Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran Matematika, kita mengenal berbagai macam permasalahan.


Permasalahan tersebut dapat berupa logika atau abstrak. Salah satunya adalah Dimensi
Tiga.
Dalam makalah ini kami berusaha menjelaskan dan menerangkan tentang beberapa
permasalahan pada Bangun Ruang Tiga Dimensi. Kami juga menyertakan beberapa
latihan soal, sehingga dapat digunakan sebagai bahan latihan masing – masing.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan titik,garis,dan bidang dalam bangun ruang.
2. Bagaimana jarak pada bangun ruang
3. Apakah besar sudut pada bangun ruang
4. Bagaimana dimensi tiga pada balok

C. Tujuan
1. Memenuhi tugas matematika
2. Supaya lebih memahami tentang dimensi tiga

D. Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan dapat lebih memahami pembelajaran mengenai dimensi
tiga

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dimensi Tiga

1.1. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam ruang dimensi tiga

1.Kedudukan titik terhadap garis dan titik terhadap bidang


a)Kedudukan titik terhadap garis

Kedudukan titik terhadap garis ada dua, yaitu :

(1) Titik terletak pada garis


Titik dikatakan terletak pada garis jika titik tersebut dapat dilalui oleh

garis.

(2) Titik di luar garis

Titik dikatakan di luar garis jika titik tersebut tidak dapat dilalui oleh garis.

b)Kedudukan titik terhadap bidang

Kedudukan titik terhadap bidang ada dua, yaitu:

(1) Titik terletak pada bidang

Titik dikatakan terletak pada bidang jika titik tersebut dapat dilalui oleh bidang.

2
(2) Titik di luar bidang

Titik dikatakan di luar bidang jika titik tersebut tidak dapat dilalui oleh bidang.

2.Kedudukan dua garis dan kedudukan garis terhadap bidang

a)Kedudukan dua garis

Kedudukan dua garis ada empat, yaitu:

(1) Dua garis berpotongan

Dua garis dikatakan berpotongan jika dua garis tersebut sebidang dan mempunyai
satu titik potong.

(2) Dua garis berimpit

Dua garis dikatakan berimpit apabila dua garis tersebut terletak pada satu garis
lurus sehingga hanya terlihat sebagai satu garis lurus saja.

3
f,g

(3) Dua garis sejajar

Dua garis dikatakan sejajar jika dua garis tersebut terletak pada satu bidang yang
jarak antaranya sama sehingga tidak berpotongan.

(4) Dua garis bersilangan

Dua garis dikatakan bersilangan jika dua garis tersebut tidak terletak pada sebuah
bidang.

3.Kedudukan dua bidang

Kedudukan dua bidang ada tiga, yaitu:

a) Dua bidang berimpit

Dua bidang dikatakan berimpit jika setiap titik terletak pada kedua bidang.

4
b) Dua bidang sejajar

Dua bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang tersebut tidak mempunyai satu pun
titik persekutuan.

c) Dua bidang berpotongan

Dua bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang tersebut mempunyai sebuah
garis persekutuan.

1.2. Jarak dari Titik ke Garis dan dari Titik ke Bidang dalam Ruang

1. Jarak titik ke titik lain

Jarak antara titik A dan H. Ruas garis Ahmerupakan jarak antara titik A dan titik H
yang diminta.

Misal diketahuib balokABCDEFGH Akan ditentukan jarak dari titik A ke titik H.


Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

5
Jarak dari titik A ke titik H .Dengan memperhatikan segitiga ADH kita dapat
menentukan Panjang garis AH. Segitiga ADH adalah segitiga siku-siku di D,
sehingga berlaku TeoremaPhytagoras

2. Jarak titik ke garis

Jika sebuah titik berada di luar garis, maka ada jarak antara titik ke garis itu.
Jarak titik A ke garis g dapat dicari dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:

a) Membuat garis l melalui titi A dan tegak lurus garis g.

b) Garis l memotong garis g di titik P.

c) Ruas garis AP merupakan jarak titik A ke garis g yang diminta.

Misal diketahui kubus PQRS.TUVW, maka dapat kita tentukan jarak titik V ke
garis QW.

Jarak titik V ke garis QW adalah panjang garis VW, dengan X adalah titik pada
garis QW sedemikian sehingga VX tegak lurus dengan QW. Dengan
memperhatikan segitiga QVW kita dapat menentukan panjang garis QW.
Segitiga QVW adalah segitiga siku-siku di V, sehingga berlaku
teoremaphytagoras

6
Selanjutnya, dapat kita tentuka luas QVW dengan dua cara sebgaiberikut.

a) Dengan menggunakan alas segitiga QVW adalah QV dan tingginya adalah


VW, maka berlaku

b) Dengan menggunakan alas segitiga QVW adalah QW dan tingginya adalah


VX, maka berlaku. Karena panjang QV, VW dan QW telah diketahui, maka
panjang VX dapat ditentukan dengan menyamadengankan persamaan (2.1)
dan (2.2).

3.Jarak titik ke bidang

Jika sebuah titik berada di luar bidang, maka ada jarak antara titik ke bidang itu.
Jarak titik A ke bidang dapat dicari menggunakan langkahlangkah sebagai
berikut.

a) Membuat garis g melalui titik A dan tegak lurus bidang.

b) Garis g menembus bidang di titik Q.

c) Ruas garis AQ merupakan jarak titik A ke bidang yang diminta. Misal


diketahui balok PQRS.TUVW, maka kita tentukan jarak dari titik P ke bidang
SQUW. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

Jarak titik P ke bidang SQUW sedemikian sehingga PO tegak lurus dengan


bidang SQUW. Dengan memperhatikan segitiga PQS, kita dapat menentukan
Panjang garis QS. Segitiga PQS adalah segitiga siku-siku di P, sehingga berlaku
TeoremaPhytagoras.

Selanjutnya, dapat kita tentukan luas segitiga PQS dengan du acara sebgai
berikut.

7
a) Dengan mengunakan alas segitiga PQS adalah PQ dan tingginya adala
PS

b) Dengan mengunakan alas segitiga PQS adalah QS dan tingginya adala


PO

c) Karena panjang PQ, PS dan QS telah diketahui, maka Panjang PO


dapat ditentukan dengan menyamadengankan persamaan (2.3) dan (2.4).

1.3. Sudut dalam dimensi tiga


1.Sudut antara garis dan bidang

Jika sebuah garis tidak tegak lurus pada suatu bidang tetapi menembus bidang
tersebut sehingga membentuk sudut antara garis dan bidang. Sudut antara ruas
garis AB dan bidang H dengan B adalah titik tembus ruas garis AB terhadap
bidang H dapat dicari dengan menggunakan Langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat proyeksi titik A ke bidang H sebut titik A’, sehingga ruas garis AB
dan AA’ membentuk sudut lancip
b. Menghitung jarak titik A ke titik A’ dan jarak titik B ke A’

c. Dengan aturan tangen sudut antara garis AB dan AA’ dapat ditentukan.

Misal diketahui balok ABCD.EFGH maka dapat kita tentukan sudut antara BH
dengan bidang ABCD.

Titik D adalah proyeksi titik H ke bidang ABCD, sehingga garis DH tegak lurus
dengan garis BD. Selanjutnya sudut α (sudut antara garis BH dengan garis BD
atau bidang ABCD) dapat dicari dengan aturan tangen berlakuSementara garis
BD dapat dicari menggunakan TeoremaPhytagoras

8
2.Sudut antara dua bidang

Sudut antar bidang U dan V yang berpotongan pada garis AB adalah sudut lancip
yang dibentuk oleh dua garis. Masing-masing satu di setiap bidang, keduanya
tegak lurus pada AB dan berpotongan pada satu titik di AB. Kemudian untuk
menentukan sudutnya sama dengan langkah-langkah pada penentuan sudut antara
garis dan bidang. Misal diketahui kubus PQRS.TUVW, maka kita dapat mencari
sudut β yang dibentuk antara bidang PQRS dan bidang SRUT. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Pertama kita akan membuat garis AB pada bidang PQRS dan garis BC pada
bidang SRUT, yang kedua garis tersebut tegak lurus perpotongan dua bidang
yaitu garis RS dan bertemu pada satu titik B. Kemudian titik A adalah proyeksi
titik C ke bidang PQRS sehingga garis AB dan

AC tegak lurus maka aturan tangen berlaku Sehingga sudut β dapat dicari

1.4 Kedudukan garis terhadap bidang

Kedudukan garis terhadap bidang ada tiga, yaitu:

(1) Garis terletak pada bidang

Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang jika setiap titik pada garis tersebut
juga terletak pada bidang.

(2) Garis sejajar bidang

9
Sebuah garis dikatakan sejajar bidang jika garis dan bidang tidak mempunyai satu
pun titik persekutuan.

(3) Garis memotong bidang

Sebuah garis dikatakan memotong (menembus) bidang jika garis dan bidang
mempunyai satu titik persekutuan yang dinamakan titik potong atau titik tembus.

B. Balok
Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga
pasang persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang di
antaranya berukuran berbeda. Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik
sudut. Balok yang dibentuk oleh enam persegi sama dan sebangun disebut
sebagai kubus.

 Panjang : adalah rusuk terpanjang dari alas balok.


 Lebar : adalah rusuk terpendek dari sisi alas balok.
 Tinggi : adalah rusuk yang tegak lurus terhadap panjang dan lebar balok.

Sebuah balok dibatasi oleh 6 buah sisi yang masing – masing antara lain :

 Sisi alas
 Sisi atas
 Sisi depan
 Sisi belakang

10
 Sisi kanan
 Sisi kiri
Keterangan :
- Sisi alas kongruen dengan sisi atas
-Sisi depan kongruen dengan sisi belakang
-Sisi kiri kongruen dengan sisi kanan

2.1 Kedudukan Titik Terhadap Garis

Kedudukan titik terhadap garis dibedakan menjadi dua yaitu  titik terletak pada
garis dan titik terletak di luar garis.  Kedudukan titik terletak pada garis dan titik terletak di
luar garis dapat dianalogikan seperti burung yang hinggap di kabel listrik, seperti gambar di
bawah ini

a. Titik diluar garis

b. Jarak titik ke titik pada balok.

Balok ABCD.EFGH

11
Tentukan jarak titik H ke garis AC pada balok ABCD.EFGH diatas, dengan panjang AB = 8
cm, CG = 4 cm, dan BC = 6 cm.

Jawaban :

AC = √(AB2 + BC2)

AC = √(82 + 62)

AC = √(64 + 36)

AC = √100

AC = 10 cm

AH = √(AD2 + DH2)

AH = √(62 + 42)

AH = √(36 + 16)

AH = √52

Panjang AH = 7,2 cm

CH = √(CD2 + DH2)

CH = √(82 + 42)

CH = √(64 + 16)

CH = √80

Panjang CH = 8,9 cm

∆ ACH merupakan segitiga sembarang dengan panjang AC= 10 cm, AH=7,2 cm, dan
CH=8,9 cm.

2.2 Kedudukan Garis Terhadap Bidang

a.Garis berpotongan

Dapat disimpulkan bahwa pasangan garis yang saling sejajar dan berpotongan adalah garis
yang berpotongan pada sebuah titik.

12
Dua buah garis dikatakan berpotongan, apabila kedua garis tersebut terletak pada sebuah
bidang dan memiliki sebuah titik persekutuan. Pasangan garis-garis yang berpotongan pada
balok di atas antara lain:
(AB,BC) ; (AB,AD) ; (AB,AE) ; (AB,BF) ; (BC,CD) ; (BC,BF) ; (CD,AD) ; (CD,CG)
(CD,DH) ; (BC,CG) ; (AD,AE) ; (AD,DH) ; (AE,EH) ; (AE,EF) ; (BF,EF) ; (BF,FG)
(CG,FG) ; (CG,GH) ; (DH,EH) ; (DH,GH) ; (EF,EH) ; (EF,FG) ; (FG,GH) ; (GH,EH)
Jadi, ada 24 pasang garis yang berpotongan
2.3 Kedudukan Sudut Terhadap Bidang

a. Besar Sudut Antara Garis dan Bidang pada Bangun Ruang


Sudut antara garis dan bidang adalah sudut yang dibentuk oleh gari g dengan proyeksinya
pada bidang terkait. Cara menentukan besar sudut antara garis yang dibentuk dapat
digunakan sebuah alat ukur sudut yang disebut busur derajat.Pada suatu bangun ruang, besar
sudut antara garis dan bidang dapat dihitung dari keterangan panjang sisi-sisi yang diketahui
atau dicari tahu. Persamaan yang digunakan untuk menghitung besar sudut dapat

menggunakan fungstigonometri, aturan sinus, atau aturan cosinus

Besar sudut antara garis EG dan bidang ABGH adalah ….

Berdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh informasi-informasi .


Sehingga besar sudut antara garis EG dan bidang EBGH ditunjukkan seperti gambar berikut

13
Besar sudut α dapat ditentukan melalui perbandingan panjang garis EG dan garis AG.
Sehingga perlu untuk menghitung panjang kedua panjang garis EG dan AG terlebih dahulu.

Panjang panjang EG:


EG2 = EH2 + HG2
EG2 = 82 + (8√2)2
EG2 = 64 + 2×64
EG2 = 3×64
EG = √(3×64)
EG = √3 × √64
EG = √3 × 8 = 8√3 cm

Menghitung panjang AG:


AG2 = AE2 + EG2
AG2 = 82 + (8√3)2
AG2 = 64 + 192
AG2 = 256
AG = √256 = 16 cm

Besar sudut α:
Sin α = sisi depan/sisi miring
Sin α = 8/16
Sin α = 1/2
α = 30o

Jadi, besar sudut antara garis EG dan bidang ABGH adalah 30o

14
3.1 Diagonal bidang Balok

Diagonal bidang suatu balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
berhadapan pada setiap bidang atau sisi balok. Untuk memahami definisi tersebut coba
perhatikan bidang TUVW pada gambar di bawah ini.

Ruas garis yang menghubungkan titik sudut T dan V serta U dan W disebut diagonal
bidang atau diagonal sisi. Dengan demikian, bidang TUVW mempunyai dua diagonal
bidang, yaitu TV dan UW . Jadi, setiap bidang pada balok mempunyai dua diagonal bidang.
Karena balok memiliki 6 bidang sisi, maka balok memiliki 12 diagonal bidang atau
diagonal sisi. Bagaimana cara menghitung panjang diagonal bidang atau diagonal sisi pada
balok?

Misalkan balok PQRS.TUVW di atas memiliki panjang p, lebar l, dan tinggi t. Maka
panjang TV dapat dihitung dengan menggunakan teoremaphytagoras, di mana segitiga
TUV siku-siku di U. Sehingga:

TV = √(TU2 + UV2)

TV = √(p2 + l2)

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang diagonal sisi, silahkan perhatikan
contoh soal berikut ini.

Contoh Soal

Perhatikan gambar di bawah berikut ini.

Diketahui panjang AB = 12 cm, BC = 8 cm dan AE = 5 cm. Hitunglah:

a) panjang AF

b) panjang AC

c) panjang AH

15
Penyelesaian:

a) Panjang AF dapat dihitung dengan teoremaphytagoras. Perhatikan segitiga ABF siku-


siku di B, maka:

AF = √(AB2 + BF2)

AF = √(122 + 52)

AF = √(144 + 25)

AF = √169

AF = 13 cm

b) Perhatikan segitiga ABC siku-siku di B, maka:

AC = √(AB2 + BC2)

AF = √(122 + 82)

AF = √(144 + 64)

AF = √208

AF = 4√13 cm

c) Perhatikan segitiga AEH siku-siku di E, maka:

AC = √(AE2 + EH2)

AF = √(52 + 82)

AF = √(25 + 64)

AF= √89 cm

4.1 Diagonal Ruang Balok

16
Diagonal ruang pada balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
berhadapan dalam suatu ruang. Untuk memahami definisi tersebut coba perhatikan gambar
berikut di bawah ini.

Hubungkan titik P dan V, Q dan W, R dan T, atau S dan U. Garis PV, garis QW, garis RT,
dan garis SU disebut diagonal ruang. Diagonal-diagonal ruang tersebut akan berpotongan di
satu titik. Suatu balok memiliki empat buah diagonal ruang yang sama panjang dan
berpotongan pada satu titik. Bagaimana menghitung panjang diagonal ruang balok?
Sama seperti mencari diagonal bidang, untuk mencari diagonal ruang juga menggunakan
teoremaphyagoras. Sekarang perhatikan gambar di bawah ini.

Misalkan balok ABCD.EFGH di atas memiliki panjang p, lebar l, dan tinggi t. Maka
panjang AG dapat dihitung dengan menggunakan teoremaphytagoras. Tetapi sebelum itu
harus cari panjang AC, di mana AC merupakan diagonal sisi. Sekarang perhatikan segitiga
ABC  siku-siku di B. Sehingga:

AC = √(AB2 + BC2)

AC = √(p2 + l2)

Sekarang cari panjang AG dengan teoremaphytagoras juga. Sekarang perhatikan segitiga


ACG  siku-siku di G. Sehingga:

AG = √(AC2 + CG2)

AG = √(√(p2 + l2)2 + t2)

17
AG = √(p2 + l2 + t2)

Misalkan diagonal ruang balok adalah d maka secara umum diagonal ruang balok dapat
dirumuskan:

d = √(p2 + l2 + t2)

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang diagonal ruang, silahkan perhatikan
contoh soal berikut ini.

Contoh Soal

Sebuah balok memiliki panjang 12 cm, lebar 8 cm dan tinggi 4 cm. Hitung berapa

Penyelesaian:

d  = √(p2 + l2 + t2)

d  = √(122 + 82 + 42)

d  = √224

d  = 4√14 cm 

5.1 Bidang Diagonal

Bidang diagonal suatu balok adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua diagonal
bidang suatu balok. Untuk memahami definisi tersebut coba perhatikan balok
PQRS.TUVW pada gambar di bawah ini. 

Bidang PRVT dan PWVQ disebut bidang diagonal. Jadi balok memiliki enam bidang
diagonal yang berbentuk persegi panjang dan tiap pasangnya kongruen. Bagaimana
menghitung luas bidang diagonal?

Untuk menghitung luas bidang diagonal dapat menggunakan rumus  luas persegi
panjang. Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang diagonal ruang, silahkan

18
perhatikan contoh soal berikut ini.

Perhatikan gambar di bawah berikut ini.

Diketahui panjang AB = 12 cm, BC = 8 cm dan AE = 6 cm. Hitunglah luas bidang diagonal


ABGH!

Penyelesaiaan: 

Jika digambarkan akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Terlebih dahulu harus cari panjang BG dengan teoremaphytagoras.

BG = √(BC2 + CG2)

BG = √(82 + 62)

BG = √(64 + 36)

BG = √100

BG = 10 cm

Luas bidang diagonal ABGH dapat dicari dengan rumus persegi panjang, yakni:

Luas ABGH = AB . BG

Luas ABGH = 12 cm . 10 cm

Luas ABGH = 120 cm2

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ini hanyalah sebagian kecil permasalahan dalam matematika. Permasalahan
matematika tidak lah mencakup hal sempit tetapi juga mencakup hal lain yang lebih
luas.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kelemahan dan kekurangannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah
ini di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan para
pembaca.

B. SARAN
Kami sadar sepenuhnya makalah ini jauh dari kata sempurna, karena itu kami
menyarankan pembaca untuk mencari rujukan maupun referensi lain.

20
BAB IV

EVALUASI

A. Soal Latihan
1. Perhatikan gambar balok PQRS TUVW dibawah ini

Garis RV dan bidang PQRS berpotongan dititik....

a. Q
b. U
c. R
d. U
e. S
2. Perhatikan gambar balok dibawah ini !

Garis yang sejajar dengan bidang ADEH adalah...

21
a. BF
b. BC
c. AD
d. AE
e. CG
3. Perhatikan gambar balok PQRS TUVW dibawah ini !

Garis TP ...... pada bidang QURV

a. Sejajar
b. Bersilangan
c. Berpotongan
d. Berimpitan
e. Tegak lurus
4. Diketahui sebuah balok ABCD EFGH dengan ukuran 12x6x8cm. Titik P terletak
ditengah BC dan titik Q terletak ditengah GH. Tentukan berapa jarak titik P ke titik Q

a. 14cm
b. √ 109cm
c. 39cm
d. √ 105cm
e. 79 cm
5. Perhatikan gambar balok dibawah ini !

22
a. 24cm
b. 45,5cm
c. √ 100
d. 10 √ 2
e. √2 225
6. Perhatikan gambar balok dibawah ini !

Jarak titik D dan F adalah....

a. 45cm
b. 50cm
c. 10 √ 2cm
d. 10 √ 5cm
e. 29cm
7. Perhatikan gambar balok dibawah ini!

Jarak titik A ke bidang BCHE adalah.......


23
a. cm
5
24
b. cm
6
35
c. cm
5

23
26
d. cm
4
24
e. cm
5

8. Perhatikan gambar balok dibawah ini!

Jarak titik A ke titik R adalah...


a. 12cm
b. 5 √ 5cm
c. 5 √ 2cm
d. 11 cm
e. 13cm

9. Perhatikan gambar balok dibawah ini!

Jarak titik T ke titik O adalah ....


a. 13cm
5
b. cm
2
c. √ 14cm

24
5
d. √ 2cm
2
e. 15 cm

10. Perhatikan gambar balok dibawah ini!

Panjang garis PO adalah...

5
a. √ 2cm
2
b. √ 16cm
c. 4,9 cm
d. √ 21cm
e. 11 cm
11. Perhatikan gambar balok dibawah ini!

Titik O merupakan pusat diagonal QRUV, jarak antara titik P ke titik O adalah....

a. 11cm
b. 12cm
c. 14cm

25
d. 15cm
e. 13cm
12. Perhatikan gambar balok dibawah ini!

Hitunglah panjang garis AG...

a. 15,26cm
b. 15cm
c. 13cm
d. 14cm
e. 13,4cm
13. Perhatikan gambar balok dibawah ini!

Berapa panjang garis AF, AC,AH berturut – turut...

a. 11cm;12cm;13cm
b. 13cm;4 √13 cm;√ 89cm
c. 12cm;√ 35cm;21cm
d. 11cm;13cm;√ 45 cm
e. 14cm;13cm;11cm
14. Perhatikan gambar balok dibawah ini!

26
Tentukanlah panjang balok dengan diagonal ruang...

a. 11cm
b. 12cm
c. 13cm
d. 14cm
e. 15cm
15. Perhatikan gambar balok dibawah ini!

Garis yang sejajar dengan garis AD pada bidang ABCD adalah...


a. EH
b. FG
c. BC
d. AE
e. BF

B. PEMBAHASAN
1. Garis RV pada bidang PQRS berpotongan dititik R
Jawaban : c. R
2. Garis yang sejajar dengan bidang ADEH adalah garis BF
Jawaban : a. BF
3. Garis TP sejajar dengan bidang QRUV
Jawaban : a. TP

27
4.

Jawaban : b. √ 109cm

5.

Jawaban : d. 10 √ 2 cm

6.

Jawaban : c. 10 √ 2cm

7.

28
24
Jawaban : e. cm
5

8.

Jawaban : b. 5 √ 5cm

9.

5
Jawaban : d. √ 2cm
2

10.

29
5
Jawaban : a. √ 2cm
2

11.

Jawaban :e. 13cm

12.

Jawaban : a. 15,26cm

13.

30
Jawaban : b. 13cm;4 √ 13 cm;√ 89cm

14.

Jawaban : b.12cm

15.Garis yang sejajar dengan garis AD pada bidang ABCD yaitu garis BC
Jawaban : c. BC

KUNCI JAWABAN

1. C
2. A
3. A
4. B
5. D
6. C

31
7. E
8. B
9. D
10. A
11. E
12. A
13. B
14. B
15. C

DAFTAR PUSTAKA

https://www.defantri.com;https://www.maretong.com

https://www.academia.edu;https://scribd.com

https://www.coursehero.com

32
C. LAMPIRAN

33
34
35
36

Anda mungkin juga menyukai