Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MINI RISET

MK KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh:
1. Lidya Monika(4201131010)
2. Muhammad Khairul Arfan Saragih(4203131054)
3. Novi Puspita(4201130002)

Kelas: PSPK-20 D
Dosen Pengampu: Wira Firmansyah S.Pd M.Pd
Mata Kuliah: Kewarganegaraan
Jurusan: Pendidikan Kimia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIMED 21/22
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas Mini riset dengan judul “Perilaku Konstisional” dengan tepat waktu.

Mini riset disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Perilaku Konstisional bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wira Firmansyah S.Pd M.Pd Selaku dosen MK
Kewarganegaraan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari Mini Riset ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan Mini riset ini.

Medan,21-November-2021

Penulis

i
Daftar Iai

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................. ... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1


B. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 2
C. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 2

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN .................................................................................... 3

A. Uraian Masalah ....................................................................................................... 3


B. Subjek Penelitian0 .................................................................................................. 7

BAB III METODE PELAKSANAAN ........................................................................................ 9

A. Metode Penelitian ................................................................................................... 9


B. Subjek Penelitian .................................................................................................... 9
C. Langkah Penelitian.................................................................................................. 9
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 10
E. Assesment Data ....................................................................................................... 10

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................12

A. Analisa Pembahasan ............................................................................................... 12


B. Kekuatan Penelitian ................................................................................................ 16
C. Kelemahan Penelitian ............................................................................................. 16

BAB V PENUTUP .........................................................................................................17

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 17
B. Saran ...................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................18

ii
Bab 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai ketatanegaraan. Berdirinya sebuah
negara tidak lepas dari adanya konstitusi yang mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar
tertulis yang lazim disebut Undang-Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Konstitusi merupakan
dasar dari tatanan hukum sebuah negara, yang di dalamnya terdapat perlindungan terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM) dan mengatur tentang distribusi kekuasaan (Distribution of Power) dalam
penyelenggaraan negara.Konstitusi biasanya juga disebut sebagai hukum fundamental negara, sebab
konstitusi ialah aturan dasar. Aturan dasar yang nantinya akan menjadi acuan bagi lahirnya aturan-
aturan hukum lain yang ada dibawahnya. Konstitusi dalam arti formal adalah suatu dokumen resmi,
seperangkat norma hukum yang hanya dapat diubah di bawah pengawasan ketentuan-ketentuan khusus,
yang tujuannya adalah untuk menjadikan perubahan norma-norma ini lebih sulit. Konstitusi dalam arti
material terdiri atas peraturan peraturan yang mengatur pembentukan norma-norma hukum yang
bersifat
umum, terutama pembentukan undang-undang.Jimly Asshiddiqie mengatakan dalam bukunya,
konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.Penting
bagi sebuah negara memiliki konstitusi sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan sebuah negara.
Untuk itu dalam penyusunan konstitusi harus merupakan hasil dari nilai-nilai dan norma berbangsa dan
bernegara yang hidup dalam masyarakat. Dengan demikian, penyusunan konstitusi menjadi sebuah
pekerjaan yang mendasar bagi sebuah negara untuk menentukan sistem hukumnya.
Di Indonesia, konstitusi yang digunakan merupakan konstitusi tertulis yaitu Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau biasa disebut UUD 1945. UUD 1945 pertama kali
disahkan sebagai konstitusi negara Indonesia dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945. Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan mempertegas kedudukan Undang-Undang Dasar sebagai
sebuah Hukum Dasar.
Pengetahuan konstitusi (constitution) secara intensif telah muncul sejak abad ke-4 sebelum Masehi. Hal
itu dimulai dengan penyelidikan oleh Aristoteles/Aristotle (384-322 sebelum Masehi) mengenai
konstitusi (politeia) terhadap 158 negara kota (polis) dari 186 negara kota (polis) di zaman Yunani kuno
yang berjaya dari abad ke-6 sebelum Masehi sampai dengan abad ke-2 sebelum Masehi. Hasil
penyelidikan Aristoteles/Aristotle tersebut dituangkan dalam bukunya Politica (Politics). Pengetahuan
konstitusi berubah menjadi pengantar studi hukum konstitusi oleh Prof. Albert Venn Dicey (1835-1922)
yang dituangkan dalam bukunya An Introduction to Study of The Law of The Constitution (1885). Pada
tahun 2007 oleh Astim Riyanto di depan suatu komunitas akademisi di suatu universitas di Indonesia,
yang dituangkan dalam suatu makalah, dideklarasikan hukum konstitusi (the law of the constitution)
menjadi ilmu hukum konstitusi (science of the law of the constitution). Pendeklarasian hukum konstitusi
menjadi ilmu hukum konstitusi dipimpin oleh pakar Hukum Tata Negara Indonesia Sri Soemantri
Martosoewignjo.
Menurut latar belakang yang dipaparkan diatas kami melakukan sebuah riset tentang pengetahuan
Mahasiswa mengenai konstitusi dan pengetahuan mereka tentang konstitusi
Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui seberapa sadar dan peka mahasiswa terhadap pengetahuan Konstitusi
Manfaat Penelitian

1
Supaya Pembaca dapat teredukasi tentang seberapa pentingnya edukasi mengenai Konstitusi

Bab 2 KAJIAN TEORI


Uraian Masalah
Di Indonesia ini sudah sangat krisis mengenai hukum dan konstitusi sesuai dengan fenomena
sekarang oleh karena itu masalah mengenai pengetahuan konstitusi ini diambil supaya tidak terlalu
krisis Konstitusi Indonesia terutama Mahasiswa sebagai pilar penegak hukum Indonesia
Subjek Penelitian
Para pelajar khususnya mahasiswa mahasiswa aktif

2
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang merupakan desain penelitian yang
bersifat alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha memanipulasi setting penelitian, melainkan
melakukan survey.
Alasan menggunakan metode penelitian kualitatif adalah sebuah fenomena yang kompleks dapat
diakomodasi dengan menggunakan metode yang terbuka dan penggunaan teori hanya berfungsi
mengembangkan sensitivitas peneliti untuk memandu jalannya penelitian dan mengungkapkan
permasalahan yang diteliti (Mirra N. Milla, 2010). Data yang muncul dalam penelitian kualitatif ini
berbentuk ungkapan kata (informasi) yang di sampaikan responden kepada peneliti dan akan di
akomodasi untuk mendapat hasil yang sesuai.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini ialah masyarakat Indonesia yang dominannya hasil kuisioner berasal responden
mahasiswa. Sampel responden yang mengisi kuisioner pada penelitian ini ialah 30 orang.

C. Langkah Penelitian

Langkah penelitian dilakukan melalui berbagai tahap yaitu:


1. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan untuk merancang jumlah sampel dan populasi dan membuat instrument
penelitian.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan pembuatan angket/kuesioner dan menetapkan instrument penelitian.
3. Evalusi
Pada tahap ini dilakukan menganalisis dan mengolah data yang telah dikumpulkan.
4. Penyusunan laporan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan dan membuat laporan dari hasil penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah pertanyaan berupa kuesioner yang dibuat melalui
google form mulai pada tanggal 15 November 2021 hingga 21 November 2021. Teknik pencatatan

3
untuk kuesioner ini berupa notifikasi dari email. Peneliti mencari sumber literatur mengenai Perilaku
Konstitusional.
Angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
yang diperoleh dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui
(Suharsimi, 2010). Dalam penelitian ini angket/kuesioner dibagikan kepada para masyarakat Indonesia
dengan total instrument sebanyak 30 responden.

E. Assesment Data
Pada penelitian ini dilakukan teknik analisis data sebagai berikut:
1. Editing adalah proses memeriksa keabsahan jawaban responden terhadap pernyataan
angket/kuesioner.
2. Scoring merupakan proses pemberian bobot terhadap jawaban-jawaban responden dari item
pernyataan yang terdapat dalam ankget/kuesioner.
3. Tabulating merupakan proses perhitungan terhadap jawaban-jawaban item pernyataan dalam angket
dan pemindahan ke dalam table.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisa Pembahasan
Berikut adalah hasil pengisian kuisioner yang telah kami buat. Yang mana pada kuisioner ini, kami
memperoleh 30 responden yang berbeda-beda.
Usia Responden

18 4

4
19 23

20 3

Dari 30 orang responden tersebut, peneliti menemukan dan merangkap jawaban-jawaban dari
para responden yang telah diisi pada kuisioner yang dibagikan.
1. Bentuk Perilaku Konstitusional Sebagai Warga Negara

Pada pertanyaan nomor 1 ini, dari 30 responden sebanyak 66,7% dan 13,3% dengan total
menjadi 80% menjawab bahwa yang bukan termasuk perilaku konstitusional warga negara
ialah tidak membayar pajak. Artinya secara umum sudah banyak dari responden yang
mengetahui bentuk-bentuk dari perilaku konstitusional yakni 24 orang. Adapun sisanya yang
menjawab salah ialah sebanyak 10% menjawab mengakui dan menghargai hak asasi oranglain
serta 10% lainnya menjawab menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, membayar
pajak tepat waktu, dan tidak main hakim sendiri.

2. Bentuk Perilaku Konstitusional dari MPR

5
Pada pertanyaan nomor 2 ini, dari 30 responden sebanyak 53,3% dan 3,3% dengan total
sebanyak 56,6% menjawab semua benar dan itu artinya sebagian besar responden sebanyak 17
orang sudah mengetahui bentuk perilaku konstitusional dari MPR. Sedangkan sisanya sebanyak
20% menjawab mengubah dan menetapkan UUD, sebanyak 6,6% menjawab B dan C benar,
sebanyak 3,3% menjawab melantik presiden dan wakil presiden, sebanyak 10% menjawab
memberhentikan presiden dan wakil presiden, dan sebanyak 3,3% menjawab tidak ada yang
benar (ini merupakan jawaban salah).

3. Contoh Perilaku Konstitusional dalam Kehidupan Sehari-hari

Pada pertanyaan nomor 3 ini, dari 30 responden sebanyak 40% dan 10% dengan total 50%
(sebanyak 15 responden) menjawab perlu, sedangkan 30% menjawab sangat perlu, 10%
menjawab tidak perlu, 6,7% menjawab mungkin, dan 3,3% menjawab kadang-kadang. Pada
hakikatnya berperilaku konstitusional dalam kehidupan sehari-hari ialah sangat perlu, sehingga
dari hasil jawaban responden berarti belum memaksimalkan berperilaku konstutisional dalam
kehidupan sehari-hari.

4. Analisis Pencerminan Perilaku Konstitusional yang Baik Sebagai Warga Negara Indonesia

6
Pada pertanyaan nomor 4 ini, dari 30 responden sebanyak 36,7% (11 orang) menjawab kadang-
kadang. Artinya masih banyak yang belum konsisten dalam mencerminkan perilaku
konstitusional sebagai warga negara Indonesia. Sedangkan sisanya sebanyak 30% menjawab
sudah, sebanyak 26,6% menjawab cukup, sebanyak 6,7% menjawab selalu, dan sebanyak 0%
menjawab belum.

5. Tanggapan Mengenai Perilaku Konstitusional Atas Pertanyaan Nomor 4


Pada pertanyaan nomor 5 ini, dari 30 responden menjawab dengan pendapatnya masing-masing
seperti menghargai HAM orang lain, tidak main hakim sendiri dan menghormati orang lain,
dengan menerapkan sikap adil kepada sesama, menghargai suku, rasa, dan agama, tetap
mengerjakan dan menjaga hak dan kewajiban sebagai warga negara, membayar pajak, berlaku
sesuai dengan hukum negara Indonesia, bertindak untuk tidak merugikan orang lain, serta
menjunjung tinggi keadilan ,menaati atau mematuhi peraturan yang ada, mengikuti pemilu,
melaksanakan dan menjalankan pendidikan. Dari semua tanggapan responden sudah sangat
baik dan benar. Namun ada juga sebanyak 3 responden yang menjawab tidak sesuai dengan
pertanyaan.

6. Pelanggaran Perilaku Konstitusional

7
Pada pertanyaan nomor 6 ini, dari 30 responden sebanyak 53,3% dan 10% dengan total 63,3%
menjawab semua benar. Artinya sebanyak 19 orang sudah memahami apa-apa saja yang
termasuk ke dalam pelanggaran perilaku konstitusional. Sedangkan sebanyak 16,3% menjawab
ketidak adilan aparat huku, sebanyak 13,3% menjawab korupsi, sebanyak 6,7& menjawab
kemiskinan dan 0% menjawab kurangnya pemerataan pendidikan.

7. Pemegang Peranan Penting dalam Berperilaku Konstitusional

Pada pertanyaan nomor 7 ini, dari 30 responden sebanyak 56,7% dan 6,7% dengan total 63,4%
menjawab lembaga penyelenggara dan warga negara. Artinya sebagian besar sebnayak 19
orang sudah benar karena yang memegang peranan penting ialah keduanya antara lembaga
penyelenggara dan warga negara. Sedangkan sebanyak 26,7% menjawab warga negara saja,
sebanyak 3,3% menjawab lembaga penyelenggara, sebnayak 3,3% menjawab polisi dan
sebanyak 3,3% menjawab badan hukum.

8. Tanggapan Mengenai Aparat Pemerintah dalam Mencerminkan Perilaku Konstitusional

8
Pada pertanyaan nomor 8 ini, dari 30 responden sebanyak 46,7% dan 10% dengan total56,7%
menjawab belum. Artinya sebagian besar responden sebanyak 17 orang merasa aparat
pemerintah belum melaksanakan hak dan kewajibannya dalam berperilaku konstitusional
dengan baik. Ada banyak hal lagi yang harus diubah dan ditingkatkan demi pemerintahan
Indonesia terjalan dengan baik. Sedangkan sebanyak 23,3% menjawab kadang-kadang,
sebanyak 13,3% menjawab cukup, sebanyak 3,3% menjawab sudah dan sebanyak 3,3%
menjawab selalu.

9. Penjelasan Terkait Alasan Jawaban Soal Nomor 8


Pada pertanyaan nomor 9 ini, dari 30 responden menjawab dengan pendapatnya masing-masing
seperti masih banyak terjadi penyelewengan hak dan kewajiban, banyak terjadi pelaksanaan
hukum yang tidak merata, proses hukum sering dijumpai tajam kebawah tumpul keatas, banyak
korupsi dan nepotisme,masih banyak pemerintah yang tidak menjalankan tugasnya mengatas
namakan kontitusional yang mengedepankan rakyat, banyak rakyat yang termakan janji
pemerintah, bahkan merugikan rakyat. Namun terdapat 3 orang yang memberikan jawaban
tidak sesuai.

10. Sikap DPR dalam Berperilaku Konstitusional

9
Pada pertanyaan nomor 10 ini, dari 30 responden sebanyak 43,3% dan 3,3% dengan total 47,3%
menjawab membentuk Undang-Undang, artinya sebagian besar sudah benar. sedangkan
sebanyak 23,3% menjawab tidak main hakim sendiri, sebanyak 16,7% menjawab membayar
pajak, sebanayak 10% menetapkan UUD dan sebanyak 3,3% melantik presiden.

B. Kekuatan Penelitian
Pada penelitian ini kami menggunakan kuisioner sebagai teknik pengumpulan data. Yang berisi
angket berupa berbagai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengenai gaya belajar dan gaya berpikir.
Kuisioner ini mendapatkan hasil dari 30 orang responden yang mana dengan adanya kuisioner ini dapat
mengungkapkan pendapat dari berbagai responden mengenai pemahaman mereka. Selain itu, dengan
menggunakan kuisioner menyebabkan terjaganya objektivitas responden dari pengaruh luar terhadap
satu permasalahan yang diteliti serta dapat dapat menjaring informasi dalam skala luas dengan waktu
yang cepat. Sehingga dapat mengumpulkan tanggapan dalam waktu singkat sekaligus mengelola data
dengan menganalisis jawaban dari tiap responden.

C. Kelemahan Penelitian
Penelitian ini tidak mengetahui secara langsung bagaimana responden dalam proses mengisi
kuisioner serta tidak ada batasan waktu dalam pengisian kuisioner tersebut. Selain itu dengan jumlah
30 responden masih standar dalam pengisian kuisioner.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

10
Konstitusi atau Undang-undang Dasar atau disingkat UUD dalam negara adalah sebuah norma
sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara—biasanya dikodifikasikan sebagai
dokumen tertulis. Konstitusi berfungsi dalam mempertahankan stabilitas dan keberlangsungan struktur
politik dan hukum serta prinsip dasar yang menjadi pedoman serta diformulasikan dalam bentuk
tertulis.Serta Pembentukan Konstitusi Yang bersifat bertahap dan penuh dengan uji bahkan banyak
aspek yang harus dipastikan dalam memuat sebuah konstitusi ataupun landasan negara karena dalam
berbangsa dan bernegara keadilan adalah aspek utama sehingga terjadi banyak perubahan konstitusi
seperti UUD NRI 1945 yang mengalami perubahan selama 4x meski harus diubah kembali ke UUD
1945 akan tetapi tetap saja banyak perubahan serta pengujian dalam membentuk konstitusi berikut.
Karena apabila tidak dilakukan banyak pengujian maka sistem demokrasi ataupun konstitusi akan
kembali ke era kerajaan inggris dulu dimana kekuatan sebagai sistem konstitusi sehingga mereka yang
paling kuat memiliki kebebasan untuk mengalahkan mereka yang lemah.
B. Saran

Negara Indonesia ini membutuhkan kepastian meskipun era konstitusi dahulu sudah lewat akan tetapi
banyak masalah di Negeri ini meskipun sudah banyak aturan bahkan mahkamah konstitusi sudah
dibentuk akan tetapi masih banyak saja masalah yang dilakukan oleh para petinggi negara sehingga
saran dari kelompok kami yaitu menambah keketatan dari konstitusi negara ini untuk menambah efek
jera kepada petinggi negara yang menyalahi aturan.

Daftar Pustaka

11

Anda mungkin juga menyukai