Anda di halaman 1dari 29

DIMENSI TIGA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah


Matematika Sekolah Menengah

Oleh:
Kelompok 11
1. Hanifah Nafilatal Maghfiroh (T20197050)
2. Yolanda Eka Putri (T20197051)
3. Ulfatur Rohmah (T20197061)
4. Mohammad Nur Iskandar (T20197069)

Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Jember
2020/2021
Dimensi Tiga

Kedudukan Proyeksi Jarak Sudut

Sudut
Titik Jarak antara
Titik ke Garis antara
Titik dan garis
dua
dan bidang
garis

Garis Titik ke Bidang


Jarak antara Sudut
garis dan antara
bidang garis
dan
Bidang bidang
Garis ke Garis

Jarak antara Sudut


dua bidang antata
Garis ke Bidang dua
bidang
DIMENSI 3
Dimensi 3 atau ruang adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Istilah
ini biasanya digunakan dalam bidang seni, animasi, komputer dan matematika. Setiap bangun
dari tiga dimensi memiliki kapasitasnya sendiri, disebut juga dengan volume.

1. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang Dalam Ruang

Titik

Sebuah hanya dapat ditentukan oleh letaknya, tetapi tidak memiliki ukuran (besaran) sehingga
dapat dikatakan titik tidak berdimensi. Sebuah titik dilukiskan dengan tanda noktah dan diberi
huruf kapital..

Garis

Garis hanya mempunyai ukuran panjang tetapi tidak mempunyai ukuran lebar. Garis
merupakan himpunan titik - titik yang hanya memiliki ukuran panjang, sehingga dikatakan garis
berdimensi satu..

Bidang

Bidang merupakan himpunan titik - titik yang memiliki ukuran panjang dan luas, sehingga dapat
dikatakan bidang berdimensi dua.

a) Kedudukan Titik

Titik Terletak pada Garis

Contoh: Titik A dan Garis AB

titik pada garis


Titik Terletak di Luar Garis

Contoh: Titik C dan garis AB

titik sejajar garis

Titik Terletak pada Bidang

Contoh: Titik A dan bidang ABCD

titik pada bidang


Titik Terletak di luar Bidang

Titik E dan bidang ABCD

titik sejajar bidang

b) Kedudukan Dua Garis

Kedudukan dua garis terdiri atas berimpit, berpotongan, sejajar, dan bersilangan. Simak uraian
masing-masing pada pembahasan di bawah.

Berimpit

Sebuah garis dikatakan berimpit jika kedua garis saling bersekutu.

Contoh: garis g dan garis h


Garis Berimpit

Berpotongan

Kedua garis dikatakan berpotongan jika mempunyai satu titik persekutuan yang disebut dengan
titik potong.

Contoh: Garis g dan h

Garis Berpotongan

Sejajar

Kedua garis dikatakan sejajar jika dua garis itu terletak pada satu bidang dan tidak mempunyai
titik persekutuan.

Contoh garis g dan h


Garis Sejajar

Bersilangan

Kedua garis dikatakan bersilangan jika dua garis itu tidak sejajar sekaligus tidak berpotongan.

Contoh: Garis EH dan AB

Garis Bersilangan

c) Kedudukan Antara Garis pada Bidang

Kedudukan antara garis pada bidang meliputi kedudukan garis terletak pada bidang, kedudukan
garis memotong bidang, dan kedudukan garis sejajar bidang. Langsung simak uraian masing-
masing pada pembahasan di bawah.

Garis Terletak pada Bidang

Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang jika setiap titik pada garis tersebut terletak juga
pada bidang.

Contoh: garis CD dan bidang ABCD


Garis Terletak pada Bidang

Garis Memotong Bidang

Sebuah garis dikatakan memotong bidang jika garis dan bidang tersebut mempunyai satu titik
persekutuan yang disebut titik potong/titik tembus.

Contoh: garis BC menembus bidang ABFE di titik B.

Garis memotong bidang

Garis Sejajar dengan Bidang

Garis dikatakan sejajar dengan bidang jika garis dan bidang tersebut tidak mempunyai titik
persekutuan atau titik potong.

