Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

Nama : Widiyanto
NIM : 044846514

Soal

1. Mengacu pada kasus nenek Minah diatas, semakin menguatkan stigma di masyarakat bahwa
hukum selalu tumpul ke atas namun tajam ke bawah, berikan pendapat saudara dikaitkan
dengan fungsi hukum “law as a tool of social engineering!
2. Ada adagium yang dipopulerkan oleh seorang filsuf bernama Cicero “Ubi societas ibi
ius”(dimana ada masyarakat disitu ada hukum). Coba berikan pendapat saudara maksud dari
adagium tersebut dan kaitkan dengan kasus di atas!
3. Dalam konsep The Rule of Law pada negara hukum, tiga nilai dasar tujuan hukum yakni
keadilan (gerechtigheit), kemanfaatan (zweckmaerten), dan kepastian hukum
(rechtssicherkeit), melihat kasus di atas dari kacamata nenek Minah apakah ketiga tujuan
hukum tersebut sudah terpenuhi apa tidak? Berikan pendapat saudara!

Pembahasan

1. Dalam pendapat saya mengenai kasus nenek Minah seorang wanita tua yang kedapatan
memetik 3 buah kakao, lalu sadar perbuatannya salah dan meminta maaf. Dari hal itu sendiri
sebenarnya menurut saya kasusnya tidak perlu diperpanjang. Menurut saya lebih baik
diselesaikan dengan pendekatan Restoratif justice, Restoratif justice adalah penegakan
hukum dengan memberikan kesempatan pada pihak bermasalah dalam penyelesaian masalah
di luar jalur pengadilan. Pihak kepolisian dalam hal ini sebagai penengah agar permasalahan
mereka bisa diselesaikan. Misalnya dilakukan mediasi antara ia dan pihak perusahaan,
membuat perjanjian diatas materai, atau dengan memberikan nasehat dan teguran. Apalagi
jika hanya sekedar buah kakao yang tak seberapa dan beliau pun memetik buah kakao itu
tidak sembunyi-sembunyi dan bukan untuk di jual lagi ataupun untuk keuntungan pribadi.
Saya yakin beliau juga berpikir tidak akan menjadi permasalahan.
Terkait fungsi hukum sebagai “law as a tool of social engineering” menurut Pound yakni
hukum merupakan alat untuk merekayasa sosial (social engineering) karena keadilan tercipta
dengan adanya penyesuaian-penyesuaian. Sehingga hukum sebagai social engineering
mengutamakan adanya kepentingan dari setiap manusia, namun perlu adanya batasan
pengakuan atas kepentingan tersebut.
Hukum di Indonesia saat ini dalam penerapannya tidak efektif sehingga masih menimbulkan
masalah/polemik dan kadang mengalami kekacauan. Ini terjadi karena masyarakat yang
memang memiliki pengetahuan terbatas mengenai hukum. Selain itu juga banyak masyarakat
yang menganggap hukum dapat dibeli. Seperti kasus nenek Minah, seorang rakyat kecil yang
ditindas oleh orang yang berduit ataupun pemegang kekuasaan (oknum yang memiliki
jabatan) dengan mudahnya menghakimi seseorang asal punya kuasa. Itulah, saya memang
sependapat kalau hukum kita masih tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

2. Adagium yang dipopulerkan oleh seorang filsuf bernama Cicero, “Ubi societas ibi ius”
(dimana ada masyarakat disitu ada hukum) ini menjelaskan kondisi bahwa masyarakat dan
hukum saling berkaitan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Setiap ada masyarakat pasti ada
hukum sebab dalam suatu masyarakat pasti akan terjadi interaksi. Setiap masyarakat yang
berinteraksi membawa kepentingan sendiri sesuai latar belakang masing-masing. Maka perlu
adanya hukum untuk mencegah kepentingan tersebut melanggar hak orang lain. Hukum
diperlukan untuk mengatur agar interaksi tadi tidak sampai bersifat destruktif bagi
masyarakat. Hukum didedikasikan sebagai norma yang menjamin terpulihkannya kekacauan
(khaos) menjadi kedamaian kembali (kosmos). Selain itu hukum juga harus terus
berkembang dan modern seiring dengan dinamika yang dialami oleh manusia.
Dalam kehidupan masyarakat sosial, terkadang hukum yang diterapkan juga hukum yang
sifatnya sosial yang bisa membuat orang jera agar tidak mengulangi perbuatan yang sama
dan kembali lagi disesuaikan juga pada kondisi masyarakat itu.
Terkait dengan kasus nenek Minah yang menurut saya tidak seharusnya kasusnya sampai
dibawa ke meja hijau. Beliau saya rasa tidak perlu sampai diseret ke meja hijau, melainkan
dalam pandangan saya lebih baik diselesaikan dengan pendekatan Restoratif justice,
Restoratif justice adalah penegakan hukum dengan memberikan kesempatan pada pihak
bermasalah dalam penyelesaian masalah di luar jalur pengadilan. Pihak kepolisian dalam hal
ini sebagai penengah agar permasalahan mereka bisa diselesaikan. Misalnya dilakukan
mediasi antara ia dan pihak perusahaan, membuat perjanjian diatas materai, atau dengan
memberikan nasehat dan teguran. Lagipula beliau juga telah mengakui perbuatannya tidak
dibenarkan secara hukum dan telah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya
kembali.

3. Berdasarkan kasus The Rule of Law Nenek Minah.


A. Keadilan (gerechtigheit)
Berdasar pada kasus nenek Minah menurut saya tidak adil bagi beliaunya. Hukum
seyogyanya memberikan keadilan dan menciptakan kesejahteraan. Orang akan bertindak
semaunya jika jika tidak ada hukum dan berpotensi melanggar hak orang lain. Apalagi
kalau hukumnya hanya keras kepada rakyat biasa. Pada kasus nenek Minah. Beliau hanya
memetik 3 buah kakao, itupun tidak ada niatan menjualnya untuk keuntungan pribadi dan
dilakukan tidak secara sembunyi-sembunyi. Akhirnya hakim memvonis beliau bersalah
dan dijerat dengan hukuman 1 bulan 15 hari. Menurut saya tentu hal itu tidak adil dan
tidak seimbang dengan apa yang dilakukan oleh nenek Minah. Menurut saya lebih baik
diselesaikan dengan pendekatan Restoratif justice, Restoratif justice adalah penegakan
hukum dengan memberikan kesempatan pada pihak bermasalah dalam penyelesaian
masalah di luar jalur pengadilan. Pihak kepolisian dalam hal ini sebagai penengah agar
permasalahan mereka bisa diselesaikan. Misalnya dilakukan mediasi antara ia dan pihak
perusahaan, membuat perjanjian diatas materai, atau dengan memberikan nasehat dan
teguran. Hal tersebut saya rasa hukum akan lebih adil dalam memberi keputusan.
B. Kemanfaatan (zweckmaerten)
Berkaca dari kasus nenek Minah, apabila prinsipnya memberi manfaat bagi masyarakat.
Maka dapat dibilang lebih banyak kerugian yang dialami nenek Minah. Apabila kita mau
melihat kasus ini secara sederhana akan terjadi keberatan, karena memang ini bukan
masalah besar dan kerugian yang ditimbulkan perusahaan pun tidak seberapa. Tetapi
kenapa harus diseret ke meja hijau? Kenapa tidak cari alternatif lain misal mediasi? Hal
semacam ini yang membuat mengapa publik kadang geram dengan hukum yang ada di
Indonesia dan membuat masyarakat percaya bahwa hukum Indonesia tidak menimbulkan
kemanfaatan.
C. Kepastian hukum (rechtssicherkeit)
Berdasarkan kasus nenek Minah ini, jika hukum itu adalah sebuah kepastian atau
kejelasan. Dalam arti, bahwa hukum itu jelas dan tidak memunculkan keraguan. Maka
kasus ini jelas kalau hal ini menimbulkan sebuah keraguan pada masyarakat. Kenapa
harus sampai dibawa ke meja hijau? Apa tidak bisa diselesaikan secara damai? Kenapa
harus berakhir di penjara? Lagipula beliau juga telah mengakui perbuatannya tidak
dibenarkan secara hukum dan telah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya
kembali. Ini salah satu konflik norma tentang hukum Indonesia saat ini. Hal ini membuat
kita ragu dengan kepastian hukum yang ada.

Kembali lagi ke konsep “The Rule of Law” pada negara hukum ada tiga tujuan hukum yaitu
keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. Jika kasus tersebut dilihat dari kacamata nenek
Minah maka menurut saya tiga tujuan itu tidak terpenuhi. Penegakan hukum yang terjadi lebih
mengutamakan kepastian hukum daripada keadilan itu sendiri.

Sumber Referensi:
BMP ISIP4130 Pengantar Ilmu Hukum
https://redlineindonesia.org/hukum-menurut-roscoe-pound/
https://business-law.binus.ac.id/2014/10/24/desiderata-hukum/

Anda mungkin juga menyukai