SKS
: 2
Fakultas: HUKUM
aturan dan kasus yang dihadapi dan menyusun legal memorandum/opinium berdasarkan hasil
analisis, serta mampu mendemonstrasikannya.
Matriks Pembelajaran :
Kemampuan
Minggu
akhir yang
diharapkan
Materi/Pokok
Bahasan
Strategi
Pembelajar
Kriteria
Latihan yang
Penilaian
dilakukan
(Indikator
an
Termotivasi
Rancangan
Penjelasan
untuk
Pembelajaran
oleh dosen
menguasai
mengenai
capaian
proses
pembelajaran
pembelajara
yang
n yang akan
diharapkan
dilakukan
Bobot
)
Menuliskan
harapan yang
akan dicapai;
menyepakatai
kontrak
belajar;
Menyampaika
n rancangan
pembelajaran
;
Menjelaskan
23
Problem
Based
aproach
(Proba);
Penugasan;
Disko
Menemukan
defenisi,
runag lingkup
dan dasar ;
Mencari
kasus dan
merancang
tahapan
analisis kasus
;
dibuat dalam
bentuk paper
maksimal 10
lembar;
Presentasika
n di depan
kelas
Ketepatan
mendeskri
psikan;
Ketepatan
menganalis
is
berdasark
an tahapan
10
analisis
kasus
Mendeskripsik Tahap-tahap
Analisis
Kasus :
an dan
Identifikasi
Mengidentifik
asi tahapan
kasus posisi
Problem
Based
aproach
(Proba);
Penugasan;
Disko
4-6
Mampu
menelusuri
fakta hukum
ungkapkan
fakta
hukum;
identifikasi isu hukum;
dan
7-8
identifikasi isu
hukum
Problem
Based
aproach
(Proba);
Penugasan;
Disko
Menemukan
tahapan
analisis ;
Mencari
kasus dan
merancang
tahapan
analisis kasus
;
dibuat dalam
bentuk paper
maksimal 10
lembar;
Presentasika
n di depan
kelas
Ketepatan
Menemukan
kasus,
dibuat dalam
bentuk paper
maksimal 10
lembar;
Presentasika
n di depan
kelas
Ketepatan
mendeskri
psikan;
Ketepatan
menganalis
is
berdasark
an tahapan
20
analisis
kasus
mendeskri
psikan;
Ketepatan
menganalis
is
20
berdasark
an tahapan
analisis
kasus
9-10
Mampu
Telusuri
Mencari dan
sumber-
menggali
sumber hukum
sumber hukum
yang
yang dijadikan
Rumuskan
acuan analisis
Pendapat
relevan;
hukum/legal
opinium
Problem
Based
aproach
(Proba);
Penugasan;
Disko
Menemukan
sumber
hukum
primer
maupun
sekunder ;
dibuat dalam
bentuk paper
maksimal 10
lembar;
Presentasika
n di depan
kelas
Ketepatan
mendeskri
psikan;
Ketepatan
menganalis
is
berdasark
an tahapan
analisis
kasus
20
Mengidentifik
asi faktor
yang menjadi
acuan
menganalisis
Argumentasi hukum
Dasar-dasar
Small group
argumentasi hukum
Struktur argumentasi discussion
hukum
kasus
11-13
Menelusuri
Ketepatan
semua
mengungka
sumber
pkan/menj
yang
elaskan
menjelaska
dan
n ruang
kreativitas
lingkup
dalam
argumenta
menelusuri
si hukum
sumber
20
dan
hubungann
ya dengan
analisis
kasus/isu
hukum
Praktek
14
beracara
Tinjauan umum
tentang Advokat
Ceramah,
penugasan,
FGD
Jasa hukum
15
16
evaluasi
Ceramah,
penugasan,
FGD
Membuat
paper
Presentasika
n hasil di
nkelas
Ketepatan
Membuat
paper
Presentasika
n hasil di
nkelas
Ketepatan
dalam
10
mengidenti
fikasi
dalam
10
mengidenti
fikasi
Sumber :
Hukum Pidana Materil Dan Formal; Yurisprudensi;
Prof Dr.Peter Mahmud : Penelitian Hukum
Prof .Dr.Philipus M Hadjon dan Prof.Dr.Tatiek Sri Djatmiati : Argumentasi Hukum
M. Syamsudin : Mahir Menulis Legal Memorandum
Herbert L Packer ,The Limits of The Criminal Sanction (Stanford California: Stanford
University Press, 1968
Modul Bahan Ajar : Reny R masu,SH.MH
BAB I
3
Dosen menjelaskan tentang konsep, ruang lingkup dan dasar analisis kasus dan
praktek beracara
Dosen mendiskusikan dan memberikan penguatan tentang konsep, ruang lingkup
dan dasar analisis kasus dan praktek beracara.
Refleksi
Dua orang mahasiswa laki-laki dan perempuan menyampaikan hikmah tentang materi yang
telah dibahas.
4
MATERI
A. Pengertian dan Ruang Lingkup
Analisis kasus merupakan proses menganalisis fakta dan informasi secara
sistimatis tentang suatu kejadian/masalah hukum untuk mengidentifikasi dan
mengungkapkan fakta hukum dan fakta sosial dari kejadian tersebut serta faktor
yang mempengaruhinya.Analisis merupakan bagian dari keseluruhan upaya mencari dan
menemukan kebenaran melalui kajian ilmiah/penelitian hukum.
Pada penelitian hukum strategi yang sangat penting dan dominant adalah
studi/analisis kasus hukum. Pada dasarnya seorang yang belajar hukum berarti
mempelajari kasus hukum (di Amerika serikat). Kasus hukum. Dikonsepkan sebagai
peristiwa hukum yang berupa perilaku nyata dan produk hukum.
Studi kasus hukum/analisis kasus dapat dipergunakan dalam kajian penelitian
hukum baik penelitian hukum normative, penelitian hukum normative-empirik atau
peelitian empirik. Misalnya alam peristiwa hukum perkawinan, perjanjian jual-beli,
pembunuhan,pencurian
sedangkan
produk
hukum
misalnya
putusan
pengadilan,
Hukum Adat
Hukum Perdata
Hukum Pidana
Hukum Internasional
Hukum Acara
Dll
Studi/analisis kasus hukum nonyudicial (non yudicial case study) yaitu studi
kasus hukum tanpa konflik yang tidak melibatkan pengadilan. Kalaupun ada konflik
diselesaikan oleh pihak-pihak secara damai
2.
Studi kasus/analisis hukum yudicial ( yudicial Case study) yaitu studi kasus
hukum karena konflik yang diselesaikan melalui putusan pengadilan disebut juga
studi yurisprudensi
3.
studi kasus hukum langsung (Life-legal case study) yaitu studi kasus yang
masih berlangsung dari awal kegiatan hingga akhir misalnya pengangkutan niaga
2.
menganalisis kasus pembiayaan melalui kredit yang disalurkan oleh Bank kepada
pengusaha (berdasarkan perjanjian kredit biasa dan mikro) dan studi kasus
pembiayaan melalui modal ventura yang disalurkan oleh perusahaan modal ventura
kepada pengusaha
D. Dasar Analisis Kasus/Studi Kasus Hukum
Untuk meneropong kegiatan menganalisis sebuah kasus hukum dipergunkan beberapa
alasan mendasar :
1. Dasar filosofi (Prof.Abdulkadir Muhammad)
a.
8
Dasar filosofi dari setiap kajian hukum adalah kebenaran,keadilan, kejujuran dan
obyektifitas menurut logika, peraturan dan fakta. Konkritnya adalah kebenaran
adalah hal atau keadaan yang dapat diterima oleh akal sehat, yang sesuai dengan
perintah dan larangan yang diatur dalam undang-undang ataupun norma-norma yang
berlaku didalam masyarakat dan yang sesuai dengan kenyataan, fakta yang dapat
dibuktikan.
Filosofi (Theo Huijbers) adalah kegiatan intelektual yang metodis dan sistimatis
dan secara hakiki menangkap makna yang hakiki dari keseluruhan yang ada.metode
pemikiran filosofi adalah refleksi atas pengalaman dan pengertian tentang suatu
hal dalam cakrawalayang universal untuk mencapai kesejahteraan dankebahagiaan
manusia.
Aliran filsafat ini kemuadian berkembang dalam cabang ilmu sosial dan ilmu hukum.
Dalam positivisme sosial hukum dipandang sebagai gejala sosial semata. Dalam
positivisme hukum hukum dipandang sebagai gejala normatif.. keduanya secara
eksis diakui sebagai aliran positivisme karena dua alasan :
a. diakuinya kajian/analisis ilmiah sebagai dasar pembentukan kebenaran dan
diutamakannya
kenyataan/fakta
sebagai
kebenaran.
Adapun
prinsip
dasar
Suatu tata hukum negara berlaku bukan karena mempunyai dasar dalam
kehidupan sosial (menurut Comte dan Spencer), bukan pula karena bersumber
pada jiwa bangsa (menurut savigny) bukan pula karena dasar-dasar hukum alam,
melainkan karena mendapat bentuk positifnya suatu instansi yang berwewenang
Isi Hukum (material) diakui ada, tetapi bukan bahan ilmu hukum karena
dapat merusak kebenaran ilmiah ilmu hukum.
paradigma
hukum
sosiologis
dengan
pendekatan
sociological
terhadap
masyarakat
dan
hukum.
Pada
prinsipnya
sociological
2.
3.
4.
5.
b.
c.
Keteraturan
Keteraturan merupakan hal atau keadaan teratur yang sesuai dengan aturan
hukum, etika dan norma dalam masyarakat, kesepakatan, pelaksanaan sesuai
dengan rencana, sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan.
Terdapat 2 kategori keteraturan (Harsja Bachtiar)
1. Keteraturan yang bersifat tetap, tidak berubah, berkualitas 100% yaitu
keteraturan alam sehingga metode penelitiannyapun tetap (Ilmu eksakta)
2. Keteraturan hubungan antara manusia dalam hidup bermasyarakat yang
bersifat tidak tetap dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi
masyarakat sebagaimana menjadi obyek kajian ilmu social, hukum, ekonomi dll.
11
b.
Proses berpikir deduktif : menggunakan pola berpikir yang disusun dari dua
buah pernyataan
mendukung silogisme disebut premis yang dibedakan sebagai premis mayor dan
premis minor berdasarkan kedua premis tersebut ditarik kesimpulan.
Contoh : dalam pasal 1365 BW ditentukan: setiap orang yang melakukan perbuatan
yang merugikan orang lain wajib mengganti kerugian kepada pihak yang dirugikan
(premis mayor). Amat melakukan perbuatan curang yang merugikan orang lain
(premis minor) jadi amat wajib mengganti kerugian kepada orang lain yang
dirugikannya (kesimpulan). Jadi ketepatan menarik kesimpulan dalam proses
beroikir deduktif tergantung dari 3 hal :
1. kebenaran premis mayor
2. kebenaran premis minor
3. kesahihan penarikan kesimpulan
c.
12
BAB II
TAHAPAN ANALISIS KASUS HUKUM
Tujuan
Mahasiswa mampu memahami konsep dan tahap tahap analisis kasus mulai dari
tahapan identifikasi kasus posisi sampai perumusan legal memorandum/legal
opinion;
Memahami
dan
Merancang/mendesain
Legal
Memorandum/Opinion
dari
kasus/masalah/isu hukum
Indikator
Peserta mampu:
1.
2.
3.
4.
5.
Metode Pelatihan
1.
2.
3.
4.
WA
METODE
13
KT
U
Pembukaan : apersepsi
Mahasiswa di distribusi menurut bagian (Bagian Acara, Pidana,
Perdata, HTN,HAN,Internasional)
Membagikan kartu metaplan kepada Mahasiswa
Mahasiswa memilih satu kasus
Menempelkan kasus yang akan dibahas dalam kelompok pada papan
white board.
Dosen Menjelaskan tujuan, tahapan analisis dan manfaat
memahami tahapan analisis
Mahasiswa mendiskusikan tahapan analisis kasus yang dipilih dalam
kelompok
Kegiatan inti : Eksplorasi-elaborasi
Mahasiswa membentuk kelompok, setiap kelompok mewakili masing
bagian.
Masing-masing kelompok diminta berdiskusi untuk
mengindentifikasi tentang :
Deskripsikan Kasus Posisi
Identifikasi Fakta hukum dari kasus yang dipilih/dalam bentuk
pernyataan atau pertanyaan
Identifikasi sumber/dasar hukum diperoleh Dari aturan
perundangan dan dokumen peradilan ataupun pendapat ahli yang
berkembang, asas, adagium
Identifikasi isu-isu hukum dalaam bentuk pertanyaan
Analisis kasus berdasarkan isu-isu hukum yang telah
dirumuskan/analisis per isu
Semua kelompok mempelkan hasil diskusi di papan atau di tempat
yang disepakati
Di buka kesempatan kepada masing2 kelompok untuk mendatangi
tempat hasil kerja kelompok ditempelkan: memperhatikan,
menanyakan, memberikan masukan dan kelompok yang didatangi
memberikan jawaban (membuka cafe analisis kasus Hukum)
Revisi hasil kerja sesuai masukan dari kelompok lainnya
Satu persatu wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,
peserta lainnya mengkritisi presentasi temannya.
Dosen memberikan penguatan dalam bentuk menjelaskan tentang
50
Brainstormi
ng
Diskusi
kelompok
90
Ceramah,
penugasan,
Diskusi
kelompok,
Tanya
jawab,
pengamatan
20
Brainstormi
ng
tahapan, kasus posisi, fakta hukum dan isu hukum, kesimpulan serta
rekomendasi yang dikemukakan.
Penutupan : Refleksi
Dosen bersama mahasiswa membuat kesimpulan tentang Tahapan
analisis kasus
Mahasiswa menyampaikan apa yang telah diperoleh dan kesan
mengenai materi dan proses pembelajaran yang berlangsung
14
MATERI:
Tahapan analisis :
Deskripsikan kasus posisi mempergunakan pertanyaan 5 W 1 H
Identifikasi fakta hukum, mengeliminir hal-hal yang tidak relevan dan menetapkan
isu hukum
Analisis kasus
hukum
untuk
kegiatan
praktek
hukum
akan
menghasilkan
argumentasi hukum
15
Ahli hukum menuangkan argumentasi hukum dalam legal Memorandum (LM) yang
dibuat untuk sesama ahli hukum Jika untuk klien dibuat dalam bentuk legal opinion
ANALISIS
ISU HUKUM
KASUS
PENELUSURAN
PERUNDANG-UNDAANGAN
YANG BERHUBUNGAN
DENGAN ISU HUKUM
MENULIS LEGAL
PENERAPAN
OPINION
HUKUM
Harus membedakan mana yang fakta hukum dan mana pendapat/keinginan klien
Menanyakan kasus dan mengidentifikasi yang relevan dan tidak Tidak relevan
suara,
gambar
hidup/CD
dapat
diperoleh
internet,
televisi/buser
Bersifat netral dan obyektif
Tujuan murni untuk mendapatkan kebenaran hukum
Bukan semata-mata untuk kepentingan pembelaan klien dan memenangkan perkara
Fakta hukum bisa berupa
Perbuatan hukum
Peristiwa hukum
Keadaan hukum
@ Disebut fakta hukum apabila perbuatan, peristiwa atau keadaan tersebut adalah
relevan atau terkait dengan hukum yang berlaku
@ Peristiwa, perbuatan, keadaan yang dikualifikasikan oleh hukum dan membawa akibat
hukum; Yang tidak membawa akibat hukum disebut fakta sosial saja. Misalnya jual beli
adalah peristiwa sosial biasa, akan tetapi dalam jual beli tsb ada pihak yang ingkar
janji (wan prestasi) maka peristiwa tersebut membawa akibat hukum yaitu ada pihak
yang dirugikan dan kewajiban untuk mengganti rugi.
@ Akibat hukum yang timbul berhubungan langsung dengan hak dan kewajiban dari
subyek hukum terkait. Akibat hukum yang timbul dapat berhubungan dengan 3 hal :
Kedudukan hukum
Hubungan hukum
Pertanggungjawaban/dapat berupa sanksi
Tahap ke-3 : ISU HUKUM
17
Pengertian : Isu atau masalah hukum adalah pertanyaan hukum yang akan dijawab untuk
dipecahkan atau diselesaikan berdasarkan nbahan-bahan hukum yang
tersedia atau relevan terkait fakta hukumnya
@ Isu hukum berhubungan dengan keadilan didalam ketentuan hukum
@ Isu hukum pada hakekatnya adalah pertanyaan hukum yang akan dijawab untuk
dipecahkan atau diselesaikan berdasarkan bahan-bahan hukum yang tersedia dan
relevan terkait fakta hukumnya
@ Isu hukum berhubungan dengan
proposisi
yang
mempunyai
hubungan
362KUHP dilanggar
@ Isu hukum membutuhkan pemahaman mengenai ilmu hukum
Jeli melihat apakah masalah yang dihadapkan benar-benar isu hukum atau bukan
Misalnya : pengaduan oleh seorang wanita terhadap majikan suaminya, yang sering
mengata-ngatai suaminya. sikap itu dianggap menyebabkan suaminya mengambil
18
Disadur dari : Prof. Philipus Hadjon dan Prof. Tatiek Sri Djatmiati (Argumentasi
hukum)
Dalam pola civil law, hukum utamanya adalah Legislasi, Sehingga langkah dasar/ utama
pola nalar yang dikenal adalah penelusuran peraturan perundang-undangan ( Reasoning
based on rules) :
Langkah pertama : statute approach. Peraturan perundang-undangan adalah : produk
hukum tertulis yang dibuat oleh lembaga negara tau pejabat yang
Langkah kedua :
kesusilaan
Kerugian,
unsur
kerugian
kerusakan
yang
diderita,keuntungan
yang
19
Pada hari jumad legi riswanto memasang water treatmen di pabrik tahu
saya, saya membeli water treatmen tersebut karena ditawari oleh salesmen bernama
yongki. Orang itu minta isin untuk mendemnonstrasikan alat itu diperusahaan saya.
Saya kabulkan dan ternyata kemudia saya tertarik, lalu minta alamat perusahannya,
saya dikasih alamat dan saya pesan
Setelah itu yongki telepon saya bahwa akan memasang pada hari jumad,saya
sebenarnya keberatan karena jumad pertama bulan lalu itu jumad legi. Tetapi yongki
mengatakan bahwa waktu itu adalah waktu yang tepat karena dia akan ke Kediri
untuk memasang di perusahaan lain jadi lebih baik sekalian.itu sebabnya lalu hari itu
alat itu dipasang
Yang memasang bukan yongki walaupun yang mengantarkan adalah dia. Kata
yongki dirinya bukan orang yang ditugasi memasang alat, ia hanya seorang salesmen
yang pasang adalah orang lain, saya menurut saja. Pada waktu memasang alat itu
riswanto mengatakan kepada saya bahwa dirinya bukan orang dari pwerusahan yongki
tetapi selalu dipakai oleh perusahaan itu nuntuk memasang water treatmen
Sekarang belum sebulan penuh alat itu saya pakai telah tidak berfungsi
sebagaimana yang diharapkan
Saya sudah tidak enak ketika alat itu dipasang pada hari jumad legi
20
Saya sebenarnya sudah diwanti-wanti oleh leluhur saya bahwa tidak boleh
melakukan suatu hal penting pada hari jumad legi tetapi yongki mendesak dan saya
setuju
Oleh karena saya melanggar larangan leluhur atas desakan yongki itulah saya
sangat dirugikan
Kedua, semua saluran air telah dihubungkan dengan alat itu sehingga saya
tidak bisa produksi tahu selama beberapa hari
Ketiga, pada waktu hari pertama kejadian saya diklaim para pengecer karena
tidak memasok tahu kepada mereka
Katanya alat itu tidak rusak tetapi pemasangannya yang salah dan ia akan
berhubungan dengan riswanto
Tetapi sampai sekarang riswanto tidak muncul dan begitu juga yongki
Sekarang apa yang harus saya lakukan dan bagaimana melakukannya saya tidak tahu,
sehingga saya datang kekantor ini
FAKTA HUKUM :
FAKTA YANG RELEVAN :
Pengusaha tahu membeli water treatmen dari perusahaan salesmen yongki bekerja
Yang menunjuk riswanto untuk memasang water treatmen adalah yongki salesmen
perusahaan water treatmen
Pengusaha tahu tidk dapat melakukan kegiatan produksi karena nwater treatmen
sudah dihubungkan dengan semua saluran
FAKTA YANG TIDAK RELEVAN :
Apabila dapat dibuktikan : data jumlah pengecer, jumlah yang dibeli setiap hari
kerugian dapat dikatakan fakta
Dikalim pengecer dan pindah ke perusahaan lain bukan fakta/tapi kalau bisa
dibuktikan kadang-kadang dipergunakan oleh pengacara sebagai pertimbangan untuk
minta ganti rugi yang di negara anglo amerika disebut incidental damages , sangat
jarang bdikabulkan.
Adanya jual beli antara pengusaha tahu dan perusahaan yang memproduksi water
treaatmen
Adanya pekerjaan pemasangan water treatment oleh orang yang bukan dari
21
perusahaan water treatment tetapi diajukan oleh orang dari perusahaan water
treatmen
Adanya wan prestasi
Adanya kerugian karena wan prestasi
ISU HUKUM :
Apakah didalam perjanjian jual beli antara penjual water treatment dengan klien
dituangkan klausul mengenai garansi (warranty) dan jika nya, apakah bentuk
garansi itu
Mengingat menurut salesmen tidak ada kerusakan melainkan salah pemasangan
apakah hal itu masuk kedalam garansi
Apakah bentuk hubungan hukum antara riswanto dan penjual water treatment
Apakah penjula water treatment bertanggunggugat atas kerugian yang diderita
KESIMPULAN :
Setelah menelaah ketentuan BW terutama pasal 1320, 1337, dan 1338 dn
berdasarkan bahan hukum sekunder yang dikaji maka sampailah pada kesimpulan
bahwa garansi itu harus disediakan oleh produsen abik tertuang atau tidak didalam
kontrak
.hanya saja apabila memang terdapat kalusule mengenai garansi pada umumnya
garansi tersebut bersifat memperbaiki kerusakanatau mengganti suku cadang atau
paling tidak mengganti dngan barang yang baru
Adanya klausule garansi sekalipun tidak dapat diterapkan untuk isu ini karena dalam
kasus ini barang tersebut tidak rusak
Isu kedua, kesimpulannya bahwa penjual harus melakukan pemasangan secara benar
alat yang dijualnya.
Kesalahan pemasngan dengan demikian merupakan sesuatu dalam cakupan garansi
Produsen water treatmen bertanggung gugat atas kerugian materill yang diderita
pengusaha tahu
Ada tidaknya hubungan hukum anatar pihak produsen dengan tukang pasang alat itu
merupakan penentu . dari bahan hukum sekunder
University 1994. dapat ditarik kesimpulan bahwa tukang pasang water treatmen itu
merupakan apparent agent produsen alat tersebut. Oleh karena itu ia bertanggung
gugat atas kerugian yang diderita oleh pengusaha tahu.
KASUS KE 2: Prof.Dr Peter Mahmud Marzuki, SH.MS.LL.M: penelitian Hukum,h.
175-182
22
penahanan atas diri saya , saya lalu di borgol, saya begitu terkejut dan shok ketika polisi
menyetakan bahwa saya disangka membunuh dokter farida. Saya mengatakan pada polisi
bahwa saya benar-benar tidak mengetahui bahwa farida tewas, tetapi polisi tidak
percaya dan saya dipukuli sampai pingsan. Saya tetap tidak mau mengaku sebagai
pembunuh karena memang saya tidak melakukannya. Saya juga katakan pada polisi bahwa
untuk apa saya membunuh orang yang ngasih uang dan mencukupi seluruh keperluan saya.
Kalau ia mati, khan tidak ada lagi yang ngasih saya uang, yang menghidupi saya. Padahal
saya ke bandung ini akan ketemu teman untuk bisnis yang dimodali farida, saya dulu
detailer dan sekarang saya tidak punya pekerjaan. Akan tetapi polisi ntidak mau
mendengar bdan menyiksa dn menghujani saya dengan pukulan, bahkan sampai saya
dikirimkan ke tempat ini.aya dipaksa mengaku telah melakukan pembunuhan saya tolak,
bagaimana saya akan mengakui kalau saya tidak melakukan, biar mati saya jalani. Saya
juga tidak punya siapa-siap farida sudah meninggal, orang tua sudah meningggal, kaka dan
adik tidak mau menerima saya karena saya kumpul kebo dengan farida yang mereka
anggap perbuatan tidak pantas. Untuk membayar Bapakpun, mengharapkan kebaikan hati
wandi teman saya yang di bandung itu.
FAKTA HUKUM YANG DIGALI ADVOKAD :
Dilihat dari segi pembelaan, Advokat itu tidak harus mempercayai kliennya, untuk
menggali informasi lebih lanjut advokat tersebut kembali menemui tersangka. Sebagai
masalah pertama advokat menanyakan kapan terakhir kali bertemu Farida
Menurut Klien :
Pada pukul lima sore ia masih berjumpa dengan farida dirumahnya ketika ia berpamitan
ke Bandung naik kereta turangga bahkan ketika melintasi depan perusahaan PDAM
surabaya, ia mendapat SMS dari Farida jangan lupa membawa oleh-oleh kripik talas dari
karya umbi. Di HP sarwono waktu terekam sms tersebut pukul 17.23. kemudian ketika
sampai di bandung ia menghubungi korban lewat telepon rumahnyan tapi tidak ad yang
menjawab karena memang korban seorang diri, ia juga menghubungi lewat hp namun tidak
diangkat. Hari senin ia coba juga menelepon tapi tidak ada jawaban sampaai dini hari
selasa ia ditangkap petugas.
Ia datang ke bandung menumpang kereta api turangga dan ia dapat menyebutkan dengan
tepat bahwa ia duduk di kelas eksekutif -3 kursi nomor 5B, meskipun karcis kereta tidak
disimpannya karena telah diminta petugas di stasiun.
Keterangan ini lalau diuji silang dengan keterangan wandi, teman tersangka. Wandi
menyatakan bahwa pada hari minggu tanggal 3 oktober 2004 memang klien datang ke
bandung menumpang kereta api turangga yang pada hari itun terlambat masuk ke
bandung, advokad perlu menanyakan apakah benar kereta api turangga pada hari minggu
memang terlambat masuk ke stasiun bandung
FAKTA HUKUM :
FAKTA YANG RELEVAN :
1.
adanya seorang wanita yang tewas yang diduga karena pembunuhan
2.
menurut visum dokter kematian wanita itu dicekik tanpa tanda-tanda
perlawanan
3.
diperkirakan wanita itu tewas sekitar pukul 18.00 tanggal 2 oktober
2004
24
4.
tidak ada perampokan
FAKTA YANG TIDAK RELEVAN :
Farida anak tunggal
Perselingkuhannya dengan tersanhgka
Cara meninggal suami farid
Orang tua farida telah meninggal
ISU HUKUM :
1.
dapatkah seorang yang sedang berada dalam kereta api atau setidaktidaknyan di stasiun menghilangkan nyawa orang lain di tempat yang lain
denganjalan di cekik
2.
apakah ada hubungan kausalitas antara fakta hukum terbunuhnya seseorang
yang ada dirumahnya dan tersangka yang pada saat bersamaan atau hampir
bersamaan berada dalam kereta api atau setidak-tidaknya di stasiun
KESIMPULAN MENJAWAB ISU HUKUM :
Setelah meneliti pasal 340, 338 atau 339 KUHP, dan mempelajari ajaran kausalitas
yaitu masalah hubungan kausalitas perlu ditelaah dasar ontologisdan ratio legis adanya
ketentuan yang tertuang dalam KUHP tersebut.
Dasar ontologis dan ratio legis dapat di ketahui dari tulisan sarjana indonesia,
Mulyatno, Wiryono Prodjodikoro; sarjana belanda, simon, pompe, Hazewinkel Suringa,
Noyon-Langemeyer.
Pandangan mulyatno bahwa dalam delik-delik yangdirumuskan secara materill dan
delik-delik yang dikualifisir penentuan hubungan kausal diperlukan, dalam kedua delik
diatas dimana unsur akibat ditentukan dalam rumusan maka penentuan elemen
melakukan yang menimbulkan akibat tersebut diadakan dengan menggunakan ajaran
tentang hubungan kausal. Tanpa adanya hubungan kausal antara akibat yang tertentu
dengan kelakuan orang yang didakwa menimbulkan akibat tadi maka tidak dapat
dibuktikan bahwa orang itu melakukan delikn tersebut, apalagi dipertanggungjawabkan.
Untuk memahami lebih jelas mengenai Langkah-langkah Analisis Kasus Hukum dapat
pula di kemukakan tahapan-tahapan yang di rumuskan oleh
(Prof.DR.Philipus M
Hadjon, Prof Dr. Tatiek Sri Djatmiati, SH.M.S) dalam Bukunya : Argumentasi
Hukum.
LANGKAH LANGKAH
ANALISIS KASUS (Prof.DR.Philipus M Hadjon, et.al)
1. Mengidentifikasi fakta/peristiwa hukum : fakta hukum dapat berupa perbuatan,
peristiwa atau keadaan misalnya, pembunuhan adalah perbutan hokum, kelahiran
peristiwa hukum, dibawah umur adalah suatu keadaan. Seorang lawyer ketika
25
berhadapan dengan kliennya maka akan mengajukan pertanyaan yang beranjak dari
fakta hukum yang dilami klien (kasus Posisi) Mengacu pada pertanyaan : apa, mengapa,
bagaimana, kapan, dimana dan siapa.
2. Mengklasifikasikan permasalahan hukum berdasarkan pembagian hukum positif. Kasus
yang dianalisis apakah termasuk dalam hukum public atau hukum privat. Hakekat
permasalahan hukum berdasarkan lingkungan peradilan dalam penegakkan hukum
adalah kompetensi absolute dari pengadilan.
3. Identifikasi pemilihan isu hukum yang relevan.
perbuatan melanggar hukum dan ada tidaknya wanprestasi antara dokter dan pasien.
26
4. Penemuan Hukum yang berkaitan dengan isu hukum. Contoh : Norma pasal 1365 BW
menegaskan bahwa setiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan kerugian,
mewajibkan yang menimbulkan kerugian itu untuk mengganti kerugian. Dalam norma
tersebut konsep utama yang harus dijelaskan adalah :
1. Perbuatan
2. Konsep Melanggar Hukum
3. Konsep Kerugian
5. Penerapan Hukum: setelah menemukan norma konkrit langkah berikutnya penerapan
pada fakta hukum.
Menurut Prof Hadjon, hasil analisis kemudian di buat dalam bentuk legal opinion dengan
melalui tahap-tahap :
1. buat summary
2. fakta hukum dirumuskan
3. rumuskan isu hukum
4. analisis isu hukum : - mulai dengan isu pertama misalnya wanprestasi, - kemudian
pada tiap isu telusuri ketentuan hukum, yurisprudensi, pendapat akademik, tuliskan ketentuan hukum dan yurisprudensi yang ditemukan, - identifikasi
problematic hukum yang relevan dengan kasus yang dianalisis, - berikan pendapat
dan bagaimana ketentuan hukum tersebut diterapkan dalam kasus tersebut
5. Kesimpulan : rumuskan pendapat hukum yang berkenaan dengan fakta hukum
tersebut
CONTOH KASUS 2.
Pendapat Hukum tentang status pegawai PDAM (BUMN) dalam rangka UU Advokat
27
Kasus Posisi :
Seorang advokat melakukan her-registrasi sesuai ketentuan UU No. 18 Th 2003 tentang
Advokat. Permohonan her yang bersangkutan ditolak dengan alasana yang bersangkutan
sebagai pegawai perusahaan daerah air minum. Permohonan didasarkan atas ketentuan
pasal 3 ayat 1 huruf c UU Advokat yang menentukan syarat bagi seorang advokat ialah
tidk berstatus sebagai seorang pegawai negeri atau pejabat Negara.
Isu Hukum :
Apakah pegawai PDAM termasuk pengertian PNS menurut UU Advokat
Legal Opinion :
Berdasarkan isu hukum tersebut disusun pendapat hukum (legal opinion) sbb:
1. Ketentuan UU Advokat (UU No.18 Th.2003), pasal 3 :1 huruf c: tidak berstatus
sebagai pegawai negeri atau pejabat negara
2. Pertanyaan Hukum : apakah berdasarkan ketentuan tersebut pegawai PDAM
(BUMD) termasuk pengertian pegawai negeri?
3. Analisis
a.
Dasar hukum :
1. UU No. 18 tahun 2003 tentang advokat
2. UU No. 8 tentang Kepegawaian
3. Peraturan Kepegawaian PDAM
b.
28
c.
Ada ketentuan bagi pegawai negeri yang juga diberlakukan bagi pegawai BUMN/BUMD
namun tidak berarti pegawai BUMN/BUMD adalah pegawai negeri. Prinsip hukum yang
harus diperhatikan adalah : pemberlakuan ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri
terhadap pegawai BUMN/BUMD harus jelas dasar hukumnya dan bukan sekedar
interpretasi ekstensif yang memperluas daya berlakunya suatu ketentuan hukum. Setiap
ketentuan bagi pegawai negeri tidak otomatis berlaku bagi pegawai BUMN/BUMD.
Dengan demikian sepanjang tidak ada ketentuan khusus yang menyatakan bahwa
ketentuan larangan PNS menjadi advokat menurut UU Advokat berlaku juga bagi pegawai
29
BUMN/BUMD atau pengertian pegawai negeri menurut UU Advokat. Jadi tidak ada
larangan bagi pegawai PDAM menjadi advokat.
KESIMPULAN :
5.
2. Pegawai PDAM (BUMD) bukanlah pegawai negeri dalam makna pegawai negeri menurut
UU Advokat
30
BAB III
Argumentasi hukum
Dasar-dasar argumentasi hukum
Struktur argumentasi hukum
Tujuan:
Memahami konsep Konsep Argumentasi Hukum, Dasar-Dasar Argumentasi Hukum dan
Struktur Argumentasi Hukum
Indikator :
Peserta mampu:
1. Menjelaskan Konsep Argumentasi Hukum
2. Menjelaskan Dasar-Dasar Argumentasi Hukum
3. Menjelaskan Struktur Argumentasi Hukum
Metode Pembelajaran
1. Ceramah dan Tanya jawab
2. Diskusi kelompok (focus group discussion)
3. Curah pendapat/ide (brainstorming)
Alat Dan Media Pembelajaran
Metaplan, Spidol, Note Book, LCD, Silotip, Double Silotip, Kertas Plano, Papan Plano
Waktu yang diperlukan
Pada bagian ini diperlukan waktu 1,30 jam pelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
RINCIAN LANGKAH
Pembukaan : Apersepsi
1. Dosen mengajukan pertanyaan mengenai kejahatan apa
saja yang terdapat dalam KUHP
2 . 6 Orang mahasiswa (L dan P) diberikan kesempatan
untuk menyebutkan kejahatan yang terdapat di Buku II
KUHP
3. Dosen dan Mahasiswa menyepakati kejahatan yang akan
dibahas menurut konsep
WAKTU METODE
20
Brain
storming
31
32
60
Diskusi
keompok
Ceramah
Tanya jawab
20
Brainstorming
MATERI :
hukum
dengan lapisan ilmu hukum. Dalam hal ini terkait dengan Dogmatik hukum, teori hukum
dan filsafat hukum;
bahwa dogmatik hukum (ilmu hukum positif) adalah ilmu hukum praktis, fungsin ilmu
praktis adalah problem solving, dengan demikian dogmatik hukum sebagai ilmu hukum
praktis tujuannya adalah Legal Problem solving. Untuk tujuan tersebut dibutuhkan ars,
yang merupakan ketrampilan ilmiah. Ars itu dibutuhkan para yuris untuk menyusun
legal opinion sebagai out put dari langkah legal problem solving. Ars yang dimaksud
33
adalah legal reasioning atau legal argumentation yang hakekatnya adalah giving
reasion (h.12)
untuk itulah dibutuhkan argumentasi hukum yang merupakan merupakan satu kesatuan
bentuk pemikiran. Adapun bentuk pemikiran adalah :
1.pengertian (konsep),
2.proposisi ( pernyataan)
3.penalaran ( ratio cinium , reasoning)
Tidak ada proposisi tanpa pengetian (konsep) dan tidak ada penalaran tanpa
proposisi. Untuk memahami penalaran maka ketiga bentuk pemikiran harus dipahami
bersama-sama (h.14). jadi yang penting dalam argumentasi hukum adalah membangun
bentuk pemikiran dan meramunya menjadi bermanfaat dalam Giving reasioning
@ Pendekatan Formal Logis
Prof Philipus Hadjon, teori argumentasi bertujuan :
-
mengembangkan
kriteria
yang
dijadikan
dasar
untuk
suatu
34
Premis Keliru
Contoh I:
Premis 1: ABRI harus menjalankan dwifungsi sipil-militer.
Premis 2: Tentara bayaran tidak memperhatikan fungsi sipil.
Kesimpulan: Jadi, ABRI tanpa dwifungsi akan sama dengan tentara bayaran.
Contoh II:
Premis 1: PP dibuat untuk menjalankan UU
Premis 2: UU No. 2 Thn 2002 ttg Kepolisian belum ada PP-nya.
Kesimpulan: UU No. 2 Thn 2002 ttg Kepolisian belum dapat dilaksanakan
karena beban
37
1. tidak ada satu pengacara atau hakim yang memulai argumentasi dari suatu keadaan
hampa, selalu dimulai dari hukum positif. Yurisprudensi untuk menentukan norma
baru, Orang bernalar ketentuan hukum positif dan asasnya, untuk mengambil
keputusan-keputusan baru
2. penalaran atau argumentasi hukum berhubungan dengan keraangka prosedural yang
didalamnya berlangsung argumentasi dan diskusi rasional
terdapat 3 lapisan argumentasi hukum yang rasional :
a. lapisan logika (logiche niveau) merupakan bagian dari logika tradisional
beranjak dari premis yang digunakan untuk mengambil kesimpulan logis.
Langkah- langkah menarik kesimpulan : deduksi dan analogi
b. lapisan dialektik (dialectische niveau), membandingkan argumentasi baik pro
maupun kontra
c. lapisan prosedural (procedurele niveau), sutu aturan dialog berdasarkan
prosedur, dengan aturan main, syarat2prosedure yang rasional dan syarat
penyelesaian sengketa jelas
3. Dasar Argumentasi Hukum (Prof Philipus Hadjon, Prof tatiek, h.20-37)
Rasionalitas dan argumentasi :
Criteria argumentasi rasional dengan pendekatan fungsional berkaitan dengan :
1.Bentuk argumentasi : deduksi model argumentasi yang lasim
- argumentasi deduksi yaitu penerapan suatu aturan hukum pada suatu kasus.
Misalnya : norma = pencuri harus dihukum ; fakta : johan adalah pencuri
Dasarnya adalah =UU
Langkah-langkah :
38
kabur,
seringkali
merupakan rumusan yang terbuka, hanya dapat diterapkan apabila kekaburan dan
kebinggungan telah teratasi. Demikianlah dibutuhkan langkah Recht vinding
3 tipe rechtvinding :
a. hakim adalah corong hukum
b. undang-undang yang menjadi pedoman untuk hakim tidak ada
c. Interpretasi menurut jiwa UU
Montesquieu : hakim corong UU, UUmenjadi jiwa/spirit, Interpretasi menurut UU
3 model
yang ditawarkan
1.interpretasi
2.Penalaran / konstruksi terbuka
3.Konflik norma
4.
struktur argumentasi hukum menjadi titik tolak dalam langkah pemecahan masalah
hukum. Terdapat tiga lapisan argumentasi hukum yang rasional :
1. Lapisan logika : langkah penalaran deduksi , dimana membedakan pendekatan
Undang-undang dan pendekatan preseden berbeda, dalam civil law sistem
pendekatan undangf-undang yang didahulukan :
-
40
BAB IV
ADVOKAT : PRAKTEK BERACARA
Tujuan :
Mahasiswa mampu memahami konsep Advokat, dan mampu menyampaikannya pada proses
pembelajaran yang berlangsung
Indikator
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan pengertian advokat
2. Menjelaskan syarat menjadi advokat
41
WAKTU
20
Menit
70
METODE
Brainstormin
g
Diskusi
kelompok
Ceramah
Tanya jawab,
bermain
peran
20
Brainstormin
g
10
Sharing
43
MATERI
Pengertian
Pengertian Advokat
Advokat :: advokat
advokat adalah
adalah orang
orang yang
yang berprofesi
berprofesi memberikan
memberikan
jasa
jasa hukum
hukum baik
baik didalam
didalam maupun
maupun di
di luar
luar pengadilan
pengadilan yang
yang memenuhi
memenuhi
persyaratan
persyaratan berdasarkan
berdasarkan ketentuan
ketentuan undang-undang
undang-undang advokat
advokat
Jasa
Jasa yang
yang diberikan
diberikan berupa
berupa ::
@
@ Konsultasi
Konsultasi hukum
hukum
@
@ Menjalankan
Menjalankan kuasa
kuasa
@
@ Mewakili
Mewakili
@
@ Membela
Membela
@
@ Melakukan
Melakukan tindakan
tindakan hukum
hukum lain
lain untuk
untuk kepentingan
kepentingan hukum
hukum klien
klien
Advokat
Advokat biasanya
biasanya di
di sebut
sebut pengacara;
pengacara; pembela;
pembela; penasehat
penasehat hukum.
hukum.
Tentunya
Tentunya semua
semua istilah
istilah tersebut
tersebut ada
ada konsekuensi
konsekuensi hukumnya,
hukumnya,
Istilah
Istilah tersebut
tersebut didasarkan
didasarkan pada
pada peraturan
peraturan perundang-undangan
perundang-undangan yang
yang
berlaku
berlaku :: KUHAP,UU
KUHAP,UU Mahkamah
Mahkamah Agung,
Agung, UU
UU Peradilan
Peradilan Umum;
Umum; namun
namun setelah
setelah
dikeluarkannya
dikeluarkannya Undang-Undang
Undang-Undang Advokat
Advokat No
No 18
18 tahun
tahun 2003,
2003, maka
maka
penyebutan
penyebutan penasehat
penasehat hukum
hukum menjadi
menjadi Advokat
Advokat
lain yang gaji atau honorariumnya dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja
daerah secara periodik dalm jangka waktu dua tahun secara berturut-turut
4. Berijasah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum
5. Mengikuti pendidikan Khusus Profesi Advokat dan Lulus ujian profesi advokat
6. Magang paling singkat 2 (dua) tahun secara terus menerus pada advokat yang
telah berpraktik paling singkat 5 (lima) tahun
7. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih dan
8. Berperilaku baik, jujur, bertanggungjawab dan berintegritas
Bagi para mantan jaksa, Polisi, penyidik pegawai negeri sipil atau hakim dapat
diangkat menjadi advokat dengan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
point 1 sampai dengan 8 diatas dan telah berhenti dan atau diberhentikan dengan
hormat secara tetap paling singkat 5 (lima) tahun darri jabatannya.
Sehubungan dengan point 8, dapat dikutip pendapat Jr. W.N.Seymour dalam Topik
Why Justice Fails mengungkapkan sifat Lawyers yang senior :
1. Memperhatikan Orang lain
2. Menekankan kejujuran
3. Memiliki kehangatan dalam berkomunikasi dengan klien
4. Menyenangkan
5. Memiliki rasa keadilan yang besar
6. Peduli terhadap Klien
7. Perkara tidak dibawa ke pengadilan melainkan di musyawarahkan dahulu, dalam
hal ini diusahakan dan dianjurkan untuk berdamai sebelum proses peradilan.
Why Justice Files
Pada akhir abad ke- 19 terjadi perubahan perubahan dalam masyarakat diantaranya :
peledakan pendudukdidunia; industrialisasi; semakin besar peranan pemerintah
Perubahan dalam masyarakat tidak selamanya membawa kebaikan, dalam hal ini
berpengaruh kepada kedudukan lawyers dimana :
1. lawyers mencari perusahan-perusahan yang besar sebagai kliennya :
saat itu dikenal : criminal lawyer dan economic lawyer
2. terdapat berbagai upaya dalam memenangkan kliennya . semua upaya dilakukan
demi memberikan dan memenangkan kliennya
45
dan
untuk
merahasiakan,
47