/ proyek / badan usaha yang bersangkutan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Dalam melaksanakan pengawalan uang harus berkoordinasi dengan Polri setempat terutama
dimintakan bantuannya.
b) Dalam pengawalan uang minimal dilakukan oleh 2 (dua) orang petugas satpam.
mencurigakan.
2) Pengawalan Barang
d) Waspada selalu dalam perjalanan terhadap usaha yang akan merongrong atau membuat tidak
baik terhadap barang yang
dikawal.
e) Bila kendaraan yang dipakai lebih dari satu, atur jarak kendaraan satu dengan yang lainnya,
berikan petunjuk terutama untukmemudahkan komunikasi.
f) Setelah tiba dilempat tujuan, segera diadakan pemeriksaan
3)Pengawalan Tahanan
mengawal tersangka yang tertangkap tangan dalam melakukan kejahatan maka dalam hal ini yang
perlu diperhatikan adalah
sebogai berikut:
orang berbaris.
tahanan
d) Tahanan jangan sampai berbicara dengan orang umum dan dilarang singgah di suatu tempat.
pengemudi.
3) Jangan biarkan tahanan duduk sendirian.
didalam kendaraan
mengiringi
Pokok : Patroli dilaksanakan untuk memeriksa dan meyakinkan seluruh personil dan asset
perusahaan serta area dalam keadaan aman tka dan memastikan bahwa ketertiban dapat dijaga.
Prosedur :
3. Pelaksanaan patroli harus tercatat (Jam Keberangkatan, jam pulang, hasil penemuan, dsb).
4. Patroli area dilaksanakan sesuai dengan arahan Komandan Regu, periksa semua pos, lakukan
pemeriksaan kunci – kunci pintu, jendela, lampu – lampu, (Kalau dibutuhkan : genset, AC, Boiler, dll)
dinding pembatas area perusahaan.
5. Petugas Patroli area yang menemukan suatu kejanggalan atau kecurigaan diwajibkan langsung
menghubungi Pos security untuk berkoordinasi dan / atau meminta bantuan.
6. Patroli ke dalam area kantor / area produksi dilaksanakan apabila sudah ada ijin / perintah dari
user.
7. Petugas patroli apabila menemukan karyawan yang melanggar tata tertib perusahaan, agar
menegur karyawan ybs dan mencatat identitasnya, lalu melaporkan ke Kepala Bagian / Shift ybs atau
melaporkan nya ke HRD dengan melampirkan Berita Acara Kejadian.
8. Petugas Patroli harus menanyakan kepentingan / keperluan orang – orang yang tidak dikenal
yang berada dalam lingkungan areal patroli / areal kawasan.
Pokok : Penyimpanan semua kunci – kunci harus terpusat serta terdata, Keluar masuk kunci – kunci
dari tempat penyimpanan harus tercatat dan dilaporkan secara berkala.
Prosedur :
1. Semua kunci – kunci harus tersimpan dalam kotak kunci (Key Box) di Pos Security.
2. Hanya Anggota Security yang berhak untuk mengambil dan menyimpan kunci – kunci tersebut.
3. Setelah mempergunakan kunci – kunci, anggota security harus segera menyimpannya ke Kotak
kunci agar tidak terjadi kelalaian, kunci terbawa – bawa oleh anggota.
5. Orang yang berhak mempergunakan kunci – kunci tersebut harus tercatat dan diketahui oleh
petugas security.
6. Pengambilan dan penyimpanan kunci – kunci harus sepengetahuan dan ditandatangani oleh
Komandan Regu.
9. Anak kunci yang tidak ada di dalam kotak penyimpanan dan tidak terdata keluar di dalam buku
mutasi, harus segera dipertanggungjawabkan keberadaannya, berada dimana?, oleh siapa?, atas
perintah dan/atau ijin siapa?, mengapa?. Semuanya harus tercatat di dalam buku mutasi kunci dan
ditandatangani oleh Danru Shift jaga yang bertugas saat kejadian.
10. Apabila anak kunci dinyatakan hilang, maka harus dilakukan penyelidikan dan segera melaporkan
ke user untuk pengajuan penggantian kunci / gembok yang anak kuncinya hilang.
11. Pelanggaran terhadap prosedur ini akan dikenakan sangsi disiplin yang tegas.
Pokok : Karyawan yang keluar area perusahaan pada saat jam kerja, harus memiliki ijin keluar kantor
dan ditandatangni oleh penjabat yang berwenang.
Prosedur :
1. Setiap karyawan yang akan meninggalkan area pada saat jam kerja harus menunjukan
surat/form ijin tertulis yang ditandatangani oleh penjabat yang berwenang.
2. Anggota security harus konfirmasi kepada penjabat yang berwenang apabila menemukan
kejanggalan / tidak menemukan tanda tangan penjabat yang berwenang pada Surat / Form ijin
meninggalkan tempat kerja.
3. Anggota Security wajib mendata nama, keperluan, jam keluar/masuk karyawan yang ijin
meninggalkan area kerja.
4. Petugas security tetap wajib melaksanakan body check terhadap karyawan yang meninggalkan
area kerja sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5. Karyawan yang meninggalkan area kerja wajib melakukan check clock pada kartu absensinya
masing-masing.
6. Pada saat meninggalkan area kerja, karyawan harus tetap mengenakan ID Card-nya.
7. Pengecualian untuk peraturan ini adalah dalam kondisi darurat dan atas sepengetahuan /
mendapat ijin dari HRD / Kasatpam / Danru security.
Pokok : Pengawasan keluar – masuk karyawan harus dilaksanakan secara ketat untuk menghindari
terjadinya pengeluaran asset – asset perusahaan secara illegal.
Prosedur :
1. Setiap karyawan yang keluar – masuk wajib melalui pintu akses yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan tidak diperkenankan melalui pintu akses yang lainnya.
3. Security ditugaskan untuk meminta karyawan memakai ID Card pada saat memasuki pintu akses
karyawan.
4. Security ditugaskan untuk menahan karyawan yang tidak memakai ID Card untuk tidak
memasuki area perusahaan dan konfirmasi kepada penjabat yang berwenang untuk laporan dan
meminta petunjuk.
5. Security wajib mencatat identitas karyawan yang tidak memakai ID Card yang diijinkan oleh
penjabat yang berwenang untuk memasuki area perusahaan.
6. Security ditugaskan untuk melakukan Body Check terhadap karyawan yang melewati pintu akses
sesuai dengan prosedur Body Check.
7. Security ditugaskan untuk memeriksa barang bawaan karyawan yang melewati pintu akses
sesuai dengan prosedur pemeriksaan barang bawaan.
8. Anggota security harus mengetahui dengan pasti jenis-jenis barang yang tidak boleh dibawa
masuk / keluar area perusahaan.
9. Anggota security diwajibkan melaksanakan prosedur ini dengan sopan dan tegas.
Pokok : Pelaksanaan Absensi (Amano Card, Fingger Print, Magnetic Card) harus diawasi untuk
menegakan tertib administrasi, menghindari penyalahgunaan absensi dan pencegahan terhadap
sabotase (Perusakan mesin) yang mungkin terjadi.
Prosedur :
1. Setiap karyawan yang keluar masuk wajib melakukan absensi sesuai dengan system yang berlaku
di perusahaan.
3. Anggota security ditugaskan untuk mengingatkan karyawan yang lupa / tidak melaksanakan
peng-absen-an.
4. Security ditugaskan untuk melarang karyawan yang melakukan peng-absen-an bagi karyawan
lain (titip absen).
5. Anggota security dapat mengatur jarum jam / memprogram penunjuk waktu mesin absensi
apabila diperlukan dan ditugaskan oleh user.
6. Pengecualian pelaksanaan prosedur ini berlaku sesuai dengan instruksi dari user / klien.
Pokok : Body Check dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalisasi penguasaan asset – asset
perusahan secara illegal.
Prosedur :
2. Anggota security harus mengetahui secara pasti barang – barang yang tidak boleh dibawa keluar
dari area perusahan.
6. Apabila anggota security menemukan hal – hal yang mencurigakan, angota berhak untuk
meminta karyawan menunjukan barang yang dibawanya.
7. Anggota security dapat menahan karyawan ybs apabila ternyata karyawan ybs tidak bisa
menunjukan ijin untuk membawa barang tersebut.
8. Anggota diwajibkan untuk melaksanakan pemeriksaan dan membuat Berita Acara Pemeriksaan
sebagai bahan laporan dan meminta petunjuk kepada user / klien.
9. Body check harus dilaksanaan secara beretika dan tegas serta mengedepankan prinsip
kesopanan.
Pokok : Pemeriksaan barang bawaan dilaksanakan untuk menyaring dan menahan benda – benda
yang dibawa masuk ke area perusahaan yang dapat mengganggu kinerja karyawan / membahayakan
operasional perusahaan.
Prosedur :
2. Anggota security harus mengetahui secara pasti barang – barang yang tidak boleh dibawa masuk
ke area perusahan.
3. Pemeriksaan barang bawaan dilakukan dengan meminta karyawan untuk membuka tas atau
barang bawaannya, security melakukan pemeriksaan visual ke dalam tas atau barang bawaan
karyawan.
4. Anggota security tidak selalu harus melakukan contact fisik (memegang) tas atau barang bawaan
karyawan.
5. Apabila anggota security menemukan hal – hal yang mencurigakan, anggota berhak untuk
meminta karyawan mengeluarkan barang dari tas yang dibawanya.
6. Anggota security dapat menahan benda atau barang bawaan karyawan yang dilarang untuk
dibawa masuk ke dalam area.
7. Anggota diwajibkan untuk mengamankan barang bawaan yang disita untuk dikembalikan kepada
pemiliknya setelah jam kerja selesai. Dan membuat Berita Acara Pemeriksaan sebagai bahan laporan
untuk user / klien.
8. Pemeriksaan barang bawaan harus dilaksanaan secara sopan dan tegas serta mengedepankan
prinsip kesopanan.
Prosedur :
1. Kendaraan (truck, mobil, sepeda motor) yang akan masuk diwajibkan antri di depan pos akses
masuk dan pintu gerbang harus selalu dalam keadaan tertutup.
2. Anggota security yang bertugas menghampiri kendaraan tersebut dan mengucapkan salam :
3. Menanyakan keperluan pengemudi atau orang yang berada di dalam kendaraan untuk
memasuki area perusahaan dan dengan mengucapkan :
Pokok : Setiap kendaraan yang keluar dipastikan membawa dokumen perjalanan yang telah
ditentukan oleh perusahaan dan dipastikan tidak membawa barang – barang milik perusahaan tanpa
izin.
Prosedur :
2. Memastikan bahwa Surat Jalan telah diferivikasi (ditandatangani) oleh otoritas yang berwenang.
4. Anggota memeriksa bagian dalam (Ruang kaki pengemudi) dan memeriksa bak kendaraan.
5. Apabila menemukan barang yang mencurigakan agar memeriksa dan memastikan bahwa barang
tersebut bukan milik perusahaan / sudah mendapat ijin.
Pokok : Pemeriksaan kendaraan berkaitan dengan potensi ancaman bom dan untuk menerapkan
proteksi dini. Pemeriksaan dilakukan secara visual untuk menjaga kenyamanan dan privasi
penumpang dan dilakukan dengan sungguh – sungguh untuk mencari segala bentuk hal – hal yang
tidak lazim / mencurigakan.
Prosedur :
1. Anggota meminta ijin untuk melakukan procedure pemeriksaan dengan ramah.
a. Dashboard depan
b. Perhatikan tempat dudukan kemudi , radio tape, dan laci-laci. Apabila semuanya tampak normal
dan standar, maka dapat dinyatakan aman / bersih.
d. Perhatikan ruang kosong di bawah kemudi / dashboard, kabin kemudi, kabin penumpang.
e. Perhatikan ruang kosong antara dek / lantai dengan kursi penumpang dan kemudi di bagian
depan dan belakang.
g. Pemeriksaan pada ruang kosong antara sandaran jok belakang dengan kaca belakang.
