Anda di halaman 1dari 30

ABSTRAKSI MAJALAH EDISI JURNAL

LPM GEMA KEADILAN 2022

I. Tema

“Relevansi Kebijakan dan Peraturan Perundang-Undangan

Terhadap Kesejahteraan Masyarakat”

(Harap dibaca dengan seksama)

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


(UUD NRI 1945) pada alinea keempat mengamanatkan ‘tujuan bernegara’ sebagai tujuan
yang hendak dicapai oleh Indonesia sebagai suatu negara. Salah satu dari keempat tujuan
bernegara tersebut diantaranya adalah memajukan kesejahteraan umum dimana hal
tersebut mengandung makna bahwasanya eksistensi Indonesia sebagai suatu negara
hendaklah berupaya untuk mewujudkan suatu kesejahteraan masyarakat. Dengan ini,
dapat kita simpulkan jika Indonesia merupakan negara kesejahteraan, yakni negara yang
mengupayakan dan mengutamakan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.

Mengenai kesejahteraan sendiri, Roscoe Pound pernah memperkenalkan konsep


kesejahteraan materiil dan kesejahteraan immateriil yang keduanya harus dipenuhi oleh
negara kesejahteraan. Kesejahteraan materiil disini dapat kita artikan sebagai
kesejahteraan ekonomi, dimana negara dapat memastikan bahwa setiap orang mampu
memenuhi dan
mencukupi kebutuhan hidup mereka seperti kebutuhan akan sandang (pakaian), pangan
(makanan), dan juga papan (rumah/tempat tinggal). Kesejahteraan materiil ini pada
praktiknya sudah sering dimaksimalkan oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan
terkait pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat seperti bantuan sosial, bantuan langsung
tunai, dan program kesejahteraan masyarakat lainnya. Berbeda dengan kesejahteraan
materiil yang melekat pada aspek fisik dan pemenuhan kebutuhan pokok, kesejahteraan
immateriil dapat kita terjemahkan sebagai kesejahteraan secara emosional. Apakah
masyarakat merasa aman hidup di Indonesia? Apakah mereka merasa tenteram, nyaman,
dan bebas mengekspresikan dirinya?

Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945 menyebutkan, “Bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Dari bunyi pasal tersebut, dapat kita lihat bahwa
UUD NRI 1945 memberikan kekuasaan kepada negara untuk memanfaatkan bumi dan
kekayaan alam Indonesia dengan mengutamakan kemakmuran atau kesejahteraan rakyat.
Artinya, negara atau dalam hal ini pemerintah selaku pemangku kekuasaan diberikan
kewenangan untuk melakukan penguasaan. Bagaimana kemudian wujud dari penguasaan
tersebut? Mahkamah Konstitusi dalam beberapa putusannya menafsirkan kembali pasal
tersebut dengan menyebutkan bahwa penguasaan atau hak menguasai negara tersebut
dilakukan dengan merumuskan kebijakan (beleid), melakukan pengaturan (regelendaad),
melakukan pengelolaan (beheerdaad), dan melakukan pengawasan. Merujuk hal tersebut,
maka yang akan diangkat dalam produk jurnal LPM Gema Keadilan 2022 adalah hak
menguasai negara untuk merumuskan kebijakan dan melakukan pengaturan—dalam
wujud peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kewajiban negara, yakni
memajukan kesejahteraan umum.
Dengan demikian, dapatlah kita mengerti bersama bahwa seharusnya kebijakan
dan peraturan perundang-undangan haruslah dibuat dengan memperhatikan kewajiban
negara untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. Kemudian, bagaimana dengan realita
yang ada? Apakah peraturan perundang-undangan yang ada dan setiap kebijakan yang
diambil pemerintah (negara) telah relevan dengan kesejahteraan masyarakat? Inilah
pertanyaan utama yang kami ajukan kepada para penulis sekalian untuk kemudian
dituangkan dalam suatu karya artikel jurnal yang akan diterbitkan. Harapan kami, penulis
dapat menangkap kegelisahan kami mengenai mulai tidak sejalannya instrumen hukum
yang ada, khususnya peraturan perundang-undangan dan kebijakan dengan kesejahteraan
masyarakat. Melalui artikel-artikel jurnal yang dibuat nantinya, kami ingin mengungkap
sekaligus menginventarisasi mengenai instrumen hukum apa saja yang menyejahterakan
masyarakat begitupun sebaliknya, instrumen hukum mana saja yang tidak
menyejahterakan masyarakat. Namun demikian, kami tetap membebaskan para penulis
untuk mengambil topik dari sudut pandang yang berbeda dengan yang dikemukakan
abstraksi ini selama masih dalam satu lingkup tema besar kita yakni “Relevansi
Kebijakan dan Peraturan Perundang-Undangan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat”.

II. Alur Penerbitan

1. Timeline
EDISI 1 (April-Mei)
Waktu Kegiatan
20 - 26 Maret 2022 Gelombang 1 Pengumpulan
27 Maret – 2 April 2022 Penyuntingan Gelombang 1
27 Maret – 2 April 2022 Gelombang 2 Pengumpulan
3 – 9 April 2022 Penyuntingan Gelombang 2
3 – 9 April 2022 Gelombang 3 Pengumpulan
10 – 16 April 2022 Penyuntingan Gelombang 3
17 April – 7 Mei 2022 Penerbitan Jurnal

EDISI 2 (Juni-Juli)
Waktu Kegiatan
22 – 28 Mei 2022 Gelombang 1 Pengumpulan
22 – 28 Mei 2022 Penyuntingan Gelombang 1
29 Mei – 4 Juni 2022 Gelombang 2 Pengumpulan
22 – 28 Mei 2022 Penyuntingan Gelombang 2
5 – 11 Juni 2022 Gelombang 3 Pengumpulan
12 – 18 Juni 2022 Penyuntingan Gelombang 3
19 Juni – 9 Juli 2022 Penerbitan Jurnal

EDISI 3 (September-Oktober)
Waktu Kegiatan
21 – 27 Agustus 2022 Gelombang 1 Pengumpulan
21 – 27 Agustus 2022 Penyuntingan Gelombang 1
28 Agustus – 3 September 2022 Gelombang 2 Pengumpulan
28 Agustus – 3 September 2022 Penyuntingan Gelombang 2
4 – 10 September 2022 Gelombang 3 Pengumpulan
11 – 17 September 2022 Penyuntingan Gelombang 3
18 September – 8 Oktober 2022 Penerbitan Jurnal

2. Alur Penerbitan
III. Pedoman Penulisan

1. Jurnal belum pernah dipublikasikan & merupakan karya sendiri.


2. Permasalahan yang diangkat menyengkut tema yang sudah ditentukan, dalam hal ini
seperti yang dijelaskan pada abstraksi tema diatas.
3. Penulis yang tulisannya akan diterbitkan dikenai biaya penerbitan sebesar Rp.
200.000,- (dua ratus ribu rupiah). Pembayaran dilakukan setelah LoA diserahkan
kepada penulis.
4. Font: Times New Roman.
5. Font size: 12.
6. Spasi (line spacing): 1,5.
7. Menggunakan format kertas ukuran A4.
8. Ukuran margin tepi atas & kiri: 4 cm, marjin tepi kanan & bawah: 3 cm.
9. Panjang tulisan minimal 5 halaman & maksimal 12 halaman.
10. Untuk pendeteksian awal terhadap plagiarisme, terdapat maksimal turnitin 30% untuk
substansi tulisan.
11. Struktur penulisan: (lampiran 1)
a. Judul jurnal (sesuai EYD)
b. Nama penulis (nama, affiliation, email)
c. Abstrak
d. Kata kunci
e. Pendahuluan
f. Metode penelitian (jika ada)
g. Pembahasan
h. Penutup
i. Daftar Pustaka
j. Pengutipan diharapkan menggunakan footnote, footnote diletakkan dibawah
halaman sesuai dengan aturan penulisan footnote.
k. Jika menyertakan:
i. Gambar: Penulisan nomor gambar berdasarkan nomor urut (Gambar 1,
Gambar 2 dan seterusnya) diletakkan dibawah gambar dengan
ketentuan size font: 10 dan spasi 1.
ii. Tabel: Penulisan nomor tabel berdasarkan nomor urut (tabel 1, Tabel 2
dan seterusnya) diletakkan diatas tabel dengan ketentuan size font 10
dan spasi 1.
12. Wajib memperhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dalam
penulisan jurnal.
13. Wajib melampirkan biodata penulis dan menyertakan foto penulis dalam format jpg.
(lampiran 5).
14. Kirimkan tulisan dan foto dalam satu email ke redaksi.jurnal.gk@gmail.com
15. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Widyani Putri (WA: 0838-6364-5024/Line: widyani1331)
IV. Lampiran

Lampiran 1. Ketentuan Penulisan


1. Judul jurnal
- Singkat dan jelas
- Mencakup gagasan utama artikel
- Lugas dan tidak memberikan penafsiran yang beraneka ragam
- Hindari penulisan singkatan yang tidak umum digunakan
- Mampu merepresentasikan keseluruhan tulisan dengan baik
- Hindari penulisan judul yang menyerupai judul Skripsi/Tesis/Disertasi
- Tidak mencantumkan peraturan perundang-undangan
- Maksimal 20 kata

2. Nama penulis (nama, affiliation, email)


- Harus lengkap supaya mudah diidentifikasi; untuk nama yang panjangnya lebih dari 3
kata, dapat menuliskan dua kata saja (first name diikuti last name)
- Idealnya terdiri dari dua kata saja (first name diikuti last name)
- Untuk nama yang terdiri dari satu kata saja, boleh dituliskan berulang (misal:
Widyani Widyani atau W. Widyani)
- Last name tidak boleh disingkat (harus dicantumkan)
- Tidak perlu menuliskan gelar akademik
- Urutan nama penulis harus disepakati dan tetapkan siapa penulis utama &
korespondensi (diberi tanda)
- Nama institusi/afiliasi harus ditulis lengkap
3. Abstrak
- Ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
- Maksimal 120-150 kata
- Ditulis secara lugas dan singkat
- Merangkum secara singkat dan jelas mengenai: (1) Latar belakang permasalahan
secara singkat; (2) Tujuan dan/atau ruang lingkup penelitian; (3) Metode penelitian
yang digunakan (hanya untuk jurnal hasil penelitian); (4) Ringkasan hasil atau
pencarian; (5) Simpulan.

4. Kata kunci (maksimal 3 s.d 5 kata)


5. Pendahuluan
- Menjelaskan/menggambarkan latar belakang umum dari kajian (1-2 paragraf)
- Mencakup state of the art (kajian review literatur atau penelitian sebelumnya secara
singkat) dan gap analysis (pernyataan kesenjangan/orisinalitas) dengan tujuan untuk
membuktikan orisinalitas tulisan dan ada kebaharuan dalam tulisan dari
tulisan/penelitian sebelumnya.
- Mengemukakan permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan
- Mengemukakan hipotesis (jika ada) untuk jurnal hasil penelitian
- Mengemukakan tujuan penelitian/tujuan penulisan

6. Metode Penelitian (jika ada)


Berisi uraian (sekitar 1-2 paragraf) mengenai metode penelitian yang digunakan,
misalnya mengenai pendekatan yang digunakan, jenis penelitian, teknik pengumpulan
data, dan lain sebagainya yang dianggap perlu untuk dikemukakan.
7. Pembahasan
- Disajikan sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di pendahuluan
- Harus dapat menjawab semua permasalahan yang dikemukakan di awal
- Memuat analisis atau argumen yang reasonable, menjelaskan secara baik dari sisi
filosofis, yuridis, dan sosiologis
- Dukung argumen dengan fakta sosial, gambar, tabel, pendapat ahli, hasil penelitian,
dan lain sebagainya agar tulisan memiliki bangunan argumen yang kokoh

8. Penutup
- Meliputi simpulan dan saran (jika ada)
- Kesimpulan mencakup jawaban dari permasalahan yang dikemukakan, bukan
merupakan pembahasan lagi
- Tidak menghasilkan suatu argumen atau pembahasan baru
- Disampaikan secara logis dan jujur berdasarkan fakta yang diperoleh

