Anda di halaman 1dari 28

Kurikulum 2013 Revisi

Kelas XII
MATEMATIKA WAJIB
Geometri Ruang

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Dapat menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang.
2. Dapat menentukan jarak titik ke titik.
3. Dapat menentukan jarak titik ke garis.
4. Dapat menentukan jarak titik ke bidang.
5. Dapat menentukan jarak garis sejajar bidang.
6. Dapat menyelesaikan masalah sehari-hari terkait geometri ruang.

A. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang


1. Pengertian Titik, Garis, dan Bidang
a. Titik

Titik merupakan sesuatu yang memiliki kedudukan, tetapi tidak mempunyai


ukuran. Sebuah titik dilukiskan dengan tanda noktah dan diberi huruf kapital.
Contohnya adalah titik Q berikut.

Gambar 1. Titik Q

b. Garis

Garis merupakan himpunan titik-titik yang hanya memiliki ukuran panjang, tetapi
tidak memiliki ukuran lebar. Garis berdimensi satu. Nama garis dapat ditentukan
dengan memakai huruf kecil atau dengan menyebutkan nama segmen garis dari
titik pangkal ke titik ujung. Contohnya adalah garis g dan garis AB berikut.
Gambar 2. Garis g dan garis AB

c. Bidang

Bidang merupakan himpunan titik-titik yang memiliki ukuran panjang dan lebar.
Bidang berdimensi dua. Nama bidang dapat ditentukan dengan memakai huruf
atau simbol yang dituliskan di pojok bidang atau dengan menyebutkan titik-titik
sudut dari bidang tersebut. Contohnya adalah bidang ABCD.

Gambar 3. Bidang ABCD

2. Aksioma Garis dan Bidang


Aksioma merupakan pernyataan yang disepakati kebenarannya. Terdapat beberapa
aksioma, yaitu sebagai berikut.

a. Melalui dua buah titik sebarang hanya dapat dibuat sebuah garis lurus.
b. Jika sebuah garis lurus dan sebuah bidang datar mempunyai dua titik persekutuan,
maka garis lurus itu terletak seluruhnya pada bidang tersebut.
c. Melalui tiga buah titik sebarang hanya dapat dibuat sebuah bidang.

Dari aksioma-aksioma tersebut, dapat diturunkan beberapa dalil berikut.

a. Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sebarang yang tidak segaris.

Gambar 4. Sebuah bidang dari tiga titik sebarang

b. Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik yang terletak di luar
garis tersebut.

Gambar 5. Sebuah bidang dari sebuah garis dan sebuah titik

Geometri Ruang 2
c. Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis berpotongan.

Gambar 6. Sebuah bidang dari dua buah garis berpotongan

d. Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar.

Gambar 7. Sebuah bidang dari dua buah garis sejajar.

3. Kedudukan Titik Terhadap Titik, Garis, dan Bidang


a. Kedudukan Titik Terhadap Titik
1.) Titik berimpit dengan titik

Gambar 8. Titik A berimpit dengan titik B

2.) Titik tidak berimpit dengan titik

Gambar 9. Titik A tidak berimpit dengan titik B

b. Kedudukan Titik Terhadap Garis


1.) Titik terletak pada garis atau garis melalui titik
Suatu titik dikatakan terletak pada garis jika titik tersebut dapat dilalui oleh garis.

Gambar 10. Titik A terletak pada garis g

2.) Titik tidak terletak pada garis atau titik di luar garis
Suatu titik dikatakan terletak di luar garis jika titik tersebut tidak dapat dilalui
oleh garis.

Gambar 11. Titik A tidak terletak pada garis g

Geometri Ruang 3
c. Kedudukan Titik Terhadap Bidang
1.) Titik terletak pada bidang atau bidang melalui titik
Suatu titik dikatakan terletak pada bidang jika titik tersebut dapat dilalui oleh
bidang.

Gambar 12. Titik A terletak pada bidang W

2.) Titik tidak terletak pada bidang atau bidang tidak melalui titik

Gambar 13. Titik A tidak terletak pada bidang W

4. Kedudukan Garis Terhadap Garis dan Bidang


a. Kedudukan Garis Terhadap Garis
1.) Garis berimpit dengan garis
Dua buah garis dikatakan saling berimpit jika garis tersebut terletak pada satu
garis lurus, sehingga hanya terlihat sebagai satu garis lurus saja.

Gambar 14. Garis g dan h saling berimpit

2.) Garis sejajar dengan garis


Dua buah garis dikatakan saling sejajar jika kedua garis tersebut terletak pada
sebuah bidang dan tidak akan pernah berpotongan bahkan jika garis tersebut
diperpanjang sampai tak berhingga.

Gambar 15. Garis g dan h saling sejajar

Aksioma Dua Garis Sejajar


Melalui sebuah titik yang berada di luar sebuah garis, hanya dapat dibuat
sebuah garis yang sejajar dengan garis itu.

Geometri Ruang 4
Dalil-Dalil tentang Dua Garis Sejajar
Jika garis a sejajar garis b dan garis b sejajar garis c, maka garis a sejajar
dengan garis c.

Gambar 16. Garis a sejajar b dan c

Jika garis a sejajar garis b dan memotong garis c, garis b sejajar garis a dan
juga memotong garis c, maka garis a, b, dan c terletak pada sebuah bidang.

Gambar 17. Garis a, b, dan c terletak pada sebuah bidang

Jika garis a sejajar garis b dan garis b menembus bidang α, maka garis a juga
menembus bidang α.

Gambar 18. Garis a dan b menembus bidang α

3.) Garis berpotongan dengan garis


Dua buah garis dikatakan berpotongan jika kedua garis tersebut terletak pada
satu bidang dan mempunyai sebuah titik persekutuan.

Gambar 19. Garis g dan h saling berpotongan

4.) Garis bersilangan dengan garis


Dua buah garis dikatakan bersilangan (tidak sejajar dan tidak berpotongan) jika
kedua garis tersebut tidak memiliki titik potong dan tidak terletak pada sebuah
bidang.

Gambar 20. Garis g dan h saling bersilangan

Geometri Ruang 5
b. Kedudukan Garis Terhadap Bidang
1.) Garis terletak pada bidang atau bidang melalui garis
Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang jika garis dan bidang tersebut
sekurang-kurangnya memiliki dua titik potong atau titik persekutuan.

Gambar 21. Garis h terletak pada bidang W

2.) Garis sejajar bidang atau bidang sejajar garis


Sebuah garis dikatakan sejajar bidang jika garis dan bidang tersebut tidak
memiliki satu pun titik potong atau titik persekutuan.

Gambar 22. Garis h sejajar bidang W

Dalil-Dalil tentang Dua Garis Sejajar


Jika garis g sejajar dengan garis h dan garis h terletak pada bidang α, maka
garis g sejajar dengan bidang α.

Gambar 23. Garis g sejajar dengan bidang α

Jika bidang α melalui garis g dan garis g sejajar terhadap bidang β, maka garis
potong antara bidang α dan bidang β akan sejajar terhadap garis g.

Gambar 24. Garis potong antara bidang α dan β sejajar terhadap garis g

Jika garis g sejajar garis h dan garis h sejajar bidang α, maka garis g sejajar
terhadap bidang α.

Gambar 25. Garis g dan h sejajar terhadap bidang α

Geometri Ruang 6
Jika bidang α dan bidang β berpotongan dan masing-masing sejajar terhadap
garis g, maka garis potong antara bidang α dan bidang β akan sejajar dengan
garis g.

Gambar 26. Garis g dan h sejajar terhadap bidang α

3.) Garis menembus atau memotong bidang


Sebuah garis dikatakan memotong atau menembus bidang jika garis dan
bidang tersebut hanya mempunyai sebuah titik potong atau titik persekutuan.
Titik persekutuan ini dinamakan juga titik tembus.

Gambar 22. Garis h sejajar bidang W

5. Kedudukan Bidang Terhadap Bidang


a. Bidang berimpit dengan bidang

Dua bidang (misalkan bidang W dan bidang V) dikatakan berimpit jika setiap titik
yang terletak di bidang W juga terletak pada bidang V.

Gambar 28. Bidang W dan bidang V saling berimpit

b. Bidang sejajar dengan bidang

Dua bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang tersebut tidak mempunyai satu
pun titik persekutuan.

Gambar 29. Bidang W dan bidang V saling sejajar

Dalil-Dalil tentang Dua Bidang Sejajar

1.) Dua buah bidang akan sejajar jika keduanya tegak lurus pada sebuah garis lurus
atau pada garis-garis lurus sejajar.

Geometri Ruang 7
Gambar 30. Bidang K dan L saling sejajar karena keduanya tegak
lurus pada sebuah garis lurus

2.) Dua buah bidang akan sejajar jika sepasang garis berpotongan pada bidang yang
satu sejajar dengan garis berpotongan pada bidang lainnya.

Gambar 31. Bidang K dan L saling sejajar karena terdapat


sepasang garis berpotongan yang juga sejajar

3.) Semua garis-garis melalui titik P di luar bidang K yang sejajar dengan bidang K
terletak pada sebuah bidang L yang sejajar dengan bidang K.

Gambar 32. Bidang K dan L saling sejajar karena terdapat garis-garis


yang sejajar pada kedua bidang

4.) Melalui titik P di luar bidang K hanya dapat dibuat sebuah bidang yang sejajar
dengan bidang K.

Gambar 33. Bidang L dapat dibuat melalui titik P di luar bidang K

Geometri Ruang 8
5.) Jika dua buah bidang sejajar dipotong oleh bidang ketiga, maka garis-garis
potongnya akan selalu sejajar.

Gambar 34. Bidang M memotong bidang K dan L yang saling sejajar

c. Bidang berpotongan dengan bidang

Dua bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang tersebut tepat memiliki
sebuah garis persekutuan.

Gambar 35. Bidang V dan W saling berpotongan

d. Tiga bidang berpotongan

Jika tiga buah bidang (α, β, dan γ) berpotongan serta memiliki tiga buah garis
persekutuan, kemungkinan kedudukan dari ketiga garis persekutuan tersebut
adalah berimpit (Gambar a), sejajar (Gambar b), atau melalui sebuah titik (Gambar
c).

Gambar 36. Bidang α, β, dan γ yang saling berpotongan

6. Dalil-Dalil tentang Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang


a. Jika garis g menembus tegak lurus bidang W, maka garis g tegak lurus dengan
semua garis yang terletak pada bidang W.

Geometri Ruang 9
Gambar 37. Garis g tegak lurus dengan semua garis yang
terletak pada bidang W

b. Jika garis k dan h tidak sejajar dan tegak lurus dengan garis g, serta k dan h terletak
pada bidang W, maka bidang W tegak lurus dengan garis g.

Gambar 37. Garis g tegak lurus dengan semua garis yang


terletak pada bidang W

Contoh Soal 1

Pada kubus ABCD.EFGH, tentukan:


a. kedudukan titik B;
b. kedudukan garis AB; dan
c. kedudukan bidang ABCD.

Pembahasan:

Perhatikan gambar berikut.

a. Kedudukan titik B pada kubus tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
Titik B tidak berimpit dengan titik A, C, D, E, F, G, dan H.
Titik B terletak pada garis AB, BC, dan BF.
Titik B terletak pada bidang ABCD, BCGF, dan ABFE.

Geometri Ruang 10
b. Kedudukan garis AB pada kubus tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
Garis AB berpotongan dengan garis AD, BC, AE, dan BF. Hal ini dikarenakan
garis-garis tersebut terletak pada sebuah bidang dan memiliki tepat sebuah titik
persekutuan.
Garis AB sejajar dengan garis DC, EF, dan HG. Hal ini dikarenakan garis-garis
tersebut terletak pada sebuah bidang dan tidak memiliki titik persekutuan.
Garis AB bersilangan dengan garis FC, CG, EH, ED, HD, dan lainnya. Hal ini
dikarenakan garis-garis tersebut tidak berpotongan dan tidak pula sejajar (tidak
terletak pada satu bidang).
Garis AB terletak pada bidang ABCD dan ABFE. Hal ini dikarenakan garis AB dan
bidang-bidang tersebut memiliki dua titik persekutuan atau titik potong, yaitu titik
A dan titik B.
Garis AB memotong bidang BCGF dan ADHE. Hal ini dikarenakan garis AB dengan
bidang tersebut hanya memiliki satu titik persekutuan atau titik potong, yaitu titik
B pada bidang BCGF dan titik A pada bidang ADHE.
Garis AB sejajar dengan bidang CDHG dan EFGH. Hal ini dikarenakan garis AB dan
bidang-bidang tersebut tidak memiliki satu pun titik persekutuan.

c. Kedudukan bidang ABCD pada kubus tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
Bidang ABCD sejajar dengan bidang EFGH. Hal ini dikarenakan kedua bidang
tersebut tidak memilki satu pun titik persekutuan atau titik potong.
Bidang ABCD berpotongan dengan bidang ABFE, BCGF, CDHG, dan ADHE. Hal ini
dikarenakan bidang ABCD dan bidang-bidang tersebut memiliki tepat sebuah garis
persekutuan.

Contoh Soal 2

Perhatikan kubus ABCD.EFGH berikut.

(1) Garis AG dan rusuk DH saling bersilangan.


(2) Garis EC menembus bidang CDEF.
(3) Bidang ACF dan ACGE saling sejajar.
(4) Garis AC bersilangan tegak lurus dengan garis FD.
Pernyataan yang benar adalah ….

Geometri Ruang 11
Pembahasan:

Perhatikan masing-masing pernyataan berikut.

(1) Garis AG dan rusuk DH saling bersilangan.

Dua garis dikatakan bersilangan (tidak berpotongan dan tidak sejajar) jika kedua garis
tersebut tidak terletak pada sebuah bidang. Pada gambar terlihat bahwa garis AG dan
rusuk DH tidak terletak pada sebuah bidang, tidak sejajar, dan tidak pula berpotongan.
Ini berarti, garis AG dan rusuk DH saling bersilangan (pernyataan benar).

(2) Garis EC menembus bidang CDEF.

Sebuah garis dikatakan menembus atau memotong bidang jika garis tersebut dan
bidang hanya memiliki satu titik persekutuan (titik potong). Pada gambar terlihat
bahwa garis EC tidak menembus bidang CDEF, melainkan garis tersebut terletak pada
bidang CDEF (pernyataan salah).

(3) Bidang ACF dan ACGE saling sejajar

Dua bidang dikatakan saling sejajar jika kedua bidang tersebut tidak memiliki satu pun
titik persekutuan (titik potong). Pada gambar terlihat bahwa bidang ACF dan ACGE
memiliki titik persekutuan, sehingga kedua bidang tersebut berpotongan (pernyataan
salah).

Geometri Ruang 12
(4) Garis AC bersilangan tegak lurus dengan garis FD.

Untuk membuktikan apakah garis AC bersilangan tegak lurus dengan garis FD,
perhatikan gambar berikut.

Misalkan titik P adalah titik potong garis FH dan EG, serta titik Q adalah titik potong
garis BD dan AC.
Tarik garis PQ yang berpotongan dengan garis FD di tengah-tengah, yaitu di titik R.
Tarik garis MN melalui titik R yang sejajar dengan AC.
Lukis belah ketupat MDNF.

Oleh karena bidang MDNF adalah belah ketupat, maka kedua diagonalnya saling tegak
lurus. Ini berarti, garis MN tegak lurus dengan garis FD. Oleh karena garis MN sejajar
dengan garis AC, maka garis AC bersilangan tegak lurus dengan garis FD (pernyataan
benar).

Jadi, pernyataan yang benar adalah (1) dan (4).

B. Jarak Titik ke Titik


Misalkan terdapat titik A dan titik B sebagai berikut.

Gambar 39. Titik A dan titik B

Jarak titik ke titik atau jarak antara dua titik merupakan panjang garis yang
menghubungkan kedua titik tersebut. Cara umum yang sering digunakan dalam mencari
jarak titik ke titik adalah dengan mengamati posisi kedua titik tersebut, lalu membuat
garis bantu sehingga terbentuk suatu bangun datar segitiga siku-siku. Selanjutnya,
panjang garis yang dicari ditentukan dengan menggunakan teorema Pythagoras berikut.

Geometri Ruang 13
2
c= a 2 + b2

Gambar 40. Segitiga siku-siku sebagai alat bantu

Jika diketahui dua titik misalkan titik A dan B dengan koordinat berturut-turut adalah
A ( x1, y1, z1 ) dan B ( x2 , y 2 , z2 ) , jarak titik A ke titik B dapat ditentukan dengan menggunakan

rumus berikut.

(x − x2 ) + ( y1 − y 2 ) + ( z1 − z2 )
2 2 2
AB = 1

Contoh Soal 3

Kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 6 cm. Jika titik P berada di tengah-tengah
rusuk HE, jarak titik B ke titik P adalah ….

Pembahasan:

Perhatikan gambar berikut.

Diketahui panjang rusuk kubus = 6 cm. Ini berarti, AB = AE = HE = 6 cm.


Oleh karena titik P berada di tengah-tengah HE, maka PE = ½ . HE = ½ . 6 = 3 cm.
Perhatikan bahwa BE merupakan diagonal bidang kubus. Pada kubus, berlaku:

Diagonal bidang = rusuk 2


=6 2

Ini berarti, BE = 6 2 cm
Dengan menggunakan teorema Pythagoras pada segitiga BEP yang siku-siku di E,
diperoleh:

Geometri Ruang 14
BP
= BE2 + PE2

(6 2 )
2
= + 32

= 72 + 9
= 81
= 9 cm

Jadi, jarak titik B ke titik P adalah 9 cm.

Contoh Soal 4

Kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 12 cm. Titik P berada di tengah-tengah rusuk
1
GH dan titik Q berada di rusuk AD sedemikian sehingga AQ : QD = 1 : 2. Jarak antara
3
titik P dan titik Q adalah ….

Pembahasan:

Perhatikan gambar berikut.

Diketahui panjang rusuk kubus = 12 cm. Ini berarti, AD = PR = CD = 12 cm.


Misalkan titik R adalah titik tengah CD, sehingga RD = ½. CD = ½. 12 = 6 cm.
1
Oleh karena titik Q berada di rusuk AD, maka AQ = ¹⁄3 . AD = ¹⁄3 .12 = 4 cm dan QD =
3
²⁄3 . AD = ²⁄3 .12 = 8 cm.
Dengan menggunakan teorema Pythagoras, diperoleh:

Panjang QR pada segitiga RDQ (siku-siku di D)

QR = RD2 + QD2

= 62 + 82

= 36 + 64

= 100
= 10 cm

Geometri Ruang 15
Panjang PQ pada segitiga PRQ (siku-siku di R)

PQ = QR 2 +PR 2

= 102 +122

= 100 + 144

= 244

= 4 (61)

= 2 61 cm
Jadi, jarak antara titik P dan titik Q adalah 2 61 cm .

C. Jarak Titik Ke Garis


Jarak titik ke garis didefinisikan sebagai ruas garis tegak lurus yang menghubungkan
garis dengan titik tersebut.
A

kK
A'
Gambar 41. Jarak titik ke garis

Jarak titik A ke garis k adalah ruas garis AA’, yaitu ruas garis tegak lurus yang
menghubungkan garis k dengan titik A.

Contoh Soal 5

Perhatikan gambar berikut.


H G
F
E

D
C
A B
18 cm

Jarak titik H pada garis AC adalah ….


