Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PERSIAPAN DAD

A. Nama Kegiatan

Kegiatan ini dinamakan Darul Arqom Dasar (DAD) yang merupakan kegiatan

perkaderan formal Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tingkat pertama.

B. Penyelengara Darul Arqam Dasar

Penyelenggara kegiatan Darul Arqam Dasar ini yaitu pimpinan komisariat yang

dalam hal ini adalah bidang kader di masing-masing komisariat. Dalam

pelaksanaan Darul Arqam Dasar ada tiga bagian yang memiliki tanggung jawab

masing-masing yaitu, penanggung jawab DAD, panitia penyelenggara DAD, dan

panitia pelaksana DAD.

1. Penanggung jawab DAD yaitu Pimpinan Komisariat.


2. Panitia penyelengara DAD yaitu yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan dan
mengkonsep DAD dalam ini adalah Bidang Perkaderan di setiap Komisariat.
3. Panitia pelaksana DAD yaitu panitia yang memiliki tanggung jawab pelaksanaan teknis
kegiatan DAD.

C. Pengajuan Penyelenggaraan DAD

1. Pimpinan cabang memberikan surat instruksi kepada pimpinan komisariat sebagai


bentuk kesiapan bidang kader dan instruktur cabang untuk pelaksanaan DAD di setiap
komisariat. Isi dari surat instruksi tersebut adalah syarat dan ketentuan prosedur DAD.
2. Pimpinan komisariat wajib mengajukan surat permohonan DAD sekaligus dilampiri
proposal kegiatan yang ditujukan kepada bidang kader pimpinan cabang minimal 1
bulan sebelum pelaksanaan dengan menyertakan persyaratan administrasi yang telah
ditetapkan.
3. Apabila terdapat kesamaan jadwal pelaksanaan DAD yang diajukan oleh beberapa
komisariat, maka harus dikomunikasikan oleh pihak penyelenggara agar tidak terjadi
kesamaan jadwal pelaksanaan.
4. Adanya rentan waktu antara DAD yang satu dengan DAD yang lainnya, minimal 1
minggu pasca pelaksanaan DAD.

D. Syarat dan Ketentuan Khusus

Syarat dan ketentuan khusus ini mengatur yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
rahasia, detail dan berhubungan proses perkaderan hal tersebut meliputi :

1. Penentuan Tempat
a. Bersih
b. Adanya letak tempat strategis, yang memisahkan ruang Instruktur, Panitia,
Peserta, dan Ruang belajar.
c. Adanya sarana ibadah yang memadai
d. Tertutup untuk akses komunikasi
e. Tidak dilalui angkutan umum
f. Jauh dari keramaian dan hiruk pikuk
g. Menyulitkan peserta untuk izin pulang
h. Tidak ada atribut yang mengganggu pelaksanaan perkaderan seperti: jam dinding,
televisi.
i. Penerangan secukupnya.
j. Memenuhi standar kesehatan dan kenyamanan, yaitu tidak terlalu dingin dimalam
hari dan tidak terlalu panas disiang hari.
2. Perlengkapan standar yang harus dipersiapkan panitia pelaksana
a. Alat transportasi
b. Whiteboard kecil secukupnya.
c. Note Book khusus dengan ketentuan instruktur
d. Spidol (board maker) secukupnya.
e. Stopmap secukupnya (untuk pemateri dan arsip instruktur)
f. Tampah untuk tempat makan instruktur, panitia, dan peserta secukupnya.
g. P3K ditambah obat-obatan harian
h. Tikar untuk alas tidur secukupnya.
i. Bantal dan selimut untuk peserta yang sakit.
j. Alat elektronik penunjang belajar, misal: Laptop, Proyektor, Sound, dan
k. Kertas plano secukupnya.
l. Senter minimal 5 buah.
m. Lilin satu pak
n. Trashbag (tempat sampah)
o. Perlengkapan masak
p. Peralatan makan. (Gelas, sendok, garpu DLL)
3. Perlengkapan yang harus dibawa peserta
a. Buku bacaan penunjang materi DAD minimal 2 buku.
b. Peralatan sholat.
c. Perlengkapan pribadi ( alat mandi,jaket ,pakaian dan obat pribadi).
d. Al-Quran dan terjemahannya.
e. Buku catatan dan alat tulis.
4. Konsumsi:
a. untuk kepentingan strategi perkaderan, konsumsi yang akan diberikan tidak
berlebihan konsumsi
b. Pembagian konsumsi dilakukan bertepatan dengan jam makan sehari-hari (pagi-
siang-malam). Sedangkan untuk pembagian snack/suplemen/coffee breake
diberikan sebelum hari larut malam atau pada waktu yang telah ditentukan dengan
dikonfirmasikan terlebih dahulu kepada MOT.
c. Aturan makan untuk peserta, instruktur dan panitia yaitu dengan menggunakan
tampah diruangan masing-masing. Satu tampah digunakan sekitar 4-5 peserta
dengan ketentuan setiap makan anggota kelompok harus selalu berubah. Pria tetap
dengan pria, wanita dengan wanita.

