Anda di halaman 1dari 3

Musyawarah Mufakat

1. Pengertian
Musyawarah berasal dari bahasa Arab yaitu syawara yang berarti berunding, urun
rembuk, atau mengajukan sesuatu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), musyawarah adalah pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan atas
penyelesaian masalah. Mufakat artinya kesepakatan untuk melaksanakan hasil musyawarah.

2. Nilai-Nilai Musyawarah Mufakat


Berikut nilai-nilai musyawarah mufakat dalam pengambilan keputusan bersama, yaitu:
 Kebersamaan
Pengambilan keputusan harus dilakukan secara bersama-sama duduk dalam suatu
tempat dengan tujuan yang sama demi kebaikan bersama. Walaupun setiap
peserta rapat berasal dari latar belakang yang berbeda namun harus tetap
mendahulukan kepentingan umum dan mengesampingkan kepentingan pribadi.
 Kebebasan
Mengemukakan pendapat bebas artinya tidak mendapat paksaan dari orang lain,
semua peserta rapat boleh mengutarakan pendapatnya. Pendapat yang diberikan
harus logis dan masuk di akal, tidak menimbulkan perpecahan, sesuai dengan
norma, dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
 Menghargai Pendapat Orang Lain
Setiap peserta rapat haruslah mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain
tanpa menyela orang yang sedang mengemukakan pendapat. Bila tidak setuju
dengan pendapat yang dikemukakan peserta lain, boleh menanggapinya tetapi
dengan cara yang sopan agar tidak menimbulkan permasalahan
 Jiwa besar serta lapang dada
Melaksanakan hasil keputusan dengan rasa penuh tanggung jawab. Artinya
seluruh peserta rapat diberi hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya.
Mereka diberikan kebebasan untuk mengungkapkan ide atau gagasan.
3. Ciri-ciri dan prinsip musyawarah mufakat
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
ciri-ciri musyawarah untuk mufakat antara lain sebagai berikut:
 Sesuai dengan kepentingan bersama.
 Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan tidak memberatkan.
 Dalam musyawarah, pertimbangan moral lebih diutamakan dan bersumber dari
hati nurani yang jujur.
 Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani.
Dalam pelaksanaan musyawarah untuk mencapai mufakat kita harus berpedoman
pada prinsip-prinsip dan aturan musyawarah, yaitu:
 Musyawarah dilandasi dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur.
 Musyawarah dilandasi semangat kegotongroyongan dan kekeluargaan.
 Mengutamakan kepentingan umum.
 Menghargai pendapat orang lain. Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Melaksanakan keputusan bersama dengan dilandasi iktikad baik dan penuh rasa
tanggung jawab.

4. Tata cara musyawarah mufakat


Tata cara dan persyaratan musyawarah antara lain sebagai berikut :
 Peserta musyawarah harus hadir sebelum musyawarah dimulai.
 Musyawarah dimulai jika peserta musyawarah telah mencapai kuorum. Kuorum
adalah penetapan jumlah minimum anggota yang harus hadir pada saat
musyawarah.
 Ada susunan kepanitiaan yang minimal terdiri dari: ketua, notulis, dan peserta
musyawarah.
 Setiap peserta musyawarah berhak menyampaikan pendapat. Setiap peserta
musyawarah harus menghargai pendapat orang lain.
 Pendapat yang disampaikan harus dapat diterima akal sehat, tidak untuk
kepentingan pribadi atau golongan, tidak menimbulkan perpecahan, sesuai dengan
norma, dan tidak menyinggung perasaan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai