Anda di halaman 1dari 26

Bagian 1 : SOP Tugas Rutin Satpam

SOP 101 : Patroli Area

Pokok : Patroli dilaksanakan untuk memeriksa dan meyakinkan

seluruh personil dan asset perusahaan serta area dalam keadaan

aman dan memastikan bahwa ketertiban dapat dijaga.

Prosedur :

1. Anggota yang melaksanakan patroli harus mempersiapkan

peralatan yang menunjang pelaksanaan patroli (misal : Lampu

Senter, Jas Hujan, Sepatu Boot, Tongkat Satpam, Sangkur,

Watch Man Clock/Guard Tour/Touch Probe, dll)

2. Waktu pelaksanaan patroli area dilaksanakan dengan system

acak.

3. Pelaksanaan patroli harus tercatat (Jam Keberangkatan, jam

pulang, hasil penemuan, dsb).

4. Patroli area dilaksanakan sesuai dengan arahan Komandan

Regu, periksa semua pos, lakukan pemeriksaan kunci – kunci

pintu, jendela, lampu – lampu, (Kalau dibutuhkan : genset, AC,

Boiler, dll) dinding pembatas area perusahaan.


5. Petugas Patroli area yang menemukan suatu kejanggalan atau

kecurigaan diwajibkan langsung menghubungi Pos security untuk

berkoordinasi dan / atau meminta bantuan.

6. Patroli ke dalam area kantor / area produksi dilaksanakan

apabila sudah ada ijin / perintah dari user.

7. Petugas patroli apabila menemukan karyawan yang melanggar

tata tertib perusahaan, agar menegur karyawan ybs dan mencatat

identitasnya, lalu melaporkan ke Kepala Bagian / Shift ybs atau

melaporkan nya ke HRD dengan melampirkan Berita Acara

Kejadian.

8. Petugas Patroli harus menanyakan kepentingan / keperluan

orang – orang yang tidak dikenal yang berada dalam lingkungan

areal patroli / areal kawasan.

SOP 102 : Pengontrolan Kunci-kunci

Pokok : Penyimpanan semua kunci – kunci harus terpusat serta

terdata, Keluar masuk kunci – kunci dari tempat penyimpanan

harus tercatat dan dilaporkan secara berkala.


Prosedur :

1. Semua kunci – kunci harus tersimpan dalam kotak kunci (Key

Box) di Pos Security.

2. Hanya Anggota Security yang berhak untuk mengambil dan

menyimpan kunci – kunci tersebut.

3. Setelah mempergunakan kunci – kunci, anggota security harus

segera menyimpannya ke Kotak kunci agar tidak terjadi kelalaian,

kunci terbawa – bawa oleh anggota.

4. Kunci – kunci yang tersimpan harus terdata.

5. Orang yang berhak mempergunakan kunci – kunci tersebut

harus tercatat dan diketahui oleh petugas security.

6. Pengambilan dan penyimpanan kunci – kunci harus

sepengetahuan dan ditandatangani oleh Komandan Regu.

7. Buku laporan (mutasi) keluar/masuk kunci – kunci harus

terpisah peruntukannya.

8. Security harus mengetahui apabila ada penggandaan kunci –

kunci.
9. Anak kunci yang tidak ada di dalam kotak penyimpanan dan

tidak terdata keluar di dalam buku mutasi, harus segera

dipertanggungjawabkan keberadaannya, berada dimana?, oleh

siapa?, atas perintah dan/atau ijin siapa?, mengapa?. Semuanya

harus tercatat di dalam buku mutasi kunci dan ditandatangani

oleh Danru Shift jaga yang bertugas saat kejadian.

10. Apabila anak kunci dinyatakan hilang, maka harus dilakukan

penyelidikan dan segera melaporkan ke user untuk pengajuan

penggantian kunci / gembok yang anak kuncinya hilang.

11. Pelanggaran terhadap prosedur ini akan dikenakan sangsi

disiplin yang tegas.

SOP 103 : Karyawan Keluar Pada Jam Kerja

Pokok : Karyawan yang keluar area perusahaan pada saat jam

kerja, harus memiliki ijin keluar kantor dan ditandatangni oleh

penjabat yang berwenang.


Prosedur :

1. Setiap karyawan yang akan meninggalkan area pada saat jam

kerja harus menunjukan surat/form ijin tertulis yang

ditandatangani oleh penjabat yang berwenang.

2. Anggota security harus konfirmasi kepada penjabat yang

berwenang apabila menemukan kejanggalan / tidak menemukan

tanda tangan penjabat yang berwenang pada Surat / Form ijin

meninggalkan tempat kerja.

3. Anggota Security wajib mendata nama, keperluan, jam

keluar/masuk karyawan yang ijin meninggalkan area kerja.

4. Petugas security tetap wajib melaksanakan body check

terhadap karyawan yang meninggalkan area kerja sesuai dengan

prosedur yang berlaku.

5. Karyawan yang meninggalkan area kerja wajib melakukan

check clock pada kartu absensinya masing-masing.

6. Pada saat meninggalkan area kerja, karyawan harus tetap

mengenakan ID Card-nya.
7. Pengecualian untuk peraturan ini adalah dalam kondisi darurat

dan atas sepengetahuan / mendapat ijin dari HRD / Kasatpam /

Danru security.

SOP 104 : Keluar Masuk Karyawan

Pokok : Pengawasan keluar – masuk karyawan harus

dilaksanakan secara ketat untuk menghindari terjadinya

pengeluaran asset – asset perusahaan secara illegal.

Prosedur :

1. Setiap karyawan yang keluar – masuk wajib melalui pintu akses

yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tidak diperkenankan

melalui pintu akses yang lainnya.

2. Karyawan wajib memakai ID Card pada saat memasuki area

perusahaan.

3. Security ditugaskan untuk meminta karyawan memakai ID Card

pada saat memasuki pintu akses karyawan.

4. Security ditugaskan untuk menahan karyawan yang tidak

memakai ID Card untuk tidak memasuki area perusahaan dan


konfirmasi kepada penjabat yang berwenang untuk laporan dan

meminta petunjuk.

5. Security wajib mencatat identitas karyawan yang tidak memakai

ID Card yang diijinkan oleh pejabat yang berwenang untuk

memasuki area perusahaan.

6. Security ditugaskan untuk melakukan Body Check terhadap

karyawan yang melewati pintu akses sesuai dengan prosedur

Body Check.

7. Security ditugaskan untuk memeriksa barang bawaan karyawan

yang melewati pintu akses sesuai dengan prosedur pemeriksaan

barang bawaan.

8. Anggota security harus mengetahui dengan pasti jenis-jenis

barang yang tidak boleh dibawa masuk / keluar area perusahaan.

9. Anggota security diwajibkan melaksanakan prosedur ini dengan

sopan dan tegas.


SOP 105 : Pengawasan Absensi

Pokok : Pelaksanaan Absensi (Amano Card, Fingger Print,

Magnetic Card) harus diawasi untuk menegakan tertib

administrasi, menghindari penyalahgunaan absensi dan

pencegahan terhadap sabotase (Perusakan mesin) yang mungkin

terjadi.

Prosedur :

1. Setiap karyawan yang keluar masuk wajib melakukan absensi

sesuai dengan system yang berlaku di perusahaan.

2. Absensi wajib dilakukan oleh karyawan yang bersangkutan.

3. Anggota security ditugaskan untuk mengingatkan karyawan

yang lupa / tidak melaksanakan peng-absen-an.

4. Security ditugaskan untuk melarang karyawan yang melakukan

peng-absen-an bagi karyawan lain (titip absen).

5. Anggota security dapat mengatur jarum jam / memprogram

penunjuk waktu mesin absensi apabila diperlukan dan ditugaskan

oleh user.
6. Pengecualian pelaksanaan prosedur ini berlaku sesuai dengan

instruksi dari user / klien.

SOP 106 : Body Check

Pokok : Body Check dilaksanakan untuk mencegah dan

meminimalisasi penguasaan asset – asset perusahan secara

illegal.

Prosedur :

1. Anggota security harus mengetahui tujuan dilaksanakannya

body check.

2. Anggota security harus mengetahui secara pasti barang –

barang yang tidak boleh dibawa keluar dari area perusahan.

3. Body check dilaksanakan di pintu body check.

4. Setiap karyawan yang keluar-masuk pintu wajib diperiksa.

5. Body check dimulai dari sekitar area lengan, samping

pinggang, depan dan belakang pinggang menuju ke area paha

luar dan paha dalam.


6. Apabila anggota security menemukan hal – hal yang

mencurigakan, angota berhak untuk meminta karyawan

menunjukan barang yang dibawanya.

7. Anggota security dapat menahan karyawan ybs apabila ternyata

karyawan ybs tidak bisa menunjukan ijin untuk membawa barang

tersebut.

8. Anggota diwajibkan untuk melaksanakan pemeriksaan dan

membuat Berita Acara Pemeriksaan sebagai bahan laporan dan

meminta petunjuk kepada user / klien.

9. Body check harus dilaksanaan secara beretika dan tegas serta

mengedepankan prinsip kesopanan.

SOP 107 : Pemeriksaan Barang Bawaan

Pokok : Pemeriksaan barang bawaan dilaksanakan untuk

menyaring dan menahan benda – benda yang dibawa masuk ke

area perusahaan yang dapat mengganggu kinerja karyawan /

membahayakan operasional perusahaan.

Prosedur :
1. Anggota security harus mengetahui tujuan dilaksanakannya

Pemeriksaan Barang Bawaan.

2. Anggota security harus mengetahui secara pasti barang –

barang yang tidak boleh dibawa masuk ke area perusahan.

3. Pemeriksaan barang bawaan dilakukan dengan meminta

karyawan untuk membuka tas atau barang bawaannya, security

melakukan pemeriksaan visual ke dalam tas atau barang bawaan

karyawan.

4. Anggota security tidak selalu harus melakukan contact fisik

(memegang) tas atau barang bawaan karyawan.

5. Apabila anggota security menemukan hal – hal yang

mencurigakan, anggota berhak untuk meminta karyawan

mengeluarkan barang dari tas yang dibawanya.

6. Anggota security dapat menahan benda atau barang bawaan

karyawan yang dilarang untuk dibawa masuk ke dalam area.

7. Anggota diwajibkan untuk mengamankan barang bawaan yang

disita untuk dikembalikan kepada pemiliknya setelah jam kerja


selesai. Dan membuat Berita Acara Pemeriksaan sebagai bahan

laporan untuk user / klien.

8. Pemeriksaan barang bawaan harus dilaksanaan secara sopan

dan tegas serta mengedepankan prinsip kesopanan.

SOP 108 : Pemeriksaan Kendaraan Masuk

Pokok : Setiap kendaraan yang akan masuk ke dalam area wajib

diperiksa untuk mencegah terjadinya hal -hal yang tidak

diinginkan

Prosedur :

1. Kendaraan (truck, mobil, sepeda motor) yang akan masuk

diwajibkan antri di depan pos akses masuk dan pintu gerbang

harus selalu dalam keadaan tertutup.

2. Anggota security yang bertugas menghampiri kendaraan

tersebut dan mengucapkan salam :

“Selamat pagi / siang / sore / malam”.


3. Menanyakan keperluan pengemudi atau orang yang berada di

dalam kendaraan untuk memasuki area perusahaan dan dengan

mengucapkan :

“Ada yang bisa saya bantu?”

4. Anggota memeriksa dokumen yang dibutuhkan.

5. Anggota konfirmasi ke staff / bagian yang dituju tentang

kedatangan kendaraan.

6. Mengarahkan kendaraan ke tempat yang telah ditentukan.

SOP – TRS 109 : Pemeriksaan Kendaraan Keluar

Pokok : Setiap kendaraan yang keluar dipastikan membawa

dokumen perjalanan yang telah ditentukan oleh perusahaan dan

dipastikan tidak membawa barang – barang milik perusahaan

tanpa izin.

