,000 6,000,000 5,050,000 103,320,000

23 KALIMANTAN UTARA 110,477,000 2,396,000 85,164,000 21,291,000 106,455,000 6,000,000 5,050,000 103,320,000

24 SULAWESI UTARA 111,125,000 2,492,000 90,300,000 22,575,000 112,875,000 6,000,000 5,050,000 104,760,000

25 GORONTALO 107,756,000 2,404,000 85,592,000 21,398,000 106,990,000 6,000,000 5,050,000 103,440,000

26 SULAWESI BARAT 116,793,000 2,428,000 86,876,000 21,719,000 108,595,000 6,000,000 5,050,000 103,800,000

27 SULAWESI SELATAN 111,872,000 2,436,000 87,304,000 21,826,000 109,130,000 6,000,000 5,050,000 103,920,000

28 SULAWESI TENGAH 108,119,000 2,380,000 84,308,000 21,077,000 105,385,000 6,000,000 5,050,000 103,080,000

29 SULAWESI TENGGARA 107,298,000 2,388,000 84,736,000 21,184,000 105,920,000 6,000,000 5,050,000 103,200,000

30 MALUKU 118,791,000 2,524,000 92,012,000 23,003,000 115,015,000 6,000,000 5,050,000 107,640,000

31 MALUKU UTARA 118,107,000 2,556,000 93,724,000 23,431,000 117,155,000 6,000,000 5,050,000 108,120,000

32 PAPUA 123,170,000 2,532,000 92,440,000 23,110,000 115,550,000 6,000,000 5,050,000 107,760,000


33 PAPUA BARAT 133,528,000 2,548,000 93,296,000 23,324,000 116,620,000 6,000,000 5,050,000 108,000,000

58 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

PEMANTAUAN
DAN EVALUASl

BAB VI

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 59


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

60 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB VI
PEMANTAUAN DAN
EVALUASl
Pemantauan dan evaluasi penggunaan dana BOKB dilakukan
secara berjenjang dari BKKBN ke OPD-KB Kabupaten dan Kota
oleh tim pengendali DAK tingkat Pusat dan Provinsi.
A. Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Dana BOKB
dimaksudkan untuk memastikan:
1. Kesesuaian antara usulan kegiatan dan rencana
kerja yang telah disusun melalui Sistem Pelaporan
Perencanaan Monitoring dan Evaluasi DAK sub
bidang KB (MORENA).
2. Kesesuaian waktu pelaksanaan, lokasi dan sasaran
dengan perencanaan. Memastikan pemanfaatan
dana BOKB sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Penggunaan
Dana BOKB.
3. Memberikan masukan untuk penyempurnaan
kebijakan penggunaan dana BOKB dari aspek:
perencanaan, pengalokasian anggaran, dan
pemanfaatan dana BOKB ke depan.
4. Hasil evaluasi menjadi dasar pertimbangan alokasi
tahun berikutnya.

B. Tata cara dan waktu pemantauan dan evaluasi


penggunaan dana BOKB, sebagai berikut:
1. Reviu Laporan Reviu laporan merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk menelaah data dan informasi
berdasarkan laporan realisasi penyerapan dan

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 61


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

penggunaan dana BOKB semesteran dari OPD-KB


Kabupaten dan Kota. Review laporan dilakukan
setelah laporan semesteran diterima dari OPD-KB
Kabupaten dan Kota.
2. Kunjungan Lapangan Kunjungan lapangan
merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan
secara langsung dan bertujuan untuk mengetahui
informasi yang lebih rinci berkaitan dengan
perkembangan penggunaan dana BOKB di OPD-
KB Kabupaten dan Kota. Kunjungan lapangan
dilaksanakan secara berkala dan terpadu, untuk
mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan
yang dihadapi dalam pelaksanaannya di lapangan.
3. Forum koordinasi Forum koordinasi bertujuan untuk
menindaklanjuti hasil review laporan dan/atau
kunjungan lapangan. Forum koordinasi dilaksanakan
secara berkala oleh tim pengendali DAK tingkat pusat
dan tim pengendali DAK tingkat provinsi, serta dapat
mengikutsertakan pemangku kepentingan apabila
terdapat permasalahan yang bersifat khusus.

C. Mekanisme Pemantauan BOKB


Dalam melakukan pemantauan perlu melakukan
mekanisme:
1. Tim Pengendalian DAK Sub Bidang KB tingkat Pusat
secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan
BOKB ke Provinsi dan Kabupaten dan Kota dan
melaporkan hasilnya kepada Kepala BKKBN.
2. Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Provinsi secara
berkala melakukan pemantauan pelaksanaan BOKB

62 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

ke Kabupaten dan Kota dan melaporkan hasilnya


kepada Tim Pengendalian DAK sub bidang KB Pusat.
3. Tim Pengendali DAK Sub Bidang KB Kabupaten dan
secara berkala melakukan pemantauan pelaksanaan
BOKB ke kecamatan dan desa serta melaporkan
hasilnya kepada Sekretaris Daerah Kabupaten dan
Kota.

D.
Evaluasi BOKB
Evaluasi secara umum merupakan proses identifikasi
atau mengumpulkan informasi mengenai kinerja
untuk mengukur/menilai apakah kinerja kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan
yang ingin dicapai. Hasil evaluasi (informasi yang didapat
dari proses evaluasi) BOKB dapat dipergunakan sebagai
kajian dalam upaya peningkatan kinerja dikemudian
hari serta dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan alternatif strategi kegiatan/
penyelenggaraan BOKB kedepan. Evaluasi BOKB
dilakukan dalam 2 (dua) lingkup utama, yaitu lingkup
perencanaan dan lingkup pelaksanaan, yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Lingkup Perencanaan;
Evaluasi dari sisi perencanaan kegiatan (menu dan
sub menu) yang akan dilaksanakan di Tk, Kabupaten
dan Kota. Hal ini meliputi:
a. kesesuaian kegiatan (menu dan sub menu) yang
direncanakan dengan Program/Kegiatan Prioritas
Nasional dan kesesuaian kegiatan dari sisi
kewenangan Pemerintah Daerah;

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 63


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

b. tingkat pemahaman pengelola BOKB Kabupaten


dan Kota terhadap kegiatan yang direncanakan
dan perencanaan jadwal pelaksanakan kegiatan
oleh pengelola BOKB;
c. kesesuaian Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) BOKB
yang disusun oleh Kabupaten dan Kota dengan
Juknis BOKB; dan
d. Peran Tim pengendali DAK dan Badan/Dinas
Keuangan Daerah dalam proses perencanaan
BOKB di Daerah.
2. Lingkup Pelaksanaan;
Evaluasi dari sisi pelaksanaan BOKB di Kabupaten
dan Kota yang akan dilaksanakan meliputi:
a. kesesuaian pelaksanaan kegiatan (menu dan sub
menu) oleh pengelola BOKB di Kabupaten dan
Kota dengan kegiatan yang diatur dalam Juknis
dan Juklak BOKB;
b. evaluasi atas realisasi pelaksanaan kegiatan
dengan jadwal rencana kerja yang disusun dalam
Juklak BOKB Kabupaten dan Kota;
c. kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan pela-
poran BOKB, terutama terkait dengan ketepatan
dan kelengkapan pelaporan baik melalui Aplikasi
Morena maupun Aplikasi ALADIN; dan
d. evaluasi terhadap koordinasi lintas sektor
dalam pelaksanaan kegiatan BOKB oleh OPD-
KB Kabupaten dan Kota, termasuk koordinasi
antara OPD-KB dengan Bappeda, Inspektorat
Daerah, dan Dinas/OPD terkait lainnya di tingkat
Kabupaten dan Kota.

64 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB VII
PENUTUP
Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
merupakan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan
dengan pelayanan dasar dan kewenangannya secara konkuren
terbagi menjadi kewenangan pusat, provinsi, kabupaten
dan kota, tetapi untuk membantu penyelenggaraan Urusan
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana tersebut di
tingkat Kabupaten dan Kota, maka dialokasikan DAK Nonfisik
dalam bentuk Bantuan Operasional Keluarga Berencana
(BOKB) yang dapat digunakan pada tataran operasional
kegiatan prioritas di tingkat lini lapangan (Kabupaten dan Kota,
Kecamatan, serta Desa/Kelurahan). BOKB bersifat bantuan
dan diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
upaya pencapaian target/sasaran Program KKBPK yang telah
ditetapkan di dalam RPJMN dan Renstra BKKBN TA 2020-2024,
serta untuk membantu pelaksanaan kegiatan operasional
Program KKBPK yang dapat disinergikan dengan berbagai
kegiatan operasional lain yang dialokasikan dari APBD dan
dana transfer lainnya sesuai dengan kewenangannya.

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional


Keluarga Berencana (BOKB) ini disusun sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan (menu dan sub menu) yang dialokasikan,
diantaranya; pembiayaan operasional Balai Penyuluhan KB
di kecamatan, pendistribusian alat dan obat kontrasepsi ke
seluruh Faskes KB, operasional integrasi program KKBPK
di Kampung KB, Operasional pembinaan Program KB bagi

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 65


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

masyarakat oleh kader (PPKBD dan Sub PPKBD) dan dukungan


media KIE dan manajemen. Selanjutnya dalam penerapannya
setiap daerah yang menerima Bantuan Operasional KB wajib
mengacu dan menindaklanjuti Petunjuk Teknis ini dengan
menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang ditetapkan
dengan Keputusan Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota.

Dalam pelaksanaannya dukungan dana BOKB agar disinergikan


dengan pendanaan yang bersumber dari APBD dan sumber
dana lainnya yang sah sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan yang berlaku. Apabila dikemudian hari terjadi
perubahan kebijakan yang berkaitan dengan dana BOKB
maka akan dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan pada
penyusunan pedoman penggunaan dana BOKB selanjutnya.

Spesifikasi Teknis Media KIE


Definisi Kegiatan Media KIE (media cetak) :
Biaya dukungan media KIE adalah biaya untuk pemenuhan
media cetak (poster, factsheet, umbul-umbul, leaflet, stiker,
spanduk, standing banner) dengan materi pesan inti program
KKBPK yang disesuaikan dengan kearifan budaya lokal.

66 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
Spesifikasi Teknis Media KIE

Definisi Kegiatan Media KIE (media cetak) :


BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Biaya dukungan media KIE adalah biaya untuk pemenuhan media cetak
(poster, factsheet, umbul-umbul, leaflet, stiker, spanduk, standing banner)
Poster
dengan materi pesan inti program KKBPK yang disesuaikan dengan kearifan
Ukuran 60cm x 70cm
budaya lokal.
Pembagian berdasarkan tinggi Poster. 1/3 bagian untuk tagline,
logo BKKBN dan akun media sosial. 2/3 bagian lagi untuk visual
Poster

dan headline.
Ukuran 60cm x 70cm
Pembagian berdasarkan tinggi Poster. 1/3 bagian untuk tagline, logo BKKBN
dan akun media sosial. 2/3 bagian lagi untuk visual dan headline.

MATERI KIE SESUAI KEARIFAN LOKAL

RUANG UNTUK

TAMBAHAN MATERI KIE

(BILA DIPERLUKAN)

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 67


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Fact Sheet
Ukuran A4 (21x29,7 cm)

MATERI KIE SESUAI


KEARIFAN LOKAL

MATERI KIE SESUAI


KEARIFAN LOKAL

68 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Umbul-Umbul
Ukuran 90cm x 500cm
Pembagian berdasarkan tinggi Umbul-Umbul. 1/4 bagian
untuk tagline, logo BKKBN dan akun media sosial. 3/4 bagian
lagi untuk visual dan headline.

MATERI
KIE SESUAI
3/4 KEARIFAN
LOKAL

Kalau terencana
Semua lebih mudah

1/4
BKKBNofficial

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 69


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Leaflet / Brosur
Ukuran A4 Lipat 3
Pembagian berdasarkan tinggi Brosur. 1/4 bagian untuk tagline,
logo BKKBN dan akun media sosial. 3/4 bagian lagi untuk visual
dan headline.

3/4 MATERI KIE SESUAI


KEARIFAN LOKAL

Kalau terencana, Semua lebih mudah

1/4
BKKBNofficial

70 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Spanduk
Ukuran 500cm x 90cm
Ukuran 500cm x 90cm Pembagian berdasarkan panjang
spanduk. 1/3 bagian untuk tagline, logo BKKBN dan akun media
sosial. 2/3 bagian lagi untuk visual dan headline.

2/3 1/3

Kalau terencana
MATERI KIE SESUAI Semua lebih mudah

KEARIFAN LOKAL

BKKBNofficial

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 71


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Standing Banner
Ukuran 150cm x 200cm

MATERI KIE SESUAI


KEARIFAN LOKAL

72 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

R/I/PUS/BOKB/19

REGISTER PEMBINAAN PUS DAN PESERTA KB BAGI SELURUH KELUARGA

Kode Wilayah
1. NAMA KADER : …………………………………… Propinsi : ..................

2. NAMA PKB/PLKB YANG BERTANGGUNGJAWAB : …………………………………… Kab/Kota : ..................

3. TAHUN : …………………………………… Kecamatan : ..................

Desa/Kelurahan : ..................

Dusun/RW : ....

RT : ....

PASANGAN USIA SUBUR HASIL PEMBINAAN PUS DAN KESERTAAN BER-KB MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN STATUS PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

SUAMI ISTERI TRIWULAN I (MARET) TRIWULAN II (JUNI) TRIWULAN III (SEPTEMBER) TRIWULAN IV (DESEMBER)

NO PESERTA Peserta JKN Peserta JKN Peserta JKN Peserta JKN


UMUR ANAK JAMINAN KESERTAAN
UMUR ISTERI JUMLAH ANAK
TERKECIL KESEHATAN BER-KB
NIK NAMA NIK NAMA NASIONAL
PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)


2. Jumlah Peserta KB Aktif
a. IUD (I) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
b. MOW (MOW) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
c. MOP (MOP) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
d. KONDOM (K) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
e. IMPLAN (IP) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
f. SUNTIK (S) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
g. PIL (P) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
3. Jumlah Pasangan Usia Subur bukan Peserta KB
a. Hamil (H)
b. Ingin Anak Segera (IAS)
c. Ingin Anak Ditunda (IAT)
d. Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL)

PARAF KETUA PPKBD/SUBPPKBD

PARAF PKB/PLKB

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 73


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

R/I/PUS/BOKB/19

REGISTER PEMBINAAN PUS DAN PESERTA KB BAGI SELURUH KELUARGA

Kode Wilayah
1. NAMA KADER : …………………………………… Propinsi : ..................

2. NAMA PKB/PLKB YANG BERTANGGUNGJAWAB : …………………………………… Kab/Kota : ..................

3. TAHUN : …………………………………… Kecamatan : ..................

Desa/Kelurahan : ..................

Dusun/RW : ....

RT : ....

HASIL PEMBINAAN PUS DAN KESERTAAN BER-KB MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN STATUS PESERTA
PASANGAN USIA SUBUR
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

TRIWULAN III
SUAMI ISTERI TRIWULAN I (MARET) TRIWULAN II (JUNI) TRIWULAN IV (DESEMBER)
(SEPTEMBER)

NO PESERTA Peserta JKN Peserta JKN Peserta JKN Peserta JKN


UMUR JUMLAH UMUR ANAK JAMINAN KESERTAAN
ISTERI ANAK TERKECIL KESEHATAN BER-KB
NIK NAMA NIK NAMA NASIONAL
PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI PBI Bukan PBI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 123xxxxxxxx Irce Cenrana 123xxxxxxxxxx Anton Taning 39 2 5 x TIAL _ _ _ _ _ _ _ _

2 123xxxxxxxx Erni 123xxxxxxxxxx Rocky Koesbin 49 3 7 x P _ _ _ _ _ _ _ _

3 123xxxxxxxx Ellyana 123xxxxxxxxxx Ardi Koesbin 31 2 4 Bukan PBI _ _ _ _

4 123xxxxxxxx Yanti 123xxxxxxxxxx Kurnia 46 3 8 PBI S IP _ IP _ IP _ IP _

5 123xxxxxxxx Murniati 123xxxxxxxxxx Irwan K 23 1 2 PBI IAS H _ H _ H _ H _

6 123xxxxxxxx Lusian Chananta 123xxxxxxxxxx Tjong Tjeng Jep 41 3 6 PBI P P _ P _ P _ P _

7 123xxxxxxxx Dharmawati 123xxxxxxxxxx Muh. Indra 37 2 2 PBI S S _ S _ S _ S _

8 123xxxxxxxx Hj. Seniwati 123xxxxxxxxxx Drs. H Hatta PR 44 3 8 Bukan PBI _ _ _ _

9 123xxxxxxxx Tjiang Fui Tjie 123xxxxxxxxxx Ming Cung (Rusli) 46 3 8 Bukan PBI _ _ _ _

10 123xxxxxxxx St. Alang 123xxxxxxxxxx Irwan 40 3 7 PBI P S _ S _ S _ S _

11 123xxxxxxxx Siah 123xxxxxxxxxx Siong 40 3 6 PBI IP IP _ IP _ IP _ IP _

12 123xxxxxxxx Ulfah 123xxxxxxxxxx Syamsul Bahri 38 2 7 x _ _ _ _ _ _ _ _

13 123xxxxxxxx Warsih 123xxxxxxxxxx Wardi 34 3 5 Bukan PBI _ _ _ _

14 123xxxxxxxx Minahukas 123xxxxxxxxxx Baharuddin S 40 3 9 x _ _ _ _ _ _ _ _

15 123xxxxxxxx Rosnawati 123xxxxxxxxxx Kamaruddin S 29 3 3 Bukan PBI _ _ _ _

16 123xxxxxxxx Indriana 123xxxxxxxxxx Aras 28 2 5 Bukan PBI _ _ _ _

17 123xxxxxxxx Rukiyah 123xxxxxxxxxx Muh. Ridwan 38 2 6 PBI IAT IAT _ IAT _ IAT _ IAT _

18 123xxxxxxxx Uzye Herawati 123xxxxxxxxxx Nasaruddin 31 3 5 x IAT _ _ _ _ _ _ _ _

19 123xxxxxxxx Zaenab 123xxxxxxxxxx Syaripuddin 40 2 6 PBI IAS IAS _ IAS _ IAS _ IAS _

20 123xxxxxxxx Sabina 123xxxxxxxxxx Hasrul Halman 42 3 7 PBI TIAL TIAL _ TIAL _ TIAL _ TIAL _

21 123xxxxxxxx Naiman 123xxxxxxxxxx Sunarjo 25 3 3 x _ _ _ _ _ _ _ _

22 123xxxxxxxx Unda 123xxxxxxxxxx Nuramin 29 2 4 x _ _ _ _ _ _ _ _

23 123xxxxxxxx Suria 123xxxxxxxxxx Najamuddin 33 2 5 x _ _ _ _ _ _ _ _

24 123xxxxxxxx Jasita 123xxxxxxxxxx Sensus Arip 44 2 8 x _ _ _ _ _ _ _ _

1. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)


2. Jumlah Peserta KB Aktif
a. IUD (I) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
b. MOW (MOW) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
c. MOP (MOP) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
d. KONDOM (K) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
e. IMPLAN (IP) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
f. SUNTIK (S) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
g. PIL (P) Pemerintah
Swasta
Total (Pemerintah+Swasta)
3. Jumlah Pasangan Usia Subur bukan Peserta KB
a. Hamil (H)
b. Ingin Anak Segera (IAS)
c. Ingin Anak Ditunda (IAT)
d. Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL)

PARAF KETUA PPKBD/SUBPPKBD

PARAF PKB/PLKB

74 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Keterangan Cara Pengisian Formulir : R/I/PUS/BOKB/19

A. Data Kader
1 Nama Kader : Diisi dengan nama kader PPKBD/SubPPKBD dengan huruf cetak
2 Nama PKB/PLKB : Diisi dengan nama PKB/PLKB dengan huruf cetak
3 Tahun : Diisi dengan tahun saat mengisi R/I/PUS/DAK/19
4 Provinsi : Diisi nama Provinsi dengan huruf cetak dan untuk kode Provinsi diisi oleh PKB/PLKB
sesuai dengan kode Kemendagri

5 Kabupaten/Kota : Diisi nama Kabupaten/Kota dengan huruf cetak dan untuk kode Kabupaten/Kota diisi oleh
PKB/PLKB sesuai dengan kode Kemendagri

6 Kecamatan : Diisi nama Kecamatan dengan huruf cetak dan untuk kode Kecamatan diisi oleh
PKB/PLKB sesuai dengan kode Kemendagri

7 Desa/Kelurahan : Diisi nama Desa/Kelurahan dengan huruf cetak dan untuk kode Desa/Kelurahan diisi oleh
PKB/PLKB sesuai dengan kode Kemendagri

8 RW/Dusun : Diisi dengan RW/Dusun tempat pembinaan PUS dan Peserta KB


9 RT : Diisi dengan RT tempat pembinaan PUS dan Peserta KB

B. Data Tabel
1 Nomor Kolom 1 : Diisi dengan angka yang menunjukkan nomor urut PUS yang ada di wilayah Kelompok KB
yang bersangkutan, dimulai dengan nomor urut 1 sampai dengan jumlah terakhir, baik
yang menjadi peserta KB maupun yang bukan Peserta KB

2 NIK dan Nama Suami Kolom 2 : Diisi dengan NIK dan Nama suami dari istri yang bersangkutan
3 NIK dan Nama Istri Kolom 3 : Diisi dengan NIK dan nama istri yang bersangkutan
4 Umur Istri Kolom 4 : Diisi dengan angka yang menunjukkan umur istri yang bersangkutan.
5 Jumlah Anak Kolom 5 : Diisi dengan angka yang menunjukkan jumlah anak yang bersangkutan

6 Umur Anak Terkecil Kolom 6 : Diisi dengan angka yang menunjukkan umur anak terkecil dari yang bersangkutan

7 Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kolom 7 : Diisi dengan tulisan PBI apabila PUS yang bersangkutan merupakan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan Penerima Bantuan Iuran (PBI), diisi dengan tulisan Bukan
PBI apabila PUS yang bersangkutan merupakan peserta Jaminan Kesehatan nasional
(JKN) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) serta diisi dengan tanda silang (X) apabila
PUS yang bersangkutan bukan peserta Jaminan Kesehatan nasional (JKN)

8 Kesertaan Ber-KB Kolom 8 : Diisi dengan status kesertaan ber-KB, jika PUS yang bersangkutan peserta KB diisi kode
metode kontrasepsi sesuai dengan metode kontrasepsi yang digunakan oleh PUS
bersangkutan (IUD = I, MOW= OW, MOP= OP, Kondom= K, Implan= IP, Suntik= S, Pil=P)
dan sesuai kode tempat pelayanannya ( jika tempat pelayanan di swasta kode metode
kontrasepsinya dilingkari dan jika di pemerintah kode metode kontrasepsinya tidak
dilingkari ). Bagi PUS yang tidak ber-KB diisi dengan kode sesuai dengan kondisinya
(Hamil=H, Ingin Anak Segera=IAS, Ingin Anak Ditunda=IAT, Tidak Ingin Anak Lagi=TIAL)
pada kolom seluruh tahapan keluarga. Diisi tanda silang (x) apabila PUS yang
bersangkutan bukan peserta Jaminan Kesehatan nasional (JKN)

9 Hasil Pembinaan Kesertaan Ber KB Kolom 9-16 Diisi dengan kode metode kontrasepsi sesuai dengan metode kontrasepsi yang digunakan
oleh PUS bersangkutan (IUD = I, MOW= OW, MOP= OP, Kondom= K, Implan= IP,
Suntik= S, Pil=P), Bagi PUS yang tidak ber-KB diisi dengan kode sesuai dengan
kondisinya (Hamil=H, Ingin Anak Segera=IAS, Ingin Anak Ditunda=IAT, Tidak Ingin Anak
Lagi=TIAL). Pada kolom peserta Jaminan Kesehatan Nasional.
Apabila PUS yang bersangkutan merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional, maka
kode metode kontrasepsi diisi juga pada kolom sesuai dengan status penerima bantuan
iuran atau bukan penerima bantuan iuran.
10 Baris Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukkan jumlah Pasangan Usia Subur yang ada di wilayah
binaan Kelompok KB

11 Baris Jumlah Peserta KB Aktif Kolom 9-16 : Diisi dengan angka jumlah Peserta KB Aktif di wilayah binaan Kelompok KB

12 Baris Jumlah Peserta KB Aktif (IUD, Pemerintah Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah peserta KB Aktif IUD, MOW, MOP, Kondom,
Mow, MOP, Kondom, Implant, Suntik Implant, Suntik, dan Pil melalui jalur pelayanan Pemerintah
dan Pil)
Swasta Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menujukan jumlah peserta KB Aktif IUD, MOW, MOP, Kondom,
Implant, Suntik, dan Pil melalui jalur pelayanan Swasta
Total Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah total peserta KB Aktif IUD, MOW, MOP,
Kondom, Implant, Suntik dan Pil
13 Baris Jumlah Pasangan Usia Subur Hamil Kolom 9-16 : Diisi dengan yang menunjukan angka jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Hamil
(PUS) bukan Peserta KB
Ingin Anak Segera (IAS) Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Ingin Anak
Segera (IAS)
Ingin Anak Ditunda (IAT) Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Ingin Anak
Ditunda (IAT)
Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL) Kolom 9-16 : Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Ingin
Anak Lagi (TIAL)
14 Paraf Ketua PPKBD/SUB PPKBD Kolom 9-16 : Diisi dengan paraf ketua PPKBD/SUB PPKBD setelah selesai mengisi formulir ini setiap
bulan
15 Paraf PKB/PLKB Kolom 9-16 : Diisi dengan paraf Ketua PKB/PLKB diwilayah yang bersangkutan setelah selesai
memindahkan data setiap bulan

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 75


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

ALOKASI PAGU DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK


BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA (BOKB)
TAHUN ANGGARAN 2020
BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN
BIAYA DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
BIAYA DI KAMPUNG KB
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB
1 2 3 4 5 6 7=(5+6) 8 9 10 11=(9+10) 12=(3+4+7+8+10)

1 Provinsi Aceh

2 Kab. Aceh Barat 1.330.908.000 105.780.000 1.328.820.000 - 1.328.820.000 1.932.000.000 60.600.000 104.280.000 164.880.000 4.862.388.000

3 Kab. Aceh Besar 2.218.180.000 100.860.000 2.546.905.000 - 2.546.905.000 3.624.000.000 116.150.000 104.280.000 220.430.000 8.710.375.000

4 Kab. Aceh Selatan 1.996.362.000 71.340.000 1.993.230.000 - 1.993.230.000 1.560.000.000 90.900.000 104.280.000 195.180.000 5.816.112.000
5 Kab. Aceh Singkil 1.219.999.000 29.520.000 1.218.085.000 - 1.218.085.000 696.000.000 55.550.000 104.280.000 159.830.000 3.323.434.000

6 Kab. Aceh Tengah 1.552.726.000 95.940.000 1.240.232.000 221.470.000 1.461.702.000 1.770.000.000 70.700.000 104.280.000 174.980.000 5.055.348.000

7 Kab. Aceh Tenggara 1.109.090.000 135.300.000 1.417.408.000 221.470.000 1.638.878.000 2.310.000.000 80.800.000 104.280.000 185.080.000 5.378.348.000

8 Kab. Aceh Timur 2.661.816.000 81.180.000 2.126.112.000 221.470.000 2.347.582.000 3.078.000.000 121.200.000 104.280.000 225.480.000 8.394.058.000

9 Kab. Aceh Utara 2.994.543.000 127.920.000 2.989.845.000 - 2.989.845.000 5.112.000.000 136.350.000 104.280.000 240.630.000 11.464.938.000

10 Kab. Bireuen 1.885.453.000 66.420.000 1.505.996.000 221.470.000 1.727.466.000 3.654.000.000 85.850.000 104.280.000 190.130.000 7.523.469.000

11 Kab. Pidie 2.218.180.000 86.100.000 2.037.524.000 221.470.000 2.258.994.000 4.380.000.000 116.150.000 104.280.000 220.430.000 9.163.704.000

12 Kab. Simeulue 1.109.090.000 34.440.000 885.880.000 221.470.000 1.107.350.000 828.000.000 50.500.000 104.280.000 154.780.000 3.233.660.000

13 Kota Banda Aceh 554.545.000 73.800.000 996.615.000 - 996.615.000 540.000.000 45.450.000 104.280.000 149.730.000 2.314.690.000

14 Kota Sabang 221.818.000 27.060.000 221.470.000 - 221.470.000 108.000.000 10.100.000 104.280.000 114.380.000 692.728.000

15 Kota Langsa 554.545.000 31.980.000 553.675.000 - 553.675.000 396.000.000 25.250.000 104.280.000 129.530.000 1.665.730.000

16 Kota Lhokseumawe 443.636.000 71.340.000 442.940.000 - 442.940.000 408.000.000 20.200.000 104.280.000 124.480.000 1.490.396.000

17 Kab. Gayo Lues 1.109.090.000 41.820.000 974.468.000 221.470.000 1.195.938.000 816.000.000 55.550.000 104.280.000 159.830.000 3.322.678.000

18 Kab. Aceh Barat Daya 998.181.000 31.980.000 996.615.000 - 996.615.000 912.000.000 45.450.000 104.280.000 149.730.000 3.088.506.000

19 Kab. Aceh Jaya 998.181.000 46.740.000 996.615.000 - 996.615.000 1.032.000.000 45.450.000 104.280.000 149.730.000 3.223.266.000

20 Kab. Nagan Raya 1.109.090.000 44.280.000 885.880.000 221.470.000 1.107.350.000 1.332.000.000 50.500.000 104.280.000 154.780.000 3.747.500.000

21 Kab. Aceh Tamiang 1.330.908.000 59.040.000 1.328.820.000 - 1.328.820.000 1.278.000.000 60.600.000 104.280.000 164.880.000 4.161.648.000

22 Kab. Bener Meriah 1.109.090.000 46.740.000 885.880.000 221.470.000 1.107.350.000 1.392.000.000 50.500.000 104.280.000 154.780.000 3.809.960.000

23 Kab. Pidie Jaya 887.272.000 39.360.000 885.880.000 - 885.880.000 1.332.000.000 40.400.000 104.280.000 144.680.000 3.289.192.000

24 Kota Subulussalam 554.545.000 19.680.000 442.940.000 221.470.000 664.410.000 492.000.000 25.250.000 104.280.000 129.530.000 1.860.165.000

25 Provinsi Sumatera Utara -

26 Kab. Asahan 2.763.575.000 99.548.000 2.714.875.000 - 2.714.875.000 1.224.000.000 126.250.000 103.800.000 230.050.000 7.032.048.000

27 Kab. Dairi 1.547.602.000 48.560.000 1.303.140.000 217.190.000 1.520.330.000 1.014.000.000 75.750.000 103.800.000 179.550.000 4.310.042.000

28 Kab. Deli Serdang 2.431.946.000 184.528.000 1.911.272.000 217.190.000 2.128.462.000 2.364.000.000 111.100.000 103.800.000 214.900.000 7.323.836.000

29 Kab. Karo 1.437.059.000 109.260.000 1.846.115.000 - 1.846.115.000 1.614.000.000 85.850.000 103.800.000 189.650.000 5.196.084.000

30 Kab. Labuhanbatu 994.887.000 58.272.000 977.355.000 - 977.355.000 588.000.000 45.450.000 103.800.000 149.250.000 2.767.764.000

31 Kab. Langkat 2.542.489.000 104.404.000 1.998.148.000 217.190.000 2.215.338.000 1.662.000.000 116.150.000 103.800.000 219.950.000 6.744.181.000

32 Kab. Mandailing Natal 2.542.489.000 77.696.000 1.998.148.000 217.190.000 2.215.338.000 2.424.000.000 116.150.000 103.800.000 219.950.000 7.479.473.000

33 Kab. Nias 1.105.430.000 41.276.000 868.760.000 217.190.000 1.085.950.000 1.020.000.000 50.500.000 103.800.000 154.300.000 3.406.956.000

34 Kab. Simalungun 3.426.833.000 121.400.000 2.780.032.000 217.190.000 2.997.222.000 2.478.000.000 161.600.000 103.800.000 265.400.000 9.288.855.000

35 Kab. Tapanuli Selatan 1.658.145.000 75.268.000 1.520.330.000 - 1.520.330.000 1.488.000.000 70.700.000 103.800.000 174.500.000 4.916.243.000

36 Kab. Tapanuli Tengah 2.100.317.000 92.264.000 1.737.520.000 217.190.000 1.954.710.000 1.290.000.000 101.000.000 103.800.000 204.800.000 5.642.091.000

37 Kab. Tapanuli Utara 1.215.973.000 60.700.000 1.628.925.000 - 1.628.925.000 1.512.000.000 75.750.000 103.800.000 179.550.000 4.597.148.000

38 Kab. Toba Samosir 1.768.688.000 65.556.000 1.737.520.000 - 1.737.520.000 1.464.000.000 80.800.000 103.800.000 184.600.000 5.220.364.000

39 Kota Binjai 552.715.000 89.836.000 542.975.000 - 542.975.000 222.000.000 25.250.000 103.800.000 129.050.000 1.536.576.000

40 Kota Medan 442.172.000 291.360.000 1.824.396.000 217.190.000 2.041.586.000 906.000.000 106.050.000 103.800.000 209.850.000 3.890.968.000

41 Kota Pematang Siantar 884.344.000 70.412.000 868.760.000 - 868.760.000 318.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.285.716.000

42 Kota Sibolga 442.172.000 70.412.000 434.380.000 - 434.380.000 102.000.000 20.200.000 103.800.000 124.000.000 1.172.964.000

43 Kota Tanjung Balai 663.258.000 55.844.000 651.570.000 - 651.570.000 186.000.000 30.300.000 103.800.000 134.100.000 1.690.772.000

44 Kota Tebing Tinggi 552.715.000 48.560.000 542.975.000 - 542.975.000 210.000.000 25.250.000 103.800.000 129.050.000 1.483.300.000

45 Kota Padang Sidempuan 663.258.000 58.272.000 651.570.000 - 651.570.000 474.000.000 30.300.000 103.800.000 134.100.000 1.981.200.000

46 Kab. Pakpak Bharat 773.801.000 21.852.000 695.008.000 217.190.000 912.198.000 312.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.164.051.000

47 Kab. Nias Selatan 2.100.317.000 123.828.000 3.040.660.000 217.190.000 3.257.850.000 2.766.000.000 176.750.000 103.800.000 280.550.000 8.528.545.000

48 Kab. Humbang Hasundutan 663.258.000 48.560.000 1.085.950.000 - 1.085.950.000 924.000.000 50.500.000 103.800.000 154.300.000 2.876.068.000

49 Kab. Serdang Bedagai 1.879.231.000 80.124.000 1.846.115.000 - 1.846.115.000 1.458.000.000 85.850.000 103.800.000 189.650.000 5.453.120.000

50 Kab. Samosir 994.887.000 63.128.000 977.355.000 - 977.355.000 804.000.000 45.450.000 103.800.000 149.250.000 2.988.620.000

51 Kab. Batu Bara 884.344.000 58.272.000 760.165.000 - 760.165.000 906.000.000 35.350.000 103.800.000 139.150.000 2.747.931.000

52 Kab. Padang Lawas 1.215.973.000 67.984.000 1.042.512.000 217.190.000 1.259.702.000 1.824.000.000 60.600.000 103.800.000 164.400.000 4.532.059.000

53 Kab. Padang Lawas Utara 1.326.516.000 53.416.000 1.042.512.000 217.190.000 1.259.702.000 2.328.000.000 60.600.000 103.800.000 164.400.000 5.132.034.000

54 Kab. Labuhanbatu Selatan 442.172.000 63.128.000 542.975.000 - 542.975.000 324.000.000 25.250.000 103.800.000 129.050.000 1.501.325.000

55 Kab. Labuhanbatu Utara 884.344.000 55.844.000 868.760.000 - 868.760.000 540.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.493.148.000

56 Kab. Nias Utara 884.344.000 26.708.000 955.636.000 217.190.000 1.172.826.000 678.000.000 55.550.000 103.800.000 159.350.000 2.921.228.000

57 Kab. Nias Barat 884.344.000 24.280.000 695.008.000 217.190.000 912.198.000 630.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.595.022.000

58 Kota Gunungsitoli 663.258.000 60.700.000 521.256.000 217.190.000 738.446.000 606.000.000 30.300.000 103.800.000 134.100.000 2.202.504.000

76 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN


BIAYA DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
BIAYA DI KAMPUNG KB
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB

59 Provinsi Sumatera Barat -

60 Kab. Limapuluh Kota 1.391.728.000 57.696.000 1.112.696.000 213.980.000 1.326.676.000 474.000.000 65.650.000 103.440.000 169.090.000 3.419.190.000

61 Kab. Agam 1.712.896.000 60.100.000 1.711.840.000 - 1.711.840.000 492.000.000 80.800.000 103.440.000 184.240.000 4.161.076.000

62 Kab. Kepulauan Mentawai 1.070.560.000 24.040.000 1.069.900.000 - 1.069.900.000 258.000.000 50.500.000 103.440.000 153.940.000 2.576.440.000

63 Kab. Padang Pariaman - 105.776.000 1.818.830.000 - 1.818.830.000 618.000.000 85.850.000 103.440.000 189.290.000 2.731.896.000

64 Kab. Pasaman 1.284.672.000 50.484.000 1.027.104.000 213.980.000 1.241.084.000 222.000.000 60.600.000 103.440.000 164.040.000 2.962.280.000

65 Kab. Pesisir Selatan 1.605.840.000 60.100.000 1.604.850.000 - 1.604.850.000 1.092.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.541.980.000

66 Kab. Sijunjung 856.448.000 31.252.000 855.920.000 - 855.920.000 366.000.000 40.400.000 103.440.000 143.840.000 2.253.460.000

67 Kab. Solok 1.498.784.000 137.028.000 1.198.288.000 213.980.000 1.412.268.000 444.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 3.666.220.000

68 Kab. Tanah Datar 1.498.784.000 72.120.000 1.497.860.000 - 1.497.860.000 450.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 3.692.904.000

69 Kota Bukit Tinggi 321.168.000 26.444.000 320.970.000 - 320.970.000 144.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 931.172.000

70 Kota Padang Panjang 214.112.000 16.828.000 213.980.000 - 213.980.000 96.000.000 10.100.000 103.440.000 113.540.000 654.460.000

71 Kota Padang 535.280.000 117.796.000 1.176.890.000 - 1.176.890.000 624.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 2.612.956.000

72 Kota Payakumbuh 535.280.000 96.160.000 534.950.000 - 534.950.000 282.000.000 25.250.000 103.440.000 128.690.000 1.577.080.000

73 Kota Sawahlunto 428.224.000 16.828.000 427.960.000 - 427.960.000 222.000.000 20.200.000 103.440.000 123.640.000 1.218.652.000

74 Kota Solok 214.112.000 16.828.000 213.980.000 - 213.980.000 78.000.000 10.100.000 103.440.000 113.540.000 636.460.000

75 Kota Pariaman 321.168.000 50.484.000 427.960.000 - 427.960.000 426.000.000 20.200.000 103.440.000 123.640.000 1.349.252.000

76 Kab. Pasaman Barat 1.177.616.000 60.100.000 941.512.000 213.980.000 1.155.492.000 114.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 2.666.198.000

77 Kab. Dharmasraya 1.177.616.000 45.676.000 1.176.890.000 - 1.176.890.000 312.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 2.871.172.000

78 Kab. Solok Selatan 749.392.000 33.656.000 748.930.000 - 748.930.000 234.000.000 35.350.000 103.440.000 138.790.000 1.904.768.000

79 Provinsi Riau -

80 Kab. Bengkalis 429.760.000 47.440.000 1.153.350.000 - 1.153.350.000 930.000.000 55.550.000 102.960.000 158.510.000 2.719.060.000

81 Kab. Indragiri Hilir 1.504.160.000 85.392.000 2.097.000.000 - 2.097.000.000 1.416.000.000 101.000.000 102.960.000 203.960.000 5.306.512.000

82 Kab. Indragiri Hulu 644.640.000 144.692.000 1.467.900.000 - 1.467.900.000 1.164.000.000 70.700.000 102.960.000 173.660.000 3.594.892.000

83 Kab. Kampar 2.256.240.000 251.432.000 1.761.480.000 209.700.000 1.971.180.000 1.500.000.000 106.050.000 102.960.000 209.010.000 6.187.862.000

84 Kab. Kuantan Singingi 537.200.000 75.904.000 1.572.750.000 - 1.572.750.000 1.374.000.000 75.750.000 102.960.000 178.710.000 3.738.564.000

85 Kab. Pelalawan 966.960.000 78.276.000 1.006.560.000 209.700.000 1.216.260.000 708.000.000 60.600.000 102.960.000 163.560.000 3.133.056.000

86 Kab. Rokan Hilir 107.440.000 59.300.000 1.258.200.000 209.700.000 1.467.900.000 1.104.000.000 75.750.000 102.960.000 178.710.000 2.917.350.000

87 Kab. Rokan Hulu 752.080.000 66.416.000 1.342.080.000 209.700.000 1.551.780.000 870.000.000 80.800.000 102.960.000 183.760.000 3.424.036.000

88 Kab. Siak 644.640.000 45.068.000 1.467.900.000 - 1.467.900.000 786.000.000 70.700.000 102.960.000 173.660.000 3.117.268.000

89 Kota Dumai 537.200.000 47.440.000 733.950.000 - 733.950.000 198.000.000 35.350.000 102.960.000 138.310.000 1.654.900.000

90 Kota Pekanbaru 429.760.000 206.364.000 1.258.200.000 - 1.258.200.000 498.000.000 60.600.000 102.960.000 163.560.000 2.555.884.000

91 Kab. Kepulauan Meranti 537.200.000 26.092.000 754.920.000 209.700.000 964.620.000 606.000.000 45.450.000 102.960.000 148.410.000 2.282.322.000

92 Provinsi Jambi -

93 Kab. Batanghari 861.184.000 52.536.000 847.360.000 - 847.360.000 744.000.000 40.400.000 103.200.000 143.600.000 2.648.680.000

94 Kab. Bungo 1.830.016.000 74.028.000 1.800.640.000 - 1.800.640.000 918.000.000 85.850.000 103.200.000 189.050.000 4.811.734.000

95 Kab. Kerinci 1.722.368.000 85.968.000 1.355.776.000 211.840.000 1.567.616.000 1.722.000.000 80.800.000 103.200.000 184.000.000 5.281.952.000

96 Kab. Merangin 2.583.552.000 69.252.000 2.033.664.000 211.840.000 2.245.504.000 1.290.000.000 121.200.000 103.200.000 224.400.000 6.412.708.000

97 Kab. Muaro Jambi 1.184.128.000 59.700.000 1.165.120.000 - 1.165.120.000 930.000.000 55.550.000 103.200.000 158.750.000 3.497.698.000

98 Kab. Sarolangun 1.076.480.000 62.088.000 1.059.200.000 - 1.059.200.000 948.000.000 50.500.000 103.200.000 153.700.000 3.299.468.000

99 Kab. Tanjung Jabung Barat 1.399.424.000 66.864.000 1.101.568.000 211.840.000 1.313.408.000 804.000.000 65.650.000 103.200.000 168.850.000 3.752.546.000

100 Kab. Tanjung Jabung Timur 1.184.128.000 42.984.000 932.096.000 211.840.000 1.143.936.000 558.000.000 55.550.000 103.200.000 158.750.000 3.087.798.000

101 Kab. Tebo 1.291.776.000 66.864.000 1.271.040.000 - 1.271.040.000 672.000.000 60.600.000 103.200.000 163.800.000 3.465.480.000

102 Kota Jambi 1.184.128.000 102.684.000 1.165.120.000 - 1.165.120.000 372.000.000 55.550.000 103.200.000 158.750.000 2.982.682.000

103 Kota Sungai Penuh 861.184.000 42.984.000 847.360.000 - 847.360.000 414.000.000 40.400.000 103.200.000 143.600.000 2.309.128.000

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 77


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN


DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA BIAYA PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIOAN BOKB
OPERASIONAL PROGRAM
PENYULUHAN KB PENCEGAHAN TOTAL MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENGGERAKAN OLEH KADER
STUNTING
DI KAMPUNG KB

104 Provinsi Sumatera Selatan -

105 Kab. Lahat 1.743.424.000 99.220.000 2.074.752.000 216.120.000 2.290.872.000 2.268.000.000 121.200.000 103.680.000 224.880.000 6.626.396.000

106 Kab. Musi Banyuasin 1.089.640.000 82.280.000 1.512.840.000 - 1.512.840.000 1.440.000.000 70.700.000 103.680.000 174.380.000 4.299.140.000

107 Kab. Musi Rawas 1.525.496.000 65.340.000 1.512.840.000 - 1.512.840.000 1.194.000.000 70.700.000 103.680.000 174.380.000 4.472.056.000

108 Kab. Muara Enim 1.089.640.000 84.700.000 1.728.960.000 216.120.000 1.945.080.000 1.530.000.000 101.000.000 103.680.000 204.680.000 4.854.100.000

109 Kab. Ogan Komering Ilir 1.961.352.000 82.280.000 1.556.064.000 216.120.000 1.772.184.000 1.962.000.000 90.900.000 103.680.000 194.580.000 5.972.396.000

110 Kab. Ogan Komering Ulu - 55.660.000 1.404.780.000 - 1.404.780.000 942.000.000 65.650.000 103.680.000 169.330.000 2.571.770.000

111 Kota Palembang 871.712.000 479.160.000 1.556.064.000 216.120.000 1.772.184.000 642.000.000 90.900.000 103.680.000 194.580.000 3.959.636.000

112 Kota Prabumulih 653.784.000 84.700.000 648.360.000 - 648.360.000 222.000.000 30.300.000 103.680.000 133.980.000 1.742.824.000

113 Kota Pagar Alam 544.820.000 33.880.000 540.300.000 - 540.300.000 210.000.000 25.250.000 103.680.000 128.930.000 1.457.930.000

114 Kota Lubuk Linggau 871.712.000 43.560.000 864.480.000 - 864.480.000 432.000.000 40.400.000 103.680.000 144.080.000 2.355.832.000

115 Kab. Banyuasin 2.070.316.000 242.000.000 1.642.512.000 216.120.000 1.858.632.000 1.824.000.000 95.950.000 103.680.000 199.630.000 6.194.578.000

116 Kab. Ogan Ilir 1.743.424.000 62.920.000 1.383.168.000 216.120.000 1.599.288.000 1.446.000.000 80.800.000 103.680.000 184.480.000 5.036.112.000

117 Kab. Ogan Komering Ulu Timur 2.179.280.000 62.920.000 2.161.200.000 - 2.161.200.000 1.872.000.000 101.000.000 103.680.000 204.680.000 6.480.080.000

118 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan 1.852.388.000 60.500.000 2.053.140.000 - 2.053.140.000 1.554.000.000 95.950.000 103.680.000 199.630.000 5.719.658.000

119 Kab. Empat Lawang 1.089.640.000 38.720.000 1.080.600.000 - 1.080.600.000 936.000.000 50.500.000 103.680.000 154.180.000 3.299.140.000

120 Kab. Penukal Abab Lematang Ilir 544.820.000 33.880.000 540.300.000 - 540.300.000 426.000.000 25.250.000 103.680.000 128.930.000 1.673.930.000

121 Kab. Musi Rawas Utara 544.820.000 21.780.000 756.420.000 - 756.420.000 534.000.000 35.350.000 103.680.000 139.030.000 1.996.050.000

122 Provinsi Bengkulu -

123 Kab. Bengkulu Selatan 1.179.816.000 40.868.000 941.512.000 213.980.000 1.155.492.000 948.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 3.483.166.000

124 Kab. Bengkulu Utara 2.037.864.000 55.292.000 1.626.248.000 213.980.000 1.840.228.000 1.320.000.000 95.950.000 103.440.000 199.390.000 5.452.774.000

125 Kab. Rejang Lebong 1.608.840.000 60.100.000 1.604.850.000 - 1.604.850.000 936.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.388.980.000

126 Kota Bengkulu 965.304.000 81.736.000 962.910.000 - 962.910.000 402.000.000 45.450.000 103.440.000 148.890.000 2.560.840.000

127 Kab. Kaur 1.608.840.000 52.888.000 1.283.880.000 213.980.000 1.497.860.000 1.170.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.508.778.000

128 Kab. Seluma 1.501.584.000 57.696.000 1.198.288.000 213.980.000 1.412.268.000 1.212.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 4.357.688.000

129 Kab. Mukomuko 1.608.840.000 43.272.000 1.604.850.000 - 1.604.850.000 906.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.342.152.000

130 Kab. Lebong 1.287.072.000 33.656.000 1.283.880.000 - 1.283.880.000 624.000.000 60.600.000 103.440.000 164.040.000 3.392.648.000

131 Kab. Kepahiang 858.048.000 45.676.000 855.920.000 - 855.920.000 702.000.000 40.400.000 103.440.000 143.840.000 2.605.484.000

132 Kab. Bengkulu Tengah 1.072.560.000 52.888.000 1.069.900.000 - 1.069.900.000 858.000.000 50.500.000 103.440.000 153.940.000 3.207.288.000

133 Provinsi Lampung -

134 Kab. Lampung Barat 1.591.350.000 47.440.000 1.572.750.000 - 1.572.750.000 816.000.000 75.750.000 102.960.000 178.710.000 4.206.250.000

135 Kab. Lampung Selatan 1.803.530.000 92.508.000 1.425.960.000 209.700.000 1.635.660.000 1.560.000.000 85.850.000 102.960.000 188.810.000 5.280.508.000

136 Kab. Lampung Tengah 1.166.990.000 192.132.000 2.348.640.000 209.700.000 2.558.340.000 1.866.000.000 141.400.000 102.960.000 244.360.000 6.027.822.000

137 Kab. Lampung Timur 1.591.350.000 83.020.000 2.013.120.000 209.700.000 2.222.820.000 1.584.000.000 121.200.000 102.960.000 224.160.000 5.705.350.000

138 Kab. Lampung Utara 2.440.070.000 92.508.000 1.929.240.000 209.700.000 2.138.940.000 1.482.000.000 116.150.000 102.960.000 219.110.000 6.372.628.000

139 Kab. Mesuji 954.810.000 30.836.000 733.950.000 - 733.950.000 630.000.000 35.350.000 102.960.000 138.310.000 2.487.906.000

140 Kab. Pesawaran 1.166.990.000 45.068.000 922.680.000 209.700.000 1.132.380.000 864.000.000 55.550.000 102.960.000 158.510.000 3.366.948.000

141 Kab. Pesisir Barat 742.630.000 26.092.000 1.153.350.000 - 1.153.350.000 708.000.000 55.550.000 102.960.000 158.510.000 2.788.582.000

142 Kab. Pringsewu 954.810.000 54.556.000 943.650.000 - 943.650.000 786.000.000 45.450.000 102.960.000 148.410.000 2.887.426.000

143 Kab. Tanggamus 2.121.800.000 59.300.000 1.677.600.000 209.700.000 1.887.300.000 1.812.000.000 101.000.000 102.960.000 203.960.000 6.084.360.000

144 Kab. Tulang Bawang 1.591.350.000 66.416.000 1.572.750.000 - 1.572.750.000 906.000.000 75.750.000 102.960.000 178.710.000 4.315.226.000

145 Kab. Tulang Bawang Barat 954.810.000 37.952.000 943.650.000 - 943.650.000 576.000.000 45.450.000 102.960.000 148.410.000 2.660.822.000

146 Kab. Way Kanan 1.485.260.000 52.184.000 1.467.900.000 - 1.467.900.000 1.362.000.000 70.700.000 102.960.000 173.660.000 4.541.004.000

147 Kota Bandar Lampung 848.720.000 125.716.000 2.097.000.000 - 2.097.000.000 756.000.000 101.000.000 102.960.000 203.960.000 4.031.396.000

148 Kota Metro 530.450.000 49.812.000 524.250.000 - 524.250.000 132.000.000 25.250.000 102.960.000 128.210.000 1.364.722.000

78 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN


DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB

149 Provinsi Jawa Barat -

150 Kab. Bandung 3.296.385.000 523.404.000 2.666.620.000 215.050.000 2.881.670.000 1.680.000.000 156.550.000 103.560.000 260.110.000 8.641.569.000

151 Kab. Bandung Barat 1.701.360.000 185.724.000 1.376.320.000 215.050.000 1.591.370.000 990.000.000 80.800.000 103.560.000 184.360.000 4.652.814.000

152 Kab. Bekasi 1.063.350.000 284.616.000 1.978.460.000 215.050.000 2.193.510.000 1.122.000.000 116.150.000 103.560.000 219.710.000 4.883.186.000

153 Kab. Bogor 1.063.350.000 308.736.000 3.440.800.000 215.050.000 3.655.850.000 2.610.000.000 202.000.000 103.560.000 305.560.000 7.943.496.000

154 Kab. Ciamis 2.871.045.000 178.488.000 2.322.540.000 215.050.000 2.537.590.000 1.590.000.000 136.350.000 103.560.000 239.910.000 7.417.033.000

155 Kab. Cianjur 3.402.720.000 185.724.000 2.752.640.000 215.050.000 2.967.690.000 2.160.000.000 161.600.000 103.560.000 265.160.000 8.981.294.000

156 Kab. Cirebon 850.680.000 241.200.000 3.440.800.000 215.050.000 3.655.850.000 2.544.000.000 202.000.000 103.560.000 305.560.000 7.597.290.000

157 Kab. Garut 4.466.070.000 383.508.000 3.612.840.000 215.050.000 3.827.890.000 2.652.000.000 212.100.000 103.560.000 315.660.000 11.645.128.000

158 Kab. Indramayu 3.296.385.000 209.844.000 2.666.620.000 215.050.000 2.881.670.000 1.902.000.000 156.550.000 103.560.000 260.110.000 8.550.009.000

159 Kab. Karawang 3.190.050.000 214.668.000 2.580.600.000 215.050.000 2.795.650.000 1.854.000.000 151.500.000 103.560.000 255.060.000 8.309.428.000

160 Kab. Kuningan 1.807.695.000 250.848.000 2.752.640.000 215.050.000 2.967.690.000 2.256.000.000 161.600.000 103.560.000 265.160.000 7.547.393.000

161 Kab. Majalengka 2.764.710.000 125.424.000 2.236.520.000 215.050.000 2.451.570.000 2.058.000.000 131.300.000 103.560.000 234.860.000 7.634.564.000

162 Kab. Pangandaran 1.063.350.000 67.536.000 1.075.250.000 - 1.075.250.000 558.000.000 50.500.000 103.560.000 154.060.000 2.918.196.000

163 Kab. Purwakarta 319.005.000 267.732.000 1.462.340.000 215.050.000 1.677.390.000 1.152.000.000 85.850.000 103.560.000 189.410.000 3.605.537.000

164 Kab. Subang 2.871.045.000 106.128.000 2.580.600.000 215.050.000 2.795.650.000 1.518.000.000 151.500.000 103.560.000 255.060.000 7.545.883.000

165 Kab. Sukabumi 4.997.745.000 183.312.000 4.042.940.000 215.050.000 4.257.990.000 2.316.000.000 237.350.000 103.560.000 340.910.000 12.095.957.000

166 Kab. Sumedang 2.764.710.000 103.716.000 2.236.520.000 215.050.000 2.451.570.000 1.662.000.000 131.300.000 103.560.000 234.860.000 7.216.856.000

167 Kab. Tasikmalaya 638.010.000 183.312.000 3.354.780.000 215.050.000 3.569.830.000 2.106.000.000 196.950.000 103.560.000 300.510.000 6.797.662.000

168 Kota Bandung - 342.504.000 2.580.600.000 215.050.000 2.795.650.000 906.000.000 151.500.000 103.560.000 255.060.000 4.299.214.000

169 Kota Banjar 425.340.000 57.888.000 430.100.000 - 430.100.000 150.000.000 20.200.000 103.560.000 123.760.000 1.187.088.000

170 Kota Bekasi 1.276.020.000 441.396.000 1.032.240.000 215.050.000 1.247.290.000 336.000.000 60.600.000 103.560.000 164.160.000 3.464.866.000

171 Kota Bogor 106.335.000 127.836.000 645.150.000 - 645.150.000 408.000.000 30.300.000 103.560.000 133.860.000 1.421.181.000

172 Kota Cimahi 106.335.000 98.892.000 322.575.000 - 322.575.000 90.000.000 15.150.000 103.560.000 118.710.000 736.512.000

173 Kota Cirebon 531.675.000 96.480.000 537.625.000 - 537.625.000 132.000.000 25.250.000 103.560.000 128.810.000 1.426.590.000

174 Kota Depok 744.345.000 407.628.000 946.220.000 215.050.000 1.161.270.000 378.000.000 55.550.000 103.560.000 159.110.000 2.850.353.000

175 Kota Sukabumi 744.345.000 212.256.000 752.675.000 - 752.675.000 198.000.000 35.350.000 103.560.000 138.910.000 2.046.186.000

176 Kota Tasikmalaya 1.063.350.000 89.244.000 1.075.250.000 - 1.075.250.000 414.000.000 50.500.000 103.560.000 154.060.000 2.795.904.000

177 Provinsi Jawa Tengah -

178 Kab. Banjarnegara 2.068.640.000 101.308.000 2.075.600.000 - 2.075.600.000 1.668.000.000 101.000.000 102.720.000 203.720.000 6.117.268.000

179 Kab. Banyumas 2.792.664.000 226.176.000 2.241.648.000 207.560.000 2.449.208.000 1.986.000.000 136.350.000 102.720.000 239.070.000 7.693.118.000

180 Kab. Batang 1.551.480.000 70.680.000 1.556.700.000 - 1.556.700.000 1.488.000.000 75.750.000 102.720.000 178.470.000 4.845.330.000

181 Kab. Blora 1.654.912.000 101.308.000 1.328.384.000 207.560.000 1.535.944.000 1.770.000.000 80.800.000 102.720.000 183.520.000 5.245.684.000

182 Kab. Boyolali 1.861.776.000 134.292.000 1.971.820.000 - 1.971.820.000 1.602.000.000 95.950.000 102.720.000 198.670.000 5.768.558.000

183 Kab. Brebes 1.758.344.000 113.088.000 1.411.408.000 207.560.000 1.618.968.000 1.782.000.000 85.850.000 102.720.000 188.570.000 5.460.970.000

184 Kab. Cilacap 2.482.368.000 124.868.000 1.992.576.000 207.560.000 2.200.136.000 1.704.000.000 121.200.000 102.720.000 223.920.000 6.735.292.000

185 Kab. Demak 1.241.184.000 143.716.000 1.162.336.000 207.560.000 1.369.896.000 1.494.000.000 70.700.000 102.720.000 173.420.000 4.422.216.000

186 Kab. Grobogan 1.965.208.000 207.328.000 1.577.456.000 207.560.000 1.785.016.000 1.680.000.000 95.950.000 102.720.000 198.670.000 5.836.222.000

187 Kab. Jepara 1.654.912.000 98.952.000 1.328.384.000 207.560.000 1.535.944.000 1.170.000.000 80.800.000 102.720.000 183.520.000 4.643.328.000

188 Kab. Karanganyar 1.758.344.000 82.460.000 1.764.260.000 - 1.764.260.000 1.062.000.000 85.850.000 102.720.000 188.570.000 4.855.634.000

189 Kab. Kebumen 2.689.232.000 134.292.000 2.158.624.000 207.560.000 2.366.184.000 2.760.000.000 131.300.000 102.720.000 234.020.000 8.183.728.000

190 Kab. Kendal 1.861.776.000 120.156.000 2.075.600.000 - 2.075.600.000 1.716.000.000 101.000.000 102.720.000 203.720.000 5.977.252.000

191 Kab. Klaten 1.965.208.000 193.192.000 2.158.624.000 207.560.000 2.366.184.000 2.406.000.000 131.300.000 102.720.000 234.020.000 7.164.604.000

192 Kab. Kudus 517.160.000 131.936.000 934.020.000 - 934.020.000 792.000.000 45.450.000 102.720.000 148.170.000 2.523.286.000

193 Kab. Magelang 1.861.776.000 110.732.000 1.743.504.000 207.560.000 1.951.064.000 2.232.000.000 106.050.000 102.720.000 208.770.000 6.364.342.000

194 Kab. Pati 2.172.072.000 98.952.000 1.743.504.000 207.560.000 1.951.064.000 2.436.000.000 106.050.000 102.720.000 208.770.000 6.866.858.000

195 Kab. Pekalongan 1.965.208.000 80.104.000 1.577.456.000 207.560.000 1.785.016.000 1.710.000.000 95.950.000 102.720.000 198.670.000 5.738.998.000

196 Kab. Pemalang 1.448.048.000 124.868.000 1.162.336.000 207.560.000 1.369.896.000 1.332.000.000 70.700.000 102.720.000 173.420.000 4.448.232.000

197 Kab. Purbalingga 1.861.776.000 98.952.000 1.494.432.000 207.560.000 1.701.992.000 1.434.000.000 90.900.000 102.720.000 193.620.000 5.290.340.000

198 Kab. Purworejo 1.654.912.000 129.580.000 1.660.480.000 - 1.660.480.000 2.964.000.000 80.800.000 102.720.000 183.520.000 6.592.492.000

199 Kab. Rembang 1.448.048.000 63.612.000 1.452.920.000 - 1.452.920.000 1.764.000.000 70.700.000 102.720.000 173.420.000 4.902.000.000

200 Kab. Semarang 1.965.208.000 122.512.000 1.971.820.000 - 1.971.820.000 1.410.000.000 95.950.000 102.720.000 198.670.000 5.668.210.000

201 Kab. Sragen 2.068.640.000 169.632.000 1.660.480.000 207.560.000 1.868.040.000 1.248.000.000 101.000.000 102.720.000 203.720.000 5.558.032.000

202 Kab. Sukoharjo 1.241.184.000 89.528.000 1.245.360.000 - 1.245.360.000 1.002.000.000 60.600.000 102.720.000 163.320.000 3.741.392.000

203 Kab. Tegal 1.758.344.000 153.140.000 1.868.040.000 - 1.868.040.000 1.722.000.000 90.900.000 102.720.000 193.620.000 5.695.144.000

204 Kab. Temanggung 1.654.912.000 75.392.000 2.075.600.000 - 2.075.600.000 1.734.000.000 101.000.000 102.720.000 203.720.000 5.743.624.000

205 Kab. Wonogiri 2.585.800.000 108.376.000 2.594.500.000 - 2.594.500.000 1.764.000.000 126.250.000 102.720.000 228.970.000 7.281.646.000

206 Kab. Wonosobo 1.551.480.000 80.104.000 1.245.360.000 207.560.000 1.452.920.000 1.590.000.000 75.750.000 102.720.000 178.470.000 4.852.974.000

207 Kota Magelang 206.864.000 68.324.000 311.340.000 - 311.340.000 102.000.000 15.150.000 102.720.000 117.870.000 806.398.000

208 Kota Pekalongan 413.728.000 129.580.000 415.120.000 - 415.120.000 162.000.000 20.200.000 102.720.000 122.920.000 1.243.348.000

209 Kota Salatiga 413.728.000 68.324.000 415.120.000 - 415.120.000 138.000.000 20.200.000 102.720.000 122.920.000 1.158.092.000

210 Kota Semarang 1.654.912.000 157.852.000 1.660.480.000 - 1.660.480.000 1.062.000.000 80.800.000 102.720.000 183.520.000 4.718.764.000

211 Kota Surakarta 517.160.000 87.172.000 518.900.000 - 518.900.000 306.000.000 25.250.000 102.720.000 127.970.000 1.557.202.000

212 Kota Tegal 413.728.000 87.172.000 415.120.000 - 415.120.000 162.000.000 20.200.000 102.720.000 122.920.000 1.200.940.000

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 79


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN


DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB

213 Provinsi DI Yogyakarta -

214 Kab. Bantul 1.745.458.000 173.160.000 1.396.856.000 205.420.000 1.602.276.000 450.000.000 85.850.000 102.480.000 188.330.000 4.159.224.000

215 Kab. Gunung Kidul 1.848.132.000 114.660.000 1.479.024.000 205.420.000 1.684.444.000 864.000.000 90.900.000 102.480.000 193.380.000 4.704.616.000

216 Kab. Kulon Progo 1.232.088.000 74.880.000 986.016.000 205.420.000 1.191.436.000 528.000.000 60.600.000 102.480.000 163.080.000 3.189.484.000

217 Kab. Sleman 1.540.110.000 219.960.000 1.746.070.000 - 1.746.070.000 516.000.000 85.850.000 102.480.000 188.330.000 4.210.470.000

218 Kota Yogyakarta 205.348.000 1.437.940.000 - 1.437.940.000 270.000.000 70.700.000 102.480.000 173.180.000 2.086.468.000

219 Provinsi Jawa Timur -

220 Kab. Bangkalan 1.968.408.000 69.716.000 1.540.656.000 213.980.000 1.754.636.000 1.686.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 5.673.100.000

221 Kab. Banyuwangi 2.187.120.000 163.472.000 2.674.750.000 - 2.674.750.000 1.302.000.000 126.250.000 103.440.000 229.690.000 6.557.032.000

222 Kab. Blitar 2.077.764.000 117.796.000 2.353.780.000 - 2.353.780.000 1.488.000.000 111.100.000 103.440.000 214.540.000 6.251.880.000

223 Kab. Bojonegoro 2.843.256.000 156.260.000 2.995.720.000 - 2.995.720.000 2.580.000.000 141.400.000 103.440.000 244.840.000 8.820.076.000

224 Kab. Bondowoso 2.515.188.000 76.928.000 1.968.616.000 213.980.000 2.182.596.000 1.314.000.000 116.150.000 103.440.000 219.590.000 6.308.302.000

225 Kab. Gresik 1.859.052.000 120.200.000 1.925.820.000 - 1.925.820.000 2.136.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 6.235.412.000

226 Kab. Jember 3.171.324.000 245.208.000 2.653.352.000 213.980.000 2.867.332.000 1.488.000.000 156.550.000 103.440.000 259.990.000 8.031.854.000

227 Kab. Jombang 874.848.000 173.088.000 2.246.790.000 - 2.246.790.000 1.836.000.000 106.050.000 103.440.000 209.490.000 5.340.216.000

228 Kab. Kediri 2.515.188.000 213.956.000 2.225.392.000 213.980.000 2.439.372.000 2.064.000.000 131.300.000 103.440.000 234.740.000 7.467.256.000

229 Kab. Lamongan 2.952.612.000 141.836.000 2.310.984.000 213.980.000 2.524.964.000 2.844.000.000 136.350.000 103.440.000 239.790.000 8.703.202.000

230 Kab. Lumajang 2.077.764.000 98.564.000 2.246.790.000 - 2.246.790.000 1.230.000.000 106.050.000 103.440.000 209.490.000 5.862.608.000

231 Kab. Madiun 1.640.340.000 67.312.000 1.604.850.000 - 1.604.850.000 1.236.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.727.692.000

232 Kab. Magetan 1.968.408.000 91.352.000 1.925.820.000 - 1.925.820.000 1.410.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 5.589.920.000

233 Kab. Malang 3.280.680.000 230.784.000 2.824.536.000 213.980.000 3.038.516.000 2.340.000.000 166.650.000 103.440.000 270.090.000 9.160.070.000

234 Kab. Mojokerto 1.968.408.000 100.968.000 1.925.820.000 - 1.925.820.000 1.824.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 6.013.536.000

235 Kab. Nganjuk 1.968.408.000 86.544.000 1.711.840.000 213.980.000 1.925.820.000 1.704.000.000 101.000.000 103.440.000 204.440.000 5.889.212.000

236 Kab. Ngawi 2.077.764.000 76.928.000 1.626.248.000 213.980.000 1.840.228.000 1.302.000.000 95.950.000 103.440.000 199.390.000 5.496.310.000

237 Kab. Pacitan 1.312.272.000 69.716.000 1.283.880.000 - 1.283.880.000 1.026.000.000 60.600.000 103.440.000 164.040.000 3.855.908.000

238 Kab. Pamekasan 1.421.628.000 86.544.000 1.112.696.000 213.980.000 1.326.676.000 1.134.000.000 65.650.000 103.440.000 169.090.000 4.137.938.000

239 Kab. Pasuruan 2.296.476.000 115.392.000 2.054.208.000 213.980.000 2.268.188.000 2.190.000.000 121.200.000 103.440.000 224.640.000 7.094.696.000

240 Kab. Ponorogo 2.296.476.000 110.584.000 2.246.790.000 - 2.246.790.000 1.842.000.000 106.050.000 103.440.000 209.490.000 6.705.340.000

241 Kab. Probolinggo 2.624.544.000 134.624.000 2.054.208.000 213.980.000 2.268.188.000 1.980.000.000 121.200.000 103.440.000 224.640.000 7.231.996.000

242 Kab. Sampang 1.530.984.000 52.888.000 1.198.288.000 213.980.000 1.412.268.000 1.116.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 4.286.280.000

243 Kab. Sidoarjo - 177.896.000 1.540.656.000 213.980.000 1.754.636.000 2.118.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 4.244.872.000

244 Kab. Situbondo 1.859.052.000 108.180.000 1.818.830.000 - 1.818.830.000 816.000.000 85.850.000 103.440.000 189.290.000 4.791.352.000

245 Kab. Sumenep 2.952.612.000 156.260.000 2.310.984.000 213.980.000 2.524.964.000 2.004.000.000 136.350.000 103.440.000 239.790.000 7.877.626.000

246 Kab. Trenggalek 1.421.628.000 64.908.000 1.198.288.000 213.980.000 1.412.268.000 942.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 4.014.944.000

247 Kab. Tuban 2.187.120.000 98.564.000 2.139.800.000 - 2.139.800.000 1.968.000.000 101.000.000 103.440.000 204.440.000 6.597.924.000

248 Kab. Tulungagung 2.077.764.000 151.452.000 2.032.810.000 - 2.032.810.000 1.626.000.000 95.950.000 103.440.000 199.390.000 6.087.416.000

249 Kota Blitar 328.068.000 60.100.000 320.970.000 - 320.970.000 126.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 953.728.000

250 Kota Kediri 328.068.000 50.484.000 320.970.000 - 320.970.000 276.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 1.094.112.000

251 Kota Madiun 328.068.000 84.140.000 320.970.000 - 320.970.000 162.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 1.013.768.000

252 Kota Malang 546.780.000 139.432.000 534.950.000 - 534.950.000 342.000.000 25.250.000 103.440.000 128.690.000 1.691.852.000

253 Kota Mojokerto 218.712.000 33.656.000 320.970.000 - 320.970.000 108.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 799.928.000

254 Kota Pasuruan 437.424.000 38.464.000 427.960.000 - 427.960.000 204.000.000 20.200.000 103.440.000 123.640.000 1.231.488.000

255 Kota Probolinggo 546.780.000 112.988.000 534.950.000 - 534.950.000 174.000.000 25.250.000 103.440.000 128.690.000 1.497.408.000

256 Kota Surabaya - 2.653.352.000 213.980.000 2.867.332.000 924.000.000 156.550.000 103.440.000 259.990.000 4.051.322.000

257 Kota Batu 328.068.000 69.716.000 320.970.000 - 320.970.000 144.000.000 15.150.000 103.440.000 118.590.000 981.344.000

258 Provinsi Kalimantan Barat -

259 Kab. Bengkayang 1.830.152.000 52.888.000 1.818.830.000 - 1.818.830.000 744.000.000 85.850.000 103.440.000 189.290.000 4.635.160.000

260 Kab. Landak 1.399.528.000 45.676.000 1.390.870.000 - 1.390.870.000 936.000.000 65.650.000 103.440.000 169.090.000 3.941.164.000

261 Kab. Kapuas Hulu 1.830.152.000 64.908.000 1.968.616.000 213.980.000 2.182.596.000 1.692.000.000 116.150.000 103.440.000 219.590.000 5.989.246.000

262 Kab. Ketapang 2.153.120.000 81.736.000 1.711.840.000 213.980.000 1.925.820.000 1.572.000.000 101.000.000 103.440.000 204.440.000 5.937.116.000

263 Kab. Mempawah - 57.696.000 962.910.000 - 962.910.000 402.000.000 45.450.000 103.440.000 148.890.000 1.571.496.000

264 Kab. Sambas 2.045.464.000 129.816.000 1.626.248.000 213.980.000 1.840.228.000 1.158.000.000 95.950.000 103.440.000 199.390.000 5.372.898.000

265 Kab. Sanggau 1.614.840.000 72.120.000 1.604.850.000 - 1.604.850.000 1.014.000.000 75.750.000 103.440.000 179.190.000 4.485.000.000

266 Kab. Sintang 1.507.184.000 60.100.000 1.198.288.000 213.980.000 1.412.268.000 2.436.000.000 70.700.000 103.440.000 174.140.000 5.589.692.000

267 Kota Pontianak - 228.380.000 641.940.000 - 641.940.000 174.000.000 30.300.000 103.440.000 133.740.000 1.178.060.000

268 Kota Singkawang 538.280.000 100.968.000 534.950.000 - 534.950.000 156.000.000 25.250.000 103.440.000 128.690.000 1.458.888.000

269 Kab. Sekadau 753.592.000 31.252.000 748.930.000 - 748.930.000 522.000.000 35.350.000 103.440.000 138.790.000 2.194.564.000

270 Kab. Melawi - 28.848.000 941.512.000 213.980.000 1.155.492.000 1.014.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 2.357.330.000

271 Kab. Kayong Utara 645.936.000 21.636.000 641.940.000 - 641.940.000 258.000.000 30.300.000 103.440.000 133.740.000 1.701.252.000

272 Kab. Kubu Raya 968.904.000 129.816.000 962.910.000 - 962.910.000 702.000.000 45.450.000 103.440.000 148.890.000 2.912.520.000

80 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN


DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA BIAYA PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIOAN BOKB
OPERASIONAL PROGRAM
PENYULUHAN KB PENCEGAHAN TOTAL MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENGGERAKAN OLEH KADER
STUNTING
DI KAMPUNG KB

273 Provinsi Kalimantan Tengah -

274 Kab. Barito Selatan 321.270.000 35.580.000 503.280.000 209.700.000 712.980.000 558.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 1.761.090.000

275 Kab. Barito Utara - 78.276.000 943.650.000 - 943.650.000 618.000.000 45.450.000 102.960.000 148.410.000 1.788.336.000

276 Kab. Kapuas - 59.300.000 1.425.960.000 209.700.000 1.635.660.000 1.386.000.000 85.850.000 102.960.000 188.810.000 3.269.770.000

277 Kab. Kotawaringin Barat 642.540.000 123.344.000 629.100.000 - 629.100.000 564.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 2.092.244.000

278 Kab. Kotawaringin Timur - 135.204.000 1.425.960.000 209.700.000 1.635.660.000 1.110.000.000 85.850.000 102.960.000 188.810.000 3.069.674.000

279 Kota Palangkaraya - 194.504.000 524.250.000 - 524.250.000 180.000.000 25.250.000 102.960.000 128.210.000 1.026.964.000

280 Kab. Katingan 1.392.170.000 40.324.000 1.363.050.000 - 1.363.050.000 966.000.000 65.650.000 102.960.000 168.610.000 3.930.154.000

281 Kab. Seruyan 1.070.900.000 59.300.000 1.048.500.000 - 1.048.500.000 600.000.000 50.500.000 102.960.000 153.460.000 2.932.160.000

282 Kab. Sukamara - 16.604.000 524.250.000 - 524.250.000 192.000.000 25.250.000 102.960.000 128.210.000 861.064.000

283 Kab. Lamandau 856.720.000 33.208.000 838.800.000 - 838.800.000 528.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.400.088.000

284 Kab. Gunung Mas 856.720.000 42.696.000 1.006.560.000 209.700.000 1.216.260.000 762.000.000 60.600.000 102.960.000 163.560.000 3.041.236.000

285 Kab. Pulang Pisau 749.630.000 30.836.000 838.800.000 - 838.800.000 594.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.356.626.000

286 Kab. Murung Raya - 45.068.000 1.048.500.000 - 1.048.500.000 750.000.000 50.500.000 102.960.000 153.460.000 1.997.028.000

287 Kab. Barito Timur 1.070.900.000 26.092.000 838.800.000 209.700.000 1.048.500.000 618.000.000 50.500.000 102.960.000 153.460.000 2.916.952.000

288 Provinsi Kalimantan Selatan -

289 Kab. Banjar 1.412.255.000 69.948.000 2.150.500.000 - 2.150.500.000 1.740.000.000 101.000.000 103.560.000 204.560.000 5.577.263.000

290 Kab. Barito Kuala 1.303.620.000 60.300.000 1.827.925.000 - 1.827.925.000 1.206.000.000 85.850.000 103.560.000 189.410.000 4.587.255.000

291 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.194.985.000 69.948.000 1.182.775.000 - 1.182.775.000 888.000.000 55.550.000 103.560.000 159.110.000 3.494.818.000

292 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.194.985.000 77.184.000 1.182.775.000 - 1.182.775.000 1.014.000.000 55.550.000 103.560.000 159.110.000 3.628.054.000

293 Kab. Hulu Sungai Utara 1.086.350.000 57.888.000 860.200.000 215.050.000 1.075.250.000 1.314.000.000 50.500.000 103.560.000 154.060.000 3.687.548.000

294 Kab. Kotabaru 1.194.985.000 91.656.000 2.258.025.000 - 2.258.025.000 1.212.000.000 106.050.000 103.560.000 209.610.000 4.966.276.000

295 Kab. Tabalong 108.635.000 48.240.000 1.032.240.000 215.050.000 1.247.290.000 786.000.000 60.600.000 103.560.000 164.160.000 2.354.325.000

296 Kab. Tanah Laut 1.194.985.000 57.888.000 1.182.775.000 - 1.182.775.000 810.000.000 55.550.000 103.560.000 159.110.000 3.404.758.000

297 Kab. Tapin 977.715.000 36.180.000 1.032.240.000 215.050.000 1.247.290.000 810.000.000 60.600.000 103.560.000 164.160.000 3.235.345.000

298 Kota Banjarbaru 325.905.000 45.828.000 537.625.000 - 537.625.000 120.000.000 25.250.000 103.560.000 128.810.000 1.158.168.000

299 Kota Banjarmasin 543.175.000 123.012.000 537.625.000 - 537.625.000 312.000.000 25.250.000 103.560.000 128.810.000 1.644.622.000

300 Kab. Balangan 108.635.000 38.592.000 860.200.000 - 860.200.000 942.000.000 40.400.000 103.560.000 143.960.000 2.093.387.000

301 Kab. Tanah Bumbu 869.080.000 53.064.000 860.200.000 215.050.000 1.075.250.000 894.000.000 50.500.000 103.560.000 154.060.000 3.045.454.000

302 Provinsi Kalimantan Timur -

303 Kab. Berau 110.477.000 52.712.000 1.383.915.000 - 1.383.915.000 660.000.000 65.650.000 103.320.000 168.970.000 2.376.074.000

304 Kab. Kutai Kartanegara 1.215.247.000 93.444.000 1.532.952.000 212.910.000 1.745.862.000 1.422.000.000 90.900.000 103.320.000 194.220.000 4.670.773.000

305 Kab. Kutai Barat 662.862.000 50.316.000 1.362.624.000 212.910.000 1.575.534.000 1.164.000.000 80.800.000 103.320.000 184.120.000 3.636.832.000

306 Kab. Kutai Timur - 88.652.000 1.532.952.000 212.910.000 1.745.862.000 846.000.000 90.900.000 103.320.000 194.220.000 2.874.734.000

307 Kab. Paser - 67.088.000 1.064.550.000 - 1.064.550.000 864.000.000 50.500.000 103.320.000 153.820.000 2.149.458.000

308 Kota Balikpapan 110.477.000 155.740.000 638.730.000 - 638.730.000 204.000.000 30.300.000 103.320.000 133.620.000 1.242.567.000

309 Kota Bontang 331.431.000 100.632.000 319.365.000 - 319.365.000 90.000.000 15.150.000 103.320.000 118.470.000 959.898.000

310 Kota Samarinda 331.431.000 138.968.000 1.064.550.000 - 1.064.550.000 354.000.000 50.500.000 103.320.000 153.820.000 2.042.769.000

311 Kab. Penajam Paser Utara 110.477.000 43.128.000 340.656.000 212.910.000 553.566.000 324.000.000 20.200.000 103.320.000 123.520.000 1.154.691.000

312 Kab. Mahakam Ulu - 16.772.000 532.275.000 - 532.275.000 300.000.000 25.250.000 103.320.000 128.570.000 977.617.000

313 Provinsi Sulawesi Utara -

314 Kab. Bolaang Mongondow 1.222.375.000 47.348.000 1.354.500.000 225.750.000 1.580.250.000 1.212.000.000 75.750.000 104.760.000 180.510.000 4.242.483.000

315 Kab. Minahasa 1.889.125.000 166.964.000 2.821.875.000 - 2.821.875.000 1.620.000.000 126.250.000 104.760.000 231.010.000 6.728.974.000

316 Kab. Sangihe 1.666.875.000 47.348.000 1.693.125.000 - 1.693.125.000 1.002.000.000 75.750.000 104.760.000 180.510.000 4.589.858.000

317 Kota Bitung 889.000.000 94.696.000 903.000.000 - 903.000.000 414.000.000 40.400.000 104.760.000 145.160.000 2.445.856.000

318 Kota Manado 1.222.375.000 99.680.000 1.241.625.000 - 1.241.625.000 522.000.000 55.550.000 104.760.000 160.310.000 3.245.990.000

319 Kab. Kepulauan Talaud 1.778.000.000 49.840.000 2.144.625.000 - 2.144.625.000 918.000.000 95.950.000 104.760.000 200.710.000 5.091.175.000

320 Kab. Minahasa Selatan 1.889.125.000 122.108.000 1.918.875.000 - 1.918.875.000 1.062.000.000 85.850.000 104.760.000 190.610.000 5.182.718.000

321 Kota Tomohon 555.625.000 59.808.000 564.375.000 - 564.375.000 264.000.000 25.250.000 104.760.000 130.010.000 1.573.818.000

322 Kab. Minahasa Utara 1.111.250.000 104.664.000 903.000.000 225.750.000 1.128.750.000 786.000.000 50.500.000 104.760.000 155.260.000 3.285.924.000

323 Kab. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 666.750.000 37.380.000 1.128.750.000 - 1.128.750.000 558.000.000 50.500.000 104.760.000 155.260.000 2.546.140.000

324 Kota Kotamobagu 444.500.000 49.840.000 451.500.000 - 451.500.000 198.000.000 20.200.000 104.760.000 124.960.000 1.268.800.000

325 Kab. Bolaang Mongondow Utara 1.444.625.000 27.412.000 541.800.000 225.750.000 767.550.000 642.000.000 30.300.000 104.760.000 135.060.000 3.016.647.000

326 Kab. Minahasa Tenggara 1.333.500.000 79.744.000 1.354.500.000 - 1.354.500.000 864.000.000 60.600.000 104.760.000 165.360.000 3.797.104.000

327 Kab. Bolaang Mongondow Timur - 19.936.000 790.125.000 - 790.125.000 486.000.000 35.350.000 104.760.000 140.110.000 1.436.171.000

328 Kab. Bolaang Mongondow Selatan 777.875.000 22.428.000 632.100.000 225.750.000 857.850.000 486.000.000 35.350.000 104.760.000 140.110.000 2.284.263.000

329 Provinsi Sulawesi Tengah -

330 Kab. Banggai 2.378.618.000 69.020.000 1.939.084.000 210.770.000 2.149.854.000 2.022.000.000 116.150.000 103.080.000 219.230.000 6.838.722.000

331 Kab. Banggai Kepulauan 1.297.428.000 35.700.000 1.264.620.000 - 1.264.620.000 864.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.625.428.000

332 Kab. Banggai Laut 756.833.000 26.180.000 737.695.000 - 737.695.000 396.000.000 35.350.000 103.080.000 138.430.000 2.055.138.000

333 Kab. Buol 1.189.309.000 33.320.000 1.159.235.000 - 1.159.235.000 690.000.000 55.550.000 103.080.000 158.630.000 3.230.494.000

334 Kab. Donggala 1.729.904.000 49.980.000 1.686.160.000 - 1.686.160.000 1.002.000.000 80.800.000 103.080.000 183.880.000 4.651.924.000

335 Kab. Morowali 973.071.000 26.180.000 758.772.000 210.770.000 969.542.000 798.000.000 45.450.000 103.080.000 148.530.000 2.915.323.000

336 Kab. Morowali Utara 1.081.190.000 38.080.000 1.053.850.000 - 1.053.850.000 750.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 3.076.700.000

337 Kab. Parigi Moutong 2.486.737.000 66.640.000 1.939.084.000 210.770.000 2.149.854.000 1.698.000.000 116.150.000 103.080.000 219.230.000 6.620.461.000

338 Kab. Poso 2.054.261.000 64.260.000 2.002.315.000 - 2.002.315.000 1.020.000.000 95.950.000 103.080.000 199.030.000 5.339.866.000

339 Kab. Sigi 1.621.785.000 49.980.000 1.264.620.000 210.770.000 1.475.390.000 1.056.000.000 75.750.000 103.080.000 178.830.000 4.381.985.000

340 Kab. Tojo Una Una 1.297.428.000 40.460.000 1.264.620.000 - 1.264.620.000 876.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.642.188.000

341 Kab. Tolitoli 1.081.190.000 42.840.000 1.053.850.000 - 1.053.850.000 654.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 2.985.460.000

342 Kota Palu 864.952.000 85.680.000 843.080.000 - 843.080.000 276.000.000 40.400.000 103.080.000 143.480.000 2.213.192.000

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 81


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN


DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA BIAYA PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIOAN BOKB
OPERASIONAL PROGRAM
PENYULUHAN KB PENCEGAHAN TOTAL MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENGGERAKAN OLEH KADER
STUNTING
DI KAMPUNG KB

343 Provinsi Sulawesi Selatan -

344 Kab. Bantaeng 894,976,000 41,412,000 873,040,000 - 873,040,000 402,000,000 40,400,000 103,920,000 144,320,000 2,355,748,000

345 Kab. Barru 783,104,000 34,104,000 763,910,000 - 763,910,000 330,000,000 35,350,000 103,920,000 139,270,000 2,050,388,000

346 Kab. Bone 3,020,544,000 114,492,000 2,357,208,000 218,260,000 2,575,468,000 2,232,000,000 136,350,000 103,920,000 240,270,000 8,182,774,000

347 Kab. Bulukumba - 51,156,000 1,091,300,000 - 1,091,300,000 816,000,000 50,500,000 103,920,000 154,420,000 2,112,876,000

348 Kab. Enrekang - 46,284,000 1,047,648,000 218,260,000 1,265,908,000 774,000,000 60,600,000 103,920,000 164,520,000 2,250,712,000

349 Kab. Gowa 2,013,696,000 75,516,000 1,571,472,000 218,260,000 1,789,732,000 1,002,000,000 90,900,000 103,920,000 194,820,000 5,075,764,000

350 Kab. Jeneponto 1,230,592,000 48,720,000 960,344,000 218,260,000 1,178,604,000 678,000,000 55,550,000 103,920,000 159,470,000 3,295,386,000

351 Kab. Luwu - 63,336,000 2,400,860,000 - 2,400,860,000 1,362,000,000 111,100,000 103,920,000 215,020,000 4,041,216,000

352 Kab. Luwu Utara 1,342,464,000 36,540,000 1,309,560,000 - 1,309,560,000 1,038,000,000 60,600,000 103,920,000 164,520,000 3,891,084,000

353 Kab. Maros - 60,900,000 1,527,820,000 - 1,527,820,000 618,000,000 70,700,000 103,920,000 174,620,000 2,381,340,000

354 Kab. Pangkajene Kepulauan 1,118,720,000 65,772,000 1,134,952,000 218,260,000 1,353,212,000 618,000,000 65,650,000 103,920,000 169,570,000 3,325,274,000

355 Kota Palopo 447,488,000 48,720,000 982,170,000 - 982,170,000 288,000,000 45,450,000 103,920,000 149,370,000 1,915,748,000

356 Kab. Luwu Timur 1,342,464,000 51,156,000 1,200,430,000 - 1,200,430,000 762,000,000 55,550,000 103,920,000 159,470,000 3,515,520,000

357 Kab. Pinrang 1,342,464,000 65,772,000 1,047,648,000 218,260,000 1,265,908,000 648,000,000 60,600,000 103,920,000 164,520,000 3,486,664,000

358 Kab. Sinjai 894,976,000 58,464,000 785,736,000 218,260,000 1,003,996,000 480,000,000 45,450,000 103,920,000 149,370,000 2,586,806,000

359 Kab. Kepulauan Selayar 1,230,592,000 36,540,000 960,344,000 218,260,000 1,178,604,000 528,000,000 55,550,000 103,920,000 159,470,000 3,133,206,000

360 Kab. Sidenreng Rappang 1,230,592,000 41,412,000 1,200,430,000 - 1,200,430,000 636,000,000 55,550,000 103,920,000 159,470,000 3,267,904,000

361 Kab. Soppeng 894,976,000 51,156,000 873,040,000 - 873,040,000 420,000,000 40,400,000 103,920,000 144,320,000 2,383,492,000

362 Kab. Takalar 1,006,848,000 48,720,000 785,736,000 218,260,000 1,003,996,000 600,000,000 45,450,000 103,920,000 149,370,000 2,808,934,000

363 Kab. Tana Toraja 2,125,568,000 63,336,000 1,658,776,000 218,260,000 1,877,036,000 954,000,000 95,950,000 103,920,000 199,870,000 5,219,810,000

364 Kab. Wajo 1,566,208,000 70,644,000 1,527,820,000 - 1,527,820,000 1,140,000,000 70,700,000 103,920,000 174,620,000 4,479,292,000

365 Kota Parepare 447,488,000 53,592,000 436,520,000 - 436,520,000 132,000,000 20,200,000 103,920,000 124,120,000 1,193,720,000

366 Kota Makassar - 255,780,000 1,636,950,000 - 1,636,950,000 918,000,000 75,750,000 103,920,000 179,670,000 2,990,400,000

367 Kab. Toraja Utara - 70,644,000 1,833,384,000 218,260,000 2,051,644,000 906,000,000 106,050,000 103,920,000 209,970,000 3,238,258,000

368 Provinsi Sulawesi Tenggara -

369 Kab. Bombana 1,287,576,000 54,924,000 2,330,240,000 - 2,330,240,000 858,000,000 111,100,000 103,200,000 214,300,000 4,745,040,000

370 Kab. Buton 751,086,000 62,088,000 593,152,000 211,840,000 804,992,000 570,000,000 35,350,000 103,200,000 138,550,000 2,326,716,000

371 Kab. Buton Selatan 751,086,000 16,716,000 593,152,000 211,840,000 804,992,000 420,000,000 35,350,000 103,200,000 138,550,000 2,131,344,000

372 Kab. Buton Tengah 751,086,000 33,432,000 741,440,000 - 741,440,000 462,000,000 35,350,000 103,200,000 138,550,000 2,126,508,000

373 Kab. Buton Utara 643,788,000 26,268,000 635,520,000 - 635,520,000 540,000,000 30,300,000 103,200,000 133,500,000 1,979,076,000

374 Kab. Kolaka 1,287,576,000 78,804,000 1,016,832,000 211,840,000 1,228,672,000 810,000,000 60,600,000 103,200,000 163,800,000 3,568,852,000

375 Kab. Kolaka Timur 858,384,000 47,760,000 1,016,832,000 211,840,000 1,228,672,000 798,000,000 60,600,000 103,200,000 163,800,000 3,096,616,000

376 Kab. Kolaka Utara 1,609,470,000 50,148,000 1,588,800,000 - 1,588,800,000 798,000,000 75,750,000 103,200,000 178,950,000 4,225,368,000

377 Kab. Konawe 2,682,450,000 140,892,000 2,859,840,000 - 2,859,840,000 2,124,000,000 136,350,000 103,200,000 239,550,000 8,046,732,000

378 Kab. Konawe Kepulauan 751,086,000 33,432,000 741,440,000 - 741,440,000 576,000,000 35,350,000 103,200,000 138,550,000 2,240,508,000

379 Kab. Konawe Selatan 2,682,450,000 95,520,000 2,648,000,000 - 2,648,000,000 2,106,000,000 126,250,000 103,200,000 229,450,000 7,761,420,000

380 Kab. Konawe Utara 751,086,000 42,984,000 1,376,960,000 - 1,376,960,000 1,020,000,000 65,650,000 103,200,000 168,850,000 3,359,880,000

381 Kab. Muna 2,360,556,000 112,236,000 1,864,192,000 211,840,000 2,076,032,000 906,000,000 111,100,000 103,200,000 214,300,000 5,669,124,000

382 Kab. Muna Barat 858,384,000 50,148,000 1,165,120,000 - 1,165,120,000 516,000,000 55,550,000 103,200,000 158,750,000 2,748,402,000

383 Kab. Wakatobi 858,384,000 52,536,000 677,888,000 211,840,000 889,728,000 606,000,000 40,400,000 103,200,000 143,600,000 2,550,248,000

384 Kota Bau-bau 858,384,000 47,760,000 847,360,000 - 847,360,000 258,000,000 40,400,000 103,200,000 143,600,000 2,155,104,000

385 Kota Kendari 1,180,278,000 138,504,000 1,059,200,000 - 1,059,200,000 384,000,000 50,500,000 103,200,000 153,700,000 2,915,682,000

386 Provinsi Bali -

387 Kab. Badung - 151,032,000 654,780,000 - 654,780,000 372,000,000 30,300,000 103,920,000 134,220,000 1,312,032,000

388 Kab. Bangli 219,544,000 46,284,000 349,216,000 218,260,000 567,476,000 432,000,000 20,200,000 103,920,000 124,120,000 1,389,424,000

389 Kab. Buleleng 987,948,000 116,928,000 785,736,000 218,260,000 1,003,996,000 888,000,000 45,450,000 103,920,000 149,370,000 3,146,242,000

390 Kab. Gianyar 768,404,000 148,596,000 611,128,000 218,260,000 829,388,000 420,000,000 35,350,000 103,920,000 139,270,000 2,305,658,000

391 Kab. Jembrana 548,860,000 82,824,000 545,650,000 - 545,650,000 306,000,000 25,250,000 103,920,000 129,170,000 1,612,504,000

392 Kab. Karangasem 878,176,000 56,028,000 873,040,000 - 873,040,000 468,000,000 40,400,000 103,920,000 144,320,000 2,419,564,000

393 Kab. Klungkung 219,544,000 65,772,000 436,520,000 - 436,520,000 354,000,000 20,200,000 103,920,000 124,120,000 1,199,956,000

394 Kab. Tabanan 1,097,720,000 92,568,000 1,091,300,000 - 1,091,300,000 798,000,000 50,500,000 103,920,000 154,420,000 3,234,008,000

395 Kota Denpasar - 172,956,000 436,520,000 - 436,520,000 258,000,000 20,200,000 103,920,000 124,120,000 991,596,000

396 Provinsi Nusa Tenggara Barat -

397 Kab. Bima 1,961,442,000 214,200,000 1,686,160,000 210,770,000 1,896,930,000 1,146,000,000 90,900,000 103,080,000 193,980,000 5,412,552,000

398 Kab. Dompu 871,752,000 154,700,000 674,464,000 210,770,000 885,234,000 486,000,000 40,400,000 103,080,000 143,480,000 2,541,166,000

399 Kab. Lombok Barat 1,089,690,000 347,480,000 843,080,000 210,770,000 1,053,850,000 732,000,000 50,500,000 103,080,000 153,580,000 3,376,600,000

400 Kab. Lombok Tengah 1,307,628,000 442,680,000 1,011,696,000 210,770,000 1,222,466,000 834,000,000 60,600,000 103,080,000 163,680,000 3,970,454,000

401 Kab. Lombok Timur 2,179,380,000 654,500,000 1,686,160,000 210,770,000 1,896,930,000 1,524,000,000 101,000,000 103,080,000 204,080,000 6,458,890,000

402 Kab. Sumbawa 2,615,256,000 390,320,000 2,023,392,000 210,770,000 2,234,162,000 990,000,000 121,200,000 103,080,000 224,280,000 6,454,018,000

403 Kota Mataram 653,814,000 178,500,000 632,310,000 - 632,310,000 300,000,000 30,300,000 103,080,000 133,380,000 1,898,004,000

404 Kota Bima 544,845,000 152,320,000 632,310,000 632,310,000 228,000,000 25,250,000 103,080,000 128,330,000 1,685,805,000

405 Kab. Sumbawa Barat 871,752,000 202,300,000 674,464,000 210,770,000 885,234,000 384,000,000 40,400,000 103,080,000 143,480,000 2,486,766,000

406 Kab. Lombok Utara 544,845,000 218,960,000 421,540,000 210,770,000 632,310,000 198,000,000 25,250,000 103,080,000 128,330,000 1,722,445,000

82 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN


DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
DI KAMPUNG KB BIAYA
BIAYA
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB

407 Provinsi Nusa Tenggara Timur -

408 Kab. Alor 1.804.873.000 114.240.000 1.433.236.000 210.770.000 1.644.006.000 1.050.000.000 85.850.000 103.080.000 188.930.000 4.802.049.000

409 Kab. Belu 1.274.028.000 45.220.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 486.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.191.394.000

410 Kab. Ende 2.229.549.000 211.820.000 1.770.468.000 210.770.000 1.981.238.000 1.668.000.000 106.050.000 103.080.000 209.130.000 6.299.737.000

411 Kab. Flores Timur 1.380.197.000 52.360.000 1.601.852.000 210.770.000 1.812.622.000 1.500.000.000 95.950.000 103.080.000 199.030.000 4.944.209.000

412 Kab. Kupang 2.017.211.000 69.020.000 2.023.392.000 210.770.000 2.234.162.000 1.062.000.000 121.200.000 103.080.000 224.280.000 5.606.673.000

413 Kab. Lembata 955.521.000 23.800.000 758.772.000 210.770.000 969.542.000 906.000.000 45.450.000 103.080.000 148.530.000 3.003.393.000

414 Kab. Malaka 424.676.000 47.600.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 762.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 2.620.422.000

415 Kab. Manggarai 1.274.028.000 54.740.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 1.026.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.740.914.000

416 Kab. Manggarai Barat 1.061.690.000 52.360.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 1.014.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.514.196.000

417 Kab. Manggarai Timur 955.521.000 69.020.000 758.772.000 210.770.000 969.542.000 1.056.000.000 45.450.000 103.080.000 148.530.000 3.198.613.000

418 Kab. Nagekeo 743.183.000 16.660.000 590.156.000 210.770.000 800.926.000 678.000.000 35.350.000 103.080.000 138.430.000 2.377.199.000

419 Kab. Ngada 1.274.028.000 42.840.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 906.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.609.014.000

420 Kab. Rote Ndao 1.061.690.000 38.080.000 843.080.000 210.770.000 1.053.850.000 714.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 3.021.200.000

421 Kab. Sabu Raijua 637.014.000 16.660.000 505.848.000 210.770.000 716.618.000 378.000.000 30.300.000 103.080.000 133.380.000 1.881.672.000

422 Kab. Sikka 1.061.690.000 90.440.000 1.770.468.000 210.770.000 1.981.238.000 960.000.000 106.050.000 103.080.000 209.130.000 4.302.498.000

423 Kab. Sumba Barat 637.014.000 28.560.000 505.848.000 210.770.000 716.618.000 444.000.000 30.300.000 103.080.000 133.380.000 1.959.572.000

424 Kab. Sumba Barat Daya 1.167.859.000 40.460.000 927.388.000 210.770.000 1.138.158.000 1.050.000.000 55.550.000 103.080.000 158.630.000 3.555.107.000

425 Kab. Sumba Tengah 424.676.000 23.800.000 421.540.000 210.770.000 632.310.000 390.000.000 25.250.000 103.080.000 128.330.000 1.599.116.000

426 Kab. Sumba Timur 2.866.563.000 73.780.000 1.854.776.000 210.770.000 2.065.546.000 936.000.000 111.100.000 103.080.000 214.180.000 6.156.069.000

427 Kab. Timor Tengah Selatan 2.654.225.000 107.100.000 2.697.856.000 210.770.000 2.908.626.000 1.668.000.000 161.600.000 103.080.000 264.680.000 7.602.631.000

428 Kab. Timor Tengah Utara 2.548.056.000 64.260.000 2.023.392.000 210.770.000 2.234.162.000 1.158.000.000 121.200.000 103.080.000 224.280.000 6.228.758.000

429 Kota Kupang 637.014.000 130.900.000 632.310.000 - 632.310.000 306.000.000 30.300.000 103.080.000 133.380.000 1.839.604.000

430 Provinsi Maluku -

431 Kab. Buru 1.187.910.000 35.336.000 1.150.150.000 - 1.150.150.000 492.000.000 50.500.000 107.640.000 158.140.000 3.023.536.000

432 Kab. Buru Selatan 712.746.000 10.096.000 690.090.000 - 690.090.000 474.000.000 30.300.000 107.640.000 137.940.000 2.024.872.000

433 Kab. Kepulauan Aru 593.955.000 78.244.000 920.120.000 230.030.000 1.150.150.000 714.000.000 50.500.000 107.640.000 158.140.000 2.694.489.000

434 Kab. Maluku Barat Daya 593.955.000 17.668.000 1.564.204.000 230.030.000 1.794.234.000 708.000.000 85.850.000 107.640.000 193.490.000 3.307.347.000

435 Kab. Maluku Tengah 1.900.656.000 111.056.000 1.656.216.000 230.030.000 1.886.246.000 1.152.000.000 90.900.000 107.640.000 198.540.000 5.248.498.000

436 Kab. Maluku Tenggara 1.306.701.000 45.432.000 1.012.132.000 230.030.000 1.242.162.000 1.146.000.000 55.550.000 107.640.000 163.190.000 3.903.485.000

437 Kab. Maluku Tenggara Barat 1.187.910.000 42.908.000 1.150.150.000 - 1.150.150.000 492.000.000 50.500.000 107.640.000 158.140.000 3.031.108.000

438 Kab. Seram Bagian Barat 1.306.701.000 55.528.000 1.012.132.000 230.030.000 1.242.162.000 552.000.000 55.550.000 107.640.000 163.190.000 3.319.581.000

439 Kab. Seram Bagian Timur 1.544.283.000 32.812.000 1.380.180.000 230.030.000 1.610.210.000 1.188.000.000 75.750.000 107.640.000 183.390.000 4.558.695.000

440 Kota Ambon 593.955.000 254.924.000 575.075.000 - 575.075.000 300.000.000 91.039.000 107.640.000 198.679.000 1.922.633.000

441 Kota Tual 593.955.000 30.288.000 575.075.000 - 575.075.000 180.000.000 25.250.000 107.640.000 132.890.000 1.512.208.000

442 Provinsi Papua -

443 Kab. Asmat 123.170.000 22.788.000 1.756.360.000 231.100.000 1.987.460.000 1.326.000.000 95.950.000 107.760.000 203.710.000 3.663.128.000

444 Kab. Biak Numfor 2.093.890.000 116.472.000 1.756.360.000 231.100.000 1.987.460.000 1.608.000.000 95.950.000 107.760.000 203.710.000 6.009.532.000

445 Kab. Boven Digoel 1.724.380.000 58.236.000 1.848.800.000 231.100.000 2.079.900.000 672.000.000 101.000.000 107.760.000 208.760.000 4.743.276.000

446 Kab. Deiyai 615.850.000 7.596.000 462.200.000 231.100.000 693.300.000 402.000.000 25.250.000 107.760.000 133.010.000 1.851.756.000

447 Kab. Dogiyai 492.680.000 25.320.000 924.400.000 231.100.000 1.155.500.000 474.000.000 50.500.000 107.760.000 158.260.000 2.305.760.000

448 Kab. Intan Jaya 739.020.000 10.128.000 739.520.000 231.100.000 970.620.000 582.000.000 40.400.000 107.760.000 148.160.000 2.449.928.000

449 Kab. Jayapura 492.680.000 32.916.000 1.756.360.000 231.100.000 1.987.460.000 864.000.000 95.950.000 107.760.000 203.710.000 3.580.766.000

450 Kab. Jayawijaya 739.020.000 81.024.000 3.697.600.000 231.100.000 3.928.700.000 1.992.000.000 202.000.000 107.760.000 309.760.000 7.050.504.000

451 Kab. Keerom 615.850.000 35.448.000 1.016.840.000 231.100.000 1.247.940.000 546.000.000 121.339.000 107.760.000 229.099.000 2.674.337.000

452 Kab. Kepulauan Yapen 1.231.700.000 65.832.000 1.479.040.000 231.100.000 1.710.140.000 990.000.000 80.800.000 107.760.000 188.560.000 4.186.232.000

453 Kab. Lanny Jaya 1.478.040.000 2.532.000 3.605.160.000 231.100.000 3.836.260.000 2.130.000.000 196.950.000 107.760.000 304.710.000 7.751.542.000

454 Kab. Mamberamo Raya 123.170.000 7.596.000 739.520.000 231.100.000 970.620.000 360.000.000 40.400.000 107.760.000 148.160.000 1.609.546.000

455 Kab. Mamberamo Tengah 369.510.000 2.532.000 462.200.000 231.100.000 693.300.000 354.000.000 25.250.000 107.760.000 133.010.000 1.552.352.000

456 Kab. Mappi 1.231.700.000 30.384.000 1.386.600.000 231.100.000 1.617.700.000 984.000.000 75.750.000 107.760.000 183.510.000 4.047.294.000

457 Kab. Merauke 739.020.000 43.044.000 1.848.800.000 231.100.000 2.079.900.000 1.140.000.000 101.000.000 107.760.000 208.760.000 4.210.724.000

