PENGERTIAN MEDIASI Penyelesaian konflik melalui mediasi merupakan jenis resolusi alternatif yang telah lama dipakai untuk menyelesaikan berbagai jenis konflik. Di Indonesia, mediasi digunakan dalam penyelesaian konflik di berbagai masyarakat adat, keluarga/perkawinan, konflik interpersonal, penyelesaian konflik manajemen bisnis dan pemerintahan sampai penyelesaian perselisihan hubungan industrial, serta konflik sosial. Mediasi sebagai proses manajemen konflik dimana pihak-pihak yang terlibat konflik menyelesaikan konflik mereka melalui negosiasi untuk mencapai kesepakatan bersama. Proses Mediasi Mediasi merupakan suatu proses yang memerlukan upaya dari pihak yang terlibat konflik dan mediator. Dikatakan sebagai proses karena mediasi juga memerlukan sumber-sumber berupa keinginan pihak yang terlibat konflik untuk menyelesaikan konflik dengan bantuan mediator setelah tidak mampu menyelesaikan konflik sendiri konflik mereka. Mengidentifikasi Kebutuhan Intervensi Walaupun mediator telah mendapat mandat dari pihak yang terlibat konflik, tetapi tingkat kebutuhan para pihak yang terlibat konflik terhadap intervensi mediator tidaklah sama. Mediator perlu memastikan bahwa kedua belah pihak mempunyai kebutuhan intervensi yang sama besarnya. Jika kebutuhan akan intervensi keduanya tidak sama, mediator akan mengalami kesulitan dalam melakukan tugasnya. Pemetaan Konflik Jika pihak-pihak yang telibat konflik telah sepakat untuk menyelesaikan konfliknya dengan bantuan mediator, Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi mengenai konflik yang akan diintervensi. Informasi tersebut meliputi antara lain: 1. Identifikasi pihak-pihak yang terlibat konflik Mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam konflik. Berikut adalah pihak-pihak yang terlibat konflik, adalah pihak-pihak primer, pihak sekunder, pihak ketiga yang tertarik dengan konflik. 2. Analisis Penyebab Konflik Mengidentifikasi semua penyebab konflik dan persepsi masing-masing pihak mengenai penyebab konflik. Konflik terjadi di sekitar isu yang berkaitan dan dianggap penting oleh para pihak yang terlibat konflik. Proses Mediasi 1. Mengidentifikasi Kebutuhan Intervensi 2. Pemetaan Konflik 3. Menyusun Desain Intervensi 4. Melakukan Dengar Pendapat 5. Mengembangkan Iklim Konflik Yang Kondusif 6. Transformasi Elemen Konflik 7. Merumuskan Alternatif Keputusan Bersama 8. Memilih Satu Alternatif Yang Disepakati Bersama 9. Memilih Satu Alternatif Yang Disepakati Bersama 10. Melaksanakan Kesepakatan Tujuan Mediasi 1. Menciptakan win & win solution 2. Memfokuskan diri lebih ke masa depan daripada ke masa lalu 3. Mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mengontrol hubungan mereka sendiri dan mengambil keputusan sendiri 4. Mediasi lebih murah daripada proses pengadilan dan arbitrase 5. Resolusi lebih cepat 6. Fleksibel 7. Mencari kesepakatan yang memuaskan bersama 8. Perilaku mediator Sebagai suatu profesi, perilaku mediator dalam proses mediasi harus dilakukan secara profesional yang mengacu pada kode etik asosiasi medator, perilaku-perilaku tersebut antara lain: 1. Imparsial, yaitu tidak memihak salah satu pihak yang terlibat konflik 2. Menentukan ketentuan dan melaksanakan dasar berkomunikasi dan membantu pihak yang terlibat konflik untuk fokus dan berada pada jalur yang benar 3. Mengembangkan iklim negosiasi yang mengutamakan kejujuran 4. Mengumpulkan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber 5. Secara aktif, mediator menghadiri pertemuan pihak-pihak yang terlibat konflik dan mendengarkan sepenuhnya hal yang mereka katakan dan mendorong mereka mengemukakan pendapatnya secara adil. Kelemahan Mediasi 1. Mediasi hanya dapat digunakan jika kedua belah pihak mempunyai posisi yang sama, yaitu tidak bisa mengalahkan lawan konfliknya. 2. Jika salah satu pihak merasa objek konflik tidak penting baginya, sedangkan lawan konfliknya menganggap sangat penting, pihak yang merasakan mediasi tidak penting untuk digunakan akan menunggu lawannya membawa kasusnya ke pengadilan Menurut American Arbitration Association (Christopher W. Moore, 2003) dalam melaksanakan tugasnya, mediator melaksanakan sejumlah peran, peran tersebut antara lain: 1. Menfasilitasi komunikasi lebih baik jika pihak-pihak yang terlibat konflik siap membahas masalah konflik yang mereka hadapi. 2. Membantu pihak-pihak yang terlibat konflik memahami hak-hak pihak lain yang akan bernegosiasi. 3. Menyediakan prosedur dan sering pimpinan formal dalam negosiasi. 4. Mendidik negosiator baru yang tidak mempunyai keterampilan dan tidak siap dalam proses tawar-menawar. Jenis – jenis Mediator Mediasi merupakan resolusi konflik alternatif yang telah lama dipakai secara luas dan tersebar di berbagai jenis masyarakat. Christopher W. Moore (2003) mengelompokkan mediator menjadi lima jenis mediator: 1. Mediator Jaringan Sosial 2. Mediator Otoritatif (Mediator Bajik, Mediator Administratif, Mediator Kepentingan Tetap) 3. Mediator Independen