Anda di halaman 1dari 54

Butir Butir Pancasila

By Fina DheaPosted on 30/12/2019


Butir Butir Pancasila – Pancasila merupakan dasar negara, berdasarkan ketetapan
MPR No. 11/MPR/1978 mengenai Ekaprasetia Pancakarsa menguraikan kelima
asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengalaman sebuah pedoman praktis
sebagai pelaksana Pancasila dikehidupan sehari – harinya.
Butir Butir Pancasila
Tetapi pada perkembangannya ke 36 butir pedoman tersebut diperbaharui, tepatnya
sejak tahun 2003 melalui Tap MPR No. I/MPR/2003, 36 butir pedoman ini telah
diperbaharui menjadi 45 butir butir Pancasila.
Dimana dalam 45 butir butir pancasila ini adalah penjabaran dari kelima sila pada
Pancasila.

1. Sila pertama dijabarkan menjadi 7 butir


2. Sila kedua dijabarkan menjadi 10 butir
3. Sila ketiga dijabarkan menjadi 7 butir
4. Sila keempat dijabarkan menjadi 10 butir
5. Sila kelima dijabarkan menjadi 11 butir

Daftar Isi [tutup]


 1 Butir Butir Pancasila Dalam Tap MPR No. I/MPR/2003
o 1.1 Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
o 1.2 Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
o 1.3 Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
o 1.4 Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaran Dan Perwakilan
o 1.5 Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
o 1.6 Share this:

Butir Butir Pancasila Dalam Tap MPR No. I/MPR/2003


Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ke 1
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya serta ketakwaannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh Penerapan : Mempunyai serta meyakini satu agama dengan menjalankan
perintah dan menjauhi larangan sesuai aturan atau norma dalam agama yang
dianutnya.
2. Warga Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama serta kepercayaannya masing-masing berlandaskan dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Contoh Penerapan : Menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai dengan
norma agama yang dianut serta tidak menganggu penganut agama yang lain.
3. Mengembangkan rasa sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Contoh Penerapan : Menghormati serta mau bekerjasama walaupun dengan
pemeluk agama yang berbeda.
Baca Juga : Nilai Nilai Pancasila
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama serta kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh Penerapan : Kita harus hidup rukun walaupun berbeda agama karena kita
tetap satu bangsa Indonesia.
5. Mengembangkan sikap rasa saling menghormati kebebasan melaksanakan
ibadah sesuai pada agama serta kepercayaannya masing-masing.
Contoh Penerapan : Sesama saling menghormati ketika tersirat pemeluk agama
lain yang sedang menjalankan ibadah.
6. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh Penerapan : Tiap manusia bebas memilih agama yang sudah disahkan
oleh pemerintah.
7. Tidak melakukan pemaksaan suatu agama serta kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa terhadap orang lain.
Contoh Penerapan : Tidak memaksakan suatu agama kepada orang sekitar karena
hal itu merupakan urusannya dengan Tuhannya.
Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Sila ke 2
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh Penerapan : Tidak boleh memperlakukan manusia secara sewenang-
wenang atau kurang adab bermartabat karena semua manusia mempunya hak asasi
(HAM) yang sama.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak atau kewajiban asasi tiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, kedudukan sosial,
jenis kelamin, warna kulit ataupun hal lainnya.
Contoh Penerapan : Menghargai suatu perbedaan yang ada, karena kita harus
menyadari jika hidup memang berbeda-beda mulai dari suku, ras, ataupun agama,
maka perbedaan itu memang muncul.
3. Meningkatkan sikap tidak semena-mena kepada orang lain.
Contoh Penerapan : Tidak boleh memperlakukan orang lain secara semena-mena
khususnya pada hal yang buruk serta merugikan orang lain.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa serta tepa selira.
Contoh Penerapan : Ingin mengikuti kerja bakti serta berbaur terhadap
masyarakat yang lain.
5. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama umat manusia.
Contoh Penerapan : Tidak boleh semena-mena terhadap sesama manusia supaya
dapat hidup berdampingan serta rukun.
6. Berani dalam membela kebenaran serta keadilan.
Contoh Penerapan : Sebagai umat manusia kita wajib menjunjung suatu
kebenaran, jangan yang salah tetapi dibenarkan. Kita harus hidup adil kepada
sesama umat manusia.
7. Senang melakukan suatu kegiatan bersifat kemanusiaan.
Contoh Penerapan : Ikut serta memberikan bantuan kepada orang lain yang
membutuhkan.
8. Menjunjung sangat tinggi nilai-nilai kemanusiaan tersebut.
Contoh Penerapan : Berusaha saling menghormati dan menghargai sesama
manusia.
9. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama terhadap bangsa
lain.
Contoh Penerapan : Manusia merupakan mahkluk sosial. Sehingga manusia tidak
dapat hidup sendiri, perlu adanya saling membantu satu sama lain.
10. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari semua umat manusia.
Contoh Penerapan : Sebagai bangsa Indonesia, saat saudara kita tertimpa
musibah, kita perlu ikut andil membantunya karena mereka masih satu bangsa
dengan kita.
Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
Sila ke 3
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
maupun golongan.
Contoh Penerapan : Bila di negara ini terjadi suatu masalah kita harus fokus
dalam menyelesaikan masalah tersebut demi kepentingan bersama ataupun untuk
kepentingan negara, bukan malah memanfaatkannya demi kepentingan kelompok,
golongan, ataupun pribadi.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa jika
dibutuhkan.
Contoh Penerapan : Turut serta berjuang dan membela indonesia jika negara ini
terancam kenyamanan dan keamanannya.
3. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
Contoh Penerapan : Tidak membeda bedakan antara suku, ras dan agama satu
serta lainnya, karena kita semua sama, yaitu warga Indonesia.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan serta bertanah air Indonesia.
Contoh Penerapan : Menjaga sumber daya yang ada serta kelestarian bumi yang
ada di Indonesia.
5. Menjunjung tinggi rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Contoh Penerapan : Lebih memilah dan setia menggunakan produk hasil dalam
negeri dibandingkan produk buatan dari luar.
6. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Contoh Penerapan : Menjunjung tinggi nilai persatuan bangsa dengan tidak
memandang suku, ras serta agama.
7. Memelihara ketertiban dunia yang berasaskan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Contoh Penerapan : Turut serta kampanye didalam perdamaian dunia namun jika
belum bisa, kita dapat mulai dari hal terkecil seperti mematuhi peraturan yang
sudah disepakati di lingkungan kita.
Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaran Dan Perwakilan

Sila ke 4
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
Contoh Penerapan : Tiap-tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam memperoleh pendidikan.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kita terhadap orang lain.
Contoh Penerapan : Jangan kita memaksakan kehendak sendiri terhadap orang
lain bahkan dengan melakukan ancaman.
3. Mengutamakan bersifat musyawarah didalam mengambil keputusan demi
kepentingan bersama.
Contoh Penerapan : Ketika terdapat perbedaan, kita wajib mengutamakan aspek
dengan bermusyawarah.
4. Musyawarah demi mencapai mufakat meliputi pada semangat kekeluargaan.
Contoh Penerapan : Pada bermusyawarah perlu tercapainya hasil yang sudah
disepakati bersama dengan mendukung suatu aspek kekeluargaan.
5. Musyawarah dilaksanakan secara akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhurnya.
Contoh Penerapan : Saat bermusyawarah kita tidak boleh emosi karena kita wajib
dengan keadaan kepala dingin ya.
6. Memberikan kepercayaan terhadap wakil-wakil yang dipercayai didalam
melaksanakan pemusyawaratan.
Contoh Penerapan : Menyerahkan dan mempercayai secara penuh aspirasi kita
kepada wakil – wakil terpilih agar menjalankan tugasnya dengan sesuai.
7. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
dari musyawarah.
Contoh Penerapan : Kita diperlukan patuh, menerima serta hormat terhadap hasil
keputusan yang sudah disepakati didalam bermufakat.
8. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi maupun golongan.
Contoh Penerapan : Di dalam bermusyawarah perlu mengutamakan kepetingan
bersama dibandingkan kepentingan pribadi
9. Dengan iktikad yang baik serta rasa tanggung jawab menerima dan menjalankan
hasil keputusan musyawarah.
Contoh Penerapan : Dalam menerima suatu keputusan kita perlu ikhlas untuk
menjalaninya.
10. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat serta martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran serta keadilan didalam mengutamakan persatuan dan kesatuan
demi mencapai kepentingan bersama.
Contoh Penerapan : Pada pengesahan keputusan seharusnya keputusan tersebut
sesuai dengan norma yang berlaku pada Tuhan Yang Maha Esa serta harus
mempertahankan martabat.
Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sila ke 5
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, mencerminkan sikap serta suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Contoh Penerapan : Wajib hukumnya untuk saling menghormati terhadap sesama
manusia demi tercapainya sikap kekeluargaan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Contoh Penerapan : Adil kepada teman yang membutuhkan bantuan serta tidak
membeda-bedakannya.
3. Menghormati hak orang lain.
Contoh Penerapan : Saling menghormati, baik, serta rukun kepada sesama
manusia.
4. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Contoh Penerapan : Dalam hidup memang antara hak dan kewajiban dibutuhkan
akan tetapi haruslah seimbang. Misal kita berhak memperoleh kenyamanan
berkendara tetapi wajib hukumnya mentaati aturan lalu lintas yang berlaku.
5. Suka bekerja keras.
Contoh Penerapan : Hidup jangan terlalu sering mengeluh, kita harus kerja keras
serta cerdas demi memenuhi kebutuhan keluarga bahkan kalau bisa memberi
kepada orang yang lebih membutuhkan.
6. Suka memberi pertolongan kepada orang lain supaya dapat berdiri sendiri.
Contoh Penerapan : Memberi bantuan untuk modal usaha tanpa adanya bunga
kepada orang sekitar yang membutuhkannya.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
Contoh Penerapan : Jangan sampai dalam hidup kita membuat susah orang
sekitar, seperti mendirikan pabrik industri namun limbah dibuang sembarang
tempat yang menyebabkan kerugian bagi lingkungan sekitar.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
Contoh Penerapan : Bersikaplah hemat, alangkah baiknya disisihkan uang untuk
orang yang lebih membutuhkan.
9. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
Contoh Penerapan : Bersifat sewajarnya terhadap sesama, misal jangan sampai
anda memberatkan orang lain apalagi sampai jatuhnya pemerasan
10. Suka melakukan kegiatan pada rangka mewujudkan kemajuan yang merata
serta berkeadilan sosial.
Contoh Penerapan : Melakukan segala kegiatan yang bersifat membangun seperti
gotong royong, kerja bakti, bela negara dan hal lainnya.
11. Gemar menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat demi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
Contoh Penerapan : Dalam hidup jangan mengklaim hak yang memang itu sudah
dipantenkan pemiliknya. Apabila memang mau digunakan untuk kepentingan kita
ada baiknya ijin terlebih dahulu.
Apa yang dimaksud pancasila ?
Pancasila ialah ideologi dasar untuk kehidupan seluruh bangsa Indonesia
Apa yang dimaksud nilai? Mengapa nilai menekankan pada segi-segi
kemanusiaan?
Nilai merupakan sesuatu yang berguna, indah, mempertinggi batin, dan
menyadarkan harkat dan martabat manusia. Karena nilai berasal dari hati nurani
manusia sehingga masuk keunsur segi kemanusiaan yaitu akal dan budi.
Bagaimana konsep suatu negara berdasarkan pancasila ?
Konsep negara berdasarkan pancasila yaitu paham mengenai aspek :
1. Negara kesatuan, dimana kehidupan masyarakat yang bersifat sosialistis.
2. Semangat kekeluargaan serta kebersamaan
3. Gigih dan berjuang dalam kesatuan
4. Musyawarah
5. Menghendaki dan menjunjung tinggi keadilan
Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu
pengetahuan baru bagi para pembaca.
Baca juga artikel lainnya :

 Nilai Instrumental Pancasila


 Isi Sumpah Pemuda
 Perumusan Pancasila
Nilai Nilai Pancasila
By Fina DheaPosted on 19/12/2019
Nilai Nilai Pancasila Ke 1, 2, 3, 4, 5 Dalam Kehidupan Sehari Hari –
Tahukah anda didalam kehidupan sehari – hari kita terkandung nilai – nilai
pancasila baik pancasila ke 1, 2, 3, 4, ataupun 5. Pancasila adalah ideologi
dan dasar negara Indonesia, yang dirancang oleh PPKI dimana pada saat
itu dipimpin oleh pahlawan kita, yaitu Ir.Soekarno.
Nilai Pancasila
Sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus mengetahui serta
menghafal, menerapkan serta mengamalkan nilai nilai apa saja yang
terkandung didalam pancasila berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Maka pada artikel ini akan dijabarkan untuk mengetahui serta
mengamalkan atau menerapkan nilai – nilai pancasila pada kehidupan
sehari – hari
Daftar Isi [tutup]
 1 Nilai Pancasila Ke 1
 2 Nilai Pancasila Ke 2
 3 Nilai Pancasila Ke 3
 4 Nilai Pancasila Ke 4
 5 Nilai Pancasila Ke 5
o 5.1 Share this:

Nilai Pancasila Ke 1
Pancasila ke -1 adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa” dimana terkandung
suatu nilai religius sebagai berikut :

1. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai suatu


pencipta segala hal dimana sifat – sifat yang sempurna serta suci-
Nya seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha
Bijaksana, Maha Perkasa dan lainnya.
2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yaitu menjalankan
semua perintah-NYA serta menjauhi larangan – larangannya. Dalam
memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Pemurah kita sebagai manusia harus menyadari, jika setiap benda
dan makhluk yang ada di sekeliling manusia ialah amanat Tuhan
yang harus dijaga dengan sebaik – baiknya, harus dirawat supaya
tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain serta
makhluk Tuhan yang lainnya.

Berikut penerapan sila ke-1 dalam kehidupan sehari – harinya :

1. Percaya serta Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama serta kepercayaan masing – masing.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan
para penganut kepercayaan walaupun berbeda-beda.
3. Saling menghormati kebebasan dalam menjalankan ibadah sesuai
dengan agama serta kepercayaan masing – masing.
4. Jangan memaksakan suatu agama atau kepercayaan terhadap orang
lain.
5. Mempunyai sikap toleransi antar umat beragama lain.
6. Tidak bersikap rasis terhadap pemeluk agama yang berbeda
kepercayaan.
7. Menyayangi binatang, merawat tumbuh – tumbuhan, serta selalu
menjaga kebersihan dan lainnya.

Nilai Pancasila Ke 2
Sila ke 2 adalah “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab” dimana
terkandung nilai – nilai perikemanusiaan yang harus diperhatikan serta
diterapkan dalam kehidupan sehari – hari karena kita adalah makhluk
sosial. Pada hal ini adalah sebagai berikut :

1. Pengakuan atas suatu harkat dan martabat manusia dengan segala


hak serta kewajiban asasi yang dimiliki tiap orang.
2. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia, mulai dari diri sendiri,
alam sekitar bahkan terhadap Tuhan utamanya.
3. Manusia merupakan makhluk beradab ataupun berbudaya yang
mempunyai daya cipta, rasa, karsa serta keyakinan masing – masing
yang telah dijelaskan sebelumnya.

Penerapan pada sila ke 2 dalam kehidupan sehari – hari :

1. Mengadakan atau melaksanakan pengendalian tingkat polusi udara


supaya udara yang dihirup bisa tetap terjaga dan nyaman
2. Menjaga kelestarian tumbuh – tumbuhan yang ada disekitar
lingkungan
3. Mengadakan gerakan penghijauan dilingkungan tertentu khususnya
tempat tinggal dan lainnya.
4. Mengakui persamaan derajat, hak, serta kewajiban antara sesama
manusia.
5. Saling mencintai dan menghormati sesama manusia.
6. Tidak bertindak semena – mena terhadap orang lain.
7. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
8. Berani dalam membela kebenaran serta keadilan.

Nilai-nilai pada sila ke-2 ini mendapat penjabaran didalam Undang-


Undang No. 23 Tahun 1997 di atas, antara lain dalam Pasal 5 ayat (1) –
(3); Pasal 6 ayat (1 dan 2) dan Pasal 7 ayat (1 dan 2).
Dan dalam Pasal 5 ayat (1) diberitakan, bahwa setiap orang mempunyai
hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat; dalam ayat (2)
dikatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan
hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup;
Dalam ayat (3) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak untuk
berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Nilai Pancasila Ke 3
Didalam sila ke-3 “Persatuan Indonesia” dimana terkandung nilai
persatuan bangsa, artinya dalam hal – hal yang berkaitan dengan
persatuan bangsa wajib diperhatikan aspek – aspek sebagai berikut :

1. Persatuan Indonesia merupakan persatuan bangsa dimana


seseorang mendiami wilayah Indonesia serta wajib berpartisipasi
membela dan menjunjung tinggi ( patriotisme );
2. Pengakuan terhadap kebhinneka tunggal ika an suku bangsa ( etnis )
dan kebudayaan bangsa lain ( berbeda-beda tetapi satu jiwa ) yang
memberikan suatu arah didalam pembinaan atau pergerakan
kesatuan bangsa;
3. Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia ( jiwa
nasionalisme ).

Dibawah ini penerapan pada sila ke-3 dalam kehidupan sehari hari,
yaitu :
1. Melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu
diperhatikan didalam pengambilan kebijaksanaan atau pengendalian
pembangunan lingkungan di daerah atau sekitar
2. Mengembangkan tata nilai tradisional melalui pendidikan ataupun
latihan serta penerangan dan penyuluhan yang mendorong manusia
untuk melindungi sumber daya dan lingkungannya.
3. Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan bangsa atau
negara diatas kepentingan pribadi ataupun golongan.
4. Rela berkorban demi kepentingan bangsa.
5. Cinta tanah air dan bangsa atau negara.
6. Bangga sebagai persatuan bangsa Indonesia dan bertanah air di
Indonesia.
7. Memajukan sosialisasi dan kesatuan bangsa yang ber-bhineka
tunggal ika.
8. Bangga menggunakan bahasa persatuan dalam kehidupan sehari –
hari yaitu bahasa Indonesia.

Nilai Pancasila Ke 4
Dalam sila ke-4 “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan” dimana
terkandung nilai – nilai kerakyatan.
Pada hal ini terdapat beberapa hal yang harus dicermati, yaitu :

1. Kedaulatan negara berada di tangan rakyat


2. Pimpinan kerakyatan merupakan hikmat kebijaksanaan yang
dilandasi oleh akal sehat
3. Manusia di Indonesia sebagai warga negara serta warga masyarakat
memiliki kedudukan, hak serta kewajiban yang sama;
4. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai
mufakat dilaksanakan bersifat kekeluargaan.
5. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan
kesadaran akan tanggung jawab para pengambil keputusan didalam
pengelolaan lingkungan hidup tersebut;
6. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan
kesadaran akan hak serta tanggung jawab masyarakatnya didalam
pengelolaan lingkungan hidup tersebut;
7. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan
kemitraan usaha.
8. Tidak memaksakan kehendak orang lain
Nilai Pancasila Ke 5
Dan yang terakhir sila ke-5 yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia” dimana terkandung nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Pada hal ini perlu diperhatikan beberapa aspek berikut ini, antara lain :

1. Perlakuan yang adil di berbagai bidang kehidupan terutama pada


bidang politik, ekonomi dan sosial budaya
2. Perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Keseimbangan antara hak dan kewajiban seseorang, serta
menghormati hak milik orang lain
4. Cita – cita masyarakat yang adil dan makmur serta merata material
spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia
5. Cinta akan kemajuan dan pelaksanaan pembangunan demi
kemajuan negara.

Dengan Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 mengenai suatu Garis –


Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bagian yang mengatur aspek –
aspek pengelolaan lingkungan hidup serta pemanfaatan sumber daya
alam. Dalam ketetapan MPR ini, hal itu sudah diatur sebagai berikut ini
(Penabur Ilmu, 1999 : 40) :

1. Mengelola sumber daya alam (SDA) dan memelihara sumber daya


yang mendukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi selanjutnya begitu
seterusnya
2. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) serta
lingkungan hidup dengan cara melakukan konservasi, rehabilitasi
atau penghematan pengunaan didalam menerapkan teknologi yang
ramah lingkungan
3. Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan SDA
secara selektif dan pemeliharaan lingkungan hidup, sehingga kualitas
ekosistem tetap terjaga dimana sesuai diatur dengan undang –
undang
4. Mendayagunakan SDA untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran
rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi serta keseimbangan
lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan, kepentingan ekonomi
dan budaya masyarakat lokal bahkan penataan ruang yang
pengaturannya diatur melalui undang – undang
5. Penerapan indikator – indikator yang memungkinkan pelestarian
kemampuan.

Apa yang dimaksud pancasila ?


Pancasila adalah ideologi atau pedoman kehidupan dasar negara
Indonesia
Siapakah yang mencetuskan pancasila ?
Ir.Soekarno dalam sidang BPUPKI
Kapan pancasila disampaikan ?
Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai atau
“BPUPKI”
Demikianlah pembahasan nilai instrumental pancasila, semoga bermanfaat
dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.
Baca juga artikel lainnya :

Nilai Instrumental Pancasila


By Fina DheaPosted on 30/12/2019
Nilai Instrumental Pancasila – Pada tiap bentuk negara yang menganut
ideologi terbuka akan senantiasanya terdapat cita-cita serta nilai-nilai
mendasar yang bersifat tetap dan tidak berubah.
Nilai Instrumental Pancasila
Dengan demikian tidak secara langsung bersifat operasional, berdasarkan
keadaan inilah salah satu nilai yang ada didalam Pancasila merupakan
nilai instrumental yang berkaitan terhadap aturan HAM serta UUD
(Undang-Undang Dasar) Indonesia.
Daftar Isi [tutup]
 1 Pengertian Nilai Instrumental
 2 Perwujudan Nilai Instrumental
 3 Contoh Nilai Instrumental
o 3.1 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
o 3.2 2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
o 3.3 3. Persatuan Indonesia
o 3.4 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Dan Perwakilan.
o 3.5 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
o 3.6 Share this:
Pengertian Nilai Instrumental
Nilai Instrumental Pancasila merupakan suatu rangkaian penjabaran
secara lebih kreatif dan dinamis, dilakukan atas beragam nilai-nilai dasar
Pancasila yang bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman serta
aspirasi masyarakat yang ada di dalamnya.
Nilai nilai Pancasila terdapat di instrumental ini juga dapat mengindikasikan
jika sejatinya pengamalan Pancasila dapatlah dijabarkan sesuai UUD
1945, Tap MPR, dan peraturan perundangan-undangan yang lain. Seperti
undang-undang yang mengatur peraturan didalam sistem pemerintah.
Perwujudan Nilai Instrumental
Perwujudan pada nilai instrumental ini bisa dilakukan didalam beragam
aspek-aspek yang senantiasa dapat dilakukan suatu perubahan atau
reformatif, dimana disesuaikan dengan keadaan zaman serta iklim
keteraturan yang selalu berkembang.
Perwujudan nilai instrumental ini dibagi atas :

 Undang-Undang
Adanya Undang-Undang yang memberikan pasal-pasal mengenai
keteraturan hidup masyarakat dengan tegas menjelaskan tentang
bagaimana pentingnya nilai instrumental terhadap Pancasila ini,
bahkan demi proses penyedusiannya aturan ini dapat dilakukan
Amandemen, seperti misalnya ialah Amandemen UUD 1945.
 Peraturan Pemerintah
Penjabaran terhadap Nilai Instrumental Pancasila selanjutnya dapat
dilakukan dengan cara mengembangkan perturan pemerintah.
Kondisi ini menjadi salah satu pembuktian otentik mengenai
keterbukaan Pancasila yang diambil atas suatu alasan keterdesakan
agar terhindar dari konflik masyarakat. Seperti mengenai peraturan
ini contohnya Dekrit Presiden, MPR, dan yang lainnya.

Contoh Nilai Instrumental


Penerapan yang berkaitan dengan nilai-nilai instrumental didalam
Pancasila tersebut, antara lain ialah sebagai berikut ini :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Perwujudan atas nilai instrumental ini dapat dilihat dalam Undang-Undang,
khususnya didalam Pasal 29 yang memberikan penegasan jika Indonesia
merupakan negara beragama, yang memberikan keleluasaan kepada tiap
warga negaranya, untuk memeluk sesuai legalitas agama yang diinginkan.
Sampai sekarang ini agama-agama yang sudah diakui di Indonesia
terdapat 6 macam, yaitu : Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha,
serta Kong Hu Chu.
Selain itu, berikut juga merupakan nilai instrumental dalam Sila ke 1 :

 Pasal 28E Ayat 1 “Setiap orang bebas dalam memeluk agama serta
beribadah berdasarkan agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, serta
memilah tempat tinggal diwilayah negara ataupun meninggalkannya,
serta berhak untuk kembali lagi”.
 Pasal 28E Ayat 2 “Tiap orang bebas meyakini kepercayaannya,
menyatakan pikiran serta sikap yang sesuai dengan hati nuraninya”.

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


Suatu tindakan yang bisa dikatakan sebagian nilai instrumental pancasila,
khususnya pada Sila ke 2 Pancasila ini adalah terdapatnya Pasal 28 yang
dimana memberikan suatu kebebasan kepada masyarakat akan HAM (Hak
Asasi Manusia) yang telah diberikan.
Bentuk ini menjadikan keadilan dengan adanya posisi manusia pada porsi
yang sangat tinggi.
Selain itu, berikut ini juga merupakan nilai instrumental dalam Sila ke
2:
Pasal 14
Presiden dapat memberi pengampunan sanksi serta rehabilitasi dengan
memperhatikan pertimbangan oleh MA.
Presiden juga memberi amnesti dan pembatalan dengan memperhatikan
pertimbangan oleh DPR.
Pasal 28A
Seseorang berhak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
Tiap orang berhak untuk membentuk keluarga serta melanjutkan keturunan
melalui pernikahan yang sah menurut agama.
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh serta berkembang
dan berhak terhadap pinjaman dari kekerasan ataupun diskriminasi.
3. Persatuan Indonesia
Selanjutnya perwujudan nilai instrumental lainnya pada Sila ke 3
Pancasila ini dapat dilihat dalam Pasal 32, 35, dan 36. Dimana semuanya
secara penuh memberikan identitas nasional Indonesia, seperti : bahasa,
bendera, ideologi, serta yang lainnya.
Berikut pasal yang terkandung nilai instrumental pada sila ini :
Pasal 25A : Negara Kesatuan RI adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri khas Nusantara dimana wilayah dengan batas-batas serta hak-
haknya diputuskan berdasarkan undang-undang yang telah disepakati.

Pasal 35 : Bendera Negara Indonesia yaitu Sang Merah Putih.

Pasal 36 : Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.

Pasal 36A : Lambang Negara merupakan Garuda Pancasila serta


semboyannya ialah Bhinneka Tunggal Ika.

Pasal 36B : Lagu Kebangsaan Negara ialah Indonesia Raya.


4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Dan Perwakilan.
Contoh lainnya yang dapat disebutkan sebagai perwujudan pada Sila ke 4
Pancasila yang berkaitan dengan nilai instrumental ini, seperti terdapat
dalam Pasal 1 Ayat 2 yang menjelaskan jika kekuasaan tertinggi di
Indonesia adalah ditangan rakyat.
Karena dasar tindakan inilah rakyat mempunyai derajat yang sangat tinggi
didalam penyelenggaraan sistem demokrasi indonesia.
Seluruh kebijakan yang diberikan kepada dewan negara harus disetujui
oleh rakyat melalui keterwakilannya pada tiap masing-masing daerah.
Dimulai dari tugas Presiden, tugas MPR, serta pemberian atas Hak
DPR dimana ketiga lembaga tersebut dapat saling memberikan
pengawasan satu dengan lainnya.
Berikut nilai instrumental pancasila yang tersirat pada sila ini :
Pasal 2

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota


Dewan Perwakilan Rakyat, serta dengan berbagai utusan pada tiap
daerah-daerah dan golongan-golongannya, berdasarkan aturan yang
diputuskan melalui Undang-Undang.
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang setidaknya paling sedikit
sekali dalam jangka lima tahun di ibukota Negara ini.
3. Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat diputuskan dengan
voting yang terbanyak

Pasal 3
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar
serta dengan garis-garis besar sebagai haluan Negara.

Pasal 6 ayat 2
Presiden dan Wapres dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan
voting yang terbanyak.
Pasal 19

1. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.


2. Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.
3. Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam
setahun.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Perwujudan terhadap nilai instrumental pancasila selanjutnya terdapat
pada Sila ke-5. Dimana secara penuh memberikan arti mengenai sikap adil
yang harus dilakukan seluruh unsur masyarakat,mulai dari yang bawah
hingga atas, terutama pemerintah didalam menjalankan kebijakan
pembangunanan.
Contoh nyatas dalam sila ini secara penuh yang terdapat pada Pasal 33,
memberikan ketegasan jika seluruh SDA yang ada di Indonesia adalah
untuk kesejahteraan warga negaranya, berdasarkan dorongan inilah
setidaknya PT Freeport yang berada di Papua pada Era Kepemimpinan
Jokowi mempunyai izin agar mengaksesnya setidaknya 51% Saham yang
akan menjadi milik Indonesia.
Tujuan terhadap kebijakan ini, adalah menjadikan rakyat sebagai
penguasa negara yang memberikan arus mengenai kepersatuan antar
sesamanya.
Berikut merupakan pasal yang terkait nilai instrumental dalam sila ini
:
Pasal 33 Ayat 3
Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya telah
dikuasai oleh negara, dan dipergunakan demi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat nya.

Pasal 34
Fakir miskin serta anak dibawah umur yang terlantar harus dipelihara oleh
negaranya.
Apa yang dimaksud nilai instrumental ?
Nilai Instrumental merupakan penjabaran lebih lanjut terhadap nilai dasar
yang dimana lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945 serta
peraturan perundang-undangan lainnya.
Apakah manfaat adanya nilai instrumental pancasila ?
Dengan adanya nilai instrumental ini harus diwujudkan secara tertulis
didalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait.
Didalam nilai instrumental terdapat hubungan hak dan kewajiban,
tolong jelaskan secara ringkas maksudnya!
1. Hubungan bersifat vertikal yaitu hubungan manusia dengan tuhan
2. Hubungan bersifat horizontal ialah hubungan manusia dengan manusia
3. Hubungan bersifat alamiah merupakan hubungan manusia dengan alam
Demikianlah pembahasan artikel kali ini, semoga bermanfaat dan menjadi
ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.
Isi Sumpah Pemuda Yang Asli – Pengertian, Sejarah, Ikrar, Hari
By angga murjanaPosted on 14/10/2019
Rumusrumus.com kali ini akan membahas tentang sumpah pemuda yang
meliputi pengertian, sejarah, ikrar, hari serta isi sumpah pemuda beserta
panitia kongres dan text aslinya.
Daftar Isi [tutup]
 1 Pengertian Sumpah Pemuda
 2 Isi Sumpah Pemuda
 3 Peringatan Sumpah Pemuda
 4 Panitia Kongres Pemuda
o 4.1 Text Asli Sumpah Pemuda
 5 Rumusan Kongres
o 5.1 Share this:

Pengertian Sumpah Pemuda


Sumpah pemuda ialah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang
dilaksanakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta).
Keputusan ini menegaskan bahwa cita-cita akan ada “tanah air Indonesia”,
“bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia”. Keputusan ini pun diharapkan
menjadi asas bagi setiap “perkumpulan kebangsaan Indonesia” dan
supaya “disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di rapat
perkumpulan-perkumpulan”.

Sumpah Pemuda ialah salah satu tonggak utama pada sejarah pergerakan
kemerdekaan Indonesia. Ikrar sumpah pemuda ini dianggap sebagai
kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara
Indonesia.
museum peringatan sumpah pemuda
Isi Sumpah Pemuda
Istilah “Sumpah Pemuda” sendiri tak muncul pada putusan kongres
tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini ialah bunyi tiga
keputusan kongres tersebut yang sebagaimana tercantum pada prasasti di
dinding Museum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van
Ophuysen.

1. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang


satoe, tanah Indonesia.
2. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe,
bangsa Indonesia.
3. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatoean, bahasa Indonesia.

Peringatan Sumpah Pemuda


Sejak tahun 1959, pada tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari
Sumpah Pemuda, yaitu hari nasional namun bukan hari libur yang
ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun
1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa hari
Sumpah Pemuda
Panitia Kongres Pemuda
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
sumpah pemuda
Adapun peserta yang hadir dalam kongres tersebut terdiri dari :
Abdul Muthalib Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, Raden
Soeharto, Abu Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau Gani, Ramelan,
Amir (Dienaren van Indie), Saerun (Keng Po), Anta Permana, Sahardjo,
Anwari, Sarbini, Arnold Manonutu, Sarmidi Mangunsarkoro, Assaat,
Sartono, Bahder Djohan, S.M. Kartosoewirjo, Dali, Setiawan, Darsa, Sigit
(Indonesische Studieclub), Dien Pantouw, Siti Sundari, Djuanda,
Sjahpuddin Latif, Dr.Pijper, Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken),
Emma Puradiredja, Soejono Djoenoed Poeponegoro, Halim, R.M. Djoko
Marsaid, Hamami, Soekamto, Jo Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi,
Soekowati (Volksraad), Jos Masdani, Soemanang, Kadir, Soemarto, Karto
Menggolo, Soenario (PAPI & INPO), Kasman Singodimedjo, Soerjadi,
Koentjoro Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo, Martakusuma,
Soewirjo, Masmoen Rasid, Soeworo, Mohammad Ali Hanafiah, Suhara,
Mohammad Nazif, Sujono (Volksraad), Mohammad Roem, Sulaeman,
Mohammad Tabrani, Suwarni, Mohammad Tamzil, Tjahija, Muhidin
(Pasundan), Van der Plaas (Pemerintah Belanda), Mukarno, Wilopo,
Muwardi, Wage Rudolf Soepratman, Nona Tumbel
Text Asli Sumpah Pemuda
text asli sumpah pemuda
Rumusan Kongres
Sumpah Pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin pada seberkas kertas
yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato
pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik
kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie
(Saya memiliki suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres
ini), lalu kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada kertas
tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga.
Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo lalu kemudian
dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin
Demikianlah penjelasan Rumusrumus.com tentang sumpah pemuda,
Semoda bermanfaat
Perumusan Pancasila – Proses, Tokoh, Sejarah Lengkap
By angga murjanaPosted on 13/10/2019
Rumusrumus.com kali ini akan membahas tentang pancasila meliputi
pengertian , proses, tokoh, latar balakang, perumusan pancasila beserta
tokoh tokoh yang terlibat sehingga terciptanya pancasila.
Daftar Isi [tutup]
 1 Pengertian Pancasila
 2 Isi Pancasila
 3 Makna Lambang Pancasila
 4 Tokoh-Tokoh Pancasila
 5 Latar Belakang Sejarah Pancasila
o 5.1 Share this:

Pengertian Pancasila
Pancasila ialah ideologi dasar bagi Negara Kesatuan RepublikIndonesia.
Terdiri dari dua kata dari Sanskerta yaitu pañca berarti lima dan śīla berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia yang sudah final.
Isi Pancasila

isi pancasila
Makna Lambang Pancasila
1. Bintang
Bintang adalah lambang dari sila pertama.
Bintang emas ini diartikan sebagai cahaya kerohanian bagi setiap manusia.
latar belakang berwarna hitam melambangkan warna alam ataupun warna
asli yang menunjukkan bahwa Tuhan sebagai sumber dari segala sesuatu
dan sudah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
2. Rantai
Rantai merupakan makna dari sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab.
Gambar rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan
bahwa hubungan antara manusia satu sama manusia yang lain agar saling
membantu.
Rantai yang ada pada sila kedua ini terdiri dari mata rantai berbentuk segi
empat dan lingkaran yang saling terkait membentuk lingkaran.
Mata rantai segi empat itu melambangkan laki-laki dan lingkaran
melambangkan perempuan.
3. Pohon beringin
Pohon beringin ini melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia.
Pohon beringin yang memiliki akar tunggal panjang yang menunjang pohon
besar ini tumbuh. Akar ini tumbuh sampai ke dalam tanah dan
menggambarkan kesatuan dan persatuan Indonesia. dan kuat
4. Banteng
Banteng merupakan lambang dari sila keempat.
Banteng digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka
berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang berdiskusi
dan berkumpul pada rakyat Indonesia.
5. Padi dan kapas
Padi kapas ini melambangkan sila kelima, yaitu Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. dan melambangkan kemakmuran kususnya
dalam bagian pangan
Tokoh-Tokoh Pancasila
Ir Soekarno
1. Ir Soekarno
Presiden pertama indonesia yaitu salah satu tokoh perumusan pancasila
dari 5 tokoh yang berperan dalam perumusan pancasila. Bung Karno lahir
di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901
2. M.Hatta
M.Hatta atau kita sering sebut bung hatta. dari sekian juta rakyat indonesia
pasti mengenal siapa itu bung hatta , Beliau adalah wakil presiden yang
selalu menemani soekarno dalam memimpin dan mengembangkan bangsa
indonesia.Bung hatta lahir di Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada tanggal 12
Agustus 1902. Bung hatta memiliki pribadi yang Sangat bersahaja
,sederhana dan juga anti penjajahan
3. Soepomo
Tokoh selanjutnya yaitu tokoh perumusan pancasila yang ketiga adalah
Soepomo. soepomo lahir pada 22 Januari 1903 di Sukoharjo, Jawa
Tengah, Hindia Belanda. Ia adalah seorang ahli hukum generasi pertama
yang ada ketika Indonesia merdeka.
4. Mohammad Yamin
Pahwalan yang ini merupakan salah satu pahlawan yang
memperjuangakan persatuan dan kesatuan pemuda melalui Sumpah
Pemuda pada tahun 28 Oktober 1928. yaitu mohammad yamin yang lahir
di Sawah Lunto Sumatera Barat pada tanggal 24 Agustus 1903.
5. K.H Abdul Wachid Hasyim
Pahlawan yang satu ini adalah seorang Kiayi , yaitu K.H. Abdul wachid
hasyim.Beliau lahir di Jombang Jawa Timur pada 1 Juni 1914, dari
pasangan K.H. Hasyim Asy`ari dan Nyai Nafiqah binti K Ilyas. lahir dari
keluarga pejuang kemerdekaan indonesia , ayahnya K.H. Hasyim Asy`ari
merupakan pendiri dari organisasi keagamaan Nahdlotul Ulama yang
masih ada sampai saat ini.
Latar Belakang Sejarah Pancasila
Menjelang kekalahan Tentara Kekaisaran Jepang di akhir Perang Pasifik,
tentara pendudukan Jepang di Indonesia berusaha menarik dukungan
rakyat Indonesia dengan cara membentuk Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan atau BPUPK, yang kemudian menjadi BPUPKI
Badan ini mengadakan sidang pertama dari tanggal 29 Mei (yang nantinya
selesai tanggal 1 Juni 1945). Rapat yang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945
dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema
dasar negara. Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In yang
ber alamat di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan
Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung itu merupakan gedung
Volksraad yang dalam bahasa Indonesia: “Perwakilan Rakyat”.
Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni
1945, Bung Karno mendapatkan giliran untuk menyampaikan gagasannya
tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang di beri nama “Pancasila”.
Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima
secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI
Kemudia BPUPKI membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan
menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung
Karno tersebut. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno,
Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul
Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan
Mohammad Yamin) yang diberi tugas untuk merumuskan kembali
Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung
Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut
sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi dan akhirnya rumusan
Pancasila hasil pemikiran Bung Karno itu berhasil dirumuskan untuk
dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang
disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI.
Isi Trikora – Pengertian, Sejarah, Tujuan, Operasi Trikora
By angga murjanaPosted on 08/10/2019
Daftar Isi [tutup]
 1 Pengertian Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat)
 2 Isi Trikora
 3 Tujuan Trikora
 4 Akhir dari konflik
o 4.1 Share this:

Pengertian Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat)


Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) ialah konflik dua tahun yang
dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah bagian barat Papua .
Pada tanggal 19 Desember 1961, Ir Soekarno Presiden Indonesia saat itu
mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara kota Yogyakarta.
Soekarno pun membentuk Komando Mandala. Dan Mayor Jenderal
Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini yaitu
mempersiapkan, merencanakan, dan menyelenggarakan operasi militer
untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan negara Indonesia.
Isi Trikora

 Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.


 Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia.
 Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan
kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.

Soekarno, Presiden yang mencetuskan


trikora
Tujuan Trikora
Pemerintah melakukan berbagai macam upaya dengan tujuan
mengembalikan Irian Barat agar menjadi bagian dari Indonesia. Dalam
Trikora banyak persiapan yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia,
mulai dari persiapan militer, melakukan diplomasi, kebijakan ekonomi, dan
konfrontasi total.

trikora
Pada segi militer
persiapan Indonesia mencari bantuan senjata dari luar negeri menjelang
terjadinya konflik antara negara Indonesia dan Belanda. Akhirnya, pada
Desember tahun 1960, Jenderal A. H. Nasution pergi ke Moskwa, Uni
Soviet, dan berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan Uni
Soviet senilai 2,5 miliar dollar Amerika dengan syarat pembayaran dalam
jangka panjang. Setelah pembelian ini, TNI mengklaim bahwa negara
Indonesia mempunyai angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan.
Amerika Serikat tak pernah mendukung penyerahan Papua bagian barat
ke Indonesia karena Bureau of European Affairs di Washington, DC
menganggap hal ini bisa “menggantikan penjajahan oleh kulit putih dengan
penjajahan oleh kulit coklat”.
Akan tetapi pada bulan April tahun 1961, Robert Komer dan McGeorge
Bundy mulai mempersiapkan rencana supaya PBB memberi kesan bahwa
penyerahan kepada negara Indonesia terjadi secara legal. Walaupun ragu,
presiden John F. Kennedy akhirnya mendukung hal ini dikarenakan iklim
Perang Dingin saat itu dan kekhawatiran bahwa bangsa Indonesia akan
meminta pertolongan pihak komunis Soviet bila tak mendapat dukungan
AS.
Pada segi diplomasi
Persiapan Indonesia ialah mendekati berbagai negara seperti negara
Australia, Selandia Baru, Thailand, Jerman, India, Pakistan, Britania Raya,
dan Perancis agar tak memberi dukungan pada Belanda jika terjadi pecah
perang antara negara Indonesia dan Belanda.
Pada Sidang Umum PBB tahun 1961, Sekjen PBB U Thant meminta
Ellsworth Bunker, diplomat dari Amerika Serikat, untuk mengajukan usul
penyelesaian masalah status Papua bagian barat. Bunker mengusulkan
supaya Belanda menyerahkan Papua bagian barat pada negara Indonesia
melalui PBB dengan jangka waktu 2 tahun.

Patung di Jakarta untuk


merayakan pembebasan papua barat
Pada segi ekonomi
Pada tanggal 27 Desember 1958, presiden Ir Soekarno mengeluarkan
undang-undang nomor 86 tahun 1958 tentang nasionalisasi pada semua
perusahaan Belanda yang ada di Indonesia. seperti:

 Perusahaan Listrik
 Perusahaan Perkebunan
 Nederlandsche Handel-Maatschappij
 Perusahaan Perminyakan
 Rumah Sakit (CBZ) menjadi RSCM

Dan kebijakan-kebijakan lain seperti:

 Melarang pemutaran film-film berbahasa Belanda


 Aksi mogok buruh perusahaan Belanda di Indonesia
 Memindahkan pasar pelelangan tembakau Indonesia ke Bremen
(Jerman Barat)
 Melarang KLM (maskapai penerbangan Belanda) melintas di wilayah
Indonesia

Akhir dari konflik


Karena kekhawatiran bahwa pihak komunis akan mengambil keuntungan
dalam konfik ini, Amerika Serikat mendesak Belanda agar berunding
dengan bangsa Indonesia. Karena usaha ini, tercapailah persetujuan New
York pada tanggal 15 Agustus 1962. Pemerintah Australia yang awalnya
mendukung kemerdekaan Papua, juga mengubah pendiriannya, dan
mendukung penggabungan dengan Indonesia atas desakan Amerika
Serikat
Demikianlah penjelasan tentang trikora semoga bermanfaat
Artikel Lainya :
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 – Latar Belakang, Dampak Positif &
Negatif
By angga murjanaPosted on 08/10/2019
Rumusrumus.com kali ini akan membahas tentang isi dekrit presiden 5
juli 1959 yang dikeluarkan oleh presiden kita yang pertama yaitu Bapak Ir
Soekarno, Akan dijabarkan juga tentang tujuan, dampak positif, dampak
negatif, dan latar belakang isi dekrit presiden 1959.
Daftar Isi [tutup]
 1 Dekret Presiden 5 Juli 1959
 2 Tujuan Dekrit Presiden 5 Juli 1959
 3 Dampak Dekrit Presiden
 4 Isi Dekret Presiden 5 Juli 1959
 5 Latar Belakang Dekrit Presiden
o 5.1 Share this:

Dekret Presiden 5 Juli 1959


Dekret Presiden 5 Juli 1959 ialah dekret yang dikeluarkan oleh Presiden
Indonesia pertama, Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959. Isi dekret tersebut
ialah pembubaran Badan Konstituante pada hasil Pemilu 1955 dan
penggantian undang-undang dasar dari UUD Sementara 1950 ke UUD
1945.
Tujuan Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Tujuan Dekrit Presiden yaitu untuk menyelesaikan masalah yang timbul
akibat ketidakjelasan yang terkait dengan pembuatan UUD baru, Hingga
dekrit itu sangat diharapkan bisa menyelamatkan bangsa Indonesia dari
berbagai ancaman yang ada.
Dampak Dekrit Presiden
Dampak positif
Dampak positif dari Dekrit Presiden yang dikeluarkan ialah kembalinya
UUD 1945 bisa memberikan pedoman jelas yang terkait dengan
kelangsungan negara, mampu menyelesaikan krisis politik dan anak
bangsa perpecahan yang semakin berkembang, kemudian mampu
memulai pembentukan MPRS & DPAS yang merupakan lembaga tinggi
padasuatu negara.
Dampak negatif
Dampak negatif dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ialah kekuasaan lembaga
tinggi negara termasuk Presiden makin besar, menimbulkan kekuatan baru
dalam bidang politik yaitu pada kekuatan militer, kemudian pelaksanaan
UUD 1945 tidak konsisten dan sekedar menjadi slogan omong kosong
saja.
Isi Dekret Presiden 5 Juli 1959
dekret presiden
Berikut isi dekrit presiden tahun 1959 (ejaan sesuai aslinya)
DEKRET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI
ANGKATAN PERANG
TENTANG
KEMBALI KEPADA UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Dengan rachmat Tuhan Jang Maha Esa,
KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI
ANGKATAN PERANG
Dengan ini menjatakan dengan chidmat:
Bahwa andjuran Presiden dan Pemerintah untuk kembali kepada Undang-
Undang Dasar 1945 jang disampaikan kepada segenap rakjat Indonesia
dengan amanat Presiden pada tanggal 22 April 1959 tidak memperoleh
keputusan dari Konstituante sebagaimana ditentukan dalam Undang-
Undang Dasar Sementara;
Bahwa berhubung dengan pernjataan sebagian besar anggota-anggota
Sidang Pembuat Undang-Undang Dasar untuk tidak lagi menghadiri
sidang. Konstituante tidak mungkin lagi menjelesaikan tugas jang
dipertjajakan oleh rakjat kepadanja;
Bahwa hal jang demikian menimbulkan keadaan-keadaan ketatanegaraan
jang membahajakan persatuan dan keselamatan Negara, Nusa, dan
Bangsa, serta merintangi pembangunan semesta untuk mencapai
masjarakat jang adil makmur;
Bahwa dengan dukungan bagian terbesar rakjat Indonesia dan didorong
oleh kejakinan kami sendiri, kami terpaksa menempuh satu-satunja djalan
untuk menjelamatkan Negara Proklamasi;
Bahwa kami berkejakinan bahwa Piagam Djakarta tertanggal 22 Djuni
1945 mendjiwai Undang-Undang Dasar 1945 dan adalah merupakan suatu
rangkaian kesatuan dengan Konstitusi tersebut,
Maka atas dasar-dasar tersebut di atas,
KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI
ANGKATAN PERANG
Menetapkan pembubaran Konstituante;
Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagi bagi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia terhitung mulai hari
tanggal penetapan dekret ini dan tidak berlakunja lagi Undang-Undang
Dasar Sementara.
Pembentukan Madjelis Permusjawaratan Rakyat Sementara, jang terdiri
atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakjat ditambah dengan utusan
dari daerah-daerah dan golongan-golongan serta pembentukan Dewan
Pertimbangan Agung Sementara akan diselenggarakan dalam waktu
sesingkat-singkatnja.
Ditetapkan di Djakarta pada tanggal 5 Djuli 1959
Atas nama Rakjat Indonesia
Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang
SOEKARNO
dekrit presiden
Latar Belakang Dekrit Presiden
Dekret Presiden 1959 dilatarbelakangi pada kegagalan Badan Konstituante
untuk menetapkan UUD yang baru sebagai pengganti UUDS 1950.
Anggota konstituante mulai sidang pada 10 November 1956. Akan tetapi
pada kenyataannya sampai tahun 1958 belum juga berhasil merumuskan
UUD yang diharapkan.
Namun, di kalangan masyarakat pendapat untuk kembali kepada UUD
1945 semakin kuat. Dalam menanggapi hal tersebut, Presiden Ir. Soekarno
menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante tanggal 22 April 1959
yang berisi menganjurkan agar kembali ke UUD ’45.
Pada tanggal 30 Mei 1959 Konstituante melakukan pemungutan suara.
Hasilnya 269 suara setuju pada UUD 1945 dan 199 suara yang tidak
setuju. Walaupun yang menyatakan setuju lebih banyak tetapi pemungutan
suara ini harus diulang, karena jumlah suara tidak memenuhi kuorum.
Kuorum ialah jumlah minimum anggota yang harus hadir di rapat, majelis,
dan sebagainya (biasanya berjumlah lebih dari separuh anggota) agar bisa
mengesahkan suatu putusan. Pemungutan suara kembali dilakukan pada
tanggal 1 dan 2 Juni 1959.
Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum.
Untuk meredam kemacetan, pada tanggal 3 Juni 1959 Konstituante
mengadakan reses (masa perhentian sidang parlemen) yang kemudian
ternyata untuk selama-lamanya.
Untuk mencegah terjadinya hal yang tak diinginkan, maka Kepala Staf
Angkatan Darat pada saaat itu (KSAD) Letnan Jenderal A.H. Nasution atas
nama Pemerintah/Penguasa Perang Pusat (Peperpu), mengeluarkan
peraturan No.Prt/Peperpu/040/1959 yang berisi larangan melakukan
kegiatan-kegiatan semacam politik.
Dan pada ada tanggal 16 Juni 1959, Ketua Umum PNI Suwirjo mengirim
surat kepada Presiden agar mendekritkan berlakunya kembali UUD 1945
dan membubarkan Konstituante.
Demikianlah pembahasan mengenai dekret presiden 1959, semoga
menambah wawasan dan bermanfaat ..
Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli dan Secara Umum
By angga murjanaPosted on 16/10/2019
Rumusrumus.com kali ini akan membahas tentang pengertian sejarah
menurut para ahli dan secara umum, yang meliputi pengertian sejarah dari
Moh Hatta, Kuntowidjodjo, Sartono Kartodirdjo, Ibnu Khaldun, Aristoteles,
Herodotus, Beverley Southgate, Henri pirenne dan Robert V Daniels. untuk
lebih lengkapnya, simak uraian di bawah ini
Daftar Isi [tutup]
 1 Pengertian Sejarah Menurut KBBI
 2 Pengertian Sejarah Menurut Bahasa
 3 Menurut Kuntowijoyo
 4 Menurut Moh. Hatta
 5 Menurut Sartono Kartodirdjo
 6 Menurut Ibnu Khaldun
 7 Menurut Aristoteles
 8 Menurut Herodotus
 9 Menurut Beverley Southgate
 10 Menurut Henri Pirenne Iseorang
 11 Menurut Rochiati Wiriatmaja
 12 Menurut Roeslan Abdulgani
 13 Menurut W. J. S. Poerwadarminta
 14 Menurut Muthahhari
o 14.1 Share this:

Pengertian Sejarah Menurut KBBI


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah adalah :
 asal-usul keturunan / silsilah
 pengetahuan ataupun uraian tentang peristiwa dan kejadian yang
benar-benar terjadi pada masa lampau (ilmu sejarah)
 kejadian maupun peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau /riwayat

Pengertian Sejarah Menurut Bahasa

 Bahasa Inggris, kata sejarah (History) itu berasal dari kata Historia
yang mempunyai arti masa lampau.
 Bahasa Arab, kata sejarah disebut sajaratun (syajaroh) yang
mempunyai arti pohon dan keturunan, maksudnya pada pada saat
membaca silsilah raja akan terlihat seperti pohon dari yang terkecil
hingga berkembang menjadi besar, maka sejarah diartikan sebagai
silsilah keturunan para raja yang mempunyai arti peristiwa
pemerintahan keluarga raja yang ada pada masa lampau.
 Bahasa Yunani, kata sejarah disebut istoria yang mempunyai arti
belajar. Sehingga sejarah yaitu suatu ilmu pengetahuan yang
membahas tentang peristiwa, kejadian yang pernah terjadi pada
masa lampau dalam kehidupan manusia.

Menurut Kuntowijoyo
Pengertian sejarah menurut Kuntowijoyo ialah hal yang menyuguhkan
fakta secara ideografis, diakronis, unik, dan empiris.
kunto wijoyo

 Sejarah bersifat diakronis karena berhubungan dengan waktu.


 Sejarah bersifat empiris karna sejarah bersandar pada pengalaman
manusia yang sungguh-sungguh.
 Sejarah bersifat ideografis artinya sejarah menggambarkan serta
menceritakan sesuatu.
 Sejarah bersifat unik dikarenakan sejarah berisi hasil penelitian
tentang hal unik.

Menurut Moh. Hatta


Moh
Hatta
Pengertian sejarah menurut Moh. Hatta atau biasa kita kenal juga sebagai
bapak proklamator, sejarah yaitu wujudnya tentang masa lampau. Sejarah
bukan hanya sekadar melahirkan kriteria dari kejadian di masa lalu, tetapi
pemahaman masa lampau yang mengandung berbagai dinamika dan
mungkin berisi problematik pelajaran bagi manusia berikutnya.
Menurut Sartono Kartodirdjo
sartono kartodirdjo
Pengertian sejarah menurut Sartono Kartodirdjo yaitu bentuk
penggambaran pengalaman kolektif pada masa lalu, dan untuk
mengungkapnya bisa melalui aktualisasi dan penetasan pengalaman masa
lalu. Menceritakan suatu kejadian ialah cara membuat hadirnya kembali
peristiwa tersebut dengan cara pengungkapan verbal.
Menurut Ibnu Khaldun

ibnu khaldun
Pengertian sejarah menurut Ibnu Khaldun didefinisikan sebagai catatan
tentang masyarakat umum manusia ataupun peradaban manusia yang
terjadi pada watak ataupun sifat masyarakat itu
Menurut Aristoteles

aristoteles
Pengertian sejarah menurut Aristoteles adalah satu sistem yang meneliti
suatu kejadian sejak awal tersusun kedalam bentuk kronologi. Sejarah
yaitu peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, record-record
ataupun bukti-bukti yang konkrit.
Menurut Herodotus
herodotus
Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik, dan tak
hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang begitu penting,terutama
mengenai: Keberhasilan & kegagalan dari para pemimpin kita, sistem
perekonomian yang pernah ada dahulu, bentuk-bentuk pemerintahan, &
hal-hal penting lainnya pada kehidupan manusia sepanjang sejarah
Menurut Beverley Southgate
beverley
Arti sejarah menurut Beverley Southgate yaitu suatu studi tentang masa
lampau dimana suatu studi yang hasilnya secara ideal berupa suatu
penyajian masa lalu sebagaimana adanya. Hasil pembelajaran ini bisa juga
bermanfaat sebagai pelajaran moral bagi manusia.
Menurut Henri Pirenne Iseorang
henri pirenne
Sejarah menurut Henri Pirenne Iseorang dimaknai sebagai sebuah kisah
tentang berbagai peristiwa dan aktivitas manusia yang hidup dalam
bermasyarakat.
Menurut Robert V. Daniels

Robert V Daniels
Menurut Robert V. Daniels, pengertian sejarah yaitu kenangan dari
tumpuan masa silam. Sejarah dimaksud dalam definisi sejarah manusia
sebagai pelaku sejarah. Kemampuan yang dimiliki manusia adalah
kemampuan untuk menangkap kejadian-kejadian yang ada di
sekelilingnya. Hasil tangkapan tersebut menjadi ingatan atau memori
dalam dirinya yang akan menjadi sumber sejarah
Menurut Rochiati Wiriatmaja

Rocchiati wiriaadtmaja
Pengertian sejarah menurut Rochiati Wiriatmadja bahwa sejarah yaitu
disiplin ilmu yang menjanjikan etika, moral, kebijaksanaan, nilai-nilai
spritual dan kultural karena kajiannya yang memiliki sifat memberikan
pedoman pada keseimbangan hidup, harmoni dalam nilai-nilai,
keteladanan dalam keberhasilan dan kegagalan dan cerminan pengalaman
kolektif yang menjadi kompas untuk kehidupan di masa depan.
Menurut Roeslan Abdulgani
Roeslan Abdulgani
Menurut Roeslan Abdulgani bahwa ilmu sejarah yaitu salah satu cabang
ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa
lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud agar kemudian menilai
secara kritis seluruh hasil penelitiannya itu, untuk selanjutnya dijadikan
perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan
sekarang serta arah proses masa depan.
Menurut W. J. S. Poerwadarminta
W.J.S Poerwadarminta
Pengertian sejarah menurut W. J. S. Poerwadarminta dibahas pada buku
yang berjudul Kamus Umum Bahasa Indonesia, dimana arti sejarah bisa
diartikan sebagai :

 Silsilah ataupun asal-usul.


 Kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu.
 Ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa
yang benar-benar sudah terjadi

Menurut Muthahhari
Muthahhari
Menurut Muthahhari, ada tiga cara untuk mendefinisikan sejarah dan ada
tiga disiplin kesejarahan yang saling berkaitan yaitu:

 Sejarah tradisional adalah pengetahuan tentang kejadian-kejadian,


peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lalu
dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.
 Sejarah ilmiah a pendalah getahuan tentang hukum-hukum yang
tampak menguasai kehidupan masa lalu yang didapat melalui
pendekatan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lalu.
 Filsafat sejarah adalah pengetahuan tentang perubahan-perubahan
bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain,
ia membahas hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan
ini. Dengan kata lain, ia adalah ilmu tentang menjadi masyarakat,
bukan tentang mewujudnya saja

Demikianlah pengertian sejarah menurut umum dan menurut para ahli,


Semoga bermanfaat
Artikel Terkait :
Perumusan Pancasila – Proses, Tokoh, Sejarah Lengkap
By angga murjanaPosted on 13/10/2019
Rumusrumus.com kali ini akan membahas tentang pancasila meliputi
pengertian , proses, tokoh, latar balakang, perumusan pancasila beserta
tokoh tokoh yang terlibat sehingga terciptanya pancasila.
Daftar Isi [tutup]
 1 Pengertian Pancasila
 2 Isi Pancasila
 3 Makna Lambang Pancasila
 4 Tokoh-Tokoh Pancasila
 5 Latar Belakang Sejarah Pancasila
o 5.1 Share this:

Pengertian Pancasila
Pancasila ialah ideologi dasar bagi Negara Kesatuan RepublikIndonesia.
Terdiri dari dua kata dari Sanskerta yaitu pañca berarti lima dan śīla berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia yang sudah final.
Isi Pancasila

isi pancasila
Makna Lambang Pancasila
1. Bintang
Bintang adalah lambang dari sila pertama.
Bintang emas ini diartikan sebagai cahaya kerohanian bagi setiap manusia.
latar belakang berwarna hitam melambangkan warna alam ataupun warna
asli yang menunjukkan bahwa Tuhan sebagai sumber dari segala sesuatu
dan sudah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
2. Rantai
Rantai merupakan makna dari sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab.
Gambar rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan
bahwa hubungan antara manusia satu sama manusia yang lain agar saling
membantu.
Rantai yang ada pada sila kedua ini terdiri dari mata rantai berbentuk segi
empat dan lingkaran yang saling terkait membentuk lingkaran.
Mata rantai segi empat itu melambangkan laki-laki dan lingkaran
melambangkan perempuan.
3. Pohon beringin
Pohon beringin ini melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia.
Pohon beringin yang memiliki akar tunggal panjang yang menunjang pohon
besar ini tumbuh. Akar ini tumbuh sampai ke dalam tanah dan
menggambarkan kesatuan dan persatuan Indonesia. dan kuat
4. Banteng
Banteng merupakan lambang dari sila keempat.
Banteng digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka
berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang berdiskusi
dan berkumpul pada rakyat Indonesia.
5. Padi dan kapas
Padi kapas ini melambangkan sila kelima, yaitu Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. dan melambangkan kemakmuran kususnya
dalam bagian pangan
Tokoh-Tokoh Pancasila
Ir
Soekarno
1. Ir Soekarno
Presiden pertama indonesia yaitu salah satu tokoh perumusan pancasila
dari 5 tokoh yang berperan dalam perumusan pancasila. Bung Karno lahir
di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901
2. M.Hatta
M.Hatta atau kita sering sebut bung hatta. dari sekian juta rakyat indonesia
pasti mengenal siapa itu bung hatta , Beliau adalah wakil presiden yang
selalu menemani soekarno dalam memimpin dan mengembangkan bangsa
indonesia.Bung hatta lahir di Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada tanggal 12
Agustus 1902. Bung hatta memiliki pribadi yang Sangat bersahaja
,sederhana dan juga anti penjajahan
3. Soepomo
Tokoh selanjutnya yaitu tokoh perumusan pancasila yang ketiga adalah
Soepomo. soepomo lahir pada 22 Januari 1903 di Sukoharjo, Jawa
Tengah, Hindia Belanda. Ia adalah seorang ahli hukum generasi pertama
yang ada ketika Indonesia merdeka.
4. Mohammad Yamin
Pahwalan yang ini merupakan salah satu pahlawan yang
memperjuangakan persatuan dan kesatuan pemuda melalui Sumpah
Pemuda pada tahun 28 Oktober 1928. yaitu mohammad yamin yang lahir
di Sawah Lunto Sumatera Barat pada tanggal 24 Agustus 1903.
5. K.H Abdul Wachid Hasyim
Pahlawan yang satu ini adalah seorang Kiayi , yaitu K.H. Abdul wachid
hasyim.Beliau lahir di Jombang Jawa Timur pada 1 Juni 1914, dari
pasangan K.H. Hasyim Asy`ari dan Nyai Nafiqah binti K Ilyas. lahir dari
keluarga pejuang kemerdekaan indonesia , ayahnya K.H. Hasyim Asy`ari
merupakan pendiri dari organisasi keagamaan Nahdlotul Ulama yang
masih ada sampai saat ini.
Latar Belakang Sejarah Pancasila
Menjelang kekalahan Tentara Kekaisaran Jepang di akhir Perang Pasifik,
tentara pendudukan Jepang di Indonesia berusaha menarik dukungan
rakyat Indonesia dengan cara membentuk Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan atau BPUPK, yang kemudian menjadi BPUPKI
Badan ini mengadakan sidang pertama dari tanggal 29 Mei (yang nantinya
selesai tanggal 1 Juni 1945). Rapat yang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945
dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema
dasar negara. Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In yang
ber alamat di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan
Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung itu merupakan gedung
Volksraad yang dalam bahasa Indonesia: “Perwakilan Rakyat”.

Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni
1945, Bung Karno mendapatkan giliran untuk menyampaikan gagasannya
tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang di beri nama “Pancasila”.
Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima
secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI
Kemudia BPUPKI membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan
menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung
Karno tersebut. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno,
Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul
Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan
Mohammad Yamin) yang diberi tugas untuk merumuskan kembali
Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung
Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut
sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi dan akhirnya rumusan
Pancasila hasil pemikiran Bung Karno itu berhasil dirumuskan untuk
dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang
disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI.
Demikianlah penjelasan Rumusrumus.com mengenasi pancasila,
Semoga bermanfaat
Artikel Terkait :

 Isi Trikora

Anda mungkin juga menyukai