Prosedur :

1. Anggota menanyakan dan memeriksa Surat Jalan.

2. Memastikan bahwa Surat Jalan telah diferivikasi

(ditandatangani) oleh otoritas yang berwenang.


3. Apabila menemukan kejanggalan / kurang tandatangan / Cap

perusahaan, kendaraan tidak diijinkan keluar dan anggota segera

konfirmasi ke manajemen.

4. Anggota memeriksa bagian dalam (Ruang kaki pengemudi) dan

memeriksa bak kendaraan.

5. Apabila menemukan barang yang mencurigakan agar

memeriksa dan memastikan bahwa barang tersebut bukan milik

perusahaan / sudah mendapat ijin.

SOP – TRS 110 : Pemeriksaan Kendaraan Di Object Vital

Pokok : Pemeriksaan kendaraan berkaitan dengan potensi

ancaman bom dan untuk menerapkan proteksi dini. Pemeriksaan

dilakukan secara visual untuk menjaga kenyamanan dan privasi

penumpang dan dilakukan dengan sungguh – sungguh untuk

mencari segala bentuk hal – hal yang tidak lazim / mencurigakan.

Prosedur :
1. Anggota meminta ijin untuk melakukan procedure pemeriksaan

dengan ramah.

2. Pemeriksaan Kendaraan dimulai dari sisi kanan kendaraan

3. Anggota membuka pintu pengemudi dan melakukan

pemeriksaan visual :

a. Dashboard depan

b. Perhatikan tempat dudukan kemudi , radio tape, dan laci-laci.

Apabila semuanya tampak normal dan standar, maka dapat

dinyatakan aman / bersih.

c. Bagian kaki / Bawah kursi

d. Perhatikan ruang kosong di bawah kemudi / dashboard, kabin

kemudi, kabin penumpang.

e. Perhatikan ruang kosong antara dek / lantai dengan kursi

penumpang dan kemudi di bagian depan dan belakang.

f. Dashboard belakang (sedan)

g. Pemeriksaan pada ruang kosong antara sandaran jok belakang

dengan kaca belakang.

4. Membuka pintu penumpang


5. Petugas mengamati bagian dalam kendaraan, bila didalam

kendaraan ada penumpang, pemeriksa mengambil jarak sekitar

50cm untuk menghindari keberatan dari penumpang. Amati

dengan seksama isi serta bentuk bagian dalam kendaraan.

6. Membuka pintu bagasi, perhatikan hal - hal berikut:

a. Lapisan penutup: dinding samping bagasi, penutup ruang ban

cadangan.

b. Kotak peralatan dan benda lainnya.

7. Memeriksa dengan Inspection Mirror:

a. Bagian bawah depan.

b. Bagian bawah mesin.

c. Bagian bawah belakang.

d. Memutar ke depan lagi.

8. Khusus :

a. Pemeriksaan meliputi perlengkapan yang terletak pada rangka

(chasis) dan dek bawah yang tidak terlihat oleh mata.


b. Perhatikan dengan teliti apakah ada hal yang mencurigakan dan

janggal? Misalnya, kabel tambahan atau alat distributor listrik

ganda.

c. Pemeriksaan dengan metal detector hanya dilakukan apabila

dalam pemeriksaan visual ditemukan benda ganjil /

mencurigakan, mintalah dengan sopan kepada

pengemudi/penumpang untuk menjelaskan.

d. Dilarang untuk memeriksa dan membuka sendiri isi bungkusan

yang mencurigakan. Mintalah dengan sopan kepada pembawa /

pemilik barang untuk membuka sendiri dan menjelaskan kepada

petugas.

SOP – TRS 111 : Parkir Kendaraan

Pokok : Membantu pengemudi dengan mengarahkan

kendaraannya dan menerapkan safety first.

Prosedur :

1. Mempergunakan alat pendukung yang ada kalau diperlukan

(Lampu lalin, peluit, rompi lalin, perlengkapan PKD).


2. Mengarahkan kendaraan ke slot parkir yang telah ditentukan

agar tidak semrawut

3. Mengarahkan kendaraan dengan posisi yang memudahkan

untuk keluar.

