Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musyawarah merupakan pembahasan bersama
dengan maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah, perundingan, perembukan
musyawarah. Dengan musyawarah untuk mencapai mufakat atau persetujuan bersama.
Musyawarah merupakan bagian dari demokrasi dan masih sering dipakai di lingkungan
masyarakat. Saat ini musyawarah sering dikaitkan dengan dunia politik. Pada demokrasi
Pancasila di Indonesia penentuan hasil dilakukan denga cara musyawarah mufakat. Apabila
belum keputusan, biasanya akan dilaksanakan voting atau pemungutan suara.
secara etimologis, musyawarah merupakan kata kerja yang dibendakan (masdar), mengandung
arti saling memberi isyarat, petunjuk, pertimbangan dan bermakna timbal balik dan mutual.
Ajaran musyawarah diterima luas oleh seluruh kalangan di Indonesia dan menjadi perkataan
"permusyawaratan". Secara etimologis permusyawaratan merupakan kaa benda yang
mengandung pengertian adanya suatu kerja atau proses di dalamnya dalam bentuk kegiatan
bermusyawarah, berunding, berembuk. Dalam Al Quran terdapat beberapa ayat yang
memerintahkan musyawarah, diantaranya yang berkenaan dengan kemasyarakat dan
ketatanegaraan. Yakni, Surat Al Imran 3:159 dan Surat Al Syuura 41:38. Dalam kedua ayat
tersebut terdapat perintah langsung untuk bermusyawarah dalam memecahkan masalah yang
tidak ada ketentuannya secara pasti dalam Al Quran.
Ciri-ciri
• Seluruh anggota dapat mencerna dan memahami apa yang sedang dimusyawarahkan.
• Semua anggota harus sadar bahawa keputusan yang di ambil adalah keputusan yang terbaik
demi anggota.
• Seluruh anggota harus bisa menahan emosinya pada saat keputusan yang di ambil tidak sesuai
apa yang Dia harapkan.
• Seluruh anggota wajib mentaati peraturan yang sudah diterapkan walaupun hasil yang
didapatkan kurang memuaskan.
Dalam melakukan proses musyawarah tidak dilakukan dengan begitu saja, melainkan kita harus
memiliki pedoman yang harus ditaati saat melakukan musyawarah. Prinsip-prinsip tersebut
antara lain:
1. Yang menjadi objek musyawarah adalah hal – hal kemasyarakatan, termasuk soal – soal
keluarga.
2. Orang yang dimusyawarahkan adalah yang makruf (baik), tidak bersifat maksiat.
3. Musyawarah termasuk hal tolong – menolong dan tukar pikiran dan menggunakan akal
pikiran yang sehat.
4. Musyawarah bertujuan untuk mencari solusi yang benar dan tepat.
5. Orang yang musyawarah harus tenggag rasa, saling menghormati.
6. Bersikap terbuka dan bersedia mendengar pemikiran orang lain dan tidak boleh merasa
paling pintar sendiri.
7. Menggunakan bahasa yang santun dan sopan.
8. Keputusan musyawarah menjadi keputusan bersama dan wajib dilaksanakan.