458 Kab. Mimika 369.510.000 73.428.000 1.663.920.000 231.100.000 1.895.020.000 912.000.000 90.900.000 107.760.000 198.660.000 3.448.618.000

459 Kab. Nabire 985.360.000 58.236.000 1.386.600.000 231.100.000 1.617.700.000 486.000.000 75.750.000 107.760.000 183.510.000 3.330.806.000

460 Kab. Nduga 492.680.000 10.128.000 2.958.080.000 231.100.000 3.189.180.000 1.488.000.000 161.600.000 107.760.000 269.360.000 5.449.348.000

461 Kab. Paniai 2.463.400.000 15.192.000 2.126.120.000 231.100.000 2.357.220.000 1.326.000.000 116.150.000 107.760.000 223.910.000 6.385.722.000

462 Kab. Pegunungan Bintang 246.340.000 12.660.000 3.142.960.000 231.100.000 3.374.060.000 1.662.000.000 171.700.000 107.760.000 279.460.000 5.574.520.000

463 Kab. Puncak 739.020.000 20.256.000 2.311.000.000 231.100.000 2.542.100.000 1.236.000.000 126.250.000 107.760.000 234.010.000 4.771.386.000

464 Kab. Puncak Jaya 1.231.700.000 22.788.000 2.403.440.000 231.100.000 2.634.540.000 1.830.000.000 131.300.000 107.760.000 239.060.000 5.958.088.000

465 Kab. Sarmi 985.360.000 15.192.000 924.400.000 231.100.000 1.155.500.000 564.000.000 50.500.000 107.760.000 158.260.000 2.878.312.000

466 Kab. Supiori 739.020.000 17.724.000 462.200.000 231.100.000 693.300.000 228.000.000 25.250.000 107.760.000 133.010.000 1.811.054.000

467 Kab. Tolikara 1.231.700.000 7.596.000 4.252.240.000 231.100.000 4.483.340.000 3.270.000.000 232.300.000 107.760.000 340.060.000 9.332.696.000

468 Kab. Waropen 615.850.000 58.236.000 1.016.840.000 231.100.000 1.247.940.000 600.000.000 55.550.000 107.760.000 163.310.000 2.685.336.000

469 Kab. Yahukimo 2.217.060.000 32.916.000 4.714.440.000 231.100.000 4.945.540.000 3.066.000.000 257.550.000 107.760.000 365.310.000 10.626.826.000

470 Kab. Yalimo 862.190.000 5.064.000 462.200.000 231.100.000 693.300.000 1.800.000.000 25.250.000 107.760.000 133.010.000 3.493.564.000

471 Kota Jayapura 615.850.000 65.832.000 462.200.000 231.100.000 693.300.000 234.000.000 25.250.000 107.760.000 133.010.000 1.741.992.000

472 Provinsi Maluku Utara -

473 Kab. Halmahera Barat 1.299.177.000 48.564.000 937.240.000 - 937.240.000 1.014.000.000 40.400.000 108.120.000 148.520.000 3.447.501.000

474 Kab. Halmahera Selatan 2.834.568.000 97.128.000 2.811.720.000 234.310.000 3.046.030.000 1.494.000.000 151.500.000 108.120.000 259.620.000 7.731.346.000

475 Kab. Halmahera Tengah 1.181.070.000 33.228.000 937.240.000 234.310.000 1.171.550.000 366.000.000 50.500.000 108.120.000 158.620.000 2.910.468.000

476 Kab. Halmahera Timur 1.181.070.000 43.452.000 937.240.000 234.310.000 1.171.550.000 612.000.000 50.500.000 108.120.000 158.620.000 3.166.692.000

477 Kab. Halmahera Utara 1.181.070.000 99.684.000 1.991.635.000 - 1.991.635.000 1.176.000.000 85.850.000 108.120.000 193.970.000 4.642.359.000

478 Kab. Kepulauan Sula 1.417.284.000 33.228.000 1.124.688.000 234.310.000 1.358.998.000 468.000.000 60.600.000 108.120.000 168.720.000 3.446.230.000

479 Kab. Pulau Morotai 590.535.000 28.116.000 585.775.000 - 585.775.000 528.000.000 25.250.000 108.120.000 133.370.000 1.865.796.000

480 Kab. Pulau Taliabu 708.642.000 10.224.000 937.240.000 - 937.240.000 426.000.000 40.400.000 108.120.000 148.520.000 2.230.626.000

481 Kota Ternate 944.856.000 58.788.000 820.085.000 - 820.085.000 462.000.000 35.350.000 108.120.000 143.470.000 2.429.199.000

482 Kota Tidore Kepulauan 944.856.000 53.676.000 937.240.000 - 937.240.000 534.000.000 40.400.000 108.120.000 148.520.000 2.618.292.000

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB) 83


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BIAYA OPERASIONAL PENGGERAKAN


BIAYA DUKUNGAN MEDIA KIE DAN MANAJEMEN
BIAYA DI KAMPUNG KB
OPERASIONAL
OPERASIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA GRAND TOTAL
NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA OPERASIOAN PEMBINAAN
BALAI DISTRIBUSI ALOKON OPERASIONAL BOKB
PENCEGAHAN TOTAL PROGRAM MEDIA KIE MANAJEMEN TOTAL
PENYULUHAN KB PENGGERAKAN
STUNTING OLEH KADER
DI KAMPUNG KB

483 Provinsi Banten -

484 Kab. Lebak 3.243.534.000 119.232.000 2.516.416.000 224.680.000 2.741.096.000 2.070.000.000 141.400.000 104.640.000 246.040.000 8.419.902.000

485 Kab. Pandeglang 3.914.610.000 89.424.000 3.145.520.000 224.680.000 3.370.200.000 2.034.000.000 176.750.000 104.640.000 281.390.000 9.689.624.000

486 Kab. Serang 2.348.766.000 114.264.000 2.606.288.000 224.680.000 2.830.968.000 1.956.000.000 146.450.000 104.640.000 251.090.000 7.501.088.000

487 Kab. Tangerang 1.565.844.000 231.012.000 2.606.288.000 224.680.000 2.830.968.000 1.644.000.000 146.450.000 104.640.000 251.090.000 6.522.914.000

488 Kota Cilegon 223.692.000 62.100.000 898.720.000 - 898.720.000 258.000.000 40.400.000 104.640.000 145.040.000 1.587.552.000

489 Kota Serang 671.076.000 84.456.000 674.040.000 - 674.040.000 396.000.000 30.300.000 104.640.000 134.940.000 1.960.512.000
490 Kota Tangerang - - - - - - - - - -

491 Kota Tangerang Selatan - 355.212.000 786.380.000 - 786.380.000 324.000.000 35.350.000 104.640.000 139.990.000 1.605.582.000

492 Provinsi Bangka Belitung -


Kab. Bangka
493 849.120.000 40.324.000 671.040.000 209.700.000 880.740.000 486.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.399.544.000
Kab. Bangka Barat
494 636.840.000 21.348.000 503.280.000 209.700.000 712.980.000 384.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 1.888.428.000
Kab. Bangka Selatan
495 849.120.000 26.092.000 671.040.000 209.700.000 880.740.000 318.000.000 40.400.000 102.960.000 143.360.000 2.217.312.000
Kab. Bangka Tengah
496 636.840.000 23.720.000 629.100.000 - 629.100.000 378.000.000 30.300.000 102.960.000 133.260.000 1.800.920.000
Kab. Belitung
497 - 33.208.000 524.250.000 - 524.250.000 294.000.000 25.250.000 102.960.000 128.210.000 979.668.000
Kab. Belitung Timur
498 742.980.000 23.720.000 733.950.000 - 733.950.000 234.000.000 35.350.000 102.960.000 138.310.000 1.872.960.000
Kota Pangkal Pinang
499 424.560.000 42.696.000 733.950.000 - 733.950.000 252.000.000 35.350.000 102.960.000 138.310.000 1.591.516.000

500 Provinsi Gorontalo -

501 Kab. Boalemo 754.292.000 40.868.000 599.144.000 213.980.000 813.124.000 492.000.000 35.350.000 103.440.000 138.790.000 2.239.074.000

502 Kab. Bone Bolango 1.939.608.000 93.756.000 1.540.656.000 213.980.000 1.754.636.000 990.000.000 90.900.000 103.440.000 194.340.000 4.972.340.000

503 Kab. Gorontalo 2.047.364.000 69.716.000 1.626.248.000 213.980.000 1.840.228.000 1.230.000.000 95.950.000 103.440.000 199.390.000 5.386.698.000

504 Kab. Gorontalo Utara 1.185.316.000 52.888.000 1.176.890.000 - 1.176.890.000 738.000.000 55.550.000 103.440.000 158.990.000 3.312.084.000

505 Kab. Pohuwato 1.400.828.000 40.868.000 1.112.696.000 213.980.000 1.326.676.000 624.000.000 65.650.000 103.440.000 169.090.000 3.561.462.000

506 Kota Gorontalo 969.804.000 55.292.000 962.910.000 - 962.910.000 300.000.000 45.450.000 103.440.000 148.890.000 2.436.896.000

507 Provinsi Kepulauan Riau -

508 Kab. Bintan 326.457.000 38.080.000 1.053.850.000 - 1.053.850.000 306.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 1.877.967.000

509 Kab. Karimun 217.638.000 35.700.000 1.011.696.000 210.770.000 1.222.466.000 426.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 2.065.484.000

510 Kab. Kepulauan Anambas 761.733.000 23.800.000 737.695.000 - 737.695.000 324.000.000 35.350.000 103.080.000 138.430.000 1.985.658.000

511 Kab. Lingga - 30.940.000 843.080.000 210.770.000 1.053.850.000 492.000.000 50.500.000 103.080.000 153.580.000 1.730.370.000

512 Kab. Natuna 652.914.000 42.840.000 1.264.620.000 210.770.000 1.475.390.000 456.000.000 75.750.000 103.080.000 178.830.000 2.805.974.000

513 Kota Batam 1.305.828.000 199.920.000 1.264.620.000 - 1.264.620.000 384.000.000 60.600.000 103.080.000 163.680.000 3.318.048.000

514 Kota Tanjung Pinang 108.819.000 23.800.000 421.540.000 - 421.540.000 108.000.000 20.200.000 103.080.000 123.280.000 785.439.000

515 Provinsi Papua Barat -

516 Kab. Fak Fak 1.335.280.000 38.220.000 1.586.032.000 233.240.000 1.819.272.000 894.000.000 85.850.000 108.000.000 193.850.000 4.280.622.000

517 Kab. Kaimana 267.056.000 17.836.000 653.072.000 233.240.000 886.312.000 516.000.000 35.350.000 108.000.000 143.350.000 1.830.554.000

518 Kab. Manokwari 1.068.224.000 127.400.000 839.664.000 233.240.000 1.072.904.000 1.038.000.000 45.450.000 108.000.000 153.450.000 3.459.978.000

519 Kab. Manokwari Selatan 133.528.000 20.384.000 559.776.000 233.240.000 793.016.000 342.000.000 30.300.000 108.000.000 138.300.000 1.427.228.000

520 Kab. Maybrat 267.056.000 20.384.000 2.239.104.000 233.240.000 2.472.344.000 1.560.000.000 121.200.000 108.000.000 229.200.000 4.548.984.000

521 Kab. Pegunungan Arfak - 17.836.000 932.960.000 233.240.000 1.166.200.000 996.000.000 50.500.000 108.000.000 158.500.000 2.338.536.000

522 Kab. Raja Ampat 1.602.336.000 71.344.000 2.239.104.000 233.240.000 2.472.344.000 726.000.000 121.200.000 108.000.000 229.200.000 5.101.224.000

523 Kab. Sorong 1.468.808.000 89.180.000 2.798.880.000 233.240.000 3.032.120.000 1.512.000.000 151.500.000 108.000.000 259.500.000 6.361.608.000

524 Kab. Sorong Selatan 1.068.224.000 48.412.000 1.399.440.000 233.240.000 1.632.680.000 738.000.000 75.750.000 108.000.000 183.750.000 3.671.066.000

525 Kab. Tambrauw 1.735.864.000 28.028.000 2.705.584.000 233.240.000 2.938.824.000 1.296.000.000 146.450.000 108.000.000 254.450.000 6.253.166.000

526 Kab. Teluk Bintuni 801.168.000 20.384.000 2.239.104.000 233.240.000 2.472.344.000 702.000.000 121.200.000 108.000.000 229.200.000 4.225.096.000

527 Kab. Teluk Wondama 1.468.808.000 2.548.000 1.212.848.000 233.240.000 1.446.088.000 456.000.000 65.650.000 108.000.000 173.650.000 3.547.094.000

528 Kota Sorong 1.068.224.000 94.276.000 932.960.000 233.240.000 1.166.200.000 246.000.000 50.500.000 108.000.000 158.500.000 2.733.200.000

529 Provinsi Sulawesi Barat -

530 Kab. Majene 934.344.000 31.564.000 695.008.000 217.190.000 912.198.000 492.000.000 40.400.000 103.800.000 144.200.000 2.514.306.000

531 Kab. Mamasa 1.751.895.000 46.132.000 1.476.892.000 217.190.000 1.694.082.000 1.086.000.000 85.850.000 103.800.000 189.650.000 4.767.759.000

532 Kab. Mamuju 1.167.930.000 82.552.000 955.636.000 217.190.000 1.172.826.000 606.000.000 55.550.000 103.800.000 159.350.000 3.188.658.000

533 Kab. Mamuju Tengah 583.965.000 29.136.000 434.380.000 217.190.000 651.570.000 324.000.000 25.250.000 103.800.000 129.050.000 1.717.721.000

534 Kab. Pasangkayu 1.401.516.000 60.700.000 1.303.140.000 - 1.303.140.000 378.000.000 60.600.000 103.800.000 164.400.000 3.307.756.000

535 Kab. Polewali Mandar 1.751.895.000 67.984.000 1.390.016.000 217.190.000 1.607.206.000 1.002.000.000 80.800.000 103.800.000 184.600.000 4.613.685.000

536 Provinsi Kalimantan Utara -

537 Kab. Bulungan - 31.148.000 851.640.000 212.910.000 1.064.550.000 486.000.000 50.500.000 103.320.000 153.820.000 1.735.518.000

538 Kab. Malinau 110.477.000 28.752.000 1.277.460.000 212.910.000 1.490.370.000 654.000.000 75.750.000 103.320.000 179.070.000 2.462.669.000

539 Kab. Nunukan 552.385.000 40.732.000 1.618.116.000 212.910.000 1.831.026.000 1.440.000.000 95.950.000 103.320.000 199.270.000 4.063.413.000

540 Kota Tarakan - 33.544.000 425.820.000 - 425.820.000 120.000.000 20.200.000 103.320.000 123.520.000 702.884.000

541 Kab. Tana Tidung 110.477.000 14.376.000 532.275.000 - 532.275.000 192.000.000 25.250.000 103.320.000 128.570.000 977.698.000
TOTAL NASIONAL 603.820.540.000 43.404.876.000 676.710.851.000 56.104.570.000 732.815.421.000 498.390.000.000 36.208.778.000 52.727.640.000 88.936.418.000 1.967.367.255.000

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN


DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
HASTO WARDOYO

Salinan sesuai dengan aslinya


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Humas,

Komari, SH, MH
NIP. 19600920 198203 1 005

84 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA (BOKB)


BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA

Anda mungkin juga menyukai