9. Aturan Penulisan Daftar Pustaka (lampiran 3)


10. Aturan Penulisan Catatan Kaki atau Footnote (lampiran 4)

Catatan:

- Perlu dipahami bahwa karya ilmiah berbeda dengan artikel jurnal. Karya ilmiah
memuat pemahaman secara menyeluruh tentang suatu tema, mengantarkan kepada
pembaca dari pemahaman paling dasar, sedangkan artikel jurnal membahas mengenai
tema tertentu
dalam bahasan yang spesifik. Oleh karena itu, pemahaman-pemahaman tentang definisi
tidak perlu dituangkan, karena pembaca artikel jurnal adalah orang yang berkehendak
untuk meng-update ilmu pengetahuan.
- Dalam menulis artikel jurnal wajib memperhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) yang baik dan benar.
- Untuk menambah validitas tiap pernyataan yang dikemukakan, harap mendukungnya
dengan fakta sosial, pendapat ahli, teori, regulasi hukum, maupun sumber-sumber dan
sarana yang dapat dipercaya.
Lampiran 2. Contoh Struktur Jurnal

RELEVANSI KEBIJAKAN PENGGANTIAN NAMA JALAN DI DAERAH


PERKOTAAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT SETEMPAT

Widyani Putri*, Anggi Alawiyah

Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Jl. Prof Soedarto, S.H., Tembalang,

Semarang

widyani1331@gmail.com

Abstract

You can write your abstract in English here. Remember, you must pay attention to the English
Grammar. Please, don't copy-paste from google translate or another digital translator without
checking it twice. Last, make sure that it has the same meaning as your abstract in Indonesian.

Keywords: Abstract; Grammar

Abstrak

Abstrak merupakan bagian pertama yang akan orang lain baca dari tulisan Anda sehingga
buatlah abstrak sebaik mungkin. Abstrak yang baik akan membuat orang tertarik membaca
tulisan
Anda secara keseluruhan. Tuliskan abstrak secara singkat, lugas, dan menarik. Anda dapat
menuliskan abstrak dalam 125-150 kata saja.

Kata Kunci: Cukup; Tiga; Sampai; Lima Kata

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Dst….

B. Metode Penelitian (jika ada)


C. Pembahasan
D. Penutup
1. Simpulan
2. Saran

Daftar Pustaka

Buku-buku:

Pustaka, Daftar. 2022. Aturan Penulisan Daftar Pustaka. Semarang: Lembaga Pers Mahasiswa
Gema Keadilan (LPM Gema Keadilan).

Jurnal Ilmiah:

Pustaka, Daftar. 2022. “Aturan Penulisan Daftar Pustaka”. Jurnal LPM Gema Keadilan. Volume
13. Nomor 3. 2021.
Skripsi/Tesis/Disertasi/Pidato Ilmiah:

Pustaka, Daftar. 2022. Aturan Penulisan Daftar Pustaka. Semarang: Tesis Magister Ilmu Hukum
Universitas Diponegoro. 2021.

Internet:

Pustaka, Daftar. 2022. Aturan Penulisan Daftar Pustaka. Diakses pada 2 Februari 2022 melalui
https://www.daftarpustaka.com/12345
Lampiran 3. Aturan Penulisan Daftar Pustaka

Catatan:

Daftar pustaka adalah daftar rujukan dari semua kutipan yang digunakan di dalam karya ilmiah.
Perlu diperhatikan, bahwa penulisan daftar pustaka dibuat menggantung (line special: hanging)

1. Buku dengan satu pengarang


Format: NA-TA-JU-KO-PEN
NAma Pengarang (Last name, ….). TAhun Penerbitan. JUdul buku (tulis miring),
edisi (jika ada), volume (jika ada). KOta Tempat Publikasi: PENerbit.

Contoh:

Rahardjo, Satjipto. 1986. Ilmu Hukum. Bandung: Alumni.

Kalau digunakan buku lain dari penulis yang sama, maka cukup diberi garis saja
pada nama penulis.
Contoh:
Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Hukum. Jakarta: UI-Press.
, 1981. Mengenal Sosiologi Hukum. Bandung: Alumni.

