Anda di halaman 1dari 24

SECURITY SERVICES

ETIKA PROFESI SATPAM

ABU SAKKIR
NRG. 19 07 003651
PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI

Yang disebut kode etik adalah kumpulan dari etika, sedangkan etika adalah
pernyataan tentang apa – apa yang baik dari pelaku dalam pelaksanaan tugas
suatu bidang tertentu. Kode etik pada hakekatnya merupakan keristalisasi nilai
– nilai yang baik yang diharapkan menjadi pembimbing setiap petugas dalam
pengabdiannya pada masyarakat dan menjadi pengawas yang melekat dalam
hati nurani agar terhindar dari perbuatan tercela dan penyalahgunaan
wewenang. Setiap profesi selalu mempunyai kode etik sendiri – sendiri,
demikian pula keamanan yang merupakan profesi dimana Satpam adalah salah
satu komponennya perlu memiliki kode etik. Hal ini sudah tercantum dalam
Peraturan Kapolri No. 24 Tahun 2007 pada Bab V. Semua kode etik pada intinya
merupakan aturan – aturan yang diambil dari cita – cita terbaik bagaimana
pelaksanaan suatu dan contoh kegiatan yang baik dalam merealisasikan cita –
cita tersebut. Karena itu rumasan kode etik merupakan standar perilaku yang
terbaik dari pelaksanaan tugas. Didalam kode etik Satpam misalnya tersirat
bahwa standar perilaku yang terbaik dalam pelaksanaan tugas Satpam adalah
taqwa, menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 45, bertanggung jawab, tauladan,
waspada, dan pengabdian.
FUNGSI KODE ETIK
Semua profesi mengandung hakekat untuk mengembangkan
pelaksanaan tugas dan kadar pengabdiannya kepada masyarakat.
Kode etik berfungsi sebagai pembimbing dan pengawas dalam dirinya
sendiri (hati nuraninya) untuk selalu berbuat baik. Tanpa adanya kode
etik sebagai pedoman maka pengembangan pelaksanaan tugas akan
tidak terarah dan khususnya berkaitan dengan tugas keamanan
Satpam yang berkewajiban melindungi masyarakat akan merasa
bahwa pelaksanaan tugas profesi tersebut tidak ada manfaatnya dan
akhirnya tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Dalam hal
pelaksanaan tugas selain ada faktor pengawas dari luar (pimpinan
atau masyarakat) maka yang jauh lebih penting adalah pengwasan
dari dalam (internal) ialah individu dari tugas itu sendiri dalam hal ini
adalah hati nuraninya bila mana petugas tersebut akan berbuat tidak
baik/ tercela maka dengan landasan pemahaman dan penghayatan
kode etik maka hati nuraninya mengingatkan bahwa dia tidak boleh
melakukan hal tersebut. Maka kode etik berfungsi untuk selalu
membina pemahaman dan penghayatan kepada petugas dimana pun
dia berada agar hati nuraninya selalu mengingatkan mana perbuatan
baik dan tidak baik, yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan.
KODE ETIK POLRI DAN KAITANNYA DENGAN SATPAM

Kode Etik Polri dan Satpam


Polri telah memiliki kode etik sesuai Surat Keputusan
Kapolri No.Pol : Skep/32/VII/2003 yang isinya terdiri dari
pembukaan dan 5 bab yang terdiri dari 20 pasal. Dalam
pembukaan kode etik Polri tersebut pada alinea terakhir
tercantum sbb : “Kode Etik Kepolisian Negara Republik
Indonesia dapat diberlakukan juga pada semua organisasi
yang menjalankan fungsi kepolisian di Indonesia”. Satpam
sebagai bentuk pengamanan swakarsa menurut UU Kepolisian
adalah salah satu pengemban fungsi Kepolisian terbatas. Oleh
karena itu Kode Etik Polri dapat diberlakukan juga pada
Satpam disamping Kode Etiknya sendiri. Mengingat Kode Etik
Satpam saat ini masih umum (belum terinci).
ISI PEMBUKAAN PADA KODE ETIK POLRI

Keberhasilan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara


Republik Indonesia dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat,menegakkan hukum,melindungi
dan mengayomi serta melayani masyarakat selain
ditentukan oleh kualitas pengetahuan dan keterampilan
tekhnis Kepolisian yang tinggi sangat ditentukan pula
oleh prilaku terpuji setiap anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia di tengah masyarakat. Untuk
mewujudkan hal tersebut, setiap anggota Polri dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya senantiasa
menghayati dan menjiwai Etika Profesi Kepolisian yang
tercermin pada sikap dan prilakunya sehingga terhindar
dari perbuatan tercela dan penyalahgunaan wewenang.
Etika Profesi Kepolisian
• Etika profesi Kepolisian merupakan kristalisasi
nilai-nilai Tribrata yang dilandasi dan dijiwai
oleh Pancasila serta mencerminkan jatidiri
setiap anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia dalam wujud komitmen moral yang
meliputi etika pengabdian, kelembagaan dan
kenegaraan selanjutnya disusun ke dalam
kode etik profesi Kepolisian Negara Republik
Indonesia
1.Etika Pengabdian

• Etika pengabdian merupakan komitmen moral


setiap anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia terhadap profesinya sebagai
pemelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegak hukum, serta pelindung,
pengayom dan pelayan masyarakat.
2.Etika Kelembagaan
• Merupakan komitmen setiap anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia
terhadap institusinya yang menjadi wadah
sebagai ikatan batin dari semua insan
Bhayangkara dengan segala martabat dan
kehormatannya.
3.Etika Kenegaraan
• Merupakan komitmen moral setiap anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
institusinya untuk senantiasa bersikap netral,
mandiri dan tidak terpengaruh oleh
kepentingan politik, golongan dalam rangka
menjaga tegaknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia

• Mengikat secara moral sikap dan prilaku setiap


anggota Polri. Pelanggaran terhadap Kode Etik
Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia
harus dipertanggung jawabkan di hadapan komisi
kode etik profesi Kepolisian Negara Republik
Indonesia guna pemuliaan profesi kepolisian.
• Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik
Indonesia dapat berlaku juga pada semua
organisasi yang menjalankan fungsi kepolisian.
Pasal 1
• Anggota Satpam senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dengan menunjukkan sikap pengabdiannya berperilaku:

 menjunjung tinggi sumpah sebagai anggota Satpam dari dalam


hati nuraninya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 menjalankan tugas kenegaraan dan kemasyarakatan dengan niat


murni karena kehendak Yang Maha Kuasa sebagai wujud nyata
amal ibadahnya.

 Menghormati acara keagamaan dan bentuk-bentuk ibadah yang


diselenggarakan oleh masyarakat dengan menjaga keamanan
dan kehidmatan pelaksanaannya.
Pasal 2

• Anggota Satpam berbakti kepada nusa dan bangsa sebagai


wujud pengabdian tertinggi :
 Meletakkan kepentingan negara, bangsa, perusahaan,
masyarakat dan kemanusiaan diatas kepentingan
pribadinya
 Menjunjung tinggi lambang-lambang kehormatan Bangsa
Indonesia
 Menampilkan jati diri Bangsa Indonesia yang terpuji dalam
semua keadaan dan seluruh waktu
 Rela berkorban jiwa dan raga untuk Bangsa Indonesia
Pasal 3

• Anggota Satpam dalam melaksanakan tugasnya


memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan
kerjanya selalu menunjukkan sikap perilaku terpuji dengan :

 Meletakkan kepentingan negara, bangsa dan kemanusiaan


diatas kepentingan pribadinya

 Tidak menuntut perlakuan yang lebih tinggi dibanding dengan


perlakuan terhadap semua warga negara dan masyarakat

 Menjaga keselamatan fasilitas umum, fasilitas perusahaan dan


hak milik perorangan serta menjauhkan sekuat tenaga dari
kerusakan dan penurunan nilai guna atas tindakan yang diambil
dalam pelaksanaan tugas
pasal 4
• Anggota Satpam dalam melaksanakan tugas penegakan hukum wajib memelihara
perilaku terpercaya dengan :
 Menyatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah
 idak memihak
 Tidak melakukan pertemuan dengan pihak-pihak yang terlibat dengan perkara
 Tidak mempublikasikan nama terang tersangka dan saksi
 Tidak mempublikasikan tata cara, tekhnik dan taktik penyelidikan yang di emban
oleh kepolisian
 Tidak menimbulkan penderitaan akibat penyalahgunaan wewenang dan sengaja
menimbulkan rasa kecemasan, kebimbangan dan ketergantungan pada pihak-pihak
yang terkait dengan perkara
 Menunjukkan penghargaan kepada benda-benda yang berada dalam
penguasaannya karena terkait dengan penyelesaian perkara
 Menunjukkan penghargaan dan kerjasama dengan pihak penyidik kepolisian
 Dengan sikap ikhlas dan ramah menjawab pertanyaan penyidik kepolisian dengan
benar dan penuh rasa tanggung jawab
Pasal 5
• Anggota Satpam dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat senantiasa :
 Memberikan pelayanan terbaik
 Menyelamatkan jiwa seseorang pada kesempatan pertama
 Mengutamakan kemudahan dan tidak mempersulit
 Bersikap hormat kepada siapapun dan tidak menunjukkan sikap congkak/arogan
karena kekuasaannya
 Tidak membeda-bedakan cara pelayanan kepada semua orang
 Tidak mengenal waktu istirahat selama dibutuhkan pada saat bertugas
 Tidak membebani biaya, kecuali diatur oleh perundang-undangan
 Tidak boleh menolak permintaan petolongan bantuan dari masyarakat dengan
alasan bukan wilayah hukumnya atau karena kekurangan alat dan orang
 Tidak mengeluarkan kata-kata atau melakukan gerakan-gerakan anggota tubuhnya
yang mengisyaratkan meminta imbalan atas bantuan yang telah diberikan kepada
masyarakat.
Pasal 6

• (1) Anggota Satpam dalam menggunakan kewenangannya


senantiasa berdasarkan norma hukum dan mengindahkan
norma agama,kesopanan,kesusilaan dan nilai-nilai
kemanusiaan

• (2) Anggota Satpam senantiasa memegang teguh rahasia


sesuatu, yang menurut sifatnya atau menurut perintah
kedinasan perlu dirahasiakan.
Pasal 7

• Anggota Satpam senantiasa menghindarkan diri dari perbuatan tercela


yang dapat merusak profesi dan organisasinya dengan tidak melakukan
tindakan-tindakan berupa :

 Bertutur kata kasar dan bernada kemarahan


 Menyalahi dan atau menyimpang dari prosedur tugas
 Bersikap mencari-cari kesalahan masyarakat
 Mempersulit masyarakat yang membutuhkan bantuan/pertolongan
 Menyebarkan berita yang dapat meresahkan masyarakat
 Melakukan perbuatan yang dirasakan merendahkan martabat
perempuan
 Melakukan tindakan yang dirasakan sebagai perbuatan menelantarkan
anak-anak dibawah umur
 Merendahkan harkat dan martabat manusia.
Pasal 8

• Setiap anggota Satpam menjunjung tinggi


institusinya dengan menempatkan
kepentingan organisasi di atas kepentingan
pribadi
Pasal 9

• (1) Setiap anggota Satpam memegang teguh garis komando, mematuhi jenjang kewenangan
dan bertindak disiplin berdasarkan tatacara yang berlaku

• (2) Setiap atasan tidak dibenarkan memberikan perintah yang bertentangan dengan norma
hukum yang berlaku dan wajib bertanggung jawab atas perintah yang diberikan kepada
anggotanya/bawahannya

• (3) Setiap anggota Satpam dibenarkan menolak perintah atasan yang melanggar norma
hukum dan untuk itu anggota tsb mendapat perlindungan hukum

• (4) Setiap anggota Satpam dalam melaksanakan perintah kedinasan tidak dibenarkan
melampaui batas kewenangannya dan wajib menyampaikan pertanggung jawaban tugasnya
kepada atasan langsungnya

• (5) Setiap anggota Satpam dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya tidak boleh
terpengaruh oleh istri, anak dan orang-orang lain yang masih terikat hubungn keluarga atau
pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan kedinasan.
Pasal 10

