Anda di halaman 1dari 7

PROSEDUR INVESTIGASI SECURITY

1.0 TUJUAN

Mengatur proses investigasi oleh pihak perusahaan jasa pengamanan terhadap kasus
yang berhubungan dengan tindak pidana.

2.0 LINGKUP

Lingkup dari prosedur ini khusus untuk kasus-kasus yang terjadi di lingkungan perusahaan
dan melibatkan karyawan dan/atau asset perusahaan.

3.0 AKUNTABILITAS

Prosedur ini merupakan akuntabilitas bersama antara beberapa divisi dan Perusahaan
Jasa Pengamanan. Pihak-pihak tersebut adalah sbb :
 Divisi HSE
 Divisi HR
 Divisi ESD
 Divisi Terkait
 Perusahaan Jasa Pengamanan

4.0 PROSEDUR

4.1 PERENCANAAN
1. Perlengkapan yang harus disiapkan untuk digunakan dalam proses penanganan
kasus adalah sbb :
 Note Pad
 Pencil
 Mesin Ketik/Komputer
 Tape Recorder
 Camera/Handycam
 Pita/Security Line
2. Pelatihan diperlukan agar kualitas dari penanganan kasus sesuai dengan yang
diharapkan, maka tahapan berikut perlu dilakukan:
 Manajemen Jasa Pengamanan melakukan proses analisa kebutuhan
pelatihan yang relevan bagi personil yang terlibat dalam proses investigasi.
 Pelatihan Investigasi bagi petugas Investigator dilakukan di Lembaga
Pendidikan Kepolisian atau Lembaga lainnya yang ditunjuk oleh POLRI.
 Petugas Investigator atau personil yang terlibat dalam proses dan
pengawasan investigasi harus telah mendapatkan pelatihan Investigasi.
 Managemen Jasa Pengamanan membuat riwayat pelatihan bagi petugas
investigator.

Langkah 1: Penanganan Laporan


 Investigator menerima laporan tertulis / lisan dari pelapor.
 Laporan kejadian dapat dipertanggungjawabkan oleh pelapor dengan
mencantumkan atau memberitahukan identitasnya
 Setelah menerima laporan suatu kejadian, Investigator melakukan olah TKP
untuk pengumpulan dokumen, data, saksi – saksi, tersangka dan barang bukti.
 Setelah melakukan olah TKP, Investigator membuat laporan hasil olah TKP.
 Investigator melakukan koordinasi dengan perwakilan dari department terkait
dalam rangka proses investigasi.
 Investigator mengirim surat panggilan kepada saksi-saksi dan tersangka, dengan
tembusan kepada atasan saksi dan tersangka, Divisi HR dan Divisi HSE.

 Tertangkap tangan, Tim Investigasi langsung melakukan tindakan pengamanan


terhadap tersangka dan barang bukti untuk proses investigasi. Segera
memberitahukan kepada atasan tersangka dan atau department pemilik barang.
 Pengeledahan dilakukan bila diduga terjadi suatu tindak pidana yang terjadi di
departemen terkait. Bila barang milik perusahaan diduga telah dipindahkan keluar
area perusahaan investigator berkoordinasi dengan aparat Kepolisian.
 Tim Investigasi terlebih dahulu memastikan keterkaitan saksi atau tersangka
dalam kasus yang melibatkan karyawan.
 Berita Acara Pemeriksaan dibuat oleh Investigator harus memuat unsur-unsur
tindak pidana yang dilakukan.
 Selama proses pembuatan BAP/investigasi, Investigator tidak diperkenankan
melakukan tindakan kekerasan.
 Apabila dianggap masih perlu keterangan dari saksi atau tersangka, Investigator
dapat memanggil kembali para saksi dan/atau tersangka.
 Jika Berita Acara Pemeriksaan belum mengungkap tersangka terhadap kasus
yang terjadi, pihak Divisi HR dapat meminta penjelasan dari Tim Investigasi.
 Berita Acara Konfrontasi dapat dilakukan apabila antara keterangan saksi
dan/atau tersangka tidak sesuai.
 Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Konfrontasi yang telah dibuat
ditandatangani oleh saksi-saksi dan tersangka serta oleh Investigator.
 Investigator membuat draft resume hasil pemeriksaan untuk disampaikan kepada
Divisi HR dan departemen terkait.
 Setelah pembahasan draft resume selesai, Investigator selanjutnya melakukan
proses pemberkasan.
 Berkas Berita Acara Pemeriksaan yang sudah lengkap diserahkan kepada atasan
tersangka, tembusan kepada Divisi HR dan Divisi HSE.

 Kasus yang diserahkan ke Kepolisian adalah kasus yang akan diteruskan untuk
proses hukum di Pengadilan.
 Jika kasus tindak pidana dilakukan oleh warga masyarakat yang melibatkan asset
perusahaan.
 Kasus yang akan diserahkan ke Kepolisian harus melalui komunikasi dan
koordinasi dengan Divisi HR dan Department terkait.
 Bila kasus diserahkan ke Kepolisan, Investigator melaporkan kasus yang terjadi,
setelah itu Investigator menandatangani dan menerima surat bukti laporan.
 Monitoring dilakukan untuk memantau perkembangan penanganan kasus yang
berdampak pada kepentingan dan situasi keamanan Perusahaan.
 Monitoring kepada pihak - pihak yang berhubungan dengan kasus yang terjadi,
baik internal maupun external perusahaan, beserta pengaruh yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan
 Jika ada temuan baru terkait dengan sebuah kasus yang telah ditangani, maka
Berita Acara Pemeriksaan sebelumnya bisa disempurnakan.

 Setelah menerima Berkas Berita Acara Pemeriksaan dari Tim Investigator, Staf
Divisi HR kemudian mempelajari untuk menentukan pemberian sanksi apabila
kasus masih ditangani di internal Perusahaan.
 Jika kasus dapat diselesaikan di internal Perusahaan, maka Divisi HR dapat
melakukan pertemuan bipartit tanpa harus menyerahkan kasus ke Kepolisian.

Langkah 7 : Peninjauan Ulang


 Divisi HSE memastikan implementasi prosedur ini dilakukan oleh Perusahaan
Jasa Pengamanan dan Divisi terkait.
 Divisi HSE melakukan peninjauan ulang terhadap efektifitas dari Prosedur ini
secara reguler setiap 3 tahun.

 5.0 Daftar Istilah


 Barang Bukti ; adalah barang – barang yang ada kaitannya dengan peristiwa
pidana.
 Investigator ; adalah orang atau petugas yang diberi wewenang khusus
untuk melakukan penyidikan.
 Konfrontasi ; adalah salah satu teknik pemeriksaan dalam rangka
mempertemukan antara tersangka dengan saksi-saksi untuk menguji
kebenaran dan kesesuaian keterangan masing – masing serta dituangkan
didalam Berita Acara Konfrontasi
 Laporan : adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena
hak atau kewajiban berdasarkan Undang-Undang kepada pejabat yang
berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa
pidana.
 Pemanggilan ; adalah tindakan investigator untuk menghadirkan saksi /
tersangka untuk didengar keterangannya sehubungan dengan tindak pidana
yang terjadi.
 Pemeriksaan ; adalah kegiatan penyidik untuk memperoleh keterangan,
kejelasan dan keidentikan dari tersangka, saksi, ahli maupun tentang barang
bukti serta unsur – unsur tindak pidana yang terjadi, sehingga kedudukan
atau peranan seseorang maupun barang bukti didalam tindak pidana menjadi
jelas, dituangkan di dalam tindak pidana menjadi jelas, dituangkan di dalam
Berita Acara Pemeriksaan.
 Pengeledahan ; adalah proses untuk mencari dan menemukan tersangka
dan atau mencari dan menemukan barang bukti.
 Pengaduan ; adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang
berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut
hukum seseorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang
merugikan.
 Saksi ; adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan
penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang
didengar, dilihat dan atau dialami sendiri.
 Tersangka ; adalah seseorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,
berdasarkan bukti permulaan yang cukup patut diduga sebagai pelaku tindak
pidana
 Tertangkap Tangan ; adalah tertangkapnya seseorang pada waktu sedang
melakukan tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak
pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan olek khalayak ramai
sebagai orang yang melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya
diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang
menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau
membantu melakukan tindak pidana itu.
 Tindak Pidana ; adalah setiap perbuatan / peristiwa yang diancam dengan
hukuman sebagai kejahatan atau hukuman baik yang sebut oleh KUHP
maupun perundang-undangan lainnya.
 TKP (Tempat Kejadian Perkara); adalah tempat dimana suatu tindak pidana
dilakukan/terjadi dan tempat – tempat lain dimana tersangka dan atau korban
dan atau barang – barang bukti yang berhubungan dengan tindak pidana
tersebut dapat ditemukan.
 Unsur – Unsur Tindak Pidana : adalah uraian sesuatu peristiwa pidana yang
apabila salah satu unsurnya tidak terpenuhi maka kasus tidak dapat
dibuktikan.
5.0 DIAGRAM ALIR

Pelapor Investigator HRD Dept. Terkait Polisi

Kasus Laporan Menerima Laporan

Olah TKP

Meeting
Kasus ditutup Tidak Unsur Pidana ? Ya
Koordinasi

Surat Panggilan Pemanggilan Tembusan Tembusan

Pemeriksaan

BAP
Tidak

Pelaku
terungkap ?

Ya

Diserahkan ke
Tidak Bipartit
Polisi ?

Sanksi

Ya

Pemantauan Pemantauan Proses Hukum


6.0 Referensi
Aspek hukum yang digunakan untuk melakukan penyidikan terkait terjadinya
suatu tindak pidana, seperti :
 KUHP
 KUHAP
 TIPITER
 PP Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai