Anda di halaman 1dari 29

Oleh :

BANU HERMAWAN,SH.,MHLi, Mediator

Disampaikan dalam
Kuliah MMR, 14 November 2020
MATERI KULIAH UNTUK
KALANGAN SENDIRI DAN TIDAK
DISEBARLUASKAN
Banu Hermawan
Pendahuluan
 Profesi kesehatan : profesi luhur  pelayanan
moral, norma-norma disiplin dan aturan hukum.
 Hubungan antara pasien & dokter  sejajar
subyek hukum pemegang hak dan kewajiban.
 Prinsip utama hubungan dr & psn  Hub.
Kepercayaan
 Konflik Yankes terjadi karena beda optic.
OPTIC YANG BERBEDA

Pertanggungjawaban
didasarkan adanya Hasil

Oleh Pasien dan Keluarga

Pertanggungjawaban
berlandaskan proses /
upaya
Pandangan Medis
HASIL PELAYANAN
MEDIK

SEMBUH
TIDAK
SEMBUH

Kondisi tidak Kondisi makin


berubah parah / mati

akibat akibat terapi


penyakitnya (adverse event)

KONDISI MAKIN PARAH YANG TIDAK DITERIMA OLEH PASIEN /


KELUARGA BERPOTENSI TERJADINYA SENGKETA MEDIS
KONFLIK MEDIS

CELAH GUNA UPAYA


BERPOTENSI PENGADUAN
MUSYAWARAH / ADR

MKDKI PERDATA PIDANA


CELAH GUNA MUSYAWARAH/ADR

PAPARAN
PENJELASAN NEGOSIASI MEDIASI

Internal Tanpa Pihak Lain Melibatkan Pihak Lain


LANDASAN HUKUM
 UU No 30 Tahun 1999 Ttg Arbitrase Dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa
“Penyelesaian Sengketa di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi,
mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.”

 UU No 36 Th 2009 Ttg Kesehatan, Pasal 29 :


“Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan
profesinya, kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui
mediasi “

 UU No 44 Th 2009 Ttg Rumah Sakit, Pasal 60 :


Mediasi dilakukan oleh Badan Pengawas Rumah Sakit (Tugas BPRS Provinsi
pada huruf f)
 UU No 36 Th 2014 ttg Tenaga Kesehatan, Pasal 78 :
“Dalam hal Tenaga Kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan
profesinya yang menyebabkan kerugian kepada penerima pelayanan kesehatan,
perselisihan yang timbul akibat kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih
dahulu melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.”

 Peraturan Mahkamah Agung No 1 Tahun 2016 tentang


Prosedur Mediasi di Pengadilan
Pelayanan Kesehatan

RUNTUH DENGAN PASAL 32 Huruf Q


UU No. 44/2009
STRATEGI AWAL
ATAS SENGKETA MEDIS
 RAHASIA
 SITA REKAM MEDIS. (Amankan)
 AUDIT BERSAMA PEER GROUP dan KOMITE
MEDIS.
 TIME LINE (WAKTU & KEJADIAANNYA)
 INVESTIGASI MENDALAM
 KUMPULKAN ALAT BUKTI  Jg Yg Telah Keluar
 SUSUN JAWABAN  Sebagai pegangan
 ANALISA KASUS  Pidana. Perdata, MKDKI
 ANALISA KEKUATAN PEMBUKTIAN
 TUNJUK JUBIR
 TENTUKAN SIKAP
PASTIKAN SECARA KLINIS , KUAT
1 DALAM ALAT BUKTI

2 UPAYAKAN LANGKAH
MEDIASI/NEGOSIASI

3
APABILA GAGAL  PERSIAPKAN DIRI LITIGASI
NEGOSIASI
 Suatu komunikasi dua arah dalam upaya penyelesaian
sengketa tanpa melalui perantara pihak lain dan tanpa
melalui proses peradilan dengan tujuan untuk
mencapai kesepakatan yang harmonis dan kreatif.

