Anda di halaman 1dari 47

RANCANGAN PEMBELAJARAN

Nama Mata Kuliah : Analisis Kasus dan Praktek Beracara


Program Studi

SKS

: Ilmu Hukum/Hukum Acara

: 2
Fakultas: HUKUM

CAPAIAN PEMBELAJARAN: Mampu menganalisis kasus Hukum berdasarkan Filosofi,Teori,

aturan dan kasus yang dihadapi dan menyusun legal memorandum/opinium berdasarkan hasil
analisis, serta mampu mendemonstrasikannya.
Matriks Pembelajaran :
Kemampuan
Minggu

akhir yang
diharapkan

Materi/Pokok
Bahasan

Strategi
Pembelajar

Kriteria
Latihan yang

Penilaian

dilakukan

(Indikator

an

Termotivasi

Rancangan

Penjelasan

untuk

Pembelajaran

oleh dosen

menguasai

mengenai

capaian

proses

pembelajaran

pembelajara

yang

n yang akan

diharapkan

dilakukan

Bobot

)
Menuliskan
harapan yang
akan dicapai;
menyepakatai
kontrak
belajar;
Menyampaika
n rancangan
pembelajaran
;

Menjelaskan

Defenisi, ruang lingkup


dasar
analisis
defenisi, ruang dan
kasus;,
lingkup dan
dasar analisis
kasus serta
tahapan
analisis kasus

23

Problem
Based
aproach
(Proba);
Penugasan;
Disko

Menemukan
defenisi,
runag lingkup
dan dasar ;
Mencari
kasus dan
merancang
tahapan
analisis kasus
;
dibuat dalam
bentuk paper
maksimal 10
lembar;
Presentasika
n di depan
kelas

Ketepatan
mendeskri
psikan;
Ketepatan
menganalis
is
berdasark
an tahapan

10

analisis
kasus

Mendeskripsik Tahap-tahap
Analisis
Kasus :
an dan
Identifikasi
Mengidentifik
asi tahapan

kasus posisi

Problem
Based
aproach
(Proba);
Penugasan;
Disko

4-6

Mampu
menelusuri
fakta hukum

ungkapkan
fakta
hukum;
identifikasi isu hukum;

dan

7-8

identifikasi isu
hukum

Problem
Based
aproach
(Proba);
Penugasan;
Disko

Menemukan
tahapan
analisis ;
Mencari
kasus dan
merancang
tahapan
analisis kasus
;
dibuat dalam
bentuk paper
maksimal 10
lembar;
Presentasika
n di depan
kelas

Ketepatan

Menemukan
kasus,
dibuat dalam
bentuk paper
maksimal 10
lembar;
Presentasika
n di depan
kelas

Ketepatan

mendeskri
psikan;
Ketepatan
menganalis
is
berdasark
an tahapan

20

analisis
kasus

mendeskri
psikan;
Ketepatan
menganalis
is

20

berdasark
an tahapan
analisis
kasus

9-10

Mampu

Telusuri

Mencari dan

sumber-

menggali

sumber hukum

sumber hukum

yang

yang dijadikan

Rumuskan

acuan analisis

Pendapat

relevan;

hukum/legal
opinium

Problem
Based
aproach
(Proba);
Penugasan;
Disko

Menemukan
sumber
hukum
primer
maupun
sekunder ;
dibuat dalam
bentuk paper
maksimal 10
lembar;
Presentasika
n di depan
kelas

Ketepatan
mendeskri
psikan;
Ketepatan
menganalis
is
berdasark
an tahapan
analisis
kasus

20

Mengidentifik
asi faktor
yang menjadi
acuan
menganalisis

Argumentasi hukum
Dasar-dasar
Small group
argumentasi hukum
Struktur argumentasi discussion
hukum

kasus

11-13

Menelusuri

Ketepatan

semua

mengungka

sumber

pkan/menj

yang

elaskan

menjelaska

dan

n ruang

kreativitas

lingkup

dalam

argumenta

menelusuri

si hukum

sumber

20

dan
hubungann
ya dengan
analisis
kasus/isu
hukum
Praktek

14

beracara

Tinjauan umum
tentang Advokat

Ceramah,
penugasan,
FGD

Jasa hukum

15
16

Jasa hukum yang


diberikan
Why Justice Files

evaluasi

Ceramah,
penugasan,
FGD

Membuat
paper
Presentasika
n hasil di
nkelas

Ketepatan

Membuat
paper
Presentasika
n hasil di
nkelas

Ketepatan

dalam

10

mengidenti
fikasi

dalam

10

mengidenti
fikasi

Sumber :
Hukum Pidana Materil Dan Formal; Yurisprudensi;
Prof Dr.Peter Mahmud : Penelitian Hukum
Prof .Dr.Philipus M Hadjon dan Prof.Dr.Tatiek Sri Djatmiati : Argumentasi Hukum
M. Syamsudin : Mahir Menulis Legal Memorandum
Herbert L Packer ,The Limits of The Criminal Sanction (Stanford California: Stanford
University Press, 1968
Modul Bahan Ajar : Reny R masu,SH.MH

BAB I
3

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN DASAR


ANALISIS KASUS HUKUM
Tujuan
Peserta mampu memahami konsep analisis kasus, dan mampu menyampaikannya dalam
perkuliahan.
Indikator
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian analisis kasus
2. Peserta mampu menjelaskan ruang lingkup analisis kasus
3. Peserta mampu mendiskripsikan dasar analisis kasus hukum
Metoda pembelajaran
1. Brainstorming
2. Diskusi Kelompok
3. Ceramah
4. Tanya jawab
Alat belajar
LCD, OHP, kertas manila, spidol, metaplan
Waktu yang dipergunakan
90 menit/1,30 menit
Langkah-langkah kegiatan
1. Diskusi kelompok :
a. Peserta dikelompokkan dalam 6 kelompok ( sesuai dengan jumlah bagian )
b. Setiap peserta dalam kelompok bediskusi tentang pengertian, ruang lingkup dan
dasar analisis kasus hukum
c. Setelah selesai berdiskusi, peserta menuliskan hasil diskusi pada kertas manila
dan memaparkannya
2. Penguatan oleh Dosen

Dosen menjelaskan tentang konsep, ruang lingkup dan dasar analisis kasus dan

praktek beracara
Dosen mendiskusikan dan memberikan penguatan tentang konsep, ruang lingkup
dan dasar analisis kasus dan praktek beracara.

Refleksi
Dua orang mahasiswa laki-laki dan perempuan menyampaikan hikmah tentang materi yang
telah dibahas.
4

MATERI
A. Pengertian dan Ruang Lingkup
Analisis kasus merupakan proses menganalisis fakta dan informasi secara
sistimatis tentang suatu kejadian/masalah hukum untuk mengidentifikasi dan
mengungkapkan fakta hukum dan fakta sosial dari kejadian tersebut serta faktor
yang mempengaruhinya.Analisis merupakan bagian dari keseluruhan upaya mencari dan
menemukan kebenaran melalui kajian ilmiah/penelitian hukum.
Pada penelitian hukum strategi yang sangat penting dan dominant adalah
studi/analisis kasus hukum. Pada dasarnya seorang yang belajar hukum berarti
mempelajari kasus hukum (di Amerika serikat). Kasus hukum. Dikonsepkan sebagai
peristiwa hukum yang berupa perilaku nyata dan produk hukum.
Studi kasus hukum/analisis kasus dapat dipergunakan dalam kajian penelitian
hukum baik penelitian hukum normative, penelitian hukum normative-empirik atau
peelitian empirik. Misalnya alam peristiwa hukum perkawinan, perjanjian jual-beli,
pembunuhan,pencurian

sedangkan

produk

hukum

misalnya

putusan

pengadilan,

perundang-undangan, naskah kontrak kerja


Ruang lingkup penelitian hukum yang dapat mempergunakan studi kasus/analisis
kasus hukum adalah :

Dalam penelitian hukum normative : analisis kasus dalam penelitian ini


(normative-legal case study) yaitu mengkaji produk hukum

Dalam penelitian hukm normative empiris/terapan menggunakan studi kasus


applied legal case studi yaitu mengkaji implementasi perjanjian jual-beli,
wanprestasi

Penelitian hukum empiris mempergunakan sosio-legal case study yaitu mengkaji


pembagian harta warisan,penyerobotan tanah, pencurian, pembunuhan dll

Kajian analisis kasus/studi kasus meliputi :

Hukum Adat

Hukum Perdata

Hukum Pidana

Hukum Administrasi Negara

Hukum Internasional

Hukum Tata Negara

Hukum Acara

Hukum Pidana Militer

Dll

B. Tiga Tipe Studi Analisis Kasus Hukum


1.

Studi/analisis kasus hukum nonyudicial (non yudicial case study) yaitu studi
kasus hukum tanpa konflik yang tidak melibatkan pengadilan. Kalaupun ada konflik
diselesaikan oleh pihak-pihak secara damai

2.

Studi kasus/analisis hukum yudicial ( yudicial Case study) yaitu studi kasus
hukum karena konflik yang diselesaikan melalui putusan pengadilan disebut juga
studi yurisprudensi

3.

studi kasus hukum langsung (Life-legal case study) yaitu studi kasus yang
masih berlangsung dari awal kegiatan hingga akhir misalnya pengangkutan niaga

yang berlangsung diteliti proses berlakunya sejak pemberangkatan hingga berakhir


di tempat tujuan
C.

Karakteristik kasus yang menjadi obyek analisis/kajian :


Berdasarkan obyek kajian, studi kasus hukum/analisis kasus hukum dapat digolongkan
menjadi 2 bagian:
1.

Studi/Analisis Kasus tunggal ( single case study), digunakan apabila


terdapat beberapa kasus hukum namun memiliki criteria atau karakteristik yang
sama sehingga dipilih salah satu kasus hukum saja untuk dikaji. Studi kasus ini
memiliki keunggulan yaitu dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Misalnya
kasus perjanjian kredit bagi ekonomi mikro antara usaha kecil dengan BNI.

2.

Studi kasus ganda (multiple case studi) , digunakan apabila terdapat


beberapa kasus hukum yang mempunyai karakteristik berbeda sehingga diambil
semua kasus untuk dianalisis satu persatu, atau diambil beberapa kasus sejenis
secara purposive

Studi ini memakan banyak waktu, tenaga dan biaya misalnya

menganalisis kasus pembiayaan melalui kredit yang disalurkan oleh Bank kepada
pengusaha (berdasarkan perjanjian kredit biasa dan mikro) dan studi kasus
pembiayaan melalui modal ventura yang disalurkan oleh perusahaan modal ventura
kepada pengusaha
D. Dasar Analisis Kasus/Studi Kasus Hukum
Untuk meneropong kegiatan menganalisis sebuah kasus hukum dipergunkan beberapa
alasan mendasar :
1. Dasar filosofi (Prof.Abdulkadir Muhammad)
a.
8

Kebenaran dan Keadilan .

Dasar filosofi dari setiap kajian hukum adalah kebenaran,keadilan, kejujuran dan
obyektifitas menurut logika, peraturan dan fakta. Konkritnya adalah kebenaran
adalah hal atau keadaan yang dapat diterima oleh akal sehat, yang sesuai dengan
perintah dan larangan yang diatur dalam undang-undang ataupun norma-norma yang
berlaku didalam masyarakat dan yang sesuai dengan kenyataan, fakta yang dapat
dibuktikan.
Filosofi (Theo Huijbers) adalah kegiatan intelektual yang metodis dan sistimatis
dan secara hakiki menangkap makna yang hakiki dari keseluruhan yang ada.metode
pemikiran filosofi adalah refleksi atas pengalaman dan pengertian tentang suatu
hal dalam cakrawalayang universal untuk mencapai kesejahteraan dankebahagiaan
manusia.
Aliran filsafat ini kemuadian berkembang dalam cabang ilmu sosial dan ilmu hukum.
Dalam positivisme sosial hukum dipandang sebagai gejala sosial semata. Dalam
positivisme hukum hukum dipandang sebagai gejala normatif.. keduanya secara
eksis diakui sebagai aliran positivisme karena dua alasan :
a. diakuinya kajian/analisis ilmiah sebagai dasar pembentukan kebenaran dan
diutamakannya

kenyataan/fakta

sebagai

kebenaran.

Adapun

prinsip

dasar

positivisme hukum adalah :

Suatu tata hukum negara berlaku bukan karena mempunyai dasar dalam
kehidupan sosial (menurut Comte dan Spencer), bukan pula karena bersumber
pada jiwa bangsa (menurut savigny) bukan pula karena dasar-dasar hukum alam,
melainkan karena mendapat bentuk positifnya suatu instansi yang berwewenang

Hukum harus dipandang semata-mata dalam bentuk formalnya; bentuk


hukum formal dipisahkan dari bentuk material

Isi Hukum (material) diakui ada, tetapi bukan bahan ilmu hukum karena
dapat merusak kebenaran ilmiah ilmu hukum.

Menurut Jhon Austin dan Hans kelsen :

Hukum dipandang sebagai perintah penguasa yang harus ditaati

Hukum merupakan sisim logika yang bersifat tetap dan tertutup

Hukum positif harus memenuhi beberapa unsur yaitu unsure perintah,


sanksi,kewajiban dan kedaulatan

Menurut Hans Kelsen : hukum termasuk dalam sollenskatagori (hukum sebagai


keharusan) bukan seinskategori (hukum sebagai kenyataan) sehingga pelalaian atas
perintah mendapatkan sanksi. Selainitu Kelsen mengajarkan tentang Stufentheory
bahwa sistim hukum pada hakekatnya merupakan sistim hierarkhis yang tersusun
dari peringkat terendah sampai tertinggi.
Sedangkan

paradigma

hukum

sosiologis

dengan

pendekatan

sociological

yurisprudence merupakan aliran filsafat hukum yang memberi perhatian sama


kuatnya

terhadap

masyarakat

dan

hukum.

Pada

prinsipnya

sociological

yurisprudence menekankan pada masalah kalifikasi hukum ang baik, kedudukan


hukum tertulis dan tidak tertulis,fungsi hukum sebagai sarana rekayasa social
dengan cara pembentukan hukum yang baik dan cara penerapan hukum
Berdasarkan pandangan tentang kajian analisis hukum diatas maka dari sudut
filosofi terdapat unsur-unsur penting yang mendasari kajian tersebut :
1.
10

Kegiatan analisis merupakan kegiatan intelektual (pemikiran logis)

2.

Mencari makna yang hakiki

3.

Segala gejala yuridis dan fakta empiris

4.

Dengan mempergunakan metode yang sistimatis

5.

Dengan tujuan mencapai kesejahteraan dan kedamaian dalam


masyarakat

b.

Kejujuran dan Obyektifitas


Kejujuran merupakan hal atau keadaan sikap ingin berbuat baik sesuai dengan
kewajibandan hak, perintah dan larangan,tidak curang, tidak bohong dan tidak
merugikan orang lain. Kejujuran diwujudkan melalui perbuatan hukum dan menjadi
pedoman perilaku kmanusia. Dalam pasal 1338 BW, kejujuran dirumuskan dengan
itikad baik (in good faith). Kejujuran tidak dapat dilepaskan dari obyektifitas
yaitu keadaan yang sesuai dengan apa adanya,menurut keadaan sebenarnya, bebas
dari prasangka

c.

Keteraturan
Keteraturan merupakan hal atau keadaan teratur yang sesuai dengan aturan
hukum, etika dan norma dalam masyarakat, kesepakatan, pelaksanaan sesuai
dengan rencana, sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan.
Terdapat 2 kategori keteraturan (Harsja Bachtiar)
1. Keteraturan yang bersifat tetap, tidak berubah, berkualitas 100% yaitu
keteraturan alam sehingga metode penelitiannyapun tetap (Ilmu eksakta)
2. Keteraturan hubungan antara manusia dalam hidup bermasyarakat yang
bersifat tidak tetap dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi
masyarakat sebagaimana menjadi obyek kajian ilmu social, hukum, ekonomi dll.
11

2. Dasar berpikir Logis


Dalam kegiatan kajian hukum dikenal 3 proses berpikir yaitu
a.

Proses berpikir Induktif : proses berpikir untuk menarik satu kesimpulan


yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat khusus.

b.

Proses berpikir deduktif : menggunakan pola berpikir yang disusun dari dua
buah pernyataan

serta sebuah kesimpulan (silogismus). Pernyataan yang

mendukung silogisme disebut premis yang dibedakan sebagai premis mayor dan
premis minor berdasarkan kedua premis tersebut ditarik kesimpulan.
Contoh : dalam pasal 1365 BW ditentukan: setiap orang yang melakukan perbuatan
yang merugikan orang lain wajib mengganti kerugian kepada pihak yang dirugikan
(premis mayor). Amat melakukan perbuatan curang yang merugikan orang lain
(premis minor) jadi amat wajib mengganti kerugian kepada orang lain yang
dirugikannya (kesimpulan). Jadi ketepatan menarik kesimpulan dalam proses
beroikir deduktif tergantung dari 3 hal :
1. kebenaran premis mayor
2. kebenaran premis minor
3. kesahihan penarikan kesimpulan
c.

Proses berpikir kausalitas: pada prinsipnya proses berpikir menghasilkan


unsur sebab dan akibat. Sebab adalah peristiwa atau keadaan yang menyatakan
mengapa sesuatu terjadi atau timbul; akibat adalah peristiwa atau keadaan
baru yang terjadi atau timbul dari peristiwa atau keadaan yang sudah ada
terlebih dahulu atau akibat adalah hasil dari sebab

12

BAB II
TAHAPAN ANALISIS KASUS HUKUM
Tujuan

Mahasiswa mampu memahami konsep dan tahap tahap analisis kasus mulai dari
tahapan identifikasi kasus posisi sampai perumusan legal memorandum/legal
opinion;

Memahami

dan

Merancang/mendesain

Legal

Memorandum/Opinion

dari

kasus/masalah/isu hukum

Mendeskripsikan dan mendesian legal opinion

Desain kasus untuk disimulasikan di kelas

Indikator
Peserta mampu:
1.
2.
3.
4.
5.

Menjelaskan tahapan analisis kasus.


Mengidentifikasi kasus posisi
Mengidentifikasi dan merumuskan fakta hukum
Mengidentifiksi dan merumuskan isu hukum
Kesimpulan

Metode Pelatihan
1.
2.
3.
4.

Ceramah dan Tanya jawab


Diskusi Kelompok (Focus Group Discussion)
Curah pendapat/ide (Brainstorming)
Bermain peran (role play) : Advokat, Klien dan aparat penegak hukum (lakonkan isu
hukum sebagaimana materi/ kasus di bawah)

Alat Dan Media Pelatihan


Metaplan, Spidol, Note Book, LCD, Silotip, Double Silotip, Kertas Plano, Papan Plano
Waktu yang diperlukan
Pada bagian ini diperlukan waktu 1.30 Menit (1,5 jam pelajaran )
Langkah-langkah Pembelajaran
RINCIAN LANGKAH

