Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AGAMA ISLAM

“MENGHIDUPKAN NURANI DENGAN BERPIKIR KRITIS”

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Annisa Fitri Ramadani


2. Annisa Novia Dwiyanti
3. Dianto Isnandi
4. Galih Yudistira

Kelas : XII IPA 2

Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga

SMA NEGERI 2 METRO


T.P. 2016/2017
A. Pengertian Mengenai Berpikir Kritis

 Berpikir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, sedangkan arti dari kata Kritis yaitu bersifat
tidak lekas percaya, selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan, tajam dalam
penganalisaan.

 Kritis menurut Bahasa yaitu berpikir secara analisis reduksi, sedangkan berpikir secara kritis
berawal dari sebuah pernyataan. Selain itu juga ada pengertian lain mengenai Berpikir Kritis
yaitu dalam istilah yakni arti kata dari berpikir memiliki makna fungsi dari akal fikiran yang
berarti dengan adanya berpikir maka seseorang dapat memanfaatkan akal fikirannya untuk
bisa memahami apa saja kebenaran (hakikat) tentang segala sesuatunya. Kebenaran (hakikat)
yang sejati yakni Allah SWT.

 Menurut Para Ahli (Richard Paul) berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, subtansi
atau masalah apa saja dimana si pemikir mengingatkan kualitas pemikirannya dengan
menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan
standar-stanndar intelektual padanya.

 Menurut Gede Putra berpikir kritis adalah kemampuan memberi alasan secara teroganisasi
dan mengevaluasi kualitas suatu alasan secara sistematis.

Jadi dapat disimpulkan pengertian berpikir kritis menurut saya yaitu pengujian secara
rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan
dan tindakan.

B. Bahasan Mengenai Berpikir Kritis

Agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang
berhubungan dengan hal yang suci. Agama akan sangat berguna bagi manusia karena dengan
memiliki sebuah agama maka hidup manusia tersebut akan terarah. Berikut adalah hal-hal
yang berkaitan dengan berpikir kritis :

 Rukun – rukun Berpikir Kritis


1. Baligh
2. Berakal sehat/tidak gila
3. Tahu waktu
4. Bertemu atau berjumpa
5. Menutup aurat
 Ciri – ciri Berpikir Kritis
1. Mengenal masalah
2. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah itu
3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan
4. Pandai mendeteksi masalah
5. Mampu mebedakan fakta dengan fiksi atau pendapat
6. Dapat membedakan di antara kritik membangun dan merusak
7. Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi

 Contoh – contoh mengenai Berpikir Kritis


1. Berdebat
Metode yang digunakan saat adanya pihak yang memiliki pandangan cukup bertolak
belakang. Caranya adalah masing-masing pihak memberikan argumentasi yang
menurutnya benar dengan disertai bukti bukti pendukung. Tujuan berdebat adalah
menentukan pikiran mana yang paling benar.

2. Grup Diskusi
Berbeda dengan berdebat, dengan berdiskusi tidak ada pihak yang menang atau kalah.
Tujuannya adalah mencapai solusi untuk kepentingan bersama dan hasilnya
disepakati secara mufakat. Metode berpikir yang dilakukan secara berkelompok
sehingga menghasilkan hasil yang lebih cepat dan baik untuk semua orang.

3. Persuasi
Metode ketiga yang sering digunakan adalah metode dalam bentuk persuasi. Metode
persuasi menggunakan komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain.
Mempengaruhi perbuatan, keyakinan, nilai atau prinsip orang lain memang
membutuhkan pola pikir kritis.

4. Propaganda
Metode yang hampir mirip dengan persuasi namun digunakan untuk kepentingan
yang lebih luas dengan menggunakan berbagai media massa hingga para pendengar
mau berubah dan bergerak secara massa mengikuti pemikiran dari si propaganda.
C. Landasan Yang Mengandung Perintah Berfikir Kritis

Salah satu mukjizat Al-Qur'an adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait
dengan penciptaan alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi
illahi tersebut. Dalam Q.S.Ali Imran/3: 190-191 berikut :

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal yaitu orang-orang yang
senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan Kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Lindungilah kami dari siksa api neraka”

Berfikir kritis menurut hadist

Rasulullah SAW. Pernah bersabda: “Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah
kamu berpikir tentang dzat Allah”

Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas ini menurut Syaikh Nashiruddin
al-Bani dalam kitab Shahihul Jami’ish Shaghir dan Silsilahtu Ahadist Ash-Shahihah
berderajat Hasan. Secara tersirat, hadis tersebut menjelaskan bahwa berpikir itu merupakan
suatu perbuatan yang membawa pelakunya untuk memikirkan hal yang lebih konkrit daripada
hal yang abstrak dengan redaksi berpikir itu lebih baik tentang ciptaan Allah lantaran akan
menebalkan iman kita kepada Allah. Hal ini lebih konkrit daripada memikirkan Dzat-nya
Allah yang tidak akan mampu manusia untuk memikirkannya apalagi membayangkannya.
D. Kegiatan Mengenai Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal yang berfokus untuk memutuskan
apa yang mestinya dipercaya dan dilakukan. Berikut adalah hal-hal yang mengenai kegiatan
dalam berpikir kritis, antara lain :

 Di dalam Kegiatan Awal, yaitu


1. Pemikiran
Mengembangkan berpikir kritis didalam pendidikan berarti kita memberikan
penghargaan kepada peserta didik sebagai pribadi dengan tujuan yang ideal didalam
pendidikannya karena mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan kedewasaannya.

2. Memperhatikan
Berpikir kritis merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
demokratis. Sehingga berpikir kritis perlu dikembangkan. Pengembangan berpikir
kritis dalam proses pendidikan merupakan suatu cita-cita tradisional seperti apa yang
ingin dicapai melalui pelajaran atau ilmu.

 Di dalam Kegiatan Inti, yaitu


1. Pendapat
Mampu mengeluarkan ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakan
secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkan ke arah yang
lebih sempurna.

2. Prinsip
Memahami perbedaan antara berpikir dan menalar.

3. Kepercayaan
Bahwa setiap orang mampu berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan

pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai dan dilakukannya.

4. Tindakan
Berpikir merupakan tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan keputusan sesuai dengan
tahapannya.

5. Masalah
Berpikir dimulai apabila seseorang dihadapkan pada suatu masalah (perplexity) dan
menghadapi sesuatu yang menghendaki adanya jalan keluar.

 Di dalam Kegiatan Akhir, yaitu


1. Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang berpikir kritis akan mengevaluasi dan
kemudian menyimpulkan suatu hal berdasarkan fakta untuk membuat keputusan.

E. Manfaat atau Hikmah dalam Berpikir Kritis

 Manfaat bagi diri kita sendiri :


1. Memampukan kita menghindari pengambilan keputusan yang terburu atau gegabah
yang akan merugikan diri sendiri. Misalnya, ketika kita memutuskan untuk membeli
sesuatu, membangun hubungan pernikahan dengan seseorang, pindah kerja,
membangun bisnis , dan sebagainya.
2. Membuat seseorang menjadi matang secara intelektual. Jika manusia pada umumnya
bersikap dogmatis, menerima dan percaya begitu saja pada apa yang dibicarakan atau
dikatakan orang, kamu yang mempelajari pemikiran kritis akan memiliki sikap yang
berbeda dengan kebanyakan orang tersebut.
3. Berpikir kritis meningkatkan kreativitas
Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan
baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan dengan tugas yang harus
diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide baru dan memilih yang
terbaik.

 Manfaat bagi orang lain :


1. Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya.
2. Membiasakan berpikir yang terbuka kepada orang lain.
3. Memainkan peran penting dalam kehidupan bernegara yang demokratis. Bentuknya
bisa berupa aksi protes dan demonstrasi, jajak pendapat, tulisan dikoran, pamflet,
spanduk dsb.
4. Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif.
5. Mudah memahami sudut pandang orang lain.

 Manfaat untuk Allah SWT :


1. Memahami apa saja kebenaran (hakikat) tentang segala sesuatunya. Kebenaran
(hakikat) yang sejati yakni Allah SWT.

2. Adanya sebuah pola pikir pada otak manusia maka manusia mengenal Allah dan
dapat mendekatkan dirinya kepada-Nya. Oleh karena itu, berpikir yakni sebuah awal
dari perjalanan ibadah umat manusia yang tanpanya maka ibadah tersebut tak bernilai,
sehingga apabila berkaitan dengan ibadah pastinya sudah terdapat ketentuan-
ketentuan yang telah terperinci dari Sang Maha Pencipta Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai