Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AGAMA

MALAIKAT RIDWAN DAN MALIK

Disusun Oleh :
 M. Sapron Aziz
 Ahmad Tohir
 Yahya Jatminko
 Ilham Putra Aditiya

Guru Pembimbing :

SMA NEGERI 2 OKU


Tahun Ajaran 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua mahkluk yang diciptakan oleh Allah SWT dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu : ghaib (al-ghaib) dan nyata (as-syahadah). Yang memberdakan
mahkluk ciptaan Allah itu adalah bisa dan tidak bisanya dijangkau oleh pancaindera
manusia. Segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh panca indera manusia
digolongkan menjadi al-ghaib, dan sebalikya yang bisa dijangkau dengan panca
indera manusia digolongkan menjadi as-syahadah.
Untuk mengetahui dan mengimani wujud mahkluk ghaib ini, seseorang
dapat menempuh dua cara, yaitu : melalui berita atau informasi yang diberikan oleh
beberapa sumber tertentu atau dengan melalui bukti-bukti nyata yang menunjukkan
mahkluk ghaib itu memang ada. Misalnya, malaikat kita mengetahui dan
mengimani wujud malaikat, pertama melalui khabar / berita yang disampaikan oleh
Nabi Muhammad SAW baik berita yang disampaikan berupa Al-Quran atau
Sunnah. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran atau Sunnah Rasulullah yang
menjelaskan tentang Malaikat. Karena kita mengimani kebenaran dua sumber
tersebut, dan yang berikutnya kita dapat mengetahui dan mengimani wujud
malaikat melalui bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan
bahwa malaikat itu memang ada.
Keimanan kepada Malaikat masuk ke dalam rukun Iman yang kedua, maka
setiap orang islam yang mengaku muslim harus mengimani
keberadaan Malaikat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian dari malaikat dan beriman kepada malaikat ?
2. Apakah tugas-tugas malaikat ?
3. Sifat-sifat apa sajakah yang dimiliki malaikat ?
4. Sebutkan nama-nama malaikat beserta tugasnya ?
5. Manfaat beriman kepada malaikat ?

1
6. Dalil-dalil tentang beriman kepada malaikat ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari malaikat serta beriman kepada
malaikat.
2. Untuk mengetahui tugas-tugas malaikat.
3. Untuk mengetahui bagaimana sifat-sifat yang dimiliki malaikat.
4. Untuk mengetahui nama-nama malaikat beserta tugasnya.
5. Untuk mengetahui manfaat dari beriman kepada malaikat.
6. Untuk mengetahui dalil-dalil tentang beriman kepada malaikat.

D. Manfaat
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat menjadi bacaan serta referensi bagi
penulis maupun pembaca. Makalah ini juga diharapkan bisa berguna bagi
masarakat maupun pembaca untuk mengetahui materi tentang beriman kepada
malaikat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menurut bahasa, kata “Malaikat” merupakan kata jamak yang berasal dari
Arab malak (‫ )ملك‬yang berarti kekuatan, yang berasal dari kata mashdar “al-alukah”
yang berarti risalah atau misi, kemudian sang pembawa misi biasanya disebut
dengan Ar-Rasul.
Sedangkan menurut istilah (terminologi), malaikat adalah hamba-hamba
Allah SWT diciptakan dari cahaya dan bertugas untuk melaksanakan berbagai
bentuk ketaatan kepada-Nya secara totalitas dan tanpa penentangan sedikitpun,
sehingga mereka senantiasa mengerjakan perintah dari Robbnya dengan baik.
Beriman kepada malaikat yaitu mempercayai secara jazm (percaya
sepercaya-percayanya) dengan adanya malaikat sebagai makhluk Allah yang mulia
meliputi keberadaan mereka, nama-nama mereka, ibadah mereka, ketaatan mereka,
tugas-tugas mereka, dan semua yang berkaitan dengan mereka.

B. Tugas dan Sifat Malaikat


1. Tugas Malaikat
a. Beribadah kepada Allah SWT dengan senantiasa bertasbih kepada-Nya
baik siang maupun malam tanpa rasa bosan maupun terpaksa.
b. Membawa wahyu kepada anbiya’ maupun para Rasul.
c. Memohon ampunan bagi kaum yang beriman.
d. Meniup sangkakala
e. Mencatat amal perbuatan manusia dan jin.
f. Mencabut nyawa.
g. Memberi salam kepada para penghuni syurga.
h. Menyiksa para penghuni neraka
i. Memikul arsy’ Allah SWT.
j. Memberi kabar gembira dan memperkuat kondisi kaum mukminin.
k. Mengerjakan berbagai pekerjaan lain selain di atas, seperti melarang
perbuatan maksiat dan memberikan pelajaran, membagi tugas dan

3
pekerjaan, membawa kebaikan, menyebarkan rahmat, membedakan
antara benar dan salah, dll.
2. Sifat Malaikat
a. Ghaib. (tidak terlihat oleh kasat mata)
b. Taat dan tak pernah maksiat kepada Allah.
c. Teliti dan disiplin.
d. Mereka juga memiliki sayap yang berbeda-beda, ada yang 2 pasang, 3,
4 bahkan malaikat Jibril Alaihissalam memiliki sayap hingga enam
ratus.
e. Senantiasa mendoakan dan mencintai serta menolong orang-orang
mu’min.
f. Dapat merubah bentuk dengan izin Allah swt. menyerupai sesuatu
yang baik termasuk manusia.
g. Tidak masuk pada rumah yang ada patungnya, atau gambar, atau anjing,
atau lonceng dan merasa tersakiti dengan apa yang menyakiti orang-
orang mu’min.
h. Tidak suka masuk pada tempat-tempat yang hina, dll.

C. Malaikat Malik
Malik adalah panggilan malaikat yang memimpin para Malaikat Zabaniah
di neraka. Malaikat Malik biasanya bersama dikaitkan bersama malaikat Ridwan.
Maalik dalam Bahasa Arab berarti ‘orang yg empunya’; ‘orang yg memiliki’;
‘tuan’; ‘raja’.
Sedangkan Allah memiliki julukan Maalik pula, tepatnya adalah:
1. Al-Malik = Raja segala Raja
2. Malik al-Jabar = Raja Yang Mahakuasa
3. Malik al-Muluk = Penguasa segala Penguasa.
Penggunaan kalimat Malik terhadap pemimpin Zabaniah hampir senada
dengan penggunaan Aziz dalam kisah Yusuf, hanya sebagai panggilan kehormatan
atas kepemimpinan mereka.
Terdapat 19 penjaga neraka jahanam yang pemimpinya adalah Malik.
Sebagaimana firman Allah tentang Neraka Saqar, “ Tahukah kamu apa Saqor itu?

4
Saqor itu tidak meninggalkan dan membiarkan. (Neraka Saqor) adalah pembakar
kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (Zabaniah). Dan tiada Kami jadikan
penjaga Neraka itu melainkan malaikat. (Al-Muddassir : 27-30)
“Malaikat Malik ‘Alaihissalam mematuhi segala perintah Allah seperti
dalam firman-Nya tentang permintaan penghuni Neraka kepada Malaikat Malik
Mereka berseru, “Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia
menjawab, “kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Az-Zukhruf :77)

1. Wujud Malaikat Malik


Malaikat Malik mempunya tangan dan kaki yang bilangannya sama dengan
jumlah ahli neraka. Setiap kaki dan tangan itu bisa berdiri dan duduk, serta dapat
membelenggu dan merantai setiap orang yang dikehendakinya. Menurut kisah,
karena Malik memiliki wujudnya yang sangat menyeramkan, ketika Malik melihat
kearah Neraka maka sebagian api memakan api yang lain karena rasa takutnya
kepada Malik.
Dikatakan pula bahwa ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam naik ke Sidrat al-Muntaha, ia bertemu dengan Malik yang kemudian
menunjukkan pandangan sekilas tentang penderitaan di Neraka. Sejak saat itu pula
Malaikat Malik tidak pernah tersenyum. Memiliki tubuh yang sangat besar,
wajahnya menampakkan kemarahan, terlihat amat menakutkan, sangat kejam, tidak
kenal kompromi, di antara kedua matanya terdapat pusat syaraf yang seandainya ia
menatap bumi pasti orang-orang yang ada didalamnya mati tiada tersisa.

2. Kisah Malaikat Malik dengan Neraka


Mansur bin Amar berkata: Telah sampai kepadaku riwayat bahwa malaikat
Malik ditugaskan menjaga api neraka itu memiliki tangan yang banyak sekali
sebanyak jumlah penghuni neraka, setiap kali malaikat Malik menyiksa ada tangan
yang mendirikan dan mendudukkan dan mengikat penghuni neraka dengan rantai.
Kalau malaikat Malik memandang ke neraka maka penghuni neraka akan memakan
sesama mereka karena takutnya mereka kepada malaikat Malik.
Huruf “Al-Basmalah” itu ada sembilan belas dan huruf pada “Az-
Zabaniyah” itu juga ada sembilan belas. Mereka dinamakan demikian itu

5
(Zabaniyah) karena mereka itu bisa bekerja dengan kaki mereka seperti mereka
bekerja dengan tangan mereka. Satu malaikat Zabaniyah bisa mengambil 10.000
orang kafir dengan satu tangan begitu juga dengan tangan yang satu lagi, 10.000
dengan salah satu kakinya yang dua. Malaikat Zabaniyah bisa menyiksa 40.000
orang kafir serentak dengan kekuatan dan kedahsyatan.
Malaikat Malik adalah penjaga neraka dan yang 18 juga sepertinya, mereka
adalah pemimpin malaikat dan di bawah tiap-tiap pemimpin itu ada penjaganya
yang mana jumlahnya hanya Allah yang tahu. Mata mereka laksana kilat yang
menyambar, gigi mereka seperti putihnya tanduk sapi, bibir mereka menyentuh
tapak kaki, mulut mereka mengeluarkan api. Antara dua bahu segala malaikat jauh
perjalanan selama setahun.
Allah telah menciptakan mereka tanpa ada sedikitpun rasa kasih sayang dan
salah satu malaikat turun ke dalam lautan api selama 40 tahun, tetapi api tidak
langsung membahayakan mereka karena cahaya itu lebih kuat dari api yang panas.
Malaikat Malik berkata: “Lemparkanlah mereka ke dalam neraka!”.
Ketika malaikat Zabaniyah melemparkan orang-orang yang berbuat dosa ke
dalam neraka, maka mereka semua berkata: “Laa ilaha illallah!”
Api tidak dapat membakar mereka, malaikat Malik berkata: “Wahai api, tidakkah
kamu membakar mereka?”
Api berkata: “Wahai Malik, bagaimana aku ingin membakar mereka
sedangkan mereka menyebut” Laa ilaha illallah! “Malaikat malik berkata: “Ya,
begitulah Allah, tuhan pemilik Arasy yang agung telah memerintahkan.” Kemudian
api pun membakar tubuh mereka sampai kedua telapak kakinya, ada yang dibakar
sampai ke lututnya, ada yang dibakar sampai pusarnya dan ada sampai ke
tengkoraknya. Bila api hendak membakar muka mereka maka malaikat Malik
berkata kepada api: “Wahai api, janganlah kamu bakar muka mereka karena mereka
pernah sujud kepada Allah dan janganlah kamu bakar hati mereka karena mereka
pernah berdahaga dari beratnya puasa dalam bulan Ramadhan.”