Susunan harus menurut abjad nama penulis, dan tidak perlu diberi nomor urut.

Peraturan perundang-undangan, surat-surat kabar, majalah dan seterusnya diletakkan


pada bagian tersendiri.
2. Buku dengan dua pengarang atau lebih
Contoh:
Muladi dan Barda Nawawi Arief. 1984. Teori-teori dan Kebijakan Pidana.
Bandung: Alumni.

3. Buku terjemahan
Contoh:
Iver Mac R.M. 1965. Negara Modern, diterjemahkan oleh Moertono. Jakarta:
Ichtiar

4. Karangan dalam surat kabar, majalah atau bulletin


a. Pertama dicantumkan nama penulis artikel dengan urutan seperti pada buku;
b. Judul artikel ditempatkan antara tanda kutip dan diakhiri dengan titik sebelum
tanda kutip ditutup;
c. Hal tersebut di atas diikuti dengan pencantuman nama Surat Kabar, Majalah atau
Bulletin yang digarisbawahi yang diikuti koma;
d. Tanggal/bulan penerbitan surat kabar, majalah atau bulletin yang diikuti koma;
e. Nomor halaman tempat artikel tersebut dimuat.

Contoh:
Budihardjo, Miriam. “Menuju Suatu DPR yang Bagaimana.” Kompas, 12
November 1998, halaman IV, kolom 5.
5. Buku Asing
Contoh:
Alberty, Horarld. 1953. Reorganizing the High School Curriculum 2nd ed, Vol. 2,
New York: The Macmillan Company.

6. Disertasi
Contoh:
Muladi. 1985. Lembaga Pidana Bersyarat, disertasi doktor. Bandung: Alumni.
Lampiran 4. Aturan Penulisan Catatan Kaki (Footnote)

Kutipan dari sumber dapat berupa kutipan langsung ataupun kutipan tidak langsung
(paraphrasa). Kutipan langsung ialah kutipan yang dilakukan persis dengan sumbernya,
sedangkan kutipan tidak langsung menggunakan kalimat sendiri tanpa mengurangi atau
mengubah isi/arti sumber yang dikutip. Pada umumnya kutipan harus sama dengan aslinya, baik
mengenai kata- katanya, ejaannya maupun mengenai tanda bacanya.

Tata Cara Pembuatan Catatan Kaki

1. Syarat Umum
Syarat-syarat umum pembuatan catatan kaki adalah sebagai berikut :
a. Catatan kaki ditulis pada bagian bawah dari halaman naskah, berbentuk
“footnote” bukan “inside note”.
b. Setiap catatan kaki diberi nomor angka Arab, yakni nomor 1, 2, 3 dan seterusnya.
Di dalam setiap bab, penomoran dimulai dengan nomor 1 lagi, atau dilanjutkan
nomor selanjutnya sampai bab terakhir.

2. Bentuk Catatan Kaki


a. Buku Indonesia
1) Nama kecil, nama keluarga penulis yang diakhiri dengan koma (tidak
dibalik seperti daftar pustaka); gelar kesarjanaan tidak perlu; kecuali ada
nama marga, nama marga ditulis lebih dahulu.
2) Judul buku dicetak miring.
3) Tempat penerbitan titik dua diikuti nama penerbit koma.
4) Setelah koma, dilanjutkan dengan nomor halaman (disingkat hal.) buku
yang dikutip secara langsung, atau di mana pendapat penulis diambil di
dalam bentuk kalimat yang disusun sendiri.

Contoh: Suryono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press,


1981), hal. 71.

b. Buku Asing
Bentuk catatan kaki dari buku asing sama dengan bentuk catatan kaki pada buku
Indonesia.
Contoh: Horarld Alberty, Reorganizing the High School Curriculum, (New York:
The Macmillan Company, 1953), hal. 78.

c. Buku Terjemahan
Contoh: Karl Barth, The Doctrin of The World of God, Terjemahan oleh
Soekanto, (New York: The Macmillan Company, 1936), hal. 23.

d. Artikel Majalah Ilmiah


1) Nama kecil, nama keluarga penulis, yang diikuti koma (tidak dibalik
seperti daftar pustaka); kecuali nama marga, nama marga ditulis lebih
dahulu.
2) Judul artikel di antara tanda kutip, yang diikuti koma sesudah tanda kutip
tutup.
3) Nama majalah ilmiah yang digarisbawahi, penerbit artikel dan diakhiri
koma.
4) Tanggal penerbit majalah ilmiah yang diakhiri dengan koma.
5) Halaman-halaman dari mana informasi diambil.

e. Bahan Pustaka Tanpa Penulis


1) Buku: Daftar Alamat Tempat Pejabat Negara Republik Indonesia,
(Jakarta, Departemen Penerangan RI, 1980), hal. 225.
2) Majalah: So just be, man be, “Populi”, (Number 1, 1981), hal. 6-13.

f. Editor Kumpulan Karangan


Contoh: Kuntjaraningrat, ed, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Jakarta;
Jambatan, 1971), hal.3.

g. Ensiklopedia dan Kamus


Contoh: S. Adiwinata, 1971, Istilah Hukum, Latin Indonesia, Jakarta: PT.
Intermasa, hal. 61.

h. Wawancara
Contoh: Mudjono, Wawancara, Mahkamah Agung, (Jakarta: 18 Desember, 1980).

i. Surat
Contoh: Bambang Sunarto, Surat Pribadi, 14 Maret 1976.
j. Ceramah
Contoh:
Soerjono, Soekanto, Ceramah : “Hukum Lingkungan Suatu Penjajagan”, Fakultas
Hukum Universitas Lampung, (Tanjung Karang, 27 November, 1981), hal. 7.

k. Beberapa Penulis
Contoh: Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori dan Kebijakan Pidana,
(Bandung; Alumni, 1984), hal. 10.

l. Surat Kabar
1) Kompas, 26 Desember 1981, hal. IV.
2) Satjipto Rahardjo,”Kejahatan Sebagai Penyakit Sosial”, (Kompas, 8 Maret
1983), hal. IV.

m. Tulisan yang Tidak Diterbitkan


Contoh: Anwar Anhar, “Masalah Kejahatan Pencolengan di Wilayah Tanjung
Priok”, (Skripsi Sarjana Kriminologi, Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas
Indonesia, 1981), hal. 45.

3. Penghematan/Penyingkatan
Penulisan catatan kaki mengenal penghematan dengan menggunakan istilah Ibid, Op.cit.,
dan Loc.cit.
Ibid, merupakan singkatan dari ibidem, yang artinya di tempat yang sama. Jika suatu
pustaka atau sumber yang baru saja dikutip (belum diselang/belum diselingi
karangan atau sumber pustaka lain) akan dikutip lagi, maka cukup menggunakan
ibid, hal. 100 dengan pengertian bahwa halaman 100 itu bukanlah halaman yang
telah dirujuk pula oleh catatan kaki sebelumnya. Jika ibid, itu merujuk halaman
yang sama dengan karangan yang sebelumnya itu, maka ibid harus diganti dengn
Loc.cit. Ibid, ditulis dengan huruf kursif/miring atau digarisbawahi.
Loc.cit, merupakan singkatan dari Loco citato, yang artinya dikutip dari tempat yang
sama. Bila hendak mengutip halaman yang sama dari karangan atau sumber yang
baru saja dikutip (belum diselang oleh karangan atau sumber lain) maka catatan
kaki cukup disingkat Loc.cit. Loc.cit. ditulis dengan huruf kursif/miring atau
digarisbawahi.
Op.cit, merupakan singkatan dari Opere citato, artinya telah dikutip. Jika suatu pustaka
atau sumber telah dikutip dalam catatan kaki dan telah diselang/diselingi oleh satu
atau beberapa pustaka/sumber lain hendak dikutip lagi, maka penulisan catatan
kakinya dapat disingkat dengan hanya menuliskan pengarangnya saja diikuti
op.cit. ditulis dengan huruf kursif/miring atau digarisbawahi.