5. Petugas mengamati bagian dalam kendaraan, bila didalam kendaraan ada penumpang,
pemeriksa mengambil jarak sekitar 50cm untuk menghindari keberatan dari penumpang. Amati
dengan seksama isi serta bentuk bagian dalam kendaraan.
8. Khusus :
a. Pemeriksaan meliputi perlengkapan yang terletak pada rangka (chasis) dan dek bawah yang
tidak terlihat oleh mata.
b. Perhatikan dengan teliti apakah ada hal yang mencurigakan dan janggal? Misalnya, kabel
tambahan atau alat distributor listrik ganda.
c. Pemeriksaan dengan metal detector hanya dilakukan apabila dalam pemeriksaan visual
ditemukan benda ganjil / mencurigakan, mintalah dengan sopan kepada pengemudi/penumpang
untuk menjelaskan.
d. Dilarang untuk memeriksa dan membuka sendiri isi bungkusan yang mencurigakan. Mintalah
dengan sopan kepada pembawa / pemilik barang untuk membuka sendiri dan menjelaskan kepada
petugas.
Pokok : Membantu pengemudi dengan mengarahkan kendaraannya dan menerapkan safety first.
Prosedur :
1. Mempergunakan alat pendukung yang ada kalau diperlukan (Lampu lalin, peluit, rompi lalin,
perlengkapan PKD).
2. Mengarahkan kendaraan ke slot parkir yang telah ditentukan agar tidak semrawut
4. Posisi Anggota di arah belakang, anggota berada di sisi kanan kendaraan agar terlihat dari kaca
spion.
5. Mengarahkan dengan gerakan tangan dan dengan instruksi suara yang terdengar oleh
pengemudi atau mempergunakan peluit.
7. Untuk menghindari klaim sepihak, setelah kendaraan terparkir maka dilakukan pemeriksaan
secara visual dan singkat :
b. Kunci pintu.
c. Jendela mobil.
8. Mengingatkan pengemudi apabila ditemukan pintu tdk terkunci, jendela yang terbuka atau ada
barang berharga yang ditinggalkan di dalam kendaraan.
9. Meminta pengemudi untuk mempergunakan / tidak, rem tangan / posisi gear sesuai dengan
keadaan.
d. Posisi Anggota menempati posisi yang paling strategis / maksimal untuk mengatur lalin.
Pokok : Memastikan barang yang loading – unloading sesuai dengan surat jalan dan membantu
perusahaan dalam memenuhi standar (Buyer) untuk ekspor.
Prosedur :
3. Area loading – unloading harus steril dari orang – orang yang tidak berkepentingan termasuk
sopir dan kenek.
4. Nama dan photo petugas Loading – unloading harus tertera di area loading – unloading.
5. Anggota harus memastikan pelaksana loading – unloading adalah petugas yang telah ditunjuk
oleh manajemen dan memakai ID card.
a. Jenis.
b. Jumlah.
10. Melakukan penghitungan jumlah dan jenis barang yang loading – unloading apabila diperlukan.
Pokok : Memastikan keamanan barang – barang yang disimpan di locker dan memastikan karyawan
untuk menyimpan barang – barang yang dilarang dibawa masuk ke ruang produksi ( tempat kerja) di
locker.
Prosedur :
1. Memastikan sign/tanda himbauan untuk tidak membawa barang – barang berharga ditempel di
tempat yang mudah dilihat karyawan.
2. Memastikan pintu locker terkunci pada jam – jam setelah karyawan masuk dan setelah
karyawan istirahat.
4. Menginformasikan pintu locker yang tidak terkunci kepada karyawan yang bersangkutan apabila
ditemukan locker tidak terkunci.
6. Melarang orang yang tidak berkepentingan di luar jam istirahat, masuk / pulang berada di area
locker room.
Prosedur :
2. Memastikan orang / kendaraan yang akan masuk sudah dikenali sebelum membuka pintu
gerbang.
3. Memastikan slot sudah terkunci ketika mengarahkan kendaraan memasuki / keluar pintu
gerbang.
4. Memastikan kendaraan yang akan masuk bisa memasuki gerbang tanpa masalah / mampu
mengukur / memperkirakan ukuran kendaraan bisa melewati pintu gerbang (tinggi dan lebar nya)
5. Segera menutup pintu gerbang ketika kendaraan telah memasuki / keluar area dan segera
mengunci kembali.
Pokok : Pengamanan dilaksanakan dengan standar yang ada berdasarkan penilaian nilai (value) objek
pengawalan dan resiko pengawalan.
Prosedur :
1. Pengawalan dilaksanakan atas sepengetahuan Chief Security atau Danru setelah ada permintaan
pengawalan dari klien yang mengisi Escorting Request Form (ER Form).
2. Pelajari ER Form dengan teliti, kemudian lakukan persiapan pengawalan sesuai kebutuhan
berupa pemilihan personil sesuai dengan kualifikasi, kendaraan, senjata, alat komunikasi, body
protector, dll.
4. Pelajari rute perjalananan dengan teliti, apakah ada titik – titik kemacetan, dimana Pos Polisi
terdekat.
6. Semua kronologis pengawalan dicatat dalam Buku Laporan Pengawalan (Escorting Report)
Pokok : Radio komunikasi merupakan sarana pelaporan dari pos jaga ke Pos Utama, penyebaran
informasi dari Pos Utama ke seluruh pos jaga, sarana untuk meminta bantuan dalam keadaan
darurat dan alat penunjang operasional security dalam satu area.
Prosedur :
1. Radio komunikasi tidak boleh digunakan untuk komunikasi pribadi (ngobrol, bercanda, dll)
4. Dilarang melakukan jamming (mengganggu frekuensi) dengan memasukan suara – suara lain,
atau dengan menekan tombol PTT tanpa keperluan operasional.
5. Sebelum melakukan panggilan (berbicara) tekan tombol PTT selama 2 detik, baru berbicara.
7. Dilarang untuk mengkotak-katik pesawat HT baik sengaja maupun tidak sengaja, apabila terjadi
kerusakan pesawat segera laporkan ke Pos Utama.
8. Ketika pesawat sedang di charge, harus dalam keadaan mati (off). Menggunakan HT dalam
keadaan di charge dapat menyebabkan kerusakan pesawat.
9. HT harus dibawa dengan menggunakan antena pendek ketika sedang melaksanakan patroli
dengan cara digantung di samping badan.
10. Apabila jaringan sedang digunakan, yang lain harus sabar menunggu, dan apabila ada taruna
yang mendesak, harus menggunakan kata “Intrap”.
12. Seluruh pelanggaran dari petunjuk teknis protap penggunaan radio komunikasi ini akan
dikenakan sangsi.
Tulisan ini terdiri dari beberapa bagian :
Pokok : Patroli dilaksanakan untuk memeriksa dan meyakinkan seluruh personil dan asset
perusahaan serta area dalam keadaan aman tka dan memastikan bahwa ketertiban dapat dijaga.
Prosedur :
3. Pelaksanaan patroli harus tercatat (Jam Keberangkatan, jam pulang, hasil penemuan, dsb).
4. Patroli area dilaksanakan sesuai dengan arahan Komandan Regu, periksa semua pos, lakukan
pemeriksaan kunci – kunci pintu, jendela, lampu – lampu, (Kalau dibutuhkan : genset, AC, Boiler, dll)
dinding pembatas area perusahaan.
5. Petugas Patroli area yang menemukan suatu kejanggalan atau kecurigaan diwajibkan langsung
menghubungi Pos security untuk berkoordinasi dan / atau meminta bantuan.
6. Patroli ke dalam area kantor / area produksi dilaksanakan apabila sudah ada ijin / perintah dari
user.
7. Petugas patroli apabila menemukan karyawan yang melanggar tata tertib perusahaan, agar
menegur karyawan ybs dan mencatat identitasnya, lalu melaporkan ke Kepala Bagian / Shift ybs atau
melaporkan nya ke HRD dengan melampirkan Berita Acara Kejadian.
8. Petugas Patroli harus menanyakan kepentingan / keperluan orang – orang yang tidak dikenal
yang berada dalam lingkungan areal patroli / areal kawasan.
Prosedur :
1. Semua kunci – kunci harus tersimpan dalam kotak kunci (Key Box) di Pos Security.
2. Hanya Anggota Security yang berhak untuk mengambil dan menyimpan kunci – kunci tersebut.
3. Setelah mempergunakan kunci – kunci, anggota security harus segera menyimpannya ke Kotak
kunci agar tidak terjadi kelalaian, kunci terbawa – bawa oleh anggota.
5. Orang yang berhak mempergunakan kunci – kunci tersebut harus tercatat dan diketahui oleh
petugas security.
6. Pengambilan dan penyimpanan kunci – kunci harus sepengetahuan dan ditandatangani oleh
Komandan Regu.
9. Anak kunci yang tidak ada di dalam kotak penyimpanan dan tidak terdata keluar di dalam buku
mutasi, harus segera dipertanggungjawabkan keberadaannya, berada dimana?, oleh siapa?, atas
perintah dan/atau ijin siapa?, mengapa?. Semuanya harus tercatat di dalam buku mutasi kunci dan
ditandatangani oleh Danru Shift jaga yang bertugas saat kejadian.
10. Apabila anak kunci dinyatakan hilang, maka harus dilakukan penyelidikan dan segera melaporkan
ke user untuk pengajuan penggantian kunci / gembok yang anak kuncinya hilang.
11. Pelanggaran terhadap prosedur ini akan dikenakan sangsi disiplin yang tegas.
Pokok : Karyawan yang keluar area perusahaan pada saat jam kerja, harus memiliki ijin keluar kantor
dan ditandatangni oleh penjabat yang berwenang.
Prosedur :
1. Setiap karyawan yang akan meninggalkan area pada saat jam kerja harus menunjukan
surat/form ijin tertulis yang ditandatangani oleh penjabat yang berwenang.
2. Anggota security harus konfirmasi kepada penjabat yang berwenang apabila menemukan
kejanggalan / tidak menemukan tanda tangan penjabat yang berwenang pada Surat / Form ijin
meninggalkan tempat kerja.
3. Anggota Security wajib mendata nama, keperluan, jam keluar/masuk karyawan yang ijin
meninggalkan area kerja.
4. Petugas security tetap wajib melaksanakan body check terhadap karyawan yang meninggalkan
area kerja sesuai dengan prosedur yang berlaku.
5. Karyawan yang meninggalkan area kerja wajib melakukan check clock pada kartu absensinya
masing-masing.
6. Pada saat meninggalkan area kerja, karyawan harus tetap mengenakan ID Card-nya.
7. Pengecualian untuk peraturan ini adalah dalam kondisi darurat dan atas sepengetahuan /
mendapat ijin dari HRD / Kasatpam / Danru security.
Pokok : Pengawasan keluar – masuk karyawan harus dilaksanakan secara ketat untuk menghindari
terjadinya pengeluaran asset – asset perusahaan secara illegal.
Prosedur :
1. Setiap karyawan yang keluar – masuk wajib melalui pintu akses yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan tidak diperkenankan melalui pintu akses yang lainnya.
3. Security ditugaskan untuk meminta karyawan memakai ID Card pada saat memasuki pintu akses
karyawan.
4. Security ditugaskan untuk menahan karyawan yang tidak memakai ID Card untuk tidak
memasuki area perusahaan dan konfirmasi kepada penjabat yang berwenang untuk laporan dan
meminta petunjuk.
5. Security wajib mencatat identitas karyawan yang tidak memakai ID Card yang diijinkan oleh
penjabat yang berwenang untuk memasuki area perusahaan.
6. Security ditugaskan untuk melakukan Body Check terhadap karyawan yang melewati pintu akses
sesuai dengan prosedur Body Check.
7. Security ditugaskan untuk memeriksa barang bawaan karyawan yang melewati pintu akses
sesuai dengan prosedur pemeriksaan barang bawaan.
8. Anggota security harus mengetahui dengan pasti jenis-jenis barang yang tidak boleh dibawa
masuk / keluar area perusahaan.
