Kelas : XI MIPA II
Mengetahui Pengaruh Ukuran terhadap Energi Mekanik Dua Benda yang Berotasi
pada Bidang Miring
Papan, penggaris, dua buah kelereng dengan ukuran yang berbeda, dua buah glue stick
dengan ukuran yang berbeda, dua buah mur dengan ukuran yang berbeda, dan alat tulis.
Langkah Kerja :
1. Siapkan sebuah papan dan sandarkan pada sebuah meja atau Anda pegang sehingga
membentuk sistem bidang miring.
2. Gunakan spidol untuk membuat garis pada papan bagian atas sebagai start. Letakkan
penggaris pada garis tersebut untuk menahan kelereng.
3. Letakkan kelereng di belakang penggaris, tahan sebentar kemudian angkat penggaris
tersebut sehingga kelereng meluncur pada bidang miring tersebut.
4. Ulangi langkah yang sama dengan mengganti kelereng menjadi glue stick dan cincin.
1. Amati dan tentukan, kelereng manakah yang mencapai ujung lintasan (papan bagian
bawah) miring lebih dulu ?
2. Ulangi kegiatan dengan menggunakan berbagai bentuk benda, misalnya silinder pejal,
cincin dan bola berongga.
3. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang telah Anda lakukan.
Jawaban :
1. Kelereng yang mencapai ujung lintasan (papan bagian bawah) miring lebih dulu
adalah kelereng yang berukuran kecil.
2. Kami menggunakan glue stick dan mur dalam pengulangan kegiatan tersebut. Glue
stick yang mencapai ujung lintasan (papan bagian bawah) miring lebih dulu adalah
glue stick yang berukuran kecil. Sedangkan mur yang mencapai ujung lintasan (papan
bagian bawah) miring lebih dulu adalah mur yang berukuran besar.
3. Dari hasil penelitian tersebut, kami menyimpulkan bahwa yang berpengaruh adalah
energi kinetik dan mekanis benda. Di puncak lintasan miring, kedua benda yang
memiliki ukuran yang berbeda tesebut memiliki energi mekanis total yang sama. Pada
keadaan yang sempurna tanpa adanya energi yang hilang karena tahanan udara atau
gaya gesek yang lain terhadap benda, maka energi mekanis benda tetap tersimpan.
Hal ini berarti besarnya energi mekanis maksimum masing-masing benda di puncak
lintasan miring sama dengan besarnya energi mekanis maksimum di lintasan miring.
Di puncak lintasan miring, energi kinetik benda sama dengan nol, sehingga hanya
memiliki energi potensial gravitasi (EPG). Saat benda melintas dari lintasan miring,
ketinggiannya berkurang dan kecepatan rotasi atau kecepatan benda yang berotasi
pada sumbunya serta kecepatan translasi atau kecepatan benda yang bergerak dari
satu tempat ke tempat lain bertambah, saat energi kinetik bertambah, maka energi
potensial berkurang, demikian seterusnya hingga benda mencapai dasar lintasan,
maka energi potensial sama dengan nol. Benda dengan ukuran berlainan dapat
mencapai dasar lintasan miring dalam waktu yang sama atau hanya berselan beberapa
detik, menunjukkan bahwa ukuran tidak mempengaruhi energi mekanisnya.
Dokumentasi :
Laporan Hasil Penelitian
Kelas : XI MIPA II
Mengetahui Pengaruh Ukuran terhadap Energi Mekanik Dua Benda yang Berotasi
pada Bidang Miring
Papan, penggaris, dua buah kelereng dengan ukuran yang berbeda, dua buah glue stick
dengan ukuran yang berbeda, dua buah mur dengan ukuran yang berbeda, dan alat tulis.
Langkah Kerja :
1. Siapkan sebuah papan dan sandarkan pada sebuah meja atau Anda pegang sehingga
membentuk sistem bidang miring.
2. Gunakan spidol untuk membuat garis pada papan bagian atas sebagai start. Letakkan
penggaris pada garis tersebut untuk menahan kelereng.
3. Letakkan kelereng di belakang penggaris, tahan sebentar kemudian angkat penggaris
tersebut sehingga kelereng meluncur pada bidang miring tersebut.
4. Ulangi langkah yang sama dengan mengganti kelereng menjadi glue stick dan cincin.
1. Amati dan tentukan, kelereng manakah yang mencapai ujung lintasan (papan bagian
bawah) miring lebih dulu ?
2. Ulangi kegiatan dengan menggunakan berbagai bentuk benda, misalnya silinder pejal,
cincin dan bola berongga.
3. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang telah Anda lakukan.
Jawaban :
1. Kelereng yang mencapai ujung lintasan (papan bagian bawah) miring lebih dulu
adalah kelereng yang berukuran kecil.
2. Kami menggunakan glue stick dan mur dalam pengulangan kegiatan tersebut. Glue
stick yang mencapai ujung lintasan (papan bagian bawah) miring lebih dulu adalah
glue stick yang berukuran kecil. Sedangkan mur yang mencapai ujung lintasan (papan
bagian bawah) miring lebih dulu adalah mur yang berukuran besar.
3. Dari hasil penelitian tersebut, kami menyimpulkan bahwa yang berpengaruh adalah
energi kinetik dan mekanis benda. Di puncak lintasan miring, kedua benda yang
memiliki ukuran yang berbeda tesebut memiliki energi mekanis total yang sama. Pada
keadaan yang sempurna tanpa adanya energi yang hilang karena tahanan udara atau
gaya gesek yang lain terhadap benda, maka energi mekanis benda tetap tersimpan.
Hal ini berarti besarnya energi mekanis maksimum masing-masing benda di puncak
lintasan miring sama dengan besarnya energi mekanis maksimum di lintasan miring.
Di puncak lintasan miring, energi kinetik benda sama dengan nol, sehingga hanya
memiliki energi potensial gravitasi (EPG). Saat benda melintas dari lintasan miring,
ketinggiannya berkurang dan kecepatan rotasi atau kecepatan benda yang berotasi
pada sumbunya serta kecepatan translasi atau kecepatan benda yang bergerak dari
satu tempat ke tempat lain bertambah, saat energi kinetik bertambah, maka energi
potensial berkurang, demikian seterusnya hingga benda mencapai dasar lintasan,
maka energi potensial sama dengan nol. Benda dengan ukuran berlainan dapat
mencapai dasar lintasan miring dalam waktu yang sama atau hanya berselan beberapa
detik, menunjukkan bahwa ukuran tidak mempengaruhi energi mekanisnya.
Dokumentasi :
Laporan Hasil Penelitian
Kelas : XI MIPA II
Mengetahui Pengaruh Ukuran terhadap Energi Mekanik Dua Benda yang Berotasi
pada Bidang Miring
Papan, penggaris, dua buah kelereng dengan ukuran yang berbeda, dua buah glue stick
dengan ukuran yang berbeda, dua buah mur dengan ukuran yang berbeda, dan alat tulis.
Langkah Kerja :
1. Siapkan sebuah papan dan sandarkan pada sebuah meja atau Anda pegang sehingga
membentuk sistem bidang miring.
2. Gunakan spidol untuk membuat garis pada papan bagian atas sebagai start. Letakkan
penggaris pada garis tersebut untuk menahan kelereng.
3. Letakkan kelereng di belakang penggaris, tahan sebentar kemudian angkat penggaris
tersebut sehingga kelereng meluncur pada bidang miring tersebut.
4. Ulangi langkah yang sama dengan mengganti kelereng menjadi glue stick dan cincin.
1. Amati dan tentukan, kelereng manakah yang mencapai ujung lintasan (papan bagian
bawah) miring lebih dulu ?
2. Ulangi kegiatan dengan menggunakan berbagai bentuk benda, misalnya silinder pejal,
cincin dan bola berongga.
3. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang telah Anda lakukan.
Jawaban :
1. Kelereng yang mencapai ujung lintasan (papan bagian bawah) miring lebih dulu
adalah kelereng yang berukuran kecil.
2. Kami menggunakan glue stick dan mur dalam pengulangan kegiatan tersebut. Glue
stick yang mencapai ujung lintasan (papan bagian bawah) miring lebih dulu adalah
glue stick yang berukuran kecil. Sedangkan mur yang mencapai ujung lintasan (papan
bagian bawah) miring lebih dulu adalah mur yang berukuran besar.
3. Dari hasil penelitian tersebut, kami menyimpulkan bahwa yang berpengaruh adalah
energi kinetik dan mekanis benda. Di puncak lintasan miring, kedua benda yang
memiliki ukuran yang berbeda tesebut memiliki energi mekanis total yang sama. Pada
keadaan yang sempurna tanpa adanya energi yang hilang karena tahanan udara atau
gaya gesek yang lain terhadap benda, maka energi mekanis benda tetap tersimpan.
Hal ini berarti besarnya energi mekanis maksimum masing-masing benda di puncak
lintasan miring sama dengan besarnya energi mekanis maksimum di lintasan miring.
Di puncak lintasan miring, energi kinetik benda sama dengan nol, sehingga hanya
memiliki energi potensial gravitasi (EPG). Saat benda melintas dari lintasan miring,
ketinggiannya berkurang dan kecepatan rotasi atau kecepatan benda yang berotasi
pada sumbunya serta kecepatan translasi atau kecepatan benda yang bergerak dari
satu tempat ke tempat lain bertambah, saat energi kinetik bertambah, maka energi
potensial berkurang, demikian seterusnya hingga benda mencapai dasar lintasan,
maka energi potensial sama dengan nol. Benda dengan ukuran berlainan dapat
mencapai dasar lintasan miring dalam waktu yang sama atau hanya berselan beberapa
detik, menunjukkan bahwa ukuran tidak mempengaruhi energi mekanisnya.
Dokumentasi :
Laporan Hasil Penelitian
Kelas : XI MIPA II
Mengetahui Pengaruh Ukuran terhadap Energi Mekanik Dua Benda yang Berotasi
pada Bidang Miring
Papan, penggaris, dua buah kelereng dengan ukuran yang berbeda, dua buah glue stick
dengan ukuran yang berbeda, dua buah mur dengan ukuran yang berbeda, dan alat tulis.
Langkah Kerja :
1. Siapkan sebuah papan dan sandarkan pada sebuah meja atau Anda pegang
sehingga membentuk sistem bidang miring.
2. Gunakan spidol untuk membuat garis pada papan bagian atas sebagai start.
Letakkan penggaris pada garis tersebut untuk menahan kelereng.
3. Letakkan kelereng di belakang penggaris, tahan sebentar kemudian angkat
penggaris tersebut sehingga kelereng meluncur pada bidang miring tersebut.
4. Ulangi langkah yang sama dengan mengganti kelereng menjadi glue stick dan
cincin.
1. Amati dan tentukan, kelereng manakah yang mencapai ujung lintasan (papan bagian
bawah) miring lebih dulu ?
2. Ulangi kegiatan dengan menggunakan berbagai bentuk benda, misalnya silinder pejal,
cincin dan bola berongga.
3. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang telah Anda lakukan.
Jawaban :
1. Kelereng yang mencapai ujung lintasan (papan bagian bawah) miring lebih dulu
adalah kelereng yang berukuran kecil.
2. Kami menggunakan glue stick dan mur dalam pengulangan kegiatan tersebut. Glue
stick yang mencapai ujung lintasan (papan bagian bawah) miring lebih dulu adalah
glue stick yang berukuran kecil. Sedangkan mur yang mencapai ujung lintasan (papan
bagian bawah) miring lebih dulu adalah mur yang berukuran besar.
3. Dari hasil penelitian tersebut, kami menyimpulkan bahwa yang berpengaruh adalah
energi kinetik dan mekanis benda. Di puncak lintasan miring, kedua benda yang
memiliki ukuran yang berbeda tesebut memiliki energi mekanis total yang sama. Pada
keadaan yang sempurna tanpa adanya energi yang hilang karena tahanan udara atau
gaya gesek yang lain terhadap benda, maka energi mekanis benda tetap tersimpan.
Hal ini berarti besarnya energi mekanis maksimum masing-masing benda di puncak
lintasan miring sama dengan besarnya energi mekanis maksimum di lintasan miring.
Di puncak lintasan miring, energi kinetik benda sama dengan nol, sehingga hanya
memiliki energi potensial gravitasi (EPG). Saat benda melintas dari lintasan miring,
ketinggiannya berkurang dan kecepatan rotasi atau kecepatan benda yang berotasi
pada sumbunya serta kecepatan translasi atau kecepatan benda yang bergerak dari
satu tempat ke tempat lain bertambah, saat energi kinetik bertambah, maka energi
potensial berkurang, demikian seterusnya hingga benda mencapai dasar lintasan,
maka energi potensial sama dengan nol. Benda dengan ukuran berlainan dapat
mencapai dasar lintasan miring dalam waktu yang sama atau hanya berselan beberapa
detik, menunjukkan bahwa ukuran tidak mempengaruhi energi mekanisnya.
Dokumentasi :