Catatan: Instruktur , Observer, dan Panitia yang bertugas, untuk makan terlebih dahulu.

5. Screening
Syarat mengikuti screening ialah calon kader yang telah mengikuti kegiatan di IMM
Sukoharjo, dibuktikan dengan resensi yang telah distempel oleh komisariat terkait
beserta foto kegiatan dan diserahkan kepada Bidang Kader komisariat masing-masing.
 Metode dan Materi Screening
1. Dalam screening pra perkaderan dilakukan dengan wawancara atau dialog face to
face antara peserta dengan instruktur dengan materi screening diantaranya:
a. Baca tulis Al-Qur’an
b. Latar belakang pendidikan
c. Latar belakang keluarga
d. Prestasi
e. Motivasi ikut DAD
f. Latar belakang mengenal IMM dan Muhammadiyah (secara umum)
g. Harapan mengikuti IMM
h. Pengalaman organisasi
i. Pengalaman mengikuti training

BAB II

PRA PROSES PELAKSANAAN

DARUL ARQAM DASAR

A. Penetapan Proposal Kegiatan DAD


1. Pimpinan komisariat wajib mengajukan surat permohonan DAD sekaligus
dilampiri proposal kegiatan yang ditujukan kepada bidang kader pimpinan cabang
minimal 1 bulan sebelum pelaksanaan dengan menyertakan persyaratan
administrasi yang telah ditetapkan.
2. Bidang Kader PC mengumpulkan Korps Instruktur cabang untuk membahas
proposal pelaksanaan DAD yang diajukan oleh PK dengan rincian sebagai berikut
:
a. Pembagian tugas Master of Training (MoT), Sekretaris Training, Imam of
Training (IoT), Observer Kelas
b. Master of Training memiliki tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasikan seluruh elemen-elemen yang ada dalam training mulai
dari panitia, instruktur hingga peserta. Menentukan sebuah kebijakan
darurat yang mungkin harus diambil dalam pelaksanaan dengan
pertimbangan yang muncul dari rapat koordinasi panitia dan
instruktur.Sekretaris Training bertugas mengelola semua arsip yang
berkaitan dengan training (seluruh arsip tidak boleh keluar masuk tanpa
sepengetahuan Sekretaris Training).
c. Imam of Training: bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan
spiritual peserta, instruktur dan panitia (menentukan imam shalat, kultum,
tadarus, azan, dll).
d. Observer kelas : melakukan pengamatan terhadap keseluruhan sistem yang
sedang berjalan dan secara khusus melakukan pengamatan terhadap
dinamika kelas dengan menggunakan perangkat observasi yang telah
dipersiapkan sebagai alat untuk melakukan pemetaan secara kasar
terhadap potensi kader. (catatan: observer kelas merupakan seluruh
instruktur selain master of training dan sekretaris training.
e. Instruktur yang akan diterjunkan memiliki perbandingkan 1:2. Artinya,
satu kelas memiliki dua orang instruktur yang siap ditugaskan secara
bergantian.
3. Pimpinan cabang memberikan Surat Tugas kepada Korps Instruktur cabang yang
telah ditunjuk sebagai instruktur untuk mengelola DAD.
4. Apabila terdapat kesamaan jadwal pelaksanaan DAD yang diajukan oleh
beberapa komisariat, maka akan dikomunikasikan oleh bidang kader Pimpinan
Cabang kepada Pimpinan Komisariat yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan skala prioritas.
5. Adanya rentang waktu antara DAD yang satu dengan DAD yang lainnya, minimal
2 minggu.
B. Koordinasi Awal antara Instruktur dengan Panitia DAD
1. Pimpinan komisariat dan bidang kadernya mengundang bidang kader dan
instruktur cabang yang telah ditunjuk untuk melakukan koordinasi awal dengan
intensitas rapat koordinasi minimal 3x sebelum pelaksanaan perkaderan yang
terdiri dari:
a. Pertemuan pertama: laporan kesiapan pelaksanaan DAD dari panitia
pelaksana, sosialisasi sistem training, konsep dan teknis pelaksanaan
DAD dari instruktur.
1) Laporan Kesiapan Pelaksanaan DAD : PK memberikan penjelasan
tentang kesiapan teknis pelaksanaan DAD berupa fixasi tempat
(lihat syarat dan ketentuan umum), jumlah peserta yang mendaftar
dan lainnya.
2) Sosialisasi sistem kegiatan perkaderan : instruktur menjelaskan
tentang unsur yang terlibat dalam pelaksanaan DAD.
3) Konsep dan Teknis pelaksanaan DAD : Instruktur menjelaskan
mekanisme dan proses pelaksanaan DAD mulai dari konsep
sampai teknis pelaksanaan DAD (dari pra DAD sampai Pasca
DAD).
b. Pertemuan kedua: pembahasan tema dan materi, pengumpulan Daftar
Riwayat Hidup (DRH) DAD serta pembahasan mengenai secreening.
1) pengajuan dan Pembahasan Tema : tema perkaderan erat kaitannya
dengan kebutuhan visi dan misi yang ingin dicapai oleh komisariat
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, ini menjadi tujuan khusus
perkaderan disamping tujuan umum yang baku (ideologi nilai-nilai
ikatan). Visi dan misi yang diusulkan oleh komisariat ini menunjukan
representasi karakteristik dan kekhasan masing-masing komisariat.
Penentuan Materi Pokok dalam menentukan materi pokok, didasarkan
pada Sistem Perkaderan Ikatan (SPI) yang telah ditentukan dan dari
hasil koordinasi instruktur.
2) Penentuan target dan indikator.
a) Target dan indikator DAD : penentuan target dan indikator
DAD berdasarkan analisis Pimpinan Komisariat melalui
pertimbangan dan keputusan korps Instruktur
b) Target dan indikator materi : Penyusunan target dan indikator
materi didasarkan pada hasil analisis kebutuhan dan merujuk
pada ketentuan Sistem Perkaderan Ikatan (SPI).
c) Materi utama: - Dua materi ke-Islaman (Penanaman Tauhid
dan Pemahaman Ke- Islaman) - Dua materi ke-
Muhammadiyahan (Sejarah Muhammadiyah dan Ideologisasi
Muhammadiyah) - Tiga materi ke-IMMan (Sejarah IMM,
Arah Gerak IMM, dan Identitas IMM)
3) Penentuan Materi Pendukung : materi pendukung ditentukan
berdasarkan hasil analisa kebutuhan komisariat yang kemudian
disepakati oleh instruktur cabang. Adapun contoh dari materi
pendukung antara lain:
a) Self Building
b) Pengantar Filsafat
c) Retorika Dakwah
d) Analisis Sosial
e) Entrepreneurship
f) Leadership
4) Alur Materi: alur penyampaian materi memiliki dua syarat yang harus
dipenuhiyaitu:
a) Materi harus sesuai dengan fase-fase yang berlaku dalam training
(pendobrakan, rehabilitasi dan pembinaan).
b) Materi bersifat terukur secara kronologis, misalnya : materi
keIMMan diberikan setelah materi kemuhammadiyahan.
5) Pemateri :
a) Pemateri yang akan menyampaikan materi (dalam format kelas
besar/seminar) adalah instruktur yang telah memiliki spesialisasi
dalam penguasaan materi tersebut.
b) Jika instruktur menggunakan pemateri dari luar karena
keterbatasannya, maka instruktur memberikan dan memastikan
ToR (term of reference) kepada pemateri tersebut beserta target
dan metodenya (dalam kasus ini, langkah amannya adalah dengan
menggunakan metode informatif dialogis-format talk show).
c) Penentuan pemateri melewati diskusi dan pertimbangan-
pertimbangan matang instruktur mengenai kualitas pemateri yang
akan diundang dan bukan hasil inisiatif seseorang.
6) PK menyerahkan DRH peserta DAD yang sudah terkumpul di panitia
pelaksana kepada instruktur cabang.
7) Korps instruktur mengadakan rapat internal untuk membahas yang
berkaitan dengan observasi peserta dengan menangalisis data dan
DRH yang sudah dikumpulkan oleh PK dalam pertemuan kedua yang
selanjutnya sebagai acuan untuk melakukan secreening. Adapun
rincian tentang pelaksanaan secreening sebagai berikut:
a) Screening dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui
keseriusan peserta, perkembangan psikologis, serta pengetahuan
dan pengalaman peserta DAD.
b) Penentuan waktu pelaksanaan secreening ditentukan pada
pertemuan kedua antara instruktur dan panitia.
c) Screening dilaksanakan tiga hari sebelum pelaksanaan DAD, dan
lamanya waktu secreening tergantung banyaknya peserta yang di
DAD.
d) Instruktur memfasilitasi pelaksanaan secreening dan melaporkan
secara tertulis hasil secreening tersebut satu hari sebelum
pelaksanaan DAD.
e) Materi screening mengikuti format screening yang ada dalam
ketentuan khsusus.
8) Korps instruktur mengadakan rapat internal untuk membahas yang
berkaitan dengan terlaksananya screening dan pembahasan tentang
hasilnya.
c. Pertemuan ketiga: PK mendapatkan laporan observasi awal DRH dan
hasil screening dari tim/Korps Instruktur yang sudah dibahas sebelumnya
dan PK memberikan laporan pemantapan persiapan DAD dari panitia
pelaksana.
C. Pemberangkatan Peserta
1. Dilakukan oleh panitia (seksi transportasi 1 orang) dan instruktur 1 orang.
2. Instruktur dan panitia lainnya harus sudah diberangkatan minimal 3 jam sebelum
pemberangkatan peserta.
D. Sweeping Ruangan
Sweeping ruangan dilakukan oleh instruktur dan panitia sebelum peserta datang di
lokasi kegiatan perkaderan. Ruangan harus steril dari atribut yang mengganggu
konsentrasi peserta, seperti: jam dinding, televisi, gambar-gambar dan poster.
Keterangan : Sweeping ruangan dilakukan oleh para instruktur yang sudah stand by
dilokasi pelaksanaan DAD sebelum kedatangan peserta.

BAB III

PROSES PELAKSANAAN

DARUL ARQAM DASAR

A. Pembukaan Acara DAD

Pembukaan DAD paling tidak dihadiri oleh semua unsur pimpinan cabang dan pimpinan
komisariat dengan rincian sebagai berikut:

1. Pembukaan
2. Pembacaan ayat suci al-Qur’an serta terjemahannya.
3. Menyanyikan Mars Muhammadiyah dan Mars IMM.
4. Sambutan-sambutan :
a. Sambutan Ketua Pelaksana DAD
b. Sambutan Ketua Komisariat
c. Sambutan Ketua Cabang
5. Penyerahan peserta DAD dari komisariat kepada instruktur cabang.
6. Do’a
7. Penutup
B. Kontrak Belajar
1. Tanggung jawab yang melakukan kontrak belajar merupakan tanggung jawab MoT
2. Peserta hanya diarahkan untuk menyampaikan espektasi yang berupa tata kelola dalam
pelaksanaan pelatihan/DAD. Namun yang tetap menjadi rujukan dan wewenang berada
di wilayah instruktur.
C. Sweeping Peserta

Sweeping peserta dimaksudkan untuk menjaga konsentrasi peserta selama melaksanakan


seluruh proses DAD yang Dikoordinasikan oleh maksimal 4 orang instruktur (sebagian
IMMawati).