4. Posisi Anggota di arah belakang, anggota berada di sisi kanan

kendaraan agar terlihat dari kaca spion.

5. Mengarahkan dengan gerakan tangan dan dengan instruksi

suara yang terdengar oleh pengemudi atau mempergunakan

peluit.

6. Arahan untuk pengemudi harus jelas.

7. Untuk menghindari klaim sepihak, setelah kendaraan terparkir

maka dilakukan pemeriksaan secara visual dan singkat :

a. Kondisi fisik kendaraan (Cat body, bumper, ban)

b. Kunci pintu.

c. Jendela mobil.

d. Barang – barang di dalam kendaraan.


8. Mengingatkan pengemudi apabila ditemukan pintu tdk terkunci,

jendela yang terbuka atau ada barang berharga yang ditinggalkan

di dalam kendaraan.

9. Meminta pengemudi untuk mempergunakan / tidak, rem tangan

/ posisi gear sesuai dengan keadaan.

10. Memberikan kartu parkir.

11. Kendaraan keluar :

a. Mengambil kartu parkir.

b. Melakukan pemeriksaan STNK apabila diharuskan.

c. Menerapkan aturan Pengaturan Lalulintas standar Polri.

d. Posisi Anggota menempati posisi yang paling strategis /

maksimal untuk mengatur lalin.

e. Menerapkan aturan safety first.

f. Secara umum anggota dilarang menerima uang tip.

12. Administrasi perparkiran :

a. Mencatat jenis dan Nopol kendaraan.

b. Mencatat jam keluar – masuk kendaraan.


SOP – TRS 112 : Pengawasan Loading – Unloading

Pokok : Memastikan barang yang loading – unloading sesuai

dengan surat jalan dan membantu perusahaan dalam memenuhi

standar (Buyer) untuk ekspor.

Prosedur :

1. Mengarahkan kendaraan ke tempat penimbangan sebelum dan

sesudah proses loading - unloading.

2. Mencatat hasil penimbangan kendaraan.

3. Area loading – unloading harus steril dari orang – orang yang

tidak berkepentingan termasuk sopir dan kenek.

4. Nama dan photo petugas Loading – unloading harus tertera di

area loading – unloading.

5. Anggota harus memastikan pelaksana loading – unloading

adalah petugas yang telah ditunjuk oleh manajemen dan

memakai ID card.

6. Petugas memeriksa kelengkapan administrasi / surat – surat.

a. Jenis.

b. Jumlah.
c. Tanda tangan / Cap perusahaan.

7. Petugas memeriksa segel dan kunci (Gembok) box kendaraan.

8. Mendokumentasikan (Mem-photo) segel dan kunci box

kendaraan apabila diperlukan.

9. Mengawasi proses loading – unloading.

10. Melakukan penghitungan jumlah dan jenis barang yang loading

– unloading apabila diperlukan.

11. Mengawasi pelaksanaan buka - kunci gembok dan segel.

SOP – TRS 113 : Pengawasan Ruang Locker Karyawan

Pokok : Memastikan keamanan barang – barang yang disimpan

di locker dan memastikan karyawan untuk menyimpan barang –

barang yang dilarang dibawa masuk ke ruang produksi ( tempat

kerja) di locker.

Prosedur :

1. Memastikan sign/tanda himbauan untuk tidak membawa barang

– barang berharga ditempel di tempat yang mudah dilihat

karyawan.
2. Memastikan pintu locker terkunci pada jam – jam setelah

karyawan masuk dan setelah karyawan istirahat.

3. Mengamankan anak kunci locker yang tergantung / tertinggal.

4. Menginformasikan pintu locker yang tidak terkunci kepada

karyawan yang bersangkutan apabila ditemukan locker tidak

terkunci.

5. Mengawasi orang – orang yang memasuki area locker room.

6. Melarang orang yang tidak berkepentingan di luar jam istirahat,

masuk / pulang berada di area locker room.

SOP – TRS 114 : Pintu Gerbang

Pokok : Area Pabrik / Industri, adalah area tertutup (Restricted

Area).

