Disusun Oleh :
Muhammad Rifai
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang senantiasa tak bosan-bosannya memberikan kita
THR yaitu Taufiq, Rahmat serta Hidayah nya agar kita masi bisa berjalan di alam semesta yang
fana ini.
Shalawat serta salam tak lupa kita sampaikan kepada Buah hatinya Siti Aminah, Belahan
jiwanya Siti Khadijah, serta Intannya kota Madinah, sang proklamator islam, sang revolusioner
“Menyingsingkan Ibadah dan makna ibadah dalam Pengkaderan Intelektual.”, guna memenuhi
salah satu syarat masuk di Latihan Instruktur Dasar (LID), Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Kota Medan tahun 2021. Selesainya Makalah ini tentunya tidak terlepas dari
peran serta dari berbagai pihak yang memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga ada kelemahan,
kekurangan serta kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran-saran dan bimbingan
untuk melakukan perbaikan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
Muhammad Rifai
(Penulis)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IMM memiliki tujuan untuk membentuk akademisi Islam yang berakhlak mulia
dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Berdasarkan tujuan IMM tersebut
selain menjadi organisasi kader, IMM juga sebagai organisasi Islam dan organisasi
pergerakan. IMM sebagai organisasi Islam mengemban amanah dakwah Islam dalam
lingkup mahasiswa dan masyarakat luas. IMM sebagai organisasi pergerakan,
memiliki tugas dalam pemberdayaan masyarakat dan mencerdaskan masyarakat.
Sebagai akademisi, pemberdayaan masyarakat ditekankan pada ranah keilmuan.
Pencerdasan masyarakat melalui pendidikan Islam dalam IMM termanifesto dalam
perkaderan intelektual.
Pendidikan islam merupakan wahana penting dalam penanaman ilmu
pengetahuan yang memiliki kegunaan pragmatis dalam kehidupan bermasyarakat.
Sesuai dengan falsafah IMM yaitu mengembangkan nilai nilai uswah, paedagogi –
kritis dan hikmah untuk mewujudkan gerakan IMM sebagai gerakan intelektual. 1
1
Khotimun Susanti, dkk., Sistem Pengkaderan Ikatan (SPI) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, 2011), hlm. 1.
Intelektual merupakan bagian dari ilmu pengeteahuan yang diajarkan dalam
Pendidikan Islam. Hal ini sesuai dengan pendapat Al Attas tentang pengklasifikasian
ilmu pengetahuan yang di ajarkan dalam pendidikan agama islam. Perkaderan
intelektual dibutuhkan dalam proses penanaman intelektual pada diri seseorang
untuk lebih mengembangkan akal dan pikiran seseorang. Berdasarkan penjelasan
tersebut perkaderan intelektual penting adanya dalam menunjang Pendidikan Agama
Islam baik dalam materi yang diajarkan maupun proses penanaman ilmu.
Berpijak pada hal di atas, Penulis tertarik tentang sejauh mana peran
perkaderan Intelektual dalam Menyingsingkan Ibadah dan makna ibadah dalam
Pengkaderan Intelektual.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah disusun dalam rangka membatasi makalah agar tidak
melebar ke permasalahan yang lain, sehingga lebih terarah dan mudah dipahami.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis menentukan rumusan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana Konsep ibadah islam ?
b. Bagaimana mengaktualisasi makna ibadah bagi kehidupan ?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah terdapatlah tujuan masalah ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui konsep ibadah islam.
b. Untuk mengetahui aktualisasi makna ibadah bagi kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
Ibadah dalam pengertian khusus adalah segala perbuatan, ucapan, dan iktikad
dalam melakukan hubungan langsung dengan Allah.2 Ibadah secara etimologi berarti
merendahkan diri serta tunduk (ketaatan). 3 Ibadah secara terminologi ialah sebagai
sesuatu yang diperintahkan Allah, sehingga ada hubungan yang terus menerus antar
manusia dengan Tuhannya, hingga ia menjadikan dunia sebagai wasilah menuju ke
akhiratnya.4
Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa khauf
(takut), raja` (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah
(senang) dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati).
Sedangkan shalat, zakat, haji dan jihad adalalah Ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan
hati). Serta masih banyak lagi ibadah yang berkaitan dengan hati,lisan dan badan.5
2
Hamsah Hasan, Buku panduan lengkap Agama Islam, Qultum Media, Jakarta:2010. Hal. 40
3
Abu Bashal. Abu, Ar. Rukhshah Fis Shalat, Darun Nafais Jordan, Hal.13
4
M.Juni Beddu, Fiqh Ibadah, Yogyakarta:2018. Hal. 3
5
Ibid Hal. 2an
2. Hakikat Ibadah
Tujuan diciptakannya manusia dimuka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada
Allah. Maka ibadah dapat dipahami bahwa, segala sesuatu yang mencakup
kecintaan, keridhaan dan kepatuhan kepada Allah, baik berupa perkataan atau
perbuatan baik amalan batin ataupun yang zahir (nyata).
Adapun hakikat ibadah antara lain :
6
Ibid Hal. 4-5
Terdapat faktor penting, yang menjadi syarat diterimanya ibadah. Dianataranya
Syarat-syarat diterimanya suatu amal (ibadah) ada dua macam sebagai berikut:
a. Ikhlas.
b. Ittiba` Rasul ( mengikuti tuntunan Rasulullah SAW ).
4. Hikmah Ibadah
Adapaun hikmah-hikmah yang dapat diambil dalam Ibadah, antara lain:
5. Fungsi Ibadah
Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi dituntut juga untuk
beramal shaleh. Karena Islam adalah agama amal, bukan hanya untuk
keyakinan. Ia tidak hanya terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada
amal perbuatan yang nyata. Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh.
Dalam islam, keimanan harus diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu
amal sholeh yang dilakukan karena Allah. Ibadah dalam islam tidak hanya
bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara manusia dengan TuhanNya,
tetapi juga untuk mewujudkan hubungan antara sesama manusia. Islam
mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah dalam semua aspek
kehidupan dan aktifitas. Baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari
masyarakat. Ada tiga aspek fungsi ibadpah dalam islam yaitu :
8
Sunardi, Falsafah Ibadah, Pustaka Al-Kasyaf:2013. Hal. 34-36.
َّس ا ْلبِ ُّر بِأَنْ تَأْتُوا ا ْلبُيُوتَ ِمنْ ظُ ُهو ِرهَا َو ٰلَ ِكن
َ س َوا ْل َح ِّج ۗ َولَ ْي ِ سأَلُونَكَ َع ِن اأْل َ ِهلَّ ِة ۖ قُ ْل ِه َي َم َواقِيتُ لِلنَّا ْ َي
َا ْلبِ َّر َم ِن اتَّقَ ٰى ۗ َو ْأتُوا ا ْلبُيُوتَ ِمنْ أَ ْب َوابِ َها ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُحون
Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit
itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah
kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah
kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-
pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Q.S Al Baqarah ayat
189 ).
2. Ibadah akan membuat selalu semangat dan tak mudah berputus asa.
Dengan adanya ibadah manusia selalu semangat menjalani kehidupan, mengapa ?
karena Agama Islam sudah mengajari hingga hal-hal terkecil dalam kehidupan, jadi
setiap apa yang dilakukan manusia yang berdasarkan tuntunan Agama Islam yang
berlandaskan Al-Qur`an dan As Sunnah selalu bernilai ibadah dihadapan Allah.
Contohnya ketika kita makan dan minum mengucapkan bismillah, sudah bernilai
ibadah dimata allah, pertama, Bismillah itu sendiri menjadi titik awal seorang muslim
untuk Tawakkal, berserah diri sedari awal dan meyakini bahwa kekuasaan yang lebih
besar dari kuasa kita sebagai manusia biasa. Kedua, Bismillahirrahmanirrahim yakni
terdiri dari bismillah, ar-rahman, ar-rahim. Sering diartikan “Dengan menyebut Nama
Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan demikian manusia selaku
hamba yang Dhaif sering kali melakukan kesalahan, maka Allah pun mengampuni kita
sebab dia Maha Penyayang.9 Allah juga berfirman didalam Al-Qur`an Surat Az-Zumar
ayat 53 :
۟ ُس ِه ْم اَل تَ ْقنَط
ُّ وا ِمن َّر ْح َم ِة ٱهَّلل ِ ۚ إِنَّ ٱهَّلل َ يَ ْغفِ ُر
َ ُٱلذن
وب ِ ُوا َعلَ ٰ ٓى أَنف ۟ ُس َرف
ْ َى ٱلَّ ِذينَ أ َ قُ ْل ٰيَ ِعبَا ِد
َج ِمي ًعا ۚ إِنَّهۥُ ُه َو ٱ ْل َغفُو ُر ٱل َّر ِحي ُم
Artinya : “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” ( Q.S Az- Zumar ayat 53 ).
9
Dwi suwikyo, Ubah lelah jadi Lillah, Genta Hidayah:2019. Hal. 97-99.
3. Ibadah membuat selalu peduli terhadap sesama baik manusia, hewan dan lingkungan.
Islam adalah dien yang rahmatan lil’alamin, yaitu rahmat bagi semesta alam.
Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa Islam merupakan agama yang sarat akan
manfaat dan maslahat baik bagi individu maupun sosial. Islam mengajarkan kepada
kita untuk saling tolong-menolong terhadap sesama muslim, hal tersebut jelas tertulis
dalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa kita harus “Berfastabiqul Khairat “
tolong-menolong dalam mengerjakan kebaikan dan takwa dan jangan tolong
menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.
Sebagai mahluk sosial, manusia erat dengan interaksi dalam kehidupan sehari-
harinya. Dalam aktifitas sosialnya tersebut, terkadang kita menjumpai kerabat
ataupun rekan kita yang membutuhkan pertolongan kita. Dihadapkan dengan
keterbatasan yang kita miliki masing-masing, sebagai muslim tentunya dari hati kita
ingin semaksimal mungkin membantu orang-orang yang membutuhkan uluran tangan
kita. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW :
Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang
membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan
menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang
meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan
meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat”. Hadits yang agung menunjukkan
besarnya keutamaan seorang yang membantu meringankan beban saudaranya sesama
muslim, baik dengan bantuan harta, tenaga maupun pikiran atau nasehat untuk
kebaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bashal. Abu, Ar. Rukhshah Fis Shalat, Darun Nafais Jordan
Anggaran dasar dan Anggaran rumah tangga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Dwi Suwikyo, Ubah lelah jadi Lillah, Genta Hidayah, 2019.
Hamsah Hasan, Buku panduan lengkap Agama Islam, Qultum Media, Jakarta 2010.
Khotimun Susanti, dkk., Sistem Pengkaderan Ikatan (SPI) Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, 2011