Definisi Syuro / musyawarah adalah suatu mekanisme pengambilan keputusan yang dikenal dalam
Islam dari pendapat dan sudut pandang yang berbeda-beda berkenaan dengan satu masalah
tertentu, dihadiri oleh ahli syuro (para pemikir pakar dan pihak yang terkait) sehingga sampai pada
kebenaran atau pendapat yang paling benar dan paling baik untuk dipraktekkan agar menghasilkan
keputusan yang terbaik.
“dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedang
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan
sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
Rasulullah SAW. berkata kepada Abu Bakar dan Umar, “Apabila kalian berdua sepakat dalam
musyawarah, maka aku tidak akan menyalahi kamu berdua”, (HR Imam Ahmad).
Syuro juga merupakan satu sarana dalam mengoptimalkan keistimewaan manusia, yaitu akal. Karena
dalam syuro, hanya mereka yang berilmu dan memiliki moralitas baik yang bisa menjadi dewan
syuro. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil benar-benar tepat dan baik karena tidak hanya
berdasarkan spekulasi semata.
‘Ali Bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu juga telah menerangkan manfaat dari syura. Beliau berkata,
“Ada tujuh keutamaan syura, yaitu memperoleh solusi yang tepat, mendapatkan ide yang brilian,
terhindar dari kesalahan, terjaga dari celaan, selamat dari kekecewaan, mempersatukan banyak hati,
serta mengikuti dalil.
Dalam majelis syuro perlu diperhatikan adab baik dalam berbicara, mendengarkan, dan menolak
pendapat.
Adab Bicara : jelas, tegas, lugas, dan bernas, sederhana, menghindari kejenuhan dan
pernbicaraan berulang dan kata-kata yang tidak berguna.
Adab Mendengarkan : Mendengarkan dengan seksama, tidak memotong pembicaraan, bila
tidak terdesak maka minta izin terlebih dahulu menghadapkan wajah pada pembicara,
menerima dan menghargai pendapat orang lain tidak menepiskan pembicaraan orang lain
walaupun kita sudah mengetahuinya tidak merasa dalam hatinya bahwa ia lebih tahu dari
yang berbicara.
Adab menolak pendapat : Ikhlas dalam berpendapat dan menjauhkan rasa riya, penolakan
harus tetap menghormati dan lembut serta tidak meninggikan suara, disertal dengan dalil
dan taujih, menghindari terjadinya perdebatan sengit, ketika menolak hendaknya dengan
memperhatikan tingkat ilmu lawan bicara, tidak berbicara di luar kemampuan lawan bicara
yang dikuatirkan menjadi fitnah bagi diri dan agamanya, saat menolak hendaknya mnenjaga
hati dalam keadaan bersih, dan menghindari kebencian serta penyakit hati.
Pada dasarnya tidak ada keputusan yang terbaik, akan tetapi yakinlah bahwa keputusan yang
diambil melaluisebuah musyawarah adalah hasil yang dinilai Allah sebagai sebuah kebaikan, manusia
ditugaskan untuk berpikir dan bertindak, sedangkan Allah menentukan hasilnya. Sebagai seorang
pemimpin rapat diperlukan adanya ketegasan dan kebijakan untuk menentukan sebuah keputusan,
ketegasan ini juga akan berdampak secara psikologis terhadap jalannya sebuah keputusan di
lapangan pasca-rapat. Apabila salah seorang kamu meminta bermusyawarah dengan saudaranya,
maka penuhilah. (HR. Ibnu Majah)
Definisi kepanitiaan adalah suatu organisasi yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai
tugas-tugas yang saling berpengaruh satu dengan yang lain dalam melaksanakan suatu kegiatan
untuk mencapai tujuan Bersama.
Dalam mendesain struktur kepanitiaan ada 3 cara yang pertama menyusun kepanitiaan dengan
menempatkan orang sesuai kemampuan, carilah orang yang mau, mampu, dan ada waktu. Terakhir
membuat struktur organisasi kepanitiaan dan job description per bagian dan membuat jadwal kerja.
Kemudian ada pula hal yang perlu diperhatikan dalam kepanitiaan yaitu koordinasi, kolaborasi,
situasi dan kondisi, serta SDM.
Jika sebuah kerja terbatas saja memerlukan manajemen yang benar, apalagi kerja besar dan luas
seperti syi'ar Islam LDK. Oleh karena itu menjadi kewajiban para aktivis untuk menerapkan
manajemen yang profesional, mengembangkan kemampuan dan melatih diri untuk sampai kepada
profesionalitas dalam kerja besar ini.
Sejarah LDK
LDK adalah lembaga yang bergerak di bidang dakwah Islam ini muncul pada era tahun 60-an, kampus
merupakan inti kekuatannya, dan warga civitas akademika adalah objek utamanya. Ditinjau dari
struktur sosial kemasyarakatan, mahasiswa dan kampus merupakan satu kesatuan sistem sosial yang
mempunyai peranan penting dalam perubahan sosial peri-kepemimpinan di tengah-tengah
masyarakat.
Fungsi-fungsi LDK