 Negoisasi merupakan seni penyelesaiaan perkara,


sebab setiap kasus memiliki karakteristik yang
berbeda.
PILIHAN NEGOSIASI ;

 Kita tidak mempunyai pilihan yang lebih baik untuk


menyelesaikan masalah yang kita hadapi atau
mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.
 Kita tidak mempunyai kekuasaan untuk memaksakan
suatu hasil yang kita inginkan
 Terjadi konflik antar pihak-pihak, yang tidak bisa
diselesaikan secara sepihak ;
 Keberhasilan kita dipengaruhi oleh kekuasaan atau
otoritas dari pihak lain
Prinsip Negosiasi
 Negosiasi dilakukan dengan melibatkan dua pihak atau
lebih. Atau adanya Kemauan (Willingness)
 Upayakan Ada kebutuhan saling terlibat satu sama
lainnya.
 Kesiapan (Preparedness) melakukan negoisasi,
Pegang data dan kronologi.
 Kewenangan (authoritative) mengambil keputusan.
 Keseimbangan kekuatan (equal bergaining power)
dgn adanya saling ketergantungan;
 Keterlibatan seluruh pihak (steaholdereship);
 Holistic (comprehenship) pembahasan secara
menyeluruh;
 Masih ada komunikasi antara para pihak;
 Masih ada rasa percaya dari para pihak;
 Tanpa prasangka, segala komunikasi atau diskusi
yang terjadi tidak dapat digunakan sebagai alat
bukti
 Masing-masing pihak memiliki nilai tawar utk
membujuk pihak lain atau memodifikasi posisi
awal mereka.
Tahap-tahap dalam bernegosiasi
 Berlaku prinsip-prinsip dasar tahap pra negosiasi :
a. Fokus Pokok persoalan (Pegang Data time Line)
b. Hilangkan Bloking Mental
c. Kenali lawan, pelajari sebanyak mungkin pihak
lawan dan lakukan penelitian ; Siapa yang terlibat
dalam negosiasi , Siapa prinsipal ;
d. Pastikan negosiasi itu perlu dan mau
e. Analisa Bagaimana kualitas hubungan yg
terjalin.
 Persiapan sebagai kunci keberhasialan ; (Time Line
yang tepat dan data yang akurat) ;
 Berfikir dengan cara berfikir lawan dan seolah-olah
kepentingan lawan sama dengan kepentingan anda;
 Siapkan pertanyaan-pertanyaan sebelum pertemuan,
ajukan dalam bahasa yang jelas dan jangan sekali-kali
memojokkan atau menyerang pihak lawan;
 Memahami kepentingan kita dan kepentingan lawan;
 Jajaki masalah lawan, apakah masalah tersebut
menjadi masalah bersama ?
 Pilih Tempat, Agenda, Logistik, Ruangan dan
konsumsi yang sesuai;
 Tentukan Pilihan alternatif terbaik, buat penawaran
terendah.
TAWAR MENAWAR
 Tawar menawar bersifat relatif dan tergantung pada
beberapa hal,yaitu :
1) Ingin pemecahan masalah atau tawar menawar
(Win-Win Vs Win Lose)
2) Buat Lawan Berkomitmen Lebih Dahulu
3) Selalu Fokus pada alat bukti yang kita miliki
4) orang percaya dengan hitam putih
5) Konsentrasi pokok masalah, pandai-pandai
menyisipi bumbu kata
 Buat Lawan berkomitmen lebih dahulu.
 Mintalah lebih dari yang diharapkan.
 Jangan beri sikap setuju pada tawaran pertama
atau jangan memberikan gerakan verbal yang
diasumsikan setuju oleh pihak lawan.
 Lakukan Flinc  reaksi seakan terkejut.
 Hindari Negosiasi yang konfrontatif
 Visualisasikan sikap “enggan”
 Vise Technique (pernyataan kecil) atau teknik
silent close (tutup mulut)
Mengatasi deadlock
 Jangan menyerah pada posisi deadloack
 Langkah pertama usahakan ada jalan keluar tanpa
pihak ketiga,
 Lakukan Stalemate  Ganti orang atau tempat.
 Lakukan Trade-off  tanyakan apa yang didapat
 Lakukan Nibbling  memelas
 Gambit pengecoh  keluar fokus
 Bila tidak ada jalan keluar minta bantuan pihak
ketiga
 Gali ulang keinginan pihak lawan
Mediator Otoritatif
(memiliki kekuasaan lebih dari para

SEBAGAI MEDIATOR
pihak)
PIHAK KETIGA
MEDIASI

Mediator Social Net Work


(memiliki pengaruh soasial lebih dari
para pihak = tokoh masyarakat)

Mediator Independent
( Profesi Mediasi Bersertifikat &
Imparsial )
Faktor Keberhasilan Mediasi
Kualitas mediator ( pengaruh, training,
profesionalitas),
Usaha-usaha yang dilakukan oleh kedua pihak
yang sedang bertikai,
Kepercayaan dari kedua pihak terhadap proses
mediasi,
Kepercayaan terhadap mediator,
Kepercayaan terhadap masing-masing pihak.
Kondisi Sosial yang kondusif termasuk opini
yang terbentuk
Memilih Mediator
 Netral , Imparsial
 Menguasai Materi sengketa
 Mampu mengambil keputusan,
 Mempunyai metode
 Mempunyai kemampuan dan bersikap,
 Memiliki integritas dalam menjalankan
proses mediasi
 Dapat dipercaya
 Berorientasi pada kasus / pelayanan,
 Sesuaikan dengan permasalahan
Model Mediasi
Settlement • Mediasi kompromi
• Tujuannya mendorong terwujudnya kompromi dari
mediation tuntutan kedua belah pihak yang sedang bertikai

Facilitative • Berbasis Kepentingan (interest-based)


mediation • Fokus problem solving

Transformative • Mediasi terapi dan rekonsiliasi


• Menekankan mencari penyebab yang mendasari
mediation munculnya permasalahan.

Evaluative • Mediasi normative


• Mencari kesepakatan berdasarkan pada hak-hak legal
mediation dari para pihak
Prinsip Melakukan Mediasi
Confidentiality (kerahasiaan) , Isi Mediasi
Tidak dapat jadi bukti di pengadilan

Voluntariness (kesukarelaan)

Empowerment (pemberdayaan) , Para Pihak


mampu bernegosiasi sendiri dan dapat
mencapai kesepakatan yang mereka inginkan.

Neutrality (netralitas), Meditor sbg fasilitator


prosesnya, isi tetap milik yang bertikai, Mediator
hanya mengontrol proses. Tidak ada salah benar.

a uniqe solution  solusi yang unik , Hasil


atas kesepakatan bukan atas dasar legal
Pelaksanaan Mediasi
Memilih •


Pilih mediator sesuai sosio psikologi lawan.
Menguasai Jenis Sengketa Kita
Imparsial, Independen

Mediator •

Memiliki kemampuan komunikasi
Tegas

Proses Sidang
• Jalin Hubungan baik dengan Lawan, Pastikan Pihak Lawan Berwenang Menentukan
• Pegang teguh Time Line dan Kasus yang dihadapi
• Bawa & Baca selalu kronologi peristiwa
• Gali terlebih dahulu keinginan mendasar pihak lawan, biarkan lawan membuka
Mediasi keinginannya dulu
• Jangan katakan YA diawal mediasi

• Ungkapkan fakta yang mendukung


• Tunjukkan Alat bukti yang kuat dari pihak kita

Kaukus • Bangun opini dan yakinkan mediator atas fakta yang kita miliki
• Sampaikan keinginan kita terhadap lawan. Termasuk resiko bag lawan bila
mediasi gagal
• Pilih penawaran paling kecil

Putusan • Gagal / Berhasil Sepakat harus ada bukti tertulis


• Jika Gagal maka petakan keinginan mendasar lawan untuk proses litigasi

Mediasi • Bila berhasil maka Segera Terbitkan Surat Kesepakatan Damai


Kesimpulan :
 Sengketa Medis lebih efektif diselesaikan dengan
Negosiasi dan Mediasi
 Negosiasi dan Mediasi merupakan seni yang harus
dimainkan secara tepat untuk menyelesaikan sengketa
 Dalam Negosiasi dan Mediasi upayakan tidak
menyudutkan lawan.
 Negosiasi dan Mediasi akan berhasil bila ada
dukungan para pihak dan dukungan internal
Materi ini dilindungi oleh hak cipta, penggandaan tanpa seijin pemilik merupakan pelanggaran hukum

Thank’s

Jl. Kebajikan…….

- Jl. Paris Km 11 Dukuh, Sabdodadi, Bantul


- Telpon / Email ; Hp ; 081578216009,
- Email ; banu.nino@gmail.com ,

Anda mungkin juga menyukai