Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menghadapi segala permasalahan dalam kehidupan, tentunya
diperlukan suatu pengambilan keputusan secara bijak yang dapat
dipertanggungjawabkan. Misalnya, pengambilan keputusan oleh suatu organisasi atau
lembaga, harus mempertimbangkan segala aspek yang dirasa menguntungkan dan
tidak memberatkan pihak lain sehingga semua pihak dapat melaksanakan keputusan
tersebut dengan penuh tanggung jawab.
Akan tetapi, terkadang dalam memutuskan suatu hal masih saja terdapat rasa
emosional, rasa mementingkan keperntingan pribadi, dan ingin menang sendiri. Hal
ini akan berdampak buruk pada kegiatan yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat keputusan bersama?
2. Apa saja cara dalam mengambil keputusan bersama?
3. Apa saja bentuk-bentuk dalam keputusan besama?
4. Bagaimana menerima dan mematuhi keputusan bersama?
5. Bagaimana melaksanakan keputusan bersama?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat keputusan bersama
2. Untuk mengetahui cara mengambil keputusan bersama
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dalam keputusan bersama
4. Untuk mengetahui menerima dan mematuhi keputusan bersama
5. Untuk mengetahui cara melaksanakan keputusan bersama

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Keputusan Bersama


Keputusan adalah segala keputusan yang telah ditetapkan atau disetujui. Terdapat 2
macam keputusan, yaitu keputusan pribadi (individu) dan keputusan bersama.
Keputusan pribadi (individu) adalah keputusan yang dibuat sendiri dan untuk
kepentingan pribadi. Keputusan dalam kegiatan setelah bangun tidur, dan keputusan
ketika belajar. Sedangkan keputusan bersama merupakan suatu ketetapan yang
dilakukan oleh sekelompok orang atas suatu hal atau permasalahan. Keputusan
bersama terbagi atas 2 bagian yaitu : (1) keputusan tertulis yang merupakan keputusan
didasari atas kesepakatan bersama dan dituangkan dalam dokumen tertulis. Contohnya
UUD 1945; Ketetapan MPR; Peraturan Presiden; dan lain-lain. (2) keputusan tidak
tertulis yang merupakan keputusan yang diucapkan secara lisan (Maulana dan
Nashran, 2018: 5-6). Keputusan bersama biasanya/sering dilakukan pada saat
musyawarah yang didalamnya terdiri dari musyawarah mufakat, voting dan aklamasi.1

B. Cara Dalam Mengambil Keputusan Bersama


Pengambilan keputusan bersama dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
sebagai berikut :
1. Musyawarah untuk mufakat
Suatu keputusan bersama dapat dihasilkan melalui musyawarah. Musyawarah
berasal dari Bahasa Arab yaitu ‘syawara’ yang berarti berunding dan mengajukan
sesuatu. Jadi yang dimaksud musyawarah adalah pembahasan bersama dengan
maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah. Dalam sebuah
musyawarah semua anggotanya berhak menyampaikan pendapat. Setiap anggota
pasti memiliki pendapat yang berbeda-beda. Pendapat-pendapat tersebut kemudian
ditampung dan dibicarakan bersama. Masing-masing pendapat akan
dipertimbangkan kelemahan dan kelebihannya. Perbedaan pendapat dalam
musyawarah tidak boleh membuat perpecahan diantara para anggotanya.
Apabila semua anggota musyawarah telah menerima sebuah pendapat atau
telah menyetujui sebuah pendapat, maka dinyatakan telah mencapai kata mufakat.

1
Maulana Arafat, Pembelajaran ppkn di SD/MI Kelas Rendah, (Bandung: Manggu Makmur
Tanjung Lestari, 2019), hlm. 83

2
Mufakat adalah persetujuan bulat. Keputusan yang diambil secara musyawarah
mufakat dapat memuaskan semua pihak. Selain itu tidak akan menimbulkan
persoalan, karena semua anggota telah menyetujui secara bulat.
Dalam melaksanakan musyawarah terdapat beberapa prinsip didalamnya,
sebagai berikut :2
a. Musyawarah dilandasi akal sehat dan pikiran jernih yang sesuai dengan hati
yang luhur
b. Musyawarah dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong royong
c. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
d. Menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendak dalam
bermusyawarah
e. Melaksanakan keputusan bersama dengan dilandasi iktiqad baik dan penuh
rasa tanggung jawab
f. Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai kata mufakat dalam
musyawarah setidaknya harus menerapkan prinsip-prinsip diatas. Namun
dalam malaksanakan musyawarah akan sulit mencapai kata mufakat apabila :
a. Peserta musyawarah hanya mementingkan diri sendiri atau golongannya
b. Peserta musyawarah tidak menggunakan akal sehat dan hati nurani yang
luhur
c. Peserta musyawarah berlaku tidak sopan dan bertutur kata tidak baik
d. Peserta musyawarah memaksakan kehendaknya
e. Peserta musyawarah tidak mau menghargai pendapat orang lain
2. Suara terbanyak (voting)
Pengambilan keputusan bersama dilakukan berdasarkan suara terbanyak apabila
tidak tercapai kata mufakat. Pengambilan keputusan dengan cara ini disebut
voting. Dengan voting, pendapat yang memperoleh suara terbanyak dari
anggotanya, maka itulah keputusan yang akan diambil.
3. Lobbying