Contoh: garis GH dan bidang ABFE


Garis sejajar bidang

d) Kedudukan Antara Bidang dan Bidang

Pembahasan materi dimensi tiga selanjutnya adalah kedudukan antara bidang dan bidang.
Keudukan antara dua bidang meliputi berimpit, sejajar, dan berpotongan. Untuk lebih jelasnya,
simak uraian masing-masing pada pembahasan di bawah.

Berimpit

Dua bidang dikatakan berimpit jika kedua bidang tersebut saling bersekutu.

Contoh: bidang ABFE dan bidang ABFE

Bidang berimpit

Sejajar

Dua bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang tersebut tidak bersekutu pada satu titik
manapun.

Contoh: bidang ABFE dan bidang DCGH


Bidang Sejajar

Berpotongan

Dua bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu mempunyai sebuah garis persekutuan
atau garis perpotongan.

Contoh: bidang ABCD dan bidang ABFE

Bidang berpotongan

2) Proyeksi

dalam kamus KBBI Proyeksi merupakan gambar suatu benda yang dibuat rata (mendatar) atau
berupa garis bada bidang datar.

Dalam Matematika,secara sederhana proyeksi ialah pencerminan sebuah titik,garis,atau sebuah


bidang pada sebuah objek (garis atau bidang datar) maka menghasilkan suatu bayangan yang
disebut hasil Proyeksi.

a. Proyeksi Titik ke Garis


Dalam Proyeksi titik ke garis, titik sebagai proyeksian dan garis sebagai proyeksitor. Pada
gambar dibawah ini, proyeksi titik P ke segmen garis AB akan menghasilkan titik Q yang berada
pada garis AB. Titik ialah suatu hasil proyeksi dari titik P. Sementara, garis PQ (garis putus-putus
dimana garis tersebut menghubungkan P ke Q yang tegak lurus dengan garis AB) yakni disebut
garis proyektor. Maka,bayangan titik P sesudah diproyeksikan oada garis AB menghasilkan titik
Q. Garis PQ dan AB harus saljng berpotongan dan tegak lurus.

b. Proyeksi Titik ke Bidang

Pada proyeksi titik ke Bidang,titik merupakan proyeksian dan bidang sebagai proyeksitor. Pada
gambar diatas,proyeksi titik p ke bidang w hasil proyeksinya ialah titik Q yang terdapat pada
bidang W.Titik Q dikatan hasil proyeksi jika garis PQ putus putus tegak lurus dengan bidang W.

c. Proyeksi Garis ke Garis


Pada gambar di atas, proyeksi garis AB ke garis g menghasilkan garis PR—garis PR terletak pada
garis g. Garis PR tersebut dikatakan garis hasil proyeksi dan garis (putus-putus) yang
menghubungkan A ke P dan B ke R yang tegak lurus dengan garis g dinamakan garis proyektor.

d. Proyeksi Garis ke Bidang

Pada proyeksi Garis ke Bidang,garis sebagai proyeksian dan bidang sebagai proyeksitor.
Proyeksi garis AB pada bidang W hasil proyeksinya ialah garis PR yang terdapat pada bidang W.
Segme garis PR dikatakan hasil proyeksi jika garis putus putus tegak lurus dengan bidang W.

3) Jarak dari Titik ke Titik, Titik ke Garis, dan Titik ke Bidang


Jarak Titik ke Titik

Jarak adalah panjang ruas garis penghubug kedua bangun itu yang terpendek dan
bernilai positif.

A B
Jarak antara titk A dan titik B adalah panjang ruas garis AB.
Perhatikan bangun ruang di bawah ini :
Bangun tersebut merupakan kubus ABCD.EFGH. EC, EG, dan AC, masing-masing merupakan
jarak antara titik E dengan C, titik E dengan G, serta titik C.

Jarak Titik ke Garis

Dari gambar di atas, panjang ruas garis EA adalah jarak antara titik E dengan ruas garis AB.
Panjang ruas garis BC merupakan jarak antara titik C dengan ruas garis AB.

Jarak Titik ke Bidang

Dari gambar di atas, panjang ruas garis AD merupakan jarak antara titik A dengan bidang
CDHG. Panjang ruas1 garis EF merupakan jarak antara titik E dengan bidang BCGF.
4) Jarak Dua Garis Sejajar, Jarak Garis dan Bidang Yang Sejajar, Jarak Dua
Bidang Sejajar

a. Jarak Dua Garis Sejajar

Jarak antara garis g dan h yang sejajar adalah garis AB, dengan titik A adalah sebarang titik pada
garis g dan titik B merupakan proyeksi titik A pada garis h.

b. Jarak dua garis bersilangan

Jarak antara garis g dan garis h yang saling bersilangan adalah panjang ruas garis yang diperoleh
dari titik T (yang terletak pada garis g) ditarik tegak lurus ke garis h sehingga berpotongan di
titik T' atau panjang ruas garis lurus dari titik T yang terletak di garis g ke titik proyeksinya di T'
pada garis h.

c. Jarak antara garis dan bidang yang sejajar

Jarak antara garis g dan bidang α = panjang ruas garis AB ( AB tegak lurus bidang α dan garis
g).
d. Jarak dua bidang yang saling sejajar

Bidang α sejajar dengan bidang β maka jarak kedua bidang = panjang ruas garis AB ( AB tegak
lurus dengan kedua bidang).

4) SUDUT ANTARA GARIS DAN BIDANG


a) Sudut antara dua garis

Sudut antara garis g dan h yang bersilangan adalah sudut antara garis g’ dan h, dimana g’
adalah proyeksi g pada bidang W dan garis h terletak pada bidang W

b) Sudut antara Garis dan Bidang


Sudut antara garis g dan bidang V adalah sudut yang dibentuk oleh garis g dan
proyeksinya g’ pada bidang V.

c) Sudut antara Dua Bidang


Sudut antara bidang V dan bidang W (yang berpotongan) adalah sudut yang dibentuk oleh garis
g yang terletak pada bidang V dan garis h pada bidang W. Masing-masing garis g dan h tegak
lurus terhadap garis potong bidang V dan bidang W.
Langkah – langkah menentukan sudut antara dua bidang :

Tentukan garis potong kedua bidang.


Ambil satu titik pada garis potong dua bidang, misal titik T.
Buat garis pada bidang pertama melalui titik T dan tegak lurus garis potong, misal garis g.
Buat garis pada bidang kedua melalui titik T dan tegak lurus garis potong, misal garis h.
Sudut antara garis g dan h adalah sudut antara dua bidang.
Untuk lebih jelasnya dalam menghitung besar sudut antara dua bidang mari kita cermati contoh
berikut.
Contoh
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm, hitung :
a) Besar sudut antara bidang ADHE dan bidang ABCD.
b) Nilai tangen sudut antara bidang ABCD dan bidang DBG.
Jawab :
a) Cara menentukan sudut antara bidang ADHE dan bidang ABCD
Kita tentukan garis potong antara bidang ADHE dan bidang ABCD, yaitu AD.
Ambil satu titik pada AD, misal titik A.
Buat garis pada bidang ADHE melalui titik A dan tegak lurus AD, misal AE.
Buat garis pada bidang ABCD melalui titik A dan tegak lurus AD misal AB.
Sudut antara bidang ADHE dan ABCD adalah sudut yang dibentuk oleh garis AE dan AB.

Karena AE ┴ AB, maka α = 90o


b) Cara menentukan sudut antara bidang ABCD dan bidang DBG

Kita tentukan garis potong antara bidang ABCD dan bidang DBG, yaitu DB.
Ambil satu titik pada DB, misal titik T (titik tengah DB).
Buat garis pada bidang ABCD melalui titik T dan tegak lurus DB, yaitu TC.
Buat garis pada bidang DBG melalui titik T dan tegak lurus DB, yaitu TG.
Sudut antara bidang ABCD dan DBG adalah sudut yang dibentuk oleh garis TC dan TG, yaitu
∠GTC = α.

Dalam ΔTCG (segitiga siku-siku di C)

Contoh Soal dan Pembahasan

1. Pada limas beraturan T.ABCD, panjang rusuk tegaknya 25 cm dan panjang rusuk alasnya 7√2
cm. Jarak titik T ke bidang ABCD sama dengan …

Jawaban :
2. Panjang rusuk kubus ABCD . EFGH adalah 6 cm. Jika S adalah titik potong EG dan FH, maka
jarak DH ke AS adalah …

Jawaban :

3. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang sisi 12 cm. Titik P adalah perpotongan diagonal bidang
ABCD. Tentukan jarak titik P ke titik G...

Jawaban :
4. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH. Jarak titik C dan bidang AFH= ….

Jawaban :
5. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di bawah ini. Panjang proyeksi AF pada bidang ACGE
adalah….

Jawaban :
6. Pada kubus ABCD.EFGH besar sudut antara garis AH dan bidang diagonal BDHF adalah…

Jawaban :
7. Besar sudut antara diagonal BG dan FH pada kubus ABCD.EFGH adalah …..

Jawaban :

AH sejajar dengan BG, sehingga sudut antara diagonal BG dan FH adalah juga sudut antara
diagonal AH dan FH (∠ (BG,FH) = ∠ (AH,FH) )

dari gambar terlihat bahwa panjang AH = AF = FH sehingga ∆ AFH adalah ∆sama sisi.

∆sama sisi. Mempunyai 3 sudut yang sama yaitu 60°

8. Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm, titik P adalah tepat ditengah CG,
tentukan jarak titik C ke garis AP!

Jawaban :
9. Pada limas segiempat beraturan T.ABCD yang semua rusuknya sama panjang. Sudut antara
TA dan bidang ABCD adalah….

Jawaban :
Misal panjang rusuk = a , maka

TA = TB = TB = TC = AB = BC = CD = AD = a

sudut antara TA dan bidang ABCD (∠ (TA,ABCD) ) adalah ∠ TAC

10. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. Panjang proyeksi DE pada BDHF adalah . . .
Jawaban :
Soal HOT'S

1. Kamar Akbar berbentuk balok dengan ukuran panjang : lebar : tinggi=5:5:4. Di langit-langit
kamar terdapat lampu yang letaknya tepat pada pusat bidang langit-langit. Pada salah dinding
kamar dipasang saklar yang letaknya tepat di tengah-tengah dinding. Jarak saklar ke lampu
adalah...

Jawaban :

Ukuran kamar Akbar yang berbentuk balok masih dalam bentuk perbandingan, sehingga kita
bisa dapat memisalkan ukuran panjangnya menjadi panjang=5x, lebar=5x, tinggi=4x.

Lampu berada pada titik tengah langit-langit dan saklar berada pada titik tengah dinding,
ilustrasi saklar dan lampu kurang lebih seperti gambar berikut;
2. Sudut antara garis AC dengan DG pada kubus ABCD.EFGH dengan rusuk a cm adalah..

Jawaban :

Sebagai ilustrasi soal diatas, kita gambarkan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk a, garis
DG dan garis AC, kurang lebih seperti berikut ini;

Berdasarkan gambar diatas, garis AC dan garis 5DG adalah dua garis bersilangan. Untuk
membentuk sudut dua garis yang bersilangan, maka kita harus mengusahakan kedua garis
berpotongan pada satu titik. Dengan menggeser salah satu garis atau keduanya sehingga
berpotongan pada satu titik.

Untuk kasus ini, kita coba geser garis DG ke titik A, sehingga garsi AC dan DG berpotongan di
titik A. Sudut antara garis AC dan DG adalah sudut CAF. Sebagai ilustrasi, kurang lebih seperti
gambar berikut ini;

Besar sudut CAF bisa kita tentukan dengan bantuan segitiga ACF.
Segitiga ACF adalah segitiga sama sisi karena sisi segitiga tersebut adalah diagonal sisi kubus
yang besarnya a√2. Karena segitiga ACF adalah sama sisi maka besar ketiga sudutnya sama
besar yaitu 60∘.

Besar sudut antara garis AC dengan DG adalah ∡CAF = 60∘

Anda mungkin juga menyukai