9. Anggota security diwajibkan melaksanakan prosedur ini dengan sopan dan tegas.
Pokok : Pelaksanaan Absensi (Amano Card, Fingger Print, Magnetic Card) harus diawasi untuk
menegakan tertib administrasi, menghindari penyalahgunaan absensi dan pencegahan terhadap
sabotase (Perusakan mesin) yang mungkin terjadi.
Prosedur :
1. Setiap karyawan yang keluar masuk wajib melakukan absensi sesuai dengan system yang berlaku
di perusahaan.
3. Anggota security ditugaskan untuk mengingatkan karyawan yang lupa / tidak melaksanakan
peng-absen-an.
4. Security ditugaskan untuk melarang karyawan yang melakukan peng-absen-an bagi karyawan
lain (titip absen).
5. Anggota security dapat mengatur jarum jam / memprogram penunjuk waktu mesin absensi
apabila diperlukan dan ditugaskan oleh user.
6. Pengecualian pelaksanaan prosedur ini berlaku sesuai dengan instruksi dari user / klien.
Pokok : Body Check dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalisasi penguasaan asset – asset
perusahan secara illegal.
Prosedur :
2. Anggota security harus mengetahui secara pasti barang – barang yang tidak boleh dibawa keluar
dari area perusahan.
5. Body check dimulai dari sekitar area lengan, samping pinggang, depan dan belakang pinggang
menuju ke area paha luar dan paha dalam.
6. Apabila anggota security menemukan hal – hal yang mencurigakan, angota berhak untuk
meminta karyawan menunjukan barang yang dibawanya.
7. Anggota security dapat menahan karyawan ybs apabila ternyata karyawan ybs tidak bisa
menunjukan ijin untuk membawa barang tersebut.
8. Anggota diwajibkan untuk melaksanakan pemeriksaan dan membuat Berita Acara Pemeriksaan
sebagai bahan laporan dan meminta petunjuk kepada user / klien.
9. Body check harus dilaksanaan secara beretika dan tegas serta mengedepankan prinsip
kesopanan.
Pokok : Pemeriksaan barang bawaan dilaksanakan untuk menyaring dan menahan benda – benda
yang dibawa masuk ke area perusahaan yang dapat mengganggu kinerja karyawan / membahayakan
operasional perusahaan.
Prosedur :
2. Anggota security harus mengetahui secara pasti barang – barang yang tidak boleh dibawa masuk
ke area perusahan.
3. Pemeriksaan barang bawaan dilakukan dengan meminta karyawan untuk membuka tas atau
barang bawaannya, security melakukan pemeriksaan visual ke dalam tas atau barang bawaan
karyawan.
4. Anggota security tidak selalu harus melakukan contact fisik (memegang) tas atau barang bawaan
karyawan.
5. Apabila anggota security menemukan hal – hal yang mencurigakan, anggota berhak untuk
meminta karyawan mengeluarkan barang dari tas yang dibawanya.
6. Anggota security dapat menahan benda atau barang bawaan karyawan yang dilarang untuk
dibawa masuk ke dalam area.
7. Anggota diwajibkan untuk mengamankan barang bawaan yang disita untuk dikembalikan kepada
pemiliknya setelah jam kerja selesai. Dan membuat Berita Acara Pemeriksaan sebagai bahan laporan
untuk user / klien.
8. Pemeriksaan barang bawaan harus dilaksanaan secara sopan dan tegas serta mengedepankan
prinsip kesopanan.
Pokok : Setiap kendaraan yang akan masuk ke dalam area wajib diperiksa untuk mencegah
terjadinya hal -hal yang tidak diinginkan
Prosedur :
1. Kendaraan (truck, mobil, sepeda motor) yang akan masuk diwajibkan antri di depan pos akses
masuk dan pintu gerbang harus selalu dalam keadaan tertutup.
2. Anggota security yang bertugas menghampiri kendaraan tersebut dan mengucapkan salam :
3. Menanyakan keperluan pengemudi atau orang yang berada di dalam kendaraan untuk
memasuki area perusahaan dan dengan mengucapkan :
Pokok : Setiap kendaraan yang keluar dipastikan membawa dokumen perjalanan yang telah
ditentukan oleh perusahaan dan dipastikan tidak membawa barang – barang milik perusahaan tanpa
izin.
Prosedur :
2. Memastikan bahwa Surat Jalan telah diferivikasi (ditandatangani) oleh otoritas yang berwenang.
4. Anggota memeriksa bagian dalam (Ruang kaki pengemudi) dan memeriksa bak kendaraan.
5. Apabila menemukan barang yang mencurigakan agar memeriksa dan memastikan bahwa barang
tersebut bukan milik perusahaan / sudah mendapat ijin.
Pokok : Pemeriksaan kendaraan berkaitan dengan potensi ancaman bom dan untuk menerapkan
proteksi dini. Pemeriksaan dilakukan secara visual untuk menjaga kenyamanan dan privasi
penumpang dan dilakukan dengan sungguh – sungguh untuk mencari segala bentuk hal – hal yang
tidak lazim / mencurigakan.
Prosedur :
a. Dashboard depan
b. Perhatikan tempat dudukan kemudi , radio tape, dan laci-laci. Apabila semuanya tampak normal
dan standar, maka dapat dinyatakan aman / bersih.
d. Perhatikan ruang kosong di bawah kemudi / dashboard, kabin kemudi, kabin penumpang.
e. Perhatikan ruang kosong antara dek / lantai dengan kursi penumpang dan kemudi di bagian
depan dan belakang.
g. Pemeriksaan pada ruang kosong antara sandaran jok belakang dengan kaca belakang.
8. Khusus :
a. Pemeriksaan meliputi perlengkapan yang terletak pada rangka (chasis) dan dek bawah yang
tidak terlihat oleh mata.
b. Perhatikan dengan teliti apakah ada hal yang mencurigakan dan janggal? Misalnya, kabel
tambahan atau alat distributor listrik ganda.
c. Pemeriksaan dengan metal detector hanya dilakukan apabila dalam pemeriksaan visual
ditemukan benda ganjil / mencurigakan, mintalah dengan sopan kepada pengemudi/penumpang
untuk menjelaskan.
d. Dilarang untuk memeriksa dan membuka sendiri isi bungkusan yang mencurigakan. Mintalah
dengan sopan kepada pembawa / pemilik barang untuk membuka sendiri dan menjelaskan kepada
petugas.
Pokok : Membantu pengemudi dengan mengarahkan kendaraannya dan menerapkan safety first.
Prosedur :
1. Mempergunakan alat pendukung yang ada kalau diperlukan (Lampu lalin, peluit, rompi lalin,
perlengkapan PKD).
2. Mengarahkan kendaraan ke slot parkir yang telah ditentukan agar tidak semrawut
4. Posisi Anggota di arah belakang, anggota berada di sisi kanan kendaraan agar terlihat dari kaca
spion.
5. Mengarahkan dengan gerakan tangan dan dengan instruksi suara yang terdengar oleh
pengemudi atau mempergunakan peluit.
7. Untuk menghindari klaim sepihak, setelah kendaraan terparkir maka dilakukan pemeriksaan
secara visual dan singkat :
b. Kunci pintu.
c. Jendela mobil.
8. Mengingatkan pengemudi apabila ditemukan pintu tdk terkunci, jendela yang terbuka atau ada
barang berharga yang ditinggalkan di dalam kendaraan.
9. Meminta pengemudi untuk mempergunakan / tidak, rem tangan / posisi gear sesuai dengan
keadaan.
d. Posisi Anggota menempati posisi yang paling strategis / maksimal untuk mengatur lalin.
Pokok : Memastikan barang yang loading – unloading sesuai dengan surat jalan dan membantu
perusahaan dalam memenuhi standar (Buyer) untuk ekspor.
Prosedur :
4. Nama dan photo petugas Loading – unloading harus tertera di area loading – unloading.
5. Anggota harus memastikan pelaksana loading – unloading adalah petugas yang telah ditunjuk
oleh manajemen dan memakai ID card.
a. Jenis.
b. Jumlah.
10. Melakukan penghitungan jumlah dan jenis barang yang loading – unloading apabila diperlukan.
Pokok : Memastikan keamanan barang – barang yang disimpan di locker dan memastikan karyawan
untuk menyimpan barang – barang yang dilarang dibawa masuk ke ruang produksi ( tempat kerja) di
locker.
Prosedur :
1. Memastikan sign/tanda himbauan untuk tidak membawa barang – barang berharga ditempel di
tempat yang mudah dilihat karyawan.
2. Memastikan pintu locker terkunci pada jam – jam setelah karyawan masuk dan setelah
karyawan istirahat.
4. Menginformasikan pintu locker yang tidak terkunci kepada karyawan yang bersangkutan apabila
ditemukan locker tidak terkunci.
6. Melarang orang yang tidak berkepentingan di luar jam istirahat, masuk / pulang berada di area
locker room.
Prosedur :
1. Memastikan pintu gerbang selalu dalam keadaan tertutup dan terkunci.
2. Memastikan orang / kendaraan yang akan masuk sudah dikenali sebelum membuka pintu
gerbang.
3. Memastikan slot sudah terkunci ketika mengarahkan kendaraan memasuki / keluar pintu
gerbang.
4. Memastikan kendaraan yang akan masuk bisa memasuki gerbang tanpa masalah / mampu
mengukur / memperkirakan ukuran kendaraan bisa melewati pintu gerbang (tinggi dan lebar nya)
5. Segera menutup pintu gerbang ketika kendaraan telah memasuki / keluar area dan segera
mengunci kembali.
Pokok : Pengamanan dilaksanakan dengan standar yang ada berdasarkan penilaian nilai (value) objek
pengawalan dan resiko pengawalan.
Prosedur :
1. Pengawalan dilaksanakan atas sepengetahuan Chief Security atau Danru setelah ada permintaan
pengawalan dari klien yang mengisi Escorting Request Form (ER Form).
2. Pelajari ER Form dengan teliti, kemudian lakukan persiapan pengawalan sesuai kebutuhan
berupa pemilihan personil sesuai dengan kualifikasi, kendaraan, senjata, alat komunikasi, body
protector, dll.
4. Pelajari rute perjalananan dengan teliti, apakah ada titik – titik kemacetan, dimana Pos Polisi
terdekat.
6. Semua kronologis pengawalan dicatat dalam Buku Laporan Pengawalan (Escorting Report)
Pokok : Radio komunikasi merupakan sarana pelaporan dari pos jaga ke Pos Utama, penyebaran
informasi dari Pos Utama ke seluruh pos jaga, sarana untuk meminta bantuan dalam keadaan
darurat dan alat penunjang operasional security dalam satu area.
Prosedur :
1. Radio komunikasi tidak boleh digunakan untuk komunikasi pribadi (ngobrol, bercanda, dll)
4. Dilarang melakukan jamming (mengganggu frekuensi) dengan memasukan suara – suara lain,
atau dengan menekan tombol PTT tanpa keperluan operasional.
5. Sebelum melakukan panggilan (berbicara) tekan tombol PTT selama 2 detik, baru berbicara.
7. Dilarang untuk mengkotak-katik pesawat HT baik sengaja maupun tidak sengaja, apabila terjadi
kerusakan pesawat segera laporkan ke Pos Utama.
8. Ketika pesawat sedang di charge, harus dalam keadaan mati (off). Menggunakan HT dalam
keadaan di charge dapat menyebabkan kerusakan pesawat.
9. HT harus dibawa dengan menggunakan antena pendek ketika sedang melaksanakan patroli
dengan cara digantung di samping badan.
10. Apabila jaringan sedang digunakan, yang lain harus sabar menunggu, dan apabila ada taruna
yang mendesak, harus menggunakan kata “Intrap”.
12. Seluruh pelanggaran dari petunjuk teknis protap penggunaan radio komunikasi ini akan
dikenakan sangsi.
Pokok : Tamu harus dilayani agar merasa nyaman dan terpenuhi kepentingannya dengan baik.
Prosedur :
4. Security wajib menyeleksi tamu – tamu yang berhubungan dengan perusahaan dan dengan
sopan.
5. Memperlakukan tamu dengan penuh kesopanan dan ramah tamah tetapi tegas sehingga
tercipta suasana yang nyaman dan aman.
6. Tamu diarahkan untuk mengisi buku tamu yang telah disediakan dimeja pelayanan Security.
7. Tamu dimohonkan menitipkan kartu identitas ( KTP atau SIM ) yang masih berlaku kemudian
petugas memberikan kartu Visitor Pass untuk dikenakan / dipasang disaku baju tamu tersebut.
8. Untuk menjaga hal – hal yang tidak diinginkan, identitas yang diterima security hanya boleh
berupa KTP atau SIM yang masih berlaku, Kartu nama dan ID Card lain tidak diperbolehkan.
9. Sampaikan informasi mengenai tamu (Nama, perusahaan, tujuan / kepentingan, jumlah tamu)
kepada staff yang dituju.
10. Dilarang memberikan informasi mengenai staff yang dituju sebelum konfirmasi (Tamu silahkan
menunggu, staff sedang keluar, dll).
11. Security mempersilahkan tamu menunggu di Ruang tunggu tamu sampai ada persetujuan
(Konfirmasi) dari karyawan yang dituju.
12. Pastikan bahwa staff yang dituju mengetahui ada tamu yang menunggu.
13. Konfirmasikan kenapa tamu harus menunggu (Staff yang dituju sedang on line, keluar, sibuk,
ada tamu lain, dll).
14. Tamu dilarang keras berkeliaran diarea perkantoran kecuali ada izin dari managemen.
15. Tamu diberi blanko Surat Pengantar Tamu (Visitors Slip) untuk diserahkan tamu kepada Staff
yang dituju.
16. Pada saat keluar apabila membawa barang yang mencurigakan maka security wajib
menghubungi karyawan yang ditemui oleh tamu tersebut.
17. Pada saat tamu hendak keluar kartu Visitor Pass diminta untuk diserahkan kembali kepada
Security sekaligus dikembalikan kartu identitas yang bersangkutan.
18. Aturan dan prosedur ini wajib ditatati oleh Security dan tamu.
19. Apabila tamu tidak mengindahkan prosedur yang berlaku, Security memiliki wewenang penuh
untuk tidak mengizinkan tamu masuk ke area.
Pokok : Apabila menemukan tamu ( Customer ) dengan membawa senjata api atau senjata tajam
dan sejenisnya, maka security harus tetap bersikaplah tenang, jangan menunjukkan sikap panik.
Prosedur :
1. Apabila tamu dari anggota TNI / POLRI dengan berseragam dinas lengkap dan bermaksud
bertemu Staff / pimpinan Kantor, tanyakan dengan sopan Kartu Tanda Pengenal ( Kartu Anggota )
dan perlakukan sesuai prosedur pelayanan tamu.
2. Apabila Staff / pimpinan berkenan menerima tamu tersebut, dampingi tamu sampai bertemu
langsung dengan Staff / pimpinan.
3. Apabila Staff / Pimpinan menolak tamu tersebut, sampaikan dengan baik dan tepat.
4. Apabila tamu mengaku dari angota TNI / POLRI dengan berpakaian preman ( tidak
berseragam dinas ) dan tidak dikenali. Tanyakan dengan sopan Kartu Tanda Pengenal ( Kartu
Anggota ) dan perlakukan dengan prosedur pelayanan tamu.
5. Apabila tamu bukan dari anggota TNI / POLRI ( warga sipil ), perlakukan sesuai dengan
prosedur pelayanan tamu serta dengan sopan meminta tamu menunjukkan Surat Izin Membawa
Senjata Api / Tajam. Apabila dapat menunjukkan surat tersebut dan sah, Security meminta tamu
menitipkan senjata yang dibawa untuk disimpan di tempat khusus penitipan Senjata Api / Tajam
yang disediakan setelah terlebih dahulu mengisi formulir penitipan barang.
6. Apabila tamu menolak ketentuan diatas, Security berhak menolak tamu tersebut berada di
dalam area bahkan apabila tamu warga sipil dan tidak dapat menunjukkan Surat Izin yang sah segera
mengamankan senjata tersebut beserta pelakunya, selanjutnya melaporkan kepada Pimpinan /
Supervisor dan berkoordinasi dengan pihak berwajib ( Kepolisian ) untuk diproses sesuai hukum yang
berlaku.
Pokok : Penerimaan telephone yang baik dan benar dapat meningkatkan image perusahaan / klien
dan harus disampaikan dengan sopan, ramah, jelas.
Prosedur :
2. Segera angkat telephone pada deringan pertama dengan menggunakan tangan kanan (tangan
yg aktif).
5. Ucapkan :
§ “Selamat pagi/siang/malam”
§ Telephone dari luar : “Dengan PT……….., ada yang bisa saya Bantu?”
§ Telephone dari dalam : ”Dengan security.......(Ucapkan nama), ada yang bisa saya Bantu?”
6. Kalau minta bicara dengan seseorang tanyakan nama penelepon dan dari instansi / lembaga
mana?
8. Bila No Extension yang di tuju tidak diangkat atau sedang sibuk (Dalam 5 kali deringan),
sampaikan : : “Maaf Pak/Bu, Bp/Ibu…nya sedang online, bisa telepon sebentar lagi ? atau ada
pesan?”
9. Bila No Extention yang di tuju diangkat, katakan : “Maaf Pak/Bu ada telephone dari……..,
(sebutkan nama orang dan Perusahaan nya).
10. Pergunakanlah Bahasa Indonesia yang benar dengan nada kalimat yang resmi/dinas.
11. Bila sedang berbicara di telephone, anggap lawan bicara kita seakan – akan berada di hadapan
kita langsung.
12. Segera sampaikan pesan pe-nelephone ke orang yang di tuju begitu ada kesempatan.
13. Catat identitas penelephone, keperluan, orang yang di tuju dan apabila ada pesan, catat di
dalam buku Telephone Log Book.
Prosedur :
2. Tanyakan kepada tamu apa yang dikehendaki atau yang menjadi komplenannya.
6. Catat keluhan tamu tsb dalam Buku Guest Complain Log Book.
7. Segera informasikan masalah ini kepada pihak terkait (atasan) untuk memperoleh tindakan
dan petunjuk selanjutnya.
Prosedur :
1. Bila memungkinkan, ajak tamu ke tempat yang lebih nyaman dan tertutup.
2. Persilahkan duduk.
d. Turunkan suasana yang tegang dengan nada bicara ramah dan sopan tetapi tegas serta
menjelaskan permasalahan dengan alasan yang rasional
11. Catat keluhan tamu tsb dalam Buku Guest Complain Log Book.
12. Segera informasikan masalah ini kepada pihak terkait (atasan) untuk memperoleh tindakan dan
petunjuk selanjutnya.
Prosedur :
c. Segera bukakan pintu dengan menggunakan tangan kiri dan tunggu sampai pimpinan keluar dari
kendaraan.
d. Tutup pintu kendaraan dengan perasaan, tidak boleh menutup pintu dengan keras.
e. Apabila pimpinan membawa tas atau map, segera sampaikan ijin untuk membawakan tas atau
map tsb, dengan mengucapkan : “Mohon ijin, biar kami yang bawa”.
f. Segera ikuti pimpinan sampai di depan kantor/ruangan dan mohon ijin masuk ruangan untuk
meletakan tas/map.
g. Setelah selesai, ucapkan mohon ijin kembali dan segera kembali ke pos jaga.
2. Pada saat pimpinan akan keluar kantor :
a. Satpam mempersiapkan diri dengan sikap sempurna berdiri tegap di depan kantor/ruangan
kantor, pada saat pimpinan keluar segera melaksanakan penghormatan dan mengucapkan salam.
b. Antarkan ke kendaraan dan bukakan pintu penumpang sebelah kanan, setelah pimpinan duduk,
pintu ditutup dengan perasaan dan tidak boleh ditutup dengan keras.
d. Apabila pimpinan membawa tas/map, pada saat pimpinan keluar ruangan mohon ijin untuk
membawakan tas/map. Ketika pimpinan sudah duduk di kendaraan maka tas/map disampaikan
kepada pimpinan dengan mengucapkan mohon petunjuk dimana meletakan tas/map.
b. Pada saat pimpinan keluar, payung dipegang dengan tangan kiri, laksanakan penghormatan,
pada saat pimpinan akan masuk ke kendaraan, payung berada di tangan kanan, posisi payung
merapat dan payung agak condong ke depan menuju ke pintu kendaraan.
Pokok : Sebagai pembantu Polisi dalam melaksanakan fungsinya, Anggota Satpam memiliki
kewenangan kepolisian yang terbatas didalam menangani TKP.
Prosedur :
2. Segera amankan TKP dengan cara memberi batas di TKP dengan alat yang ada (Security Line,
Tali, Kayu/Bambu, dll).
4. Anggota Satpam dilarang menyentuh atau memindahkan barang bukti yang ada.
b. Dimana tempatnya?
c. Kapan terjadi?
d. Siapa yang terlibat (Pelaku, Korban, Saksi)?
f. Mengapa terjadi?
9. Jangan tinggalkan dan membersihkan/membereskan TKP sebelum ada pihak berwenang yang
memerintahkan (Bisa manajemen perusahaan atau kepolisian).
Pokok : Setiap menerima atau mengetahui adanya tindak pencurian harus segera ditelusuri tanpa
melihat nilai kerugian dan jumlah barangnya, segera laporkan.
Prosedur :
2. Telusuri jejak / jalur akses keluar masuk pencuri dan cari informasi kepada penduduk di luar area
untuk informasi tambahan.
3. Laporkan kepada atasan langsung dan manajemen perusahaan untuk meminta petunjuk.
5. Amankan Buku Mutasi, Buku Patroli, Buku Catatan Kunci, rekaman CCTV.
Prosedur :
2. Catat kronologis kejadian untuk disampaikan kepada petugas medis yang melakukan perawatan
medis terhadap korban.
3. Apabila kecelakaan mengakibatkan luka berat, segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan perawatan.
4. Laksanakan prosedur TP TKP apabila perlu dilakukan penyelidikan dari pihak kepolisian.
5. Buat Berita Acara Kejadian dengan lengkap untuk dilaporkan ke manajemen perusahaan.
SOP – TP 304 : Menangani Insiden
Pokok : Hadapi dengan tenang semua bentuk provokasi dari karyawan/warga dan selalu bersikap
waspada.
Prosedur :
1. Usahakan hadapi dengan tenang segala bentuk provokasi yang menjurus ke bentrok fisik.
2. Cobalah untuk bernegosiasi secara persuasif, usahakan mengenali siapa penggerak / provokator
dari karyawan/warga tersebut, sehingga apabila terjadi tindak anarkis, mereka sudah teridentifikasi.
3. Segera laporkan perkembangan situasi ke atasan dan manajemen perusahaan untuk perintah
lebih lanjut.
5. Apabila anggota satpam menjadi korban pemukulan, segera dievakuasi dan di bawa ke instansi
kesehatan untuk mendapatkan perawatan dan visum.
Prosedur :
3. Apabila anggota mendapatkan laporan mereka sebagai pengganggu, maka segera laporkan
kepada atasan.
5. Apabila mereka menolak dan melakukan perlawanan, segera lakukan tindakan represif dan
segera laporkan kepada pihak berwajib bahwa anggota telah melakukan penangkapan.
Pokok : Apabila menemukan kerusakan mesin / asset klien, segera laporkan ke pihak yang
berkepentingan.
Prosedur :
Pokok : Anggota Satpam tidak boleh mentolelir semua bentuk perbuatan / tindakan asusila yang
dilakukan di area perusahaan.
Prosedur :
3. Buat surat pernyataan pelaku untuk tidak melakukan perbuatan / tindak asusila lagi.
4. Apabila tidak ada yang berkeberatan, pelaku dapat dipersilahkan untuk kembali bekerja /
pulang.
Prosedur ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di area masing - masing.