Anda di halaman 1dari 5

Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi kita

Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam, keluarganya dan para sahabatnya serta


orang yang mengikuti petunjuknya.
Sebagian koran dan majalah telah sengaja membuat pojok khusus yang
menyebarkan tentang ramalan bintang, yang ditulis dengan judul yang menarik
yang bisa menipu orang yang tidak memiliki ilmu tentang haramnya ramalan
bintang.
Di antara judul itu adalah: Kamu dan Bintang, Ramalan Nasib, Nasibmu Pekan
Ini, dan lain sebagainya. Di antaranya ada yang ditulis dengan cara menyebutkan
gugus bintang seperti: Bintang Aquarius, Leo, Libra, Cancer dan lain-lain. Ada
juga yang ditulis dengan cara menghitung bulan, dengan membuat jadwal bulan
ini dan bulan ini. Ada pula yang ditulis dengan metode tahunan.
Ketahuilah wahai saudaraku yang aku cintai, bahwa tidak ada yang mengetahui
hal yang ghaib selain Allah. Allah Subhanahu wa Taala berfirman: Katakanlah;
Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib,
kecuali Allah,.(An-Naml: 65).
Para imam madzhab (yang empat) telah sepakat akan haramnya ramalan bintang.
Imam Nawawi berkata: Buku-buku tentang ilmu nujum, ramalan dan yang
lainnya dari ilmu yang batil dan diharamkan, maka menjualnya adalah batil
karena tidak ada manfaat yang dibolehkan, di mana Ibnu Hajar al-Haitsami asSyafii menganggapnya termasuk dari dosa-dosa besar.(Majmu [9/240]).
Sebagian orang-orang bodoh dan yang lemah iman malahan terkadang pergi
kepada ahli nujum (tukang ramal) dan bertanya kepada mereka tentang masa
depannya, apa yang bakal menimpanya, tentang pernikahannya, dan sebagainya.
Padahal barangsiapa mengaku mengetahui ilmu ghaib atau membenarkan/percaya
kepada orang yang mengaku hal tersebut, maka dia adalah musyrik dan kafir,
sebab dia mengaku bersekutu dengan Allah dalam hal yang merupakan
kekhususan bagi Allah. Ketahuilah bahwa bintang-bintang itu adalah makhluk
yang tunduk kepada Allah. Bintang-bintang itu tidaklah menunjukkan
kesengsaraan maupun kebahagiaan dan kematian maupun kehidupan.
Telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Ahmad, Rasulullah Shallallahu
alaihi wa Sallam bersabda: Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal lalu
bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama
40 malam.(HR. Muslim [no.2230] dan Ahmad [IV/68, V/380]. Lafazh ini adalah
lafazh milik Muslim.)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam
bersabda: Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal atau dukun kemudian
membenarkan apa yang ia katakan, maka orang itu telah kafir dengan apa yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad.(HR.Ahmad [II/429], al-Baihaqi dalam

sunannya [VIII/135], al-Hakim [1/8] dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui


oleh adz-Dzahabi.)

Yang disebut ilmu bintang, horoskop, zodiak dan rasi bintang termasuk di antara
amalan jahiliyah. Ketahuilah bahwa Islam datang untuk menghapus ajaran
tersebut dan menjelaskan akan kesyirikannya. Karena di dalam ajaran tersebut
terdapat ketergantungan pada selain Allah, ada keyakinan bahwa bahaya dan
manfaat itu datang dari selain Allah, juga terdapat pembenaran terhadap
pernyataan tukang ramal yang mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib dengan
penuh kedustaan, inilah mengapa disebut syirik. Tukang ramal benar-benar telah
menempuh cara untuk merampas harta orang lain dengan jalan yang batil dan
mereka pun ingin merusak akidah kaum muslimin. Dalil yang menunjukkan
perihal tadi adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab sunannya
dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa mengambil ilmu perbintangan, maka ia berarti telah mengambil


salah satu cabang sihir, akan bertambah dan terus bertambah.[1]
Begitu pula hadits yang diriwayatkan oleh Al Bazzar dengan sanad yang jayyid
dari Imron bin Hushoin, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau
bersabda,

Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang beranggapan sial atau
membenarkan orang yang beranggapan sial, atau siapa saja yang mendatangi
tukang ramal atau membenarkan ucapannya, atau siapa saja yang melakukan
perbuatan sihir atau membenarkannya.[2]
Siapa saja yang mengklaim mengetahui perkara ghaib, maka ia termasuk dalam
golongan kaahin (tukang ramal) atau orang yang berserikat di dalamnya. Karena
ilmu ghaib hanya menjadi hak prerogatif Allah sebagaimana disebutkan dalam
ayat,

Katakanlah: Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui


perkara yang ghaib, kecuali Allah (QS. An Naml: 65).
Nasehatku bagi siapa saja yang menggantungkan diri pada berbagai ramalan
bintang, hendaklah ia bertaubat dan banyak memohon ampun pada Allah (banyak
beristighfar). Hendaklah yang jadi sandaran hatinya dalam segala urusan adalah
Allah semata, ditambah dengan melakukan sebab-sebab yang dibolehkan secara
syari. Hendaklah ia tinggalkan ramalan-ramalan bintang yang termasuk perkara
jahiliyah, jauhilah dan berhati-hatilah dengan bertanya pada tukang ramal atau
membenarkan perkataan mereka. Lakukan hal ini dalam rangka taat kepada Allah
dan Rasul-Nya, dalam rangka menjaga agama dan akidah.
(Dinukil dengan perubahan redaksi dari Majmu Fatawa Ibnu Baz, 2: 123)
Syaikh Sholih Alu Syaikh -hafizhohullah- mengatakan, Jika seseorang membaca
halaman suatu koran yang berisi zodiak yang sesuai dengan tanggal kelahirannya
atau zodiak yang ia cocoki, maka ini layaknya seperti mendatangi dukun.
Akibatnya cuma sekedar membaca semacam ini adalah tidak diterima shalatnya
selama empat puluh hari. Sedangkan apabila seseorang sampai membenarkan
ramalan dalam zodiak tersebut, maka ia berarti telah kufur terhadap Al Quran
yang telah diturunkan pada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
(Lihat At Tamhid Lisyarh Kitabit Tauhid oleh Syaikh Sholih Alu Syaikh pada Bab
Maa Jaa-a fii Tanjim, hal. 349)
Intinya, ada dua rincian hukum dalam masalah ini.
Pertama: Apabila cuma sekedar membaca zodiak atau ramalan bintang,
walaupun tidak mempercayai ramalan tersebut atau tidak membenarkannya, maka
itu tetap haram. Akibat perbuatan ini, shalatnya tidak diterima selama 40 hari.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari


tidak diterima. (HR. Muslim no. 2230). Ini akibat dari cuma sekedar membaca.
Maksud tidak diterima shalatnya selama 40 hari dijelaskan oleh An Nawawi:
Adapun maksud tidak diterima shalatnya adalah orang tersebut tidak
mendapatkan pahala. Namun shalat yang ia lakukan tetap dianggap dapat
menggugurkan kewajiban shalatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi
shalatnya. (Syarh Muslim, 14: 227)

Kedua: Apabila sampai membenarkan atau meyakini ramalan tersebut, maka


dianggap telah mengkufuri Al Quran yang menyatakan hanya di sisi Allah
pengetahuan ilmu ghoib.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia


membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al Quran yang telah
diturunkan pada Muhammad. (HR. Ahmad no. 9532, hasan)
Namun jika seseorang membaca ramalan tadi untuk membantah dan membongkar
kedustaannya, semacam ini termasuk yang diperintahkan bahkan dapat dinilai
wajib. (Al Qoulul Mufid ala Kitabit Tauhid, 1: 330)
Syaikh Sholih Alu Syaikh memberi nasehat, Kita wajib mengingkari setiap orang
yang membaca ramalan bintang semacam itu dan kita nasehati agar jangan ia
sampai terjerumus dalam dosa. Hendaklah kita melarangnya untuk memasukkan
majalah-majalah yang berisi ramalan bintang ke dalam rumah karena ini sama saja
memasukkan tukang ramal ke dalam rumah. Perbuatan semacam ini termasuk
dosa besar (al kabair) wal iyadzu billah-.
Oleh karena itu, wajib bagi setiap penuntut ilmu agar mengingatkan manusia
mengenai akibat negatif membaca ramalan bintang. Hendaklah ia
menyampaikannya dalam setiap perkataannya, ketika selesai shalat lima waktu,
dan dalam khutbah jumat. Karena ini adalah bencana bagi umat. Namun masih
sangat sedikit yang mengingkari dan memberi peringatan terhadap kekeliruan
semacam ini. (Lihat At Tamhid Lisyarh Kitabit Tauhid, hal. 349)
Dari sini, sudah sepatutnya seorang muslim tidak menyibukkan dirinya dengan
membaca ramalan-ramalan bintang melalui majalah, koran, televisi atau lewat
pesan singkat via sms. Begitu pula tidak perlu seseorang menyibukkan dirinya
ketika berada di dunia maya untuk mengikuti berbagai ramalan-ramalan bintang
yang ada. Karena walaupun tidak sampai percaya pada ramalan tersebut, tetap
seseorang bisa terkena dosa jika ia bukan bermaksud untuk membantah ramalan
tadi. Semoga Allah melindungi kita dan anak-anak kita dari kerusakan semacam
ini.
Nasehat
Ramalan bukan hanya datang dari tukang ramal dengan bertanya langsung, namun
saat ini bisa masuk ke rumah-rumah kaum muslimin dengan begitu mudah, baik
lewat media cetak, TV, atau pun internet. Kita berlindung kepada Allah semoga
diri kita, anak-anak kita, kerabat-kerabat kita terbebas dari membaca dan
mempercayai ramalan bintang, serta dijauhi segala bentuk perbuatan syirik.

Jadikanlah satu-satunya sandaran dalam segala urusan adalah Allah Taala


semata,

Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan) nya. (QS. Ath Tholaq: 3). Al Qurtubi mengatakan,
Barangsiapa menyerahkan urusannya sepenuhnya kepada Allah, maka Allah
akan mencukupi kebutuhannya. (Al Jami Liahkamil Quran, 18: 161). Jika Allah
jadi satu-satunya sandaran, maka rizki, jodoh, dan segala urusan akan dimudahkan
oleh Allah Taala.

Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya
kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. (QS.
Hud: 88)

Anda mungkin juga menyukai