Anda di halaman 1dari 5

METODE PENELITIAN HUKUM – IBU YETI – 21 SEPTEMBER 2022

Fokus kuliah hari ini adalah untuk menguatkan kuliah dua minggu yang lalu sehingga per hari ini sudah
ada gambaran dan permasalaan hukum apa yang ditemukan dan yang nanti akan dibahas dan
disampaikan untuk selanjutnya berproses dari suatu ide yang akan kita diskusikan di kelas pada hari ini.

Langkah langkah penelitian apa yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Metode penelitian hukum adalah sebuah metode untuk melakukan kegiatan ilmiah dari kejadian yang
dihadapi. Tidak hanya membaca buku, bertanya kepada teman tetapi harus melalui serangkaian metode
sistematis dan terukur sehingga kualitas dan keabsahannya dari responden tersebut bisa dipertanggung
jawabkan (reputable) atau tidak dan apakah tingkat jawaban tersebut adalah benar.

Dalam studi normatif atau studi pustaka harus dari buku-buku yang digunakan diakui. Harus dihindari
menggunakan Wikipedia, Blog yang tidak punya dasar ilmiah karena bisa jadi merupakan pendapat
pribadi. Mengetahui sumber tersebut menjadi penting karena dalam sebuah riset, sumber tidak boleh
asal asalan karena tingkat akurat sumber tersebut akan berbeda-beda.

Metode penelitian ada 2 yaitu

1. Metode Yuridis Normatif adalah jika kita mau melakukan riset ada aturan hukumnya. Kita tidak
boleh menoleh kiri kanan hanya terpaku kepada UU dan tidak juga melihat aplikasinya dan
peraturan yang menjadi sumber permasalahannya. Conthonya jika kita melakukan riset pacta
sun servada dalam jual beli, kita bisa melihat prinsip itu berbeda diimplementasikan di suatu
perusahaan. Contoh lain dari pengalaman penelitian seorang mahasiswa dimana ada suatu
permasalahan dalam pengangkatan pegawai BUMN, PNS, ASN berbeda aturan dengan
pengangkatan pada suatu perusahaan swasta dan ternyata berbedanya itu tidak diikuti dengan
aturan lain yang jelas aturannya. Dalam hal tertentu ASN yang BHMN aturan seperti disamakan
seperti aturan perusahaan. Mahasiswa ini melihat pengaturan negara dengan peraturan di
perusahaan. Disini yang diriset mahasiswa tersebut adalah perusahaan memiliki keterikatan
dengan peraturn lain atau saling mempertentangkan atau saling melengkapi dan meriset hanya
pada peraturan perundang undangan.

2. Metode Yuridis Empiris adalah melakukan riset dengan cara melihat keterkaitan antara
peraturan dengan tindakan manusia yang dalam hal ini yang dilihat bukan hanya peraturan
perundang undangan yang bermasalah tetapi pada UU. Hukum berinteraksi dengan ekonomi,
sosial, psikologi atau masalah lain di luar hukum. Sehingga untuk menjadi permasalah secara
empiris tidak hanya studi pustaka tetapi harus langsung terjun ke lapangan atau kemasyarakan
atau repon masyarakat terhadap peraturan yang ada.

PERTANYAAN 1: Apakah ketika kita melakukan riset dengan menggunakan metode empiris kita bisa
melibatkan undang undang dalam penulisan tersebut dan sebaliknya jika kita melakukan riset dengan
menggunakan metode normative bolehkah mencari sumber dengan wawancara?

JAWAB : boleh, ketika kita menggunakan studi normatif kita melakukan pengambilan yang difokuskan
kepada data skunder dari kepustakaaan. Untuk studi empiris, wawancara merupakan sumber data
primer dan sementara pengambilan data skunder dari kepustakaan menjadi suatu pelengkap. Dankalau
empiris boleh memaakai data dari kepustakaan karena jika kita bertanya tanpa adanya pengetahuan
dari buku merupakan hal yang tidak mungkin. Metode empiris mengutamakan data primer ke lapangan
dan wawancara, kalau kita menggunakan artikel kita diangkap menjadi penunjang.

PERTANYAAN 2: Apa yang harus dilakukan setelah kita mengetahui topik riset?

JAWAB:

Ketika kita melakukan penelitian ada 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu

1. Sistematis pola riset terukur dengan metode-metode tadi, apakah kita akan menggunakan
metode normatif atau metode empiris.
2. Ada perencanaan, (terukur dan terencana) sehingga kita harus mempunya jadwal yang jelas di
penulisan tesis ini, ada timeline dan periodesasinya misalkan penelitian 1 tahun sehingga harus
mengetahui apa yang di lakukan dibulan pertama, bulan kedua dst sehingga dapat diketahui
pada langkah ini yang kesalahannya ada dimana dan akan bisa cepat dikoreksi, apakah judul
terlalu sensitif ataukah kita narasumber yang tidak kompeten
3. Mengikuti konsep ilmiah

PERTANYAAN 3: Apakah ketika kita melakukan riset yuridis empiris bisa melakukan wawancara?

