Kata kerakyatan yang terdapat pada isi sila keempat pancasila ini, menandakan bahwa yang
memegang kekuasaan tertinggi di Indonesia adalah rakyat. Sehingga kepentingan rakyat memiliki
tujuan untuk memajukan dan mensejahterakan bangsa Indonesia.
Sila keempat menjadi pencerminan pada demokrasi di Indonesia, yang dimana wakil rakyat akan
berjuang dalam menjaring aspirasi. Serta menyampaikan aspirasi pada pemerintah dan memastikan
bahwa aspirasi rakyat telah dipenuhi oleh pemerintah.
Sila ini juga meminta kita untuk selalu mengutamakan musyawarah dalam mufakat, dalam
mengambil setiap keputusan. Musyawarah dalam mufakat ini harus meliputi semangat
kekeluargaan, dan akal sehat yang sesuai dengan hati nurani.
Bentuk penjabaran yang lebih lengkap dari sila keempat terdapat pada sila kelima pancasila. Sila
kelima ini berdasark pada pokok dari sila keempat, karena kerakyatan dan keadilan adalah yang
tidak bisa dipisahkan.
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.
Contoh: Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban sama memperoleh pendidikan
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
Contoh: Kita perlu patuh, menerima dan hormat terhadap suatu keputusan yang sudah disepakati
dan mufakat
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
Contoh: Dalam menerima suatu keputusan kita perlu ikhlas dalam menjalaninya
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Contoh: Bermusyawarah kita perlu dalam keadaan dingin dan tidak emosi
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Contoh: Dalam pengesahan keputusan sehendaknya keputusan tersebut sesuai dengan norma pada
Tuhan Yang Maha Esa serta tetap mempertahankan martabat