Anda di halaman 1dari 12

EDITORIAL

“ Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah produksi media PR “

Di susun oleh ;

Kelompok 2

1. Aning Prasitiya (2020501036)

2. Arinaldo Jefry (2020501037)

3. Annisa Nurjannah (2020501038)

4. Resdia Dewidianto (2020501039)

5. Sri Rosmaryamalis Dewi (2020501040)

Dosen Pengampuh : Sri Hertimi, M.Si

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANGTAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalmmualaikum warhmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Editorial” penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Sri Hertimi, M.Si pada bidang studi komunikasi dan penyiaran islam
mata kuliah produksi media PR.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai editorial kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
yang jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami perbuat dimasa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.
Walaikummusalam warahmatullahi wabarakatuh

Palembang, 16 Oktober 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Pengertian Editorial ........................................................................................................... 2
B. Tujuan, Ciri – ciri dan Jenis Editorial................................................................................ 3
C. Kriteria Editorial dan Sikap Redaktur Media .................................................................... 5
D. Langkah – langkah menulis Editorial atau Tajuk Rencana ............................................... 6
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................... 8
A. Kesimpulan........................................................................................................................ 8
B. Saran .................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Editorial atau tajuk rencana merupakan bagian tradisional dari surat kabar, majalah,
radio dan televisi. Untuk media televisi, misalnya editorial yang telah dipublikasikan melalui
surat kabar Media Indonesia, kemudian dikupas ulang dalam bedah kasus editorial di Metro
TV, dimana masyarakat dapat memberikan tanggapan dan respon langsung terhadap isi dari
opini redaksi tersebut.

Dalam surat kabar, tajuk rencana baru muncul seabad lalu yang dimulai di Amerika.
Pada saat itulah penulisan tajuk rencana ditemukan menjadi terkenal ketika konsep penulisan
berita secara objektif mulai menjadi keharusan. Dalam surat-surat kabar, tajuk rencana
biasanya ditempatkan di halaman opini yang dirangkum oleh awak media yang ditunjuk
dalam rapat redaksi. Ia menempati sebuah kotak dua kolom yang memanjang ke bawah dan
diletakkan disebelah pojok kiri atas halaman. Karena kekuatan atau kelemahan opini-opini
dan semangat yang dinyatakan dalam tajuk rencana tentang suatu isu merupakan pernyataan
seorang pribadi, tajuk rencana mencerminkan kepribadian – kepribadian mereka yang
menulisnya (apakah ia pemimpin redaksi atau seorang redaktur yang ditugasi menulis tajuk
rencana), meskipun ia dimaksudkan sebagai cerminan pendirian suatu koran.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian editorial/tajuk rencana?

b. Bagaimana ciri-ciri dan tujuan dari editorial?

c. Apa saja kriteria penulisan editorial?

d. Bagaimana langkah-langkah menulis editorial?

C. Tujuan
a. Mengetahui definsi dari editorial

b. Memahami ciri-ciri dan tujuan dari editorial

c. Memahami kriteria dalam penulisan editorial

d. Memahami langkah-langkah dari penulisan editorial

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Editorial
Editorial atau Tajuk rencana adalah sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap
masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Opini berisi pendapat dan
sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal,
atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang dituliskan dalam editorial,
diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang
bersangkutan. Menulis tajuk memerlukan situasi dan kondisi tertentu yang sangat
dipengaruhi oleh peristiwa atau kejadian dalam pemberitaan sehari-hari. Tajuk tidak bisa
mengupas suatu kejadian yang sudah lama berlangsung.

Media massa menamakan editorialnya dengan berbagai macam sebutan yaitu Selamat
Pagi, Pokok Berita, Wawasan, dan sebagainya. Semua nama dari editorial tersebut tentu
memiliki maksud tertentu, misalnya agar pembaca tidak bosan ataupun untuk memberi
nuansa lain. apapaun maksudnya, editorial tetap menjadi refleksi keberadaan media tersebut
hadir ditengah-tengah masyarakat. Alasan- alasan, prinsip-prinsip dan latar belakang
jurnalistiknya dapat diteropong melalui editorial tersebut. Oleh karena itu penulis editorial
haruslah orang yang mengerti betul, bahkan menjiwai visi dan misi surat kabar yang
bersangkutan.

Mengapa editorial atau tajuk rencana pada surat kabar telah menjadi bagian pyang
penting kehadirannya ditengah-tengah masyarakat. Menurut Sudirman Tebba, “Tajuk akan
menjadi sumber pengetahuan yang akan diteruskan dalam fungsi aksi social. Tajuk yang
kredibel, sekaligus menjadi pembanding atas pemikiran dan persepsi terhadapa masalah yang
sama, sehingga dapat memperkuat pikiran ataupun sebaliknya. Sikap media terhadap masalah
juga tergantung kepada ideology ataupun orientasi segmen konsumen.”

Isu atau opini editorial harus berdasarkan fakta dan data dengan nilai kebenaran yang
akurat. Ini dimaksudkan sebagai dasar yang menggambarkan realitas, sehingga editorial
mampu mengajak pembaca melihat permasalahan yang sesungguhnya.

Pada akhirnya diharapkan pembaca dapat menilai sendiri kondisi yang sebenarnya.
Disini kepiawian redaksi diuji dalam mengulas dan menganalisis suatu permasalahan untuk
turut memberikan solusi.

2
Menurut Lyle Spencer dalam bukunya “Editorial Writing” yang dikutip oleh Dja’far
H. Assegaff dalam bukunya “Jurnalistik Masa Kini”, tajuk rencana merupakan pernyataan
mengenai fakta dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan
bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita
yang menonjol sebegitu rupa sehingga bagi kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak
pentingnya arti berita yang ditajukkan tadi (Dja’far H. Assegaff : 1991).1

B. Tujuan, Ciri – ciri dan Jenis Editorial


Tajuk rencana merupakan suara lembaga maka tidak ditulis dengan mencantumkan
nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features. Idealnya tajuk rencana adalah
pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi proses sebelum
penulisan tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin
redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk
menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di
masyarakat atau dalam kebijakan pemerintah. Maka setelah tercapai pokok- pokok pikiran,
dituangkanlah dalam sikap yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk
dalam rapat. Dalam Koran harian bisanya tajuk rencana ditulis secara bergantian, namun
semangat isinya tetap mecerminkan suara bersama setiap jajaran redakturnya. Dalam proses
ini reporter amat jarang dilibatkan, karena dinilai dari segi pengalaman serta tanggung
jawabnya yang terbatas.

Dalam penulisan editorial mula-mula anda harus menentukan tujuannya. Sehubungan


dengan itu empat tujuan editorial telah dikemukanan oleh William Pinkerton dari Harvard
University. Keempat tujuan tersebut sebagai berikut :

a. Editorial menjelaskan kejadian-kejadian penting kepada para pembaca. Editorial berfungsi


sebagai guru, menerangkan bagaimana suatu kejadian tertentu berlangsung, faktor-faktor apa
yang diperhitungkan untuk menghasilkan perubahan dalam kebijakan pemerintah, dengan
cara bagaimana kebijakan baru akan mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi suatu
masyarakat.

b. Untuk memperlihatkan kelanjutan suatu peristiwa penting, editorial dapat menggambarkan


kejadian tersebut dengan latar belakang sejarah, yaitu menghubungkannya dengan sesuatu
yang telah terjadi sebelumnya.

1
Assegaf, Dja’far H. Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Ke Praktek Kewartawanan. Jakarta : Ghali Indonesia.

3
c. Suatu Editorial kadang kadang menyajikan analisis yang melewati batas berbagai peristiwa
sekarang dengan tujuan meramalkan sesuatu yang akan terjadi pada masa datang.

d. Menurut tradisi lama, para penulis editorial bertugas mempertahankan kata hati
masyarakat. Mereka diharapkan mempertahankan isu-isu moral dan mempertahankan posisi
mereka. Merek berkata kepada pembacanya tentang sesuatu yang benar dan salah.