JAWAB: Bisa, selain wawancara kita bisa membuat kuisioner, dengan membuat google form, bisa
melalui email, bisa responden juga, dan Ibu Yeti ini sangat unik yaitu mengenalkan foto voice dan dalam
penelitian di ilmu sosial ini baru dengan menggunakan dengan cara ini. Dengan menggunakan
handphone dan membuat pertanyaan contoh nya “Apa yang diketahui tentang pariwisata setelah
terjadinya tsunami di pandeglang?” dimana responden ada yang mengambil foto gambar kapal, rumah
yang sudah hancur, ada foto anak anak yang bermain dan kita hanya membuat kolase dari foto bisa
menebak dan bisa mengetahui apa yang dilakukan melalui caption. Foto Voice itu foto yang berbicara.
Dari cerita tsunami misalkan jika memotret kapal sebelum tsunami kapal yang berlayar ada 10 setelah
tsunami ada 5 saja yang bisa diartikan dari foto itu bahwa pemerintah belum membantu mereka atau
ternyata ada fakti lain kalau mereka masih takut untuk berlayar dan ini salah satu pengungkapan dari
teori yang baru. Hukum tidak melulu sebuah aturan dan ketika kita sulit mewawancarai tapi kita bisa
meminta foto dari masyarakat bukan kita yang memfoto sehingga hasilnya menjadi objektif. Kita tinggal
buat gform dan mereka mengisi g form tersebut dengan foto foto berikut sample foto.

Terkait dengan metode yang baru menentukan dahulu samplenya, dan ketika objek itu bukan kita yang
memfoto nanti sample nya bagaimana? UMKM yang dibidik yaitu nelayan, ibu rumah tangga dan
respondennya ditentukan oleh kita. Nanti akan ada materi ini mengenai pemilihan responden dan akan
dipelajari nanti dan yang paling penting bahwa bagaimanapun penelitian harus objektif.
PERTANYAAN LANJUTAN: Kalau menggunakan photo voice apakah foto tersebut bisa dilampirkan?

JAWAB: Akan dipilih yang akan digunakan dari beberapa foto yang banyak. Hal yang penting untuk
diperhatikan adalah ketika membuat penelitian harus ada surat perjanjian dengan narasumber misal
foto ini hanya berkaitan penelitian dan hak foto menjadi hak periset. Jika di suatu perusahaan harus
meminta izin dari perusahaan apakah nama dari perusahaan itu bisa dipublish.

PERTANYAAN LAIN: Apakah perbedaan antara skripsi dan tesis?

Kalau S1 das sollen dan das sein yaitu membandingkan antara kenyataan dengan aturannya bagaimana
jika dalam kontek riset hukum atau das sollen disebut kaidah hukum yang menerangkan kondisi yang
diharapkan. sedangkan das sein dianggap sebagai keadaan yang nyata.

Untuk S2 atau tesis tidak hanya das sollen dan das sein tetapi ada politiknnya dan menggunakan
konstituentum atau bagaimana hukum itu bekerja dan apa yang seharusnya.

Urutan dari Penelitian adalah kita harus mengetahui

1. Masalahnya dibutuhkan. Contohnya apakah ada kebutuhan atau tantangan yang kita hadapi, di
lingkungan kerja, di lingkungan kerja, diskusi.
2. Merumuskan masalah: termasuk yang akan dijelaskan dengan menjawab pertanyaan
“Bagaimana mendapatkan topik dan mengidentifikasinya dan layak untuk diteliti?”
3. Menetapkan hipotesis-hipotesis dan hipotesis itu merupakan jawaban sementara, kita sudah
tau rumusan dan jawaban apa tapi jawaban belum dianggap benar dan sah, contohnya tentang
pandemic covid, tentang ibu PC apakah harus ditahan atau tidak dan hal ini dianggap sebagai
sebagai jawaban sementara.
4. Mengumpulkan data dengan cara kita melihat literatur, mewawancarai dan bertanya kepada
HRD.
5. Analisis adalah langkah yang paling sulit karena kita mempunyai data yang banyak sekali
kemudian ketika sudah mendapatkan data yang banyak, apa saja yang harus ditulis dan
bagaimana cara mengemasnya dalam bentuk tulisan.
6. Mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan itu yang salah kaprah karena biasanya dari
pemaparan tesis yang banyak diringkas menjadi 5 halaman. Kesimpulan itu seharusnya jawaban
dari rumusan masalah jika rumusan masalah 2 maka kesimpulan ada 2 jadi kesimpulan bukan
ringkasan.

Prosedur yang akan dilakukan di semester II adalah membuat rancangan penelitian, penelitiannya
setelah mengerjakan tesis, memilih masalah apa, studi pendahuluan dan merumuskan masalah seperti
apa merumuskan hipotesis bisa ada atau tidak, memilih pendekatan harus diputuskan normatif atau
empiris dan menentukan variable juga sumber datanya.
PERTANYAAN 4: Bagaimana mendapatkan topik dan mengidentifikasinya dan layak untuk diteliti?

Meneliti penerapan pacta sun servada sebagai contoh sebagai rumusan kasar dan dari 1 dan 2 halaman
menjadi judul yang efektif.

Judul penelitian harus dirumuskan secara jeals sehingga dapat menggambarkan:

1. Objek yang diteliti


2. Subjek penelitian
3. Jenis dan sifat penelitian
4. Lokasi penelitian : kawasan pariwisata
5. Tahun waktu terjadinya penelitian (fakultatif)

Pembatasan untuk menunjukan penelitian kita berbeda dengan orang lain untuk menghidari plagiarism,
topik bisa sama tapi periode pelnelitian bisa berbeda. Kawasan pariwisata mungkin bisa sama namun
berbeda setelah tsunami.

Pemilihan judul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Menarik
2. Dapat dilaksanakan
3. Data dapat diperoleh
4. Penting (significance of topic) bukan merupakan duplikasi bermanfaat bagi perkembangan ilmu
(memberi sumbangan teori) dan pembangunan (segi praktikal)

PERTANYAAN 5: Bagaimana jika kita melakukan riset menggunakan data empiris dan normatif
digunakan secara sama?

Tidak ada istilah 50-50 dalam penggunaan data, pasti ada kecenderungan data mana yang digunakan
tidak ada penelitian campuran misalnya peraturan ada yang benar atau tidak. Orang yang strict kalau
namanya yuridis normatif tidak boleh pakai wawancara dan harus peraturan saja. Kenyataanya sekarang
tidak seperti itu, sekarang ada perpaduannya dengna pengutamaannya dimana.

Ketika pandemic semua riset diarahkan normatif, data lampangan digunakan seminimal mungkin.

Latar belakang permasalahan

a. Masalah (research question) adalah “pernyataan dalam arti problem yang timbul karena adanya
tantangan untuk memecahkannya. Masalah tersebut diharapkan dapat dipecahkan melalui
penelitian
b. Masalah yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut
1. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian (upto date bernilai iptek dan sosial
pembangunan)
2. Masalah yang dipilih harus dapat dilakuan (feasible) dan diuji
3. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
c. Sumber untuk memperoleh masalah antara lain
1. Pengamatan terhadap suatu kegiatan
2. Bacaan
3. Perluasan atu lanjutan penelitian terdahulu : S1 ada apa dan dilanjutkan ke S2
4. Pengalama pribadi: ada mahasiswa arbiter masalah perusahaan dan mencoba pengalaman
dia pas melakukan gugatan terhadap perusahaan tersebut.
5. Diskusi ilmiah : pengamatan dan ikut seminar dan dapat ilmu dari webinar atau penugasan
dari kantor dan ikut kelas terinspirasi untuk mengambil topik tertentu
d. Signifikansi suatu masalah
1. Up to date : tema S1 yang itu itu saja missal hukum pernikahan beda agama yang susah
2. Mengisi kekosongan penelitian contoh indra kenz.
3. Memungkinkan generalisasi terhadap penerapan teori atau konsep konsep tertentu contoh
ingin tahu teori mengapa ada a yang dihukum dan b yang tidak dihukum pc, nenek minah.
4. Mempertegas definisi suatu konsep yang penting : contohnya apa sih kedaulatan negara di
hukum internasional, kenapa negara melakukan lock down ketika pandemic covid.
5. Memberikan alternatif solusi terhadap berbagai permasalahan dalam praktik : contohnya
memberikan alternatif solusinya.
e. Tujuan pemilihan suatu masalah
f. Kesulitan dalam mengusulkan permasalah
1. Tidak semua masalah dapat diuji secara empiris
2. Tidak mempunyai pengetahuan atau sumber/tempat mencari masalah : kuper berarti tidak
sesuai dengan kualifikasi ybs
3. Terlalu banyak masalah penelitian dan kesulitan dalam melakukan pilihan : masalahnya
terlalu banyak yang akan ditulis
4. Masalah menarik tetapi data sulit diperoleh : idealis contoh kasus sambo dan sudah dapat
bahannya karena alat bukti dihapus dll
5. Peneliti tidak mengetahui kegunaan/manfaat khusus dalam memilih suatu masalah : asal
tulis
g. Kesalahan dlaan merumuskan masalah dapat terjadi karena
1. Mengupulkan data tanpa perencanaan terinci
2. Memaksaan perumusan maslah pada data

Kriteri rumusan masalah yang benar

1. Dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan maupun pernyatan (tidak semua pertanyaan yang
diajukan dapat dikategorikan sebagai masalah)
2. Dari permasalahan yang bersifat umum dirinci dalam bentuk permasalahn yang besifat khusus
3. Perumusan harus jelas dan padat
4. Herus menyiratkan adanya data untuk memecahkan masalah
5. Sesuai dengan judul penelitian

Anda mungkin juga menyukai