Anda di halaman 1dari 15

KEADILAN DAN KEJUJURAN DALAM PELAKSANAAN HUKUM DI

INDONESIA SAAT INI

Gieska Ayu Meutia; Pramesti Aprilianingrum; Tommy Kurniawan; Riska


Andi Fitriono
Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret
Email: gieskaayuu@gmail.com ; pramestiaprilianingrum@gmail.com ;
tommykurnia97@gmail.com ; riskaandi@staff.uns.ac.id

Abstract
This article is about legal justice. Some believe that justice is based on law. This
means that a sentence is said to be justified if it meets the applicable legal
requirements. This opinion does not question whether the content or provisions of
the law are fair. According to the author, legal justice does not only depend on
the provisions of the law, but also on the content of the law itself. Legitimate
rights are not only based on the provisions of the law, but also on the content of
the law. The content of a fair law must be based on the principle of respect for
human dignity and worth. This also means that not only are there laws that are
just because they apply to everyone, but that laws that apply to everyone do not
conflict with human dignity. The research method uses literature review. The
research sources come from scientific works. Sources come from scientific works.
The results of the study show that there are still many people who have not felt
justice in the law in their own country.
Keywords: Justice, Law, Human

Abstrak
Tulisan ini tentang keadilan hukum. Beberapa percaya bahwa keadilan
didasarkan pada hukum. Artinya suatu hukuman dikatakan dibenarkan apabila
memenuhi syarat-syarat hukum yang berlaku. Pendapat ini tidak mempersoalkan
apakah isi atau ketentuan undang-undang itu adil. Menurut penulis, keadilan
hukum tidak hanya bergantung pada ketentuan undang-undang, tetapi juga pada

1
isi undang-undang itu sendiri. Hak yang sah tidak hanya didasarkan pada
ketentuan undang-undang, tetapi juga pada isi undang-undang. Isi hukum yang
adil harus didasarkan pada prinsip penghormatan terhadap harkat dan martabat
manusia. Ini juga berarti bahwa tidak hanya ada hukum yang adil karena berlaku
untuk semua orang, tetapi hukum yang berlaku untuk semua orang tidak
bertentangan dengan martabat manusia. Metode penelitian menggunakan telaah
pustaka. Sumber penelitian berasal dari karya-karya ilmiah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masih banyak sekali orang-orang yang belum merasakan
keadilan hukum di negaranya sendiri.
Kata Kunci: Keadilan, Hukum, Manusia

2
PENDAHULUAN

Keadilan adalah nilai spiritual yang selalu diperjuangkan umat manusia.


Cita-cita untuk mencapai keadilan sebagai nilai ideal belum pernah dikejar dan
diperdebatkan secara menyeluruh. Keadilan akan menjadi perdebatan panjang
dalam sejarah peradaban manusia. Negara hukum seperti Indonesia tidak bisa
mengabaikan perjuangan keadilan. Negara hukum tidak boleh acuh terhadap
perjuangan dan segala upaya membela keadilan. Konsep keadilan menjadi sangat
penting karena rule of law melandasi semua pihak, baik warga negara maupun
kepala negara, untuk menjamin penyelesaian berbagai persoalan hukum. Negara
hukum membutuhkan konsep hukum yang dapat menyentuh dan memulihkan
berbagai persoalan hukum agar dapat memenuhi rasa keadilan semua pihak yang
terlibat. Oleh karena itu, suatu negara hukum harus mampu merumuskan pendapat
hukumnya dalam gugatan konstitusional agar dapat menuntut kepastian
hukumnya sebagai sarana menegakkan keadilan. Yang dimaksud dengan “Negara
Indonesia adalah negara hukum” adalah penegasan negara hukum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1(3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Keputusan ini mensyaratkan bahwa di negara hukum masalah
hukum harus diselesaikan melalui jalur hukum. Proses penyelesaian segala
persoalan hukum melalui jalur hukum menegaskan supremasi hukum. Hukum
yang lebih tinggi tidak pernah tunduk pada kepentingan selain kepentingan hukum
itu sendiri, yaitu dua tujuan utama hukum: keadilan, kepastian hukum, dan
kemanfaatan. Tetapi hukum tidak bekerja secara otomatis.

Negara hukum selalu terkait erat dengan aparat penegak hukum. Supremasi
dan penegakan keadilan hukum membutuhkan aparat penegak hukum sebagai
pihak yang berperan sangat penting dalam menegakkan keadilan karena hukum
memiliki kekuatan untuk mengatur ketertiban sosial, ketertiban dan keadilan
sosial.

Dengan demikian, hukum yang kuat dan adil membuat hukum yang baik.
Ini memiliki manfaat yang dapat diandalkan dan dapat diandalkan untuk semua
pihak yang terlibat. Kejujuran atau ketulusan berarti bahwa apa yang dikatakan

3
seseorang sesuai dengan hati nuraninya, bahwa apa yang dikatakannya sesuai
dengan kenyataan yang ada. Realitas yang ada adalah realitas yang benar-benar
ada. Kejujuran juga berarti menyucikan pikiran dari perbuatan yang dilarang oleh
agama atau hukum. Setiap orang harus mempelajari sikap jujur ini, karena
kejujuran melahirkan keadilan, keadilan menuntut kemuliaan abadi, dan kejujuran
hukum tidak dapat dipisahkan dari keadilan. Kurangnya keadilan menciptakan
celah dalam hukum yang mempengaruhi orang-orang. Keadilan tidak dapat
diukur, tetapi dapat dirasakan oleh hati nurani manusia.

I.
Rumusan Masalah
Dengan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana akibat dari pelanggaran hukum di Indonesia ?

2. Bagaimana pelaksanaan keadilan hukum di Indonesia saat ini ?

II.
Tujuan Penelitian
Dengan rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan penelitian sebagai
berikut.

1. Mengetahui akibat dari pelanggaran hukum di Indonesia

2. Mengetahui pelaksanaan keasilan hukum di Indonesia saat ini

4
METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah survey kepustakaan, yaitu teknik


pengumpulan data yang melibatkan telaah buku, literatur, catatan, dan berbagai
laporan yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik rekam karena
penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan. Teknik dokumentasi
dilakukan dengan mengumpulkan, membaca dan mempelajari bahan data primer
dan sekunder yang relevan. Penelitian literatur adalah jenis penelitian kualitatif
yang hanya didasarkan pada literatur, termasuk penelitian yang diterbitkan dan
tidak dipublikasikan.

5
PEMBAHASAN

Dilihat dari sudut pandang kehidupan manusia saat ini, baik dari segi
lingkungan, keluarga, masyarakat dan pemerintahan... Kejujuran adalah sikap
yang langka dalam segala aspek kehidupan. Sangat jelas dari kenyataan saat ini
bahwa semakin banyak kasus negatif yang terjadi akibat kecurangan, baik di
lingkungan sosial, di tempat kerja maupun dalam penyajian informasi di media
saat ini. Kejujuran bukan lagi alat utama untuk memberikan informasi.

Anda dapat melihat contoh pemerintahan saat ini karena ketidakadilan,


rakyat banyak menderita secara sosial, ekonomi dan hukum. Masyarakat
dirugikan oleh tindakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab di tempat
kerja.

Kasus korupsi yang semakin banyak diperparah akibat maraknya


ketidakadilan di dunia dewasa ini, dan hal ini sudah tidak asing lagi di telinga
masyarakat saat ini. Dan sayangnya, pelaku korupsi adalah pejabat negara atau
rakyat yang dipercaya dan dipilih oleh rakyat. Korupsi adalah perbuatan yang
bertentangan dengan Pancasila, dan sangat merusak, tetapi kita kurang
menyadarinya karena korupsi itu sendiri secara perlahan merusak ketahanan
bangsa. Karena bangsa dan bangsa Indonesia perlu mengakui prinsip-prinsip
Pancasila - kemanusiaan yang adil dan beradab dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia - kejujuran praktis sangat penting dalam semua aspek kehidupan,
harus didahulukan. Dalam hal ini, praktik kejujuran sangat berpengaruh.

Masih banyak aparat penegak hukum yang gagal menerapkan hukum yang
jujur dan adil dalam menegakkan hukum di Indonesia. Bahkan, banyak orang
miskin yang meremehkan kasusnya dan bahkan merasa bersalah. Di sisi lain,
mereka yang memegang posisi penting seringkali dapat dibenarkan untuk
menghasilkan lebih banyak uang.

6
Ada juga banyak kasus di mana orang biasa dan orang miskin menjadi viral
terlebih dahulu dan harus ditangani oleh penegak hukum. Orang-orang ini harus
menunggu komunitas lain untuk menyebarkan kasus mereka di media sosial
sehingga pihak berwenang dapat segera memproses kasus mereka. Sangat
menyedihkan tapi benar.

Contoh kasus kriminalisasi pemulung.

Jakarta

- Di tengah kacaunya wajah peradilan Indonesia yang berulang kali


menghiasi pemberitaan media massa nasional, muncul putusan yang akan
membawa rasa keadilan bagi rakyat kecil. Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
(3/5) akhirnya membebaskan pemulung Chairul Saleh, yang dituduh memiliki 1,6
gram ganja. Chairul ditangkap oleh orang tak dikenal pada 3 September 2009 dan
dibawa ke kantor polisi Kemayoran di Jakarta Pusat.
Beberapa waktu lalu, di sekitar persidangan, Saleh meyakini dirinya tidak
pernah memiliki barang haram. Selain itu, ia diperiksa oleh BAP dan tidak pernah
mengaku telah menandatangani BAP. Saleh juga mengaku muak dipenjara selama
lebih dari enam bulan. Produk bukan milik saya. Chairul Saleh dituduh memiliki
1,6 gram ganja yang ditemukan di dekatnya di ujung rel kereta api Kemayoran.
Anehnya, jaksa harus menunda membaca permintaan hingga tiga kali untuk dapat
membacanya. Hal ini membuat marah beberapa orang. Perbuatan tersebut
dianggap penyalahgunaan wewenang (abuse of authority) dan telah dibawa ke
kejaksaan. Eddy O Shiariej, pakar hukum pidana Universitas Gadjah Mada
(UGM), menilai jaksa tidak dibatasi durasi dakwaan.
Namun, KUHAP membatasi proses pengadilan hingga 60 hari. "Undang-
undang mengizinkan terdakwa untuk bebas setelah masa percobaan 60 hari," kata
Eddy. Jenderal Polisi I Polri Bambang Hendalso Danuri juga turun tangan dalam
penyelidikan dugaan hoaks tersebut. Dia langsung menelepon Irjen Wahyono,
Kapolres Metro Jaya, untuk memastikan pemalsuan itu. Akhirnya, tak lama
berselang, Direktur Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar

7
mengakui ada rekayasa dalam kasus Chairul. “Kami punya bukti rekayasa ini
berupa keterangan dari saksi-saksi polisi. Polisi yang tidak terlibat dalam
penangkapan juga dimasukkan dalam BAP." Sidang disiplin oleh Polres Jakarta
Pusat menemukan empat anggota polisi terlibat dalam kasus pemalsuan
kepemilikan ganja terhadap Ketua Pemulung Saleh. Dipindahkan karena
penurunan pangkat, Brigjen Dickey dikerahkan ke lokasi khusus selama tujuh
hari, dan kini Chairul bisa menghirup udara kebebasan dan kembali beraktivitas.
Setelah mengambil keputusan ini, Chairul langsung menundukkan kepalanya
dengan rasa syukur dan tidak bisa menahan air mata, kata Saleh dengan rasa
syukur. Inilah potret peradilan Indonesia yang patut mendapat sorotan. Masih
banyak tuntutan hukum lain yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Akankah
gambaran kabur hukum Indonesia terungkap lagi?
Contoh kasus korupsi

TEMPO.CO, JAKARTA - Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah


mengurangi hukuman Djoko Chandra menjadi tiga tahun enam bulan penjara
dalam kasus Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte. “Oleh karena itu, terdakwa
divonis tiga tahun enam bulan penjara dan denda Rp100.000.000,00 (100 juta
rupiah), sebagaimana dikutip situs Mahkamah Agung.

Djoko Jandra sebelumnya divonis empat setengah tahun penjara karena


menyuap Inspektur Jenderal Napoleon dan Brigadir Jenderal Prasetijo dalam
kasus Red Notice. Ia juga terbukti berusaha menyuap Pinangki Siruna Malasari,
jaksa di Kejaksaan Agung, untuk mengajukan fatwa Mahkamah Agung.
Sebelumnya, Mahkamah Agung DKI juga mengurangi hukuman Pinangki Sirna
Malasari dalam kasus korupsi dari 10 tahun menjadi empat tahun. Berdasarkan
catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), dari 2019 hingga 2020, 134 tersangka
korupsi dibebaskan atau dikurangi hukumannya melalui pelepasan atau
persidangan di Mahkamah Agung. ICW juga memperkirakan rata-rata hukuman
bagi narapidana koruptor hanya sekitar tiga tahun enam bulan penjara, yang
tergolong hukuman ringan.

8
Seperti dilansir ICW Surveillance, berikut daftar Mahkamah Agung dan
mereka yang telah menerima pengurangan hukum dari Mahkamah Agung.

1. Joko Chandra

Rabu (28 Juli) ini, Mahkamah Agung Jakarta menguatkan kasasi dan
menghapuskan Red Notice dan menjatuhkan hukuman penjara 4,5 hingga 3,5
tahun kepada Djoko Chandra karena membuang Fatwa MA.

2. Pinangki Siruna Malasari

Mantan jaksa Pinangki telah dikurangi hukumannya, awalnya dari 10


menjadi 4 tahun, denda Rs 600 crore dan hukuman tambahan 6 bulan penjara.
Pinangki menjadi tersangka kasus korupsi dalam pemberian fatwa bebas Joko
Jundra di Mahkamah Agung. 3. Musa Zainuddin

3. Musa Zainuddin

Mantan politikus Partai Kebangkitan Bangsa Musa Zainuddin dinyatakan


bersalah menerima suap Rp 7 miliar untuk proyek Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat. Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta memvonisnya
sembilan tahun penjara. Namun, di tingkat judicial review, Mahkamah Agung
mengurangi hukuman Musa dari tiga tahun menjadi enam tahun.

4. Lukas

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap seorang pengacara


bernama Lucas karena menghalangi penyelidikan mantan eksekutif Grup Lippo
Eddie Sindro karena diduga menyuap panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Pengadilan Tipikor Jakarta memvonis pengacara itu tujuh tahun penjara. Di
tingkat banding, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta meringankan hukuman Lucas
menjadi lima tahun penjara. Di tingkat Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung
kembali mengurangi hukuman Lucas menjadi tiga tahun penjara.

5. Mahram Berhala

9
Mantan Sekjen Partai Golkar Idras Marham divonis tiga tahun penjara oleh
Pengadilan Tipikor Jakarta dalam kasus suap proyek PLTU Riau 1. Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta memperpanjang hukumannya menjadi lima tahun. Namun,
Mahkamah Agung tingkat Kasasi meringankan hukuman Idras menjadi dua tahun
penjara. Sekarang Idolus gratis.

6. Kasus E-KTP Irman dan Sugiarto

Mahkamah Agung telah menjatuhkan dua vonis dalam kasus korupsi e-


KTP. Artinya, Irman, mantan Direktur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(Dukcapil) Kemendagri, dikurangi hukumannya dari 15 tahun menjadi 12 tahun,
dan mantan Direktur Pengendalian dan Intelijen Kependudukan Haruto Sugi,
Direktur Departemen Dalam Negeri (PIAK) dari 15 tahun menjadi 10 tahun.
Pergantian ini diberikan setelah PK mengajukan ke Mahkamah Agung pada
September 2020.

7. Annas Urbaningram

Mantan pemimpin Demokrat Anas Urbaningrum, yang dihukum dalam


kasus suap Hambaran, dijatuhi hukuman 14 tahun penjara dalam sidang
pembatalan yang dipimpin oleh Artijo Alcoster. Pada akhir September 2020,
Mahkamah Agung menguatkan PK yang diajukan Anas, mengurangi hukuman
menjadi delapan tahun penjara.

8. Bekas Kagubu Sulawesi Tengah

Mantan Kagubu Aslan Sulsel tersangkut kasus suap pengadaan barang dan
jasa di Kota Kendari. Hukumannya dikurangi menjadi empat tahun pada tahap
PK. Dia sebelumnya divonis 5,5 tahun penjara.

9. Badaruddin Bakshin

Badaruddin Bachsin, mantan Wakil Panitera PN Bengkulu, tersangkut kasus


suap di PN Kepahiang. Di tingkat banding, dia divonis delapan tahun penjara.
Setelah mengajukan PK, hukumannya dikurangi menjadi lima tahun penjara.

10
10. Dilwan Mahmoud

Dirwan, mantan Bupati Bengkulu Selatan, dituding menerima suap proyek


pembangunan jalan dan jembatan Pemkab Bengkulu Selatan. Dalam kasus ini, ia
diduga menerima suap sebesar Rp 98 juta dari Juhari, seorang kontraktor proyek
konstruksi. Dalam PK yang diusulkan, hukuman penjara Dirwan dikurangi dari
enam tahun menjadi empat tahun enam bulan.

11. Lohadi

Mantan panitera Rohadi dituduh menerima hibah sebesar Rs 11,5 crore dari
berbagai pihak. Salah satunya adalah kasus penerimaan suap terkait penanganan
kasus Saipul Jamil. Suap Jaksa Agung Rs 50 crore dan membayar Rs 250 crore
untuk memastikan bahwa Otoritas Kehakiman Pengadilan Negeri Jakarta Utara
memberikan Saipur Jamil hukuman ringan. Putusan PC dan Mahkamah Agung
pada Juni 2020 mengurangi hukuman Rohadi dari tujuh menjadi lima tahun.

12. Sri Wahumi Maria Manalip

Mantan Bupati Kepulauan Taroud ini divonis 4,5 tahun penjara oleh
pengadilan korupsi pada Desember 2019 karena menyuap proyek rekonstruksi
pasar. Pada September 2020, Sri mengajukan PK dan diberikan pengurangan
hukuman dua tahun. 13. Tubagus Irman Aliyadi

13. Tubagus Irman Ariyadi

Mantan Wali Kota Cilegon itu awalnya divonis enam tahun penjara karena
menyuap izin Amdal. Pada September 2020, Mahkamah Agung mengabulkan
permohonan PK Iman dan mengurangi hukumannya menjadi empat tahun.

14. Hidayatul Abdul Rahman

Mantan Ditjen Kementerian Pertanian itu awalnya divonis sembilan tahun


penjara atas kasus korupsi pengadaan bantuan langsung benih bermutu. Namun,
pada September 2020, Hidayat mengajukan PK ke Pengadilan Tinggi, dan hakim

11
mengurangi hukumannya menjadi lima tahun dan denda Rp 200 juta dari semula
Rp 500 juta.

15. Adriatma Dui Putra dan Aslan

Mantan Walikota Kendari Adriatma Dwi Putra dan ayahnya Aslan dituduh
menerima suap sebesar Rs. Mahkamah Agung menguatkan PC yang diajukan
pada September 2020, dan hakim mengurangi hukuman Adriatma dan Asrun dari
lima tahun enam bulan menjadi empat tahun.

16. Sudarto

Sudarto, mantan direktur PT Hakayo Kridanusa, awalnya divonis 10 tahun


penjara atas kasus korupsi Proyek Perangkat Keluarga Berencana BKKBN.
Seorang hakim kemudian mengabulkan persidangan ulang dan pada Desember
2020 mengurangi hukuman menjadi lima tahun penjara.

Oleh karena itu, Indonesia sangat membutuhkan aparat penegak hukum


untuk melindungi masyarakatnya secara adil dan jujur.

12
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, masih banyak masyarakat yang belum


pernah merasakan keadilan hukum di negaranya sendiri. Padahal, mendapatkan
keadilan adalah hak asasi manusia. Hak asasi manusia ini adalah hak dasar semua
manusia yang diabadikan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
Perserikatan Bangsa - Bangsa (UNDHR). Hak yang tidak dapat dibatasi oleh
siapapun dalam keadaan apapun. Bahkan keadilan sosial dijadikan dasar bagi
negara. Pembukaan UUD 1945 menegaskan hal ini dalam pembukaannya. Hal ini
juga diperkuat oleh hukum dan peraturan umum Indonesia. Keadilan hukum yang
termaktub dalam Pasal 28D(1) UUD 1945 menyatakan:
Selain itu, keadilan dalam penegakan hukum juga sesuai dengan Pasal 17
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang
menyatakan bahwa setiap orang tanpa diskriminasi berhak memperoleh keadilan
dengan mengajukan tuntutan, keluhan, dan pengaduan. Baik melakukan proses
perdata dan administrasi dan melakukan persidangan melalui prosedur peradilan
yang bebas dan tidak memihak sesuai dengan hukum acara yang menjamin
peninjauan objektif oleh hakim yang jujur dan tidak memihak untuk mencapai
keputusan yang adil dan benar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pendahuluan B, Latar A, Masalah B.


http://e-journal.uajy.ac.id/4486/2/1MIH01796.pdf
Pendahuluan B, Latar A, Masalah B.
http://eprints.ums.ac.id/38937/7/BAB%20I.pdf
warnariau.com | Inspirasi Baru Berita Riau. Warnariau.com. Published
2018. Accessed October 8, 2022. http://m.warnariau.com/opini-11-
2018-02-26-kejujuran-hukum-anw-
group.html#sthash.JYDEZzar.vaX8kQ1Y.dpbs
Aprihsen PSiboro. Mirisnya Kejujuran dan Keadilan Hukum di Indonesia
Saat Ini - Kompasiana.com. KOMPASIANA. Published September
17, 2021. Accessed October 8, 2022.
https://www.kompasiana.com/aprihsen030401/61446e4e53f9cd164
915ca42/mirisnya-kejujuran-dan-keadilan-hukum-di-indonesia-
saat-ini
Makalah Hukum Dan Keadilan. Scribd. Published 2017. Accessed
October 8, 2022.
https://id.scribd.com/document/365442495/Makalah-Hukum-Dan-
Keadilan
Tempo.co. Vonis Hukuman Djoko Tjandra Dipangkas, Ini Deretan
Koruptor yang Terima Korting. Tempo. Published July 30, 2021.
Accessed October 8, 2022.
https://nasional.tempo.co/read/1489003/vonis-hukuman-djoko-
tjandra-dipangkas-ini-deretan-koruptor-yang-terima-korting
Super User. Beranda || Halaman Utama. Pa-bajawa.go.id. Published
October 9, 2022. Accessed October 8, 2022. https://pa-
bajawa.go.id/

14


15

Anda mungkin juga menyukai