PERTEMUAN 13 :
MENYUSUN MATRIKS PENELITIAN HUKUM
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pemahaman menyusun
matrik penelitian hukum, Anda harus mampu:
1.1 Memahami dan menjelaskan apa itu tujuan penelitian hukum
1.2 Memahami dan menjelaskan menentukan objek penelitian hukum
1.3 Memahami dan menjelaskan memilih pendekatan penelitian
hukum
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
MENYUSUN MATRIK PENELITIAN HUKUM
“TUJUAN PENELITIAN HUKUM”
mungkin ada suatu kegiatan penelitian hukum tanpa memiliki tujuan. Bagi
jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Oleh karena itu,
tegas. Harus ada sinkronisasi (benang merah) antara masalah, tujuan, dan
dirumuskan sebagai “kalimat pernyataan” yang konkrit dan jelas tentang apa
rumusan masalah. Jika masalah yang hendak dijawab dalam suatu penelitian
perdata”.
Objek penelitian adalah sesuatu yang diteliti yang dapat berupa benda
atau orang, yang dapat memberikan data-data penelitian. Objek berupa benda
terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum
undang-undang.
Objek penelitian ini akan menegaskan dari mana data penelitian akan
diperoleh. Objek ini akan menjelaskan apa atau siapa yang memberikan data.
Oleh karena itu, objek penelitian harus berwujud nyata, konkret, dan bisa
penelitian yang nyata dan konkrit, tetapi belum bisa memberikan data.
Misalnya, Kantor Pengadilan Negeri. Kantor ini ada dan nyata, tetapi belum
bisa memberikan data. Kantor objek penelitian yang dapat memberikan data
di kantor itu antara lain pegawai, kepala, dokumen yang dikeluarkan, dan
sebagainya. Maka, yang perlu ditulis dalam matriks objek penelitian sebagai
benda atau orang yang bisa memberikan data. Benda atau orang ini harus dia
perlakukan secara baik agar bisa memperoleh data. Tegasknya, dia harus
mengenal persis benda atau orang itu dengan baik. Bertolak dari pengenalan
benda atau orang itu. Kedua, agar mahasiswa tidak kehilangan arah
betul-betul fokus pada objek yang sudah ditentukan. Ini akan mengarahkan
Ketiga, agar mahasiswa bisa memperoleh gambaran tentang model yang bisa
hukum, terlihat datanya sedikit, tetapi analisisnya banyak. Hal ini tentunya
model inilah yang disebut menulis “cerita kancil” alias “ngarang”. Ini terjadi
Tentunya saja banyak alasan yang bisa diberikan mengapa mahasiswa berbuat
begitu. Di antara alasan itu, satu hal yang pasti adalah mahasiswa tidak
membayangkan apa yang bisa menghasilkan data untuk dipakai sebagai dasar
penelitian itu adalah kegiatan pengumpulan data. Tidak akan ada penelitian,
jika tidak ada data penelitian. Sesungguhnya laporan hasil penelitian (skripsi)
terdiri atas data dan analisis. Hasil analisis data inilah kelak yang bisa
penelitiannya.
jawab kepala daerah akibat wanprestasi yang dilakukan oleh SKPD pada
perjanjian pemborongan oleh hakim dalam praktik peradilan perdata?”
Negara dalam berbagai buku teks dan jurnal penelitian”. Kedua dokumen
inilah yang akan memberikan data yang selanjutnya digunakan sebagai bahan
Contoh lain, mahasiswa hendak meneliti suatu isu hukum dengan judul
“Implementasi Pemberian Rehabilitasi Kepada Pengguna Narkotika Dalam
Praktik Peradilan Pidana”. Terhadap judul Penelitian ini, mahasiswa telah
menetapkan untuk menggunakan jenis penelitian hukum empiris, maka
pendekatan penelitian yang dapat digunakan mahasiswa adalah pendekatan
sosiologis karena yang menjadi objek fokus penelitiannya adalah perilaku hukum
para penegak hukum dalam memberikan rehabilitasi kepada pengguna narkotika.
Meskipun demikian, bukan berarti dalam penelitian hukum empiris tidak
menggunakan pendekatan dalam penelitian hukum normatif, tetap saja dibutuhkan
konsep-konsep yang akan menjelaskan data-data terkait perilaku hukum yang
diperoleh mahasiswa dalam penelitiannya.
D. SOAL LATIHAN/TUGAS
E. DAFTAR PUSTAKA
Buku :