Anda di halaman 1dari 11

MUSYAWARAH DAN DEMOKRASI

Pengertian Musyawarah
Kata Syr terambil dari kata menjadi Syr. Kata Syr bermakna
mengambi dan mengeluarkan pendapat yang terbaik dengan menghadapkan satu
pendapat dengan pendapat yang lain.Dalam Lisanul Arab berarti memetik dari
serbuknya dan wadahnya.
Berarti mempersamakan pendapat yang terbaik dengan madu, dan
bermusyawarah adalah upaya meraih madu itu dimanapun ia ditemukan, atau
dengan kata lain, pendapat siapapun yang dinilai benar tanpa mempertimbangkan
siapa yang menyampaikannya. Musyawarah dapat berarti mengatakan atau
mengajukan sesuatu.
Kata musyawarah pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang
baik, sejalan dengan makna dasarnya. Sedangkan menurut istilah fiqh adalah
meminta pendapat orang lain atau umat mengenai suatu urusan. Kata musyawarah
juga umum diartikan dengan perundingan atau tukar pikiran.
Perundingan itu jua disebut musyawarah, karena masing-masing orang
yang berunding dimintai atau diharapkan mengeluarkan atau mengemukakan
pendapatnya tentang suatu masalah yang di bicarakan dalam perundingan itu.
Musyawarah merupakan salah satu hal yang amat penting bagi kehidupan
insani, bukan saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan dalam
kehidupan berumah tangga dan lain-lainnya. Islam memandang penting peranan
musyawarah bagi kehidupan umat manusia, antara lain dapat dilihat dari perhatian
al-Quran dan Hadis yang memerintahkan atau menganjurkan umat pemeluknya
supaya bermusyawarah dalam memecah berbagai persoalan yang mereka hadapi.

Musyawarah dalam Islam


Islam memandang musyawarah sebagai salah satu hal yang amat penting
bagi kehidupan insani, bukan saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
melainkan dalam kehidupan berumah tangga dan lain-lainnya. Ini terbukti dari

perhatian al-Quran dan Hadis yang memerintahkan atau menganjurkan umat


pemeluknya supaya bermusyawarah dalam memecah berbagai persoalan yang
mereka hadapi.
Musyawarah itu di pandang penting, antara lain karena musyawarah
merupakan salah satu alat yang mampu mempersekutukan sekelompok orang atau
umat di samping sebagai salah satu sarana untuk menghimpun atau mencari
pendapat yang lebih dan baik.
Adapun bagaimana sistem permusyawaratan itu harus dilakukan, baik AlQuran maupun Hadis tidak memberikan penjelasan secara tegas. Oleh karena itu
soal sistem permusyawaratan diserahkan sepenuhnya kepada umat sesuai dengan
cara yang mereka anggap baik.
Para ulama berbeda pendapat mengenai obyek yang menjadi kajian dari
permusyawaratan itu sendiri, adakah permusyawaratan itu hanya dalam soal-soal
keduniawian dan tidak tentang masalah-masalah keagamaan? Sebagian dari
mereka berpendapat bahwa musyawarah yang dianjurkan atau diperintahkan
dalam islam itu khusus dalam masalah-masalah keduaniawian dan tidak untuk
soal-soal keagamaan.
Sementara sebagian yang lain berpendirian bahwa disamping masalahmasalah keduniawian, musyawarah juga dapat dilakukan dalam soal-soal
keagamaan sejauh yang tidak jelaskan oleh wahyu (Al-Quran dan Hadis)
Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, yang jelas antara persoalanpersoalan duniawi dan agamawi tak dapat dipisahkan meskipun antara yang satu
dengan yang lain memang dapat di bedakan. Dan suatu hal yang telah di sepakati
bersama oleh para ulama ialah bahwa musyawarah tidak di benarkan untuk
membahas masalah-masalah yang ketentuannya secara tegas dan jelas telah
ditentukan oleh Al-Quran dan Sunnah.
Al Qur'an QS Ali Imran : 159 tentang Musyawarah

Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah swt-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan
berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, dan
apabila kamu telah membulatkan tekad maka berdakwahlah
kepada Allah swt, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran: I59)

Tujuan Musyawarah
1. Melatih untuk menyuarakan pendapat (ide)
Setiap orang pasti memiliki ide atau gagasan yang dapat
diungkapkan dalam memecahkan suatu permasalahan
yang sedang dibahas. Dengan mengikuti musyawarah,
seseorang bisa dilatih untuk mengutarakan pendapat yang
nantinya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam mencari jalan keluar.
2. Masalah dapat segera terpecahkan
Dengan bermusyawarah, akan bisa didapatkan beberapa
jalan alternatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan
yang menyangkut kepentingan bersama. Pendapat yang
berbeda dari orang lain mungkin akan lebih baik dari
pendapat kita sendiri. Untuk itu sangat penting untuk
mengadakan dengar pendapat dengan orang lain.
3. Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan
Musyawarah merupakan proses dengar pendapat yang
nantinya keputusan yang diambil adalah merupakan
kesepakatan bersama antar sesama anggota. Kesepakatan

yang diambil tentunya tidak mengandung unsur paksaan di


dalamnya. Sehingga semua anggota dapat melaksanakan
hasil keputusan tersebut dengan penuh tanggung jawab
dan tanpa ada unsur pemaksaan.
4.

Hasil

keputusan

yang

diambil

dapat

menguntungkan semua pihak


Keputusan yang diambil dalam suatu musyawarah tidak
boleh merugikan salah satu pihak atau anggota dalam
musyawarah. Agar nantinya hasil yang diputuskan tersebut
dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh anggota
dengan penuh keikhlasan.
5. Dapat menyatukan pendapat yang berbeda
Dalam sebuah musyawarah tentu akan ditemui beberapa
pendapat yang berbeda dalam menyelesaikan suatu
masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Disitulah
letak keindahan dari musyawarah. Nantinya pendapatpendapat tersebut akan di kumpulkan dan ditelaah secara
bersama-sama baik dan buruknya, sehingga diakhir
musyawarah akan terpilih satu dari sekian pendapat yang
berbeda tersebut, sebagai hasil keputusan bersama yang
diambil untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi
yang tentunya menyangkut kepentingan bersama.
6. Adanya kebersamaan

Manfaat bermusyawarah, setiap orang bisa bertemu


dengan beberapa karakter yang berbeda dari para anggota.
Anggota didalamnya bisa bersilaturahmi dan mempererat
hubungan tali persaudaraan antar sesama anggota.
7. Dapat mengambil kesimpulan yang benar
4

Hasil keputusan akhir yang diambil dalam musyawarah


adalah keputusan yang dianggap benar dan sah. Hasil
keputusan itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
oleh setiap anggotanya.
8.

Mencari

kebenaran

dan

menjaga

diri

dari

kekeliruan
Dengan bermusyawarah, kita bisa menemukan kebenaran
atas pangkal masalah yang menyangkut kepentingan
bersama. Kita bisa mendengarkan berbagai penjelasan dari
anggota lainnya, yang nantinya akan menghindarkan kita
dari berprasangka atau menduga-duga.
9. Menghindari celaan
Dengan mengadakan musyawarah, tentunya kita akan
terhindar dari berbagai macam anggapan dan celaan orang
lain.
10. Menciptakan stabilitas emosi
Dalam bermusyawarah tentu kita akan menemukan
pendapat yang berbeda dari yang kita sampaikan. Dengan
begitu hal tersebut bisa melatih kita untuk menahan emosi
dengan

menghargai

setiap

pendapat

yang

telah

disampaikan para anggota. Sehingga akan tercipta


stabilitas emosi yang baik antar sesama anggota.

Selain itu ada juga tujuan dari musyawarah yaitu :

Musyawarah

dilaksanakan

untuk

membuka

pintu

kesulitan

dan

memberikan kesempatan untuk melihat sebuah perkara dari berbagai sudut

pandang, sehingga keputusan yang diambil dan dihasilkan sesuai dengan


standar dan persepsi seluruh anggota. Keputusan yang diperoleh dengan
musyawarah akan lebih berbobot karena di dalamnya terdapat pendapat,
pemikiran dan ilmu dari para anggota.

Musyawarah dilakukan untuk memperoleh kesepakatan bersama sehingga


keputusan yang akhirnya diambil bisa diterima dan dijalankan oleh semua
anggota dengan penuh rasa tanggung jawab.

Hikmah Musyawarah
1. Memperkuat silaturahim dan memperkokoh persaudaraan.
2. Saling belajar dari satu sama lain.
3. Dapat bertukar pikiran antar satu sama lain.
4.

Menyadarkan kekurangan dan kelebihan orang lain.

5. Pekerjaan menjadi keputusan bersama dan menjadi ringan untuk


dilakukan.
6. Menghidupkan gairah warga untuk saling berlomba berbuat kebajikan.

Sikap dan perilaku dalam Musyawarah


1. Yang menjadi objek musyawarah adalah hal

- hal kemasyarakatan,

termasuk soal soal keluarga.


2. Orang yang dimusyawarahkan adalah yang makruf (baik), tidak bersifat
maksiat.
3. Musyawarah termasuk hal tolong menolong dan tukar pikiran dan
menggunakan akal pikiran yang sehat.
4. Musyawarah bertujuan untuk mencari solusi yang benar dan tepat.
5. Orang yang musyawarah harus tenggag rasa, saling menghormati.
6. Bersikap terbuka dan bersedia mendengar pemikiran orang lain dan tidak
boleh merasa paling pintar sendiri.
7. Menggunakan bahasa yang santun dan sopan.
8. Keputusan

musyawarah

menjadi

keputusan

bersama

dan

wajib

dilaksanakan.

DEMOKRASI
Konsep dan Sejarah Demokrasi dalam Islam
Demokrasi-Islam terdiri dari dua istilah yang mewakili dua konsep yang
asing antara satu dengan yang lain. Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang
terbangun dari pandangan hidup tertentu (aqidah islam), dan Islam merupakan
sebuah prinsip nilai adi luhung dalam membangun komunikasi komprehensif,
baik dalam konteks kemanusiaan, maupun lingkungan dan peribadahan (hablum
minallah). Sedangkan demokrasi merupakan model pemerintahan yang
dihasilkan dari pandangan hidup yang lain (bukan aqidah islam), dan demokrasi
merupakan prinsip hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
.Demokrasi merupakan produk akal sedang Islam adalah wahyu yang

difirmankan kepada Rasulullah SAW. Fakta sejarah menunjukkan bahwa


pemerintahan yang dijalankan oleh Rasulullah SAW dan Khula al Rasyidin
tidak menyebutkan atau berlandaskan pada demokrasi. Pertemuan Islam dan
demokrasi merupakan pertemuan peradaban, ideologi, dan latar belakang sejarah
yang jauh berbeda.
Sisi Positif dan Negatif Demokrasi
Terdapat delapan sisi positif demokrasi, yaitu: melindungi kebebasan
individual, menjamin persamaan hak, mendidik rakyat jelata, mengembangkan
karakter rakyat, memperkembangkan cinta tanah air, pencegah pergolakan,
menghasilkan kemajuan, dan menciptakan ketepatgunaan yang baik.
Menurut S.N. Dubey Demokrasi menjamin setiap keinginan seseorang di
dalam komunitas, bahkan akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan atau ketetapan pemerintah. Di dalam negara demokrasi, semua sama
di depan mata hukum, dan semuanya memiliki persamaan hak didalam
berpolitik. Di dalam demokrasi, masyarakat memiliki hak untuk berpartisipasi
dalam hal kesejahteraan administrasi publik, dan mereka bisa berperan
langsung untuk mengubah pemerintahan, bila pemerintah gagal dalam
melaksanakan keinginan dan aspirasi rakyat.

Demokrasi juga menanamkan secara mendalam pada setiap warga rasa


cinta terhadap negara dan sifat sentiment patriotisme. Hal ini memberikan
mereka perasaan memikul bangsa dan mengembangkan perasaan bertanggung
jawab bahkan dalam hal keamanan, martabat, dan kemajuan bangsa.
Tetapi, terdapat sisi negatif dalam demokrasi. Kelemahan yang terdapat di
dalam demokrasi adalah terdapat pada landasan konsepsinya sendiri. Prinsip
kedaulatan di tangan rakyat yang diwujudkan dalam suara terbanyak. Prinsip
mayoritas ini amat rentas tatkala pengusaha atau sekelompok orang dapat
merekayasa masyarakat melalui propaganda, money politic, tindakan persuasif
hingga represif agar mendukungknya. Bahkan menurut Aristoteles bahwa
Pemerintahan yang didasakan pada pilihan orang banyak dapat mudah
dipengaruhi oleh para demagog, dan akhirnya akan merosot jadi kediktatoran.
Kebebasan berpendapat bisa saja menjurus pada ketidakpastian karena
parameter yang dipakai adalah rasio yang subyektif dan relatif. Karena itu
prinsip musyawarah tidak sama persis dengan syura. Musyawarah sebagai
bagian dari aktivitas demokrasi di dalamnya terlibat berbagai kelompok
masyarakat yang tidak berkualitas. Dalam demokrasi keputusan diserahkan
kepada suara terbanyak, padahal kebenaran tidak diukur dengan jumlah
banyaknya orang. Sedangkan syura didasarkan pada parameter yang baku,
yaitu al-Quran dan Hadis. Pelaksanaannya dilakukan oleh orang-orang yang
mempunyai kemampuan spesifik dan pengetahuan dalam memahami makna
yang terkandung di dalamnya.
Persamaan, yang berarti menyamakan strata masyarakat, juga mengandung
kelemahan.

Realitas

menunjukkan

ada

perbedaan

dalam

kehidupan

masyarakat. Kondisi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya tidak
dapat dipungkiri. Bagaimana jika disamakan antara yang berpengetahuan dan
tidak berpengetahuan.

Pandangan Islam tentang Demokrasi

Secara bahasa demokrasi terdiri atas dua kata, yaitu demos dan kratos yang
berarti kekuasaan ditangan rakyat. Ada tiga pemikiran mengenai hubungan Islam
dan demokrasi.

Pertama, Islam menjadi sifat dasar demokrasi, karena konsep syura,

ijtihad, dan ijma merupakan konsep yang sama dengan demokrasi.


Kedua, Islam tidak berhubungan dengan demokrasi. Menurut pandangan
ini kedaulatan rakyat tidak bisa berdiri diatas kedaulatan Tuhan, juga tidak
bisa disamakan antara muslim dan non muslim dan antara laki-laki dan

perempuan.
Ketiga, Theodemocracy

yang

diperkenalkan

oleh

al-Maududi

berpandangan bahaw Islam merupakan dasar demokrasi. Meskipun


kedaulatan rakyat tidak bisa bertemu dengan kedaulatan Tuhan, tetapi
perlu diakui bahwa kedaulatan rakyat merupakan subordinasi kedaulatan
Tuhan
Kedaulatan mutlak dan keesaan Tuhan yang terkandung dalam konsep tauhid
dan peranan manusia yang terkandung dalam konsep khilafah, memberikan
kerangka dengan mengembangkan teori politik tertentu yang dianggap
demokratis. Penjelasan mengenai demokrasi dalam kerangka konseptual Islam
banyak memberikan perhatian pada beberapa aspek khusus di ranah sosial dan
politik.
Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep
Islami seperti musyawarah (syura), kesepakatan (ijma), dan penilaian interpretatif
yang mandiri (ijtihad). Istilah-istilah ini sangat penting dalam perdebatan
menyangkut demokrasi di kalangan masyarakat muslim.
Perlunya musyawarah merupakan konsekuensi politik kekhalifahan manusia.
Masalah musyawarah ini dengan jelas juga disebutkan dalam QS. Syura [42]: 38 :

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan


mendirikan sholat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah;
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka.
Isinya berupa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apa pun
untuk

menyelesaikan

urusan

mereka

yang

di

pimpinya

dengan

cara

bermusyawarah. Di dalam QS.Ali Imran [3]: 159 Allah SWT menyatakan tentang
musyawarah ini yaitu:

Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian


apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.
Dengan demikian tidak akan terjadi kesewenang-wenangan dari seorang
pemimpin terhadap rakyat yang dipimpinya. Oleh karena itu perwakilan rakyat
dalam sebuah Negara tercermin dalam doktrin musyawarah (syura). Dalam
bidang politik umat Islam mendelegasikan kekuasaan mereka kepada penguasa,
dan pendapat mereka harus diperhatikan dalam menangani masalah Negara.
Dalam konsepsi Islam, seorang pemimpin berkewajiban menyelaraskan
kebijakan pemerintahannya dengan kemaslahatan rakyat. Kesepakatan atau
konsesus (ijma) dan musyawarah (syura) sering dipandang sebagai landasan yang
efektif bagi demokrasi Islam modern. Konsep konsensus (ijma) memberikan
dasar bagi penerimaan sistem yang mengakui suara mayoritas. Meskipun istilahistilah ini banyak diperdebatkan maknanya, ia memberikan landasan yang efektif
untuk memahami hubungan antara Islam dan demokrasi di era kontemporer.

10

Dengan kata lain bahwa demokrasi dalam Islam bukan semata-mata suara rakyat,
tetapi suara rakyat yang sesuai dengan aturan agama itulah yang diterima.
Sepanjang suara rakyat (demokrasi) itu sesuai dengan agama, maka Islam dapat
menerimanya. Sebaliknya jika tidak sesuai dengan aturan agama maka Islam tidak
menerimanya

sekalipun

itu

merupakan

aspirasi

orang

banyak.

Islam

menginginkan demokrasi plus, yaitu demokrasi yang tetap menjunjung kebenaran


agama dan aspirasi rakyat banyak.
Selain syura dan ijmak ada konsep yang sangat pnting dalam proses
demokrasi islam yakni ijtihad. Bagi para pemikir muslim upaya ini merupakan
langkah kunci menuju penerapan perintah Tuhan di suatu tempat atau waktu.
Musyawarah, konsensus dan ijtihad merupakan konsep-konsep yang sangat
penting bagi artikulasi demokrasi islam dalam kerangka keesaan Tuhan dan
kewajiban-kewajiban setiap manusia sebagai khalifah-Nya. Meskipun masalahmasalah ini banyak diperdebatkan maknanya namun lepas dari ramainya
perbedaan maknanya di dunia islam, istilah-istilah ini memberi landasan yang
efektif untuk memahami hubungan antara islam dan demokrasi di dunia
kontemporer.

11

Anda mungkin juga menyukai