KAJIAN PUSTAKA
A. Mediasi
1. Pengertian mediasi
Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk
memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Mediasi
berasal dari bahasa Inggris yang berarti menyelesaikan sengketa dengan
menengahi. Mediasi merupakan proses negosiasi pemecahan masalah, dimana
pihak luar yang tidak memihak (impartial) bekerjasama dengan pihak yang
bersengketa untuk mencari kesepakatan bersama. Mediator tidak berwenang untuk
memutus sengketa, tetapi hanya membantu para pihak untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dikuasakan kepadanya. Terdapat beberapa pengertian
mediasi dalam berbagai versi sebagai berikut:
a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘mediasi’ diberi arti sebagai
proses pengikut sertaan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu
perselisihan.
b. Christopher W. Moore mengemukakan bahwa mediasi adalah intervensi
terhadap suatu sengketa atau negosiasi oleh pihak ketiga yang dapat
diterima, tidak berpihak dan netral yang tidak mempunyai kewenangan
untuk mengambil keputusan dalam membantu para pihak yang berselisih
dalam upaya mencapai kesepakatan secara sukarela dalam penyelesaian
permasalahan yang disengketakan.
c. Menurut Syahrizal Abbas penjelasan mediasi dari sisi kebahasaan lebih
menekankan pada keberadaan pihak ketiga yang menjembatani para pihak
bersengketa untuk menyelesaikan perselisihannya. Penjelasan ini sangat
penting guna untuk membedakan dengan bentuk-bentuk alternative
penyelesaian sengketa lainnya.
d. Dalam Peraturan Bank Indonesia/ PBI No. 8/5/PB/2006 dikatakan sebagai
proses penyelesaian sengketa yang melibatkan mediator untuk membantu
para pihak yang bersengketa guna mencapai penyelesaian dalam bentuk
kesepakatan sukarela terhadap sebagian ataupun seluruh permasalahan
yang disengketakan.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan
mediasi adalah upaya menyelesaikan sengketa para pihak dengan kesepakatan
bersama melalui mediator yang bersikap netral dan tidak membuat keputusan atau
kesimpulan bagi para pihak tetapi menunjang fasilitator untuk terlaksananya
dialog antar pihak dengan suasana keterbukaan, kejujuran, dan tukar pendapat
untuk mencapai mufakat.
2. Prinsip-Prinsip Mediasi
Dari berbagai pengertian dan kajian-kajian literatur tentang mediasi dapat
disimpulkan beberapa prinsip dari lembaga mediasi :
a. Mediasi Bersifat Sukarela Pada prinsipnya inisiatif pilihan penyelesaian
sengketa melalui mediasi tunduk pada kesepakatan para pihak. Hal ini
dapat dilihat dari sifat kekuatan mengikat dari kesepakatan hasil mediasi
didasarkan pada kekuatan kesepakatan berdasarkan pasal 1338 KUH
Perdata. Dengan demikian, pada prinsipnya pilihan mediasi tunduk pada
kehendak atau pilihan bebas para pihak yang bersengketa. Mediasi tidak
bisa dilaksanakan apabila salah satu pihak saja yang menginginkannya.
Pengertian sukarela dalam proses mediasi juga ditujukan pada kesepakatan
penyelesaian. Meskipun para pihak telah memilih mediasi sebagai cara
penyelesaian sengketa mereka, namun tidak ada kewajiban bagi mereka
untuk menghasilkan kesepakatan dalam proses mediasi tersebut.
b. Lingkup Sengketa Pada Prinsipnya Bersifat Keperdataan Jika dilihat dari
berbagai peraturan setingkat Undang-Undang yang mengatur tentang
mediasi di Indonesia dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya sengketa-
sengketa yang dapat diselesaikan melalui mediasi adalah sengketa
keperdataan.
c. Proses Sederhana Para pihak dapat menentukan cara-cara yang lebih
sederhana dibandingkan dengan proses beracara formal di Pengadilan. Jika
penyelesaian sengketa melalui litigasi dapat selesai bertahun-tahun, jika
kasus terus naik banding, kasasi, sedangkan pilihan penyelesaian sengketa
melalui mediasi lebih singkat, karena tidak terdapat banding atau bentuk
lainnya. Putusan bersifat final and binding yang artinya putusan tersebut
bersifat inkracht atau mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
d. Proses Mediasi Tetap Menjaga Kerahasiaan Sengketa Para Pihak Mediasi
dilaksanakan secara tertutup sehingga tidak setiap orang dapat menghadiri
sessi-sessi perundingan mediasi. Hal ini berbeda dengan badan peradilan
dimana sidang umumnya dibuka untuk umum. Sifat kerahasiaan dari
proses mediasi merupakan daya tarik tersendiri, karena para pihak yang
bersengketa pada dasarnya tidak suka jika persoalan yang mereka hadapi
dipublikasikan kepada umum.
e. Mediator Bersifat Menengahi Dalam sebuah proses mediasi, mediator
menjalankan peran untuk menengahi para pihak yang bersengketa. Peran
ini diwujudkan melalui tugas mediator yang secara aktif membantu para
pihak dalam memberikan pemahaman yang benar tentang sengketa yang
mereka hadapi dan memberikan alternatif solusi yang terbaik bagi
penyelesaian sengketa tersebut.
3. Tujuan mediasi
Tujuan mediasi adalah untuk mencapai atau menghasilkan kesepakatan yang
dapat diterima pihak-pihak yang bersengketa dengan tujuan:
a. Menghasilkan suatu rencana kesepakatan kedepan yang dapat diterima dan
dijalankan oleh para pihak yang bersengketa
b. Mempersiapkan para pihak yang bersengketa untuk menerima konsekuensi
dari keputusan-keputusan yang mereka buat.
c. Mengurangi kekhawatiran dan dampak negatif lainnya dari suatu konflik
dengan cara membantu para pihak yang bersengketa untuk mencapai
penyelesaian secara konsensus.
4. Kelebihan mediasi
Pertama, penyelengaraan proses mediasi tidak diatur secara rinci dalam
peraturan perundang-undangan sehingga para pihak memiliki keluwesan dan tidak
terperangkap dalam bentuk-bentuk formalisme, seperti halnya dalam proses
litigasi. Para pihak dapat dengan segera membahas masalah-masalah substansial,
dan tidak terperangkap dalam membahas atau memperdebatkan hal-hal teknis
hukum. Kedua, pada umumnya mediasi diselenggarakan secara tertutup atau
rahasia, hanya para pihak dan mediator yang menghadiri proses mediasi. Ketiga,
dalam proses mediasi, pihak prinsipal dapat secara langsung berperan serta dalam
melakukan perundingan dan tawar menawar untuk mencari penyelesaian masalah
tanpa harus diwakili oleh kuasa hukum masing-masing, karena prosedur mediasi
amat luwes dan para pihak yang tidak memiliki latar belakang pendidikan hukum
atau advokat dapat berperan serta dalam proses mediasi. Keempat, para pihak
melalui mediasi dapat membahas berbagai aspek atau sisi dari perselisihan
mereka, tidak hanya aspek hukum, tetapi juga aspek-aspek lainnya. Dalam proses
mediasi, aspek pembuktian dapat saja dikesampingkan demi kepentingan lain,
misalnya demi terpeliharanya hubungan baik. Kelima, sesuai dengan sifatnya
yang konsensual atau mufakat dan kolaboratif, mediasi dapat menghasilkan
penyelesaian menang-menang bagi para pihak (win-win solution).
5. Kelemahan mediasi
Pertama, mediasi hanya dapat diselenggarakan secara efektif jika para pihak
memiliki kemauan atau keinginan untuk menyelesaiakan sengketa secara
konsensus. Kedua, pihak yang tidak beriktikad baik dapat memanfaatkan proses
mediasi sebagai taktik untuk mengulur-ulur waktu penyelesaian sengketa,
misalnya dengan tidak mematuhi jadwal sesi-sesi mediasi atau berunding sekadar
untuk memperoleh informasi tentang kelemahan lawan. Ketiga, beberapa kasus
mungkin tidak dapat di mediasi, terutama kasus-kasus yang berkaitan dengan
ideologis dan nilai-nilai dasar yang tidak menyediakan ruang bagi para pihak
untuk melakukan kompromikompromi. Keempat, mediasi dipandang tidak tepat
digunakan jika masalah pokok dalam sebuah sengketa adalah soal penentuan hak
(rights) karena sengketa soal hak haruslah diputus oleh hakim, sedangkan mediasi
lebih tepat untuk menyelesaikan sengketa terkait dengan kepentingan. Kelima,
secara normatif mediasi hanya dapat ditempuh atau digunakan dalam lapangan
hukum privat tidak dalam lapangan hukum pidana.
B. Penggunaan Internet
1. Pengertian internet
Internet (Inter-Network) adalah sebutan untuk sekumpulan jaringan komputer
yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi,
maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomnunikasi
dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh
dunia. Adapun Layanan internet yang tersedia saat ini seperti komunikasi
langsung (email, chat), diskusi (Usenet News, email, milis), sumber daya
informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher), remote login dan lalu
lintas file (Telnet, FTP), dan aneka layanan lainnya. Jaringan yang membentuk
internet bekerja berdasarkan suatu set protokol standar yang digunakan untuk
menghubungkan jaringan komputer dan mengalamati lalu lintas dalam jaringan.
Protokol ini mengatur format data yang diijinkan, penanganan kesalahan (error
handling), lalu lintas pesan, dan standar komunikasi lainnya. Protokol standar
pada internet dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet
Protocol). Protokol ini memiliki kemampuan untuk bekerja diatas segala jenis
komputer, tanpa terpengaruh oleh perbedaan perangkat keras maupun sistem
operasi yang digunakan. Sebuah sistem komputer yang terhubung secara
langsung ke jaringan memiliki nama domain dan alamat IP (Internet Protocol)
dalam bentuk numerik dengan format tertentu sebagai pengenal. Internet juga
memiliki gateway ke jaringan dan layanan yang berbasis protokol lainnya.
C. Manajemen Waktu
1. Pengertian Manajemen Waktu
a. Pengertian Manajemen
Dalam bahasa Inggris, management beasal dari kata to manage
yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola.
Menurut Mary Parker Follet, sebagaimana dikutip oleh Erni,
manajemen diartikan sebagai seni dalam menyelesaikan sesuatu
melalui orang lain. Erni juga mengutip pendapat dari Nickels, McHugh
and McHugh. Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-
orang serta sumber daya organisasi lainnya. Manajemen juga
merupakan sebuah pengambilan keputusan. Manajer harus menentukan
tujuan yang akan dicapai, menentukan pihak, waktu, dan cara
melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
b. Pengertian Waktu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu adalah seluruh
rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau
berlangsung. Soeharso, sebagaimana dikutip oleh Sofyani,
mengemukakan bahwa waktu manusia sehari-hari dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: waktu bekerja, waktu memelihara
diri dan waktu luang.
c. Pengertian Manajemen Waktu
Sebagaimana dikutip oleh Bahrur, Edwin mendefinisikan
manajemen waktu sebagai suatu ilmu dan seni yang mengatur
pemanfaatan waktu secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu melalui unsurunsur yang ada didalamnya. Hal ini
sejalan dengan pendapat Lakein, ia mengatakan bahwa manajemen
waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan produktivitas waktu. Waktu merupakan salah satu sumber
daya yang harus dikelola secara efektif dan efisien untuk menunjang
aktivitas.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu
adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
terhadap waktu agar penggunaan waktu menjadi efisien dan efektif.