Barang-barang yang harus diamankan dari peserta diantaranya:

1. Rokok
2. Barang – barang berbahaya (Benda Tajam, dll)
3. Handphone + charger
4. alat elektronik yang lain.

Catatan:

Instruktur dan panitia dilarang mengganggu barang sitaan peserta guna menghindari

hal-hal yang tidak diinginkan (hilang, rusak atau semacamnya).

D. Pengelolaan Forum Kelas


1. Instruktur diwajibkan memasuki kelas dengan wajah yang fresh dan telah mengambil
air wudhu terlebih dahulu.
2. Instruktur membuka forum dengan ucapan salam
3. Menggunakan almamater IMM
4. Kepala tidak menunduk dan usahakan selalu mengarah pada seluruh peserta
5. Mendengarkan peserta yang berbicara dengan sungguh-sungguh, dan hindari
6. pemberian vonis yang menjatuhkan.
7. Tidak banyak berbicara yang memungkinkan alur diskusi melebar, kecuali
8. pemberian “virus” untuk memecahkan kebekuan.
9. Tidak memberikan kesimpulan pada akhir diskusi
10. Mempertahankan wibawa dan sikap
E. Hasil Pelakasanaan Proses Materi Perkaderan
1. Setiap selesai pelaksanaan masing-masing materi observer kelas dan Koordinator
meng-input hasil perkembangan peserta selama pelaksanaan materi pada laporan hasil
akhir DAD
2. Observer kelas dan pemateri memberikan laporan perkembangan peserta kepada
Koordinator Observer untuk dilakukan evaluasi metode pada materi yang berikutnya.
3. Hasil oberservasi materi sebelumnya harus disampaikan kepada calon moderator
materi perkaderan selanjutnya dengan memberikan gambaran tentang kondisi peserta
kepada pemateri yang akan menjadi pembicara.
F. Koordinasi Selama Pelaksanaan DAD
1. Koordinasi Internal Instuktur
a. Rapat internal instruktur dilaksanakan minimal 1 kali setiap hari
b. Rapat dilaksanakan setiap akhir materi
c. Rapat dilaksanakan di lokasi pelaksanaan DAD (ruangan intruktur) bukan diarea
lain sehingga kontrol terhadap peserta tetap terjaga.
d. MoT wajib menanyakan perkembangan materi, peserta dan hasil pelaksanaan
materi setiap 1 hari pelaksanaan.
e. MoT memberikan arahan dalam rapat agar selalu ada peningkatan perkembangan
terhadap kapasitas peserta.
2. Koordinasi dengan Panitia Pelaksana/PKRapat ini difasilitasi oleh Panitia
Pelaksana/PK dengan berkoordinasi dengan MoT terlebih dahulu.
a. Pelaksanaan rapat minimal dilaksanakan minimal 1 kali setiap hari (selesai rapat
internal instruktur).
b. Rapat wajib dihadiri oleh perangkat DAD (instruktur), unsur PK dan semua
unsur Panitia Pelaksana.
c. Rapat membahas masalah yang berkaitan dengan hal teknis yang berkaitan
dengan masalah-masalah peserta dan panitia.
d. Instruktur memberikan gambaran umum mengenai keadaan peserta selama
pelaksanaan materi.
e. Panitia Pelaksana dan PK tidak diperkenankan mengadakan rapat internal selama
pelaksanaan koordinasi ini.
f. Pada pertemuan rapat hari ke-dua, juga disampaikan tentang mekanisme jurig
malam. Sebelum itu panitia pelaksana harus berkoomunikasi dengan unsur
masyarakat sekitar lokasi DAD terkait dengan adanya jurig malam dimalam
terakhir pelaksanaan DAD.
G. Hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
1. Penggunaan Kamar Mandi

Jika fasilitas ini minim dan harus digunakan bergantian, maka Instruktur dan
observer yang akan bertugas diprioritaskan untuk menggunakannya terlebih dahulu. Hal
ini dimaksudkan agar waktu yang digunakan peserta untuk mandi akan digunakan untuk
instruktur–observer untuk mengkondisikan keadaan dan atau untuk melakukan
koordinasi dengan keadaan yang lebih segar. Sehingga ketika peserta selesai, instruktur–
observer siap melanjutkan acara berikutnya.

2. Pemberian sanksi

Apabila ada peserta selama dalam training melakukan pelanggaran, berhenti dan
lainnya akan dibahas dalam rapat koordinasi internal instruktur dan kemudian akan
disampaikan pada rapat koordinasi dengan Panita Pelaksana/PK sesuai dengan
kesepakatan instruktur. Adapun mekanisme pemberian sanksi sebagai berikut:
a. Pemberian sanksi bagi peserta yang melewati batas-batas kewajaran,
dilakukan didalam kelompoknya (teguran langsung) dengan pertimbangan
instruktur dengan observer dan sifatnya adalah tahap pertama (peringatan).
b. Teguran tersebut dilakukan oleh instruktur/observer yang sedang bertugas
waktu itu.
c. Tindak lanjut pada peserta yang tidak dapat diperingatkan, ditentukan oleh
hasil musyawarah instruktur
d. Pemulangan peserta dengan fasilitas pengantaran hanya berlaku bagi peserta
wanita. Bagi peserta pria hanya diberikan dana secukupnya.
3. Mekanisme Jalan Malam

Sebelum melaksanakan jalan malam, terlebih dahulu instruktur dan panitia pelaksana
melakukan koordinasi untuk membahas beberapa hal mengenai prosesi jalan malam.
Diantaranya adalah :

1) Penentuan Jalur/rute Jalan Malam


 Sebelum panitia pelaksana berkoordinasi dengan instruktur, sudah mempunyai gambaran
rute yang akan ditempuh untuk jalan malam.
 Minimal satu hari sebelum pelaksanaan jurig malam panitia pelaksana dan instruktur
sudah mengetahui lokasi.
2) Peralatan yang dibutuhkan
 Alat-alat kesehatan, diantaranya: oksigen, tandu dan lainnya.
 Obat-obatan standar yang diperlukan sesuai dengan penyakit yang diderita peserta.
 Lilin secukupnya untuk penerangan jalan.
 Senter untuk keperluan instruktur dan panitia pelaksana.
 Bila keadaan hujan atau gerimis dipersiapkan payung dan mantel, bila masih tidak
memungkinkan dipakai alternatif B yang dikoordinasikan antara instruktur, panitia
pelaksana serta PK.
3) Penempatan Tim Instruktur: tim instruktur terbagi kedalam empat pos dalam prosesi jurug
malam.
 Pos I : Pemberangkatan: minimal dua orang instruktur yang bertugas untuk
memfasilitasi keberanhkatan peserta. Sebelum peserta diberangkatkan
 Pos II : Secreening dan Ideologisasi
 Pos III : Komitmen
4) Penentuan Pos Bayangan

Penentuan pos bayangan dilakukan jika jalur untuk peserta sangat panjang atau di karenakan
faktor jalur jalan malam/rute yang mengharuskan adanya pos bayangan.

5) Untuk mekanisme dan petugas di setiap pos didiskusikan antar instruktur dengan panitia
pelaksana minimal sebelum pelaksanaan jurig malam dimulai.
H. Pelaksanaan Ikrar
a. Instruktur menyiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan ikrar. Alat-alat yang harus
disiapkan ketika akan melakukan ikrar antara lain:
b. Tempat yang digunakan untuk ikrar peserta harus kondusif tidak ada yang hili mudik
ketika ikrar peserta dilakukan dan cukup luas untuk melakukan ikrar peserta.
c. Instruktur yang melakukan pengikraran satu pos-nya sebanyak dua orang, satu orang
sebagai pemandu ikrar peserta, satu orang untuk menulis identitas peserta ditambah satu
orang lagi perwakilan dari komisariat untuk menyematkan pin IMM sebagai tanda bahwa
peserta tersebut telah resmi bergabung dengan IMM.
d. Al-Qur’an, banyaknya disesuaikan dengan instruktur yang akan mengikrarkan peserta.
e. Pin IMM sebanyak peserta DAD.
f. Tempat untuk menyangga Al-Qur’an, misalnya bantal ataupun alat yang lainnya.
g. Peserta dipanggil satu persatu untuk melakukan ikrar. Pembacan ikrar dengan
mekanismenya sebagai berikut:
h. Forum dikondisikan setengah lingkaran di dalam ruangan yang cukup representative
untuk mengakomodir semua instruktur, peserta dan dipimpin oleh MOT.
i. Seluruh peserta diminta untuk berwudlu dan masuk ketengah ruangan satu persatu dan
dipersilahkan duduk dihadapan instruktur yang akan memandu peserta untuk
membacakan ikrar.
j. Peserta diwawancarai mengenai motivasi dan kontribusi yang akan diberikan jika telah
menjadi kader ikatan serta ditanya kesiapannya bersama ikatan demi menegakkan islam.
k. Jika jawabannya ya/insya Allah, MOT meminta peserta untuk bersumpah dihadapan Al-
Quran dengan menaruh tangan kanan diatasnya. Adapun redaksional sumpahnya adalah
sebagai berikut:
“Asyhadu an laa illaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadurrosulullah. Billahi,
Wallahi, Tallahi. Dengan ini saya bersumpah, akan berjuang menegakkan agama Islam
bersama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dengan sepenuh hati, Lillahi ta’ala “.
l. Kemudian peserta diberi ucapan selamat (disalami) oleh seluruh instruktur dan panitia
dengan ucapan standar: “selamat datang/berjuang di IMM” serta penyematan pin oleh
ketua komisariat penyelenggara DAD.
m. Kemudian meminta peserta untuk duduk meneruskan formasi yang dibentuk oleh
instruktur dan panitia.
n. Bagi peserta yang mengatakan “tidak” atau tidak bersedia diambil sumpah maka peserta
tersebut dipersilahkan duduk bersama peserta lain dengan tidak disematkan pin dan
dianggap tidak lulus DAD (pertimbangan diberikan sepenuhnya oleh instruktur yang
berkomunikasi dengan pimpinan komisariat).
o. Setelah prosesi ikrar dilaksanakan dan posisi peserta telah berikrar semua, dilanjutkan
dengan sambutan atau motivasi dari MOT dan Ketua Korps Instruktur
I. Penutupan Acara DAD
Penutupan DAD paling tidak dihadiri oleh semua unsur pimpinan cabang dan pimpinan
komisariat dengan rincian sebagai berikut:

1. Pembukaan
2. Pembacaan ayat suci al-Qur’an serta terjemahannya.
3. Menyanyikan Mars Muhammadiyah dan Mars IMM.
4. Sambutan-sambutan :
a. Sambutan Ketua Pelaksana DAD
b. Sambutan Ketua Komisariat
c. Sambutan Ketua Cabang
5. Penyerahan peserta DAD dari Instruktur ke komisariat
6. Kesan-pesan peserta DAD
7. Do’a
8. Penutup

Pemulangan peserta sepenuhnya berada dibawah tanggung jawab Panitia Pelaksana dan PK
masing-masing.

Perubahan

Fase Screning

Fase ini adalah fase penggalian pengetahuan dari calon peserta secara detail melalui
formulir dan wawancara lebih dalam. Instruktur diwajibkan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari calon peserta DAD.

Anda mungkin juga menyukai