Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 7

"MEDIASI DAN INTERVENSI


PIHAK KETIGA"

Mata Kuliah
Manajemen Konflik
Kelompok 7
Dosen Pengampu
Dr. Muhammad Fadli, M. Pd
• Abdul Rohim Husaini Wijaya
• Febri Nanda Monalisa
• Siti Fatimah Azzahro Simatupang

Prodi Manajemen Pendidikan Islam


MPI 1/ SEMESTER 7
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara Medan 2023
A. PERAN MEDIATOR
Mediator adalah orang yang ahli dan mampu menyelesaikan sengketa dengan
cara sukarela tanpa suatu paksaan dan intimidasi. Ciri-ciri penting dari mediator
adalah: Netral, membantu para pihak, tanpa menggunakan cara memutus atau
memaksakan sebuah penyelesaian. Jadi, peran mediator hanyalah membantu
para pihak dengan cara tidak memutus atau memaksakan pandangan atau
penilaiannya atas masalah-masalah selama proses mediasi berlangsung
kepada para pihak.
Mediator memiliki peran-peran, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mediator mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepadapara
pihak untuk dibahas dan disepakati.
2. Mediator mendorong para pihak secara langsung berperan dalam proses
mediasi.
3. Apabila dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus atau pertemuan
terpisah selama proses mediasi berlangsung.
4. Mediator mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali
kepentingan mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang
terbaik bagi para pihak.
B. PROSES DAN TEKNIK MEDIASI

Proses mediasi kedalam tiga tahap, yaitu tahap pramediasi, tahap pelaksanaan mediasi, dan tahap
akhir implementasi hasil mediasi.
• Tahap Pramediasi adalah tahap awal dimana mediator menyusun sejumlah langkah dan
persiapan sebelum mediasi benar-benar dimulai.
• Tahap Pelaksanaan Mediasi adalah tahap dimana pihak-pihak yang bertikai sudah
berhadapan satu sama lain, dan memulai proses mediasi.
• Tahap Akhir Implementasi Hasil Mediasi, merupakan tahap dimana para pihak menjalankan
hasil-hasil kesepakatan yang telah mereka tuangkan bersama dalam suatu perjanjian tertulis.
Dalam mediasi di organisasi, terdapat beberapa teknik yang umumnya digunakan:
• Pendekatan Kolaboratif. Mediator membantu pihak-pihak yang terlibat untuk bekerja sama
guna mencapai solusi bersama.
• Aktif Mendengarkan. Mediator mendengarkan dengan cermat semua pihak yang terlibat untuk
memahami perspektif dan kepentingan mereka.
• Pertanyaan Terbuka. Mediator menggunakan pertanyaan terbuka untuk menggali lebih dalam
masalah yang dihadapi dan membantu pihak-pihak menemukan solusi.
• Penegasan Kesepakatan. Mediator membantu pihak-pihak yang terlibat untuk menetapkan
kesepakatan secara tertulis dan jelas agar tidak ada kebingungan di kemudian hari.
• Netralitas. Mediator harus tetap netral dan tidak memihak kepada salah satu pihak agar proses
mediasi berjalan dengan adil.
C KAPAN HARUS MELIBATKAN PIHAK KETIGA

Melibatkan pihak ketiga dalam konflik organisasi sebaiknya dipertimbangkan dalam


situasi-situasi tertentu. Berikut adalah beberapa situasi di mana melibatkan pihak ketiga,
seperti mediator atau arbitrator, dapat menjadi pilihan yang bijaksana:
• Konflik yang Sulit Diatasi Sendiri
• Konflik yang Merugikan Kinerja Organisasi
• Ketidaknetralan Pihak Internal
• Konflik yang Sensitif atau Berpotensi Hukum
• Konflik antara Pihak yang Berwenang
• Kegagalan Penyelesaian Konflik Internal
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai