Anda di halaman 1dari 10

13

BAB II

PROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian hukum dapat di bagi ke dalam penelitian hukum normatif

dan penelitian hukum empiris, penelitian hukum normatif atau yuridis

normatif yaitu penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan cara meneliti

bahan pustaka/peraturan-peraturan tertulis atau data sekunder. Sedangkan

penelitian hukum empiris atau yuridis empiris yaitu penelitian yang dengan

kata lain adalah jenis penelitian hukum sosiologis dan dapat disebut pula

dengan penelitian lapangan, yaitu penelitian hukum yang berfungsi melihat

hukum dalam arti nyata guna mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta

bagaimana berlakunya hukum di masyarakat.1

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian yang dilakukan peneliti

dalam penelitian hukum ini adalah yuridis empiris/sosiologis.Metode

penelitian empiris dipinjam dari ilmu sosiologi hukum kerap diperlukan

untuk menjelaskan suatu kenyataan faktual dari pola tingkah laku yang tidak

sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh norma dari suatu aturan hukum.

Fungsi penelitian hukum empiris adalah untuk mengetahui dan

menemukan fakta-fakta dan data yang di butuhkan, setelah data yang di

butuhkan terkumpul kemudian menuju kepada identifikasi masalah yang pada

akhirnya menuju pada penyelesaian masalah

1
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada, 2016, hlm171
14

Adapun objek kajian dalam penelitian hukum empiris adalah:

efektivitas aturan hukum, kepatuhan terhadap aturan hukum, peranan

lembaga atau instansi hukum dalam penegakan hukum, implementasi aturan

hukum, pengaruh hukum terhadap masalah sosial tertentu atau sebaliknya,

dan pengaruh masalah sosial tertentu terhadap aturan hukum. 2 selain itu,

dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan pendekatan penelitian

normatif sebagai bahan pendukung guna menemuka jawaban permasalahan

penelian.

Dengan pendekatan ini diharapkan temuan-temuan empiris dapat di

deskripsikan secara lebih rinci, jelas, dan akurat terutama berbagai hal yang

berkaiatan dengan permasalahan yang diteliti.

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penulisan proposal skripsi ini menggunakan dua jenis sumber

data, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang di peroleh dengan

cara melakukan studi lapangan, yaitu dengan cara melakukan wawancara

secara terstruktur serta berpedoman kepada daftar pertanyaan yang telah

di siapkan kepada sejumlah responden guna mencari jawaban dari

permasalahan yang berkaitan dengan penelitian.

Bahan hukumnya yaitu Bapak Ahmad Buhari, S.Pd, MM dan

Ridwan, SH Selaku Sekretaris dan Kepala Bidang Pengadaan Status dan

2
Ishaq, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta, 2016, hlm 70
15

Informasi di instansi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Daerah.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang di peroleh

dengan melakukan studi relevan, yaitu melakukan serangkaian kegiatan

membaca, mengutip, mencatat dari buku-buku, dan menelaah undang-

undang yang berkaitan dengan permasalahan yang di teliti.3

Bahan hukum sekunder yang dipakai yaitu Al-Qur’an, beberapa

buku hukum, Undang-undang yang terkait, jurnal, artikel serta tesis.

3. Data Tersier

Bahan Hukum Tersier, bahan hukum yang memberikan petunjuk

atau penjelasan bermakna terhadap Bahan Hukum Primer dan Bahan

Hukum Sekunder yang diperoleh dari ensiklopedia dan kamus yang

terkait dengan permasalah Skripsi ini.

Bahan hukum sekunder yang dipakai yaitu KBBI (Kamus Besar

Bahasa Indonesia)

C. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian adalah tempat/lokasi dimana penelitian ini

dilakukan. Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih adalah Instansi Badan

Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah.

3
Ibid, hlm.99
16

Sasaran dalam penelitian ini adalah pada bagaimana Upaya

Perlindungan Hukum Status Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian

Kerja (PPPK) Ditinjau dari UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur

Sipil Negara Di Tanjung Jabung Barat yang memfokuskan pada Pasal

107.

2. Subjek Penelitian

Subjek adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, subjek harus

mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian, subjek

berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun

hanya bersifat informal.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah

Kepala Bidang Pengadaan Status dan Informasi dan Sekretaris Badan

Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer dan data sekunder yang digunakan

adalah :

1. Observasi

Obseravasi ialah pengamamatan yang merupakan alat pengumpul

data yang biasanya dipergunakan, apabila tujuan penelitian hukum yang

bersangkutan adalah mencatat perilaku hukum sebagaimana terjadi di

dalam kenyataan. Pengamatan dalam pengertian sehari-hari harus

dibedakan dengan pengamatan dalam penelitian ilmiah. Pengamatan


17

dalam penelitian ilmiah dituntut haus dipenuhinya persyaratan-

persyaratan tertentu, yaitu validitas dan reabilitas, sehingga hasil

pengamatan sesuai dengan kenyataan yang menjadi sasaran

pengamatan.4

Pengamatan yang dilakukan peneliti harus berpokok pada jalur

tujuan penelitian yang dilakukan, serta dilakukan secara sistematis

melalui perencanaan yang matang. Pengamatan dimungkinkan berfokus

pada fenomena sosial atau prilaku-prilaku sosial, dengan ketentuan

pengamatan itu harus selaras dengan judul, tipe judul dan tujuan judul.

Dan pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengamati

tentang bagaimana letak dan geografis, sarana dan prasarana, serta

struktur organisasi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Daerah.

2. Metode Wawancara

Wawancara ialahalat pengumul data untuk memperoleh informasi

langsung dari responden.5 Wawancara adalah situasi peran antara

pribadi bertatap muka, ketika seseorang yakni pewawancara

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh

jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada responden.

Wawancara langsung dalam pengumpulan fakta sosial sebagai bahan

kajian ilmu hukum empiris, dilakukan dengan cara tanya jawab secara

langsung dimana semua pertanyaan disusun secara sistematis, jelas dan

4
Ibid, hlm.199
5
Ibid,hlm 115.
18

terarah sesuai dengan isu hukum, yang diangkat dalam penelitian.

Wawancara langsung ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi

yang benar dan akurat dari sumber yang ditetapkan sebelumnya.

Wawancara tersebut semua keterangan yang diperoleh mengenai

apa yang diinginkan dicatat atau direkam dengan baik. Wawancara

dilakukan untuk memperoleh keterangan secara lisan guna mencapai

tujuan yaitu mendapatkan informasi yang akurat dari narasumber yang

berkompeten. Wawancara dilakukan dengan Kepala Bidang Pengadaan

Status dan Informasi dan Sekretaris Badan Kepegawaian dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah. Wawancara tersebut

berisi tentang apa kendala yang terjadi karena ketidakjelasan status

PPPK setelah hasil tes keluar pada awal rekruitmen di Tanjung Jabung

Barat, bagaiman Kedudukan PPPK sebagai ASN di Tanjung Jabung

Barat, bagaimana Status PPPK sebagai ASN di Tanjung Jabung Barat,

bagaimana bentuk perlindungan hukum di berikan terhadap PPPK di

Tanjung Jabung Barat, apa upaya perlindungan hukum terhadap PPPK

pada saat pemutusan hubungan kerja

3. Metode Dokumentasi

Cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip,

termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum, dan lain-

lain yang berhubungan dengan masalah penelitian disebut teknik

dokumenter atau studi dokumenter. Sumber tertulis atau gambar


19

berbentuk dokumen resmi, buku, majalah, arsip, dokumen pribadi, dan

foto yang terkait dengan permasalahan penelitian

E. Analisis Data

Seluruh data yang terkumpul dengan lengkap dari lapangan harus

dianalisis, diolah dan dimanfaatkan sehingga dapat dipergunakan untuk

menjawab persoalan penelitian.6 Menurut Soerjono Soekanto, analisis data

kualitatif adalah suatu cara analisis yasng menghasilkan data deskriptif

analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan

dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang

utuh.

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode

pengumpulan data diatas ,maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data

tersebutdengan menggunakanan alisis deskriptif , tanpa menggunakan teknik

kuantitatif. Analisis deskriptif merupakan suatu tehnik yang menggambarkan

dan menginterpretasikan arti data-data secara berkualitas dan komprehensif

dalam bentuk kalimat yang tersusun, logis, tidak tumpang tindih dan efektif

sehingga dapat memudahkan pemahaman dan interpretasi data, serta

menginterpretasikan data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian

dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu,

sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang

keadaan sebenarnya.7

6
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum,Jakarta; Rajawali Pers, 2016,
hlm.125
7
Ishaq, OP Cit, hlm20
20

Fakta-fakta tersebut oleh peneliti dipikirkan/dicari dimensi-dimensi

yang bisa mewadahinya. Setelah berbagai data terkumpul, maka untuk

menganalisisnya digunakan tehnik analisis deskriptif, artinya peneliti

berupaya menggambarkan kembali data-data yang telah terkumpul mengenai

Upaya Perlindungan Hukum Status Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian

Kerja di Instansi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Daerah Tanjung Jabung Barat.

F. Jadwal Penelitian

Untuk memudahkan penulis dalam melakukan kegiatan dan aktifitas

penelitian di lapangan, maka peneliti menggunakan jadwal sebagai berikut:


21
22

Dari beberapa kegiatan yang peneliti cantumkan dalam penelitian

tersebut dari sejak awal kegiatan dari tahap persiapan hingga proses

penulisan skripsi dan perbaikan pembimbing serta persiapan ujian, maka

memakan waktu kurang 18 lebih bulan.

Anda mungkin juga menyukai