Oleh:
A. Latar Belakang
Penyelesaian sengketa pada dasarnya sudah ada sejak zaman dahulu mengikuti
perkembangan peradaban manusia. Manusia diciptakan oleh Yang Kuasa
dengan berbagai karakter, ras suku yang berbeda-beda, dengan perbedaan
tersebut manusia tidak terlepas dari konflik, baik dengan manusia lainnya,
alam lingkungannya, bahkan dengan dirinya sendiri. Pada dasarnya
penyelesaian sengketa/konflik dapat dilakukan dengan dua cara, yang biasa
digunakan adalah penyelesaian sengketa melalui pengadilan, kemudian
dengan perkembangan peradaban manusia berkembang pula penyelesaian
sengketa di luar pengadilan.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang mediasi sebagai
solusi dalam penyelesaian konflik.
II. ISI
A. Pengertian Mediasi
Dalam istilah mediasi secara etimologi berasal dari bahasa latin “mediare”
yang berarti berada di tengah. Hal ini menunjukkan bahwa peran yang
ditampilkan pihak ketiga sebagai mediator dalam menjalankan tugasnya
menengahi dan menyelesaikan sengketa antara para pihak.
Menurut Prof. Takdir Rahmadi, mediasi adalah suatu proses penyelesaian
sengketa antara dua pihak atau lebih melalui perundingan atau cara mufakat
dengan bantuan pihak netral yang tidak memilih kewenangan memutus. Pihak
netral tersebut disebut mediator dengan tugas memberikan bantuan prosedural
dan substansial.
C. Prinsip-Prinsip Mediasi
D. Tahapan Mediasi
1. Tahap Pendahuluan
a. Dibutuhkan suatu proses “pemahaman‟ yang cukup sebelum suatu
proses mediasi dimulai misalnya; apa yang menjadi sengketa?
b. konsultasi dengan para pihak tentang tempat dan waktu mediasi,
identitas pihak yang hadir, aturan tempat duduk, dan sebagainya.
2. Peran Mediator
a. Menerangkan urutan
b. Meyakinkan para pihak
c. Menerangkan peran mediator
d. Menegaskan bahwa para pihak yang bersengketalah yang berwenang
untuk mengambil keputusan
e. Menyusun aturan dasar dalam menjalankan mediasi
f. Memberi kesempatan mediator untuk membangun kepercayaan dan
menunjukkan kendali
g. Mengonfirmasi komitmen para pihak bersengketa
3. Presentasi Para Pihak Bersengketa
a. Setiap pihak diberi kesempatan untuk menjelaskan permasalahannya
kepada mediator
b. Tujuan dari presentasi ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada
para pihak untuk mendengar sejak dini, dan juga memberi kesempatan
setiap pihak mendengarkan permasalahan dari pihak lainnya
4. Identifikasi Hal-hal yang Sudah Disepakati
Salah satu peran penting bagi mediator adalah mengidentifikasi hal-hal
yang telah disepakati antara para pihak sebagai landasan untuk
melanjutkan proses negoisasi.
5. Mendefinisikan dan Mengurutkan Permasalahan
Mediator perlu membuat suatu “struktur” dalam pertemuan mediasi yang
meliputi masalah-masalah yang sedang diperselisihkan dan sedang
berkembang. Dikonsultasikan dengan para pihak, sehingga tersusun daftar
permasalahan menjadi suatu agenda.
7
E. Efektivitas Mediasi
Beberapa hal yang perlu dihindari dalam mediasi agar mencapai efektivitas,
yaitu: ketidaksiapan mediator, kehilangan kendali oleh mediator, kehilangan
netralitas, dan mengabaikan emosi. Apabila hal tersebut dapat dihindari maka
proses mediasi kemungkinan besar akan mencapai efektivitas yang ditandai
dengan:
1. Fairness, yakni berhubungan dengan perhatian mediator terhadap
kesetaraan, pengendalian pihak-pihak yang bertikai, serta perlindungan
kepada hak-hak individu.
8
F. Jenis-Jenis Mediasi
Jenis-Jenis mediasi secara umum, mediasi terdiri atas dua jenis yakni mediasi
dalam sistem peradilan dan mediasi di luar pengadilan. Adapun jenis-jenis
mediasi lebih lengkapnya sbb :
1. Mediasi dalam Sistem Peradilan
Pasal 130 HIR menjelaskan bahwa mediasi dalam sistem peradilan itu
menghasilkan produk berupa akta persetujuan damai atau akta perdamaian
secara tertulis. Dalam PERMA No. 1 Tahun 2008 disebutkan bahwa: jika
mediasi menghasilkan kesepakatan, para pihak dengan bantuan mediator
wajib merumuskan secara tertulis kesepakatan yang dicapai dan
ditandatangani oleh para pihak. Kesepakatan tersebut wajib memuat
klausul-klausul pencabutan perkara atau pernyataan perkara telah selesai
(Pasal 17 ayat (1) dan (6)).
2. Mediasi di Luar Pengadilan
Mediasi ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mediasi ini
merupakan bagian dari adat istiadat atau budaya daerah tertentu dengan
penyebutan dan tata cara pelaksanaan yang berbeda sesuai budaya dan
perilaku masyarakat. Hingga saat ini cenderung masyarakat memilih
demikian
3. Mediasi-Arbitrase
Mediasi-arbitrase adalah bentuk alternatif penyelesaian sengketa sebagai
kombinasi mediasi dengan arbitrase. Pada jenis ini, mediator diberi
9
Tanah sebagai sumber daya alam yang sangat berguna bagi kelangsungan
hidup manusia jumlahnya tidak bertambah atau tetap namun
penggunaannya yang bertambah dan membuat nilai harga tanah juga ikut
naik sehingga seringkali menimbulkan konflik. Oleh karena itu
diperlukan penyelesaian secara tuntas salah satunya melalui mediasi yang
putusannya tidak ada pihak yang kalah ataupun menang atau biasa
disebut penyelesaian secara win – win solution sehingga tercipta keadilan
diantara para pihak. Kasus yang terjadi, yaitu jual beli tanah melalui
perantara notaris. Tanah yang sudah dilakukan jual beli yang difasilitatori
oleh notaris dibalik nama di Kantor Pertanahan. Data perubahan balik
nama tersebut ternyata tidak dialporkan ke Desa sehingga Desa tidak
mengetahui tentang adanya perubahan data, sehingga menimbulkan
masalah didalam Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dimana pemilik tanah
yang lama masih dikenai PBB
Penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten
Sukoharjo adalah penyelesaian sengketa secara non litigasi. Penyelesaian
sengketa secara non litigasi adalah penyelesaian sengketa diluar
10
Adapun kesimpulan dari hasil pembahasan makalah ini bahwa, mediasi adalah
penyelesaian sengketa/konflik yang dilakukan melalui perundingan atau mufakat
antara pihak-pihak yang bersengkata dengan bantuan pihak ketiga (mediator)
yang bersifat netral. Pemilihan mediasi sebagai solusi penyelesaian konflik dilatar
belakangi pertimbangan adanya berbagai macam keuntungan yaitu proses mediasi
relatif lebih mudah, para pihak yang bersengketa mempunyai kecenderungan
untuk menerima kesepakatan, para pihak yang bersengketa cenderung akan
melaksanakan hasil kesepakatan dengan baik, putusan mediasi juga dapat
digunakan sebagai dasar perundingan-perundingan ataupun negosiasi jika suatu
saat dibutuhkan bila timbul sengketa yang lain, dan terbukanya kesempatan untuk
menelaah lebih dalam masalah-masalah yang merupakan dasar dari suatu sengketa
dengan informasi dan data-data. Prinsip mediasi meliputi kerahasiaan
(confidentiality), sukarela (volunteer), pemberdayaan (empowerment), netralitas
(neutrality), solusi yang unik (a unique solution). Tahapan mediasi, diantaranya:
tahap pendahuluan , peran mediator, identifikasi hal-hal yang sudah disepakati,
mendefinisikan dan mengurutkan permasalahan, negosiasi dan pembuatan
keputusan, pertemuan terpisah, pembuatan keputusan akhir, mencatat keputusan,
dan penutup.
IV. DAFTAR PUSTAKA