Anda di halaman 1dari 14

MEDIASI

Manajemen Konflik bab 5


PENGERTIAN MEDIASI
Penyelesaian konflik melalui mediasi merupakan jenis
resolusi alternatif yang telah lama dipakai untuk
menyelesaikan berbagai jenis konflik.
Di Indonesia, mediasi digunakan dalam penyelesaian
konflik di berbagai masyarakat adat,
keluarga/perkawinan, konflik interpersonal,
penyelesaian konflik manajemen bisnis dan
pemerintahan sampai penyelesaian perselisihan
hubungan industrial, serta konflik sosial.
Mediasi sebagai proses manajemen konflik dimana
pihak-pihak yang terlibat konflik menyelesaikan konflik
mereka melalui negosiasi untuk mencapai kesepakatan
bersama.
Proses Mediasi
Mediasi merupakan suatu proses yang memerlukan
upaya dari pihak yang terlibat konflik dan mediator.
Dikatakan sebagai proses karena mediasi juga
memerlukan sumber-sumber berupa keinginan pihak
yang terlibat konflik untuk menyelesaikan konflik
dengan bantuan mediator setelah tidak mampu
menyelesaikan konflik sendiri konflik mereka.
Mengidentifikasi Kebutuhan Intervensi
Walaupun mediator telah mendapat mandat dari pihak
yang terlibat konflik, tetapi tingkat kebutuhan para
pihak yang terlibat konflik terhadap intervensi mediator
tidaklah sama.
Mediator perlu memastikan bahwa kedua belah pihak
mempunyai kebutuhan intervensi yang sama besarnya.
Jika kebutuhan akan intervensi keduanya tidak sama,
mediator akan mengalami kesulitan dalam melakukan
tugasnya.
Pemetaan Konflik
Jika pihak-pihak yang telibat konflik telah sepakat untuk menyelesaikan
konfliknya dengan bantuan mediator, Langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan informasi mengenai konflik yang akan diintervensi.
Informasi tersebut meliputi antara lain:
1. Identifikasi pihak-pihak yang terlibat konflik
Mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam konflik. Berikut adalah
pihak-pihak yang terlibat konflik, adalah pihak-pihak primer, pihak
sekunder, pihak ketiga yang tertarik dengan konflik.
2. Analisis Penyebab Konflik
Mengidentifikasi semua penyebab konflik dan persepsi masing-masing
pihak mengenai penyebab konflik. Konflik terjadi di sekitar isu yang
berkaitan dan dianggap penting oleh para pihak yang terlibat konflik.
Proses Mediasi
1. Mengidentifikasi Kebutuhan Intervensi
2. Pemetaan Konflik
3. Menyusun Desain Intervensi
4. Melakukan Dengar Pendapat
5. Mengembangkan Iklim Konflik Yang Kondusif
6. Transformasi Elemen Konflik
7. Merumuskan Alternatif Keputusan Bersama
8. Memilih Satu Alternatif Yang Disepakati Bersama
9. Memilih Satu Alternatif Yang Disepakati Bersama
10. Melaksanakan Kesepakatan
Tujuan Mediasi
1. Menciptakan win & win solution
2. Memfokuskan diri lebih ke masa depan daripada ke masa
lalu
3. Mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mengontrol
hubungan mereka sendiri dan mengambil keputusan sendiri
4. Mediasi lebih murah daripada proses pengadilan dan
arbitrase
5. Resolusi lebih cepat
6. Fleksibel
7. Mencari kesepakatan yang memuaskan bersama
8. Perilaku mediator
Sebagai suatu profesi, perilaku mediator dalam proses mediasi
harus dilakukan secara profesional yang mengacu pada kode etik
asosiasi medator, perilaku-perilaku tersebut antara lain:
1. Imparsial, yaitu tidak memihak salah satu pihak yang terlibat
konflik
2. Menentukan ketentuan dan melaksanakan dasar berkomunikasi
dan membantu pihak yang terlibat konflik untuk fokus dan
berada pada jalur yang benar
3. Mengembangkan iklim negosiasi yang mengutamakan kejujuran
4. Mengumpulkan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber
5. Secara aktif, mediator menghadiri pertemuan pihak-pihak yang
terlibat konflik dan mendengarkan sepenuhnya hal yang mereka
katakan dan mendorong mereka mengemukakan pendapatnya
secara adil.
Kelemahan Mediasi
1. Mediasi hanya dapat digunakan jika kedua belah pihak
mempunyai posisi yang sama, yaitu tidak bisa
mengalahkan lawan konfliknya.
2. Jika salah satu pihak merasa objek konflik tidak penting
baginya, sedangkan lawan konfliknya menganggap sangat
penting, pihak yang merasakan mediasi tidak penting
untuk digunakan akan menunggu lawannya membawa
kasusnya ke pengadilan
Menurut American Arbitration Association (Christopher W. Moore,
2003) dalam melaksanakan tugasnya, mediator melaksanakan
sejumlah peran, peran tersebut antara lain:
1. Menfasilitasi komunikasi lebih baik jika pihak-pihak yang
terlibat konflik siap membahas masalah konflik yang
mereka hadapi.
2. Membantu pihak-pihak yang terlibat konflik memahami
hak-hak pihak lain yang akan bernegosiasi.
3. Menyediakan prosedur dan sering pimpinan formal
dalam negosiasi.
4. Mendidik negosiator baru yang tidak mempunyai
keterampilan dan tidak siap dalam proses tawar-menawar.
Jenis – jenis Mediator
Mediasi merupakan resolusi konflik alternatif yang telah
lama dipakai secara luas dan tersebar di berbagai jenis
masyarakat.
Christopher W. Moore (2003) mengelompokkan mediator
menjadi lima jenis mediator:
1. Mediator Jaringan Sosial
2. Mediator Otoritatif (Mediator Bajik, Mediator
Administratif, Mediator Kepentingan Tetap)
3. Mediator Independen

Anda mungkin juga menyukai