Abstract
This article is about legal justice. Some believe that justice is based on law. This
means that a sentence is said to be justified if it meets the applicable legal
requirements. This opinion does not question whether the content or provisions of
the law are fair. According to the author, legal justice does not only depend on
the provisions of the law, but also on the content of the law itself. Legitimate
rights are not only based on the provisions of the law, but also on the content of
the law. The content of a fair law must be based on the principle of respect for
human dignity and worth. This also means that not only are there laws that are
just because they apply to everyone, but that laws that apply to everyone do not
conflict with human dignity. The research method uses literature review. The
research sources come from scientific works. Sources come from scientific works.
The results of the study show that there are still many people who have not felt
justice in the law in their own country.
Keywords: Justice, Law, Human
Abstrak
Tulisan ini tentang keadilan hukum. Beberapa percaya bahwa keadilan
didasarkan pada hukum. Artinya suatu hukuman dikatakan dibenarkan apabila
memenuhi syarat-syarat hukum yang berlaku. Pendapat ini tidak mempersoalkan
apakah isi atau ketentuan undang-undang itu adil. Menurut penulis, keadilan
hukum tidak hanya bergantung pada ketentuan undang-undang, tetapi juga pada
1
isi undang-undang itu sendiri. Hak yang sah tidak hanya didasarkan pada
ketentuan undang-undang, tetapi juga pada isi undang-undang. Isi hukum yang
adil harus didasarkan pada prinsip penghormatan terhadap harkat dan martabat
manusia. Ini juga berarti bahwa tidak hanya ada hukum yang adil karena berlaku
untuk semua orang, tetapi hukum yang berlaku untuk semua orang tidak
bertentangan dengan martabat manusia. Metode penelitian menggunakan telaah
pustaka. Sumber penelitian berasal dari karya-karya ilmiah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masih banyak sekali orang-orang yang belum merasakan
keadilan hukum di negaranya sendiri.
Kata Kunci: Keadilan, Hukum, Manusia
2
PENDAHULUAN
Negara hukum selalu terkait erat dengan aparat penegak hukum. Supremasi
dan penegakan keadilan hukum membutuhkan aparat penegak hukum sebagai
pihak yang berperan sangat penting dalam menegakkan keadilan karena hukum
memiliki kekuatan untuk mengatur ketertiban sosial, ketertiban dan keadilan
sosial.
Dengan demikian, hukum yang kuat dan adil membuat hukum yang baik.
Ini memiliki manfaat yang dapat diandalkan dan dapat diandalkan untuk semua
pihak yang terlibat. Kejujuran atau ketulusan berarti bahwa apa yang dikatakan
3
seseorang sesuai dengan hati nuraninya, bahwa apa yang dikatakannya sesuai
dengan kenyataan yang ada. Realitas yang ada adalah realitas yang benar-benar
ada. Kejujuran juga berarti menyucikan pikiran dari perbuatan yang dilarang oleh
agama atau hukum. Setiap orang harus mempelajari sikap jujur ini, karena
kejujuran melahirkan keadilan, keadilan menuntut kemuliaan abadi, dan kejujuran
hukum tidak dapat dipisahkan dari keadilan. Kurangnya keadilan menciptakan
celah dalam hukum yang mempengaruhi orang-orang. Keadilan tidak dapat
diukur, tetapi dapat dirasakan oleh hati nurani manusia.
I.
Rumusan Masalah
Dengan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
II.
Tujuan Penelitian
Dengan rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan penelitian sebagai
berikut.
4
METODE PENELITIAN
5
PEMBAHASAN
Dilihat dari sudut pandang kehidupan manusia saat ini, baik dari segi
lingkungan, keluarga, masyarakat dan pemerintahan... Kejujuran adalah sikap
yang langka dalam segala aspek kehidupan. Sangat jelas dari kenyataan saat ini
bahwa semakin banyak kasus negatif yang terjadi akibat kecurangan, baik di
lingkungan sosial, di tempat kerja maupun dalam penyajian informasi di media
saat ini. Kejujuran bukan lagi alat utama untuk memberikan informasi.
Masih banyak aparat penegak hukum yang gagal menerapkan hukum yang
jujur dan adil dalam menegakkan hukum di Indonesia. Bahkan, banyak orang
miskin yang meremehkan kasusnya dan bahkan merasa bersalah. Di sisi lain,
mereka yang memegang posisi penting seringkali dapat dibenarkan untuk
menghasilkan lebih banyak uang.
6
Ada juga banyak kasus di mana orang biasa dan orang miskin menjadi viral
terlebih dahulu dan harus ditangani oleh penegak hukum. Orang-orang ini harus
menunggu komunitas lain untuk menyebarkan kasus mereka di media sosial
sehingga pihak berwenang dapat segera memproses kasus mereka. Sangat
menyedihkan tapi benar.
Jakarta
7
mengakui ada rekayasa dalam kasus Chairul. “Kami punya bukti rekayasa ini
berupa keterangan dari saksi-saksi polisi. Polisi yang tidak terlibat dalam
penangkapan juga dimasukkan dalam BAP." Sidang disiplin oleh Polres Jakarta
Pusat menemukan empat anggota polisi terlibat dalam kasus pemalsuan
kepemilikan ganja terhadap Ketua Pemulung Saleh. Dipindahkan karena
penurunan pangkat, Brigjen Dickey dikerahkan ke lokasi khusus selama tujuh
hari, dan kini Chairul bisa menghirup udara kebebasan dan kembali beraktivitas.
Setelah mengambil keputusan ini, Chairul langsung menundukkan kepalanya
dengan rasa syukur dan tidak bisa menahan air mata, kata Saleh dengan rasa
syukur. Inilah potret peradilan Indonesia yang patut mendapat sorotan. Masih
banyak tuntutan hukum lain yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Akankah
gambaran kabur hukum Indonesia terungkap lagi?
Contoh kasus korupsi
8
Seperti dilansir ICW Surveillance, berikut daftar Mahkamah Agung dan
mereka yang telah menerima pengurangan hukum dari Mahkamah Agung.
1. Joko Chandra
Rabu (28 Juli) ini, Mahkamah Agung Jakarta menguatkan kasasi dan
menghapuskan Red Notice dan menjatuhkan hukuman penjara 4,5 hingga 3,5
tahun kepada Djoko Chandra karena membuang Fatwa MA.
3. Musa Zainuddin
4. Lukas
5. Mahram Berhala
9
Mantan Sekjen Partai Golkar Idras Marham divonis tiga tahun penjara oleh
Pengadilan Tipikor Jakarta dalam kasus suap proyek PLTU Riau 1. Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta memperpanjang hukumannya menjadi lima tahun. Namun,
Mahkamah Agung tingkat Kasasi meringankan hukuman Idras menjadi dua tahun
penjara. Sekarang Idolus gratis.
7. Annas Urbaningram
Mantan Kagubu Aslan Sulsel tersangkut kasus suap pengadaan barang dan
jasa di Kota Kendari. Hukumannya dikurangi menjadi empat tahun pada tahap
PK. Dia sebelumnya divonis 5,5 tahun penjara.
9. Badaruddin Bakshin
10
10. Dilwan Mahmoud
11. Lohadi
Mantan panitera Rohadi dituduh menerima hibah sebesar Rs 11,5 crore dari
berbagai pihak. Salah satunya adalah kasus penerimaan suap terkait penanganan
kasus Saipul Jamil. Suap Jaksa Agung Rs 50 crore dan membayar Rs 250 crore
untuk memastikan bahwa Otoritas Kehakiman Pengadilan Negeri Jakarta Utara
memberikan Saipur Jamil hukuman ringan. Putusan PC dan Mahkamah Agung
pada Juni 2020 mengurangi hukuman Rohadi dari tujuh menjadi lima tahun.
Mantan Bupati Kepulauan Taroud ini divonis 4,5 tahun penjara oleh
pengadilan korupsi pada Desember 2019 karena menyuap proyek rekonstruksi
pasar. Pada September 2020, Sri mengajukan PK dan diberikan pengurangan
hukuman dua tahun. 13. Tubagus Irman Aliyadi
Mantan Wali Kota Cilegon itu awalnya divonis enam tahun penjara karena
menyuap izin Amdal. Pada September 2020, Mahkamah Agung mengabulkan
permohonan PK Iman dan mengurangi hukumannya menjadi empat tahun.
11
mengurangi hukumannya menjadi lima tahun dan denda Rp 200 juta dari semula
Rp 500 juta.
Mantan Walikota Kendari Adriatma Dwi Putra dan ayahnya Aslan dituduh
menerima suap sebesar Rs. Mahkamah Agung menguatkan PC yang diajukan
pada September 2020, dan hakim mengurangi hukuman Adriatma dan Asrun dari
lima tahun enam bulan menjadi empat tahun.
16. Sudarto
12
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15