Contoh:
1. Richard Nixon, 1980, The Real War, New York: Waener Books Inc, hal. 22.
2. Ibid, hal. 49.
3. Sritua Arif, 1982, The Petroleum Industry and the Indonesian Economy: An
Impact Study, East Bolmain: Resecons, hal. 15.
4. Loc.cit.
5. Richard Nixon, Op.cit., hal. 100.
6. Sritua Arif, Loc.cit.
Catatan kaki 2), ditulis Ibid, hal. 49 artinya merujuk buku sebelumnya (tanpa selang)
yaitu karangan Richard Nixon pada catatan kaki 1).
Catatan kaki 4), ditulis Loc.cit, artinya merujuk buku yang sama dan halaman yang sama
dari catatan kaki sebelumnya, yaitu buku catatan kaki 3). karangan Sritua Arif.
Catatan kaki 5), ditulis Richard Nixon, Op.cit., halaman 100 artinya mengutip kembali
buku yang sama karangan Richard Nixon, dengan merujuk halaman yang sama
atau halaman yang lain (dalam contoh di atas dirujuk halaman yang lain yaitu
halaman 100). Catatan: buku Richard Nixon telah diselang oleh buku karangan
Sritua Arif.
Catatan kaki 6), diselingi penulis lain harus disebutkan nama penulis.

Jika dari penulis yang sama digunakan lebih dari satu buku dan pernah disebutkan
sebelumnya, diselang oleh pengarang sama dengan judul lain, maka cukup ditulis nama
pengarang (kalau ada atau hanya nama keluarga), Op.cit. dan halaman.
Contoh:
1. Oemar Seno Adji, 1973, Hukum (Acara) Pidana Dalam Prospeksi, Jakarta:
Penerbit Erlangga.
2. Oemar Seno Adji, 1972, Hukum Hakim Pidana, Jakarta: Penerbit Erlangga
3. Oemar Seno Adji, Op.cit. hal. 10

Catatan kaki 3), merujuk pada catatan kaki

1.
Lampiran 5. Biodata Penulis (doc/pdf)
BIODATA

A. Identitas Diri
Pas foto
1. Nama lengkap :
terakhir
2. Tempat, tanggal lahir :
(3x4)
3. Alamat :
:
:
4. No. telp/hp :
5. Email :
6. Profesi, Instansi :
:
B. Riwayat Pendidikan
(dimulai dari SD-Pendidikan terakhir/on going)
Tahun Jenjang Tempat
SD/sederajat
SMP/sederajat

C. Riwayat Organisasi (3-5 tahun terakhir)


Tahun Posisi Organisasi
D. Prestasi/Karya (3-5 tahun terakhir)
Tahun Tingkat* Prestasi/Karya

*nasional, internasional, provinsi, dsb.

Kota, Tanggal

ttd

(Nama terang)
Lampiran 6. Klirens Etik Publikasi Ilmiah
Tempat, Tanggal

Kepada Yth.

Redaktur Pelaksana Jurnal Gema

Keadilan di-tempat.

SURAT PERNYATAAN KLIRENS ETIK PUBLIKASI ILMIAH

Sehubungan dengan pengajuan artikel atas nama saya untuk diterbitkan di Jurnal LPM Gema
Keadilan Volume 9 Edisi …, dengan ini saya:

Nama :

Unit/lembaga :

Alamat :

Judul Karya Ilmiah :

Menyatakan bahwa:

1. Saya bersedia mengikuti ketentuan sebagaimana dicantumkan dalam abstraksi Jurnal


LPM Gema Keadilan 2022;
2. Saya menyetujui pemuatan artikel di atas atas nama saya dengan judul tersebut di atas
untuk diterbitkan di Jurnal LPM Gema Keadilan Volume 9 Edisi …;
3. Artikel dimaksud adalah hasil karya saya sendiri yang:
a. Substansinya asli dan bebas dari fabrikasi, falsifikasi, plagiasi, dan/atau
pelanggaran hak cipta;
b. Belum pernah diterbitkan di media publikasi apapun bagi keperluan yang sama.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan jujur dan penuh tanggung jawab.

Penulis,

Materai
10.000

(Nama terang)

Anda mungkin juga menyukai