Anda di halaman 1dari 12

Hukum Kesehatan

Oleh:
Dr. Istiana Heriani,S.H,.M.H
Penyelesaian Sengketa
Medis
Dalam penyelesaian sengketa medis ada tiga cara yang bisa dilakukan yaitu sebagai
berikut:
A. Kekeluargaan
B. Kelembagaan
C. Litigasi
Kekeluargaan
(Mediasi dan Nonmediasi)
• Mediasi dan nonmediasi
1. Nonmediasi penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa
tanpa harus mendatangkan pihak ketiga sebagai mediator (juru Runding),
2. Mediasi adalah penyelesaian yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa
dengan mendatangkan juru runding (mediator)

• Prinsip penyelesaian nonmediasi atau kekeluargaan, para pihak yang bersengketa


bermusyawarah bersama.
• Apakah musyawarah ini mempunyai kekuatan hukum?
• Hasil musyawarah dikuatkan dengan bukti yang konkret seperti?
• Prinsip penyelesaian sengketa yang cepat, tepat, biaya ringan, dan tidak ada risiko
hanya bisa diwujudkan dengan penyelesaian sengketa kekeluargaan.

• Penyelesaian melalui pengadilan untuk mencapai prinsip, cepat, tepat, biaya ringan
kemungkinan sulit untuk ditemukan.

• Penyelesaian dengan mediasi apabila para pihak yang bersengketa kesulitan untuk
mencari titik temu, mungkin terhalang perbedaan, suku, budaya, pendidikan, status
sosial, timbul perasaan tidak nyaman, maka bisa didatangkan pihak ketiga yaitu
seorang juru runding (mediator). Juru Runding ada perorangan dan kelembagaan.

• Mediator harus mempunyai sifat jujur, adil, menguasai masalah yang disengketakan,
dan bijaksana dalam memberikan saran dan keputusan
• Menurut Mudakir Iskandarsyah dalam bukunya, penyelesaian sengketa di luar
pengadilan melalui arbitrase, disebutkan: “penyelesaian dengan mediasi ini merupakan
penyelesaian sengketa dengan melibatkan pihak ketiga, yang bertujuan untuk
menjembatani dalam bermusyawarah dengan para pihak yang mengambil keputusan,
tetapi sebagai penyumbang saran dalam mengambil keputusan. Pihak yang
bersengketa dalam memilih mediator mempunyai kebebasan, bisa berasal dari unsur
negara, organisasi, baik nasional, internasional maupun individu”.

• Proses mediasi telah disepakati semua pihak atas musyawarah mufakat dan menjadi
suatu keputusan bersama, harus dibuatkan berita acara mediasi yang ditandatangani
para pihak yang bersengketa dan mediator.
Kelembagaan
• Penyelesaian kasus malapraktik dapat menggunakan sarana kelembagaan atau
termasuk penyelesaian sengketa dengan non litigasi.

• Penyelesaian secara kelembagaan juga bisa melalui kelembagaan profesi maupun


kelembagaan non profesi.

• Win-Win solution atau saling mengenakan merupakan cara yang paling mudah, murah,
cepat, dan biaya ringan tentu menggunakan cara konsiliasi yang menjadi tujuan utama.
Prinsipnya selamat semuanya saling menyetujui tanpa adanya tekanan dari pihak
manapun.

• Kelembagaan dilihat dari aspek hukum pada prinsipnya ada yang dinamakan
kelembagaan publik dan kelembagaan yang bersifat privat. Kedua jenis kelembagaan
itu dapat digunakan untuk menyelesaikan sengketa medis.
Litigasi
• Dari aspek Filosofis semua permasalahan atau pelanggaran hukum harus diselesaikan
agar tercipta perdamaian dan kesejahteraan dalam kehidupan bermasyarakat.
sedangkan jalur penyelesaian pelanggaran hukum dapat diselesaikan melalui dua cara
yakni:
1. Litigasi (jalur pengadilan)
2. Non litigasi (di luar pengadilan)

• Pelanggaran hukum yang bersifat publik harus melalui litigasi dan sebaliknya untuk
pelanggaran hukum yang bersifat privat dan pidana aduan dapat menempuh dua jalur
yakni litigasi dan non litigasi.

• Arti dari pidana aduan adalah pidana yang akan di proses secara yuridis apabila adanya
pihak yang mengadu seperti penghinaan dan malapraktik medis
Unsur-unsur Esensial
mediasi yaitu
1. Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa melalui perundingan berdasarkan
pendekatan mufakat atau Konsensus para pihak
2. Para pihak meminta bantuan pihak lain yang bersifat tidak memihak yaitu mediator
3. Mediator tidak memiliki kewenangan memutus, tetapi hanya membantu pada pihak
yang bersengketa dalam mencari penyelesaian yang dapat diterima para pihak
Beberapa alasan penting memilih mediasi
dari pada jalan penyelesaian sengketa
medis seperti melalui penegakan hukum
sampai pada pengadilan (litigasi) antara lain:
1. Mediasi sebagai jalan untuk menyelesaikan perbedaan maupun pengertian serta
tuntutan yang dipersoalkan oleh para pihak, dengan alasan bahwa mediasi
membutuhkan waktu jauh lebih sedikit daripada melalui jalur secara hukum yang
umum
2. Proses mediasi bersifat rahasia artinya bahwa pasien dan keluarganya serta tenaga
kesehatan dijaga kerahasiaan nya, apapun yang terjadi dalam proses mediasi tetap
rahasia
3. Dalam sengketa medik mediasi menawarkan beberapa kemungkinan dan fleksibelitas
untuk menyelesaikan sengketa Dan sebagai kontrol para pihak untuk menyelesaikan
lebih baik
4. Merupakan usaha yang dilakukan atas usaha bersama baru pihak
Tahap Mediasi
(Tahap pelaksanaan mediasi)
1. Pengantar dari mediator
2. Pernyataan masalah dari para pihak
3. Pengumpulan informasi
4. Identifikasi masalah
5. Pilihan perundingan dan hasil
6. Mencapai kesepakatan
Tugas dan peran
mediator
Tugas mediator bersifat fasilitatif sesuai dengan pasal 15 peraturan mahkamah Agung
nomor 1 tahun 2008 yaitu:
a. Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepada para pihak
untuk dibahas dan disepakati
b. Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung berperan dalam proses
mediasi
c. Apabila dianggap perlu mediator dapat melakukan kaukus
d. Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali kepentingan
mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi para pihak
Peran mediator adalah:
1) Berperan aktif dalam menjembatani sejumlah pertemuan antar pihak
2) Mendesain pertemuan, memimpin pertemuan dan mengendalikan pertemuan,
menjaga keseimbangan proses mediasi dan menuntut para pihak mencapai suatu
kesepakatan ini adalah peran utama mediator yang harus dimainkan
3) Menjadi katalisator yang mendorong lahirnya diskusi diskusi konstruktif
4) Membantu para pihak dan pertukaran informasi dan proses tawar menawar dalam
rangka memperoleh sejumlah kesepakatan
5) Membangun interaksi dan komunikasi positif
6) Dapat membangun komunikasi dan interaksi secara terpisah dengan pihak pihak
(kaukus)

Anda mungkin juga menyukai