2
Jakti, “Musyawarah Mufakat” dalam http://Musyawarah Mufakat – Bahasakita.htm, diakses
12 November 2019, pukul 20:00

3
Menurut Maschab yang dikutip di blog Universitas Narotama, lobbying adalah
segala bentuk upaya yang dilakukan oleh suatu pihak untuk menarik atau
memperoleh dukungan pihak lain. Pandangan ini mengetengahkan ada dua pihak
atau lebih yang berkepentingan atau yang terkait pada suatu obyek, tetapi
kedudukan mereka tidak sama. Dalam arti ada satu pihak yang merasa paling
berkepentingan atau paling membutuhkan, sehingga kemudian melakukan upaya
yang lebih dari yang lain untuk mencapai sasaran atau obyek yang diinginkan.
4. Aklamasi
Aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari seluruh anggota kelompok.
Pernyataan setuju ini dilakukan untuk menghasilkan keputusan bersama.
Pernyataan setuju dilakukan tanpa melalui pemungutan suara. Aklamasi terjadi
karena adanya pendapat yang dikehendaki oleh semua anggota kelompok.
Keputusan bersama yang disetujui dengan cara aklamasi ini harus dilaksanakan
oleh seluruh anggota.

C. Bentuk-bentuk keputusan bersama


Beberapa bentuk keputusan bersama, yaitu keputusan bersama dirumah, disekolah
dan dimasyarakat.
1. Bentuk keputusan bersama dirumah, misalnya :
 Menyusun aturan bersama
 Menentukan jadwal membersihkan rumah bersama
 Makan bersama
 Rekreasi bersama
2. Bentuk keputusan bersama disekolah, yaitu :
 Memilih pengurus OSIS
 Menentukan program kegiatan OSIS
 Pemilihan ketua kelas
 Menentukan tujuan karya wisata
 Menentukan waktu menjenguk kawan yang sakit
3. Bentuk keputtusan bersama dimasyarakat, yaitu :
 Menentukan hari perayaan HUT-RI
 Membangun jalan
 Menentukan jadwal menjaga keamanan

4
 Kerja bakti3

D. Menerima dan mematuhi keputusan bersama


Melaksanakan keputusan bersama bukan karena terpaksa tetapi karena untuk
menjaga kelancaran dan tujuan hidup bersama. Dalam melaksanakan keputusan
bersama , asas yang perlu diperhatikan yaitu asas kekeluargaan dan asas gotong
royong.
1. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan yaitu asas yang memandang anggota kelompok sebagai
keluarga sendiri. Semua anggota diperlakukan sama, kelompok diibaratkan sebuah
keluarga. Setiap anggota harus saling membantu dengan anggota yang lain.
2. Asas gotong-royong
Dengan gotong royong apapun akan lebih mudah dilaksanakan. Tidak ada
perbedaan antara anggota dan pengurus. Semuanya harus bergotong-royong untuk
mencapai suatu tujuan bersama.
Melaksanakan keputusan bersama secara kekeluargaan mempunyai beberapa
manfaat, antara lain :
a. Semua anggota merasa memiliki kedudukan yang sama
b. Terciptanya keadilan antar anggota
c. Setiap anggota melaksanakan keputusan bersama dilandasi rasa tanggung
jawab
d. Keputusan bersama dilaksanakan bukan karena terpaksa tetapi untuk menjaga
kelancaran kegiatan dalam hidup bersama.4

E. Melaksanakan keputusan bersama


Keputusan bersama dapat dicapai setelah masalah-masalah yang dimusyawarahkan
dapat dicapai mufakat.
1. Menerima Hasil Keputusan Bersama
Dalam musyawarah semua pihak harus mengutamakan kepentingan bersama dari
pada kepentingan pribadi dan golongan. Bila musyawarah telah mencapai
mufakat, maka hasil pemufakatan menjadi keputusan bersama. Semua pihak harus
3
http://books.google.co.id/Panduan Belajar dan Evaluasi. diakses 12 November 2019, pukul
10:22
4
http://books.google.co.id/Sekali Baca Langsung Ingat Ulangan Harian dan Semesteran SD
Kelas 5. Diakses 13 November 2019, pukul 06:00

5
menerima keputusan bersama dengan ikhlas, penuh tanggung jawab, dan lapang
dada.
Berikut ini adalah beberapa cara menerima hasil keputusan bersama, yaitu :
a. Semua pihak mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan
pribadi dan golongan
b. Semua pihak memahami dengan baik masalah yang dimusyawarahkan
c. Semua pihak menghormati dan menghargai perbedaan pendapat
d. Semua pihak harus menerima dan terbuka setiap kritik, usul, dan saran
e. Semua pihak harus menyadari bahwa keputusan yang dihasilkan adalah
keputusan yang terbaik demi kepentingan bersama
f. Semua pihak harus mampu menahan diri agar tidak memaksakan kehendak
bila pendapatnya tidak diterima

2. Melaksanakan Hasil Keputusan Bersama


Setelah semua pihak dapat menerima hasil keputusan bersama, langkah
selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut. Semua pihak harus ikhlas
dan penuh tanggung jawab melaksanakan keputusan bersama. Keputusan bersama
merupakan penyelesaian masalah dihasilkan melalui musyawarah, tukar
pikiran,tukar pendapat, serta sumbang saran untuk mencapai mufakat.
Hasil keputusan bersama mengikat semua pihak untuk mematuhinya. Hasil
keputusan bersama dilaksanakan dengan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari.
Melaksanakan keputusan dengan ikhlas berarti melaksanakan keputusan dengan
hati yang bersih dan jujur. Dalam melaksanakan hasil keputusan bersama tidak
boleh dengan rasa benci atau dendam. Karena keputusan tersebut adalah untuk
kepentingan bersama.
3. Hambatan-Hambatan dalam Memenuhi Keputusan Bersama
Seperti halnya usaha atau kegiatan lainnya, upaya mematuhi keputusan bersama
pun memiliki hambatan atau kendala. Hambatan dalam uapaya mematuhi
keputusan bersama datang dari dalam dan luar.
a. Hambatan dari dalam, yaitu hambatan yang berasal dari peserta mussyawarah
itu sendiri. Seperti : peserta musyawarah merasa ingin menang sendiri, dan
peserta musyawarah yang tidak mau menerima kritik, dan saran dari orng lain.
b. Hambatan dari luar, yaitu hambatan yang berasal dari luar kelompok
musyawarah. Seperti : menghasut dan memengaruhi hasil keputusan yang

6
telah diambil, meniru dan mencontoh hasil keputusan kelompok lain tanpa izin
dan memengaruhi pihak-pihak lain dalam mengambil keputusan
4. Akibat-Akibat Tidak Mematuhi Keputusan Bersama
Telah disebutkan, bahwa setiap pengambilan dan pelaksanaan keputusan bersama
selalu diwarnai oleh pihak yang setuju atau tidak setuju. Pihak yang tidak setuju
dalam upaya mematuhi keputusan bersama menimbulkan beberapa akibat, antara
lain :
a. Merasa bersalah
b. Dikucilkan dari kelompok
c. Sanksi atau teguran dari kelompok lainnya
d. Pemecatan dari anggota kelompok tertentu
e. Dipidana penjara atau harus mengganti kerugian dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keputusan bersama merupakan suatu ketetapan yang dilakukan oleh
sekelompok orang atas suatu hal atau permasalahan. Terdapat beberapa
cara dalam mengambil keputusan bersama, yaitu : (1) Musyawarah
untuk mufakat; musyawarah adalah pembahasan bersama dengan
maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah, kata mufakat
akan tercapai apabila semua anngota musyawarah telah menerima
sebuah pendapat atau telah menyetujui sebuah pendapat. (2) Suara
terbanyak (voting); adalah pengambilan keputusan berdasarkan dari
suara terbanyak. (2) Lobbying; adalah segala bentuk upaya yang
dilakukan oleh suatu pihak untuk menarik atau memperoleh dukungan
pihak lain. (4) Aklamasi; adalah pernyataan setuju secara lisan dari
seluruh anggota kelompok.
Beberapa bentuk keputusan bersama, yaitu keputusan bersama
dirumah, disekolah dan di masyarakat. Dan cara melaksanakan

7
keputusan bersama, sebagai berikut : menerima hasil keputusan
bersama, melaksanakan hasil keputusan bersama, hambatan-hambatan
dalam mematuhi keputusan bersama, dan akibat-akibat tidak mematuhi
keputusan bersama.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam
menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
Manusia tidak luput dari kesalahan, apabila ada kesalahan penulisan
maupun penyusunan dalam makalah ini kami mohon kritik dan saran
dari para pembaca. Terima kasih atas partisipasinya dan mohon maaf
atas kesalahan dalam penulisan makalah ini, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arafat, Maulana. 2019. Pembelajaran ppkn di SD/MI Kelas Rendah. Bandung: Manggu
Makmur Tanjung Lestari.
Jakti. “Musyawarah Mufakat.” dalam http://Musyawarah Mufakat-BahasaKita.htm.
diakses 12 November 2019, Pukul 20:00
http://books.google.co.id/Panduan Belajar dan Evaluasi. diakses 12 November 2019,
pukul 10:22
http://books google.co.id/Sekali Baca Langsung Inget Ulangan Harian dan Semesteran SD
Kelas 5. diakses 13 November 2019, pukul 06:00

Anda mungkin juga menyukai