3. Sifat Api Neraka Dan Ahlinya


Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah RA. berkata:
Rasulullah SAW. bersabda: “Api neraka telah dinyalakan selama seribu tahun

6
sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian
dilanjutkan seribu tahun sehingga gelap bagaikan malam yang kelam.”
Diriwayatkan bahwa Yazid bin Martsad selalu menangis sehingga tidak pernah
kering air matanya dan ketika ditanya, maka dijawabnya: Andaikata Allah SWT.
mengancam akan memanjarakan aku didalam bilik mandi selama seribu tahun.
niscaya sudah selayaknya air mataku tidak berhenti maka bagaimana sedang kini
telah mengancam akan memasukkan aku dalam api neraka yang telah dinyalakan
selama tiga ribu tahun.”
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari mujahid berkata:
“Sesungguhnya dijahannam ada beberapa perigi berisi ular-ular sebesar leher unta
dan kala sebesar keledai, maka larilah orang-orang ahli neraka ke ular itu, maka bila
tersentuh oleh bibirnya langsung terkelupas rambut, kulit dan kuku dan mereka
tidak dapat selamat dari gigitan itu kecuali jika lari kedalam neraka.”
Abdullah bin Jubair meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Bahwa
didalam neraka ada ular-ular sebesar leher unta, jika menggigit maka rasa pedih
bisanya tetap terasa hingga empat puluh tahun. Juga didalam neraka ada kala
sebesar keledai, jika menggigit maka akan terasa pedih bisanya selama empat puluh
tahun.”
Al-a’masy dari Yasid bin Wahab dari Ibn Mas’ud berkata: “Sesungguhnya
apimu ini sebagian dari tujuh puluh bagian dari api neraka, dan andaikan tidak
didinginkan dalam laut dua kali niscaya kamu tidak dapat mempergunakannya.”
Mujahid berkata: “Sesungguhnya apimu ini berlindung kepada Allah SWT. dari
neraka jahannam.” Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya seringan-ringan
siksa ahli neraka iaitu seorang yang berkasutkan dari api neraka, dan dapat
mendidihkan otaknya, seolah-olah ditelinganya ada api, dan giginya berapi dan
dibibirnya ada wap api, dan keluar ususnya dari bawah kakinya, bahkan ia merasa
bahwa dialah yang terberat siksanya dari semua ahli neraka, padahal ia sangat
ringan siksanya dari semua ahli neraka.”
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr RA.
berkata: “Orang-orang neraka memanggil Malaikat Malik tetapi tidak dijawab
selama empat puluh tahun, kemudian dijawabnya: “Bahwa kamu tetap tinggal
dalam neraka.” Kemudian mereka berdoa (memanggil) Tuhan: “Ya Tuhan,

7
keluarkanlah kami dari neraka ini, maka bila kami mengulangi perbuatan-perbuatan
kami yang lalu itu berarti kami zalim.” Maka tidak dijawab selama umur dunia ini
dua kali, kemudian dijawab: “Hina dinalah kamu didalam neraka dan jangan
berkata-kata.”
Demi Allah setelah itu tidak ada yang dapat berkata-kata walau satu
kalimah, sedang yang terdengar hanya nafas keluhan dan tangis rintihan yang suara
mereka hampir menyamai suara himar (keledai).
Qatadah berkata: “Hai kaumku, apakah kamu merasa bahwa itu pasti akan
terkena pada dirimu, atau kamu merasa akan kuat menghadapinya. Hai kaumku,
taatlah kepada Allah SWT. itu jauh lebih ringan bagi kamu kerena itu, taatilah sebab
ahli neraka itu kelak akan mengeluh selama seribu tahun tetapi tidak berguna bagi
mereka, lalu mereka berkata: “Dahulu ketika kami didunia, bila kami sabar lambat
laun mendapat keringanan dan kelapangan, maka mereka lalu bersabar seribu
tahun, dan tetap siksa mereka tidak diringankan sehingga mereka berkata: Ajazi’na
am sobarna malana min mahish (Yang bermaksud) Apakah kami mengeluh atau
sabar, tidak dapat mengelakkan siksa ini.Lalu minta hujan selama seribu tahun
sangat haus dan panas neraka maka mereka berdoa selama seribu tahun, maka Allah
SWT. berkata kepada Jibril: “Apakah yang mereka minta?”. Jawab Jibril: “Engkau
lebih mengetahui, ya Allah, mereka minta hujan.” Maka nampak pada mereka awan
merah sehingga mereka mengira akan turun hujan, maka dikirim kepada mereka
kala-kala sebesar keledai, yang menggigit mereka dan terasa pedih gigitan itu
selama seribu tahun. Kemudian mereka minta kepada Allah SWT. selama seribu
tahun untuk diturunkan hujan, maka nampak mereka awan yang hitam, mereka
mengira bahwa itu akan hujan, tiba-tiba turun kepada mereka ular-ular sebesar leher
unta, yang menggigit mereka dan gigitan itu terasa pedihnya hingga seribu tahun,
dan inilah artinya: Zidnahum adzaba fauqal adzabi. (Yang bermaksud) Kami
tambahkan kepada mereka siksa diatas siksa.
Kerana mereka dahulu telah kafir, tidak percaya dan melanggar tuntutan
Allah SWT., kerena itulah maka siapa yang ingin selamat dari siksaan Allah SWT.
harus sabar sementara atas segala penderitaan dunia didalam mentaati perintah dan
menjauhi larangan Allah SWT. dan menahan syahwat hawa nafsu sebab syurga
neraka diliputi syahwat-syahwat.

8
D. Malaikat Ridwan
Malaikat Ridwan adalah mahluk yang selalu patuh dan setia kepada Allah
SWT. Mereka tidak pernah menentang setiap perintah Allah, kapan saja di perintah-
Nya. Setiap perintah Allah selalu mereka (Malaikat) kerjakan dengan baik. Diantara
Malaikat-Malaikat ada yang disebut Malaikat Muqarrobin ( yaitu Malaikat yang
amat dekat hubungannya dengan Allah ). Malaikat tidak pernah durhaka kepada
Allah SWT. Oleh karena itu, para Malaikat disebut juga mahluk suci.
Ridwan (Bahasa Arab: ‫ )رضوان‬adalah nama malaikat yang menjaga pintu surga,
walaupun tidak ada keterangan di dalam Al Qur’an dan hadits shahih yang
menerangkan secara jelas namanya. Terkadang namanya diucapkan sebagai
“Rizvan” oleh orang Persia, Urdu, Pashto, Tajik, Punjabi, Kashmir dan bahasa
lainnya yang terpengaruh oleh bahasa Persia. Sementara di Perancis disebut sebagai
“Redouane”. Sekarang nama ini digunakan sebagai nama maskulin oleh orang Arab
atau orang yang beragama Islam. Malaikat Ridwan biasanya bersama dikaitkan
bersama Malik.

1.Tugas Malaikat Ridwan


Malaikat Ridwan , tugasnya adalah menjaga Syurga dengan penampilan
yang sangat menyenangkan para penghuni Syurga.

2.Hadist Tentang Malaikat Ridwan


Ada empat hadits yang menyebutkan bahwa nama malaikat penjaga surga
adalah Ridwan. Akan tetapi semua hadits tersebut adalah hadits yang sangat lemah
dan tidak bisa saling menguatkan. Berikut uraiannya:

1. Hadits Ubai bin Ka’ab


Diriwayatkan oleh Al-Qadhai dalam Musnad Asy-Syihab (1036) dari jalan
Mukhallad bin Abdil Wahid dari Ali bin Zaid bin Jud’an dan Atha` bin Abi
Maimunah dari Zirr bin Hubaisy dari Ubai secara marfu’, “Tidak ada seorang
muslim pun yang membaca Yasin sedang dia berada dalam sakaratul maut, maka
tidaklah malaikat maut mencabut nyawanya sampai Ridwan penjaga surga
memberinya minuman.”

9
Di dalam sanadnya ada Ali bin Zaid bin Jud’an yang sudah masyhur sebagai
rawi yang lemah. Ditambah lagi dengan adanya Mukhallad bin Abdil Wahid, yang
Ibnu Hibban berkata tentangnya -dalam Al-Majruhin (1096), “Mungkarul hadits
jiddan (orang yang sangat mungkar haditsnya).”

2. Hadits Abdullah bin Abbas.


Diriwayatkan oleh Abu Asy-Syaikh dalam kitab Ats-Tsawab dan Al-
Baihaqi dalam Syuab Al-Iman tentang kisah berhiasnya surga setiap memasuki
ramadhan, dan di dalamnya tersebut: “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Wahai
Ridwan, bukalah pintu-pintu surga.”
Hadits ini datang dari jalan Adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas secara marfu’.
Haditsnya lemah karena Adh-Dhahhak tidak mendengar dari Ibnu Abbas.
3. Hadits Abdullah bin Abi Aufa.
Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Lalu saya berkata (di dalam
surga), “Wahai Ridwan, punya siapa istana ini?”
As-Suyuthi menyatakan dalam Al-Jami’ Al-Kabir -sebagaimana dalam
Kunzul Ummal-, “Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan Ibnu Asakir dari Abdullah
bin Abi Aufa, sedang di dalam sanadnya ada Abdurrahman bin Muhammad Al-
Maharibi dan Ammar bin Saif, keduanya sering meriwayatkan hadits-hadits yang
mungkar.” Lihat Mizan Al-I’tidal (2/585) dan (3/165)

4. Hadits Anas bin Malik.


Diriwayatkan oleh Al-Uqaili dalam Adh-Dhuafa (1/313) dari jalan Hamzah
bin Washil Al-Minqari dari Qatadah dari Anas secara marfu’ dengan lafazh,
“Rabbul Izzah -Tabaraka wa Ta’ala- memanggil Ridhwan -dan dia adalah penjaga
surga-.”
Al-Uqaili berkata setelahnya, “Hamzah bin Washil Al-Minqari, seorang dari
Bashrah, majhul dalam periwayatan dan haditsnya tidak terjaga.”

3.Wujud Malaikat Ridwan


Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur’an ada yang memiliki
sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi : “ Segala puji bagi

10
Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan
(untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing
(ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Faathir
35:1)
”Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata
manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi
bentuk tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari
cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang mampu melihat wujud asli malaikat
bahkan sampai dua kali. Yaitu wujud asli malikat Jibril.
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka
sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, ibadah
manusia dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, karena
manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang
tidak memiliki pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam
mengelola alam semesta. Mereka dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau
bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak
berkeluarga.

4.Kisah Nabi Idris Melihat Syurga


Setiap hari Malaikat Izrael dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali,
sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. “Bisakah engkau membawa saya
melihat surga dan neraka?”
“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Izrael.
Setelah Malaikat Izrael memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke
tempat yang ingin dilihatnya.
“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun
takut melihatnya,” kata Izrael.
“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-
mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris menjelaskan
alasannya.

11
Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun
akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia
mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia itu.
Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona.
Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris terpukau
tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di depannya.
“Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris beulang-ulang.
Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir sungai
terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak. Ada juga istana-
istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada disetiap penjuru.
Buahnya segar, ranum dan harum.
Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah
para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan wajahnya.
Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya
meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”
“Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Izrael.
Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari
emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat bersyukur
bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak pernah
terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. “Alhamdulillah, Alhamdulillah,
Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang.
Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk
kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat
keindahan dan kenikmatan surga Allah.
“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah
sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.
“Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah
di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang
yang beriman lainnya,” kata Izrael.
“Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah
mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi satu-

12
satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. Waktu diangkat ke
tempat itu, Nabi Idris berusia 82 tahun.
Firman Allah: “Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya
ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).
Pada saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke
langit, beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad kepada
Jibril yang mendampinginya waktu itu.
“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah
tentang Idris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat Maryam
ayat 56 dan 57.

E. Manfaat Beriman Kepada Malaikat


Adapun manfaat dari beriman kepada malaikat adalah :
1. Semakin meyakini kebesaran, kekuatan dan kemahakuasaan Allah SWT.
2. Bersyukur kepada-Nya, karena telah menciptakan para malaikat untuk
membantu kehidupan dan kepentingan manusia dan jin.
3. Menumbuhkan cinta kepada amal shalih, karena mengetahui ibadah para
malaikat.
4. Merasa takut bermaksiat karena meyakini berbagai tugas malaikat seperti
mencatat perbuatannya, mencabut nyawa dan menyiksa di naar.
5. Cinta kepada malaikat karena kedekatan ibadahnya kepada Allah SWT, dan
karena mereka selalu membantu dan mendoakan kita.

F. Hikmah Beriman Kepada Malaikat


Iman kepada malaikat mengandung empat unsur, yaitu :
1. Mengimani wujud mereka.
2. Mengimani mereka yang kita kenali nama-namanya, seperti Jibril, dan juga
terhadap nama-nama malaikat yang tidak kita kenal.
3. Mengimani sifat-sifat mereka yang kita kenali, seperti sifat bentuk Jibril,
sebagaimana yang pernah dilihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
mempunyai 600 sayap yang menutup ufuk.

13
4. Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka yang
sudah kita ketahui, seperti bacaan tasbih, dan menyembah Allah Subhanahu
wa Ta’ala siang-malam tanpa merasa lelah.

G. Dalil – Dalil tentang Beriman kepada Malaikat

ْ‫ي بِ ِْه يَبلغْ ه َري َر ْة َ ِل َقوأَبِي خضعَانًا بِأَجنِ َحتِ َها ال َم ََلئِكَةْ َعن‬
َّْ ِ‫صلَّى النَّب‬ َّْ ‫َعلَي ِْه‬
َ ‫ّللا‬
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah
merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya
kepada-Nya-lah mereka bersujud”. (QS. Al A’raaf [7]: 206)

ْ‫سلَّ َم‬ َْ ‫ضى ِإذَا قَا‬


َ ‫ل َو‬ َّْ ‫اء ِفي اْلَم َْر‬
َ َ‫ّللا ق‬ ِْ ‫س َم‬ َ ‫علَى كَالسِل ِسلَ ِْة ِل ِْه‬
َّ ‫ض َر َبتْ ال‬ َ ْ‫صف َوان‬َ ْ‫ع { فَإِذَا ذَ ِلكَْ َينفذهم‬ َْ ‫ف ِز‬
ْ‫ل َماذَا قَالوا قلوبِ ِهمْ َعن‬َْ ‫ل ِللَّذِي } قَالْوا َربُّكمْ قَا‬ َْ ‫ق { قَا‬
َّْ ‫ي َوه َْو ال َح‬
ُّْ ‫} ال َكبِيرْ العَ ِل‬
“Apabila Allah menentukan suatu keputusan di langit, maka semua malaikat
sama-sama memukulkan sayapnya karena tunduk kepada firman Allah SWT,
sehingga seperti bunyi-bunyian yang sangat nyaring. Sehingga apabila telah mereda
rasa takut dalam hati mereka, maka mereka saling berbisik satu sama lain: Apakah
yang diucapkan oleh Allah? Maka jawab yang lain: Kebenaran, Dia adalah Maha
Luhur lagi Maha Besar.” (Hadits Nabi SAW).

(( ْ‫ؤمنَْ أَن‬
ِ ‫)) … َْو َمَلَئِ َكتِ ِْه باِهلل ت‬
“Yaitu engkau beriman kepada Allah SWT dan malaikat-malaikat-Nya….”
(HR. Muslim)

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut bahasa, kata “Malaikat” merupakan kata jamak yang berasal dari
Arab malak (‫ )ملك‬yang berarti kekuatan, yang berasal dari kata mashdar “al-alukah”
yang berarti risalah atau misi, kemudian sang pembawa misi biasanya disebut
dengan Ar-Rasul.
Menurut istilah (terminologi), malaikat adalah hamba-hamba Allah SWT
diciptakan dari cahaya dan bertugas untuk melaksanakan berbagai bentuk ketaatan
kepada-Nya secara totalitas dan tanpa penentangan sedikitpun, sehingga mereka
senantiasa mengerjakan perintah dari Robbnya dengan baik.
Beriman kepada malaikat yaitu mempercayai secara jazm (percaya
sepercaya-percayanya) dengan adanya malaikat sebagai makhluk Allah yang mulia
meliputi keberadaan mereka, nama-nama mereka, ibadah mereka, ketaatan mereka,
tugas-tugas mereka, dan semua yang berkaitan dengan mereka.
Para Malaikat diciptakan dari cahaya. Merupakan makhluk Allah yang
selalu taat dan tidak pernah maksiat. Malaikat adalah makhluk yang sangat besar,
Malaikat juga memiliki paras yang sangat indah.
Mengetahui keagungan Allah, kekuatan-Nya, dan kekuasaan-Nya.
Kebesaran makhluk pada hakikatnya adalah dari keagungan sang Pencipta.
Menambah rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas perhatian-Nya
untuk umat manusia dengan mengutus para Malaikat untuk memelihara, mencatat
amal-amal dan berbagai kemashlahatannya yang lain. Dan rasa cinta kepada para
Malaikat karena ketaatan mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Malaikat adalah salah satu makhluk ciptaan Alloh Ta’ala. Keimanan kepada
malaikat merupakan salah satu rukun dari rukun iman, hal ini sebagaimana
penjelasan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam hadits jibril, dimana
malaikat jibril bertanya kepada beliau tentang iman dan kemudian dijawab oleh
Rosululloh “Engkau beriman kepada Alloh, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kepada qadar yang baik dan buruk “. (HR.Muslim).

15
SUMBER-SUMBER

http://digitalreferensi.blogspot.com/2012/11/iman-kepada-malaikat.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Malaikat

NN. 2010. Sifat Para Malaikat. 14 Oktober 2012. http://ustadzaris.com/sifat-para-


malaikat-yang-mengagumkan.

Zuhud. 2011. Iman Kepada Malaikat. 14


Oktober.http://zuhud.wordpress.com/rukun-iman/iman- kepada-malaikat/.

http://id.wikipedia.org/wiki/Malaikat#Sifat_Malaikat

16
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Ny saya. Sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul “Malaikat Ridwan dan Malik”.

Makalah ini berisikan tentang pengertian dan keistimewaan para malaikat


khususnya malaikat Ridwan dan Malik berdasarkan pada dalil-dalil Al-Qur’an dan
Hadits.

Dalam makalah ini saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dan
kejanggalan hal itu disebabkan sangat terbatasnya kemampuan dan ilmu yang saya
miliki. Oleh karena itu saya mengahrapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun sselalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

17
ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. ii

Daftar Isi ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
D. Manfaat ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian .................................................................................................. 3
B. Tugas dan Sifat Malaikat ........................................................................... 3
C. Malaikat Malik .......................................................................................... 4
D. Malaikat Ridwan ....................................................................................... 9
E. Manfaat Beriman kepada Malaikat ........................................................... 13
F. Hikmah Beriman Kepada Malaikat ........................................................... 13
G. Dalil-Dalil tentang Beriman kepada Malaikat .......................................... 14

BAB III PENUTUP 10

A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran ......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

18
iii

Anda mungkin juga menyukai