• (1) Setiap anggota Satpam menampilkan sikap kepemimpinan


melalui keteladanan, keadilan, ketulusan dan kewibawaan serta
melaksanakanan keputusan pimpinan yang dibangun melalui
tatacara yang berlaku guna tercapainya tujuan organisasi

• (2) Dalam proses pengambilan keputusan boleh berbeda pendapat


sebelum diputuskan pimpinan dan setelah diputuskan semua
anggota harus tunduk pada peraturan tsb

• (3) Keputusan pimpinan diambil setelah mendengar semua


pendapat dari unsur-unsur yang terkait, bawahan dan teman
sejawat sederajat, kecuali dalam situasi yang mendesak.
Pasal 11

• Setiap anggota Satpam senantiasa mejaga


kehormatan melalui penampilan seragam dan
atau atribut, tanda pangkat jabatan dan atau
tanda kewenangan sebagai lambang
kewibawaan hukum, yang mencerminkan
tanggung jawab serta kewajibannya kepada
institusi dan masyarakat.
Pasal 12

• Setiap anggota Satpam senantiasa menampilkan rasa setia kawan dengan


sesama anggota sebagai ikatan batin yang tulus atas dasar kesadaran
bersama akan tanggung jawabnya sebagai salah satu pilar keutuhan
Bangsa Indonesia dengan mejunjung tinggi prinsip-prinsip kehormatan sbb
:

• a. Menyadari sepenuhnya sebagai perbuatan tercela apabila meninggalkan


kawan yang terluka atau meninggal dunia dalam tugas sedangkan keadaan
memungkinkan untuk memberikan pertolongan

• b. Merupakan keteladanan bagi seorang atasan untuk membantu


kesulitan bawahannya

• c. Merupakan kewajiban moral bagi seorang bawahan untuk menunjukkan


rasa hormat dengan tulus kepada atasannya
• d. Menyadari sepenuhnya bahwa seseorang atasan akan lebih terhormat
apabila menunjukkan sikap menghargai yang sepadan dengan bawahannya

• e. Merupakan sikap terhormat bagi anggota Satpam baik yang masih dalam dinas aktif
maupun purnawirawan untuk menghadiri pemakaman jenazah anggota lainnya yang
meninggal karena gugur dalam tugas atau meninggal karena sebab apapun, dimana
kehadiran didalam pemakaman tersebut dengan menggunakan atribut kehormatan dan
tataran penghormatan yang setingi-tingginya

• f. Selalu terpanggil untuk memberikan bantuan kepada anggota Satpam dan pensiunan
yang menghadapi suatu kesulitan dimana dia berada saat itu, serta bantuan dan
perhatian yang sama sedapat mungkin juga diberikan kepada keluarga anggota Satpam
yang mengalami kesulitan serupa dengan memperhatikan batas kemampuan yang
dimilikinya

• h. Merupakan sikap terhormat apabila mampu menahan diri untuk tidak


menyampaikan dan menyebarkan rahasia pribadi, kejelekan teman atau keadaan di
dalam lingkungan kepada orang lain bukan anggota.
Kode etik satuan pengamanan
• PADA HARI INI......TGL......PUKUL.....WIB KAMI PESERTA PELATIHAN SATUAN PENGAMANAN GADA MADYA LANJUTAN 1 TAHUN
2012 BERIKRAR :

• DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGABDIAN SAYA SEBAGAI ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN :

• 1. BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA


• 2. MENJUNJUNG TINGI PANCASILA DAN UUD 1945
• 3. MENJAGA KETENTRAMAN UMUM DENGAN PENUH RASA TANGGUNG JAWAB BERDASARKAN KETAULADANAN DIRI
• 4. SELALU WASPADA DALAM MENGHADAPI SETIAP KEMUNGKINAN GANGGUAN KAMTIBMAS DI LINGKUNGAN TUGAS
• 5. SETIAP SAAT SANGGUP MELAKSANAKAN PENGABDIAN LUHUR INI BERDASARKAN HATI NURANI

• KIRANYA TUHAN YANG MAHA ESA MEMBERKATI KAMI


• JAKARTA .......2021

MENGETAHUI PENGUCAP IKRAR

........................... .......................

Anda mungkin juga menyukai