NEGOSIASI
(Edisi 6 Buku 1)
Roy J Lewijcki, Bruce Barry dan David M. Saunders
DISUSUN OLEH :
SYOFIANI INDRAWATI
1434 021 256
DOSEN : DRS. EDDY SANUSI, SE, MM
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
BAB 1
Saling Ketergantungan
Kebanyakan hubungan antara pihak dapat dicirikan dalam salah satu dari
tiga cara : mandiri, tergantung, atau saling tergantung. Pihak yang mandiri dapat
memenuhi kebutuhan mereka sendiri tanpa bantuan dan dukungan dari orang lain;
mereka dapat relatif terpisah, acuh tak acuh, dan tidak terlibat kepada orang lain.
Pihak yang tergantung harus mengandalkan orang lain untuk apa yang mereka
butuhkan; karena mereka mememerlukan bantuan, kebijakan, atau kerjasama yang
lain, pihak yang tergantung harus menerima dan mengakomodasi keinginan
penyedia dan keistimewaan tersebut. Pihak yang saling tergantung,
bagaimanapun, adalah ditandai oleh tujuan pihak saling membutuhkan satu sama
lain untuk mencapai tujuan mereka.
Konflik
Tawar menawar distributif pada dasarnya adalah pesaingan siapa yang akan
mendapatkan sumber daya terbatas yang paling banyak, sering kali berupa uang.
Kemampuan kedua belah pihak untuk mencapai tujuan mereka akan bergantung
pada strategi dan taktik yang mereka gunakan.
Ada tiga alasan mengapa negosiator harus mengenal tawar-menawar
distributif. Pertama, negosiator menghadapi situasi saling ketergantungan yang
bersifat distributif dan agar berhasil dalam situasi tersebut mereka perlu
memahami bagaimana cara kerjanya. Kedua, karena banyak orang yang
menggunakan strategi dan taktik tawar-menawar distributive secara ekslusif,
semua negosiator perlu memahami bagaimana mengatasi efeknya. Ketiga, setiap
negosiasi berpotensi membutuhkan keahlian tawar-menawar distributif pada saat
tahap “mengklaim-nilai”. (Lax dan Sebenius, 1986).
Hal yang sangat penting bagi perencanaan strategi dan taktik tawar-
menawar distributif adalah mencari tahu titik resistansi pihak lain dan hubungan
titik resistansi tersebut dengan titik resistansi anda. Titik resistansi ditetapkan
dengan nilai yang diharapkan dari hasil tertentu, yang pada gilirannya merupakan
produk dari nilai dan harga suatu hasil.
1. Aktivitas Perahasiaan
2. Tindakan Langsung setelah Impersi
3. Memodifikasi Persepsi Pihak Lain
4. Manipulasi Biaya Aktual Penundaan atau Penghentian
5. Tindakan Distributif
6. Aliansi dengan Pihak Luar
7. Manipulasi Jadwal
Negosiator yang berniat baik pun dapat membuat tiga kesalahan berikut :
tidak melakukan negosiasi ketika mereka harus melakukannya, melakukan
negosiasi ketika mereka seharusnya tidak melakukannya, atau bernegosiasi ketika
mereka harus melakukannya, tetapi memilih strategi yang tidak tepat.
Kebutuhan dan Keinginan dari satu pihak mungkin tidak sama dengan
kebutuhan dan keinginan pihak lain. Kita harus mengerti kebutuhan orang lain
sebelum membantu untuk memenuhinya. Ketika negosiator mengetahui adanya
kemungkinan bahwa prioritas pihak lain tidak sama dengan prioritas mereka
sendiri, hal ini dapat mendorong kedua pihak untuk bertukar lebih banyak
informasi, memahami sifat negosiasi dengan lebih baik, dan mendapatkan
keuntungan bersama yang lebih besar.
Untuk memelihara arus informasi yang bebas dan usaha untuk mengerti
kebutuhan dan tujuan pihak lain, negosiator akan memerlukan sudut pandang atau
kerangka orientasi yang berbeda. Tujuan-tujuan individual akan harus
didefiniskan kembali sebagai sesuatu yang dapat dicapai dengan lebih baik
melalui usaha-usaha kolaboratif yang diarahkan pada tujuan bersama. Terkadang,
tujuan bersama tersebut tampak jelas.
Mencari Solusi yang Memnuhi Kebutuhan dan Tujuan Kedua Pihak
.
Akomodasi Posisi vs. Pencapaian Posisi
Posisi dicapai ketika setiap pihak mendapatkan yang mereka inginkan sesuai
permintaan mereka di awal. Strategi-strategi yang mencapai posisi mencakup
perluasan pai dan memodifikasi pai sumber daya.
Negosiator gagal menetapkan tujuan atau target yang jelas sebagai tolak
ukur penawaran dan paket evaluasi.
Jika negosiator belum mengerjakan pekerjaan rumah mereka, mereka tidak
memahami kekuatan dan kelemahan posisi mereka sendiri atau
mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dibandingkan dengan argumen
pihak lain.
Negosiator perlu mengkaji alternatif-alternatif selain melaksanakan
negosiasi ini
Negosiator tidak dapat begitu saja mengandalkan kecepatan dan
kecerdikan dalam serah terima negosiasi.
Ada empat aspek pengaruh tujuan terhadap negosiasi yang paling penting
untung dipahami:
Tujuan yang sederhana dan langsung sering kali dapat dicapai dalam satu
sesi negosiasi dan strategi negosiasi yang sederhana. Karena dalam semua proses
pengaruh tidak langsung sangatlah akan membuat tujuan yang menghasilkan
pilihan strategis yang baik. Oleh karena dari itu baiknya dalam pembelajaran
harus tetap diperhatikan agar mendapatkan hasil yang maksimal sesuai harapan
kita.
Mendefinisikan masalah
Menghimpun isu-isu dan mendefinisikan gabungan penawaran
Mendefinisikan kepentingan
Mendefinisikan titik resistensi
Mendefinisikan alternatif-alternatif (BATNA)
Mendefinisikan tujuan sendiri (target) dan membuka penawaran (langkah
awal)
Mengevaluasi konsituten dan konteks sosial terjadinya negosiasi
Menganalisis pihak lain
Merencanakan penyajian dan pembelaan terhadap isu
Mendefinisikan protokol dimana dan kapan negosiasi akan dilakukan,
siapa yang akan
hadir, dan agenda apa yang akan dibahas, dan sebagainnya.
1. Mendefinisikan Isu-Isu
Langkah ini sendiri umumnya diawali dengan analis terhadap hal yang
akan dibahas dalam negosiasi. Oleh karena itu, pembelian sebuah perusahaan oleh
perusahaan lain dapat melibatkan sekian banyak pertanyaan, seperti harga;
perpindahaan; persediaan; eksekutif dan pegawai yang akan dipertahankan,
dipindahkan, atau diberhentikan lokasi kantor pusat baru dan lain-lain.
3. Mendefinisikan Kepentingan
4. Mengetahui Batasan
Titik resistensi adalah moment ketika kita memutuskan bahwa kita benar-
benar harus menghentikan negosiasi dan bukan melanjutkan karena segala
penyelesaian di luar titik ini sedikit pun tidak dapat diterima. Titik resistensi yang
jelas membantu kita agara tidak menyepakati penawaran yang akan kita sesali
karena kita tidak bertindak cerdas.
5. Mengetahui Alternatif
Di sisi lain, alternatif adalam argumen lain yang dapat di capai oleh
negosiator dan tetap dapat memenuhi kebutuhan. Alternatif sangan penting baik
dalam proses distributif maupun integratif karena menentukan apakah hasil yang
diperoleh lebih baik dari kemungkinan lain.
5) Target harus bersifat spesifik, sulit namun dapat di capai, dan dapat
diverivikasi.
6) Menetapkan target mengharuskan untuk berfikir positif tentang tujuan kita
sendiri.
7) Menetapkan target mengharuskan kita untuk mempertingbangkan cara
mengemas sejumlah isu dan tujuan
8) Menetapkan target memerlukan pemahaman akan dilema dan pemberian.
1. Siapa saja, atau siapa seharusnya, yang menjadi bagian tim kita
dilapangan?
2. Siapa yang menjadi bagian dari tim lain di lapangan?
3. Siapa yang berada di luar garis lapangan dan dapat mempengaruhi
jalannya pertandingan?
4. Siapa yang megawasi?
5. Apa yang berlangsung di lingkungan lebih luas dari tempat
berlangsungnya negosiasi?
Informasi apa yang diperlukan oleh satu pihak tentang pihak lain untuk
melakukan persiapan secara efektif sejumlah informasi latar belakang utama akan
sangan penting termasuk:
Persepsi
Distorsi Persepsi
Pembingkaian
Pembingkaian adalah konsep yang populer diantara para ahli sosial yang
mempelajari proses kognitif, pembuatan keputusan, persuasi, dan komunikasi.
Kepentingan dari pembingkaian pokok-pokok fakta bahwa dua orang atau lebih
yang terkibat dalam situasi yang sama atau dalam masalah yang kompleks sering
melihatnya atau mengartikannya dalam ciri yang berbeda.
Jenis-Jenis Bingkai
Ringkasan Bagian
a. Bingkai – bingkai membutuk apa yang didefinisikan oleh pihak-pihak
sebagai isu kunci dan bagaimana mereka membicarakannya.
b. Kedua pihak memiliki bingkai
c. Bingkai – bingkai tertentu kemungkinan besar akan mengarahkan pada
proses dan hasil tertentu dibandingkan yang lainnya.
Bias Kognitif dalam Negosiasi
Negosiator juga harus peduli dengan potensi bias yang disebabkan oleh
ketersediaan informasi atau semuda apa informasi didapatkan yaitu bagaimana
dengan mudahnya informasi dapat diganti atau keputusan ketersediaan informasi
juga memengaruhi negosiasi melalui penggunaan pola pencairan yang ditetapkan.
Jika negosiator memiliki cara favorit dalam mengumpulkan informasi ata mencari
sigyal kunci, mereka akan menggunakan pola-pola ini secara berulang dan
mungkin menilai terlalu tinggi informasi yang datang dari mereka.
6. Kutukan Pemenang
Peranan suasana hati dan emosi dalam negosiasi telah menjadi subjek
dalam bagan teori dan penelitian yang meningkat selama dekade terakhir, dan
terdapat beberapa tinjauan yang membantu dalam literatur ini. Seperti kebanyakan
area studi muncul terdapat banyak perkembangan baru dan menarik dalam studi
suasana hati, emosi, dan negosiasi, dan kita hanya dapat menampilkan tinjauan
terbatas disini.
Efek Emosi Positif dan Negatif dalam Negosiasi, Merupakan suatu hal
yang mungkin untuk emosi positif untuk menghasilkan hasil yang negatif
dan perasaan negtif untuk memperoleh hasil yang menguntunkan, seperti
yang akan kita jelaskan berikut:
1. Perasaan positif dapat membawa konsekuensi negative. Kalau saja
semua pihak hanya beranggapan negatif makan dari itu hasilnya
juga akan berdampak negatif.
2. Perasaan negatif akan dapat menciptakan hasil yang positif. Karena
setiap hasil dapat diubah dengan cara mengambil keputusannya
dengan tepat makan dapat menciptakan hasil yang positif.
KOMUNIKASI
Salah satu pertanyaan mendasar yang telah diuji oleh peneliti komunikasi
dan negosiasi adalah apa yang dikomunikasikan selama negosiasi? Penelitian ini
telah mengambil beberapa bentuk berbeda, namun pada umumnya melibatkan
perekaman suara atau video role-play mengenai negosiasi dan menganalisis pola-
pola komunikasi yang muncul. Dibahasan selanjutnya, akan didiskusikan lima
katagori komunikasi yang berbeda yang terjadi selama negosiasi dan kemudian
mempertimbangkannya apakah lebih banyak komunikasi akan selalu lebih baik
dari pada kurangnya komunikasi.
1. Tawaran, Tawaran Baik, dan Motif
4. Akun Sosial
Tipe lain dari komunikasi yang terjadi dri selama negosiasi terdiri atas
akun sosial yang digunakan negosiator untuk menjelaskan sesutu kepada pihak
lain (Bies dan Shapiro,1987, Shapiro 1991). Sitkin dan Bies menyatakan bahwa
negosiator yang menggunakan beberapa penjelasan cenderung mendapatkan hasil
yang lebih baik dan bahwa efek negatif dari hasil yang buruk dapat diatasi dengan
mengomunikasikan penjelasan bagi mereka.
Tema utama dari banyak panduan untuk negosiasi termasuk didalam buku
ini, adalah bahwa negosiator yang efektif mampu menyesuaikan strategi mereka
dan mengacu ke situasi penawaran tertentu. Analisis ini juga menunjukan bahwa
negosiator hanya bereaksi terhadap sebagaian kecil isyarat yang ada
dikomunikasikan oleh mitra mereka dan hanya menggunakan sebagai kecil respon
yang mungkin ada. Tampaknya bahwa ketika tiba saatnya untuk membuat pilihan
mengenai komunikasi banyak negosiator memilih untuk tetap menerapkan pilihan
yang sudah biasa dibandingkan mencoba berimprovasi.
Karakteristik Bahasa
Dalam negosiasi, bahasa beroperasi dalam dua level, level logikal (untuk
proposal atau penawaran) dan level pragmatis (semantik, sintaksis, dan gaya).
Makna yang disampaikan oleh proposisi atau pernyataan merupakan kombinasi
ntara sebuah pesan logikal yang ada di permukaan dan beberapa pesan prgmatis
(misalny, diisyaratkan atau disampulkan). Simon (1993) meneliti pola linguistik
komunikasi dalam negosiasi dua dari penemuan revelan dengan hal ini :
Penggunaan Pertanyaan
Mendengarkan
1. Mendengarkan pasif
2. Pengakuan
3. Mendengarkan aktif
Pembalikan Peran
Meskipun beberapa jebakan ini mungkin muncul di tahapan awal negosiasi ketika
kedua pihak buru-buru mengakhiri dan mempererat perjanjian.
Mencapai Penutup
Menggali kekuatan bernegosiasi biasanya muncul dari satu atau dua persepsi :
Pengertian kekuatan
Sentralitas
Kritikaslitas dab relevansi
Fleksibilitas
Visibiltas
Keanggotaan dalam koalisi
Cara –cara yang dapat dilakukan pihak yang berkekuatan rendah dalam
menghadapi pemain besar dalam perjanjian bisnis dan kemitraan. Berikut ini
adalah beberapa saran tersebut :
PENGARUH
Isi Pesan
Pesan satu sisi dan dua sisi, secara umum pesan dua sisi dipandang lebih efektif
dibandingakan pasan satu sisi (Jackson dan Allen, 1987). Lebih spesifiknya pesan
dua sisi tampak lebih efektif : ketika pihak lain memiliki latar pendidikan yang
baik, ketika pihak lain awalnya tidak setuju dengan posisi tersebut, ketika pihak
lain akan berhadap dengan orang-orang yang akan menentang pandangan yang
berbeda dengan posisi yang didukung.
Repetisi, kita hanya perlu memikirkan serbuan iklan televisi dan radio untuk
mengetahui kekuatan repetisi dalam menyampaikan pesan. Repetisi mendorong
pemrosesan rute sentral, meningkatkan kemungkinan bahwa target akan menelaah
pesan tersebut.
Kredibilitas sumber
1. Kualifikasi dan keahlian
2. Reputasi untuk Kepercayaan dan Intergritas
3. Persentasi Diri
4. Kesan Pertama
5. Perbedaan Status
6. Niat untuk Mempengaruhi
7. Kolega
8. Ketekunan dan keuletan
1. Resiprositas
2. Komitmen
3. Bukti Sosial
4. Penggunaan Penghargaan dan Hukuman
Apakah yang Kami Maksud dengan "Etika" dan Mengapa Etika Penting
dalam Negosiasi ?
Definisi Etika :
Etika secara luas adalah untuk menentukan apa yang benar dan apa yang
salah dalam situasi tertentu atau proses untuk menetapkan standar-standar
tersebut
Berikut adalah 4 standar evaluasi strategi dan taktik dalam bisnis serta
negosiasi (Green, 1994; Hosmer,2003) :
1. End-result ethics
2. Duty ethics
4. Personalistic ethics
1. Motif Kekuatan
Keefektifan
Rangkaian akibat yang kedua dapat datang dalam penilaian dan evaluasi dari
orang yang menjadi “target” taktik yang digunakan, dari konsisten, dan dari
audiens yang mengamati penggunaan taktik negosiator. Pada kesimpulannya,
walaupun penggunaan taktik yang tidak etis mungkin membuat keberhasilan
jangka pendek bagi negosiator, hal tersebut juga membuat lawan dalam negosiasi
tidak mempercayainya, bahkan lebih buruk, yaitu membalasnya.
Reaksi Pribadi
Ketika negosiator telah menggunakan teknik yang ambigun secara etika yang
mungkin mendapatkan reaksi yang sudah dijelaskan sebelumnya, negosiator harus
menyiapkan pembelaan penggunaan taktik tersebut pada dirinya sendiri. Terdapat
peningkatan riset terhadap mereka yang menggunakan taktik tidak beretika dan
penjelasan serta justifikasi yang mereka gunakan untuk membenarkannya .
Faktor Demografis
Perbedaan Kepribadian
Bentuk-bentuk Hubungan
a. Reputasi
b. Kepercayaan
Satu perbedaan penting kedua yang muncul dalam literatur adalah perbedaan
antara kepercayaan dan ketidakpercayaan (Lewicki, McAllister, dan Bies, 1998).
Menggabungkan dua tipe kepercayaan dengan perbedaan antara kepercayaan dan
ketidakpercayaan ini mengarahkan kita mampu menjelaskan empat tipe
kepercayaan, yaitu :
c. Keadilan
Memperbaiki Hubungan