WA

METODE
13

KT
U
Pembukaan : apersepsi
Mahasiswa di distribusi menurut bagian (Bagian Acara, Pidana,
Perdata, HTN,HAN,Internasional)
Membagikan kartu metaplan kepada Mahasiswa
Mahasiswa memilih satu kasus
Menempelkan kasus yang akan dibahas dalam kelompok pada papan
white board.
Dosen Menjelaskan tujuan, tahapan analisis dan manfaat
memahami tahapan analisis
Mahasiswa mendiskusikan tahapan analisis kasus yang dipilih dalam
kelompok
Kegiatan inti : Eksplorasi-elaborasi
Mahasiswa membentuk kelompok, setiap kelompok mewakili masing
bagian.
Masing-masing kelompok diminta berdiskusi untuk
mengindentifikasi tentang :
Deskripsikan Kasus Posisi
Identifikasi Fakta hukum dari kasus yang dipilih/dalam bentuk
pernyataan atau pertanyaan
Identifikasi sumber/dasar hukum diperoleh Dari aturan
perundangan dan dokumen peradilan ataupun pendapat ahli yang
berkembang, asas, adagium
Identifikasi isu-isu hukum dalaam bentuk pertanyaan
Analisis kasus berdasarkan isu-isu hukum yang telah
dirumuskan/analisis per isu
Semua kelompok mempelkan hasil diskusi di papan atau di tempat
yang disepakati
Di buka kesempatan kepada masing2 kelompok untuk mendatangi
tempat hasil kerja kelompok ditempelkan: memperhatikan,
menanyakan, memberikan masukan dan kelompok yang didatangi
memberikan jawaban (membuka cafe analisis kasus Hukum)
Revisi hasil kerja sesuai masukan dari kelompok lainnya
Satu persatu wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya,
peserta lainnya mengkritisi presentasi temannya.
Dosen memberikan penguatan dalam bentuk menjelaskan tentang

50

Brainstormi
ng
Diskusi
kelompok

90

Ceramah,
penugasan,
Diskusi
kelompok,
Tanya
jawab,
pengamatan

20

Brainstormi
ng

tahapan, kasus posisi, fakta hukum dan isu hukum, kesimpulan serta
rekomendasi yang dikemukakan.
Penutupan : Refleksi
Dosen bersama mahasiswa membuat kesimpulan tentang Tahapan
analisis kasus
Mahasiswa menyampaikan apa yang telah diperoleh dan kesan
mengenai materi dan proses pembelajaran yang berlangsung
14

MATERI:
Tahapan analisis :
Deskripsikan kasus posisi mempergunakan pertanyaan 5 W 1 H
Identifikasi fakta hukum, mengeliminir hal-hal yang tidak relevan dan menetapkan

isu hukum
Analisis kasus

hukum

untuk

kegiatan

praktek

hukum

akan

menghasilkan

argumentasi hukum

15

Ahli hukum menuangkan argumentasi hukum dalam legal Memorandum (LM) yang
dibuat untuk sesama ahli hukum Jika untuk klien dibuat dalam bentuk legal opinion

(LO) dengan bahasa yang lebih dimengerti oleh klien


Untuk keperluan beracara di pengadilan, argumentasi hukum dituangkann dalam

bentuk eksepsi, replik,duplik, kesimpulan, purusan hakim dsb.


Bagan Alir Analisis Kasus Hukum
KASUS
POSISI
FAKTA
HUKUM

ANALISIS

ISU HUKUM

KASUS

PENELUSURAN
PERUNDANG-UNDAANGAN
YANG BERHUBUNGAN
DENGAN ISU HUKUM

MENULIS LEGAL

PENERAPAN

OPINION

HUKUM

Tahap pertama : Deskripsikan kasus posisi


Pengertian kasus posisi : Uraian secara lengkap dan obyektif tentang kasus yang akan
dikaji, yang nantinya akan dijadikan dasar untuk merumuskan fakta hukum dan isu-isu
atau masalah hukum
Cara menguaraikan kasus posisi
Bantuan 5 w 1 h; Tujuannya; Runtut; Obyektif; Dapat memilah mana yang relevan dan
Untuk memudahkan menentukan isu-isu atau masalah hukum yang akan dirumuskan
Tahap kedua : kumpulkan fakta hukum :
Pada langkah ini perlu diperhatikan fakta yang relevn dan tidak relevan :
Eliminir fakta yang tidak relevan
Seringkali
fakta
yang
dikemukakan
oleh
klien
bercampur
antara
keinginan,pendapat klien
16

Harus membedakan mana yang fakta hukum dan mana pendapat/keinginan klien
Menanyakan kasus dan mengidentifikasi yang relevan dan tidak Tidak relevan

sebagai fakta hukum dan dikesampingkan dari analisis


Dengan demikian :
Membedakan secara tegas :
Mana fakta yang relevan dan tidak/ pendapat para pihak saja
Fakta hukum dan bukan fakta hukum
Ungkapkan fakta hukum melalui metode
investigasi/kajian mendalam atas fakta hukum tersebut
dengan tehnik:
observasi, wawancara mendalam kepada pihak yang terlibat dalam kasus tersebut
Studi dokumen atas kasus yang bakan dikaji : hasil rekaman kasus dalam bentuk
tertulis,rekaman

suara,

gambar

hidup/CD

dapat

diperoleh

internet,

televisi/buser
Bersifat netral dan obyektif
Tujuan murni untuk mendapatkan kebenaran hukum
Bukan semata-mata untuk kepentingan pembelaan klien dan memenangkan perkara
Fakta hukum bisa berupa
Perbuatan hukum
Peristiwa hukum
Keadaan hukum
@ Disebut fakta hukum apabila perbuatan, peristiwa atau keadaan tersebut adalah
relevan atau terkait dengan hukum yang berlaku
@ Peristiwa, perbuatan, keadaan yang dikualifikasikan oleh hukum dan membawa akibat
hukum; Yang tidak membawa akibat hukum disebut fakta sosial saja. Misalnya jual beli
adalah peristiwa sosial biasa, akan tetapi dalam jual beli tsb ada pihak yang ingkar
janji (wan prestasi) maka peristiwa tersebut membawa akibat hukum yaitu ada pihak
yang dirugikan dan kewajiban untuk mengganti rugi.
@ Akibat hukum yang timbul berhubungan langsung dengan hak dan kewajiban dari
subyek hukum terkait. Akibat hukum yang timbul dapat berhubungan dengan 3 hal :
Kedudukan hukum
Hubungan hukum
Pertanggungjawaban/dapat berupa sanksi
Tahap ke-3 : ISU HUKUM
17

Pengertian : Isu atau masalah hukum adalah pertanyaan hukum yang akan dijawab untuk
dipecahkan atau diselesaikan berdasarkan nbahan-bahan hukum yang
tersedia atau relevan terkait fakta hukumnya
@ Isu hukum berhubungan dengan keadilan didalam ketentuan hukum
@ Isu hukum pada hakekatnya adalah pertanyaan hukum yang akan dijawab untuk
dipecahkan atau diselesaikan berdasarkan bahan-bahan hukum yang tersedia dan
relevan terkait fakta hukumnya
@ Isu hukum berhubungan dengan

proposisi

yang

mempunyai

hubungan

kausalitas.memuat proposisi yang satu dipikirkan sebagai penyebab yang lain


Dua proposisi itu dapat berupa fakta hukum disatu sisi dan norma hukum atau

peraturan hukum disisi lainnya


Misalnya terjadi perbuatan mengambil barang milik orang lain sebagai sebab maka
mengakibatkan norma atau perbuatan hukum itu terkait dengan unsur-unsur pasal

362KUHP dilanggar
@ Isu hukum membutuhkan pemahaman mengenai ilmu hukum
Jeli melihat apakah masalah yang dihadapkan benar-benar isu hukum atau bukan
Misalnya : pengaduan oleh seorang wanita terhadap majikan suaminya, yang sering
mengata-ngatai suaminya. sikap itu dianggap menyebabkan suaminya mengambil

sikap bunuh diri.


Terdapat fakta hukum matinya orang
Akan tetapi adakah ketentuan hukum yang dilanggar majikan orang yang minum

obat serangga sehingga menyebakan terjadinya kematian?


Atau apakah ada hubungan sebab akibat antara orang yang minum obat serangga

dan meninggal dengan ancaman oleh majikan?


@ Dogmatik hukum : sesuatu menjadi isu hukum apabila dalam masalah tersebut
tersangkut ketentuan hukum yang relevan dengan fakta yang dihadapi
@ Teori hukum: isu hukum mengandung konsep hukum
@ Tataran filosofis: isu hukum menyangkut asas-asas hukum
TAHAP KE-4 : Penemuan hukum yang berkaitan dengan Isu hukum

18

Disadur dari : Prof. Philipus Hadjon dan Prof. Tatiek Sri Djatmiati (Argumentasi
hukum)
Dalam pola civil law, hukum utamanya adalah Legislasi, Sehingga langkah dasar/ utama
pola nalar yang dikenal adalah penelusuran peraturan perundang-undangan ( Reasoning

based on rules) :
Langkah pertama : statute approach. Peraturan perundang-undangan adalah : produk
hukum tertulis yang dibuat oleh lembaga negara tau pejabat yang

Langkah kedua :

berwewenang yang isinya mengikat umum


Mengidentifikasi norma; Rumusan norma merupakan suatu proposisi;
norma terdiri atas rangkaian konsep; Untuk memahami norma diawali

dengan memahami konsep


Langkah ketiga = conceptual approach
Contoh norma pasal 1365 BW : setiap perbuatan melanggar hukum yang

menimbulkan kerugian, mewajibkan yang menimbulkan kerugian itu untuk


mengganti kerugian
Konsep utama dalam norma tersebut
Perbuatan, apakah kerugian karena gempa bumi dapat digugat, apakah termasuk

konsep perbuatan, perbuatan siapa,pada akhirnya siapa yang bertanggungjawab?


Melanggar hukum, unsur melanggar hukum? Melanggar hak orang
lain,bertentangan dengan kewajiban hukum,melanggar kepatutan,melanggar

kesusilaan
Kerugian,

unsur

kerugian

kerusakan

yang

diderita,keuntungan

yang

diharapkan,biaya yang dikeluarkan


Tidak cukup berdasarkan norma hukum yang tertulis langsung diterapkan kepada
fakta hukum
Norma bersifat abstrak, Jadi harus dikonkritkan melalui penggaliian konsep
Contoh lain : Korupsi
Unsur utama penyalahgunaan wewenang
Perlu kejelasan konsep penyalah gunaan wewenang

19

Parameter untuk apakah suatu perbuatan atau tindakan merupakan

tindakan penyalah gunaan wewenang, dst


TAHAP KE- 5 : PENERAPAN HUKUM
Menemukan norma konkrit maka terapkan pada fakta hukum
Contoh berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat; unsur
pertama adalah penyalah gunaan wewenang. Tanpa kejelasan konsep penyalah gunaan
wewenaang dengan sendirinya sulit dijadikan prameter untuk mengukur apakah suatu
perbuatan atau tindakan penyalahgunaan wewenaang; salah konsep mengakibatkan
kesalahan mengambil kesimpulan dalam logika dikenal rumus Ex Falso Quo Libet artinya
dari yang bpalsu/salah sesenaknya bisa benar bisa salah. Faktor kebetulan berperan
dalam hukum bisa terjadi kesewenng-wenangan dan bahkan muncul penyalahgunaan
wewenang baru misalnya oleh Jaksa, atau Hakim atau Pengacara ( Halaman .44)
Contoh kasus : sadur dari Prof Dr. Peter Mahmud Marzuki Ms.LL.M( penelitian
Hukum;h.173-175)
KASUS 1.
KASUS POSISI :

Pada hari jumad legi riswanto memasang water treatmen di pabrik tahu
saya, saya membeli water treatmen tersebut karena ditawari oleh salesmen bernama
yongki. Orang itu minta isin untuk mendemnonstrasikan alat itu diperusahaan saya.
Saya kabulkan dan ternyata kemudia saya tertarik, lalu minta alamat perusahannya,
saya dikasih alamat dan saya pesan

Setelah itu yongki telepon saya bahwa akan memasang pada hari jumad,saya
sebenarnya keberatan karena jumad pertama bulan lalu itu jumad legi. Tetapi yongki
mengatakan bahwa waktu itu adalah waktu yang tepat karena dia akan ke Kediri
untuk memasang di perusahaan lain jadi lebih baik sekalian.itu sebabnya lalu hari itu
alat itu dipasang

Yang memasang bukan yongki walaupun yang mengantarkan adalah dia. Kata
yongki dirinya bukan orang yang ditugasi memasang alat, ia hanya seorang salesmen
yang pasang adalah orang lain, saya menurut saja. Pada waktu memasang alat itu
riswanto mengatakan kepada saya bahwa dirinya bukan orang dari pwerusahan yongki
tetapi selalu dipakai oleh perusahaan itu nuntuk memasang water treatmen

Ia juga nmendapat bayaran setiap kali melakukan pemasangan. Sudah lima


tahun ia dipakai oleh perusahaan itu dan katanya tidak pernah terjadi apa-apa

Sekarang belum sebulan penuh alat itu saya pakai telah tidak berfungsi
sebagaimana yang diharapkan

Saya sudah tidak enak ketika alat itu dipasang pada hari jumad legi
20

Saya sebenarnya sudah diwanti-wanti oleh leluhur saya bahwa tidak boleh
melakukan suatu hal penting pada hari jumad legi tetapi yongki mendesak dan saya
setuju

Oleh karena saya melanggar larangan leluhur atas desakan yongki itulah saya
sangat dirugikan

Pertama, Saya rugi telah beli alat itu

Kedua, semua saluran air telah dihubungkan dengan alat itu sehingga saya
tidak bisa produksi tahu selama beberapa hari

Ketiga, pada waktu hari pertama kejadian saya diklaim para pengecer karena
tidak memasok tahu kepada mereka

Keempat, pengecer telah pindah ke perusahaan lain sehingga saya kehilangan


pelanggan dan ini secara bisnis yang paling berat

Waktu yongki saya lapori kejadian itu, ia datang bersama teman-temannya


dan memeriksa alat itu

Katanya alat itu tidak rusak tetapi pemasangannya yang salah dan ia akan
berhubungan dengan riswanto

Tetapi sampai sekarang riswanto tidak muncul dan begitu juga yongki
Sekarang apa yang harus saya lakukan dan bagaimana melakukannya saya tidak tahu,
sehingga saya datang kekantor ini
FAKTA HUKUM :
FAKTA YANG RELEVAN :

Pengusaha tahu membeli water treatmen dari perusahaan salesmen yongki bekerja

Yongki adalah seorang salesmen

Riswanto bukan karyawan perusahaan yang menjual water treatmen

Yang menunjuk riswanto untuk memasang water treatmen adalah yongki salesmen
perusahaan water treatmen

Terjadi kesalahan pemasangan water treatmen

Pengusaha tahu tidk dapat melakukan kegiatan produksi karena nwater treatmen
sudah dihubungkan dengan semua saluran
FAKTA YANG TIDAK RELEVAN :

Hari jumad lewi dan amanat para leluhur

Ia diklaim pengecer dan pelanggan telah pindah ke perusaahaan lain sehingga


mendatangkan rugi besar???

Apabila dapat dibuktikan : data jumlah pengecer, jumlah yang dibeli setiap hari
kerugian dapat dikatakan fakta

Dikalim pengecer dan pindah ke perusahaan lain bukan fakta/tapi kalau bisa
dibuktikan kadang-kadang dipergunakan oleh pengacara sebagai pertimbangan untuk
minta ganti rugi yang di negara anglo amerika disebut incidental damages , sangat
jarang bdikabulkan.

FORMULASI/RUMUSAN FAKTA HUKUM :

Adanya jual beli antara pengusaha tahu dan perusahaan yang memproduksi water

treaatmen
Adanya pekerjaan pemasangan water treatment oleh orang yang bukan dari
21

perusahaan water treatment tetapi diajukan oleh orang dari perusahaan water

treatmen
Adanya wan prestasi
Adanya kerugian karena wan prestasi

ISU HUKUM :
Apakah didalam perjanjian jual beli antara penjual water treatment dengan klien
dituangkan klausul mengenai garansi (warranty) dan jika nya, apakah bentuk
garansi itu
Mengingat menurut salesmen tidak ada kerusakan melainkan salah pemasangan
apakah hal itu masuk kedalam garansi
Apakah bentuk hubungan hukum antara riswanto dan penjual water treatment
Apakah penjula water treatment bertanggunggugat atas kerugian yang diderita
KESIMPULAN :
Setelah menelaah ketentuan BW terutama pasal 1320, 1337, dan 1338 dn
berdasarkan bahan hukum sekunder yang dikaji maka sampailah pada kesimpulan
bahwa garansi itu harus disediakan oleh produsen abik tertuang atau tidak didalam
kontrak
.hanya saja apabila memang terdapat kalusule mengenai garansi pada umumnya
garansi tersebut bersifat memperbaiki kerusakanatau mengganti suku cadang atau
paling tidak mengganti dngan barang yang baru
Adanya klausule garansi sekalipun tidak dapat diterapkan untuk isu ini karena dalam
kasus ini barang tersebut tidak rusak
Isu kedua, kesimpulannya bahwa penjual harus melakukan pemasangan secara benar
alat yang dijualnya.
Kesalahan pemasngan dengan demikian merupakan sesuatu dalam cakupan garansi
Produsen water treatmen bertanggung gugat atas kerugian materill yang diderita
pengusaha tahu
Ada tidaknya hubungan hukum anatar pihak produsen dengan tukang pasang alat itu
merupakan penentu . dari bahan hukum sekunder

dari kasus earl V St Louis

University 1994. dapat ditarik kesimpulan bahwa tukang pasang water treatmen itu
merupakan apparent agent produsen alat tersebut. Oleh karena itu ia bertanggung
gugat atas kerugian yang diderita oleh pengusaha tahu.
KASUS KE 2: Prof.Dr Peter Mahmud Marzuki, SH.MS.LL.M: penelitian Hukum,h.
175-182
22

KASUS POSISI KONFIDENCIAL :


Informasi yang diperoleh sebelum penggalian Informasi dari Klien/tersangka /tidak
berkualifikasi confidential diperoleh fakta bahwa:
1. Seorang wanita dokter bernama Farida arianti telah tewas didekat mobilnya yang
berada di garasi rumahnya yang terletak dikawasan perumahan mewah
2. berdasarkan visum Dokter, Farida diduga tewas karena tercekik tanpa ada tandatanda perlawanan
3. dokter memperkirakan farida telah tewas sekitar pukul 18.00 WIB pada hari Sabtu
tanggal 4 Oktober 2004
4. informasi kematian bermula dari seorang pasien yang akan berobat dan datang pukul
5 sore lebih dua belas menit tetapi pintu pagar halaman rumah dokter itu masih di
gembok
5. dlam pikirannya pasien yang bernama suroto itu berpikir dokter itu tidak keluar kota
sehingga suroto memukulkan gembok ke pintu sebagai bel namun tidak ada sahutan
apapun
6. ia mencium bau kurang enak tetapi ia tidak dapat menjumpai siapapun disekitar
rumah itu karena memang di perumahan itu hubungan antar tetangga tidak saling
mengurusi
7. kemudia datang lagi seorang pasien wanita setengah baya bernama Rukhaya yang
diantar becak. Wanita itu juga mencium bau tidak enak. Kemudian suroto dan
rukhayah meminta tukang becak untuk minta bantuan tetangga kanan kiri mendobrak
rumah itu
8. para tetangga dengan bantuan satpam kompleks kemudian mendobarak pintu pagar
halaman dan menjumpai bahwa rumah dokter itu tidak terkunci
9. mereka dibimbing bau tidak sedap ke tempat diduga sumber bau dan mendapati
Dokter farida telah tewas
10. Polisi di telepon dan datang di TKP , polisi tidak menemukan adany sidik jari di leher
korban yang tercekik dan tidak ada benda-benda lain yang ditemukan begitu juga
harta korban tidak ada yang hilang
11. keesokan harinya, dini hari, klien yang bernama Sarwono ditangkap di bandung di
rumah temannya
12. dari informasi yang dikumpulkan advokat dari koran, tetangga, teman dekat frida,
laki-laki lajang yang bernama sarwono itu telah lima tahun menjalin hubungan dengan
janda kaya itu yaitu dua tahun sebelum suaminya meninggal
13. farida anak tunggal, orang tuanya juga dokter telah meninggal,
14. semasa hidup suaminya farida juga dikenal mesrah dengan suaminya walaupun ia
punya pria idaman lain
15. suami farida , herman susanto, meninggal karena kecelakaan bersama dua orang
temannya
CERITA VERSI TERSANGKA :
Saya ditangkap waktu dini hari, di rumah teman saya di Bandung tanggal 5 Oktober 2004,
saya masih enak-enak tidur tiba-tiba disergap polisi dan teman saya juga kaget, gemetar
serta ketakutan sampai terkencing-kencing, bahkan ketika mau menanyakan apa
urusannya teman saya dibentak oleh polisi dan diancam aakan ditangkap juga karena
menyembunyikan pembunuh, polisi lalu menunjukkan surat perintah penangkapan dan
23

penahanan atas diri saya , saya lalu di borgol, saya begitu terkejut dan shok ketika polisi
menyetakan bahwa saya disangka membunuh dokter farida. Saya mengatakan pada polisi
bahwa saya benar-benar tidak mengetahui bahwa farida tewas, tetapi polisi tidak
percaya dan saya dipukuli sampai pingsan. Saya tetap tidak mau mengaku sebagai
pembunuh karena memang saya tidak melakukannya. Saya juga katakan pada polisi bahwa
untuk apa saya membunuh orang yang ngasih uang dan mencukupi seluruh keperluan saya.
Kalau ia mati, khan tidak ada lagi yang ngasih saya uang, yang menghidupi saya. Padahal
saya ke bandung ini akan ketemu teman untuk bisnis yang dimodali farida, saya dulu
detailer dan sekarang saya tidak punya pekerjaan. Akan tetapi polisi ntidak mau
mendengar bdan menyiksa dn menghujani saya dengan pukulan, bahkan sampai saya
dikirimkan ke tempat ini.aya dipaksa mengaku telah melakukan pembunuhan saya tolak,
bagaimana saya akan mengakui kalau saya tidak melakukan, biar mati saya jalani. Saya
juga tidak punya siapa-siap farida sudah meninggal, orang tua sudah meningggal, kaka dan
adik tidak mau menerima saya karena saya kumpul kebo dengan farida yang mereka
anggap perbuatan tidak pantas. Untuk membayar Bapakpun, mengharapkan kebaikan hati
wandi teman saya yang di bandung itu.
FAKTA HUKUM YANG DIGALI ADVOKAD :
Dilihat dari segi pembelaan, Advokat itu tidak harus mempercayai kliennya, untuk
menggali informasi lebih lanjut advokat tersebut kembali menemui tersangka. Sebagai
masalah pertama advokat menanyakan kapan terakhir kali bertemu Farida
Menurut Klien :
Pada pukul lima sore ia masih berjumpa dengan farida dirumahnya ketika ia berpamitan
ke Bandung naik kereta turangga bahkan ketika melintasi depan perusahaan PDAM
surabaya, ia mendapat SMS dari Farida jangan lupa membawa oleh-oleh kripik talas dari
karya umbi. Di HP sarwono waktu terekam sms tersebut pukul 17.23. kemudian ketika
sampai di bandung ia menghubungi korban lewat telepon rumahnyan tapi tidak ad yang
menjawab karena memang korban seorang diri, ia juga menghubungi lewat hp namun tidak
diangkat. Hari senin ia coba juga menelepon tapi tidak ada jawaban sampaai dini hari
selasa ia ditangkap petugas.
Ia datang ke bandung menumpang kereta api turangga dan ia dapat menyebutkan dengan
tepat bahwa ia duduk di kelas eksekutif -3 kursi nomor 5B, meskipun karcis kereta tidak
disimpannya karena telah diminta petugas di stasiun.
Keterangan ini lalau diuji silang dengan keterangan wandi, teman tersangka. Wandi
menyatakan bahwa pada hari minggu tanggal 3 oktober 2004 memang klien datang ke
bandung menumpang kereta api turangga yang pada hari itun terlambat masuk ke
bandung, advokad perlu menanyakan apakah benar kereta api turangga pada hari minggu
memang terlambat masuk ke stasiun bandung
FAKTA HUKUM :
FAKTA YANG RELEVAN :
1.
adanya seorang wanita yang tewas yang diduga karena pembunuhan
2.
menurut visum dokter kematian wanita itu dicekik tanpa tanda-tanda
perlawanan
3.
diperkirakan wanita itu tewas sekitar pukul 18.00 tanggal 2 oktober
2004
24

4.
tidak ada perampokan
FAKTA YANG TIDAK RELEVAN :
Farida anak tunggal
Perselingkuhannya dengan tersanhgka
Cara meninggal suami farid
Orang tua farida telah meninggal
ISU HUKUM :
1.
dapatkah seorang yang sedang berada dalam kereta api atau setidaktidaknyan di stasiun menghilangkan nyawa orang lain di tempat yang lain
denganjalan di cekik
2.
apakah ada hubungan kausalitas antara fakta hukum terbunuhnya seseorang
yang ada dirumahnya dan tersangka yang pada saat bersamaan atau hampir
bersamaan berada dalam kereta api atau setidak-tidaknya di stasiun
KESIMPULAN MENJAWAB ISU HUKUM :
Setelah meneliti pasal 340, 338 atau 339 KUHP, dan mempelajari ajaran kausalitas
yaitu masalah hubungan kausalitas perlu ditelaah dasar ontologisdan ratio legis adanya
ketentuan yang tertuang dalam KUHP tersebut.
Dasar ontologis dan ratio legis dapat di ketahui dari tulisan sarjana indonesia,
Mulyatno, Wiryono Prodjodikoro; sarjana belanda, simon, pompe, Hazewinkel Suringa,
Noyon-Langemeyer.
Pandangan mulyatno bahwa dalam delik-delik yangdirumuskan secara materill dan
delik-delik yang dikualifisir penentuan hubungan kausal diperlukan, dalam kedua delik
diatas dimana unsur akibat ditentukan dalam rumusan maka penentuan elemen
melakukan yang menimbulkan akibat tersebut diadakan dengan menggunakan ajaran
tentang hubungan kausal. Tanpa adanya hubungan kausal antara akibat yang tertentu
dengan kelakuan orang yang didakwa menimbulkan akibat tadi maka tidak dapat
dibuktikan bahwa orang itu melakukan delikn tersebut, apalagi dipertanggungjawabkan.
Untuk memahami lebih jelas mengenai Langkah-langkah Analisis Kasus Hukum dapat
pula di kemukakan tahapan-tahapan yang di rumuskan oleh

(Prof.DR.Philipus M

Hadjon, Prof Dr. Tatiek Sri Djatmiati, SH.M.S) dalam Bukunya : Argumentasi
Hukum.
LANGKAH LANGKAH
ANALISIS KASUS (Prof.DR.Philipus M Hadjon, et.al)
1. Mengidentifikasi fakta/peristiwa hukum : fakta hukum dapat berupa perbuatan,
peristiwa atau keadaan misalnya, pembunuhan adalah perbutan hokum, kelahiran
peristiwa hukum, dibawah umur adalah suatu keadaan. Seorang lawyer ketika
25

berhadapan dengan kliennya maka akan mengajukan pertanyaan yang beranjak dari
fakta hukum yang dilami klien (kasus Posisi) Mengacu pada pertanyaan : apa, mengapa,
bagaimana, kapan, dimana dan siapa.
2. Mengklasifikasikan permasalahan hukum berdasarkan pembagian hukum positif. Kasus
yang dianalisis apakah termasuk dalam hukum public atau hukum privat. Hakekat
permasalahan hukum berdasarkan lingkungan peradilan dalam penegakkan hukum
adalah kompetensi absolute dari pengadilan.
3. Identifikasi pemilihan isu hukum yang relevan.

Identifikasi isu hukum berkaitan

dengan konsep hukum yang kemudian dipilah-pilah menurut elemen-elemen pokok,


contoh: permasalahan mal praktekdokter apakah merupakan tindakan wanprestasi
atau perbuatan melanggar hukum
Langkah untuk menganalisis masalah tersebut yaitu :
Pertama : rumuskan isu hukum yang berkaitan dengan konsep wanprestasi dengan
acuan pada pertanyaan: adakah hubungan kontraktual dalam hubungan dokter
pasien?; adakah cacat prestasi dalam tindakan dokter terhadap pasien?
Rumuskan isu hukum yang berkaitan dengan perbuatan melanggar hukum dengan acuan
pertanyaan : apakah tindakan dokter merupakan perbuatan hukum, perbuatan
melanggar hukum, apa criteria melanggar hukum,apa kerugian yang diderita pasien?
Kedua : masing-masing isu dibahas denganmendasarkan pada fakta dikaitkan dengan
asas, teori dan hukum yang berlaku.
Ketiga : setelah dibahas, diambil kesimpulan untuk

setiap isu : ada tidaknya

perbuatan melanggar hukum dan ada tidaknya wanprestasi antara dokter dan pasien.

26

4. Penemuan Hukum yang berkaitan dengan isu hukum. Contoh : Norma pasal 1365 BW
menegaskan bahwa setiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan kerugian,
mewajibkan yang menimbulkan kerugian itu untuk mengganti kerugian. Dalam norma
tersebut konsep utama yang harus dijelaskan adalah :
1. Perbuatan
2. Konsep Melanggar Hukum
3. Konsep Kerugian
5. Penerapan Hukum: setelah menemukan norma konkrit langkah berikutnya penerapan
pada fakta hukum.
Menurut Prof Hadjon, hasil analisis kemudian di buat dalam bentuk legal opinion dengan
melalui tahap-tahap :
1. buat summary
2. fakta hukum dirumuskan
3. rumuskan isu hukum
4. analisis isu hukum : - mulai dengan isu pertama misalnya wanprestasi, - kemudian
pada tiap isu telusuri ketentuan hukum, yurisprudensi, pendapat akademik, tuliskan ketentuan hukum dan yurisprudensi yang ditemukan, - identifikasi
problematic hukum yang relevan dengan kasus yang dianalisis, - berikan pendapat
dan bagaimana ketentuan hukum tersebut diterapkan dalam kasus tersebut
5. Kesimpulan : rumuskan pendapat hukum yang berkenaan dengan fakta hukum
tersebut
CONTOH KASUS 2.
Pendapat Hukum tentang status pegawai PDAM (BUMN) dalam rangka UU Advokat
27

Kasus Posisi :
Seorang advokat melakukan her-registrasi sesuai ketentuan UU No. 18 Th 2003 tentang
Advokat. Permohonan her yang bersangkutan ditolak dengan alasana yang bersangkutan
sebagai pegawai perusahaan daerah air minum. Permohonan didasarkan atas ketentuan
pasal 3 ayat 1 huruf c UU Advokat yang menentukan syarat bagi seorang advokat ialah
tidk berstatus sebagai seorang pegawai negeri atau pejabat Negara.
Isu Hukum :
Apakah pegawai PDAM termasuk pengertian PNS menurut UU Advokat
Legal Opinion :
Berdasarkan isu hukum tersebut disusun pendapat hukum (legal opinion) sbb:
1. Ketentuan UU Advokat (UU No.18 Th.2003), pasal 3 :1 huruf c: tidak berstatus
sebagai pegawai negeri atau pejabat negara
2. Pertanyaan Hukum : apakah berdasarkan ketentuan tersebut pegawai PDAM
(BUMD) termasuk pengertian pegawai negeri?
3. Analisis
a.

Dasar hukum :
1. UU No. 18 tahun 2003 tentang advokat
2. UU No. 8 tentang Kepegawaian
3. Peraturan Kepegawaian PDAM

b.

Kepmendagri No. 34 tahun 2000

Perda KMS No. 15 tahun 1986

Pengertian PNS menurut UU No.8 tahun 1974, pasal 1 huruf a: Pegawai


Negeri adalah mereka yang . Diangkat oleh pejabat yang berwewenang dan
diserahi tugas dalam satu jabatan negeri..; pasal 1 huruf c : jabatan negeri
adalah jabatan dalam bidang eksekutif., berdasarkan ketentuan tersebut,
pertanyaan yang muncul adalah : apakah pegawai PDAM menjalankan jabatan
negeri dalam arti jabatan dalam bidang eksekutif. Dalam menjawab pertanyaan
tersebut, perlu dijelaskan :
-

28

Apa arti jabatan dalam bidang eksekutif

Apakah pegawai pdam menjalankan jabatan dalam bidang eksekutif

Bidang eksekutif adalah bidang kekuasaan negara diluar kekuasaan


legislatif dan yudiciil

Karakter hukum kekuasaan termasuk kekuasaan eksekutif adalah


hukum publik

Dengan demikian hubungan hukum pegawai negeri adalah hubungan


hukum publik

Menjawab pertanyaan apakah pegawai pdam menjalankan jabatan


dalam bidang eksekutif, ketentuan hukum yang dapat dijadikan pijakan
adalah : pasal 1 huruf h. Perda kms no. 15 tahun 1986 : pegawai adalah
pegawai perusahaan daerah

Pasal 3 ayat 1 Kepmendagri No.34 tahun 2000: untuk dapat diangkat


menjadi pegawai harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : huruf i
:tidak boleh merangkap menjadi pegawai negeri. Berdasarkan ketentuan
tersebut jelas pegawai PDAM tidak menjalankan jabatan dalam bidang
eksekutif. Menurut pasal 3 ayat 1 huruf i Kepmendagri No. 34 tahun 2000,
jelas pegawai PDAM bukan pegawai negeri. Hubungan kepegawaian PDAM
bukan hubungan hukum public tetapi hubungan hukum perdata.

c.

Apakah Pegawai PDAM dapat disamakan dengan pegawai negeri menurut UU


Advokat? Terhadap hal tertentu misalnya isin perkawinan dan perceraian bagi
PNS, namun prinsip hukum yang harus diperhatikan dalam hal ini :
1. Pegawai BUMN/BUMD bukan pegawai negeri

Ada ketentuan bagi pegawai negeri yang juga diberlakukan bagi pegawai BUMN/BUMD
namun tidak berarti pegawai BUMN/BUMD adalah pegawai negeri. Prinsip hukum yang
harus diperhatikan adalah : pemberlakuan ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri
terhadap pegawai BUMN/BUMD harus jelas dasar hukumnya dan bukan sekedar
interpretasi ekstensif yang memperluas daya berlakunya suatu ketentuan hukum. Setiap
ketentuan bagi pegawai negeri tidak otomatis berlaku bagi pegawai BUMN/BUMD.
Dengan demikian sepanjang tidak ada ketentuan khusus yang menyatakan bahwa
ketentuan larangan PNS menjadi advokat menurut UU Advokat berlaku juga bagi pegawai
29

BUMN/BUMD atau pengertian pegawai negeri menurut UU Advokat. Jadi tidak ada
larangan bagi pegawai PDAM menjadi advokat.
KESIMPULAN :
5.

Tidak ada ketentuan dalam UU Advokat bahwa termasuk pengertian


pegawai negeri adalah pegawai BUMN/BUMD

2. Pegawai PDAM (BUMD) bukanlah pegawai negeri dalam makna pegawai negeri menurut
UU Advokat

30

BAB III

Argumentasi hukum
Dasar-dasar argumentasi hukum
Struktur argumentasi hukum

Tujuan:
Memahami konsep Konsep Argumentasi Hukum, Dasar-Dasar Argumentasi Hukum dan
Struktur Argumentasi Hukum
Indikator :
Peserta mampu:
1. Menjelaskan Konsep Argumentasi Hukum
2. Menjelaskan Dasar-Dasar Argumentasi Hukum
3. Menjelaskan Struktur Argumentasi Hukum
Metode Pembelajaran
1. Ceramah dan Tanya jawab
2. Diskusi kelompok (focus group discussion)
3. Curah pendapat/ide (brainstorming)
Alat Dan Media Pembelajaran
Metaplan, Spidol, Note Book, LCD, Silotip, Double Silotip, Kertas Plano, Papan Plano
Waktu yang diperlukan
Pada bagian ini diperlukan waktu 1,30 jam pelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
RINCIAN LANGKAH
Pembukaan : Apersepsi
1. Dosen mengajukan pertanyaan mengenai kejahatan apa
saja yang terdapat dalam KUHP
2 . 6 Orang mahasiswa (L dan P) diberikan kesempatan
untuk menyebutkan kejahatan yang terdapat di Buku II
KUHP
3. Dosen dan Mahasiswa menyepakati kejahatan yang akan
dibahas menurut konsep

WAKTU METODE
20
Brain
storming

31

Kegiatan inti : Eksplorasi-elaborasi


1. Menyusun premis mayor : yang dikutip dari rumusan
pasal Buku II dan unsure-unsurnya:
pembunuhan (nyawa)
perkosaan(tubuh)
pelecehan seksual
pencurian (harta benda)
penadahan
Pencemaran nama baik
2.
Kelompok Menyusun premis minor , di peroleh dari
kasus posisi dan fakta hukum mengenai pembunuhan,
perkosaan, pelecehan seksual, pencurian, penadahan dan
pencemaran nama baik
3.
Mahasiswa memberikan kesimpulan dan diskusi
dalam kelompok
4.
Kelompok presentasikan di depan kelas dan ditanggapi
oleh kelompok lainnya
Dosen memberikan penguatan
Penutupan : Refleksi
1. Dosen berama mahasiswa membuat kesimpulan tentang
logika dan argumentasi hukum, dasar dan struktur
2. Dosen meminta mahasiswa untuk menyampaikan apa yang
telah diperoleh dan kesan mengenai proses pembelajaran
yang telah berlangsung.

32

60

Diskusi
keompok

Ceramah
Tanya jawab

20

Brainstorming

MATERI :

Logika dan Argumentasi hukum


Dasar-dasar argumentasi hukum
Struktur argumentasi hukum
1.
Logika dan Argumentasi hukum
@ Pengertian Argumentasi Hukum
Argumentasi hukum b e r a s a l d a r i istilah argumenteren atau argumentation,
selanjutnya diterjemahkan ke dalam argumentasi hukum atau nalar hukum. diartikan
sebagai suatu proses penalaran, proses mempergunakan akal untuk membangun dan
memberikan reasioning dalam praktek hukum
@ Giving Reasioning
Argumentasi

hukum

merupakan suatu proses berpikir yang terkait

dengan lapisan ilmu hukum. Dalam hal ini terkait dengan Dogmatik hukum, teori hukum
dan filsafat hukum;

ketiga lapisan ilmu hukum ini pada akhirnya harus diarahkan

kepada praktek hukum yang menyangkut dua aspek yaitu


2. pembentukan hukum
3. penerapan hukum
permasalahan penerapan hukum antara lain mengenai interpretasi hukum, kekosongan
hukum dan norma yang kabur,(h.10). selanjutnya

Prof Philipus Hadjon mengatakan

bahwa dogmatik hukum (ilmu hukum positif) adalah ilmu hukum praktis, fungsin ilmu
praktis adalah problem solving, dengan demikian dogmatik hukum sebagai ilmu hukum
praktis tujuannya adalah Legal Problem solving. Untuk tujuan tersebut dibutuhkan ars,
yang merupakan ketrampilan ilmiah. Ars itu dibutuhkan para yuris untuk menyusun
legal opinion sebagai out put dari langkah legal problem solving. Ars yang dimaksud
33

adalah legal reasioning atau legal argumentation yang hakekatnya adalah giving
reasion (h.12)
untuk itulah dibutuhkan argumentasi hukum yang merupakan merupakan satu kesatuan
bentuk pemikiran. Adapun bentuk pemikiran adalah :
1.pengertian (konsep),
2.proposisi ( pernyataan)
3.penalaran ( ratio cinium , reasoning)

Tidak ada proposisi tanpa pengetian (konsep) dan tidak ada penalaran tanpa
proposisi. Untuk memahami penalaran maka ketiga bentuk pemikiran harus dipahami
bersama-sama (h.14). jadi yang penting dalam argumentasi hukum adalah membangun
bentuk pemikiran dan meramunya menjadi bermanfaat dalam Giving reasioning
@ Pendekatan Formal Logis
Prof Philipus Hadjon, teori argumentasi bertujuan :
-

mengkaji bagaimana menganalisis, merumuskan suatu argumentasi;

mengembangkan

kriteria

yang

dijadikan

dasar

untuk

suatu

argumentasi yang jelas dan rasional


-

yang menjadi dasar rasionalitas argumentasi bhukum adalah kriteria


universal dan kriteria yuridis

pendekatan yang dipergunakan adalah Formal logis

untuk analisa rasionalitas proposisi dikembangkan 3 model logika :


1. logika silogistis
2. logika proposisi
3. logika predikat.

34

untuk analisa penalaran dikembangkan logika diontis (h. 13)

@ Kesesatan (Fallacy) (Prof Philipus Hadjon, Prof tatiek ,h. 15)


Fallacy adalah proses penalaran atau argumentasi yg sebenarnya tidak logis,salah
arah, dan menyesatkan. Fallacy adalah suatu gejala berpikir yg salah yg disebabkan
oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya.
Ada 2 Faktor Kegagalan Argumentasi:
1. Argumentasi tsb memuat premis yg terbentuk dari proposisi yg keliru. Artinya,
Jika sebuah argumen memuat satu premis yg keliru, maka argumen tersebut akan
gagal dlm menetapkan kebenaran kesimpulan.
2. Argumentasi memuat premis-premis yg tidak berhubungan dgn kesimpulan yg
akan dicari. Artinya, sebuah argumen yg premis-premisnya tidak berhubungan dgn
kesimpulannya merupakan argumen yg sesat
http://memberfiles.freewebs.com/46/49/74544946/documents/Filmu_04%20Logika.pdf

Premis Keliru
Contoh I:
Premis 1: ABRI harus menjalankan dwifungsi sipil-militer.
Premis 2: Tentara bayaran tidak memperhatikan fungsi sipil.
Kesimpulan: Jadi, ABRI tanpa dwifungsi akan sama dengan tentara bayaran.
Contoh II:
Premis 1: PP dibuat untuk menjalankan UU
Premis 2: UU No. 2 Thn 2002 ttg Kepolisian belum ada PP-nya.
Kesimpulan: UU No. 2 Thn 2002 ttg Kepolisian belum dapat dilaksanakan

Kesesatan dalam penalaran :


35

apabila orang mengemukakan sebuah penalaran yang sesat dan ia


sendiri tidak melihat kesesatannya disebut paralogis

apabila penalaran yang sesat digunakan untuk menyesatkan orang


lain disebut sofisme

penalaran sesat karena bentuknya tidak sahih. Hal tersebut akibat


pelanggaran atas kaidah-kaidah logika

penalaran dapat sesat karena tidak ada hubungan logis antara


premis dan konklusi disebut kesesatan relevansi mengenai materi penalaran

kesesatan karena bahasa

terdapat 5 model kesesatan hukum :


1. argumentum Ad ignorantian :
*apabila orang mengargumentasikan suatu proposisi sebagai benar karena tidk
terbukti salah atau karena satu proposisi salah karena tidak terbukti benar.
= Dalam bidang hukum argumentasi ini dapat dilakukan apabila hal itu
dimungkinkan oleh hukum acara dalam bidang bhukum tersebut. Misalnya pasal
1865 BW penggugat harus membuktikan kebenaran dalilnya sehingga apabila dia
tidak dapat mengemukakan bukti yang cukup gugatan dapat ditolak dengan
alasan bahwa si penggugat tidak dapat membuktikan dalil gugatannya. Dalam
Hukum acar peradilan tata usaha negara hal tersebut tidak berlaku karena
pasal 107 UU peratun menetapkan bahwa hakim yang menetapkan beban
pembuktian. Dengan demikian tidak tepat menolak suatu gugatan atas
dasarpenggugat tidak dapat membuktikan dalil-dalilnya
pembuktian dialihkan pada tergugat
36

karena beban

2. argumentitum ad verecundiam :menolak atau menerima argumentasi bukan


karena nilai penalarannya melainkan karena orangnya berwibawa, ahlli,berkuasa,
dapat dipercaya; dalam bidang hukum argumentasi ini tidak sesat jika suatu
yurisprudensi menjadi yurisprudensi yang tetap
3. argumentasi ad hominem : menolak atau menerima suatu argumentasi bukan
karena penalaran tetapi karena keadaan orangnya. Menolak pendapat karena dia
orang negro;

dalam bidang hukum argumentasi ini bukan kesesatan apabila

digunakan untuk mendiskreditkan seorang saksi yang pada daarnya tidak


mengetahui secara pasti kejadian sebenarnya
4. argumentasi ad misericordiam: suatu argumentasi yang bertujuan untuk
menimbulkan belas kasihan; dalam bidang hukum argumentasi ini tidak sesat
apabila digunakan untuk meringankan hukuman akan tetapi apabila digunakan
untuk pembuktian tidak bersalah maka hal itu merupakan kesesatan
5. argumentasi ad baculum : menerima atau menolak suatu argumentasi hanya
karena suatu ancaman. Ancaman itu membuat orang takut. Dalam bidang hukum
cara itu tidak sesat apbila digunakan untuk mengingatkan orang tentang suatu
ketentuan hukum. Contoh. Di surabaya diseluruh pojok kota di pasang papaan
kuning yang berisi ancaman bagi pelanggar perda kebersihan.
@ Kekhususan Logika Hukum (Prof Philipus Hadjon, Prof tatiek ,h.17)
Pentingnya makna logika bagi hukum, dengan dalil satu argumentasi bermakna hanya
dibangun atas dasar logika. Argumentasi Yuridis merupakan satu model argumentasi
khusus : ada dua hal menjadi dasar kekhususan argumentasi hukum :

37

1. tidak ada satu pengacara atau hakim yang memulai argumentasi dari suatu keadaan
hampa, selalu dimulai dari hukum positif. Yurisprudensi untuk menentukan norma
baru, Orang bernalar ketentuan hukum positif dan asasnya, untuk mengambil
keputusan-keputusan baru
2. penalaran atau argumentasi hukum berhubungan dengan keraangka prosedural yang
didalamnya berlangsung argumentasi dan diskusi rasional
terdapat 3 lapisan argumentasi hukum yang rasional :
a. lapisan logika (logiche niveau) merupakan bagian dari logika tradisional
beranjak dari premis yang digunakan untuk mengambil kesimpulan logis.
Langkah- langkah menarik kesimpulan : deduksi dan analogi
b. lapisan dialektik (dialectische niveau), membandingkan argumentasi baik pro
maupun kontra
c. lapisan prosedural (procedurele niveau), sutu aturan dialog berdasarkan
prosedur, dengan aturan main, syarat2prosedure yang rasional dan syarat
penyelesaian sengketa jelas
3. Dasar Argumentasi Hukum (Prof Philipus Hadjon, Prof tatiek, h.20-37)
Rasionalitas dan argumentasi :
Criteria argumentasi rasional dengan pendekatan fungsional berkaitan dengan :
1.Bentuk argumentasi : deduksi model argumentasi yang lasim
- argumentasi deduksi yaitu penerapan suatu aturan hukum pada suatu kasus.
Misalnya : norma = pencuri harus dihukum ; fakta : johan adalah pencuri
Dasarnya adalah =UU
Langkah-langkah :
38

-Tentukan prenis major/UU


-Terapkan pada kasus/kasus
- Bagaimana hasil putusan/putusan
Jenis argumentasi ini populer dalam civil law yang disebut rule based reasoning
(argumentation based on rules);
dalam system common law. Argumentasi beranjak dari case studi. Model ini di sebut

principle based reasoning


2.Substansi : isi argumentasi
3.Prosedur atau hukum acara :misalnya beban pembuktian
Recht Vinding
Aturan hukum yang dirumuskan kadang kala rumusan yang

kabur,

seringkali

merupakan rumusan yang terbuka, hanya dapat diterapkan apabila kekaburan dan
kebinggungan telah teratasi. Demikianlah dibutuhkan langkah Recht vinding
3 tipe rechtvinding :
a. hakim adalah corong hukum
b. undang-undang yang menjadi pedoman untuk hakim tidak ada
c. Interpretasi menurut jiwa UU
Montesquieu : hakim corong UU, UUmenjadi jiwa/spirit, Interpretasi menurut UU
3 model

yang ditawarkan

1.interpretasi
2.Penalaran / konstruksi terbuka
3.Konflik norma
4.

struktur argumentasi hukum (Prof Philipus Hadjon, Prof Tatiek.h.38-44)


39

struktur argumentasi hukum menjadi titik tolak dalam langkah pemecahan masalah
hukum. Terdapat tiga lapisan argumentasi hukum yang rasional :
1. Lapisan logika : langkah penalaran deduksi , dimana membedakan pendekatan
Undang-undang dan pendekatan preseden berbeda, dalam civil law sistem
pendekatan undangf-undang yang didahulukan :
-

hadapi fakta hukum

telusuri ketentuan hukum yang relevan, yang terdapat dalm pasal


yang berisi norma, norma dalam logika merupakan proposisi normatif

jelaskan norma harus dimulai dari pendekatan konseptual, norma


sebagai bentuk proposisi tersusun atas rangkaian konsep. (kesalahan konsep
menyebabkan alur nalar sesat dan kesimpulan sesat)

2. Lapisan dialektika; proses dialektika menguji kekuatan nalar suatu argumentasi,


kekuatan nalar terletak dalam kekuatan logika
Contoh : pengumuman suatu surat penolakan program penjaminan oleh BI di gugat
(yang digugat pengumuman bukan surat penolakan)
Para pihak menghadirkan ahli :argumentasi pro-kontra dikemukakan oleh para ahli:
Ahli pemnggugat : berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku ,pengumuman bukan
keputusan TUN tapi futuristik, pengumuman merupakan K TUN
Ahli tergugat : pengumuman sifatnya bekend making (publikasi) berdasarkan pasal
13 UU No 1 tahun 1986 yo UU No.9 tahun 2004.
Pertanyaan : apakah futuristik merupakan hukum positif ; apakah hakim
memutuskan berdasarkan iuscontitutum ataukah berdasarkan futuristik?

40

Dua pertanyaan tersebut dijawab tidak. Dengan demikian argumentasi tersebut


tidak logis.
3. Lapisan prosedur : hukum acara merupakan aturan main dalam proses argumentasi
dalam penanganan perkara di pengadilan dengan demikkian proses dialektika din
pengadilan diatur oleh hukum acara
Contoh : Beban pembuktian siapa
Kesimpulan :
Argumentasi Hukum merupakan suatu art yang dapat dimanfaatkan oleh para ahli
hukum sebagai dassar memperoleh dan mengatasi masalah hukum dan memberikan
solusi hukum. dijadikan pijakan oleh para ahli hukum dalam mendapatkan dan
memberikan solusi hukum.
Argumentasi Hukum dapatdigunakan untuk membangun suatu peraturan perundangundangan yang dapat diterima karena rasional dan dapat diterima oleh seluruh
komponen sehingga dapat memberikan jaminan adanya kehidupan yang lebih tentram
dan sejahtera serta tujuan pembentukan dan penegakkan hukum dapat tercapai

BAB IV
ADVOKAT : PRAKTEK BERACARA
Tujuan :
Mahasiswa mampu memahami konsep Advokat, dan mampu menyampaikannya pada proses
pembelajaran yang berlangsung
Indikator
Mahasiswa mampu
1. Menjelaskan pengertian advokat
2. Menjelaskan syarat menjadi advokat
41

3. Mendeskripsikan jasa hukum yang diberikan oleh advokad


4. Simulasi pemberian konsultasi hukum bagi klien
Metode Pelatihan
1. Ceramah dan Tanya jawab
2. Focus Group Discussion/diskusi kelompok
3. Brainstorming ( curah pendapat/ide )
4. bermain peran
Alat Dan Media Pelatihan
Metaplan, Spidol, Note Book, LCD, Silotip, Double Silotip, Kertas Plano, Papan Plano
Waktu yang diperlukan
Pada bagian ini diperlukan waktu 120 menit
Langkah-langkah Pembelajaran
KEGIATAN
Pembukaan : apersepsi
1. Dosen mengemukakan pertanyaan tentang pentingnya
advokat bagi mahasiswa FH
2. Empat orang (2 laki-laki, 2 perempuan) secara bergiliran
mengemukakan pendapatnya
Kegiatan : Eksplorasi, elaborasi, klarifikasi
1. Peserta membentuk 4 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendapatkan amplop yang
berisi: (a) pentingnya advokad dalam proses peradilan,
(b) syarat menjadi advokad(c) ruang lingkup jasa hukum
yang diberikan advokad; d) etika provesi Advokat.
3. Peserta dalam kelompok mendiskusikan tema-tema
sesuai dengan pesan dalam amplop.
4. Salah satu perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi
kelompoknya. Kelompok lain mengkritisi, memberikan
tanggapan, dan melengkapinya.
5. Dosen memberikan penguatan hal-hal yang terkait
dengan tema yang didiskusikan.
6. Bermain peran sebagai konsultan hukum
Penutup :
Dosen bersama mahasiswa membuat kesimpulan tentang
topic masing-masing kelompok
Refleksi
42

WAKTU
20
Menit

70

METODE
Brainstormin
g

Diskusi
kelompok

Ceramah
Tanya jawab,
bermain
peran

20

Brainstormin
g

10

Sharing

Dosen meminta dua mahasiswa ( laki-laki dan perempuan )


untuk menyampaikan apa yang telah diperoleh dan kesan
mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung.

43

MATERI
Pengertian
Pengertian Advokat
Advokat :: advokat
advokat adalah
adalah orang
orang yang
yang berprofesi
berprofesi memberikan
memberikan
jasa
jasa hukum
hukum baik
baik didalam
didalam maupun
maupun di
di luar
luar pengadilan
pengadilan yang
yang memenuhi
memenuhi
persyaratan
persyaratan berdasarkan
berdasarkan ketentuan
ketentuan undang-undang
undang-undang advokat
advokat

Jasa
Jasa yang
yang diberikan
diberikan berupa
berupa ::
@
@ Konsultasi
Konsultasi hukum
hukum
@
@ Menjalankan
Menjalankan kuasa
kuasa
@
@ Mewakili
Mewakili
@
@ Membela
Membela
@
@ Melakukan
Melakukan tindakan
tindakan hukum
hukum lain
lain untuk
untuk kepentingan
kepentingan hukum
hukum klien
klien

Advokat
Advokat biasanya
biasanya di
di sebut
sebut pengacara;
pengacara; pembela;
pembela; penasehat
penasehat hukum.
hukum.
Tentunya
Tentunya semua
semua istilah
istilah tersebut
tersebut ada
ada konsekuensi
konsekuensi hukumnya,
hukumnya,
Istilah
Istilah tersebut
tersebut didasarkan
didasarkan pada
pada peraturan
peraturan perundang-undangan
perundang-undangan yang
yang
berlaku
berlaku :: KUHAP,UU
KUHAP,UU Mahkamah
Mahkamah Agung,
Agung, UU
UU Peradilan
Peradilan Umum;
Umum; namun
namun setelah
setelah
dikeluarkannya
dikeluarkannya Undang-Undang
Undang-Undang Advokat
Advokat No
No 18
18 tahun
tahun 2003,
2003, maka
maka
penyebutan
penyebutan penasehat
penasehat hukum
hukum menjadi
menjadi Advokat
Advokat

Pengangkatan advokat dilakukan oleh organisai Advokat. Adapun seorang yang


menjadi advokat harus memenuhi syarat :
1. Warga negara Indonesia
2. Bertempat tinggal di Indonesia
3. Tidak menjabat sebagai pejabat negara, penyelenggara negara, pegawai negeri,
anggota Dewan perwakilan Rakyat (pusat dan daerah), kepala desa, atau pejabat
44

lain yang gaji atau honorariumnya dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja
daerah secara periodik dalm jangka waktu dua tahun secara berturut-turut
4. Berijasah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum
5. Mengikuti pendidikan Khusus Profesi Advokat dan Lulus ujian profesi advokat
6. Magang paling singkat 2 (dua) tahun secara terus menerus pada advokat yang
telah berpraktik paling singkat 5 (lima) tahun
7. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih dan
8. Berperilaku baik, jujur, bertanggungjawab dan berintegritas
Bagi para mantan jaksa, Polisi, penyidik pegawai negeri sipil atau hakim dapat
diangkat menjadi advokat dengan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
point 1 sampai dengan 8 diatas dan telah berhenti dan atau diberhentikan dengan
hormat secara tetap paling singkat 5 (lima) tahun darri jabatannya.
Sehubungan dengan point 8, dapat dikutip pendapat Jr. W.N.Seymour dalam Topik
Why Justice Fails mengungkapkan sifat Lawyers yang senior :
1. Memperhatikan Orang lain
2. Menekankan kejujuran
3. Memiliki kehangatan dalam berkomunikasi dengan klien
4. Menyenangkan
5. Memiliki rasa keadilan yang besar
6. Peduli terhadap Klien
7. Perkara tidak dibawa ke pengadilan melainkan di musyawarahkan dahulu, dalam
hal ini diusahakan dan dianjurkan untuk berdamai sebelum proses peradilan.
Why Justice Files
Pada akhir abad ke- 19 terjadi perubahan perubahan dalam masyarakat diantaranya :
peledakan pendudukdidunia; industrialisasi; semakin besar peranan pemerintah
Perubahan dalam masyarakat tidak selamanya membawa kebaikan, dalam hal ini
berpengaruh kepada kedudukan lawyers dimana :
1. lawyers mencari perusahan-perusahan yang besar sebagai kliennya :
saat itu dikenal : criminal lawyer dan economic lawyer
2. terdapat berbagai upaya dalam memenangkan kliennya . semua upaya dilakukan
demi memberikan dan memenangkan kliennya

45

pada tahun 1970, American Bar Asociation menetapkan dasar-dasar kewajiban


seorang sarjana hukum sebagai lawyer profesional (h. 108)
Setiap penasehat hukum mempunyai tugas utama untuk :
1. Meningkatkan integritas dan kehormatan profesinya
2. Mendorong penghormatan terhadap nhukum, pengadilan dan hakim-hakimnya
3. Mencermati Code tanggungjawab profesionalitas agar bertindak sebagai anggota
profesi yang didedikasikan bagi pelayanan masyarakat
4. Bekerjasama dengan semua penasehat hukum dalam mendukung Organisasi BAR
dengan menyediakan nwaktu, usaha-usaha dengan dukungan keuangannya sesuai
dengan kedudukan profesional dan kemampuannya
5. Tingkah lakunya menghormati profesi hukum,

dan

untuk

merahasiakan,

menghormati dan mempercayai kliennya dan masyarakat


6. Bekerja keras untuk memberantas ketidak adilan dan hal-hal yang terlihat tidak
adil.
DAFTAR RUJUKAN
Hadjon, Philipus M, 1994, Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif), dalam
Yuridika, Nomor 6 Tahun IX, November-Desember 1994.
-------, dan Tatiek Sri Djatmiati, Argumentasi Hukum, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta, 2005.
Simorangkir, J.C.T., et al., Kamus Hukum, Aksara Baru, Jakarta. 1980,
Sumaryono, , Dasar-dasar Logika, Kanisius, Yogyakarta, 1999.
Sutiyoso, Bambang, 2006, Metode Penemuan Hukum, UII Press, Yogyakarta
Hukum Pidana Materil Dan Formal; Yurisprudensi;
Prof Dr.Peter Mahmud : Penelitian Hukum
Prof .Dr.Philipus M Hadjon dan Prof.Dr.Tatiek Sri Djatmiati : Argumentasi Hukum
M. Syamsudin : Mahir Menulis Legal Memorandum
Herbert L Packer ,The Limits of The Criminal Sanction (Stanford California:
Stanford University Press, 1968
Modul Bahan Ajar : Reny R masu,SH.MH
46

47

Anda mungkin juga menyukai