Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS

Tentang

GEOMETRI DIMENSI TIGA

Di Susun Oleh :

NAMA : NOVIANTI KAMALENG


KELAS : XII IPS 2
MAPEL : MATEMATIKA

SMA NEGERI 01 ABAD


2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geometri merupakan salah satu cabang dari matematika yang memuat konsep
mengenai titik, garis, bidang, dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya, ukuran-
ukurannya, dan hubungannya antara satu dengan yang lain. Selain itu, pada konteks
kehidupan sehari-hari, hal-hal yang terkait dengan geometri pun seringkali dijumpai oleh
siswa, misalnya melalui bentuk papan tulis, atap rumah, jendela, pintu, danbenda lainnya
yang mengandung unsur dari geometri.
Salah satu topik dalam geometri yang dipelajari oleh siswa di jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) adalah mengenai dimensi tiga. Materi dimensi tiga yang diajarkan
tersebut meliputi konsep kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga;
jarak dari titik ke garis dan jarak dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga; serta besar
sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga?
2. Bagaimana menentuka kedudukan titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga?
3. Bagimana menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga?

C. Tujuan Penulisan
Untuk menjawab segala permasalahan yang ada pada rumusan masalah dan
mengaplikasikannya dalam bentuk soal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI DIMENSI TIGA (BANGUN RUANG)


1. Unsur-unsur Bangun Ruang
Beberapa istilah dalam menggambar bangun ruang, antara lain:
1. Bidang Gambar
Bidang gambar adalah suatu tempat untuk menggambar.
2. Bidang Frontal
Bidang gambar yang sejajar dengan bidang gambar. Bidang
ABFE dan DCHG adalah frontal.Keistimewaan bidang frontal
adalah ukuran dan bentuk sama dengan bentuk dan ukuran sebenarnya.
3. Garis frontal
Garis yang terletak pada bidang frontal. Contoh garis frontal AE, BF, CG, DH, AB,
EF, GH, dan CD.
4. Garis ortogonal
Garis yang tegak lurus pada bidang frontal misalnya AD, BC, EH, dan FG.
5. Sudut surut (sudut menyisi)
Sudut dalam gambar ruang yang besarnya ditentukan oleh garis frontal horisontal ke
kanan dengan garis ortogonal ke belakang. Pada gambar di atas sudut surutnya ∠BAD
dan ∠FEH. Sudut - sudut itu sebenarnya 90°, tetapi dalam gambar ruang dilukis
kurang dari 90° atau lebih dari 90°..
6. Perbandingan Ortogonal (perbandingan proyeksi)
Perbandingan antara panjang garis ortogonal yang digambar dengan panjang garis
ortogonal yang sebenarnya..

Misal panjang AD yang digambar 3 cm sedangkan panjang AD yang sebenarnya 6 cm


maka :

7. Irisan Suatu Bidang Dengan Bangun Ruang


Irisan antara bidang dan bangun ruang merupakan bangun datar yang dibatasi oleh
garis-garis potong antara bidang itu dengan bidang sisi dari bangun ruang yang
bersangkutan serta membagi dua bangun ruang itu.
Ada 2 cara untuk menggambar bangun ruang yaitu :
a) Sumbu afinitas
b) Titik potong diagonal irisan
2. Ruang Dimensi Tiga
1. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang
a. Titik
Sebuah hanya dapat ditentukan oleh letaknya, tetapi tidak memiliki ukuran
(besaran) sehingga dapat dikatakan titik tidak berdimensi. Sebuah titik dilukiskan
dengan tanda noktah dan diberi huruf kapital..
b. Garis
Garis hanya mempunyai ukuran panjang tetapi tidak mempunyai ukuran lebar.
Garis merupakan himpunan titik - titik yang hanya memiliki ukuran panjang,
sehingga dikatakan garis berdimensi satu..
c. Bidang
Bidang merupakan himpunan titik - titik yang memiliki ukuran panjang dan luas,
sehingga dapat dikatakan bidang berdimensi dua..
d. Aksioma Garis dan Bidang
Aksioma/postulat adalah pernyataan yang diandaikan benar dalam sebuah sistem
dan kebenaran itu diterima tanpa pembuktian..
1. Melalui sebuah titik sebarang yang tidak berimpit hanya dapat dibuat sebuah
garis lurus
2. Jika sebuah garis dan sebuah bidang memiliki dua titik persekutuan, maka
garis itu seluruhnya terletak pada bidang
3. Melalui tiga buah titik sebarang tidak segaris hanya dapat dibuat sebuah
bidang
Berdasarkan aksioma - aksioma ini dapat diturunkan dalil - dalil untuk
menentukan sebuah bidang :
1. Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sebarang yang tidak segaris
2. Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik (titik terletak di
luar garis)
3. Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis berpotongan
4. Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar
2. Kedudukan Titik Terhadap Garis dan Titik Terhadap Bidang
a. Titik Terletak pada Garis
Sebuah titik dikatakan terletak pada garis, jika titik tersebut dapat dilalui oleh garis
b. Titik di Luar Garis
Sebuah titik dikatakan berada di luar garis, jika titik tersebut tidak dapat dilalui
oleh garis

c. Titik Terletak pada Bidang


Sebuah titik dikatakan terletak pada bidang α, jika titik tersebut dapat dilalui oleh
bidang α
d. Titik di Luar Bidang
Sebuah titik dikatakan berada di luar bidang α, jika titik tersebut tidak dapat dilalui
oleh bidang α

3. Kedudukan Garis Terhadap Garis Lain


a. Dua Garis Berpotongan
Dua buah garis dikatakan berpotongan, jika kedua garis itu terletak pada sebuah
bidang dan memiliki sebuah titik persekutuan. Titik persekutuan ini disebut titik
potong. Jika dua buah garis berpotongan pada lebih dari satu titik potong, maka
kedua garis ini dikatakan berimpit
b. Dua Garis Sejajar
Dua buah garis dikatakan sejajar, jika kedua garis itu terletak pada sebuah bidang
dan tidak memiliki satupun titik persekutuan
c. Dua garis bersilangan
Dua buah garis dikatakan bersilangan (tidak berpotongan dan tidak sejajar) jika
kedua garis itu tidak terletak pada sebuah bidang.
d. Aksioma Dua Garis Sejajar
Melalui sebuah titik yang berada di luar sebuah garis tertentu hanya dapat dibuat
sebuah garis yang sejajar dengan garis tertentu.
Dalil tentang dua garis sejajar :
a. Jika garis a sejajar dengan garis b dan garis b sejajar dengan garis c, maka
garis a sejajar dengan garis c..
b. Jika garis a sejajar garis b dan memotong garis c, garis b sejajar garis a dan
juga memotong garis c, maka garis - garis a,b, dan c terletak pada sebuah
bidang.
c. Jika garis a sejajar dengan garis b dan garis b menembus bidang, maka garis a
juga menembus bidang.

4. Kedudukan Garis Terhadap Bidang


a. Garis Terletak pada Bidang
Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang, jika garis dan bidang itu sekurang -
kurangnya memiliki dua titik persekutuan.
b. Garis Sejajar Bidang
Sebuah garis dikatakan sejajar bidang, jika garis dan bidang itu tidak memiliki
satupun titik persekutuan.
c. Garis Memotong atau Menembus Bidang
Sebuah garis dikatakan memotong atau menembus bidang, jika garis tersebut dan
bidang hanya memiliki sebuah titik persekutuan. Titik persekutuan ini dinamakan
titik potong atau titik tembus.
Sebagai contoh, perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di bawah ini :
1. Rusuk - rusuk kubus yang terletak pada bidang
α adalah rusuk - rusuk EF, EH, FG, dan GH
2. Rusuk - rusuk kubus yang sejajar dengan
bidang α adalah rusuk - rusuk AB, AD, BC, dan
CD
3. Rusuk - rusuk kubus yang memotong atau
menembus bidang α adalah rusuk - rusuk AE,
BF, CG, dan DH

Dalil - Dalil Garis Sejajar Bidang


1. Jika garis g sejajar dengan garis h dan garis h terletak pada bidang α, maka garis g
sejajar dengan bidang α
2. Jika bidang α melalui garis g dan garis g sejajar terhadap bidang β, maka garis
potong antara bidang α dengan bidang β akan sejajar terhadap garis g
3. Jika garis g sejajar dengan garis h dan garis h sejajar terhadap bidang α, maka
garis g sejajar terhadap bidang α
4. Jika bidang α dan bidang β berpotongan dan masing - masing sejajar terhadap
garis g maka garis potong antara bidang α dan bidang &beta akan sejajar dengan
garis g.

Titik Tembus Garis dan Bidang yang Berpotongan


1. Buat bidang β melalui garis g
2. Tentukan garis potong abtara bidang α dan β, yaitu garis (α, β)
3. Titik potong gartis g dengan garis (α, β) adalah titik tembusnya adalah titik T

5. Kedudukan Bidang Terhadap Bidang Lain


a. Dua bidang Berimpit
Bidang α dan β dikatakan berimpit, jika setiap titik yang terletak pada bidang
&alpha juga terletakpada bidang β.
b. Dua Bidang Sejajar
Bidang α dan β dikatakan sejajar, jika kedua bidang itu tidak memiliki
satupun titik persekutuan.

c. Dua Bidang Berpotongan


Bidang α dan β dikatakan berpotongan, jika kedua bidang itu tepat memiliki
tepat sebuah garis persekutuan.

d. Tiga Bidang Berpotongan


Jika tiga buah bidang berpotongan dan memiliki tiga buah garis persekutuan,
maka kemungkinan kedudukan dari ketiga garis persekutuan itu adalah
berimpit, sejajar, atau melalui sebuah titik..

6. Jarak dari Titik ke Titik, Titik ke Garis, dan Titik ke Bidang


a. Jarak antara Titik dan Titik
Jarak antara titik P dan Q adalah panjang ruas garis PQ
b. Jarak antara Titik dan Garis
Jarak antara titik P dan garis q ditentukan dengan cara menarik garis dari titik
P tegak lurus garis q, maka garis PP' adalah jarak antara titik P dan garis q,
kemudian untuk memudahkan penghitungan kita buat bentuk segitiga.

Apabila segitiga yang terjadi berbentuk segitiga sebarang maka


penyelesaiannya bisa kita gunakan aturan cosinus, aturan sinus, atau
perbandingan sudut trigonometri yang berelasi.
c. Jarak antara Titik dan Bidang
Jarak antara titik P dengan bidang α adalah panjang ruas garis PP', dengan P'
merupakan proyeksi titk P pada bidang α.

7. Jarak dari Garis ke Garis, Garis ke Bidang, dan Bidang ke Bidang


a. Jarak dua garis bersilangan

Jarak garis BC dan AH adalah garis AB


Pada gambar diatas mencari jarak antara garis BE dan CF, kemudian
dibuat bidang yang dilalui oleh kedua garis tadi, jarak dua bidang yang
sejajar itu merupakan jarak antara garis BE dengan CF ( garis PQ )
b. Jarak dua garis sejajar
Pada gambar di atas mencari jarak antara 2 garis yang sejajar yaitu EH
dengan BC, karena kedua garis itu sejajar maka dapat dibuat sebuah
bidang yang melalui kedua garis itu, jarak kedua garis itu adalah garis BE
atau CH.
c. Jarak garis dan bidang yang sejajar

Gambar diatas, mencari jarak dari garis AE ke bidang DBFH yang sejajar,
dibuat bidang yang melalui garis AE dimana bidang tersebut juga
memotong tegak lurus bidang DBFH, dari garis persekutuan antara dua
bidang ditarik garis tegak lurus AE.
d. Jarak dua bidang yang sejajar
Jarak antara bidang α dan
β yang sejajar dalah jarak
sebarang titik A pada
bidang α dan A' pada
bidang β, dimana A'
adalah proyeksi titik A
pada bidang β
A = sebarang titik pada
bidang α
A' = proyeksi titik A pada bidang β
AA' = jarak antara bidang &alpha dan beta.

3. Menghitung Sudut Ruang


1. Sudut antara dua garis berpotongan
Dua garis dikatakan berpotongan,maka dua garis tersebut berada dalam bidang yang
sama. Maka menentukan sudut dua garis yang berpotongan sama seperti menentukan
sudut berpotongan pada bidang datar.

2. Sudut antara dua garis bersilangan


Dua garis dikatakan bersilangan, maka dua garis tersebut berada dalam bidang yang
berlainan. Maka menentukan sudut dua garis yang bersilangan dengan cara menggeser
salah satu garis atau keduanya sehingga keduanya terletak pada bidang yang sama.
Sudut yang terbentuk setelah pergeseran adalah sudut antara dua garis bersilangan
yang dimaksud.

Gambar di atas cara menentukan besar sudut antara dua garis yang bersilangan DE
dan HF

3. Sudut antara garis dan bidang


Jika suatu garis tidak tegak lurus pada bidang, maka sudut antara garis dan bidang
adalah sudut lancip yang dibentuk oleh garis dan proyeksi garis tersebut pada bidang.

P'Q = proyeksi garis PQ pada bidang


4. Sudut antara dua bidang
Sudut antara dua bidang yang berpotongan adalah sudut yang dibentuk oleh dua garis
yang berpotongan, garis - garis itu tegak lurus terhadap garis potong antara kedua
bidang tersebut.
Gambar diatas menunjukkan sudut antara bidang TBA dengan bidang ABC

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Geometri merupakan salah satu cabang dari matematika yang memuat konsep mengenai
titik, garis, bidang, dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya, dan
hubungannya antara satu dengan yang lain.
Dapaun pembahasan dalam karya tulis ini tentang Teori Dimensi Tiga (Bangun Ruang),
dan dalam pembahasannya siswa diharuskan untuk bisa memahami :
1. Unsur-unsur Bangun Ruang
2. Ruang Dimensi Tiga
3. Kedudukan Garis Terhadap Garis Lain
4. Kedudukan Garis Terhadap Bidang
5. Kedudukan Bidang Terhadap Bidang Lain
6. Jarak dari Titik ke Titik, Titik ke Garis, dan Titik ke Bidang
7. Jarak dari Garis ke Garis, Garis ke Bidang, dan Bidang ke Bidang
B. Saran
Penulis berharap agar karya tulis yang penulis buat ini dapat bermanfaar bagi semua
pembaca terutama bagi penulis sendiri dan penulis berharap agar kritik dan saran yang
membangun untuk penulis di pembuatan karya tulis lainnya

DAFTAR PUSTAKA

http://iswanibintimursalim.blogspot.com/
https://www.academia.edu/19675549/Dimensi_Tiga

Anda mungkin juga menyukai