Dalam suatu forum, dikenal istilah manajemen forum. Manajemen forum adalah suatu
bentuk pengaturan situasi atau keadaan peserta maupun bahan diskusi di dalam forum rapat
atau musyawarah. Suatu ‘tujuan’ terkadang dapat tercapai bahkan seringkali terealisasi melalui
manajemen forum ini.
Langkah-langkahnya dapat berupa main gertak, main pukul meja atau lempar kursi, hal itu
kalau cara yang kasar. Ada pula cara yang lembut seperti dengan memberikan pernyataan yang
bertele-tele, atau memainkan waktu diskusi. Dapat pula dengan saling memberikan justifikasi
pada pendapat rekan yang yang memiliki pandangan maupun visi yang sama dalam forum
tersebut. Dan seringkali terjadi adalah adu debat hanya untuk sebuah manajemen forum.
Lantas, apa gunanya manajemen forum? Banyak, dan penting untuk dicoba. Untuk
memberikan penekanan suatu titik permasalahan atau hal yang ingin disampaikan. Misalnya
tentang Kriteria seorang Ketua. Di situ disampaikan secara berulang-ulang walau materi
penyampaiannya terkadang dibuat melebar atau potong permasalahan yang kemudian kembali
difokuskan lagi. Yang intinya kriteria versinya dapat diakomodir dalam suatu forum diskusi atau
permusyawaratan.
Semua hal memiliki 2 buah sisi, positif dan negatif dan lagi-lagi semua ilmu yang ada di
dunia ini pada penggunaanya akan dikembalikan lagi pada niat pelakunya, apakah ilmu itu akan
digunakan untuk mencapai kemaslahatan bersama yang lebih besar atau hanya sekedar
mengacau bahkan mengarah pada menggolkan kepentingan individu dan golongan tertentu
dengan cara men-setting forum yang ada dengan sedemikian baik. Yang terpenting adalah
bagaimana kemudian bahasa-bahasa yang digunakan masih berada pada lingkaran etis dan
tetap memakai pola pikir terdidik dan bijaksana.
Persidangan resmi dilaksanakan atas dasar konstitusi dan atau kebutuhan forum. Didalam
persidangan resmi tersebut tentu pula ada tata tertib dan juga aturan main yang harus dipatuhi,
agar sidang yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan tertib, teratur serta menghasilkan
keputusan yang bersih, terpadu, dan sesuai dengan kehendak bersama.
Sidang atau musyawarah atau rapat adalah suatu pertemuan untuk memutuskan suatu
perkara atau masalah. Persidangan diartikan sebagai suatu forum yang dilaksanakan secara
formal oleh suatu lembaga, organisasi atau unit-unit lain dengan suatu persoalan atau
menyangkut pertanggung jawaban pengurus organisasi pada masa akhir kepengurusannya.
Persidangan adalah termasuk jenis diskusi karena didalamnya terdapat interaksi antara peserta
sidang untuk merumuskan suatu tujuan tertentu. Istilah persidangan memiliki nilai yang lebih
sekedar diskusi karena didalam persidangan menghasilkan sesuatu yang akan memiliki
kekuatan hukum. Hal itu dikarenakan bahwa persidangan biasanya dilakukan oleh lembaga-
lembaga formal atau nonformal yang menempatkan persidangan sebagai forum tertinggi. Jadi
persidangan sifatnya lebih formal dan isi pembicaraannya lebih bersifat politik legal serta
menghasilkan keputusan-keputusan politik yang mengikat banyak orang serta kepentingan.
Persidangan biasanya sangat alot, karena isi pembicaraan begitu komplek serta
berhubungan dengan tujuan ideal yang akan dicapai. Selain itu dikarenakan banyaknya
kepentingan yang muncul sehingga tidak heran apabila suatu persidangan sangat alot dan
kecenderungan panas yang mengundang kontak fisik. Gesekan-gesekan dalam situasi
persidangan adalah suatu hal yang biasa karena didalamnya terjadi proses dialog atau debat
untuk merasionalkan suatu hal sehingga sering pula persidangan disebut “perang dinging atau
perang kata”.
VI.3 Prinsip-prinsip Persidangan
1. Akan kejelasan dan fokus masalah atau kasus dalam pokok persoalan yang akan dibahas.
2. Dilaksanakan dalam suasana yang terencana dari segi waktu, tempat, maupun kesempatan.
3. Dilandasi oleh sikap saling menghargai dan menghormati yang ditunjang dengan itikad baik untuk
bersama-sama memikirkan kepentingan organisasi.
4. Terlepas dari kepentingan pribadi dan ambisi pribadi yang berlebihan.
5. Adanya komunikasi yang dinamis dan dijiwai semangat musyawarah mufakat.
6. Konsisten dan konsekuen terhadap hasil-hasil persidangan secara mufakat.
7. Etika persidangan adalah sikap atau prilaku yang harus dimiliki oleh setiap peserta sidang. Hal
hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan sidang adalah :
a. Saling menghormati dan menghargai antar peserta sidang selama persidangan berlangsung
b. Tidak memaksakan pendapat
c. Bersikap sopan santun
d. Bersikap lapang dada
e. Disiplin
8. Retorika adalah gaya bahasa yang digunakan dalam mengemukakan pendapat, pernyataan atau
pertanyaan. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika berbicara dalam suatu persidangan adalah:
a. Intonasi suara harus jelas dan tegas
b. Tidak berbicara bohong atau harus sesuai dengan fakta dan data yang benar
c. Tidak mengeluarkan kata-kata yang bersifat SARA
d. Dalam mengemukakan pendapat tidak bertele-tele dan membingungkan peserta siding
e. Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta siding
f. Dalam mengambil keputusan harus berdasarkan kesepakatan bersama (suara fraksi)
VI.4 Komponen Persidangan
A. Pimpinan Sidang
1. Tugas Pimpinan Sidang
Memimpin jalannya persidangan agar berjalan tertib dan aman
Mempertemukan pendapat yang berbeda, menyimpulkan pembicaraan dan mendudukkan
persoalan yang sebenarnya serta mengembalikan pada pokok permasalahannya
2. Hak Pimpinan Sidang:
Mengatur urutan pembicaraan
Menetapkan waktu pembicaraan
Meluruskan pembicaraan yang menyimpang dari pokok permasalahan.
3. Kewajiban Pimpinan Sidang:
Mengendalikan proses persidangan
Mencatat proses dan hasil-hasil persidangan
Membuat laporan dan hasil-hasil persidangan
Menetapkan hasil persidangan
B. Peserta Sidang :
1. Hak Peserta Sidang:
Mengeluarkan pendapat baik secara lisan dan atau tulisan
Memperoleh prioritas yang sama tanpa adanya diskriminasi
2. Kewajiban Peserta Sidang:
Menjaga kelancaran persidangan
Mempertanggung jawabkan statemen yang diajukan
D. Ruang siding
Ruang sidang berfungsi sebagai forum pembahasan draf dan efektifitas persidangan.
E. Palu Sidang
Palu sidang berfungsi untuk pertanda hasil keputusan, mencabut keputusan, membuka
persidangan, menutup persidangan, menenangkan forum, dll.
Dalam praktek persidangan ada beberapa istilah yang sering digunakan baik oleh peserta
maupun oleh pimpinan sidang sebagai aturan tertib sidang diantaranya:
2. Lobying
Proses pembicaraan informal peserta sidang diluar acara persidangan apabila suatu keputusan
atau kesepakatan tidak dapat dicapai dalam persidangan. Terlebih dahulu persidangan
diskor/dihentikan oleh pimpinan sidang dengan waktu yang ditentukan.
3. Skorsing
Skorsing persidangan dapat dilakukan apabila menghadapi permasalahan dalam persidangan
baik berupa penyegaran, deadlock ataupun menghadapi keadaan darurat dan gangguan
pembicaraan. Hal ini dilakukan oleh pimpinan sidang dengan jalan menghentikan persidangan
dengan waktu yang ditentukan.
4. Usul
Usul yaitu keinginan dari peserta sidang atau pimpinan sidang pada saat persidangan
berlangsung.
5. Interupsi
Interupsi adalah memotong pembicaraan peserta atau pimpinan sidang oleh peserta sidang.
Dilihat dari kekuatannya, interupsi dari peserta sidang tidak dapat ditolak oleh pimpinan sidang
dan harus diberikan waktu interupsi.Sedangkan usul boleh ditolak atau tidak dapat diberikan
kesempatan sama sekali oleh pimpinan sidanguntuk dikemukakan. Adapun macam-macam
interupsi adalah:
a. Point of Order
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang meminta
bicara tentang persoalan yang sedang dibicarakan.
b. Order
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang
untuk memberi tawaran atas apa yang menjadi topik pembicaraan
c. Information
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang untuk
memberikan informasi kepada peserta sidang.
d. Correction
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang untuk
menjelaskan atau meluruskan permasalahan yang sedang di bahas.
e. Solution
Yaitu memotong pembicaraan orang lain atau mengusulkan kepada pimpinan sidang untuk
menawarkan solusi
1. Memperhatikan Ketepatan Waktu, hal ini dimungkinkan untuk memperhatikan efektifitas serta
efisiensi sidang (keputusan, suprastruktur serta infrastruktur persidangan).
2. Memperhatikan Quorum, Persidangan ideal harus dihadiri dan atau disetujui oleh 2/3 anggota
Quorum.
3. Memperhatikan Demokratisasi, artinya persidangan harus saling menghargai dan menghormati
konstitusi forum.
4. Memperhatikan Visi Persidangan, Persidangan haruslah mempunyai niatan yang baik untuk
menyelesaikan permasalahan (Timokrasi).
VI.8 Macam-macam Persidangan
VI.9 Quorum dan Pengambilan Keputusan
1. Quorum
Sidang dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya2/3 dari peserta sidang
Apabila point 1 tidak terpenuhi, maka sidang akan ditunda sesuai dengan kesepakatan forum
Apabila point 2 tidak terpenuhi, biasanya sidang akan tetap dilanjutkan dengan semestinya
2. Pengambilan Keputusan:
Setiap pengambilan keutusan diusahakan melalui Musyawarah Mufakat
Apabila point 1 tidak terpenuhi, maka diadakan Lobbying antara pihak yang berbeda pendapat
Apabila point 2 tidak terpenuhi, maka diadakan Voting
Pengambilan keputusan melalui Voting dilakukan dengan bebas, jujur dan adil serta bertanggung
jawab
0
Tambahka