Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MATEMATIKA WAJIB

Kelompok 4
Disusun oleh :
Muhammad Rifan
Muhammad Afghansyah
Nurul Vivi Apiyanti
Rafa Maulida Balqis
Rifky Firmansyah
Siti Fadhilatul Barokah
Siti Saeni Oktaviani
Syifa Paujiah
Widya Wati Manurung

SMA NEGERI 11 KABUPATEN TANGERANG


Jl. KH. Hasyim Ashari Km. 1, Sepatan, Tangerang, Banten 15520
www.sman11kabtng.sch.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kuasa dan
kasihnya kepada kami, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Makalah Ruang Dimensi 3 ini dengan tepat pada waktunya.Makalah ini kami buat
dalam rangka memenugi tugas kelompok yang diberikan oleh Guru
kami.Makalah ini disusun agar dapat memberi referensi tambahan materi
pembelajaran Pengantar Ilmu Matematika sehingga bermanfaat khususnya
untuk kami para siswa.Dalam penyusunan makalah ini tentu saja tidak lepas dari
kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya. Dan
pada teman-teman secara langsung atau tidak langsung ikut berpartisipasi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
Penulis

Tangerang,19 November 2018


Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Masalah Dalam pembelajaran Matematika, kita mengenal berbagai macam
permasalahan. Permasalahan tersebut dapat berupa logika atau abstrak.
Salah satunya adalah dalam Ruang Tiga Dimensi. Dalam makalah ini kami
berusaha menjelaskan dan menerangkan tentang beberapa permasalahan
pada Bangun Ruang Tiga Dimensi. Kami juga menyertakan beberapa latihan
soal. Sehingga dapatdigunakan sebagai bahan latihan masing-masing
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang?
2. Bagaimana cara menggambar bangun ruang ?
3. Bagaimana jarak pada bangun ruang ?
C. Tujuan Penulisan
1. Supaya lebih muda dalam pembelajaran matematika.
2. Agar dapat mempraktekan dalam kehidupan nyata.
D. Manfaat Penulisan Dengan membaca makalah ini diharapkan dapat lebih
memahami pembelajaran mengenai Ruang Tiga Dimensi
Bab 2
Pembahasan
A. KEDUDUKAN GARIS, TITIK DAN BIDANG DALAM RUANG
1. Pengertian Titik, Garis dan Bidang
a. Jarak Antar Titik
Suatu titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai besaran.
Sebuah titik dilukiskan dengan noktah dan biasanya dinotasikan dengan
huruf kapital.
Contoh : 1 ● A, ● B
2 lihat Kubus ABCD.EFGH di samping Titik-titik pada kubus
ABCD.EFGH tersebut adalah:A, B, C, D, E, F, G, dan H

Contoh soal :
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Tentukan jarak titik B
ke C dan titik A ke G..
Penyelesaian :
Pythagoras yakni: AC2 = AB2 + BC2
AC2 = 102 + 102
AC2 = 200
AC = √200
AC = 10√2 cm
b. Jarak Titik Ke Garis
Garis adalah himpunan dari titik-titik yang mempunyai panjang tak
terhingga tetapi tidak memiliki lebar atau tebal.
Contoh : 1. Lihat Kubus ABCD. EFGH di samping Garis-garis
pada kubus ABCD.EFGH antara lain AB,CG,BG
(diagonal sisi),AG (diagonal ruang).

Contoh Soal
Diketahui kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 12 cm. Tentukan:
a). Jarak titik D ke garis BF;
b). Jarak titik B ke garis EG;
c). Jarak titik A ke garis BH.
Penyelesaian:
a) teorema Pythagoras yakni:
BD2 = AB2 + AD2
BD2 = 122 + 122
BD2 = 288
BD = √288 = 12√2 cm
Jadi, jarak titik D ke garis BF adalah 12√2 cm
c. Jarak Titik Ke Bidang
Bidang adalah himpunan titik-titik yang memiliki luas tak
terhingga.Wakil Bidang adalah bagian dari bidang yang memiliki
ukuran panjang dan lebar

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.


1. Jarak titik U ke bidang PSWT adalah UT.
2. Jarak titik Q ke bidang PSWT adalah QP.
3. Jarak titik R ke bidang PSWT adalah RS.
4. Jarak titik V ke bidang PSWT adalah VW.
5. Jarak titik T ke bidang QSWU adalah OT.
6. Jarak titik V ke bidang QSWU adalah OV.
7. Jarak titik T ke bidang PUW adalah TM.

Contoh soal :

Tentukan jarak titik E ke bidang BDHF.


Jawaban :
Kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 18 cm.
Sehingga panjang AB = AD = AE = 18 cm.
EG merupakan diagonal sisi kubus,
Jarak antara titik E ke bidang BDHF pada kubus adalah
panjang ET.
ET adalah setengah dari EG.
Dengan rumus Pythagoras, maka diperoleh panjang EG sebagai berikut.
2. Kedudukan tentang Titik , Garis dan Bidang

1) Kedudukan titik dan titik


a. Titik berimpit dengan titik

b. Titik tidak berimpit dengan titik

2) Kedudukan titik dan garis


a. Titik terletak pada garis atau garis melalui titik
Sebuah titik dikatakan terletak pada garis,
jika titik tersebut dapat dilalui oleh
garis

b. Titik tidak terletak pada garis atau titik diluar garis


Sebuah titik dikatakan berada di luar garis,
jika titik tersebut tidak dapat dilalui oleh
garis

3) Kedudukan titik dan bidang


a. Titik terletak pada bidang atau bidang melalui titik
Sebuah titik dikatakan terletak pada
α, jika titik tersebut dapat dilalui oleh
bidang α

b. Titik tidak terletak pada bidang atau bidang tidak melalui titik
Sebuah titik dikatakan berada di luar
bidang α, jika titik tersebut tidak
dapat dilalui oleh bidang α
4) Kedudukan garis dan garis
a. Garis berimpit dengan garis
Dua garis dikatakan saling berimpit
apabila garis tersebut terletak pada satu
garis lurus, sehingga hanya terlihat
sebagai satu garis lurus saja.
b. Garis sejajar dengan garis
Dua buah garis dikatakan sejajar, jika
kedua garis itu terletak pada sebuah
bidang dan tidak memiliki satupun
titik persekutuan
c. Garis berpotongan dengan garis
Dua buah garis dikatakan berpotongan,
jika kedua garis terletak pada sebuah
bidang memiliki sebuah titik
persekutuan atau titik potong
d. Garis bersilangan dengan garis
Dua buah garis dikatakan bersilangan,
jika kedua garis tidak terletak pada
sebuah bidang yang sama

5) Kedudukan garis dan bidang


a. Garis terletak pada bidang atau bidang melalui garis
Sebuah garis dikatakan terletak pada
bidang, jika garis dan bidang itu sekurang -
kurangnya memiliki dua titik persekutuan.
b. Garis sejajar bidang atau bidang sejajar garis
Sebuah garis dikatakan sejajar bidang, jika
garis dan bidang itu tidak memiliki
satupun titik persekutuan.

c. Garis menembus bidang


Sebuah garis dikatakan memotong atau
menembus bidang, jika garis tersebut
dan bidang hanya memiliki sebuah titik
persekutuan. Titik persekutuan
ini dinamakan titik potong atau
titik tembus
6) Kedudukan bidang dan bidang
a. Bidang berimpit dengan bidang
Bidang W dan V dikatakan berimpit, jika
setiap titik yang terletak
pada bidang W &V juga
terletak pada bidang V

b. Bidang sejajar dengan bidang


Bidang V dan W dikatakan sejajar, jika
kedua bidang itu tidak memiliki
satupun titik persekutuan.

c. Bidang berpotongan dengan bidang


Bidang W dan V dikatakan berpotongan,

jika kedua bidang itu tepat memiliki tepat


sebuah garis persekutuan..
Contoh soal
 Jarak Antar Titik
Perhatikan gambar sebuah kubus berikut ini

Panjang sisi AB adalah 12 cm. Tentukan:


c. jarak titik A ke titik C
d. jarak titik A ke titik G

Jawaban :

a. jarak titik A ke titik C


Lukis gambar segitiga yang dibentuk oleh titik-titik A, B, dan C seperti
ilustrasi berikut:
Dengan dalil phytagoras
AC2 = AB2 + BC2
AC2 = 122 + 122
AC2 = 2 x 122
AC = √ (2 x 122)
AC = 12√2 cm
b. jarak titik A ke titik G
lustrasi segitiga yang dibentuk oleh garis A, C dan G
AG2 = AC2 + CG2
AG2 = (12√2)2 + 122
AG2 = 288 + 144
AG2 = 432
AG = √432 = 12√3 cm

 Jarak Titik Ke Garis

Pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm, titik P adalah


tepat ditengah CG, tentukan jarak titik C ke garis AP!

Pembahasan
Posisi titik C dan garis AP pada kubus sebagai berikut:
Cari panjang AP terlebih dahulu,

dilanjutkan menentukan jarak C ke AP,


 Jarak Titik Ke Bidang

Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Titik I terletak di


tengah-tengah rusuk BC. Tentukan jarak titik I ke bidang AFGD

Pembahasan
Sketsanya seperti berikut
Dari segitiga KLI diperoleh jarak titik I ke bidang
AFGH, yaitu panjang dari I ke J dengan data-data
yang diperlukan:
LI = 10 cm, sama dengan panjang rusuk kubus.
KI = 10 cm, sama panjangnya dengan rusuk kubus
KL = 10√2 cm, sama panjangnya dengan diagonal
sisi kubus, ingat a√2
sehingga

Anda mungkin juga menyukai