Pembahasan:

H G

F
E

D
C
H'

A B

Geometri Ruang 16
Garis HH’ adalah garis tegak lurus yang menghubungkan titik H dengan AC.
Perhatikan diagonal bidang DB.
1
DH’= DB
2
1
= 18 2
2
=9 2

Perhatikan segitiga siku-siku HDH’.

HH’= DH’2 +DH2

( 9 2 ) +18
2
= 2

= 9 6 cm
Jadi, jarak titik H pada garis AC adalah 9 6 cm .

Contoh Soal 6

Perhatikan gambar berikut.


H G

F
E

D
C
P

A B
18 cm

Jarak D ke garis HP adalah ….


Pembahasan:
Perhatikan dengan baik bahwa segitiga HDP adalah segitiga siku-siku di D dengan
DP = 9 2 dan HP = 9 6 .
Jarak titik D ke HP adalah panjang garis DD’ pada gambar berikut:

D'

D P

Dengan menggunakan persamaan luas segitiga, diperoleh:

Geometri Ruang 17
Jadi, jarak titik D ke garis HP adalah cm.

D. Jarak Titik Ke Bidang


Jarak titik ke bidang pada bangun dimensi tiga didefinisikan sebagai ruas garis terpendek
tegak lurus bidang yang menghubungkan titik dengan bidang tersebut.
P

A'

Gambar 42. Jarak titik ke bidang

Jarak titik A ke bidang persegi adalah ruas garis AA’.

Contoh Soal 7

Perhatikan gambar berikut.


H G

F
E

D
C

A 8 cm B

Jarak titik H ke bidang BCGF adalah ….


Pembahasan:
H G

F
E

D
C

A 8 cm B

Geometri Ruang 18
Jarak titik H ke bidang BCGF adalah garis HG karena garis HG adalah garis terpendek
yang menghubungkan titik H tegak lurus bidang BCGF.
Jadi, jarak titik H ke bidang BCGF adalah 8 cm.

Contoh Soal 8

Perhatikan gambar limas persegi beraturan berikut.


T
12
cm

D
C

A 10 cm B

Jarak titik T pada bidang ABCD adalah ….

Pembahasan:
Jarak titik T pada bidang ABCD adalah ruas garis TT’ yang tegak lurus bidang ABCD
sebagaimana gambar berikut.
T
12
cm

D
C
T'
A 10 cm B

Perhatikan limas persegi beraturan tersebut. Garis T' akan membagi garis diagonal
bidang AC menjadi 2 ruas garis yang sama panjang, sehingga:

Dengan demikian, panjang TT' adalah sebagai berikut.

Jadi, jarak titik T pada bidang ABCD adalah 94 cm.

Geometri Ruang 19
Contoh Soal 9

Perhatikan gambar berikut ini.


D
m
3c
8

A C
12
cm

B
Jarak titik D pada alas limas segitiga beraturan tersebut adalah ….

Pembahasan:
Jarak titik D pada alas limas segitiga beraturan adalah ruas garis DQ yang tegak lurus
terhadap bidang ABC.
D
m
3c
8

A Q C
12 P
cm

Pada limas beraturan, titik Q disebut sebagai titik berat segitiga yang terbentuk
dari perpotongan garis-garis berat. Titik Q selalu membagi garis berat AP dengan
perbandingan AQ : QP = 2 : 1. Pada segitiga ABC, berlaku:

1
BP = BC
2
=6
Ini bearti:

Dengan demikian, diperoleh:

Geometri Ruang 20
Perhatikan segitiga siku-siku AQD yang siku-siku di Q. Pada segitiga tersebut, berlaku:

Jadi, jarak titik D pada alas limas segitiga adalah 12 cm.

Contoh Soal 10

Perhatikan gambar berikut.


H G

E
F

D
C

A 6 cm B

Jarak titik C pada bidang BDG adalah ….


Pembahasan:
Cara lain untuk mencari jarak titik C ke bidang BDG adalah sebagai berikut.

Cari bidang melalui C dan berpotongan dengan BDG, misalnya ABCD.


H G

E
F

D
C

A 6 cm B

Bidang ABCD adalah salah satu bidang yang melalui C dan berpotongan dengan BDG
di sepanjang garis BD.
Tarik garis tegak lurus BD yang melalui titik C dan terletak pada bidang BDG.
H G

E
F

D
C

P
A 6 cm B

Pada gambar tersebut, garisnya adalah PC ⊥ BD dan PG ⊥ BD.

Geometri Ruang 21
Jarak titik C pada BDG menjadi jarak titik C pada garis PG, yaitu garis CC’.
H G

E
F

C'
D
C

P
A 6 cm B

Perhatikan segitiga siku-siku GCP siku-siku di C, dimana

Dengan menggunakan prinsip luas segitiga, diperoleh:

Jadi, jarak titik C pada bidang BDG adalah 2 3 cm.

E. Jarak Garis Sejajar Bidang


Jarak suatu garis yang sejajar bidang adalah panjang ruas garis yang menghubungkan
garis tersebut dan bidang secara tegak lurus.
k

A A'

Gambar 43. Jarak garis sejajar bidang

Geometri Ruang 22
Pada gambar tersebut garik k sejajar bidang V. Jarak garis k pada bidang V adalah ruas
AA’ yang menghubungkan garis k dan bidang V. Pada prinsipnya, jarak garis yang sejajar
bidang dapat diubah dengan menghitung jarak titik pada garis ke bidang tersebut.

Contoh Soal 11

Perhatikan gambar berikut ini.


T

15
cm

D
C

m
6c
A 8 cm B

Jarak garis AD pada bidang TBC adalah ….


Pembahasan:
Ambil titik P pada garis AD, sehingga P titik tengah AD.
T

15
cm

P'

D C
P
Q

6 cm
A 8 cm B

Perhatikan segitiga TPQ yang merupakan segitiga sama kaki dengan TP = TQ.
T

P'

P Q
R

Dengan menggunakan teorema Pythagoras, diperoleh:

Geometri Ruang 23
Dengan menggunakan prinsip kesamaan luas segitiga, diperoleh:

40
Jadi, jarak garis AD pada bidang TBC adalah 3 cm.
9

Contoh Soal 12

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 24 cm. Jika titik P adalah pusat
bidang EFGH, jarak antara garis AP ke bidang BDG adalah ….
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut.

H G
P
F
E

D
C

A B

Misal kita ambil titik P pada garis AP. Sekarang, kita akan menghitung jarak titik P pada
bidang BDG. Titik P terletak pada bidang ACGE yang tepat memotong BDG secara
tegak lurus di garis GQ.
H G
P
F
E

D
C

Q
A B

Perhatikan segitiga GPQ yang siku-siku di titik P.


P G

P'

Geometri Ruang 24
Dengan menggunakan persamaan luas segitiga, diperoleh:

Jadi, jarak garis AP pada bidang BDG adalah 8 3 cm.

F. Menyelesaikan Masalah Sehari-hari Terkait Geometri Ruang


Konsep geometri ruang banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
contoh, para arsitektur yang merancang bangunan modern, harus menghitung dahulu
segala sesuatunya dengan sangat teliti agar didapatkan bangunan yang kokoh dan
menakjubkan. Para arsitektur akan membuat gambar, sketsa, ataupun model bangunan
dengan menggunakan konsep geometri ruang.

Konsep geometri ruang juga dapat diilustrasikan pada kejadian-kejadian di sekitar kita.
Misalkan terdapat dua ekor burung yang masing-masing bertengger pada kabel listrik
yang sama dengan posisi berbeda. Kabel listrik dapat diilustrasikan sebagai garis dan
burung sebagai titik. Dengan demikian, kejadian ini dapat dianalogikan sebagai sebuah
titik yang terletak pada suatu garis. Contoh lainnya adalah pada permainan sepak bola.
Misalkan bola adalah titik dan lapangan adalah bidang. Dalam konsep kedudukan titik
terhadap bidang, ketika bola berada di luar lapangan, berarti titik terletak di luar bidang
(tidak melalui bidang).

Contoh Soal 13

Ani memelihara seekor burung kenari yang diletakkan di dalam sangkar berbentuk kubus
dengan luas permukaan 9.600 cm². Pada saat kenari tersebut bermain dalam sangkar,
tiba-tiba makanannya terlempar dan tersangkut di salah satu sudut atas sarang. Posisi
kenari saat itu berada di tengah-tengah alas sangkar. Kenari ingin mengambil makanannya
itu. Jarak terdekat agar makanan tersebut dapat diambil oleh kenari adalah .…

Geometri Ruang 25
Pembahasan:

Misalkan sangkar burung tersebut adalah kubus ABCD.EFGH, dengan posisi kenari di titik
P dan posisi makanan yang tersangkut di titik G. Situasi pada soal dapat digambarkan
sebagai berikut.

Jarak terdekat agar makanan tersebut dapat diambil oleh kenari sama dengan panjang
ruas garis PG. Untuk menentukan panjang ruas garis PG, tentukan dahulu panjang rusuk
kubusnya.

Diketahui luas permukaan kubus = Lpkubus = 9.600 cm². Misalkan r = rusuk kubus, maka:

Lpkubus = 6 × r × r
⇔ 9.600 =6 × r2
9.600
⇔ r2 =
6
2
⇔r = 1.600
⇔ r =1600
⇔r= 40

Ini berarti, rusuk kubus = 40 cm. Dengan demikian, panjang CG = 40 cm.


Perhatikan bahwa AC merupakan diagonal bidang. Pada kubus, berlaku:

Diagonal bidang = rusuk 2


= 40 2

1 1
Ini berarti AC = 40 2 cm. Dengan demikian, PC = . AC = . 40 2 = 20 2 cm.
2 2
Dengan menggunakan teorema Pythagoras pada segitiga GPC (siku-siku di C), diperoleh:

PG = PC2 + CG2

(20 2 )
2
= + 402

= 800 + 1600

= 2400

= 400 (6)

= 20 6 cm

Jadi, jarak terdekat agar makanan tersebut dapat diambil oleh kenari adalah 20 6 cm .

Geometri Ruang 26
Contoh Soal 14

Lapangan futsal indoor dipasangi jaring-jaring pembatas, sehingga terlihat seperti balok
tanpa tutup dengan panjang 24 m, lebar 16 m, dan tinggi 12 m. Seorang pemain ingin
menendang bola. Posisi bola ada di pojok lapangan seberang gawang. Tinggi gawang
adalah ¹⁄3 dari tinggi jaring-jaring dan posisi tengah gawang berada di tengah-tengah
salah satu sisi lebar lapangan. Ketika bola ditendang, ternyata tepat mengenai posisi
tengah atas gawang. Jarak tendangan pemain tersebut adalah ….

Pembahasan:
Permasalahan pada soal dapat diilustrasikan sebagai berikut.

Misalkan D adalah posisi bola, P adalah posisi tengah atas gawang, dan Q adalah titik
tengah BC. Panjang PD adalah jarak tendangan pemain tersebut.

Diketahui panjang = 24 m, lebar = 16 m, dan tinggi = 12 m. Ini berarti:

CD = 24 m
BC = 16 m CQ = ½ . BC = ½ . 16 = 8 m
BF = 12 m PQ = ¹⁄3 . BF = ¹⁄3 . 12 = 4 m

Dengan menggunakan teorema Pythagoras, diperoleh:

Panjang QD pada segitiga DCQ (siku-siku di C)

QD = CQ2 + CD2

= 82 + 24 2

= 64 + 576

= 640

= 64 (10)

= 8 10 m

Geometri Ruang 27
Panjang PD pada segitiga PQD (siku-siku di Q)

PD = PQ2 + QD2

( )
2
= 4 2 + 8 10

= 16 + 640

= 656

= 16 (41)

=4 41 m

Jadi, jarak tendangan pemain tersebut adalah 4 41 m .

Geometri Ruang 28

Anda mungkin juga menyukai