Dilihat dari perspektif yang sedikit berbeda, tujuan editorial dibagi dalam tiga kategori yaitu :

a. Mengajarkan atau menjelaskan kepada pembaca bahwa mereka dapat berperan dalam
banyak editorial. Prinsip menjelaskan yang baik adalah kejelasan, kesempurnaan dan
ketepatan. Dalam penjelasan, penekanan bukan pada pengalaman atau penilaian seseorang,
melainkan pada penyajian fakta dan gagasan yang objektif dan tanpa prasangka. Umumnya
editorial tidak selalu menjelaskan, tetapi kadang-kadang memusatkan pada informasi,
misalnya sebuah editorial brfungsi melaporkan informasi yang kurang tepat untuk dimuat
pada halaman berita.

b. Umumnya editorial menawarkan solusi spesifik untuk suatu masalah yang dirasakan.
Mereka mengharapkan tindakan segera daripada pemahaman situasi. Sebuah editorial dapat
memberikan kepemimpinan dalam membawa perubahan dalam kebijakan.

c. Selain menjelaskan dan meyakinkan (persuasif), editorial bisa juga menilai peristiwa.
Berbeda dengan penjelasan yang menyajikan fakta-fakta objektif dan bisa dibuktikan,
penilaian bersifat subjektif, sebagai ungkapan suatu sudut pandang yang tidak dapat
diverifikasi secara bebas, penilaian tetap merupakan persoalan penilaian.

Ciri – ciri umum tajuk rencana :

a. Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan

b. Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat

c. Biasanya berskala masional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana, apabila
berita tersebut memberi dampak kepada nasional

d. Tertuang pikiran subyektif redaksi

4
Jenis-jenis Tajuk Rencana :

a. Tajuk rencana yang memberikan informasi semata

b. Tajuk rencana yang bersifat menjelaskan

c. Tajuk rencana yang bersifat memberikan argumentasi

d. Tajuk rencana yang menjuruskan timbulnya aksi

e. Tajuk rencana yang bersifat jihad

f. Tajuk rencana yang bersifat membujuk

g. Tajuk rencana yang bersifat memuji

h. Tajuk rencana yang bersifat menghibur

C. Kriteria Editorial dan Sikap Redaktur Media


Josep Pulitzer menyebutkan beberapa kriteria editorial diantaranya:

a. Clearness of style ( jelas dalam gaya)

b. Moral purpose (tujuan yang bermoral)

c. Sound Reasoning ( pertimbangan yang sehat)

d. Power of influence public opinion (daya untuk mempengaruhi opini public)

Dalam penulisan editorial menurut Akhmansyah Naina, para redaktur surat kabar dapat
bersikap sebagai berikut:

a. Bersifat Favorable apabila isinya mendukung dan menyetujui suatau maslah atau kejadian
yang sedang actual atau penting pada zamannya.

b. Bersifat unfavorable apabila menentang atau tidak menyetujui atau kejadian yang sedang
actual pada zamannya

c. Bersifat netral apabila hanya memberi informasi tentang suatu masalah atau suatu
peristiwa, tanpa memberikan penilaian, sikap, dan pandangannya terhadap masalah atau
peristiwa.

5
D. Langkah – langkah menulis Editorial atau Tajuk Rencana
a. Memilih (selecting)

Pada langkah pertama, pilihlah isu-isu yang hendak diangkat. Perlu pertimbangan tersendiri
untuk menentukan isu apa yang hendak diangkat. Perbedaan pertimbangan inilah yang
membedakan pengangkatan isu setiap media berbeda-beda. Misalnya saja, pada kamis, 7
september 2007, media indonesia mengangkat masalah buruknya kompetensi transportasi di
indonesia. Sementara seputar indonesia mengangkat masalah siginifikansi APEC.

b. Mengumpulkan (collecting)

Tahap berikutnya, kumpulkan pendukung yang akan memperkuat opini yang hendak
disampaikan. Pendukung berupa fakta-fakta seputar topik yang diangkat ini akan memberi
nilai objektivitas pada tulisan daripada sekadar opini belaka. Untuk memberikan nilai yang
lebih kuat, kumpulkanlah pendapat-pendapat yang berotoritas agar opini yang hendak
dikemukakan lebih berbobot.

c. Mengaitkan (connecting)

Langkah ketiga ialah menghubungkan atau mengaitkan. Sebelum menyusun draf editorial,
rembukkan dulu dengan anggota redaksi (ingatlah bahwa editorial itu mewakili sikap media
terkait). Isi editorial yang disampaikan harus jelas dan menyampaikan detail-detail yang
akurat, dilengkapi dengan contoh-contoh pendukung. Berikan argumen yang kuat pada awal
dan akhir editorial. Dalam hal ini, argumen yang dipertentangkan, berikut kelemahan-
kelemahannya dapat ditunjukkan. Jangan lupa, tawarkan solusi pada akhir editorial.

d. Memperbaiki (correcting).

Akhirnya, lakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap hasil tulisan tersebut. Editorial itu
harus jelas dan bertenaga. Tapi jangan sampai menyerang pihak lain. Upayakan pula untuk
tidak terlalu mengajari. Susunan paragraf sebaiknya ringkas dan lugas. Sekali lagi, berbagai
contoh dan ilustrasi akan bermanfaat. Apalagi kutipan-kutipan yang berbobot, akan
menguatkan opini kita. Yang lebih penting lagi, kemukakan semua dengan jujur dan akurat.

Ada beberapa struktur yang bisa digunakan untuk menyusun sebuah editorial. Berikut ini
salah satunya :

6
a. "Lead" dengan penjelasan yang objektif terhadap isu/kontroversi tertentu. Jangan lupa
menyertakan prinsip 5W 1H.

➢ Tariklah beragam fakta dan kutipan dari bahan-bahan yang relevan.

➢ Untuk memperkuat posisi, lakukan riset tambahan seperlunya.

b. Kemukakan opini oposisi terlebih dahulu.

Sebagai penulis editorial, anda tidak seharusnya menyetujui opini yang mengemukan
identifikasikan pihak-pihak yang bertentangan dengan anda.

➢ Gunakan beragam fakta dan kutipan untuk menyatakan opinin mereka secara objektif.

➢ Berikan posisi oposisi yang kuat. Anda tidak akan mendapat apa pun kalau menyanggah
posisi yang lemah.

c. Sanggah keyakinan pihak oposisi secara langsung. Sebelum benar-benar menyanggah,


artikel dapat diawali dengan sebuah transisi.

➢ Tariklah fakta-fakta dan kutipan-kutipan dari orang-orang lain yang mendukung posisi
Anda.

➢ Akui poin yang valid dari pihak oposisi yang akan membuat Anda tampak rasional, yang
mempertimbangkan seluruh pilihan.

d. Berikan alasan/analogi asli lainnya. Untuk mempertahankan posisi anda, berikan alasan
yang disajikan dalam urutan semakin kuat.

e. Simpulkan dengan tegas, berikan solusi dari masalah atau tantang pembaca untuk
berbagian memecahkan masalah.

➢ Sebuah kutipan akan efektif, khususnya jika berasal dari sumber terpercaya.

➢ Pertanyaan retoris dapat menjadi simpulan yang efektif juga. Sebab sering kali pertanyaan
seperti ini menyadarkan kalangan tertentu.

7
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Editorial atau Tajuk rencana adalah sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap
masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. opini berisi pendapat dan
sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal,
atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi
diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang
bersangkutan. Menulis tajuk memerlukan situasi dan kondisi tertentu yang sangat
dipengaruhi oleh peristiwa atau kejadia dalam pemberitaan sehari-hari. Tajuk tidak bisa
mengupas suatu kejadian yang sudah lama berlangsung.

Tajuk rencana merupakan suara lembaga maka tidak ditulis dengan mencantumkan
nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features. Idealnya tajuk rencana adalah
pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi proses sebelum
penulisan tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin
redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk
menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di
masyarakat atau dalam kebijakan pemerintah.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan langkah awal
yang masih banyak memerlukan perbaikan. Karena itu kami sangat mengharapkan
tanggapan, saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah yang selanjutnya.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

8
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf, Dja’far H. 1991. Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Ke Praktek Kewartawanan.
Jakarta : Ghali Indonesia.

Panuju, Redi. 2005. Nalar Jurnalistik : Dasarnya Dasar Jurnalistik. Malang : Bayumedia

Sumadiria, Haris. 2005. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, Panduan Praktis dan Jurnalis
Profesional. Bandung : Simbiosis Rekatama Media.

Wulandari, Yosi (2014). "TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN MEDIA INDONESIA
MENGUPAS NASIB TKI: Analisis Perbandingan Stuktur
Teks". Bahastra. 32 (1):83. ISSN 2548-453.

Dollah, Baharuddin (April 2014). "Kecenderungan Isi Tajuk RencanaSurat Kabar: Media
Indonesia, Fajar dan Tribun Timur Periode Desember 2013" (PDF). Jurnal
Pekommas. 17 (1):55 56. ISSN 2502-1907.

Anda mungkin juga menyukai