I. RAPAT
a. Teknik Rapat
Sejalan dengan pola pikir di atas para anggota Pramuka sebagai kelompok organisasi
perlu mengadakan rapat-rapat dan diskusi seperti :
Rapat anggota pengurus (pleno).
Rapat pembuatan program.
Rapat pembentukan pengurus.
Rapat luar biasa.
Rapat koordinasi masing – masing bidang
Di sini dapat dikatakan bahwa rapat merupakan salah satu alat (sarana) dalam suatu
pencapaian tujuan suatu organisasi. Dalam teknik memimpin suatu rapat para anggota,
terutama anggota pengurus Dewan Penggalang harus berpegang kepada ketentuan-
ketentuan di bawah ini, agar suatu rapat dapat berhasil dengan baik.
Baik tidaknya hasil suatu rapat akan ditentukan oleh peserta rapat itu sendiri dalam
mencarikan sumbangan pemikiran untuk memberikan sumbangan dalam pencapaian
tujuan rapat tersebut.
Sebenarnya rapat merupakan jalinan kerjasama yang rumit (kompleks) dan saling kait
mengkait satu dengan lainnya, serta saling pengaruh mempengaruhi. Oleh karena itu
maka suatu rapat harus berpegang pada tata cara dan prosedur rapat yang lazim di
pergunakan.
Yang penting dalam hal ini agar masing-masing anggota peserta rapat mengetahui
dengan jelas hal-hal yang telah diatur atau ditentukan dalam suatu rapat. Pra peserta
rapat sebaiknya tahu benar apa yang menjadi tujuan utama rapat itu, siapa anggota
didalamnya, siapa pula yang memimpin rapat, maka peranan apa yang dapat
disumbangkan untuk mencapai dari para anggota rapat itu sendiri.
Perlu juga diketahui dimana, bila, dan berapa lama rapat itu diselenggarakan, atau
wewenang anggota/kelompok dan bagaimana laporan yang akan disusun. Uraian atau
prosedur di atas merupakan dasar pegangan para anggota/pengurus Dewan Penggalang
dalam memimpin rapat sehingga akan dapat mencapai hasil yang diharapkan, sebab
berhasil tidaknya suatu pembicaraan dalam rapat, tergantung kepada apakah tata
cara/prosedur diatas dilaksanakan dengan baik atau tidak.
Yang dimaksud dengan kelompok diskusi adalah sejumlah orang yang berkumpul
untuk saling tukar menukar pendapat, bukan sekedar untuk memecahkan persoalan/topik
saja, akan tetapi ada tujuan yang akan dicapai. Berhasil tidaknya suatu kelompok diskusi
tergantung dari bobot para peserta itu sendiri.
Tujuan utama dari kelompok diskusi itu adalah proses kegiatan dalam usaha
menimbulkan suatu perubahan dalam diri manusia itu sendiri, dalam nilai, sikap atau
pendapat yang selama ini tersimpan dalam dirinya masing-masing anggota kelompok.
Sehingga akibat adanya suatu diskusi itu maka dapatlah dirumuskan dari beraneka
pendapat/ide itu menjadi serasi dan mantap.
Orang-orang dalam kelompok diskusi umumnya datang berkumpul atas dasr suka
rela, terdorong oleh keinginan orang untuk membicarakan topik ini dan topik itu atau
sekelompok orang berkumpul atas dasar undangan menurut kriteria-kriteria tertentu,
untuk membicarakan tata cara pelaksanaan suatu diskusi.
Kita harus mencoba menghimpun suatu kelompok yang hiterogen, yang terdiri dari
orang-orang dengan pendapat yang berbeda. Dengan susunan yang hiterogen ini
diharapkan akan terciptanya suasana (suhu) percakapan yang baik/sejalan pula. Baik
tidaknya suatu kelompok diskusi sangat tergantung kepada cara berdiskusi.
Dari tujuan diatas kita dapat mengetahui proses dan syarat bagi suatu diskusi, antara lain
sebagai berikut :
a. Harus diciptakannya kemungkinan untuk mengeluarkan pendapat, dan orang harus
diberi kesempatan untuk menyatakan pendapatnya masing-masing. Hal ini tentu akan
menimbulkan kesulitan-kesulitan, apalagi kalau peserta diskusi itu merasa bahwa
pendapatnya saja yang benar. Oleh karenanya pembicaraan-pembicaraan dalam
diskusi itu berupa proses penyatuan pendapat untuk mencapai kesepakatan. Dalam
diskusi semacam itu seorang pimpinan harus mempunyai pendapat/ide yang
berbobot.
b. Setiap pendapat/ide yang dikemukakan para peserta diskusi akan dibahas dan diuji
kebenarannya, tiap peserta diskusi tidak hanya menurut saja, akan tetapi benar-
benar mendegarkan dan berusaha mencapai pengertian tentang dasar dari
pendirian/pendapat orang lain. Kita berusaha untuk sedapat mungkin menempatkan
diri pada pendapat orang lain (menghayati)
Sopan santun dan tertib berbicara harus dipegang teguh, sehingga orang dapat
mengeluarkan pendapatnya dengan tenang dan perinci. Anggota kelompok bila
mengeluarkan pendapatnya emosionil dan ingin menguasai kelompoknya, akan
mengakibatkan hambatan-hambatan yang merugikan. Hal ini di atas agar kita para
Anggota dapat memahaminya secara mendalam, bila suatu kelompok diskusi akan
berhasil dengan baik.
Untuk mencapai suatu diskusi kelompok yang baik, kita sebaiknya berpegang kepada
hal-hal di bawah ini.
a. Siapakah yang menghadiri percakapan nanti ?
b. Apakah mereka semua merasa santai ?
c. Apakah semua orang sudah tahu permasalahannya ?
d. Apakah mereka semua akan bekerja sungguh-sungguh dalam kelompok ?
Suasana dan perasaan ketertiban para peserta memegang peranan penting, sehingga
akan terciptalah suasana pembicaraan yang terbuka. Pimpinan kelompok dengan
melemparkan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang terarah, dapat berubah suasana
pembicaraan yang bersifat umum dan bebas menjadi suasana pembicaraan yang lebih
khusus (terarah).
Dilihat dari sudut kepemimpinan, maka diskusi merupakan salah satu cara yang paling
baik untuk mengadakan komunikasi dan konsultasi.
Diskusi pada hakekatnya dapat memadukan pendapat atau dengan kata lain
menjernihkan suasana dari berbagai pendapat yang rumit, sehingga mencapai suatu
kecerahan.