Prosedur :

1. Memastikan pintu gerbang selalu dalam keadaan tertutup dan

terkunci.

2. Memastikan orang / kendaraan yang akan masuk sudah

dikenali sebelum membuka pintu gerbang.


3. Memastikan slot sudah terkunci ketika mengarahkan kendaraan

memasuki / keluar pintu gerbang.

4. Memastikan kendaraan yang akan masuk bisa memasuki

gerbang tanpa masalah / mampu mengukur / memperkirakan

ukuran kendaraan bisa melewati pintu gerbang (tinggi dan lebar

nya)

5. Segera menutup pintu gerbang ketika kendaraan telah

memasuki / keluar area dan segera mengunci kembali.

SOP – TRS 115 : Pengawalan

Pokok : Pengamanan dilaksanakan dengan standar yang ada

berdasarkan penilaian nilai (value) objek pengawalan dan resiko

pengawalan.

Prosedur :

1. Pengawalan dilaksanakan atas sepengetahuan Chief Security

atau Danru setelah ada permintaan pengawalan dari klien yang

mengisi Escorting Request Form (ER Form).


2. Pelajari ER Form dengan teliti, kemudian lakukan persiapan

pengawalan sesuai kebutuhan berupa pemilihan personil sesuai

dengan kualifikasi, kendaraan, senjata, alat komunikasi, body

protector, dll.

3. Kualifikasi dasar personil untuk melakukan pengawalan adalah

sbb:

a. Skill beladiri (tangan kososng dan alat).

b. Skill penggunaan alat komunikasi.

c. Skill mengemudikan R4 dan R2 untuk antisipasi apabila ada

keadaan darurat.

d. Menguasai rute perjalanan.

4. Pelajari rute perjalananan dengan teliti, apakah ada titik – titik

kemacetan, dimana Pos Polisi terdekat.

5. Usulkan alternatif – alternatif perjalanan yang paling aman.

6. Semua kronologis pengawalan dicatat dalam Buku Laporan

Pengawalan (Escorting Report)

7. Pengawalan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan

kecurigaan / kewaspadaan.
SOP – TRS 116 : Penggunaan Radio Komunikasi

Pokok : Radio komunikasi merupakan sarana pelaporan dari pos

jaga ke Pos Utama, penyebaran informasi dari Pos Utama ke

seluruh pos jaga, sarana untuk meminta bantuan dalam keadaan

darurat dan alat penunjang operasional security dalam satu area.

Prosedur :

1. Radio komunikasi tidak boleh digunakan untuk komunikasi

pribadi (ngobrol, bercanda, dll)

2. Radio komunikasi di pos harus selalu dalam keadaan stand by.

3. Pelaporan dari area jaga harus dilaksanakan minimal 1 jam

sekali.

4. Dilarang melakukan jamming (mengganggu frekuensi) dengan

memasukan suara – suara lain, atau dengan menekan tombol

PTT tanpa keperluan operasional.

5. Sebelum melakukan panggilan (berbicara) tekan tombol PTT

selama 2 detik, baru berbicara.

6. Rawatlah HT seperti anda merawat HT milik sendiri


7. Dilarang untuk mengkotak-katik pesawat HT baik sengaja

maupun tidak sengaja, apabila terjadi kerusakan pesawat segera

laporkan ke Pos Utama.

8. Ketika pesawat sedang di charge, harus dalam keadaan mati

(off). Menggunakan HT dalam keadaan di charge dapat

menyebabkan kerusakan pesawat.

9. HT harus dibawa dengan menggunakan antena pendek ketika

sedang melaksanakan patroli dengan cara digantung di samping

badan.

10. Apabila jaringan sedang digunakan, yang lain harus sabar

menunggu, dan apabila ada taruna yang mendesak, harus

menggunakan kata “Intrap”.

11. Gunakanlah etika berkomunikasi yang baik.

12. Seluruh pelanggaran dari petunjuk teknis protap penggunaan

radio komunikasi ini akan dikenakan sangsi.

Anda mungkin juga menyukai